• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN

PUBLIC RELATIONS

PT INDO-BHARAT

RAYON DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

TARI ANGGRAINI SAPUTRI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(3)

ii

ABSTRAK

TARI ANGGRAINI SAPUTRI. Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan. Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA.

Peran public relations dalam membangun citra perusahaan tekstil merupakan suatu hal penting, karena citra negatif dapat berdampak pada kerugian jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran public relations, citra perusahaan, dan hubungan antara peran public relations dan citra perusahaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Hasil penelitian menjelaskan bahwa

public relations berperan baik sebagai komunikator, pembina hubungan baik,

backup management, dan image maker. Citra perusahaan yang terbangun adalah citra yang positif serta keempat peran public relations memiliki hubungan nyata positif dengan citra perusahaan.

Kata kunci: tekstil, public relations, peran public relations, citra perusahaan.

ABSTRACT

TARI ANGGRAINI SAPUTRI. The role of Public Relations of PT Indo Bharat Rayon in Corporate Image Building. Under the guidance of ANNA FATCHIYA.

The role of public relations in building the image of the textile company is an important thing, because the image can make negatively impact of short-term and long-term company. The purposes of this study where to identify the role of public relations, corporate image, and the relationship between the role of public relations and image of the company. The method used in this study was a survey method. The results of the study explained that the role of public relations as a good communicator, a good relationship builder, backup management, and image maker. Corporate image is a positive image of the role of public relations as well as four have a real relationship with a positive corporate image.

(4)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

PERAN

PUBLIC RELATIONS

PT INDO-BHARAT

RAYON DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

TARI ANGGRAINI SAPUTRI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(5)

iv

Judul Skripsi : Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan

Nama : Tari Anggraini Saputri

NIM : I34100089

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Peran Public Relations PT Indo Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan“ dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang berarti.

Penulis menyadari bahwa studi pustaka ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Dr Ir Anna Fatchiya MSi, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dadang Hasan Basri dan seluruh staff PT Indo Bharat Rayon, atas kebaikan, dukungan, dan bantuan selama pengambilan data penelitian ini. 3. Ayahanda Ir H Bambang Ponco, Ibunda Hj Maharani, SP MM, serta Adik

tercinta Muhammad Rezki Saputra, yang menjadi sumber motivasi penulis dalam segala hal.

4. Teman-teman seperjuangan Rizka Amelia, Ditha Fitrialdi Putri, Venny Alawiyah, Sakinah Siregar, Ratu Anna Rufaida, Sarah Isaura, Rahayu Aisyah Prayitno, Aldi Alfian, Tri Handoko, Ahmad Fauzi atas semangat dan kebersamaan layaknya keluarga.

5. Teman-teman seperjuangan SKPM 47 atas semangat dan kebersamaan selama ini, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya studi pustaka ini.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang peran Public Relations .

Bogor, Juni 2014

(7)

vi

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 16

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 17

Gambaran Umum PT Indo Bharat Rayon Purwakarta 17

Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon 18

Gambaran Umum Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten

Purwakarta 20

Kondisi Goegrafis dan Kependudukan 20

Mata Pencaharian Penduduk 21

Fasiltas Umum Desa Cilangkap 21

PERAN PUBLIC RELATIONS PT INDO BHARAT RAYON 23

Peran Public Relations sebagai Komunikator 23

Peran Public Relations sebagai Relationship 25

Peran Public Relations sebagai Backup Management 26

Peran Public Relations sebagai Image Maker 28

CITRA PERUSAHAAN DI MASYARAKAT DAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAA 31

Citra Perusahaan PT Indo Bharat Rayon 31

Hubungan Peran Public Relations dengan Citra Perusahaan 33 Hubungan Peran Public Relation sebagai komunikator dengan Citra

(8)

Hubungan Peran Public Relations sebagai Pembina Hubungan Baik

(Relationship) dengan Citra Perusahaan 34

Hubungan Peran Public Relations sebagai Backup Management dengan Citra

Perusahaan 35

Hubungan Peran Public Relations sebagai Image Maker dengan Citra

Perusahaan 35

SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37

Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 39

LAMPIRAN 41

(9)

viii

Jumlah penduduk Desa Cilangkap Babakan Cikao Purwakarta berdasarkan pekerjaannya

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai komunikator

Penilain Responden terhadap peran Public Relation sebagai komunikator berdasarkan indikatornya

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai Pembina Hubungan Baik (Relationship)

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai Pembina Hubungan Baik (Relationship berdasarkan Indikatornya.

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai Backup Management

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai Backup Managemet berdasarkan Indikatornya.

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai Image Maker

Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai sebagai Image Maker berdasarkan Indikatornya.

Persentase Penilaian Responden terhadap Citra PT Indo Bharat Rayon

Penilaian Responden terhadap Citra PT Indo Bharat Rayon berdasarkan Indikatornya

Hubungan Peran Public Relation dengan Citra perusahaan

(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran 9

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar Responden 41

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam meningkatkan pemasukan sebuah negara, khususnya negara sedang berkembang seperti Indonesia. Salah satu sektor industri Indonesia yang menjanjikan adalah tekstil. Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Oleh karena itu, industri ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) 2010 industri tekstil nasional mampu memberikan kontribusi sebesar 2.1 persen terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2009, sehingga sumbangan devisa yang dihasilkan pada tahun 2009 mencapai USD 9 milyar. Namun industri tekstil ternyata tidak hanya menghasilkan dampak positif secara ekonomi, tetapi juga menghasilkan dampak negatif, khususnya dampak bagi lingkungan dan keberlangsungan ekonomi lokal dalam jangka panjang. Menurut penelitian Rosyida (2011) letak geografis pabrik dari perusahaan tekstil yang sebagian besar terdapat di daerah pedesaan dimana sebagian masyarakatnya memiliki perkerjaan di sektor pertanian menjadi permasalahan yang cukup rumit, karena dalam kegiatannya pabrik dari perusahaan tekstil menggunaan zat-zat kimia seperti alkali, kanji, asam, oksidator, reduktor, elektrolit, surfaktan, zat warna dan panas yang tinggi, hal tersebut menyebabkan limbah cair tekstil mempunyai pH tinggi, total suspended solid (TSS), biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) tinggi, berwarna, berminyak, panas dan berbau.

