• Tidak ada hasil yang ditemukan

Project Sistem Informasi Apotek ADBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Project Sistem Informasi Apotek ADBO"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PROJECT SYSTEM INFORMASI

APOTEK

Anggota Kelompok

Candra Aditama

: 2014.02477.11.0703

Irvan Asdiamar Awal Saputra

: 2014.02477.

11.0661

Rizki Arkan

: 2014.02477.

11.0680

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini

dengan baik. Dalam makalah ini kami membahas mengenai PROJECT SYSTEM

INFORMASI APOTEK.

Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis dan Desain

Berorientasi Objek. Dan tentu saja dengan bantuan dari berbagai pihak dalam

membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah

ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tulisan ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada tulisan ini.

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik

yang dapat membangun bagi kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami

harapkan untuk dapat menjadi bahan perbaikan tulisan ini selanjutnya. Akhir kata

semoga tulisan ini bisa memberikan memberikan manfaat

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL...Error: Reference source not found

KATA PENGANTAR...ii

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian...2

1.4.1 Tujuan Penelitian...2

1.4.2 Manfaat Penelitian...2

1.5 Metodologi Penelitian...3

1.5.1 Metode Penelitian...3

1.5.2 Waktu dan Tempat Penelitian...3

1.5.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak...3

1.5.4 Metode Analisa Berorientasi Objek...4

1.5.5 Metode Perancangan Berorientasi Objek...5

1.6 Metode Pengumpulan Data...7

1.6.1 Metode Observasi...7

1.6.2 Metode Interview (wawancara)...8

1.6.3 Metode Studi Pustaka...8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...9

2.1 Perancangan...9

2.1.1 Sistem...9

2.1.2 Analisis dan Perancangan Sistem...9

2.1.3 Bahasa Pemrograman Delphi...10

2.1.4 Database...11

2.1.5 UML (Unified Modelling Language)...12

2.1.6 Simbol - Simbol Use Case Diagram...13

2.1.7 Simbol Class Diagram...13

2.1.8 Rational Rose...14

(4)

2.1.10 OOD (Objeck Oriented Design)...15

2.1.11 Metode Object Oriented Programming...15

BAB III : OBJECT YANG DITELITI...18

4.1 Pengertian Apotek...18

BAB IV : ANALISA DAN PERANCANGAN...24

4.1 Analisis Berorientasi Objek...24

4.1.1 Pemodelan Use Case...24

4.1.2 Mengidentifikasi Pelaku Bisnis...24

4.1.3 Mengidentifikasi Use Case Persyaratan Bisnis...25

4.1.4 MenyusunScenario...25

4.3.6 Form Data Tipe Obat...52

4.3.7 Form Data Jenis Obat...53

4.3.8 Form Data Satuan Obat...54

4.3.9 Form Data Obat...55

4.3.10 Form Penerimaan...55

4.3.11 Form Penjualan...56

4.4 Perancangan Output...57

(5)

4.4.3 Cetak Kartu stok...59

BAB V : PROJECT CHARTER...61

5.1 Prepared By...61

5.2 Project Charter Version Control...61

5.3 Project Charter Purpose...61

5.4 Project Executive Summary...62

5.5 Project Overview...62

5.6 Project Scope...63

5.6.1 Goals and Objectives...63

5.6.2 Departmental Statements of Work (SOW)...63

5.6.3 Project Deliverables...64

5.6.4 Deliverables Out of Scope...66

5.6.5 Project Estimated Costs & Duration...66

5.7 Project Conditions...67

5.7.6 Project Team Organization Plans...70

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Symbol Class Diagram...14

Gambar 2 : Struktur Organisasi Apotek...19

Gambar 4 : Use Case Diagram Apotek...30

Gambar 6 : State Diagram Login...33

Gambar 7 : State Diagram penjualan Obat...33

Gambar 9 : State diagram pengelolaan pegawai...34

Gambar 10 : State diagram view laporan...35

Gambar 11 : Collaboration Diagram Login...36

Gambar 15 : Collaboration Diagram Pengelolaan Pegawai...38

Gambar 16 : Collaboration Diagram Menampilkan Report...38

Gambar 17 : Squence Diagram Pengelolaan Data Obat...39

Gambar 18 : Squence Diagram Login...40

Gambar 19 : Squence Diagram Penjualan Obat...42

Gambar 20 : Squence Diagram Pembelian Obat...43

Gambar 21 : Squence Diagram Pengelolaan Pegawai...44

Gambar 22 : Squence Diagram Menampilkan Report...45

Gambar 23 : Struktur Menu...49

Gambar 24 : Form Login...50

Gambar 25 : Form Ubah Password...51

Gambar 26 : Form Pengguna...51

Gambar 27 : Form Data Type Obat...52

Gambar 28 : Form Jenis Obat...53

Gambar 29 : Form Data Satuan Obat...54

Gambar 30 : Data Obat...55

Gambar 31 : Form Penerimaan Obat...56

Gambar 32 : Form Penjualan...57

Gambar 33 : Form Laporan Penerimaan...58

Gambar 34 : Rancangan Laporan Penerimaan...58

Gambar 35 : Form Laporan Penjualan...59

Gambar 36 : Rancangan Laporan Penjualan...59

Gambar 37 : Form Laporan Stok...60

(7)

DAFTAR TABLE

Table 1 : Simbol - simbol Use Case Diagram...13

Table 2 : Tabel Database Obat...47

Table 3 : Table Database Supplier...47

Table 4 : Tabel Database Penjualan...48

(8)

BAB I

perkembangan ilmu komputer yang semakin hari semakin berkembang dengan

pesat. Perkembangan teknologi semakin mendukung bagi pengembangan

penyebaran informasi melalui media cetak yang menyebar diseluruh lapisan

masyarakat. Penyebaran informasi tidak hanya bias diperoleh melalui media cetak

saja tetapi bisa juga didapatkan melalui media elektronik seperti televisi, radio,

dan internet/website.

Salah satu bagian di bidang kesehatan yang menjadi sumber rujukann adalah

apotek. Apotek (berasal dari bahasa Belanda: Apotheek, apotek /apo·tek/ /apoték/

n toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta

memperdagangkan barang medis; rumah obat. Ada jug yang menjabarkan sebagai

adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat. Apotek juga

merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus menjadi

peritel. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani apotheca yang secara harfiah

berarti "penyimpanan".

Untuk menunjang kegiatan apotek secara terkomputasi, maka dibutuhkan

aplikasi Sistem Informasi Apotek dimana dimanfaatkan untuk menangani

manajemen inventori dan point of sales / kasir apotek, termasuk didalamnya

informasi obat yang dijual, pembelian, penjualan, pembuatan surat pesanan,

(9)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana ” menganalisa

dan merancang sistem sistem informasi apotek.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya dan luasnya permasalahan serta agar tujuan

pembahasan lebih terarah, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan

masalah sebagai berikut:

 Penelitian ini dilakukan pada Apotek Sederhana.

 Data-data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, data obat, data

karyawan, dan data transaksi.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis dan merancang sistem perpustakaan digital dan sistem

otomasi apotek.

2. Pelaporan dari hasil analisis dan percangan sistem dapat menjadi alat

evaluasi apotek.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Membantu pengawasan dan mengevaluasi data obat dan transaksi

pada Apotek.

2. Dapat menambah pengetahuan tentang analisis dan perancangan

sistem yang baik serta dapat menambah pengetahuan tentang aplikasi

(10)

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian Deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis factual dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.

(Nazir:2002):

1.5.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2016 hingga Agustus

2016 bertempat di Apotek Sederhana.

