• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta

dalam Membangun Citra Perusahaan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana di Bidang Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

oleh :

ULFA WIDYANINGRUM

D1208635

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PERSETUJUAN

PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN ( Studi Deskripsi Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta

Dalam Membangun Citra Perusahaan )

Disusun Oleh:

ULFA WIDYANINGRUM

NIM: D1208635

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk

diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I

Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si. NIP : 195806171987021001

Pembimbing II,

(3)
(4)

commit to user

PERSEMBAHAN

(5)

commit to user

MOTTO

v

Allah akan mengangkat (derajat ) orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang – orang yang diberi ilmu beberapa derajat”

(Surat Al-Mujadilah : 11)

v “Man sabhara zhafira”, barang siapa yang bersabar pasti

beruntung.

v “Man jada wa jadda”, barang siapa yang bersungguh – sungguh

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang

merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka

penulisan skripsi dengan judul : PERAN HUMAS DALAM CITRA

PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar

Surakarta dalam Membangun Citra Perusahaan), dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Pembimbing yang dengan sabar

membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Hamid Arifin, M.si selaku Pembimbing yang berkenan memberikan

pengarahan, waktu luang serta memberikan berbagai macam masukan

serta kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Mursito BM, S.U selaku Ketua Panitia sidang skripsi.

4. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si selaku dosen Penguji dalam sidang skripsi.

5. Drs. H. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Fisip UNS

(7)

commit to user

8. Pihak-pihak dari Kantor Pos Besar Surakarta, yang telah berkenan

memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian, sehingga diperoleh

data yang diperlukan.

9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu memberikan motivasi dan sumbangan pemikiran, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu saran

dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca

Surakarta, April 2011

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Motto ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xii

Abastrak ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Kerangka Pemikiran ... 40

(9)

commit to user

BAB II DESKRIPSI PT. POS INDONESIA (PERSERO) &

KANTOR POS BESAR SURAKARTA ... 48

A...P T. Pos Indonesia (Persero) ... 48

1...S ejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia ... 48

2...K edudukan Pos dan Giro Indonesia ... 51

3...T ujuan didirikannya PT. Pos Indonesia ... 52

4...T ugas PT. Pos Indonesia ... 52

5...F ungsi PT. Pos Indonesia ... 52

6...V isi PT. Pos Indonesia ... 53

7...M isi PT. Pos Indonesia ... 54

8...S logan PT. Pos Indonesia ... 54

(10)

commit to user

B. Kan

tor Pos Besar Surakarta ... 56

1...S ejarah Perkembangan Kantor Pos Besar Surakarta ... 56

2...L okasi Kantor Pos Besar Surakarta ... 57

3...F asilitas & Sarana Pelayanan ... 58

4...P elayanan di loket ... 60

5...L ayanan Pos ... 61

6...S truktur Organisasi ... 68

7...D eskripsi Tugas Pegawai ... 68

BAB III PENYAJIAN DATA ... 75

A...K ondisi Public Relation di Kantor Pos Besar Surakarta ... 75

(11)

commit to user

C...K

egiatan Membangun Citra Kantor Pos Besar Surakarta... 121

BAB IV ANALISIS DATA ... 124

A. Analisis Public Relations di Kantor Pos Besar Surakarta ... 124

B. Analisis Peran Public Relations Kantor Pos Besar Surakarta ... 128

C. Analisis Citra Kantor Pos Besar Surakarta ... 140

BAB V PENUTUP ... 144

A. Kesimpulan ... 144

B. Saran ... 146

DARTAR PUSTAKA

(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Perbandingan penggunaan telepon seluler dengan sura ... 3

Gambar I.2 Model Pembentukan Citra ... 35

Gambar 1.3Skema TeknikAnalisis Interaktif ... 45

Gambar 2.1 Logo PT. Pos Indonesia ... 53

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) ... 77

Gambar 3.2 Kliping koran kegiatan jalan sehat ... 87

Gambar 3.3 Wawancara Kepala Kantor Pos Besar Surakarta ... 89

Gambar 3.4 Kumpulan pamphlet ... 90

Gambar 3.5 Pemasangan spanduk Kantor Pos Besar Surakarta ... 91

Gambar 3.6 Papan pengumuman Kantor Pos Besar Surakarta ... 92

Gambar 3.7 Publikasi bursa filateli ... 94

Gambar 3.8 Sosialisasi TK Al-Islam 4 Surakarta ... 95

Gambar 3.9 Kunjungan SD Warga Surakarta ... 96

Gambar 3.10 Prangko Prisma Kantor Pos Besar Surakarta ... 97

Gambar 3.11 CSR Kantor Pos Besar Surakarta ... 99

Gambar 3.12 Pembukaan gerai Kantor Pos saat Tahun Baru Imlek ... 102

Gambar 3.13 Kumpulan merchandise ... 102

Gambar 3.14 Loket Customer Servis ... 106

(13)

commit to user

Gambar 3.16 Penanda Tanganan Prangko Prisma ... 114

Gambar 3.17 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji wawancara dengan

wartawan ... 117

Gambar 3.18 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji saat jumpa

(14)

commit to user

ABSTRAK

Ulfa Widyaningrum, D1208635, PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam Membangun Citra Perusahaan), FISIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Penelitian ini berusaha menggambarkan mengenai bagaimana peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan. Bermula dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi seperti (telpon, internet, email, chatting, webcam), membawa dampak ditinggalkanya komunikasi tradisional dan surat menyurat. Hal tersebut mempengaruhi operasional kerja Kantor Pos Besar Surakarta, selaku Badan Usaha di bidang komunikasi distribusi surat. Supaya mampu terus bertahan di era globalisasi dan daya saing tinggi, Kantor Pos Besar Surakarta berusaha meningkatkan pelayanan dalam berbagai bidang usaha dan menggunakan teknologi juga dalam sistem operasionalnya. Peningkatan pelayanan dan pengembangan usaha tersebut memerlukan sosialisasi dan publikasi ke pada masyarakat agar Kantor Pos tetap berada dihati masyarakat. Disinilah peran penting Public Relations sangat diperlukan dalam membangun citra perusahaan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, mengacu dari teori Public Relations, yaitu Peran Public Relation yang terdiri dari 4 peran: Expert Prescriber (Penasehat Ahli), Facilitator Communication (Komunikasi Fasilitator), Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan Masalah) dan Communication Technician (Teknisi Komunikasi).

Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan metode wawancara atau interview, observasi atau pengamatan, dan studi pustaka. Teknik penarikan sampel mengguanakan purposive sampling, dengan memilih informan atau narasumber yang dianggap mampu mewakili informasi secara keseluruhan. Pengumpulan data primer sekunder dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peran Public Relation di Kantor Pos Besar Surakarta. Data primer dan sekunder yang sudah terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis interaktif.

(15)

commit to user

ABSTRACT

Ulfa Widyaningrum, D1208635, THE ROLE OF PUBLIC RELATIONS IN CORPORATE IMAGE (Qualitative Descriptive Study The Role of Public Relation in Central Post Office Surakarta for Building Image Company), FISIP, University of Sebelas Maret Surakarta, 2011.

The research is to describe how the activities of Public Relations in the Post Office Building Surakarta Company Image. Starting from the rapid growth of communications technology (such as phone calls, internet, email, chatting, webcam), bringing the impact of the abandonment of traditional communication and correspondence. The rapid growth of communications technology given affect the operational work of Surakarta as the Post Office business entities in the distribution of letter.To continue to survive in the era of globalization that have a high competitiveness, Surakarta, Central Post Office trying to improve services in various fields of business and use the technology in its operating system. Service improvement and business development requires dissemination and publication to the community for the Post Office remain in hearts of society. This is where the important role of Public Relations is needed in building the corporate image.

Frame work in this research, Public Relations refers to the theory, namely the role of Public Relation comprised of 4roles: Expert Prescribers , Communication Facilitator, Problem Solving Process Facilitator and Communications Technician

The process of data collection is done by using an interviews, observation, and literature. The sampling technique used purposive sampling, selecting informants or sources that are considered capable of representing in formation as a whole. Primary and secondary data collection conducted to determine how the implementation of the role of Public Relation in the Central Post Office of Surakarta. Primary and secondary data already collected and then analyzed using an interactive analysis.

(16)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pokok.

Komunikasi selalu dibutuhkan setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan komunikasi segala hal dapat terselesaikan dengan mudah, cepat

bahkan dapat meraih berbagai keuntungan. Dengan banyaknya manfaat

komunikasi seperti sebagai pembentuk diri, pengungkapan diri atau ekspresi,

digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, memupuk hubungan dan

memperoleh kebahagiaan. Manfaat Komunikasi tersebut menjadi pemicu

berkembangnya komunikasi, baik komunikasi intern, antar, maupun secara

berkelompok dan organisasi sebagai faktor penting pendukung keberhasilan

di segala bidang.

Perkembangan komunikasi yang dilakukan banyak pihak untuk

mencapai berbagai tujuan juga harus dibarengi dengan adanya proses

komunikasi yang baik pula. Perkembangan komunikasi ditandai juga dengan

adanya perkembangan tekhnologi komunakasi yang pesat saat ini.

Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, memberikan

banyak pilihan kepada masyarakat dalam menggunakan sarana komunikasi.

Komunikasi melalui telepon seluler dan juga chatting melalui internet secara

(17)

commit to user

Kondisi ini berdampak pada layanan pos khususnya yang menyangkut surat

menyurat yang semakin kurang populer, karena dianggap layanan dan

pengiriman berita akan lama sampai ke alamat tujuan. Lamanya surat sampai

ketujuan, tentunya salah satu hal yang akan mempengaruhi tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap layanan pos.

Adanya perkembangan teknologi tersebut, menyebabkan layanan pos

khususnya surat menyurat menjadi semakin kurang populer. PT. Pos

Indonesia yang layanan utamanya surat menyurat sangat merasakan dampak

dari gejala ini. Masyarakat merupakan pelanggan potensial dimasa datang,

dan diharapkan mampu menjaga keberlangsungan penyelenggaraan jasa

layanan pos. Layanan pos PT. Pos Indonesia difokuskan pada kualitas

pelayaan sehingga mampu terus bertahan dan dapat bersaing dengan

tekhnologi lain.

Dimaksud dengan layanan pos adalah salah satu jasa layanan

komunikasi, yang penyelenggaraannya diatur dalam Undang-undang

Republik Indonesia No.6 Tahun 1984 Tentang Pos. Dalam Bab I Ps 1

menyatakan Pos adalah pelayanan lalulintas suratpos, uang, barang dan

pelayanan jasa lainnya yang ditetapkan oleh Menteri, yang diselenggarakan

oleh Badan yang ditugasi menyelenggarakan pos dan giro dalam hal ini PT.

Pos Indonesia.

Salah satu indikasi beralihnya pola komunikasi dapat dilihat dari

data pertumbuhan surat dan telepon seluler. Data produksi surat PT. Pos

(18)

commit to user

25,38% dari tahun 2003 menjadi sebanyak 328.721.750 pucuk surat namun

tahun 2005 terjadi penurunan produksi (29,75%) dari tahun 2004 menjadi

sebanyak 231.005.570 pucuk surat. Sedangkan data dari Asosiasi

Penyelenggara Telepon Seluler (ATSI) tahun 2007 menyebutkan

pertumbuhan telepon seluler tahun 2003 berjumlah 18.900.000 pengguna,

tahun 2004 naik 53% yaitu sebanyak 290.000.000 pengguna, dan tahun 2005

naik 38% dari tahun 2004 menjadi sebanyak 400.000.000 pengguna. Dengan

naiknya data pengguna seluler dan turunnya produk surat, untuk sementara

ini dapat diartikan, pola komunikasi bergeser dari penyampaian pesan melalui

surat, menjadi komunikasi melalui telepon seluler, atau ada kemungkinan

kecenderungan pemakaian telepon seluler lebih besar. Kedua data tersebut,

yaitu data pengguna seluler dan pengirim surat, tidak mengklasifikasikan usia

pengguna, namun dari pengamatan, di kalangan masyarakat penggunaan

telepon seluler sudah merupakan kebutuhan, sehingga dapat dikatakan

kalangan masyarakat mendominasi penggunaan seluler. Fenomena yang kita

lihat sehari-hari, pengguna telepon seluler, dari kalangan anak-anak sampai

masyarakat sudah menjadi pemandangan umum, dalam lingkup keseharian

maupun sekolah.