Hal ini juga terjadi pada PT Indo-Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla group salah satu perusahaan tekstil di Kabupaten Purwakarta. Keberadaan pabrik dari perusahaan ini yang dekat dengan pemukiman warga dan area kalimati Sungai Citarum Kampung Sawah Desa Cilangkap Babakan Cikao Purwakarta sangat berpotensi memberi dampak positif dan dampak negatif diantarnya pencemaran lingkungan akibat limbah Fly Ash dan Bottom Ash dari perusahaan tersebut. Masyarakat sekitar pabrik bisa menjadi pihak yang paling dirugikan dari aktifitas pabrik. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktifitas pabrik dapat membuat citra perusahaan negatif. Citra negatif ini dapat berdampak pada kerugian jangka pendek maupun kerugian jangka panjang perusahaan. Sebagai sebuah organisasi bisnis, perusahaan tentunya tidak mau dirugikan dengan adanya citra negatif. Sehingga diperlukan upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan agar menghasilkan citra yang baik, khususnya di tengah masyarakat sekitar area pabrik.

(14)

2

Public relations memiliki peran sebagai komunikator, pembina hubungan baik (relationship), backup management, dan image maker. Melalui peran tersebut public relations bekerja pada perusahaan, berusaha untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat sekitar mengenai tujuan perusahaan dan hal-hal positif lain mengenai perusahaan sehingga tercipta kepercayaan yang absolut di mata masyarakat. Bernadius dan Irawan (2004) menyatakan bahwa public relations kini menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi terutama dalam menciptakan serta memelihara image positif untuk mendongkrak citra perusahaan. Semakin besar dan berkembangnya perusahaan maka persaingan perusahaan semakin ketat. Keberhasilan public relations tidak terlepas dari peran publiknya. Publik akan memberikan pendapatnya mengenai keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam proses pembentukan maupun pertahanan citra (image building).

Menyadari pentingnya peranan public relations dalam menciptakan maupun mengembangkan citra yang positif sebagai salah satu tujuan perusahaan, pada era persaingan yang cukup ketat di bidang industri, maka PT Indo-Bharat Rayon berusaha memaksimalkan keempat peran public relations sebagai komunikator dalam mengkomunikasikan tujuan perusahaan, kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan hal-hal yang positif mengenai perusahaaan kepada masyarakat sekitar pabrik, membina hubungan baik yang harmonis dengan pihak eksternal, seperti melakukan aktivitas-aktivitas yang meminimalkan dampak negatif serta memaksimalkan dampak postif perusahaan terhadap masyarakat. Back up management melalui kerjasama dengan pihak internal perusahaan, terakhir sebagai image maker melalui pendekatan yang dilakukan oleh public relations dengan publiknya yang diharapkan dapat memperoleh citra postif perusahaan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa keempat peran public relations sebagai komunikator, pembina hubungan baik (relationship), backup management dan image maker dapat mempengaruhi terbentuknya citra perusahaan. Pada penelitian ini akan mengkaji peran apa saja yang mempengaruhi terbentunya citra perusahaan PT Indo-Bharat Rayon. Kemudian secara spesifik penelitian ini akan memusatkan perhatian pada permasalahan yang disebutkan dibawah ini:

1. Bagaimana peran public relations dalam membangun citra perusahaan PT Indo-Bharat Rayon di masyarakat sekitar perusahaan ?

(15)

3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis peran public relations dalam membangun citra perusahaan PT Indo-Bharat Rayon di masyarakat sekitar perusahaan.

2. Menganalisis citra PT Indo-Bharat Rayon yang terbentuk di masyarakat sekitar perusahaan.

3. Menganalisis hubungan peran public relations sebagai komunikator, relationship, backup management, dan image maker terhadap pembentukan citra PT Indo-Bharat Rayon.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, anatra lain:

1. Instansi terkait

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan bagi PT Indo-Bharat Rayon dalam meningkatkan peranan public relations-nya dalam membangun citra perusahaan.

2. Para peneliti

(16)
(17)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Public Relations

Hubungan masyarakat atau public relations (PR) adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan serta memelihara sikap saling pengertian antara sebuah perusahaan dengan masyarakat. Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama.

Definisi public relations sesuai dengan International Public Relations Association (IPRA) merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi, lembaga umum dan pribadi untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna tercapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang berencana dan tersebar luas.

Public relations merupakan bagian dari proses komunikasi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang public relations akhirnya mempengaruhi perkembangan media komunikasi. Lestari (2007) mengungkapkan public relations juga merupakan rangkaian kegiatan baik ke dalam maupun keluar perusahaan dan bertujuan untuk mencapai keuntungan dalam bentuk apapun bagi semua pihak, serta menjaga keuntungan tersebut terus berkelanjutan. Perkembangan profesionalisme public relations yang berkaitan dengan pengembangan peranan public relations baik secara praktisi maupun professional dalam suatu perusahaan merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi public relations.

Peran Public Relations

Public relations dalam suatu manajemen perusahaan tempat ia bekerja mempunyai beberapa peran yang harus dijalankan. Public relations merupakan suatu kesatuan yang sama dengan perusahaan tersebut. Beberapa peran utama yang harus dijalankan oleh public relations adalah sebagai berikut:

1. Komunikator

(18)

6

diantaranya adalah kemampuan seorang public relations dalam memberikan ketepatan informasi terkait identitas perusahaan, dan isu yang berkembang sehingga khalayak menjadi percaya dan memberi pengertian terhadap persahaan, selain itu dengan memberikan informasi dengan jelas maka akan mengurangi kemungkinan adanya salah paham antara pihak perusahaan dan khalayak. Selanjutnya adalah penyampaian informasi yang disampaikan oleh seorang public relations, informasi yang disampaikan selayaknya adalah informasi yang tepat dan benar serta mudah dimengerti oleh khalayak. Bahasa yang digunakan oleh seorang public relations pun harus disesuaikan dengan khalayak, seorang public relations sepatutnya mampu menggunakan bahasa-bahasa yang sopan namun mudah dimengerti oleh khalayak, Sikap dalam penyampaian informasi juga merupakan indikator yang sangat penting, seorang public relations sepatutnya bersikap sopan dan bersimpati kepada seluruh kondisi dari khalayak yang dia hadapi.

2. Relationship

Kemampuan public relations dalam membangun hubungan postif antara perusahaan dan publik eksternal. Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang akan berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan. Irianta (2004) memandang corporate relation dapat dibina melalui dua pendekatan community relations. Pertama, public relations memposisikan perusahaan sebagai pemberi donasi, maka program corporate relation yang diterapkan dapat berupa aksi simpatik dalam rangka membangun hubungan yang baik antar kedua belah pihak dan komunikasi yang lancar dalam proses public relations. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari respons masyarakat terhadap public relations. Pendekatan kedua adalah public relations memposisikan komunitas sebagai mitra dari perusahaan, dalam pendekatan ini komunitas bukan hanya sekedar kumpulan orang yang berdiam di sekitar wilayah operasi suatu perusahaan, namun corporate relation dianggap sebagai program tersendiri yang merupakan wujud tanggungjawab sosial perusahaan. Adapun bentuk dari pendekatan ini adalah terwujudnya aksi-aksi pemberdayaan komunitas melalui program corporate sosial responsibility (CSR) yang diselenggarakan oleh pihak perusahaan. Indikator keberhasilan dari pendekatan kedua dapat dilihat dari intensitas komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak berkaitan dengan pelaksanaan program, serta respon masyarakat terhadap program yang dijalankan.