1.5.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan untuk menganalisa dan merancang system ini

yaiut metode Object Oriented. Yaitu suatu strategi pembangunan perangkat

lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang

berisikan data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya, atau suatu cara

bagaimana system perangkat lunak dibangun melalui pendekatan objek secara

sistematis. Rangkaian – Rangkaian dari metode object oriented yaitu meliputi,

Rangkaian aktivitas analisisi berorientasi objek, Perancangan berorientasi

objek, Pemrograman berorientasi objek, Pengujian berorientasi objek.

Tahap-tahap dari metode berorientasi objek yaitu :

1. Identifikasi kelas objek, dari interview dengan user Memilih yang

relevan dengan aplikasi sistem Jika 2 atau lebih kelas objek menunjukkan

(11)

2. Pengidentifikasi relasi antar kelas objek, Relasi berhubungan dengan

verb

3. Identifikasi atribut utama, Setelah antara kelas objek dibuat relasi, atribut

objek utama diidentifikasi dengan adjective ,Gambarkan atribut yang

penting dahulu, detail ditambahkan kemudian

4. Tentukan Relasi Inheritance Buat hirarki kelasnya, Inheritance digunakan

untuk menggeneralisasi aspek umum dari kelas yang ada ke kelas super

(bottom up) atau dari kelas yang ada ke sub kelas (top down)Atau;

dengan membangun suatu hirarki kelas di mana sub kelas menginherit

property dari kelas super.

1.5.4 Metode Analisa Berorientasi Objek

Yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa system, dengan metode

ini dapat mempresentasikan sebuah permasalahan dalam dunia nyata kedalam

object-object, khususnya dalam pegembangan perangkat lunak, agar dalam

pelaksanaannya kita mendapatkan berbagai keuntungan dan kelebihan.

Biasanya analisa sistem dimulai dengan adanya dokumen permintaan

(requirement) yang diperoleh dari semua pihak yang berkepentingan.

Hasil analisis berorientasi objek adalah deskripsi dari apa sistem secara

fungsional diperlukan untuk melakukan, dalam bentuk sebuah model

konseptual. Itu biasanya akan disajikan sebagai seperangkat menggunakan

kasus, satu atau lebih UML diagram kelas, dan sejumlah diagram interaksi.

Tujuan dari analisis berorientasi objek adalah untuk mengembangkan model

yang menggambarkan perangkat lunak komputer karena bekerja untuk

memenuhi seperangkat persyaratan yang ditentukan pelanggan.

Rangkaian aktivitas dari Object Oriented Analysis yaitu :

(12)

2. Jelaskan sistem proses

3. Identifikasi obyek

4. Tentukan atribut

5. Mendefinisikan operasi

6. Komunikasi antar-obyek

1.5.5 Metode Perancangan Berorientasi Objek

Tahap perancangan dimulai dengan hasil keluaran yang dihasilkan tahap

analisis, dan aktifitas yang dilakukan adalah secara perlahan bergeser

tekananya dari domain aplikasi atau persoalan menuju domain komputasi.

merupakan cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan

model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan

adalah objek,yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku

dalam satu entitas. 1.4.6. Metode Pengembangan Sistem

Adapun metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode

FAST yaitu metode pengembangan dengan kerangka yang cukup fleksibel

untuk menyediakan tipe-tipe yang berbeda. Fast adalah kepanjangan dari

Framework for The Application of System Thingking atau Kerangka untuk

Penerapan Pemikiran system (Whitten, 2004 :81) :

1. Scope Definition (Definisi Lingkup)

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti

tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek dengan menggunakan kerangka

PIECES (Performance, information , economics, control, efficiency, service).

Hal ini dibuktikan untuk menemukan inti dari masalah-masalah yang ada

(problem), kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi

( opportunity),dan kebutuhan-kebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak

(13)

2. Problem Analysis ( Analisis Permasalahan)

Pada tahap ini akan diteliti maslah-masalah yang muncul pada system

yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter yang dihasilkan dari

tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan

ini adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan

dari segi bisnis perusahaan. Hasil dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang

menerangkan tentang problems,causes,effects, dan solution benefits.

3. Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan)

Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari

kebutuhan-kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi

data,proses dan antar muka yang diinginkan pengguna dari system yang baru.

4. Logical Design (Desain Logis)

Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan- kebutuhan

bisnis dari fase requirements analysis kepada system model yang akan

dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab

pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data, process,

interface) yang menjamin usability, reliability, completeness, performance,

dan quality yang akan dibangun didalam system.

5. Decision Analysis (Analisis Keputusan)

Pada tahap ini akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari perangkat

lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai dalam implementasi

system sebagai solusi atas problems dan requirements yang sudah

didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.

(14)

Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis yang

direpersentasikan sebagai logical design menjadi physical design yang

nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat system yang akan

dikembangkan. Jika didalam logical design tergantung kepada berbagai solusi

teknis , maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih

spesifik.

7. Construction and Testing

Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk

mengkontruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang

memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Bisnis data,

program aplikasi, dan antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini. Setelah

dilakukan uji coba terhadap keseluruhan system, maka system siap untuk

dimplementasikan

8. Installation and Delivery

Pada tahap ini akan dioperasikan system yang telah dibangun. Tahapan ini

akan dumulai dengan men-deploy software hingga memberikan pelatihan

kepada user mengenai penggunaan system yang ntelah dibangun. Pada

penelitian ini hanya digunakan tahap pengembangan hanya pada batas desain

fisik dan integrasi.

1.6 Metode Pengumpulan Data

1.6.1 Metode Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan

secara langsung yang dilakukan di lokasi penelitian yaitu di Apotek

(15)

1.6.2 Metode Interview (wawancara)

Yaitu dengan mendapatkan data-data secara langsung dari sumber yang

mengerti sehubungan dengan pengamatan maka penulis bertanya langsung

dengan pihak-pihak yang terkait dalam memberikan informasi system apotek

di bagian staff apotek.

1.6.3 Metode Studi Pustaka

Metode yang dilakukan adalah dengan mencari bahan yang berkaitan

atau mendukung dalam penyelesaian masalah melalui buku-buku, majalah,

dan internet yang erat kaitannya dengan masalah yang sedang dibahas.

Buku-buku dan brosur-brosur didapat langsung dari tempat penelitian sedangkan

buku-buku lain penulis mendapatkannya dari perpustakaan dan beberapa toko

buku. Selain itu penulis menggunakan literatur yang berasal dari situs-situs

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Perancangan

Menurut Whitten ( 2004 : 176 ) Perancangan didefinisikan sebagai tugas yang

fokus pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Terdapat beberapa strategi

perancangan desain system, yaitu :

a. Desain Struktur Modern

b. Teknik Informasi

c. Prototyping

d. Join Application Development ( JAD )

e. Rapid Application Development ( RAD )

f. Desain Berorientasi Objek

Kadang – kadang teknik tersebut dianggap sebagai teknik yang saling

bersaing, tetapi seringkali untuk beberapa jenis proyek tertentu diperlukan

kombinasi dari beberapa diantaranya sehingga saling melengkapi satu sama lain.

2.1.1 Sistem

Menurut Kristanto(2008, 1), sistem merupakan kumpulan elemen-elemen

yang saling terkait dan bekerjasama untuk memroses masukan (input) yang

ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai

menghasilkan keluaran yang diinginkan.

