commit to user
HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN
(Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakartadalam Membangun Citra Perusahaan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana di Bidang Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
oleh :
ULFA WIDYANINGRUM
D1208635
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
PERSETUJUAN
PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN ( Studi Deskripsi Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta
Dalam Membangun Citra Perusahaan )
Disusun Oleh:
ULFA WIDYANINGRUM
NIM: D1208635
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk
diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I
Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si. NIP : 195806171987021001
Pembimbing II,
commit to user
PERSEMBAHAN
commit to user
MOTTO
v
“
Allah akan mengangkat (derajat ) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu beberapa derajat”
(Surat Al-Mujadilah : 11)
v “Man sabhara zhafira”, barang siapa yang bersabar pasti
beruntung.
v “Man jada wa jadda”, barang siapa yang bersungguh – sungguh
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang
merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka
penulisan skripsi dengan judul : PERAN HUMAS DALAM CITRA
PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar
Surakarta dalam Membangun Citra Perusahaan), dapat terselesaikan dengan baik.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Pembimbing yang dengan sabar
membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Hamid Arifin, M.si selaku Pembimbing yang berkenan memberikan
pengarahan, waktu luang serta memberikan berbagai macam masukan
serta kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Mursito BM, S.U selaku Ketua Panitia sidang skripsi.
4. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si selaku dosen Penguji dalam sidang skripsi.
5. Drs. H. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fisip UNS
commit to user
8. Pihak-pihak dari Kantor Pos Besar Surakarta, yang telah berkenan
memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian, sehingga diperoleh
data yang diperlukan.
9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu memberikan motivasi dan sumbangan pemikiran, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca
Surakarta, April 2011
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Persembahan ... iv
Motto ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Gambar ... xii
Abastrak ... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Kerangka Pemikiran ... 40
commit to user
BAB II DESKRIPSI PT. POS INDONESIA (PERSERO) &
KANTOR POS BESAR SURAKARTA ... 48
A...P T. Pos Indonesia (Persero) ... 48
1...S ejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia ... 48
2...K edudukan Pos dan Giro Indonesia ... 51
3...T ujuan didirikannya PT. Pos Indonesia ... 52
4...T ugas PT. Pos Indonesia ... 52
5...F ungsi PT. Pos Indonesia ... 52
6...V isi PT. Pos Indonesia ... 53
7...M isi PT. Pos Indonesia ... 54
8...S logan PT. Pos Indonesia ... 54
commit to user
B. Kan
tor Pos Besar Surakarta ... 56
1...S ejarah Perkembangan Kantor Pos Besar Surakarta ... 56
2...L okasi Kantor Pos Besar Surakarta ... 57
3...F asilitas & Sarana Pelayanan ... 58
4...P elayanan di loket ... 60
5...L ayanan Pos ... 61
6...S truktur Organisasi ... 68
7...D eskripsi Tugas Pegawai ... 68
BAB III PENYAJIAN DATA ... 75
A...K ondisi Public Relation di Kantor Pos Besar Surakarta ... 75
commit to user
C...K
egiatan Membangun Citra Kantor Pos Besar Surakarta... 121
BAB IV ANALISIS DATA ... 124
A. Analisis Public Relations di Kantor Pos Besar Surakarta ... 124
B. Analisis Peran Public Relations Kantor Pos Besar Surakarta ... 128
C. Analisis Citra Kantor Pos Besar Surakarta ... 140
BAB V PENUTUP ... 144
A. Kesimpulan ... 144
B. Saran ... 146
DARTAR PUSTAKA
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Perbandingan penggunaan telepon seluler dengan sura ... 3
Gambar I.2 Model Pembentukan Citra ... 35
Gambar 1.3Skema TeknikAnalisis Interaktif ... 45
Gambar 2.1 Logo PT. Pos Indonesia ... 53
Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) ... 77
Gambar 3.2 Kliping koran kegiatan jalan sehat ... 87
Gambar 3.3 Wawancara Kepala Kantor Pos Besar Surakarta ... 89
Gambar 3.4 Kumpulan pamphlet ... 90
Gambar 3.5 Pemasangan spanduk Kantor Pos Besar Surakarta ... 91
Gambar 3.6 Papan pengumuman Kantor Pos Besar Surakarta ... 92
Gambar 3.7 Publikasi bursa filateli ... 94
Gambar 3.8 Sosialisasi TK Al-Islam 4 Surakarta ... 95
Gambar 3.9 Kunjungan SD Warga Surakarta ... 96
Gambar 3.10 Prangko Prisma Kantor Pos Besar Surakarta ... 97
Gambar 3.11 CSR Kantor Pos Besar Surakarta ... 99
Gambar 3.12 Pembukaan gerai Kantor Pos saat Tahun Baru Imlek ... 102
Gambar 3.13 Kumpulan merchandise ... 102
Gambar 3.14 Loket Customer Servis ... 106
commit to user
Gambar 3.16 Penanda Tanganan Prangko Prisma ... 114
Gambar 3.17 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji wawancara dengan
wartawan ... 117
Gambar 3.18 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji saat jumpa
commit to user
ABSTRAK
Ulfa Widyaningrum, D1208635, PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam Membangun Citra Perusahaan), FISIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.