3. Backup Management

(19)

7 perusahaan atau menunjang kegiatan lain (back up) dengan cara bekerja dengan divisi lain seperti promosi, dan sebagainya. Dalam hal ini peran public relations sangat diperlukan untuk membangun kerjasama yang erat antar departemen dalam perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Lianti (2011) mengungkapkan dalam menjalankan peran sebagai backup management ada dua hal penting yang harus diperhatikan seorang public relations. Pertama adalah korelasi informasi antar divisi dalam perusahaan yang disampaikan kepada pihak eksternal. Kedua adalah kovesivitas fungsi management (POAC) dari masing-masing divisi.

4. Image Maker

Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan. Dalam menjalankan peran-nya dalam membangun citra persahaan ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang public relations untuk mencapai hasil yang terbaik. Imran (2008) Adapun tahapannya adalah pertama seorang public relations harus mampu pengumpulkan fakta permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar daerah operasional perusahaan. Mulai dari permasalahan lingkungan seperti polusi, sanitasi lingkungan, pencemaran sumber daya air, sumber daya manusia yang tidak berketerampilan. Public relations dalam hal ini diharapkan bisa mengumpulkan data tentang permasalahan tersebut dari berbagai sumber, misalnya dari berita media massa, data statistik, obrolan warga, atau keluhan langsung dari masyarakat serta menelusuri laporan-laporan hasil penelitian yang dilakukan perguruan tinggi atau LSM mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tahapan kedua adalah perumusan masalah masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, dimana untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran dan keterampilan secara tepat. Tahapan selanjutnya adalah perencanaan dan pemprograman pada tahap ini selayaknya seorang public relations mampu merencanakan sebuah program yang tepat guna untuk dapat memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Selanjutnya adalah aksi dan komunikasi aspek dari aksi dan komunikasi inilah yang mampu memjadi kunci dari keberhasilan seorang public relations membentuk citra dari suatu perusahaan, seorang public relations sepatutnya dapat melalukan aksi dan komunikasi yang tepat dengan kebutuhan publik sehingga mampu membentuk citra positif dari perusahaan. Dan tahap terakhir adalah evaluasi, tahap evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program yang telah dilaksanakan.

(20)

8

indikator keberhasilan peran dapat disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan kegiatan public relation yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Citra Perusahaan

Empat peran public relations sangat berpengaruh terhadap membentukan citra dari sebuah perusahaan. Citra yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan public relations. Menurut Frank Jefkins dalam buku public relations definisi citra dalam konteks humas. Citra diartikan sebagai kesan, gambaran, atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai kebijakan personil-personil atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau perusaahaan. Citra juga diartikan sebagai kesan, gambaran yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) atau sosok keberadaan, berbagai kebijakan, personil, produk atau jasa-jasa dari organisasi atau perusahaan. Imran (2008) menjelaskan Citra yang ingin di bentuk tentunya beragam sesuai dengan tipe perusahaan yang melaksanakan Public Relation dalam Implementasi program CSR-nya. Adapun macam-macam citra adalah:

1. Citra bayangan (mirror image)

Pengertian disini bahwa citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama para pemimpinnya yang tidak percaya “apa dan bagaimana” kesan orang luar selalu dalam posisi baik. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra dimasyarakat, ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bahkan bisa terjadi “citra” negatif yang muncul.

2. Citra kini (current image)

Citra merupakan kesan baik yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan produknya. Citra yang kuat mutlak diperlukan untuk mendominasi sekaligus membentengi benak pelanggan. Citra meliputi atribut, kinerja, merek/produk. Gumesson, penggagas Relationship Marketing, menyatakan bahwa citra terdiri dari tiga variabel pokok: pengalaman, persepsi dan ekspektasi. Upaya pemasaran harus dapat membangun persepsi positif sesuai dengan ekspektasi pelanggan, dan menghasilkan umpan balik dari pengalaman saat memakai produk tersebut.

3. Citra yang diinginkan (wish image)

Citra keinginan ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut, lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif, yang diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.

4. Citra perusahaan (corporate image)

(21)

9 5. Citra serbaneka (multiple image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana pihak/Public Relations-nya akan menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas, atribut logo, brand’s name, seragam (uniform) para frontliner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para profesionalnya, kemudian diunifikasikan atau diidentikan kedalam suatu citra serbaneka (multiple image) yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).

6. Citra penampilan (performance image)

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para profesional dalam perusahaan yang bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publliknya.

Dalam konteks perusahaan tekstil citra yang ingin bentuk tentunya adalah citra perusahaan (corporate image) yang positif. Dilihat dari banyak permasalahan yang ditimbulkan dari limbah pabrik perusahaan tekstil. Citra perusahaan (corporate image) sebagai gagasan/persepsi mental dari khalayak tertentu atas suatu perusahaan, yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman khalayak itu sendiri. Citra perusahaan dapat bervariasi dan tidak sesuai dengan yang sesungguhnya, bergantung pada sejauh mana khalayak itu berhubungan dengan perusahaan yang bersangkutan. Lebih lanjut memiliki citra perusahaan (corporate image) juga memiliki beberapa faktor yang berpengaruh. Smith (Roslina,2009) mengenai faktor yang mempengaruhi citra perusahaan (corporate image) diantaranya adalah: (a) produk atau jasa, termasuk kualitas produk dan kepedulian terhadap konsumen (b) tanggung jawab sosial, keanggotaan perusahaan, perilaku etis, dan masalah kemasyarakatan. (c) lingkungan, termasuk kantor, showroom dan pabrik. (d) komunikasi termasuk periklanan, hubungan masyarakat, komunikasi personal, brosur, dan program identitas perusahaan (corporate identity program).

Diantaranya semua faktor yang mempengaruhi tanggungjawab sosial perusahaan (social care) yang paling menarik. Dampak faktor tanggungjawab sosial terhadap pembentukan citra dari perusahaan dapat menjadi pengaruh terbesar. Tanggungjawab sosial dapat dilaksanakan dalam beberapa dimensi seperti dimensi sosial, lingkungan, budaya, dan ekonomi. Yenti (2013) mengungkapkan bahwa dimensi sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap citra PT. Semen Padang. Jika CSR PT. Semen Padang pada kegiatan sosial ditingkatkan, maka citra PT. Semen Padang akan naik sebesar sekian satuan.