2.1.2 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut Al Fatta (2007, 24), Analisis sistem didefinisikan sebagai bagaimana

memahami dan menspesifikasi dengan detail apa yang harus dilakukan oleh

(17)

bagaimana bagian-bagian dari sistem informasi diimplementasikan. Dengan

demikian, Analisis dan Desain Sistem Informasi (ANSI) bisa didefinisikan

sebagai proses organisasional kompleks di mana sistem informasi berbasis

komputer diimplementasikan. Tanggung jawab seorang analisis berdasarkan

pendekatan analisis dan desain meliputi :

a. Bagaimana membangun sistem informasi

b. Bagaimana merancang sebuah sistem informasi berbasis komputer

c. Bagaimana memecahkan masalah dalam organisasi sistem informasi.

2.1.3 Bahasa Pemrograman Delphi

Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang

digunakan untk merancang suatu aplikasi program.Delphi termasuk dalam

pemrograman bahasa tingkat tinggi (high level language). Maksud dari bahasa

tingkat tinggi yaitu perintah-perintah programnya menggunakan bahasa yang

mudah dipahami oleh manusia. Bahasa pemrograman.

Delphi disebut bahasa prosedural artinya mengikuti urutan tertentu Dalam

membuat aplikasi perintah-perintah, Delphi menggunakan lingkungan

pemrograman visual. Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal.

Pemrograman Delphi dirancang untuk beroperasi dibawah sistem operasi

Windows. Program ini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produktivitas,

kualitas, pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompiler, pola desain yang

menarik serta diperkuat dengan bahasa perograman yang terstruktur dalam

struktur bahasa perograman Object Pascal.Sebagaian besar pengembang Delphi

menuliskan dan mengkompilasi kode program di dalam lingkungan pengembang

aplikasi atau Integrate Development Environment (IDE). Lingkungan kerja ID ini

menyediakan saran yang diperlukan untuk merancang membangun, mencoba,

(18)

Keuntungan:

Adapun sejumlah keuntungan Embarcadero Delphi, antara lain:

a. Komunitas pengguna yang besar pada Usenet maupun web

b. Dapat mengkompilasi menjadi single executable (aplikasi portable),

memudahkan distribusi dan meminimalisir masalah yang terkait dengan

versioning

c. Banyaknya dukungan dari pihak ketiga terhadap VCL (biasanya tersedia

berikut source codenya) ataupun tools pendukung lainnya (dokumentasi,

tool debugging)

d. Optimasi kompiler yang cukup cepat

e. Mendukung multiple platform dari source code yang sama

f. Untuk yang dikelola oleh embarcadero, delphi dapat dijalankan pada

multiflatform yaitu windows, linux, android, IOS.

Kerugian

a. Partial single vendor lock-in (Borland dapat menetapkan standar bahasa,

kompatibilitas yang harus mengikutinya)

b. Akses pada platform dan library pihak ketiga membutuhkan file-file

header yang diterjemahkan ke dalam bahasa pascal

c. Dokumentasi atas platform dan teknik-teknik yang menyertainya sulit

ditemukan dalam bahasa pascal (contoh akses COM dan Win32)

2.1.4 Database

Database atau basis data adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi

dengan cara sedemikian rupa sehingga mudah dalam disimpan dan dimanipulasi

(diperbaharui, dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta

(19)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan database MySQL dikarenakan

database MySQL merupakan database yang bersifat Open Source artinya siapa

saja boleh menggunakannya dan bersifat legal.

2.1.5 UML (Unified Modelling Language)

Menurut Sitompul dalam Syerina (2008 :25-30) UML (Unified Modelling

Language) sesuai dengan kata-kata terakhir dari kepanjangannya, UML itu adalah

salah satu bentuk language atau bahasa. Menurut pencetusnya, UML didefinisikan

sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang,

membuat model dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah sistem.

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah

menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancanng dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML, menawarkan sebuah standar

untuk merancang model sebuah sistem.

a. Tujuan UML

Tujuan dari UML adalah :

1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa permodelan visual yang

ekspresif untuk mengembangkan model dan dimengerti secara umum.

2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa

pemrograman dan proses rekayasa.

3. Menyatukan praktek-praktek yang terdapat dalam permodelan.

b. Diagram-diagram dalam UML

Ada beberapa diagram dalam UML (Unified Modelling Language) antara lain :

1. Use Case Diagram.

2. Activity Diagram

3. Collaboration Diagram

(20)

5. Sequence Diagram

6. Class Diagram

7. Component Diagram

8. Deployment Diagram

2.1.6 Simbol - Simbol Use Case Diagram

Use Case Diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

interaksi antara sistem dengan sistem external dan pengguna. Ada beberapa

simbol yang digunakan dalam use case antara lain : (Whitten, 2009: 258-259).

Table 1 : Simbol - simbol Use Case Diagram

No. Simbol Nama Keterangan

1. Actor Merupakan kesatuan eksternal

yang berinteraksi dengan sistem.

2. Use Case

Rangkaian / uraian sekelompok yang saling terkait dan

membentuk sistem.

3. Relationship

Hubungan antara Pelaku/Aktor

dengan Use case

2.1.7 Simbol Class Diagram

Class adalah cetak biru objek. Class mempresentasikan atribut-atribut.

Atribut-atribut berkorepondensi dengan variabel-variabel instant di dalam kelas.

(21)

2.1.8 Rational Rose

Rational Rose adalah alat (tools) yang digunakan pemodelan visual untuk

mengembangan system berbasis objek yang sangat handal untuk digunakan

sebagai bantuan bagi para pengembang dalam melakukan analisis dan

perancangan sistem. Rational Rose digunakan untuk pemodelan sistem sebelum

pengembang menulis kode-kode dalam bahasa pemrograman tertentu. (Nugroho,

2005 : 21).

2.1.9 OOA (Object Oriented Analisis)

Objek oriented analisis adalah pendekatan berorientasi objek selama analisis

dan desain sistem. Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang

dapat untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang

menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit

objek-objek itu menjadi aplikasi komputer yang berguna. Pendekatan berorientasi objek-objek

dipusatkan pada sebuah teknik yang sering disebut pemodelan objek (objek

modeling).

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung

untuk menggunakan metode berorientasi objek. Ivan Jacobson bergabung pada

tahun 1995, dan mereka bertiga berfokus membuat sebuah bahasa pemodelan

objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode objek berorientasi

standar. Berdasarkan kerja mereka dan hasil kerja lainnya pada industri, Unifed

Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada tahun 1997. (Heriyanto,

2004:374).

(22)

2.1.10 OOD (Objeck Oriented Design)

Objek oriented design merupakan strategi design yang terbaru. Desain dan

pemodelan berorientasi objek menggunakan UML. Teknik ini adalah peluasan

dari startegi analisa berorintasi objek yang digambarkan dari beberapa diagram

yang digunakan pada desain berorientasi objek. Teknik objek oriented design

(OOD) dahulu digunakan untuk memperbaiki definisi persyaratan objek yang

telah diidentifikasi lebih awal selama analisis dan untuk mengenali objek dengan

design spesifik (Heriyanto, 2004:409).

Misalnya, berdasarkan sebuah keputusan implementasi design, selama OOD

desainer mungkin akan memperbaiki karakteristik data atau proses untuk sebuah

objek yang telah diidentifikasikan selama analisis sistem. Demikian juga, sebuah

keputusan implementasi desain mungkin mengharuskan desainer untuk

menentukan sebuah susunan baru objek-objek yang akan membentuk sebuah

screen antarmuka yang akan berinteraksi dengan pengguna dalam sistem baru

tersebut.

2.1.11 Metode Object Oriented Programming

Object Oriented Programming (OOP) adalah sebuah pendekatan untuk

berbasis object menyediakan mekanisme untuk bekerja dengan kelas dan object,

methods, inheritance, polymorphism, reusability. (Heriyanto, 2004:409)

Object oriented programs terdiri dari objects yang berinteraksi satu sama

(23)

software programs dilibatkan dari logika proses untuk menyelesaikan tugas.