(19)

commit to user

Perbandingan penggunaan telepon seluler dengan surat Sumber : Data produksi surat PT.Pos Indonesia & ATSI (Asosiasi

Penyelenggara Telepon Seluler)

Dengan adanya fakta tersebut PT. Pos Indonesia melakukan

perubahan baik dari segi pelayanan, system dan juga ruangan yang

digunakan. Hal ini telah dilakukan dengan meningkatkan pelayanan di bidang

lain yng tidak hanya di bidang pengiriman pos saja, bidang system Kantor

Pos juga menggunakan sistem online, dan juga telah memiliki layanan online

melalui www.posindonesia.co.id diamana pelanggan dapat melihat daftar

biaya pengiriman dan juga melihat daftar kirimannya sudah sampai ditangan

penerima. Selain itu bangunan Kantor Pos yang rata rata merupakan

bangunan peninggalan kolonial Belanda juga sudah banyak dikonversikan ke

dalam bangunan baru agar dapat mengikuti arus globalisasi dan Kantor Pos

dapat mampu bertahan dengan kompetitor lain sebagai perusahaan pelayanan

jasa.

PT. Pos Indonesia terus meningkatkan berbagai fasilitas

pelayanannya di berbagai bidang, dengan meningkatkan pelayanan jasanya

menjadi multi layanan yang disediakan untuk masyarakat umum. Peningkatan

pelayanan tersebut diantaranya adalah :

1. Kiriman International yaitu jasa pengiriman ke dalam negri baik luar negri

yang di harapkan dapat lebih melayani masyarakat umum sehingga

masyarakat dapat kembali menggunakan jasa PT. Pos Indonesia tidak

menggunakan jasa yang didirikan pihak asing seperti DHL, FEDEX yang

(20)

commit to user

PT. Pos Indonesia berarti kita dapat berbangga dengan jasa layanan yang

dimiliki negara sendiri.

2. Filateli jasa penyedianan barang barang pos, baik prangko, prisma, benda

dan perlengkapan filatelli, philatelic merchandising pos reguler, kartu

ucapan, kartu pos untuk pengiriman dalam atau luar negri maupun

digunakan untuk koleksi.

3. SOPP ( System Online Payment Point ) yaitu dimana pelanggan dapat

melakukan pembayaran berbagai tagihan rekening telpon, internet, flexy,

asuransi, angsuran motor/elektronik, penerimaan pajak, isi ulang pulsa

seluler, pembayaran HP pasca bayar, listrik, kartu kredit, Indovision,

tiket Kereta Api, bahkan juga menabung ke Bank di loket loket yang

disediakan PT. Pos Indonesia.

4. Hybrid Mail yaitu layanan pengiriman surat electronic atau merupakan

jasa penyimpanan surat surat berharga perusahaan.

5. Ritel yaitu tempat pelayanan pos atau Kiospos yang menyediakan produk

pos, formulir, benda pos konsyiyosi dan komoditi ritel (UT, akta

Pertanahan, voucher, materai, kartu share-e) Jasa wartel ticketing,

minimarket. Hal ini digunakan PT. Pos Indonesia sebagai usaha

peningkatan layanan dan juga dalam rangka memperkuat posisi Kiospos

(21)

commit to user

6. Logistic yaitu layanan penyedia warehousing, inventory management,

tranporting, freight forwarding, real property, rental space, property

development, property management.

PT. Pos Indonesia selain menyediakan layanan yang baru seperti

diatas tetapi juga masih mempertahankan layanan jasanya yaitu Jasa

Keuangan seperti wesel pos yang telah ditingkatkan menjadi Wesel Pos

Instant yaitu sistem pengiriman uang tunai dalam hitungan detik penerima

sudah dapat menerima uangnya, distribusi keuangan, giro pos. Layanan

Pengiriman barang, dan layanan surat menyurat.

PT. Pos Indonesia melakukan berbagai upaya untuk lebih

mengenalkan dan mempermudah layanannya kepada masyarakat , yaitu

menambah titik layanan jasa pos :

1. Program Pos One di pusat-pusat perbelanjaan khususnya mall.

2. Pos Keliling layanan jasa pos yang menggunakan mobile dan

berkeliling ke kecamatan kecamatan

3. SOPP layanan online ini membuka loket loket sendiri di Rumah Sakit

4. KIOSPOS layanan penyedia produk pos (Toko Pos) yang akan di

buka di banyak tempat secara bertahap.

Peningkatan yang dilakukan PT. Pos Indonesia di atas telah

menggeser fungsi Kantor Pos yang semula hanya untuk tempat pengiriman

(22)

commit to user

memiliki multifungsi. Maka dari itu perubahan yang dilakukan oleh Kantor

Pos memerlukan sosialisasi yang harus disebarkan kepada masyarakat, agar

masyarakat dapat mengetahui dan dapat menggunakan sarana jasa yang telah

disediakan oleh Kantor Pos dengan optimal. Dalam membangun citra yang

telah berubah tersebut merupakan tugas dari Bidang Humas (Publik

Relation), sebab humas merupakan bagian yang berhubungan dan menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat, sehingga humas sangat

berperan dalam perubahan dan pemberian informasi kepada masyarakat

dalam membangun citra yang positif perusahaan dalam rangka peralihan

fungsi tersebut.

Bukti dari keberhasilan yang telah dicapai oleh bidang humas kantor

pos tersebut, hingga saat ini Kantor Pos masih menjadi pilihan masyarakat

yang dapat diandalkan. Kantor Pos mampu membuktikan dengan perubahan

fungsi yang telah dilakukan dapat bersaing di dunia usaha dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi. Selain itu keunggulan kantor pos

yaitu, memiliki banyak kantor cabang hampir di seluruh indonesia hingga

tingkat kecamatan, mampu menarik perhatian masyarakat untuk

menggunakan jasa layanan Kantor Pos karena lebih dekat, mudah dan cepat.