Kerangka Pemikiran

(22)

10

pembentukan citra perusahaan. Keempat peran public relations yang sangat berpengaruh adalah peran public relations sebagai komunikator, pembina hubungan baik, back up management, dan image maker.

Keterangan:

: Berhubungan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang tertera pada Gambar 1, maka hipotesis penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai komunikator dengan pembentukan citra postif perusahaan PT Indo Bharat Rayon.

2. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai pembina hubungan baik dengan pembentukan citra postif perusahaan PT Indo-Bharat Rayon.

3. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai backup manajement dengan pembentukan citra postif perusahaan PT Indo-Bharat Rayon.

4. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai image maker dengan pembentukan citra postif perusahaan PT Indo-Bharat Rayon.

Peran PR sebagai Image Maker (X4):

- Upaya public relations dalam membangun citra

(23)

11

Definisi Operasional

Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Komunikator

Komunikator merupakan peran public relations sebagai juru bicara perusahaan yang berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Semua teknik komunikasi antar personal dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuasiver. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:

 Sangat tidak setuju : skor 1  Tidak Setuju : skor 2

 Setuju : skor 3

 Sangat setuju : skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi. Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations sebagai Komunikator: Skor maksimum adalah 94 dan skor minimum adalah 67. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 80 dan Tinggi > 81. 2. Pembina Hubungan Baik

Pembina hubungan baik adalah kemampuan public relations membangun hubungan postif antara perusahaan dan eksternalnya. Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang akan berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:

 Sangat tidak setuju : skor 1  Tidak Setuju : skor 2

 Setuju : skor 3

 Sangat setuju : skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

Rs = skor maksimum- skor minimum kelas

(24)

12

Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi. Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations sebagai pembina hubungan baik (relationship) : Skor maksimum adalah 38 dan skor minimum adalah 22. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 29 dan Tinggi > 30.

3. Backup management

Backup management adalah kemampuan public relations dalam melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran, operasional, teknik, keuangan, dan personalia demi terciptanya tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:

 Sangat tidak setuju : skor 1  Tidak Setuju : skor 2

 Setuju : skor 3

 Sangat setuju : skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi. Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations sebagai Backup Management : Skor maksimum adalah 44 dan skor minimum adalah 29. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 36 dan Tinggi > 37.

4. Image maker

Image Maker adalah kemampuan public relations dalam menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:

 Sangat tidak setuju : skor 1  Tidak Setuju : skor 2

 Setuju : skor 3

(25)

13  Sangat setuju : skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi. Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations sebagai Image Maker : Skor maksimum adalah 26 dan skor minimum adalah 19. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 22 dan Tinggi > 23. 5. Citra perusahaan adalah persepsi responden atas suatu perusahaan, setelah

menjalin hubungan dan mengetahui kempat peran public relations PT Indo-Bharat yang tergabung dalam Aditya birla group. Citra perusahaan diukur berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman responden terhadap perusahaan. Pembentukan citra yang diuji berkaitan dengan kegiatan-kegiatan public relations PT Indo-Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya birla group. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:

 Sangat tidak setuju : skor 1  Tidak Setuju : skor 2

 Setuju : skor 3

 Sangat setuju : skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi. Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk Citra Perusahaan PT Indo-Bharat Rayon : Skor maksimum adalah 56 dan skor minimum adalah 36. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 45 dan Tinggi > 46.

Rs = skor maksimum- skor minimum kelas

(26)
(27)

15

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah survai, penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada warga desa yang memiliki hubungan dekat dengan public relations PT Indo Bharat Rayon. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara terstruktur kepada responden dan informan untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai peran public relations dalam membangun citra perusahaan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahan tekstil besar yang tentunya memiliki public relations yang kuat dalam upaya menciptakan citra positif perusahaan. Lokasi desa yang menjadi sasaran penelitian adalah Desa Cilangkap, Babakan Cikao, Purwakarta. Desa ini dipilih dengan pertimbangan jarak desa yang dekat dengan perusahaan sehingga masih terlibat dalam kegiatan-kegiatan public relations. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih empat bulan yaitu mulai Maret - Juni 2014.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui sebaran kuisioner kepada responden sebanyak 40 kuisioner dan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan kepada para informan yaitu 3 orang divisi People Management yang bertindak sebagai public relations perusahaan serta 7 orang tokoh masyarakat dan aparat desa. Isi kuisioner terdiri atas lima bagian yang ditujukan kepada warga desa dengan menggunakan teknik pendekatan kuantitatif, berupa pertanyaan seputar peran public relations sebagai komunikator (26 pertanyaan), peran public relations sebagai pembina hubungan baik atau relationship (11 pertanyaan), peran public relations sebagai backup management (11 pertanyaan), peran public relations sebagai image maker (7 pertanyaan), dan citra perusahaan (15 pertanyaan). Pedoman pertanyaan ditujukan kepada para informan melalui pendekatan kualitatif yang digunakan untuk melengkapi informasi penelitian sebanyak 27 pertanyaan untuk pihak perusahaan dan 33 pertanyaan untuk pihak desa.

(28)

16

Purwakarta seperti profil desa, data monografi desa dan struktur kepengurusan Desa Cilangkap, Babakan Cikao, Purwakarta. Serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal dan internet.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 70 orang sementara responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang mereka adalah masyarakat desa yang berhubungan aktif dengan public relations sampai saat penelitian berlangsung.

(Lampiran 1), Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik acak sederhana, peneliti mengacak daftar populasi sebanyak 70 oarang. Dari responden pertama peneliti penanyakan alamat responden lain yang tertera dalam daftar nama responden yang telah diacak yang memiliki jarak terdekat dengan rumah responden sebelumnya.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(29)

17

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum PT Indo Bharat Rayon Purwakarta

PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group dilatarbelakangi dengan datangnya seorang pengusaha India bernama Agrawal ke Indonesia dengan maksud untuk menanamkan modal dari Birla group yang bekerja sama dengan pengusaha Indonesia Herlan Bekti.

PT Indo-Bharat Rayon didirikan sebagai perusahaan PMA dengan persetujuan Presiden No. B22/PRES/6/I/PMA/1980 tanggal 24 Juni 1980 dan diaktakan melalui notaris Fredik Alexander Tumbuan di Jakarta dengan akta No. 16 tanggal lima September 1980. Persentase saham perusahaan 80 persen berasal dari modal ekuitas perusahaan yang disetor oleh pemegang saham asing dan sisanya sebesar 20 persen disetor oleh perusahaan dalam negeri. Perusahaan dikelola oleh dewan direksi dibawah pengawasan dewan komisaris yang diangkat oleh pemegang saham tahunan. Pada awalnya perusahaan dibangun dengan modal u$$ 500 juta, tanah seluas 24Hektar, dimana satu per tiga bagian digunakan untuk perumahan staff dan karyawan.