Contoh, ketika mencetak sebuah halaman di word processor, berarti melakukan

inisialisasi tindakan dengan mengklik tombol printer. Kemudian hanya menunggu

respon apakah job tersebut sukses atau gagal, sedangkan proses terjadi internal

tanpa diketahui. Tentunya setelah menekan tombol printer, maka secara simultan

object tombol tersebut berinteraksi dengan object printer untuk menyelesaikan job

tersebut. Berikut beberapa konsep dasar dalam Object Oriented Programming :

1. Objects

Dalam term OOP, object adalah sebuah structure yang menggabungkan data

dan prosedur untuk bekerja bersama-sama.

2. Abstraction

Ketika membangun objects dalam aplikasi OOP, adalah penting untuk

menggabungkan konsep abstraction ini. Jika membangun aplikasi shipping, maka

harus membangun object produk dengan atribut seperti ukuran dan berat. Warna

adalah contoh informasi yang tidak ada hubungannya dan harus dibuang. Tetapi

ketika membangun order-entry application, warna menjadi penting dan harus

termasuk atribut objek produk.

3. Encapsulation

Ciri penting lainnya dari OOP adalah encapsulation. Encapsulation adalah

sebuah proses dimana tidak ada akses langsung ke data yang diberikan, bahkan

hidden. Dengan melakukan encapsulasi pada data, berarti membuat data dari suatu

sistem lebih secure dan terpercaya.

4. Polymorphism

Polymorphisms adalah kemampuan 2 buah object yang berbeda untuk

(24)

5. Inheritance

Banyak objects diklasifikasikan menurut hirarki. Penggunaan inheritance

dalam OOP adalah untuk mengklasifikasikan objects dalam program sesuai

karakteristik umum dan fungsinya. Hal ini akan membuat pekerjaan bersama

object lebih mudah dan lebih intuitif.

6. Aggregation

Aggregation adalah kondisi ketika object berisi gabungan dari object-object

(25)

BAB III

OBJECT YANG DITELITI

5.1 Pengertian Apotek

Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,

penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Pengertian ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek.

Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009

yaitu meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,

pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat

atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat

dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai

keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu

mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan,

menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan

keabsahannya terjamin. Apotek dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi

pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan

milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker yang telah

mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Suku Dinas Kesehatan

(26)

5.2 Strukture Organisasi

Suatu perusahaan harus mempunyai suatu struktur organisasi, karena struktur

organisasi merupakan suatu kerangka yang dapat menunjukkan pola hubungan

diantara fungsi-fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing

anggota organisasi menjadi jelas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam

pelaksanaan tugasnya masing-masing. Setiap anggota organisasi dapat dengan

mudah memahami tugas yang harus dilakukannya dan kepada siapa ia harus

bertanggung jawab. Dengan demikian kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan

lancar.

Selain itu, dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka akan tercipta

kerja sama dan hubungan kerja yang serasi antar anggota organisasi dan antar

bagian dalam organisasi. Adapun struktur organisasi yang terdapat pada Apotek

adalah sebagai berikut :

Gambar 2 : Struktur Organisasi Apotek

5.3 Deskripsi Kerja

Pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab dari jabatan-jabatan yang

(27)

5.3.1 Pimpinan

1. Menerima laporan-laporan.

2. Menentukan perencanaan took obat, menetapkan kebijakan, dan rencana

kerja

3. Menentukan anggaran belanja dan anggaran pendapatan

4. Mengawasi berjalannya toko obat

5. Memberi advise kepada karyawan toko obat

5.3.2 Bagian Keuangan:

1. Mengatur kegiatan keluar masuknya dana.

2. Menyiapkan dan membuat laporan keuangan sebagai dasar pemikiran

pengambilan keputusan.

5.3.3 Bagian Administrasi:

1. Melakukan pembelian obat ke supplier (Pedagang Besar Farmasi) atau

sales obat

2. Melakukan pembayaran kepada supplier (Pedagang Besar Farmasi) atau

sales obat

3. Dalam waktu tertentu tugasnya hampir sama dengan bagian keuangan

yaitu mengatur kegiatan keluar masuknya dana

5.3.4 Tugas Pelayanan Apotek

1. Pelayanan Resep

a. Skrining Resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi:

1) Persyaratan Administratif :

-Nama, SIP dan alamat dokter

(28)

-Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

-Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

-Nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang minta

-Cara pemakaian yang jelas

-Informasi lainnya

2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,

stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

3) Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada

keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter

penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif

seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah

pemberitahuan.

b. Penyiapan obat

1) Peracikan

Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,

mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam

melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap

dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan

etiket yang benar.

2) Etiket

Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

(29)

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang

cocok sehingga terjaga kualitasnya.

4) Penyerahan Obat

Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan

akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat

dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan

konseling kepada pasien.

5) Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan

mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.

Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: dosis, efek

farmakologi, cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka

waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi.

6) Konseling

Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan

farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga

dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan

terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah

sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita

penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan

penyakit kronis lainnya apoteker harus memberikan konseling secara

(30)

7) Monitoring Penggunaan Obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien

tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit

kronis lainnya.

5.3.5 Asisten Apoteker:

1. Melayani konsumen secara langsung

2. Menangani pelayanan pembelian obat yang menggunakan resep (meracik

obat)

3. Bertanggung jawab kepada apoteker

4. Menjalankan operasional mulai dari menerima obat yang dipesan,

meletakkannya dalam etalase toko sampai melayani penjualan obat

5. Bertanggung jawab terhadap kebersihan toko obat, pemeliharaan

(31)

Pemilik

Apotek Supplier

Pembeli/Customer Petugas

Apotek

BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN

4.1 Analisis Berorientasi Objek

Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat

digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang

menggunakan teknologi objek.

1.1.1 Pemodelan Use Case

Tujuan pemodelan use case ini untuk mendapatkan dan menganalisis

informasi persyaratan yang cukup untuk mempersiapkan model yang

mengkomunikasikan apa yang diperlukan dari perspektif pengguna, tetapi bebas

dari detail spesifik tentang bagaimana sistem akan dibangun dan

diimplementasikan. Adapun langkah-langkah pemodelan use case dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.1.2 Mengidentifikasi Pelaku Bisnis

Dalam sistem digitalisasi perpustakaan, dari identifikasi pelaku bisnis yang

terlibat di atas maka dapat ditentukan beberapa aktor yaitu anggota dan petugas

Apotek:

(32)

1.1.3 Mengidentifikasi Use Case Persyaratan Bisnis

Mengidentifikasi use case persyaratan bisnis yaitu mendiskripsikan interaksi

antara aktor dengan sistem.

No Use Case Deskripsi

1 Login Petugas login ke sistem aplikasi apotek 2 Insert Data Obat Kegiatan mengelola penambahan data obat rusak atau hilang atau penambahan stok obat karena adanya pengiriman barang yang datang.

6 Melayani Penjualan Obat Tanpa Resep

Kegiatan mengelola transaksi penjualan obat tanpa resep dokter.

7 Melayani Penjualan Obat Dengan Resep

Kegiatan mengelola transaksi penjualan obat dengan resep dokter.