Hingga tertuang dalam slogan andalannya yaitu “Lebih Dekat, Lebih Mudah,

Lebih Cepat”.

Kantor Pos Besar Surakarta yang merupakan Kantor Pos yang telah

mengikuti seluruh peralihan fungsi dan telah melakukan banyak perubahan

(23)

commit to user

mampu membangun citra kantor baru dihati masyarakat dengan berbagai

kegiatan yang dilakukan, salah satunya kegiatan yang menarik adalah

“Customer Day” yaitu memberikan informasi langsung kepada masyarakat

tentang layanan Kantor Pos Surakarta yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat. Dengan menyebarkan pamflet, penjelasan ke rumah- rumah, dan

sekolah- sekolah. Selain itu melalui kegiatan Pos Keliling yang rutin

dilakukan hingga daerah- daerah diharapkan mampu memberikan informasi

kepada masyarakat tentang semua akses yang dapat dilayani oleh Kantor Pos.

Berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut, mendorong

keberhasilan membangun citra baru yang telah dilakukan Kantor Pos hingga

saat ini, apalagi persaingan dunia usaha yang ketat dan dibarengi kemajuan

teknologi yang semakin pesat menarik hati peneliti untuk meneliti dengan

menggambarkan dan memaparkan pelaksanaan kegiatan humas Kantor Pos

Besar Surakarta dalam perananya membangun citra perusahaan terkait

dengan pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dipaparkan

dimuka, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimanakah Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam

membangun citra perusahaan terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia,

dari penyedia layanan distribusi pos menjadi penyedia multi layanan

(24)

commit to user

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui

peran humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan

terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia, yaitu dari layanan distribusi pos

(layanan pengiriman surat menyurat dan barang) menjadi penyedia multi

layanan (jasa keuangan, layanan bisnis, transaksi pembayaran).

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut ;

a. Dapat menyumbang pengetahuan dan pemikiran yang

bermanfaat di bidang ilmu komunikasi khususnya di bidang

Humas (Public Relation)

b. Dapat digunakan sebagai sarana bagi penulis untuk memperluas

wawasan mengenai ilmu komunikasi khususnya di bidang

Humas (Public Relation)

c. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

menambah masukan bagi perusahaan dalam menentukan

kebijaksanaan program – program bidang Humas (Public Relation) dimasa yang akan datang.

E. TINJAUAN PUSTAKA

(25)

commit to user

Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis

yang artinya sama dengan common, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat “sama”. Istilah pertama communis adalah istilah paling sering disebut asal usul komunikasi. Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut

secara sama. Maka Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup

atau lebih, sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan,

tanaman dan bahkan jin (Mulyana, 2005:41-42).

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang

individu (komunikator) kepada individu lain (komunikan). Komunikasi

adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang

mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama

manusia; (2) melaliu pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap

dan tingkah laku orang lain; (4) serta mengubah sikap dan tingkah laku

orang lain; (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku (Pareno,

2002:3).

Adapun cara yang tepat untuk mengerti tentang komunikasi adalah

dengan menjawab 5 W + 1 H (Who, What, Which, Whom, What Effect, How). Hal ini dapat diartikan dalam unsur dasar komunikasi : (Pareno, 2002:3)

1. Siapa yang mengatakan ? (komunikator, pengirim, sumber)

2. Apa yang disampaikan ? (pesan, ide, gagasan)

(26)

commit to user

4. Kepada siapa ? (komunikan atau penerima)

5. Apa dampaknya ? (efek atau hasil komunikasi)

6. Bagaimana proses komunikasinya? (hasil proses komunikasi)

Dari unsur-unsur komunikasi di atas dapat diartikan bahwa

komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator

berupa ide, gagasan kepada komunikan dengan menggunakan media

sebagai pendukung dan menghasilkan dampak-dampak tertentu.

Berelson dan Steiner (1964) memfokuskan pada unsur penyampaian

bila mereka memberikan definisi komunikasi sebagai berikut:

“penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan, dan seterusnya, melalui

penggunaaan simbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain” (Rakhmat,

1978:10).

Pengertian yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam

karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan

komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect? bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

4. Komunikan (kepada siapa?)

(27)

commit to user

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana

proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak

penerima yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 1994:10).

Deddy Mulyana mengkategorikan definisi-definisi tentang

komunikasi dalam tiga konseptual yaitu: (Mulyana, 2005:61-69)

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.

Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah

dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)

lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti

surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman

komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila

diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila

diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya

jawab.

Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:

a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.

(28)

commit to user

c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).

d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

2. Komunikasi sebagai interaksi.

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses

sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang

menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima

bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang

pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari

orang kedua, dan begitu seterusnya.

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.

3. Komunikasi sebagai transaksi.

Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang

dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang

(29)

commit to user

berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif

mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan

verbal dan atau pesan nonverbal.

Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:

a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.

b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami danberbagi makna.

c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang

melibatkan gagasan dan perasaan.

d.Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih.

William I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi

empat, yaitu: (Mulyana, 2005:5-30)

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun

konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,

antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk

(30)

commit to user

Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita

mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi

yang diberikan orang lain kepada kita.

a. Pernyataan eksistensi diri

Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah

yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan

eksistensi diri.

b. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan

memperoleh kebahagiaan.

Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

hidup. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh

dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau

mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif

atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan

sosial serta hiburan.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan

(emosi) kita. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih,

takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata,

namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku

nonverbal.

(31)

commit to user

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog

sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang

tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,

menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa

pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal

pendapat Onong Effendy, ia berpendapat fungsi komunikasi adalah

menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.

Sedangkan Harold D Lasswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai

berikut: (Effendy, 1994:27)

1.(The surveillance of the environment) Penjajagan/pengawasan lingkungan yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi

nilai masyarakat.

2.(The correlation of the parts of society in responding to the environment) Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk

menanggapi lingkungannya.

(32)

commit to user

Dari berbagai hal mengenai definisi komunikasi di atas, salah satu

kegiatan komunikasi dalam organisasi yaitu kegiatan Humas (Publik Relation). Kegiatan Humas merupakan aktivitas penyelenggaraan penyampaian pesan melalui kumunikasi dua arah timbal balik, antara

lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik sasaranya untuk

mencapai tujuan tertentu.