PT. Indo Bharat Rayon adalah pabrik pertama yang memproduksi viscose rayon staple fibre (VRSF) di Indonesia. Sebelumnya seluruh kebutuhan VRSF diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dimulainya produksi oleh perusahaan ini telah menghemat devisa Indonesia. Saat ini, PT Indo Bharat Rayon adalah produsen serat rayon yang kompetitif secara global, memiliki kualitas ISO 9002 sejak tahun 1995. Perusahaan telah mengekspor sebesar 20 persen dari produksinya. 60 persen sampai dengan 65 persen produksi rayon fibre (serat rayon) tersebut diekspor secara langsung yaitu melalui industri-industri hilirnya dalam bentuk benang, kain dan pakaian jadi. Sehingga total keseluruhan ekspor serat rayon adalah sebesar 80 sampai 85 persen.

Perusahaan ini mulai memproduksi VRSF, dengan kapasitas produksi awal sebesar 45 ton perhari. Serat Rayon adalah fibre cellulosa buatan yang dimanufaktur dari pulp kayu. Bahan tersebut biasa dipakai di perusahaaan industri termasuk produk kesehatan seperti lap kertas (sanitary napkins). Dalam industri tekstil, rayon digunakan untuk manufaktur bahan kain (fabric). Dengan penggunaan 100 persen rayon khususnya versatilitinya, serat rayon telah diterima diseluruh dunia, oleh karena itu serat rayon telah menjadi salah satu bahan baku tekstil yang paling penting untuk industri tekstil di Indonesia.

Nama PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group sendiri mempunyai pengertian sebagai berikut Indo berasal dari kata Indonesia, Bharat berasal dari kata yang dipakai sebagai sebutan lain untuk India, sementara Rayon berasal dari kata yang dipakai sebagai sebutan lain bagi serat selulosa.

(30)

18

PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group dalam mewujudkan tujuan perusahaan memiliki visi. Adapun visi dari perusahaan ini adalah menjadi penyalur Viscose Rayon Staple Fibre yang paling diminati.

Misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama ditingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Adapun misi dari PT Indo Bharat Rayon adalah menciptakan nilai unggul dan berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan dengan fokus pada pertama kualitas orang, produk dan proses-proses. Kedua mempertahankan semua kepatuhan peraturan dan norma lingkungan. Terakhir adalah inovasi dalam produk dan jasa.

Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon

Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur organisasi PT Indo Bharat Rayon seperti Gambar 2.

Sumber : profil perusahaan PT Indo-Bharat Rayon (IBR)

Public relations pada perusahaan ini tergabung dalam divisi People Management yaitu corporate legal departement dan corporate communication. Memiliki satu manager pusat yang membawahi dua orang asisten manager pada

Gambar 2 Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon

Quality Management Representative

(31)

19 bagian corporate legal departement dan corporate communication. Manager pusat bertindak juga sebagai public relations. Meskipun memiliki struktur yang berstrata, namun lingkungan kerja pada divisi People Management memiliki hubungan yang erat, karena atasan hingga bawahan berada dalam satu ruangan tanpa sekat hanya dibedakan posisi pembagian kerja antara bagian corporate legal department dan corporate communication sehingga akan cenderung memiliki kesamaan dalam cara bekerja dengan jabatan yang berbeda.

People managemet division adalah sebuah divisi diba

wah naungan Human Resources Development (HRD) pada PT Indo Bharat Rayon. People Managemet Division berfungsi sebagai pembina hubungan antara perusahaan dengan masyarakat umum, karyawan dan lembaga pemerintahan. People Management Division terbagi dalam dua departemen yakni Corporate Legal dan Corporate Communication. Tugas masing-masing fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Corporate Legal Departement

Corporate Legal berfungsi memastikan bahwa seluruh dokumen hukum/perjanjian yang dibuat oleh perseroan telah sesuai dengan norma-norma hukum, keasusilaan, kepatuhan, dan melindungi perseroan dari kemungkinan hal-hal yang merugikan.

Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut:

- Menelaah perjanjian yang akan mengikat Perseroan dengan pihak lain - Membuat standar perjanjian, untuk hal yang bersifat rutin

- Menyiapkan skenario rapat (rapat umum pemegang saham, rapat direksi dan rapat komisaris)

- Memberikan pendapat hukum bagi Perseroan - Memelihara data Perseroan.

b. Corporate Communication

Corporate Communication berfungsi untuk merumuskan dan mengkoordinir pelaksanaan program atau kegiatan (event) utama perseroan maunpun kegiatan publik internal (karyawan dan staff) serta membinan hubungan baik dengan media (cetak, elektronik, dan online) maupun publik eksternal (masyarakat umum dan lembaga pemerintahan).

Fungsi tersebut antara lain:

- Merumuskan dan mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan program atau kegiatan (event) utama Perseroan, antara lain: Rapat umum pemegang saham, rapat direksi, rapat komisaris.

- Merumuskan dan mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan Community Development/CSR.

- Mengkoordinir penggunaan corporate identity (Logo Perseroan) - Menyiapakan Corporate souvenir dan plakat

- Melaksanakan Dokumentasi

- Mengkoordinir pembutan kartu ucapan ( Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru). - Membina hubungan baik dengan media (wartawan) dan Pimpinan Redaksi - Memantau dan menganalisa berita Perseroan di media

(32)

20

- Mengkoordinir pengelolaan website dan intranet (sarana komunikasi internal).

Program dan aktivitas public relations PT Indo Bharat Rayon yang telah dijalankan antara lain:

Kebersihan:

- Kerjabakti rutin satu bulan sekali

- Program tahunan menanam seribu pohon

- Mengelola limbah padat bersama masyarakat

- Pengecekan kadar limbah cair berkala

- Pemasangan alat penyaring limbah udara Kesehatan:

- Pengobatan rutin setiap hari selasa di kantor desa

- Pemberian susu formula kepada para balita

- Pemberian susu tinggi kalsium kepada para lansia

- Pemberian asuransi keselamatan kerja bagi para karyawan Pendidikan:

- Pemberian beasiswa kepada siswa berpretasi

- Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan desa

- Penyelenggaraan Les Menjahit Kesejahteraan:

- Pemberian bantuan sembako

- Pembayaran listrik dan air

- Perbaikan Fasiltas umum desa

Gambaran Umum Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta

Gambaran Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta mencangkup letak geografis, kondisi kependudukan, mata pencaharian penduduk, dan fasilitas umum.

Kondisi Geografis dan Kependudukan

Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta merupakan desa terdekat secara geografis dengan wilayah perusahaan PT Indo Bharat Rayon. Suhu rata-rata harian desa ini adalah 24,33 C.