8 Meng-generate Report Kegiatan untuk mendapatkan report dari transaksi yang tersimpan pada sistem.

9 Cetak Nota Transaksi Kegiatan melakukan cetak nota transaksi penjualan obat kepada pelanggan

10 Cek Kadaluarsa Kegiatan melakukan cek terhadap obat yang sudah kadaluarsa

11 Mencari Obat Keguatan melakukan pencarian detail informasi obat.

1.1.4 MenyusunScenario

Berdasarkan tabel alur diagram use case dapat disusun scenario sebagai berikut :

a) Login

Login memiliki fungsi keamanan untuk pembatasan hak akses user

(33)

berwewenang untuk mengakses. Adapun scenario proses login adalah sebagai

berikut :

Identifikasi

No. 1

Nama Login

Tujuan Memastikan hak akses sesuai dengan wewenang user

Deskripsi Sistem memastikan apakah user yang akan login memiliki hak akses ke sistem

Tipe dari halaman tersebut user melakukan login.

Aksi Actor Reaksi Sistem

1. Petugas Apotekmemasukkan user id dan password

2. Aktor melakukan submit

1. Melakukan verifikasi dan validasi data berdasarkan data yang diinputkan.

2. menampilkan konfirmasi hasil login.

Skenario Gagal

Aksi Actor Reaksi Sistem

3. Petugas Apotekmemasukkan user id dan password dengan kesempatan sebanyak. 4. Aktor melakukan submit

1. Melakukan verifikasi dan validasi data berdasarkan data yang diinputkan.

2. Sistem kembali seperti semula tetap

b) Input Obat

Petugas memasukkan data obat kedalam database aplikasi.

Identifikasi

No. 2

Nama Input Obat

(34)

Deskripsi Petugas Apotekmemasukkan data obat ke sistem

Tipe

Actor Petugas Apotek

Skenario Utama

Kondisi Awal Tampil pada halaman utama

Aksi Actor Reaksi Sistem

1. Aktor memasukkan data obat ke sistem 2. Aktor menyimpan data

3. Aktor mengupdate data 4. Aktor menghapus data

1. Menyimpan data obat ke sistem 2. Merubah data obat

3. Menghapus data dari sistem.

Skenario Gagal

Aksi Actor Reaksi Sistem

Petugas Apotekmenginput ulang Menyimpan data obat ke sistem dan menampilkan verifikasi.

Kondisi Akhir Data obat tersimpan ke dalam sistem.

Input obat hanya dapat dilakukan oleh petugas perpustakaan. Tabel di atas adalah

scenario input obat yang dilakukan oleh petugas perpustakaan.

c) Pencarian Obat

Input pencarian obat dilakukan oleh anggota maupun petugas untuk melakukan

pencarian obat. Adapun scenario proses pencarian obat adalah sebagai berikut :

Identifikasi

No. 3

Nama Pencarian obat

Tujuan Melakukan pencarian data obat

Deskripsi Petugas Apotekatau anggota melakukan pencarian data obat

Tipe

Actor Petugas Apotek, Anggota, Administrasi, Gudang

Skenario Utama

Kondisi Awal Tampil pada halaman utama

(35)

1. Aktor memasukkan data kode obat ke sistem

2. Aktor melihat data

1. Membaca data 2. Menampilkan data

Skenario Gagal

Aksi Actor Reaksi Sistem

Petugas Apotekatau anggota menginput

ulang kode obat Menampilkan pesan data tidak ada. Kondisi Akhir Menampilkan informasi obat yang dicari

d) Update Data Obat

Identifikasi

No. 4

Nama Update data Obat Tujuan Memasukan data obat

Deskripsi Petugas Apotekmemasukkan data obat ke sistem

Tipe

Actor Petugas Apotek

Skenario Utama

Kondisi Awal Tampil pada halaman utama

Aksi Actor Reaksi Sistem

1.Aktor memasukkan data obat ke sistem 2. Aktor menyimpan data

3. Aktor mengupdate data 4. Aktor menghapus data

1. Menyimpan data obat ke sistem 2. Merubah data obat

3. Menghapus data dari sistem.

Skenario Gagal

Aksi Actor Reaksi Sistem

Petugas Apotek mengupdate ulang Menyimpan data obat ke sistem dan menampilkan verifikasi.

Kondisi Akhir Data obat tersimpan ke dalam sistem.

e) Generate Report

Identifikasi

(36)

Nama Generate Report

Tujuan Menampilkan laporan transaksi

Deskripsi Petugas Apotek menampilkan laporan melalui sistem

Tipe

Actor Petugas Apotek

Skenario Utama

Kondisi Awal Tampil pada halaman utama

Aksi Actor Reaksi Sistem

1.Aktor menampilkan laporan transaksi 2. Aktor memilih tanggal transaksi 3.Aktor memilih range tanggal transaksi 4.Aktor mencetak laporan

1. Menampilkan laporan

2. Menentukan pilihan range waktu 3. Mencetak Laporan.

Skenario Gagal

Aksi Actor Reaksi Sistem

Petugas Apotek menampilkan ulang Menampilkan ulang laporan.

Kondisi Akhir Laporan tertampil dalam format print preview.

4.2 Perancangan Berorientasi Objek

Perancangan berorientasi objek menggambarkan objek dalam sistem, hubungan

antara objek, serta atribut dan operasi yang merupakan karakteristik setiap kelas

dan objek.

4.2.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram menunjukkan interaksi antara Use-Case dan beberapa Aktor

(37)

Gambar 4 : Use Case Diagram Apotek

4.2.2 Activity Diagram

Diagram aktifitas menunjukkan aktifitas dari beberapa bagian dari struktur

organisasi yang terlibat di dalam sistem.

4.2.2.1 ActivityDiagram Petugas Apotek

Diagram activity petugas menggambarkan kegiatan petugas apotek yang

(38)

4.2.3 Class Diagram

Kelas diagram merupakan diagram yang selalu ada di pemodelan, sistem

informasi berorientasi objek. Class diagram menunjukan hubungan antar class

dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana berkolaborasi untuk mencapai

(39)
(40)

4.2.4 State Diagram

State diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state

ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang

diterima. Adapun state diagram dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :

(41)

Gambar 7 : State Diagram penjualan Obat

(42)
(43)

Gambar 10 : State diagram view laporan

4.2.5 Colaboration Diagram

Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti

sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan

bukan pada waktu penyampaian message.

(44)
(45)
(46)

Gambar 16 : Collaboration Diagram Menampilkan Report

4.2.6 Sequence Diagram

Sequence menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh

bagian-bagian yang terlibat di dalam sistem dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use

case interaksi terjadi antara class, operasi apa yang terlihat, urutan antara operasi,

dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.

4.2.6.1 Sequence Diagram Pengelolaan Data Obat

Sequence diagram inout data buku menjelaskan proses tahap-tahap mengelola

data obat. Proses dimulai dari tampilan form input obet, proses input hingga ke

(47)

Gambar 17 : Squence Diagram Pengelolaan Data Obat

Penjelasan Langkah-Langkah Sequence Diagram Pengelolaan Data Stok Obat :

1. Apoteker masuk ke dalam sistem yang menampilkan form stok obat

dimana apoteker untuk dapat masuk ke form tersebut harus login terlebih

dahulu.

2. Kemudian apoteker mengisi form dengan memasukan data stok obat .

Dan selanjutnya menekan tombol update.

3. Kemudian data pembelian obat tersebut diproses dan sistem

memverifikasi apakah data yang sudah diisikan sudah valid atau belum.

(48)

bahwa database stok obat sudah terupdate dan sistem lalu menampilkan

kembali form data stok obat.

4.2.6.2 Sequence Diagram Login System

Gambar 18 : Squence Diagram Login

Penjelasan Langkah-Langkah Sequence Diagram Login:

1. User masuk ke dalam sistem yang menampilkan form login dimana User

untuk melakukan login harus memasukkan username dan password sesuai

kewenangan masing-masing.