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2

bentuk yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan.

Dengan kata lain terdapat dua unsur peranan komunikasi dalam suatu

organisasi, yaitu pertama; unsur komunikasi manajemen (manajemen

communication) atau sering disebut juga komunikasi organisasional (organizational communication) dan unsur kedua adalah kokmunikasi antar

manusia (human relations communication).

Dengan adanya dua unsur peranan komunikasi dalam organisasi,

George R. Terry dalam bukunya, P, (6th edition, 1972, Richard D Irving Inc.

Georgetown) menjelaskan, bahwa secara garis besar terdapat 5 (lima) bentuk

komunikasi dalam manajemen yaitu ; (Ruslan, 2007:10 – 11)

a. Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur

organisasi formal, memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu

melalui instruksi instruksi bentuk lisan dan tertulis sesuai dengan

prosedur secara fungsional yang berlaku. Juga memiliki arus

(33)

commit to user

b. Komunikasi non- formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara

fungsional berada di luar komunikasi formal.

c. Komunikasi informal. Komunikasi yang lebih berhubungan antara

sesama manusia, biasanya digunakan bagian personalia ketika

menghadapi suatu masalah dengan karyawan.

d. Komunikasi teknis, komunikasi ini lebih bersifat teknis, hanya

dimengerti oleh para ahli yang bekerja pa bidang tertentu. Misalnya

para arsitek, teknil mesin, teknik industri dan lain sebagainya.

e. Komunikasi prosedural, bentuk komunikasi ini lebih dekat dengan

komunikasi formal. Komunikasi ini biasanya tertuang dalam bentuk

bentuk peraturan, ketentuan tertulis yang telah ditetapkan dan

disepakati.

Bila dikaitkan dengan PR/Humas peran komunikasi sangat penting

dalam penyampaian pesan (messages) demi tercapainya tujuan dan pengertian

bersama dengan publik, khalayak sasaranya. Newson and Sifried, (1981)

mengungkapkan pentingnya peranan komunikasi dalam kegiatan PR/Humas,

”Akhirnya yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah

seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi ( Ruslan, 2007:82).

Unsur – unsur pokok dalam proses berkomunikasi, yaitu :

· Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.

(34)

commit to user

emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator

kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan).

· Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada

khalayak.

· Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negative dari

tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut

(Ruslan, 2007 : 83).

Peran PR/Humas dalam konteks ilmu komunikasi sebagai suatu

metode dan teknik komunikasi atau lembaga yang berperan sebagai

penunjang manajemen, aktivitas organisasi dan demi tercapainya tujuan

bersama dalam suatu organisasi.

PR/Humas merupakan mediator yang berada antara pemimpin

organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan

masyarakat internal maupun eksternal. Publik juga memiliki hak untuk

mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan

rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan,

harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasaranya.

2. Definisi Public Relation

Public Relation merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan seluruh anggotan organisasi untuk menciptakan citra yang baik di mata

(35)

commit to user

seperti yang diungkapkan oleh F.Rachmadi (Rachmadi, 1997:7) bahwa

Public Relations adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara suatu lembaga dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya

lembaga tersebut.

Berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling

berbedakan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah

satu definisi Humas/PR, yang di ambil dari The British Institute of Public

Relations, berbunyi: (Ruslan, 2007:16)

a. “Public Relations activity is management of communications between

an organization and its public”.

(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya)

b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian

antara organisasi dan publiknya)

Terdapat banyak sekali definisi mengenai Publik Relation. menurut Cutlip adalah: ”Public Relations is management functions that establish

and maintains mutually beneficial relationship between an or ganizations and publics whom is success or failure depends”

(36)

commit to user

hubungan yang saling menguntungkan antara suatu organisasi dengan

publiknya, dimana kesuksesan atau pun kegagalan tergantung kepadanya)

(Cutlip, Center & Brown, 1999:6).

Publik Relation sangat penting untuk kemajuan perusahaan, namun tidak jarang devisi Publik Relation tidak ada di dalam struktur organisasi.

Di Indonesia hanya perusahaan-perusahaan besar berskala nasional yang

sudah memiliki devisi Publik Relation. Untuk perusahaan berskala lokal,

kegiatan Publik Relation dilaksanakan oleh devisi lain yang tanpa disadari

devisi tersebut sudah melakukan kegiatan tersebut. hal ini disebabkan

karena Publik Relation sebagai fungsi komunikasi mempunyai dua pengertian :

a. Publik Relation sebagai “method of communication”, merupakan rangkaian kegiatan komunikasi yang mempunyai cirri khas sebagai

berikut:

1) Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung 2 arah secara

timbal balik.

2) Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi,

pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini publik.

3) Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan perusahaan itu sendiri.

4) Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar

organisasi.

5) Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang

(37)

commit to user

b. Publik Relation sebagai ”state of being” merupakan perwujudan kegiatan berkomunikasi sehingga melembaga. Perwujudan kegiatan

komunikasi yang dilembagakan dalam bentuk biro, bagian khusus

yang menangani fungsi Publik Relation (Effendy, 1993:94-96).

Perusahan yang mengaplikasikan Publik Relation sebagai method of

communication dalam manajemen kerja berarti tidak membentuk devisi khusus Publik Relation. Secara terselubung kegiatan Publik Relation dilaksanakan divisi lain yang sudah mendapatkan kewenangan dari

pimpinan. Hubungan fungsional antara Publik Relation dengan organisasi

ialah bahwa sebagai metode komunikasi, dimana Publik Relation mengefektifkan dan mengefisiansikan upaya pencapaian tujuan organisasi.

Apabila seorang manajer atau pimpinan perusahaan atau devisi apapun

dari suatu perusahaan melaksanakan kegiatan dengan cirri-ciri diatas,

berarti dia telah melaksanakan fungsi Publik Relation yang sebenarnya.