(33)

21 Cikao sekitar empat km, jarak dengan Ibu Kota Kabupaten Purwakarta sekitar 20 km, jarak dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat sekitar 68 km dan jarak dengan Ibu Kota Negara Indonesia sekitar 98 km.

Jumlah penduduk Desa Cilangkap adalah 5.987 orang terdiri dari 3.816 jiwa laki-laki dan 2.171 jiwa perempuan. Sementara itu, jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Cilangkap sebanyak 1950 KK (Demografi desa, 2014).

Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Desa Cilangkap mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh swasta atau buruh pabrik dikarenakan letak desa yang sangat dekat dengan PT Indo Bharat Rayon, selain itu dalam periode penerimaan karyawan perusahaan lebih mengutamakan warga Desa Cilangkap. Begitu pula dengan pergantian pegawai atau buruh yang biasa dikenal dengan istilah tambal lubang.

Meskipun banyak penduduk bekerja sebagai buruh pabrik namun masih ada penduduk yang bekerja di sektor pertanian yaitu sebagai petani dan peternak meskipun jumlahnya sudah tidak banyak hal ini terjadi karena minat bekerja penduduk di sektor pertanian sudah sangat menurun. Salah satu faktornya karena daya dukung lahan yang rendah karena berdekatan dengan pembuangan limbah Bottom Ash milik PT Indo Bharat Rayon.

Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Cilangkap berdasarkan Pekerjaannya.

Pekerjaan Desa Cilangkap

sumber : Data Monografi Desa Cilangkap 2014

Fasilitas Umum Desa Cilangkap

(34)

22

buah masjid, 20 surau/mushola, dua lapangan sepak bola, tiga lapangan bulu tangkis, dan dua lapangan volley. Selain itu pula terdapat satu puskesmas pembantu, satu balai pengobatan atau poliklinik, satu apotik, enam posyandu, satu toko obat dan satu tempat praktek dokter. Untuk prasarana pendidikan sendiri di Desa Cilangkap terdapat satu Sekolah Menengah Pertama, dua Sekolah Dasar, dua Taman Kanak-Kanak, satu TPA, dua Madrasah Ibtidaiyah dan sebuah Perpustakaan Desa.

(35)

23

PERAN

PUBLIC RELATIONS

PT INDO BHARAT RAYON

Peran Public Relations sebagai Komunikator

Peran public relations sebagai komunikator merupakan salah satu peran utama public relations. Setiap perusahaan harus menjalin komunikasi dengan publiknya, begitu pula dengan PT Indo-Bharat Rayon. Peran public relations sebagai komunikator memiliki beberapa indikator yang dapat menentukan tinggi rendahnya peran tersebut, diantaranya adalah ketepatan informasi yang menunjukan peran public relations sebagai komunikator dapat menyampaikan informasi kepada publiknya disertai kebenaran informasi yang tinggi, memiliki ketepatan waktu penyampaian, relevansi informasi dan kelengkapan informasi. Selanjutnya gaya penyampaian informasi, memperlihatkan bagaimana public relations dapat menyampaikan informasi kepada publik dengan bahasa yang sederhana dan sikap yang bersahaja. Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai komunikator pada perusahaan ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai komunikator

Peran PR sebagai Komunikator Jumlah Persentase (%)

Tinggi 28 70.0

Rendah 12 30.0

Total 40 100.0

Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai komunikator tergolong baik karena hampir seluruh responden memiliki pemahaman yang baik terhadap informasi yang disampaikan oleh public relations. Selain itu public relations selalu bertanggung jawab atas semua informasi yang diberikan sehingga informasi yang disampaikan selalu dipercaya oleh masyarakat. Informasi yang disampaikan juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat, tidak jarang public relations juga menggunakan bahasa Sunda untuk menyampaikan informasi tujuannya agar masyarakat merasa lebih akrab dan paham benar dengan informasi yang disampaikan. Dilihat dari ketepatan waktu penyampaian public relations selalu mampu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga keadaan masyarakat membaik saat menghadapi permasalahan. Ini terbukti saat perusahaan terlibat permasalahan dengan masyarakat di hulu kali mati Citarum terkait limbah bottom ash perusahaan.

(36)

24

“Lamun kasus limbah mah tos rengse neng, pa dadang datang panggih langsung sareng bapak jeung patani nu sejen, kanggo kasus eta mah lain acis hungkul nu ditawaran ku parusahaan tapi bibit,

pupuk, sareng alat pembajak” . (petani sawah Desa Cilangkap).

Sebanyak 12 responden lain, berpendapat bahwa peran public relations sebagai komunikator tergolong kurang baik. Hal tersebut terjadi karena letak kediaman dari para responden yang jauh dari pusat desa. Saat informasi disampaikan oleh public relations pun informasi tersebut terlambat sampai kepada para responden. Hal ini membuat para responden juga memiliki interaksi rendah dengan public relations, bahkan mereka kesulitan saat mengisi pertanyaan terkait gaya penyampaian informasi yang mencangkup bahasa dan sikap dari public relations.

Menurut Imran (2008), peran public relations sebagai komunikator dapat menunjang kegiatan manejemen perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, peran tersebut juga mampu membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan. Melayani publik dan menasehati pimipinan demi kepentingan umum. Serta mendukung operasional dengan membina hubungan harmonis antara perusahaan dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak perusahaan maupun dari pihak publiknya.

Peran public relation sebagai komunikator termasuk tinggi jika dilihat dari dua indikatorya. Distribusi penilaian responden mengenai peran public relation sebagai komunikator berdasarkan unsurnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai komunikator berdasarkan Indikatornya

Indikator Penilaian Responden

Rendah Tinggi

Ketepatan Informasi 17 (42.5) 23 (57.5)

Gaya Penyampaian Informasi 12 (30.0) 28 (70.0)

Ket: angka dalam kurung dalam persen.

Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai komunikator paling tinggi terdapat pada gaya penyampaian informasi, hal tersebut disebabkan karena saat menyampaikan informasi public relations selalu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat bahkan public relations juga menggunakan bahasa sunda agar lebih akrab dan masyarakat lebih paham terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu sikap yang ditunjukan oleh public relations kepada masyarakat juga bersahaja, sopan, dan penuh empati.

“Pa dadang, Pa Heri, sareng pegawai Indo Bharat nu sejen mah

(37)

25 kalepatan tapi lamun ngaboong mah tara, jadina insya allah

dipercaya wae pagawai Indo Bharat mah”(IRT Desa Cilangkap).

Ketepatan informasi erat hubungannya dengan informasi yang disampaikan oleh public relation baik terkait isi informasi dan waktu penyampaian informasi. Responden yang berpendapat bahwa ketepatan informasi tergolong baik adalah responden yang terdedah informasi juga memiliki pemahaman yang baik terhadap isi informasi yang disampaikan juga waktu penyampaian informasi yang cepat kepada mereka.