2. Kemudian user mengisi form dengan memasukan username dan password.

Dan selanjutnya menekan tombol OK.

3. Kemudian inputan username dan password user tersebut dipassing oleh

(49)

koneksi ke database apotek terlebih dahulu. Kemudian melakukan

Query_Validasi ke entity User berdasarkan input yang dipassing oleh

Form Login. Setelah itu lewat proses Return_validasi entity User

mengembalikan hasil Query tersebut ke Control Login_process.

4. Jika ternyata dalam hasil query tersebut terdapat inputan Username dan

Pasword dari user, Login_process kemudian mengirim konfirmasi

Login_Sukses ke Form login. Kemudian Form Login mengclose dirinya

sendiri sambil mengirimkan message box selamat datang user.

4.2.6.3 Sequence Diagram Penjualan Obat

Gambar 19 : Squence Diagram Penjualan Obat

Penjelasan Langkah-Langkah Sequence Diagram Pengelolaan data Penjualan

(50)

1. Pegawai masuk ke dalam sistem yang menampilkan form penjualan obat

dengan resep dimana pegawai untuk dapat masuk ke form tersebut harus

login terlebih dahulu.

2. Kemudian pegawai mengisi form dengan memasukan data penjualan obat

yang memiliki 2 tab untuk resep dan Dan selanjutnya menekan tombol

update.Tanpa resep.

3. Kemudian data penjualan obat yang diinputkan tersebut diproses dan

sistem memverifikasi apakah data yang sudah diisikan sudah valid atau

belum.

4. Jika ternyata data valid, sistem kemudian memberi tahu ke pegawai bahwa

database penjualan obat sudah terupdate dan sistem lalu menampilkan

kembali form data penjualan obat.

(51)

Gambar 20 : Squence Diagram Pembelian Obat

Penjelasan Langkah-Langkah Sequence Diagram Pengelolaan Data Pembelian

Obat :

1. Apoteker masuk ke dalam sistem yang menampilkan form pembelian obat

dimana apoteker untuk dapat masuk ke form tersebut harus login terlebih

dahulu.

2. Kemudian apoteker mengisi form dengan memasukan data pembelian obat

. Dan selanjutnya menekan tombol update.

3. Kemudian data pembelian obat tersebut diproses dan sistem memverifikasi

(52)

4. Jika ternyata data valid, sistem kemudian memberi tahu ke apoteker bahwa

database pembelian obat sudah terupdate dan sistem lalu menampilkan

kembali form data pembelian obat.

4.2.6.5 Sequence Diagram Pembelian Obat

Gambar 21 : Squence Diagram Pengelolaan Pegawai

Penjelasan Langkah-Langkah Sequence Diagram Update data pembelian obat

pegawai :

1. Pimpinan masuk ke dalam sistem yang menampilkan form pengelolan data

pegawai dimana pimpinan untuk dapat masuk ke form tersebut harus login

(53)

2. Kemudian pimpinan mengisi form dengan memasukan data pegawai . Dan

selanjutnya menekan tombol update.

3. Kemudian data pegawai tersebut diproses dan sistem memverifikasi

apakah data yang sudah diisikan sudah valid atau belum.

4. Jika ternyata data valid, sistem kemudian memberi tahu ke pimpinan

bahwa database pegawai sudah terupdate dan sistem lalu menampilkan

kembali form pengelolaan data pegawai.

4.2.6.6 Sequence Diagram Menampilkan Report

Gambar 22 : Squence Diagram Menampilkan Report

Penjelasan Langkah-Langkah Sequence Diagram ViewReport :

1. Pimpinan masuk ke dalam sistem yang menampilkan form informasi

penjualan obat dimana pimpinan untuk dapat masuk ke form tersebut

harus login terlebih dahulu.

(54)

Dan selanjutnya menekan tombol cari.

3. Kemudian sistem akan mengquery berdasarkan keyword dan sistem

memverifikasi apakah data yang sudah diisikan sudah valid atau belum.

Kemudian sistem menampilkan informasi penjualan obat yang diinginkan.

4. Jika ternyata data valid, sistem kemudian memberi tahu ke pimpinan

bahwa data transaksi penjualan yang diinginkan ada dan sistem lalu

menampilkan kembali form informasi penjualan obat.

4.2.7 Rancangan Basis Data

Desain file adalah atribut-atribut yang diperlukan untuk proses penginputan data

agar program yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Tabel-tabel yang

diperlukan dan akan digunakan dalam database yaitu :

a) a. Tabel Obat

Tabel buku berfungsi untuk menyimpan data-data obat yang diinputkan oleh

(55)

Table 2 : Tabel Database Obat

b) Tabel Supplier

Table 3 : Table Database Supplier

(56)

Table 4 : Tabel Database Penjualan

(57)

Table 5 : Table Database Pembelian

4.3 Desain Interface

Desain interface menggambarkan rancangan antar muka pengguna dari

rancangan menu, rancangan masukan hingga rancangan keluaran.

4.3.1 Desain Menu Utama

Struktur menu adalah bentuk umum dari suatu perancangan program untuk

memudahkan melihat dan memfungsikan sesuai dengan kebutuhan. Perancangan

Struktur program aplikasi merupakan perancangan program secara keseluruhan

(58)

Gambar 23 : Struktur Menu

4.3.2 Perancangan Input

Perancangan input, tampilan dirancang sedemikian rupa agar mudah

dioperasikan oleh pemakai. Untuk setiap eksekusi peralatan yang digunakan

berupa keyboard dan mouse. Adapun form inputan yang penyusun rancang

meliputi beberapa form yang akan dibutuhkan pada sistem informasi pengolahan

data Apotek yang penyusun bangun. Berikut gambaran serta penjelasan

dari masing –masing form yang penyusun rancang.

4.3.3 Form Login

Pada saat program pertama kali dijalankan, maka form yang pertama kali

muncul adalah form login ini. Form login ini berfungsi sebagai filter awal untuk

memasuki aplikasi sistem informasi ini, dengan password yang rahasia, maka

form login ini menjaga sistem aplikasi supaya tidak bisa dimasuki oleh sembarang

(59)

Gambar 24 : Form Login

 Tombol Login untuk diproses data login

 Tombol keluar untuk keluar dari sistem informasi persediaan obat

4.3.4 Form Ubah Password

(60)

Gambar 25 : Form Ubah Password

 Tombol simpan untuk menyimpan data ubah password

 Tombol batal untuk membatalkan data ubah password

4.3.5 Form Data Pengguna

Form ini merupakan Gambaran perancangan form input data pengguna sistem

informasi persediaan obat dengan data yang dapat mengakses sebanyak 3 yaitu

admin, apoteker dan kasir

Gambar 26 : Form Pengguna

a. Tombol simpan untuk menyimpan data pengguna

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data pengguna

c. Tombol tambah data untuk menambah data pengguna baru

d. Tombol edit untuk merubah data inputan pengguna

e. Tombol hapus untuk menghapus data inputan pengguna

f. Tombol filter data untuk pemisahan data bedasarkan data pengguna

(61)

g. Tombol reset filter untuk mengembalikan data awal

h. Tombol tutup untuk keluar dari form data pengguna

4.3.6 Form Data Tipe Obat

Form ini merupakan Gambaran perancangan form input data tipe yang dimiliki

obat.