Meskipun ada perbedaan penekanan pada unsur – unsur pokok

dalam setiap definisi Public Relation, namun secara umum pada Public Relation melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada. Apabila tidak ada kedua aspek tersebut maka nama lembaga atau nama kegiatan

tersebut bukanlah Public Relation. Kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut ; (Effendy, 1993:110)

1. Sasaran Public Relations adalah publik internal dan publik eksternal

(38)

commit to user

Pada dasarnya tujuan Public Ralation sebuah organisasi adalah

mengembangkan goodwill atau itikad baik dan menciptakan kerjasama

berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Artinya

bahwa tujuan dari Public Relations adalah untuk menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau

organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak melalui jalan

komunikasi yang baik dan puas secara timbal balik.

Ada beberapa point penting mengenai Public Relations (Rumanti, 2002:1)

1. Kesuksesan Public Relations terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya diakui dan diterima oleh publik.

2. Public Relations secara terus menerus mengadakan komunikasi atau dialog dengan publik eksternal ataupun publik internal.

3. Public Relations merupakan instrumen dalam manajemen yang secara kontinu memberikan informasi kepada kelompok publik

terkait.

4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tanggungjawab

terhadap apa yang dilakukan organisasi.

5. Public Relations merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungannya. Apa

efek dan dampaknya terhadap publik internal atau eksternal,

peraturan yang setelah diolah menjadi perencanaan yang nyata untuk

(39)

commit to user

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan Menurut Edward L.

Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952, University of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu: (Ruslan, 2007:17)

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat

secara langsung

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakta

atau sebaliknya

Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas,

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi

manajemen Humas (Public Relations Managemen) adalah sebagai berikut:

(Ruslan, 2007:18-19)

- Menunjukan kegiatan tertentu (action)

- Kegiatan yang jelas (activities)

- Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)

- Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)

- Adanya kepentingan bersama (common interst)

- Terdapat komunikasi dua arah timbale balik (reciprocal two ways

traffic communication)

Public Relation juga sangat bekaitan dengan media/ alat yang digunakan untuk menyampaikan, menghubungkan, dan menjadi

perantara antara organisasi dan publiknya. Media PR harus disusun,

(40)

commit to user

dengan jurnalis. Hubungan yang saling menguntungkan tersebut akan

mempermudah PR dalam membangun kepercayaan public, meningkatkan

citra organisasi dan menarik simpati dari publiknya. Seperti kutipan dari

salah satu jurnal international dalam PRSA (Public Relation Society Of

America) “Media relations can be defined as the systematic, planned, purposeful and mutually beneficially relationship between journalists in the mass media and public relations practitioners. Its goal is to establish trust, understanding and respect between the two groups” (Supa dan Zoch, 2009:4)

3. Peranan, Ruang Lingkup, Tugas dan Fungsi Humas

Peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat

kategori Dozier&Broom : (Ruslan, 2007:20-21)

1. Penasehat Ahli (Expert prescriber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan

dengan publiknya (Public Relationship). Artinya, pihak manajemen

bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah

disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut

dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

(41)

commit to user

membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang

diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

3. Fasilitator Proses pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajmen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai

penasihat (adviser) hingga mengambil tindak eksekusi (keputusan)

dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara

rasional dan professional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication technician) Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai

journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan

akan berbeda bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku

pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya

komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee

relations and communication media model).

Ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara

lain meliputi aktivitas: (Ruslan, 2007:23)

(42)

commit to user

Public internal adalah public yang menjadi bagian di unit/badan/perusahaan atau organisasi. Seorang PR harus mampu

mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran

negative di dalam masyarakat, sebeluim kebijakan itu dijalankan oleh

organisasi.

b. Membina hubungan keluar (Public eksternal)

c. Public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga

yang diwakilinya.

Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran Humas/PR

tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan keluar (outward looking). Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah : (Ruslan, 2007:23-24)

a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building copporate identity and image).

- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang postif

- Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan

berbagai pihak

b. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)

- Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi

dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image

yang bertugas memperbaiki lost of image and dmage

(43)

commit to user

- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public

- Mendukung kegiatan kampanye social anti merokok serta

menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya.

Tugas - tugas pokok Public Relations: (Rumanti, 2002:39-42)

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian

informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada

publik, supaya public mempunyai pengertian yang benar tentang

organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

umum masyarakat. Contoh : kritik atau saran masyarakat di surat

kabar yang perlu ditindak lanjuti untuk dapat membentuk dan

mempertahankan citra perusahaan yang baik.

3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations menyadari citra

yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi,

publikasi, tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa

mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan,

mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu

terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi.

4. Tanggung jawab sosial Public Relations merupakan instrumen perusahaan untuk memberikan pertanggung jawaban secara jujur dan

terbuka kepada publik maupun pers mengenai informasi yang telah

(44)

commit to user

5. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus yaitu komunikasi timbal balik yang mengharapkan adanya

respon atau tanggapan dari publik.

Sementara Astrid S. Sutanto mengutip pendapat Cutlip & Center

menyatakan tugas PR/Humas perusahaan adalah sebagai berikut:

(Kusunastuti, 2002:26)

1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk

menggunakan barang/jasa instansinya.

2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instasi

dengan publiknya.

3. Meningkatkan penjualan barang/jasa.

4. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat sehari-hari.

5. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat

akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

6. Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis

dari pesaing perusahaan oleh konsumen.

Fungsi PR mengalami evolusi dari masa ke masa, mulai dari agen

pers (Press Agentry), publisitas (publicity), dan konsultasi (counselling)

Sedang menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya “Public Relations

University of Oklahoma Press, menjelaskan bahwa PR mempunyai tiga

(45)

commit to user

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan

masyarakat secara langsung

3. Berupaya mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu

badan/lembaga dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau

sebaliknya.

Fungsi PR dalam perusahaan dapat dijabarkan lagi sebagai berikut:

(Suci, 2009:11 - 12)

1. Counseling, konsultasi untuk para karyawan dan pihak manajemen. 2. Research, melakukan riset untuk mengevaluasi fungsi, tugas, dan peran

yang selama ini telah dilakukan.