Peran Public Relations sebagai Pembina Hubungan Baik (Relationship)

Lingkungan perusahaan memiliki pengaruh kuat terhadap keberadaan suatu perusahaan. Lingkungan dibedakan menjadi dua, lingkungan luar perusahaan dan lingkungan dalam perusahaan. Lingkungan luar perusahaan adalah publik, baik masyarakat sekitar, pemerintah, atau perusahaan yang memiliki visi misi senada. Baik buruknya pengaruh yang berasal dari lingkungan luar perusahaan akan mempengaruhi stabilitas perusahaan dalam mencapai tujuan, untuk itulah diperlukan peran public relations sebagai pembina hubungan baik (relationship). Irianta (2004) memandang corporate relation dapat dibina melalui dua pendekatan community relations. Pertama, public relations memposisikan perusahaan sebagai pemberi donasi. Pendekatan kedua adalah public relations memposisikan komunitas sebagai mitra dari perusahaan. Peran public relations sebagai pembina hubungan baik (relationship) memiliki dua indikator yaitu intesitas komunikasi yang berkaitan dengan jumlah komunikasi antara public relations dengan publiknya. Serta respons masyarakat yang berhubungan dengan sikap atau penilaian masyarakat terhadap public relations. Hasil penelitian penilaian responden terhadap peran public relations sebagai pembina hubungan baik (Relationship) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai pembina hubungan baik (Relationship)

Peran PR sebagai Relationship Jumlah Persentase (%)

Tinggi 25 62.5

Rendah 15 37.5

Total 40 100.0

(38)

26

dilaksanakan dalam bentuk surat menyurat, pesan singkat dan telefon yang dilakukan saat ada kebutuhan atau hal yang ingin dirundingkan oleh kedua pihak.

Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan masyarakat yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Oleh sebab itu public relations berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dan dukungan dari masyarakat. Indikator lain yang berpengaruh terhadap peran public relations sebagai Relationship adalah respons masyarakat terhadap public relations seperti kemudahan dalam menjalin komunikasi, pelaksanaan komunikasi dua arah, menjembatani hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar, kemampuan dalam membina hubungan baik dengan masyarakat, dan kemampuan membantu masyarakat dalam pelaksanaan program bersama. Tinggi penilaian responden terhadap peran public relations sebagai Relationship juga disebabkan karena public relation memberikan kemudahan untuk dihubungi, dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, hal ini tercermin dari komunikasi dua arah yang dibangun public relations saat proses blowing mesin dimana proses tersebut mengganggu kenyamanan masyarakat karena bising, bentuk hubungan yang baik juga dapat dilihat melalui upaya public relations untuk selalu menjadi jembatan komunikasi antara perusahaan dan masyarakat disaat masyarakat membutuhkan bantuan perusahaan untuk merenovasi beberapa fasilitas umum juga disaat perusahaan mengalami kesulitan dalam pengelolaan limbah perusahaan.

Peran public relations tergolong tinggi jika dilihat dari kedua indikatornya. Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai Pembina hubungan baik (Relationship) dilihat dari indikatornya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai pembina hubungan baik (Relationship) dilihat dari indikatornya

Indikator Penilaian Responden

Rendah Tinggi

Intensitas Komunikasi 15 (37.5) 25 (62.5)

Respons Masyarakat 16 (40.0) 24 (60.0)

Ket: angka dalam kurung dalam persen.

Berdasarkan Tabel 5, terlihat tidak terdapat selisih jauh antara kedua indikator dikarenakan kedua indikator saling mendukung terhadap tinggi peran public relation sebagai Pembina hubungan baik (Relationship). Intesitas komunikasi kedua belah pihak yang tinggi membangun respons masyarakat yang postif terhadap public relations dan berpengaruh terhadap penilaian responden terhadap peran public relation sebagai Pembina hubungan baik (Relationship) yang tinggi.

Peran Public Relations sebagai Backup Management

(39)

27 (evaluasi). Serta korelasi informasi yang diberikan. Penilaian Responden terhadap peran public relations sebagai backup management dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi jika hasil skor penilaian lebih besar dari 50 persen dan rendah jika hasil skor kurang dari 50 persen. Hasil penelitian penilaian responden terhadap peran public relations sebangai backup management dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai backup

management

Public relations melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen lain seperti bagian pemasaran, operasional, teknik, keuangan, dan personalia demi terciptanya tujuan bersama. Langkah public relations tersebut harus didukung oleh kohesitas fungsi manajement yang tinggi, sama halnya ketika bekerjasama dengan masyarakat sekitar perusahaan dalam sebuah program bersama seperti pengolahan limbah, pengobatan gratis rutin dan pemberian beasiswa pendidikan bagi warga desa yang berprestasi. Public relations harus mampu menyusun perencanaan program yang baik bersama masyarakat, mempersiapkan pelaksanaan program dengan matang, mengkoordinir pelaksanaan program dan mengevaluasi pelaksanaan program yang tentunya setiap tahapannya harus melibatkan warga desa sebagai mitra, dengan begitu public relations mampu melakukan dukungan manajemen dan menunjang kegiatan-kegiatan positif perusahaan (backup management) dalam hal pengembangan masyarakat.

Peran public relations ini dinilai tergolong tinggi oleh responden, karena public relations selalu mendegar dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat. Hal ini tercermin dari permintaan masyarakat agar perusahaan tidak melakukan blowing mesin pada malam hari dan waktu-waktu ibadah karena dapat membuat bising dan mengganggu aktivitas serta istirahat warga. Permintaan warga itu langsung ditindak lanjuti, public relations langsung mengadakan rapat dengan divisi produksi sehari setelah permintaan tersebut disampaikan oleh kepala desa setempat, dan tiga hari setelah itu public relations mewakili pihak perusahaan memberikan jawaban kepada kepala desa terkait permintaan yang diluluskan oleh divisi produksi perusahaan, selain itu dalam kinerja masyarakat menilai public relations mampu menjadi penegah yang baik antara masyarakat dan perusahaan, serta mampu membantu masyarakat dalam mengkontrol program atau kegiatan.

(40)

28

Tabel 7 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai backup management dilihat dari indikatornya

Indikator Penilaian Responden

Rendah Tinggi

Kohesivitas fungsi management 18 (45.0) 22 (55.0)

Korelasi informasi 24 (60.0) 16 (40.0)

Ket: angka dalam kurung dalam persen.

Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai backup management paling tinggi terdapat pada kohesivitas fungsi management, hal tersebut disebabkan karena public relation mendengar dan menindak lanjuti permintaan atau aspirasi masyarakat ke perusahaan. Selain itu public relation juga dinilai mampu menjadi penegah yang baik antara masyarakat dan perusahaan saat pengambilan keputusan. Korelasi informasi erat hubungannya dengan kesamaan informasi yang diterima masyarakat, baik melalui public relation atau divisi lain. Seringnya muncul berita-berita kabur perihal bantuan yang akan diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat yang tidak ada sumber pastinya membuat masyarakat bingung dan bertanya-tanya kurangnya kesigapan public relation dalam meralat dan memperbaiki informasi inilah yang membuat penilaian responden pada korelasi informasi yang diterima menjadi rendah.

“neng lamun ditanya bener atawa salah mah sok bikin lieur, sabab

informasi anu aya oge sok kabur, ari pagawai sok nyarios bakal aya bantuan daging the tapi lamun ditanya ka pa dadang atawa pa heri sok bilang insya allah wae, jadi kan lieur mana sing bener mana sing wadul“ (Operator Perusahaan).

Peran Public Relations sebagai Image Maker

Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan guna membangun citra perusahaan. Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai image maker atau membangun citra perusahaan dibagi kedalam dua kategori, yaitu kategori tinggi jika memiliki skor lebih dari 60 persen, dan rendah jika memiliki skor kurang dari 40 persen. Hasil penelitian terhadap penilaian responden terhadap peran public relations sebagai image maker atau membangun citra perusahaan dapat dilihat dari Tabel 8.

Tabel 8 Penilaian responden terhadap peran PR sebagai Image Maker

Peran PR sebagai Image Maker Jumlah Persentase (%)

Tinggi 26 65.0

Rendah 14 35.0

(41)

29 Berdasarkan Tabel 8, peran public relations sebagai image maker tergolong tinggi. 26 responden menyatakan bahwa peran public relations sebagai image maker tergolong tinggi tidak terlepas dari kinerja public relations yang jelas dan terarah saat menghadapi masyarakat. Masyarakat dimudahkan dalam menjalin komunikasi dan mengerti informasi yang disampaikan oleh public relations. Begiutu pula dalam pelaksanaan program bersama seperti pengobatan gratis rutin yang dilakukan setiap hari selasa di kantor desa, public relations senantiasa mendampingi tim dokter dan tidak sengan berkomunikasi dengan masyarakat yang ikut dalam pengobatan gratis tersebut. Pembagian kerja antar public relations pun merata, tidak hanya diam dan menonton pelaksanaan pengobatan gratis namun juga membantu tim dokter dan sesekali melakukan wawancara dengan masyarakat terkait kepuasaan dari masyarakat atas pelaksanaan program ini.

Menurut Lisna (2012) peran public relations sebagai pembangun citra merupakan peran inti public relations. dalam menjalankan peran ini public relations dituntut mampu menghubungkan dan membantu manajemen perusahaan dalam mendengarkan keinginan publik atas pelayanan yang diberikan, juga menciptakan kesan positif terhadap publik dan atau apa yang diinginkan oleh publik.

Peran public relations sebagai image maker dapat diukur melalui indikator upaya public relations dalam membangun citra perusahaan. Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai Image Maker berdasarkan indikatornya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Penilaian responden terhadap peran public relations sebagai image maker dilihat dari indikatornya

Indikator Penilaian Responden

Rendah Tinggi Upaya public relations dalam

membangun citra perusahaan

14 (65.0) 26 (35.0)

(42)
(43)

31

CITRA PERUSAHAAN DI MASYARAKAT DAN FAKTOR -

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM MEMBANGUN

CITRA PERUSAHAAN

Citra Perusahaan PT Indo Bharat Rayon

Bagi sebuah organisasi bisnis, citra positif sangat diperlukan bagi kelangsungan sebuah usaha. Salah satu cara agar dapat mengetahui citra perusahaan adalah dengan mengetahui penilaian dan pengetahuan responden terhadap peran public relations. Seperti yang dikemukakan oleh Ruslan (2008) bahwa citra perusahaan berhubungan erat dengan suatu penilaian publik terhadap segala bentuk produk atau pelayanan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, dan citra dapat bernilai negatif maupun positif. Citra yang ingin dibangun oleh PT Indo Bharat Rayon tentunya adalah Citra Perusahaan yang positif yang diwujudkan melalui kepedulian-kepedulian yang ditunjukan oleh perusahaan diberbagai aspek kehidupan. Citra perusahaan dapat diukur dari berbagai indikator, diantaranya kepedulian perusahaan terhadap kebersihan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian menunjukan penilaian responden terhadap citra perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Penilaian responden terhadap citra perusahaan PT Indo Bharat Rayon, Purwakarta 2014

Citra Perusahaan Jumlah Persentase (%)

Positif 29 72.5

Negatif 11 27.5

Total 40 100.0

Kegiatan public relations adalah salah satu metode untuk membangun citra positif sebuah perusahaan. Selain memperdayakan masyarakat, jika dilihat dari sisi perusahaan, kegiatan public relations jelas bertujuan agar operasional berjalan lancar tanpa gangguan. Selain itu kegiatan public relations mempengaruhi sustainibility dan acceptability (diterima dan berkelanjutan) perusahaan, karena keberadaannya diterima masyarakat sehingga saham perusahaan akan lebih bernilai. Penilaian responden terhadap citra perusahaan tergolong positif karena hampir seluruh responden memiliki penilaian dan tanggapan positif atas keberadaan dan kepedulian perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap aspek-aspek penting kehidupan masyarakat. Seperti kebersihan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran
Gambar  2 Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon
Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Cilangkap berdasarkan Pekerjaannya.

Referensi

Dokumen terkait

Peran Public Relations Harian JOGLOSEMAR dalam Meningkatkan Citra Perusahaan melalui Kegiatan Special Event, penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui : 1)

From the results of research can be noted that the activities of public relations kanpusda Sukabumi in building the image of the library started with 4 public relations process

Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah dari 4 peran Public Relation yang ada, Kantor Pos Besar Surakarta hanya melakukan 3 peran Public Relation dalam membangun

Dan apabila ada isu isu yang dapat mencemarkan citra positif perusahaan maka Public Relations selalu siap dalam menangani apabaila dengan danya kasus tersebut dengan cara:

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulisan tugas akhir ini mengambil judul “ PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF MELALUI KEGIATAN PUBLIC VISIT

Tujuan-tujuan yang terlihat dari peran yang dilakukan oleh Public Relations yaitu membuat citra perusahaan menjadi baik atau positif, pada wawancara dengan

Bahwa peran public relations internal yang dilakukan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk tetap menjaga saluran komunikasi organisasi adalah dengan : Seorang public

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memahami peran public relations pada divisi Marcomm Binus dalam memelihara citra positif, dan untuk memahami kendala