Gambar 27 : Form Data Type Obat

a. Tombol simpan untuk menyimpan data tipe obat

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data tipe obat

c. Tombol tambah data untuk menambah data tipe baru

d. Tombol edit untuk merubah data inputan tipe

e. Tombol hapus untuk menghapus data inputan tipe

f. Tombol filter data untuk pemisahan data bedasarkan data tipe tertentu

g. Tombol reset filter untuk mengembalikan data awal

(62)

4.3.7 Form Data Jenis Obat

Form ini merupakan Gambaran perancangan form input data jenis yang dimiliki

obat

Gambar 28 : Form Jenis Obat

a. Tombol simpan untuk menyimpan data jenis obat

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data jenis obat

c. Tombol tambah data untuk menambah data jenis baru

d. Tombol edit untuk merubah data inputan jenis obat

e. Tombol hapus untuk menghapus data inputan jenis obat

f. Tombol filter data untuk pemisahan data bedasarkan jenis tertentu

g. Tombol reset filter untuk mengembalikan data awal

h. Tombol tutup untuk keluar dari form data jenis obat

4.3.8 Form Data Satuan Obat

Form ini merupakan Gambaran perancangan form input data satuan yang dimiliki

(63)

Gambar 29 : Form Data Satuan Obat

a. Tombol simpan untuk menyimpan data satuan obat

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data satuan obat

c. Tombol tambah data untuk menambah data satuan baru

d. Tombol edit untuk merubah data inputan satuan obat

e. Tombol hapus untuk menghapus data inputan satuan obat

f. Tombol filter data untuk pemisahan data bedasarkan data satuan tertentu

g. Tombol reset filter untuk mengembalikan data awal

h. Tombol tutup untuk keluar dari form data satuan

4.3.9 Form Data Obat

(64)

Gambar 30 : Data Obat

a. Tombol simpan untuk menyimpan data obat

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data obat

c. Tombol tambah data untuk menambah data obat baru

d. Tombol edit untuk merubah data inputan obat

e. Tombol hapus untuk menghapus data inputan obat

f. Tombol filter data untuk pemisahan data bedasarkan data obat tertentu

g. Tombol reset filter untuk mengembalikan data awal

h. Tombol tutup untuk keluar dari form data obat

4.3.10 Form Penerimaan

(65)

Gambar 31 : Form Penerimaan Obat

a. Tombol simpan untuk menyimpan data pengguna

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data pengguna

c. Tombol tambah data untuk menambah data pengguna baru

d. Tombol hapus untuk menghapus data inputan pengguna

e. Tombol tutup untuk keluar dari form data pengguna

4.3.11 Form Penjualan

(66)

Gambar 32 : Form Penjualan

a. Tombol simpan untuk menyimpan data pengguna

b. Tombol batal untuk membatalkan inputan data pengguna

c. Tombol tambah data untuk menambah data pengguna baru

d. Tombol kosongkan untuk menghapus data inputan pengguna

e. Tombol tutup untuk keluar dari form data pengguna

4.4 Perancangan Output

4.4.1 Laporan Penerimaan

Form ini merupakan Gambaran perancangan form input data cetak laporan

(67)

Gambar 33 : Form Laporan Penerimaan

a. Tombol tampilkan untuk menampilkan laporan penerimaan

b. Tombol keluar untuk kembali ke menu utama

Gambar 34 : Rancangan Laporan Penerimaan

4.4.2 Laporan Penjualan

Form ini merupakan Gambaran perancangan form input data cetak laporan

(68)

Gambar 35 : Form Laporan Penjualan

a. Tombol tampilkan untuk menampilkan laporan penjualan

b. Tombol keluar untuk kembali ke menu utama

Gambar 36 : Rancangan Laporan Penjualan

4.4.3 Cetak Kartu stok

(69)

Gambar 37 : Form Laporan Stok

a. Tombol tampilkan untuk menampilkan laporan kartu stok

b. Tombol keluar untuk kembali ke menu utama

(70)

BAB V

PROJECT CHARTER

Project Name : Project System Informasi Apotek

Department : S-1 Teknik Informastika STMIK Jenderal Achmad Yani

Focus Area : Profiling

Product/Process : Aplikasi System Informasi Apotek

Project Time : 1 Maret 2016 sampai 20 Mei 2016

Cost Estimation : Rp 1.500.000

5.1 Prepared By

Document Owner(s) Project/Organization Role Irvan Asdiamar Awal Saputra Project Manager

Candra Aditama Software Developer

Rizki Arkan Software Designer & Stakeholder

5.2 Project Charter Version Control

Version Date Author Change Description

1.0 28/02/2016 Irvan Asdiamar Awal Saputra

Candra Aditama

Rizki Arkan

Document dibuat

5.3 Project Charter Purpose

Tujuan dari proyek ini adalah pembuatan sebuah aplikasi sistem informasi

apotek dimana aplikasi ini sebagai media membantu tranksasi yang terjadi pada

apotek. Aplikasi akan berisi tentang informasi menganai dan memudahkan dalam

penyampaian informasi mengenai apotek secara meluas. Keuntungan yang dapat

(71)

keputusan bagi. top manajemen.

membantu pengambilan keputusan. Apotek sebagai organisasi yang memiliki

kecenderungan orientasi pada laba, selalu membutuhkan sistem yang

terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data untuk

menghasilkan informasi yang dapat membantu apotek itu dalam melakukan

perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif.

Tanpa adanya sistem yang terkomputerisasi apotek itu akan menghadapi

kendala untuk mendapatkan informasi yang aktual dan akurat. Hal itu dapat

disebabkan oleh proses pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara

manual. Dengan bantuan sistem yang terkomputerisasi pula informasi dapat

dikelola dengan baik, sehingga dapat menciptakan efisien biaya.

Rencananya, sistem informasi apotek akan dibuat sebagai aplikasi pada OS

(72)

penyimpanan data akan menggunakan database management system MySQL.

Dengan database MySQL program bisa dibuat client server dan database bisa

tersimpan secara terpusat, tidak perlu penyimpanan database di setiap komputer

jika ada komputer lebih dari satu.

5.6 Project Scope

5.6.1 Goals and Objectives

No Goals Objectives

1. Proyek akan mencari dan menambahkan informasi umum kebutuhan dan alur kerja pada perusahaan apotek

1. Melakukan interview kepada pimpinan apotek

2. Melakukan interview kepada petugas dan karyawan apotek 3. Membuat sistem informasi apotek. 2. Proyek akan membuat

gambaran dan mengembangkan fitur pada aplikasi sistem informasi apotek

1. Membuat gambaran dan mengembangkan fitur yang dibutuhkan pada potek

2. Menyiapkan kebutuhan hardware dan software pendukung.

5.6.2 Departmental Statements of Work (SOW)

No Departmental SOW Owner/Prime Due Date/Sequence 1. Interview kebutuhan

3. Melakukan desain interface sesuai dengan kebutuhan

Software Designer,

(73)

mendisikusikan 4. Deskripsi hasil kerja

(spesifikasi kebutuhan, 5. Estimasi usaha setiap work

product tersebut

Project Manager Project manager memilih seorang

6. Testing aplikasi Tester Melakukan uji coba

terhadap aplikasi yang telah dibuat

7. Implementasi aplikasi Tim Proyek Tim melakukan implementasi aplikasi.

5.6.3 Project Deliverables

No Milestone Deliverable

1. Melakukan wawancara atau interview kepada stakeholder utama untuk mendapatkan

 Mendapatkan data dan infromasi mengenai proyek

(74)

kebutuhan proyek yang sesuai stakeholder

 Data struktru organisasi laboratorium e-bisnis

 Data pengurus perusahaan, karwayan, dan stakeholders.