3. Media relations, membina hubungan dengan para wartawan dari berbagai media.

4. Publicity, melakukan publikasi untuk setiap acara atau kegiatan yang dilaksanak an oleh PR.

5. Employee relations, melakukan hubungan dengan semua karyawan perusahaan.

6. Community relations, membina hubungan dengan masyarakat di sekitar perusahaan.

7. Public affair, membina hubungan baik dengan semua publik perusahaan, baik internal maupun eksternal.

(46)

commit to user

9. Issues management, melakukan manajemen isu, baik kecil maupun besar.

10. Financial relations, membina hubungan baik dengan pemegang saham dan para donator.

11. Industry relationts, membina hubungan baik dengan industry yang berhubungan dengan perusahaan.

12. Development/ found rising, melakukan pengembangan atau peningkatan yang dirasakan perlu bagi kemajuan perusahaan.

13. Multicultural relations/work diversit, membina hubungan baik dengan setiap kelompok karyawan yang ada di perusahaan.

14. Special event, mengorganisir segala sesuatu yang berhubungan dengan acara atau kegiatan yang ak an dilaksanakan oleh perusahaan.

15. Marketing communications, melakukan komunikasi pemasaran.

Fungsi PR dalam marketing memiliki ikatan yang kuat. Menurut Philip Kotler dalam Harvard Business Review, Public Relations merupakan bagian dalam “mega marketing”. PR merupakan salah satu

unsur dari marketing mix bersama-sama dengan 4p’s lainnya dan Power. Dalam beberapa hal, pekerjaan PR memang tumpang tindih dengan

pekerjaan marketing (Kasali, 1994:11).

Public relations juga berbeda dengan pemasaran dalam hal

membangun kepercayaan publik terhadap organisasinya seperti kutipan

dari PRSA (Public Relation Society of America) “Public relations

(47)

commit to user

influence on relationships (Oyer, 2010:5). Publik Relations secara ilmiah mengekspresikan sebuah ketertarikan terhadap sebuah kepercayaan (citra

yang baik) karena akan berpengaruh terhadap hubungan PR dengan

publiknya

Dalam berberapa tahun terakhir, pemasaran lebih personal berkat

kemudahan teknologi atau media baru yang secara cepat menjangkau

konsumen massal. Pada sisi lainnya, gaya penekanan dengan sentuhan

personal lebih menekankan aspek emosi kemanusiaan dan spiritualitas

yang selain memanjakan, juga memuliakan konsumen, bukan hanya

pendekatan rasional. Fenomena baru ini menempatkan akademisi atau

praktisi pemasaran dan kehumasan semakin erat, bahkan pada saat tertentu

sulit membedakan kedua profesi ini karena batasannya yang hampir kabur

dan bidang garapan yang hampir sama (Suci, 2009:14).

Pemasaran bergerak pada sektor pelayanan dan kepuasan konsumen

untuk memperoleh laba. Sedangkan PR dibutuhkan karena bergerak dalam

sektor citra. Sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik terhadap

perusahaan, dan perusahaan memperoleh laba (Kasali, 1994:28).

PR memainkan dua peranan utama dalam program komunikasi :

1. Peran tradisional PR menciptakan goodwill dan menstimulasikan kepentingan antara organisasi dengan bermacam publiknya, tugasnya

menyediakan rangkaian kegiatan yang mana stakeholders mengenal, memahami, dan dengan cara tersebut organisasi mendapatkan reputasi

(48)

commit to user

2. PR ada untuk mendukung pemasaran produk dan jasa organisasi, dan tugasnya adalah berintegrasi dengan elemen lain dalam bauran

pemasaran (Suci, 2009:15).

Sebagai konsep yang memadukan bidang pemasaran kehumasan, PR

menggunakan fungsi MPR (Marketing Public Relation) yang penerapanya

dilakukan secara berbeda-beda. Tom Harris mengelompokkan bahwa ada

lima macam model keterkaitan antara kedua bidang tersebut :

1. Separate but equal functions; pemasaran dan kehumasan sebagai bidang yang terpisah namun masing-masing menjalankan fungsinya

secara sederajat.

2. Equal but overlapping functions; pemasaran dan kehumasan menjalankan fungsi masing-masing secara setara dan terdapat titik

persinggungan dan koordinasi fungsi keduanya, yakni sama-sama

membangun citra positif.

3. Marketing as the dominant functions; pemasaran korporat lebih dominan dan mengoordinasi fungsi kehumasan dalam memperkuat

citra perusahaan.

4. PR as the dominant functions; kehumasan justru lebih dominan dan mengkoordinasikan fungsi pemasaran korporat dan produk.

5. Marketing and PR as the same functions; pemasaran dan kehumasan melakukan fungsi bersama yakni berkomunikasi dengan publik dan

(49)

commit to user

citra, menetapkan sasaran, merumuskan strategi dan program hingga

evaluasinya (Suci, 2009:16).

Beberapa alasan diatas yang menjadikan latar belakang sebagian

perusahaan besar yang memiliki cabang perusahaan bersifat lokal,

menggabungkan bagian PR dan Marketingnya menjadi satu devisi.

4. Citra Perusahaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1)

kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang

banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan

mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau

kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau

puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.

Pengertian citra menurut Katz adalah cara bagaimana pihak lain

memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu

aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang

memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan

perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing,

distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor

perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Soemirat,

(50)

commit to user

Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu

kenyataan. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak

lengkap juga akan menghasilkan citra yang tidak sempurna. Tantangan

utama seorang praktisi Publik relation adalah bagaimana memberikan informasi yang lengkap kepada publiknya (Kasali, 1994:28).

Biasanya landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang

kongkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau

persepsi. Proses akumulasi kepercayaan yang telah diberikan oleh

individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat

untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yang

kemudian sering disebut citra (image) (Ruslan, 2007:76).

Menurut Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image).

Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni : (Ruslan,

2007:77-79)

1. Citra cermin (mirror image).

Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi

biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar

tentang organisasinya.

2. Citra kini (current image).

Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar

mengenai suatu organisasi atau hal lain berkaitan dengan produknya.

(51)

commit to user

Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen terhadap

lembaga atau perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut

lebih dikenal (good awarness), menyenangkan dan diterima dengan

kesan yang selalu positif diberikan oleh publikny atau masyarakat

umum.

