2/16/2015 Damandiri Online
http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?id=803 1/4
MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN PENDEKATAN
AGROPOLITAN (STUDI KASUS KABUPATEN BANYUMAS )
Laporan: SULISTIONO
Pembangunan wilayah adalah suatu proses perubahan terencana ke arah semakin tersedianya alternatifalternatif bagi setiap orang untuk memenuhi tujuantujuan yang paling humanistik sesuai dengan perkembangan tata nilai dan normanorma yang dijunjung tinggi di dalam masyarakat.Tolok ukur kinerja pembangunan wilayah : a. Pemerataan, b.Pertumbuhan, c. keterkaitan, d. keberimbangan, e. kemandirian, dan f. keberlanjutan. Konsep Pembangunan wilayah dengan basis pengembangan kotakota pertanian atau yang lebih dikenal dengan agropolitan, menjadi pilihan utama Pemerintah Daerah, dalam melaksanakan otonominya.
Oleh:
SULISTIONO SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
COVER
PENGANTAR RIWAYAT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penekanan pembangunan pada sektor modern perkotaan telah terbukti meningkatkan pertumbuhan di sektor dan lokasi yang hanya memiliki tingkat produktifitas tinggi. Laju pertumbuhan investasi dan akumulasi modal hanya terpusat di sektor modern tersebut. Konsep tersebut menginspirasikan terbentuknya pusatpusat pertumbuhan di perkotaan (growth pole economy). Diharapkan dengan terbentuknya pusatpusat pertumbuhan tersebut akan terjadi proses penetesan pembangunan ke daerahdaerah belakang (trickle down process) dan pemerataan akan terjadi secara "otomatis" dari kutubkutub pertumbuhan ke daerah belakang tersebut (hinterland).
Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pengembangan Wilayah
Dalam UndangUndang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batasbatas spesifik tertentu dimana komponenkomponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis.
Tata Ruang Wilayah dan Tata Guna Tanah Pariwisata
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
2/16/2015 Damandiri Online
http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?id=803 2/4
Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Analisis Data
Analisis Potensi Pengembangan Pariwisata
Analisis Pengembangan Pariwisata Terhadap Pengembangan Wilayah Arahan Strategi Pengembangan Kawasan
HASIL dan PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Proses analisis komponen utama terhadap kecamatankecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas yang didasarkan pada data Potensi Desa (PODES) tahun 2003 yang sudah distandarisasi dengan PODES tahun 2006 dan sensus pertanian tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), susenas tahun 2006, kabupaten dalam angka tahun 2006. Pada mulanya variabel indikator yang digunakan (hasil dari analisis rasio, indek diversitas entropy, pangsa, LQ, persentase) sebanyak seratus dua puluh variabel indikator yang selanjutnya disederhanakan menjadi tiga puluh enam indeks komposit. Semua variabelvariabel dasar yang digunakan dalam menganalisis tipologi wilayah berdasarkan karakteristik khas yang dimiliki wilayah Kabupaten Banyumas. Dalam proses analisis dilakukan seleksi variabel berdasarkan pertimbangan kelengkapan data dan kemampuan variabel tersebut dalam menjelaskan keragaman karakteristik wilayah, yang dalam hal ini unit wilayah kecamatan.
PEMBAHASAN UMUM DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN PENDEKATAN AGROPOLITAN
Pemerintah Kabupaten Banyumas pada tahun 2008 akan mencanangkan pengembangan wilayah dengan pendekatan agropolitan sebagai program unggulan dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas menyadari bahwa kondisi saat ini menunjukkan ketersediaan sumberdaya di Kabupaten Banyumas yang paling cocok untuk membangun daerah adalah dengan membangun pertanian. Hal ini di dukung oleh kondisi wilayah Kabupaten Banyumas, dimana : (a) sebagian besar penduduknya bekerja dan mendapatkan kehidupan dari sektor pertanian atau yang terkait dengan sektor pertanian, (b) sebagian besar pendapatan kotor daerah Kabupaten Banyumas masih didominasi sektor pertanian.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Berdasarkan analisis tipologi gabungan kinerja sistim agropolitan dan kinerja pembangunan ekonomi daerah di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dikelompokkan berdasarkan :
Tipologi I : keberadaa sektor industri dan keuangan yang tinggi kurang mampu menyerap angkatan kerja menganggur
Tipologi II: Keberadaan institusi sosial petani yang tinggi kurang optimal dalam mendorong perkembangan sektor pertanian , peternakan, perkebunan & kehutanan. Akibat lebih lanjut sektor industri , keuangan & persewaan kurang berkembang
Tipologi III : keberadaan penyuluh pertanian dan taruna tani yang tinggi kurang optimal dalam meningkatkan intensitas populasi ternak, produksi perikanan dan intensitas pertanam tanaman pangan. Angkatan kerja menganggur rendah
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 567
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10
2/16/2015 Damandiri Online
http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?id=803 3/4
2/16/2015 Damandiri Online
http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?id=803 4/4
Objek Wisata Motocross Tanah Hitam
Pencapaian Kawasan Bekas Tambang KandiTanah Hitam dalam Konstelasi Regional Peta Penggunaan Lahan Eksisting (Sekarang) Kawasan Bekas Tambang KandiTanah Hitam Peta Kepemilikan Lahan Kawasan Bekas Tambang KandiTanah Hitam
Kontribusi Kelompok Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Alokasi Anggaran Kantor Pariwisata Kota Sawahlunto
Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Objek Taman Satwa (per Juli 2007) Lampiran
Karateristik pengunjung
Tahapan Pengambilan Keputusan Hasil analisis kuadran
Plot Kinerja � Harapan (analisis kuadran)
Perhitungan selisih bobot antara kinerja � harapan (gap) Plot selisih ratarata kinerja � harapan (gap)
Plot selisih bobot kinerja � harapan (gap) Hasil perhitungan Indeks Kepuasan Konsumen
Hasil analisis Friedman dan jumlah ranking fasilitas tambahan Data curah hujan Kota Sawahlunto 19962002
Formulir kuesioner kepuasan pengunjung