 Data obat - obatan

 Menentukan batasan proyek

 Menentukan estimasi kebutuhan dana awal

 Dokumentasi pertemuan

 Dokumen kebutuhan proyek

2. Melakukan wawancara terhadap stakeholder lainnya (karyawan)

 Mendapatkan kebutuhan utama dan pendukung untuk proyek

 Dokumen kebutuhan proyek

 Dokumentasi pertemuan

 Dokumentasi pengembangan aplikasi

3. Pembuatan Sistem (prototyping)  Mendapatkan hasil aplikasi sistem informasi apotek sementara (prototype atau demo)

 Aplikasi sistem informasi sudah bekerja 80 persen

 Dokument pengembangan aplikasi (progress)

4. Desain Interface  Hasil desain apilasi telah selesai dan tetap merujuk pada dokumen kebutuhan

 Dokumen pengembangan aplikasi (final)

5. Presentasi Prototype kepada stakeholder

 Mendapatkan feedback dari stakeholder

 Informasi tentang kebutuhan

minor

 Dokument kebutuhan proyek 6. Presentasi produk akhir  Layanan berjalan sesuai dengan

kebutuhan stakeholder

(75)

5.6.4 Deliverables Out of Scope

Tidak termasuk dalam proyek ini adalah pengimplementasian proses

bisnis yang terjadi didalam sistem informasi apotek. Selain itu pengolahan data

dan data diluar dari ruang lingkup pengerjaan proyek juga tidak termasuk dalam

kebutuhan proyek dan tidak digunakan dalam proses pengerjaan proyek. Adanya

beberapa hal mengenai sistem informasi apotek yang tidak termasuk dalam

ruang lingkup pengerjaan proyek profiling diataranya adalah berupa kode program dari tiap aplikasi yang dihasilkan oleh sistem informasi apotek

5.6.5 Project Estimated Costs & Duration

Project

19/03/2016  Informasi mengenahi laboratorium e-bisnis

 Informasi Prestasi dan Karya

02/04/2016  Prototype High

Presentasi ke Stakeholder

23/04/2016  Feedback mengenai prototype

Medium

(76)

Domain

Proye kini diasumsikan suatu proyek yang bertujuan untuk membuat dan

mengembangkan website mengenai satu focus, yaitu Sistem Informasi

Apotek.

Proye kini diasumsikan dapat membantu petugas apotek dalam

melakukan transaksi dan management data perusahaan.

Proyek ini diasumsikan suatu aplikasi yang akan selalu diperbaharui

informasinya agar dapat memberikan informasi yang aktual bagi yang

menggunakannya.

5.7.2 Project Issues Priority Criteria

1. High-priority/critical-path issue; membutuhakan follow-up and penyelesainyan segera dan cepat tanggap.

2. Medium-priority issue; membutuhkan follow up dan penyelesaian sebelum beralih pada project atau step selanjutnya.

3. Low-priority issue; perlu diselesaikan sebelum jangka waktu project selesai.

4. Closed issue.

# Issue Priority Owner Description Status & Resolution

(77)

# Issue Priority Owner Description Status & Resolution genset, atau UPS untuk keadaan mendesak.

3 Data Hilang High Tim Proyek

ood Risk Owner Project Impact-Mitigation Plan

1 Waktu untuk melakukan pertemuan sangat sulit

High Project Manager Meeting dilakukan dengan mencari hari yang longgar dan sebisa mungkin diadakan pertemuan setiap harinya walaupaun hanya sebentar.

Jika belum mengatasi solusi lain adalah melakukan netmeeting untuk memecahkan masalah jarak dan waktu.

Medium Project Manager Mencari stakeholder yang lainnya seperti pelanggan dan keryawan dari apotek lain.

3 Ruang Lingkup proyek

(78)

# Risk Area

Likelih

ood Risk Owner Project Impact-Mitigation Plan

melebar

High Stakeholder Membuat schedule task pada setiap kegiatan yang berkaitan dengan proyek yang disesuaikan dengan kesepakatan pengerjaan proyek dan jumlah anggota tim.

5 Kurangnya personil tim

Medium Project Manager Mencari atau merekrut anggota baru yang sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan

5.7.4 Project Constraints

Batasan dari proyek yang dikerjakan adalah sebagai berikut :

 Proyek hanya melakukan pengembangan terhadap aplikasi web yang bersifat profiling.

 Fitur yang akan diterapkan pada proyek sesuai dengan permintaan stakeholder dan telah di sepakati sebelumnya.

 Proyek berjalan sesuai dengan anggaran yang telah disediakan dan sesuai dengan dokumen kebutuhan yang telah di sepakati. Bila ada kebutuhan yang ingin diimplementasikan namun belum tercantum dalam dokumen kebutuhan, maka akan ditunda dan dilanjutkan pada proyek selanjutnya.

 Tingakt sekuritas aplikasi web sesuai dengan permintaan stakeholder.

 Aplikasi web yang dikembangkan dibuat khusus untuk laboratorium e-bisnis.

5.7.5 Project Structure Approach

Pendekatan yang dilakukan dalam pembuatan proyek ini adalah dengan

melakukan interview seintensif mungkin. Interview dengan pihak stakeholder

merupakan metode yang mudah dilakukan karean dengan interview sudah

cukup mendapatkan informasi yang dibutuhan. Informasi tersebut kemudian di

oleh untuk menjadi sebuah dokume kebutuhan sebagai sarana pengembangan

(79)

5.7.6 Project Team Organization Plans

Project Team Role Project Team Member(s) Responsibilities

Project Manager Irvan Asdiamar  Melakukan interview terhadap stakeholder Software Developer Candra Aditama  Melakukan

pengembangan sistem informasi

Sofware Designer Rizki Arkan  Desain interface aplikasi

Software Analyst Candra Aditama  Melakukan analisa terhadap rancangan sistem informasi

Dokumentator Rizki Arkan  Dokumentasi

pengerjaan proyek

 Dokumentasi

pengembangan sistem informasi

Tester Team Project  Melakukan pengujian

Gambar

Table 1 : Simbol - simbol Use Case Diagram
Gambar 1 : Symbol Class Diagram
Gambar 4 : Use Case Diagram Apotek
Gambar 5 : Class Diagram Apotek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Activity Diagram Jurnal Penjualan act Jurnal Manaj er Sistem Admin Start Login Pilih menu Jurnal Menampilkan Jurnal Pilih Tambah Input Data. Pilih Simpan Menyimpan Data ke

Pengujian masuk ke sistem bertujuan untuk verifikasi pengguna merupakan pemilik, dokter atau petugas yang dapat masuk ke sistem. Pengguna yang dapat masuk ke sistem adalah

Activity Diagram Data Stok Raw Material Admin Sistem Memilih Menu Data Stok Menampilkan Form Data Stok Menampilkan Pencarian data Pilih Stok Raw Material Cari data Menyimpan Data

1) Blok masukan ( input block ), input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang tersimpan di basis data. 2) Blok model

pilih nama yang akan dicetak masuk ke menu utama Mulai masuk ke buku besar menampilkan menu utama menampilkan data perpanjangan verifikasi cetak Y Selesai menampilkan buku besar

Bahasa pemrograman php juga dapat menghubungkan ke database agar data yang diinput dapat tersimpan, selain dapat menyimpan dalam database, bahasa pemrograman PHP juga dapat menampilkan

Penerapan Sistem Informasi Farmasi di Apotek Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Apotek alur obat mulai dari penerimaan, pencatatan di gudang obat dan penjualan ke pasien

Sistem akan menampilkan form edit data, lalu klik tombol edit data, maka sistem akan menyimpan perubahan data ke Database dan menampilkan Pesan “Data Berhasil Di Edit” Valid 3 Sistem