4. Citra perusahaan (corporate image).

Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan

sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

5. Citra serbaneka (multiple image).

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya

bagaimana pihak humas akan menampilkan pengenalan akan

identitas perusahaannya, atribut logo, brand’s name , seragam, banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari

sebuah perusahaan atau organisasi sehingga dapat memunculkan

suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan

tersebut secara keseluruhan.

6. Citra penampilan (performance image).

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya bagaimana

kinerja atau penampilan dari profesional pada perusahaan

bersangkutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk kualitas

pelayanan, menyambut telpon, tamu dan pelanggan serta publiknya

(52)

commit to user

Kognisi

Persepsi Sikap

Motivasi

Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses

pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan

dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara

langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi

cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan

dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri

digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.

Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building

(membangun citra) sebagai model komunikasi dalam PR yang dibuat oleh

Soemirat dan Ardianto :

Pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Respon

rangsang perilaku

Gambar I.2 Model Pembentukan Citra Sumber : oleh Semirat dan Elvinaro Ardianto, 2005:115

Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai

citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head”

oleh Walter Lipman.

- Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan

yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Bahwa individu akan

(53)

commit to user

- Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.

Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang

tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi informasi yang

cukup yang dapat mempengaruhi kognisinya.

- Kemudian motivasi yang akan menggerakan respons seperti yang

diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadan dalam pribadi

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

- Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan

merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap

mempunyai daya pendorong atau motivasi dalam menentukan apakah

orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu (Soemirat,

2004:115-116).

Efektivitas PR di dalam pembantukan citra (nyata, cermin dan aneka

ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan

lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara

individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job

design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan

manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi,

modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu

mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta

menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan

(54)

commit to user

organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna

(Soemirat, 2004:114).

Membangun citra perusahaan adalah melakukan upaya kembali

menimbulkan kesan dan opini positif di masyarakat tentang semua hal

yang menyangkut perusaan tersebut. Biasanya membangun citra dilakukan

ketika perusahaan mengalami kondisi penurunan, sehingga untuk dapat

terus bertahan dihati masyarakat maka peran Public Relation sangat diperlukan.

Bidang Public Relation merupakan bidang yang sangat luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Yakni agar perusahaan

disukai dan dipercaya oleh pihak – pihak yang berhubungan

stakeholders. Pihak-pihak atau target publik yang dapat membentuk opini di dalam masyarakat dan dapat mengangkat atau menjatuhkan citra

tersebut terdiri atas pemegang saham, manajeman, karyawan, konsumen,

pers, akademis dan sebagainya.

Maka dari itu Public Relation merupakan suatu fungsi strategi dalam

manajeman yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan

pemahaman dan penerimaan dari publik. Dalam proses penerimaan

publik ini, perusahaan perlu memperhatikan hubungan yang harmonis

dengan masyarakatnya, seperti terbuka, jujur, fair, konsisten dan tidak mengasingkan diri.

Keberadaan dan penggunaan media komunikasi akan membantu

(55)

commit to user

komunikasi yang atraktif, dinamis dan berbasis teknologi informasi akan

mempermudah tugas PR dalam membangun citra. Penggunaan media

komunikasi yang baru seperti blogs, web, social network, search engine,

sms centre, forum diskusi online akan berefek besar pada penggambaran citra organisasi pada publiknya (Wright dan Hinson, 2010). Penelitian ini

terkumpul dalam kumpulan jurnal pada PRSA (Public Relation Society of

America).

Citra perusahaan berkaitan erat dengan kepercayaan publiknya

terhadap organisasi tersebut. Semakin organisasi dapat menjaga

kepercayaan publiknya dengan berbagai macam kegiatan PR yang

dilakukan maka citra dari organisasi juga akan semakin terbentuk dengan

baik. Kepercayaan publik juga dapat dibangun dengan memberikan

informasi yang benar dan transparan terhadap publiknya. Informasi dan

transparansi dari organisasi yang benar sesuai kenyataan, tepat sasaran

dan menggunakan media yang tepat akan membentuk citra secara

langsung pada publik (Marcia dan Messner, 2010). Jurnal international

dari PRSA pada vol 4 tahun 2010 tersebut meneliti transparansi

informasi yang disampaikan 10 perusahaan Amerika pada wikipedia

akan berpengaruh terhadap keseringan informasi didownload oleh

pengguna.

(56)

commit to user

G. METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif yang didukung oleh data kualitatif. Metode deskriptif atau

pemaparan mengandung makna sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak (Rakhmat,

1999:20). Sebagai penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan

situasi atau peristiwa, tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesa atau

membuat prediksi sementara data kualitatif diperoleh dari pengolahan

informasi yang didapatkan dari sumber data sekunder melalui dokumen

resmi terkait.

Penelitian kualitatif lebih mementingkan makna tidak ditentukan

Gambar

Gambar 3.18 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji saat jumpa
Gambar I.2 Model Pembentukan Citra Sumber : oleh Semirat dan Elvinaro Ardianto, 2005:115
gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara, catatan
c.gambar.  Dokumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah peran humas dalam rangka membangun citra dan cara yang ditempuh dalam mempromosikan SMK PGRI 1 Sentolo,

PERAN HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN StudipadaPT.AstraInternasional Daihatsu Malang..

Humas adalah segala sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik kedalam maupun keluar yang bertujuan untuk mendapatkan citra positif dan dukungan

Pengenalan madrasah kepada masyarakat dan menjalin kerjasama dengan instansi lain promosi Dalam menjalankan perannya untuk membangun citra, humas melaksanakan tugasnya yaitu

Penelitian dengan judul PERAN DAN FUNGSI PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN SPA DI YOGYAKARTA (Kasus pada Perusahaan Spa Level Menengah di Woman and Woman Spa

untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan public relations melalui event ekternal dalam membangun citra perguruan tinggi; untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan public

Jika jurnal ini membahas mengenai peran public relations dalam membangun citra positif di masyarakat serta menggunakan Coca Cola Pakistan sebagai objek penelitian,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis dan mendeskripsikan strategi manajemen humas dalam membangun citra madrasah di MAN 2 Kota Kediri, (2)