Penelitian ini berusaha menggambarkan mengenai bagaimana peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan. Bermula dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi seperti (telpon, internet, email, chatting, webcam), membawa dampak ditinggalkanya komunikasi tradisional dan surat menyurat. Hal tersebut mempengaruhi operasional kerja Kantor Pos Besar Surakarta, selaku Badan Usaha di bidang komunikasi distribusi surat. Supaya mampu terus bertahan di era globalisasi dan daya saing tinggi, Kantor Pos Besar Surakarta berusaha meningkatkan pelayanan dalam berbagai bidang usaha dan menggunakan teknologi juga dalam sistem operasionalnya. Peningkatan pelayanan dan pengembangan usaha tersebut memerlukan sosialisasi dan publikasi ke pada masyarakat agar Kantor Pos tetap berada dihati masyarakat. Disinilah peran penting Public Relations sangat diperlukan dalam membangun citra perusahaan.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, mengacu dari teori Public Relations, yaitu Peran Public Relation yang terdiri dari 4 peran: Expert Prescriber (Penasehat Ahli), Facilitator Communication (Komunikasi Fasilitator), Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan Masalah) dan Communication Technician (Teknisi Komunikasi).
Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan metode wawancara atau interview, observasi atau pengamatan, dan studi pustaka. Teknik penarikan sampel mengguanakan purposive sampling, dengan memilih informan atau narasumber yang dianggap mampu mewakili informasi secara keseluruhan. Pengumpulan data primer sekunder dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peran Public Relation di Kantor Pos Besar Surakarta. Data primer dan sekunder yang sudah terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis interaktif.
commit to user
ABSTRACT
Ulfa Widyaningrum, D1208635, THE ROLE OF PUBLIC RELATIONS IN CORPORATE IMAGE (Qualitative Descriptive Study The Role of Public Relation in Central Post Office Surakarta for Building Image Company), FISIP, University of Sebelas Maret Surakarta, 2011.
The research is to describe how the activities of Public Relations in the Post Office Building Surakarta Company Image. Starting from the rapid growth of communications technology (such as phone calls, internet, email, chatting, webcam), bringing the impact of the abandonment of traditional communication and correspondence. The rapid growth of communications technology given affect the operational work of Surakarta as the Post Office business entities in the distribution of letter.To continue to survive in the era of globalization that have a high competitiveness, Surakarta, Central Post Office trying to improve services in various fields of business and use the technology in its operating system. Service improvement and business development requires dissemination and publication to the community for the Post Office remain in hearts of society. This is where the important role of Public Relations is needed in building the corporate image.
Frame work in this research, Public Relations refers to the theory, namely the role of Public Relation comprised of 4roles: Expert Prescribers , Communication Facilitator, Problem Solving Process Facilitator and Communications Technician
The process of data collection is done by using an interviews, observation, and literature. The sampling technique used purposive sampling, selecting informants or sources that are considered capable of representing in formation as a whole. Primary and secondary data collection conducted to determine how the implementation of the role of Public Relation in the Central Post Office of Surakarta. Primary and secondary data already collected and then analyzed using an interactive analysis.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pokok.
Komunikasi selalu dibutuhkan setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan komunikasi segala hal dapat terselesaikan dengan mudah, cepat
bahkan dapat meraih berbagai keuntungan. Dengan banyaknya manfaat
komunikasi seperti sebagai pembentuk diri, pengungkapan diri atau ekspresi,
digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, memupuk hubungan dan
memperoleh kebahagiaan. Manfaat Komunikasi tersebut menjadi pemicu
berkembangnya komunikasi, baik komunikasi intern, antar, maupun secara
berkelompok dan organisasi sebagai faktor penting pendukung keberhasilan
di segala bidang.
Perkembangan komunikasi yang dilakukan banyak pihak untuk
mencapai berbagai tujuan juga harus dibarengi dengan adanya proses
komunikasi yang baik pula. Perkembangan komunikasi ditandai juga dengan
adanya perkembangan tekhnologi komunakasi yang pesat saat ini.
Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, memberikan
banyak pilihan kepada masyarakat dalam menggunakan sarana komunikasi.
Komunikasi melalui telepon seluler dan juga chatting melalui internet secara
commit to user
Kondisi ini berdampak pada layanan pos khususnya yang menyangkut surat
menyurat yang semakin kurang populer, karena dianggap layanan dan
pengiriman berita akan lama sampai ke alamat tujuan. Lamanya surat sampai
ketujuan, tentunya salah satu hal yang akan mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap layanan pos.
Adanya perkembangan teknologi tersebut, menyebabkan layanan pos
khususnya surat menyurat menjadi semakin kurang populer. PT. Pos
Indonesia yang layanan utamanya surat menyurat sangat merasakan dampak
dari gejala ini. Masyarakat merupakan pelanggan potensial dimasa datang,
dan diharapkan mampu menjaga keberlangsungan penyelenggaraan jasa
layanan pos. Layanan pos PT. Pos Indonesia difokuskan pada kualitas
pelayaan sehingga mampu terus bertahan dan dapat bersaing dengan
tekhnologi lain.
Dimaksud dengan layanan pos adalah salah satu jasa layanan
komunikasi, yang penyelenggaraannya diatur dalam Undang-undang
Republik Indonesia No.6 Tahun 1984 Tentang Pos. Dalam Bab I Ps 1
menyatakan Pos adalah pelayanan lalulintas suratpos, uang, barang dan
pelayanan jasa lainnya yang ditetapkan oleh Menteri, yang diselenggarakan
oleh Badan yang ditugasi menyelenggarakan pos dan giro dalam hal ini PT.
Pos Indonesia.
Salah satu indikasi beralihnya pola komunikasi dapat dilihat dari
data pertumbuhan surat dan telepon seluler. Data produksi surat PT. Pos
commit to user
25,38% dari tahun 2003 menjadi sebanyak 328.721.750 pucuk surat namun
tahun 2005 terjadi penurunan produksi (29,75%) dari tahun 2004 menjadi
sebanyak 231.005.570 pucuk surat. Sedangkan data dari Asosiasi
Penyelenggara Telepon Seluler (ATSI) tahun 2007 menyebutkan
pertumbuhan telepon seluler tahun 2003 berjumlah 18.900.000 pengguna,
tahun 2004 naik 53% yaitu sebanyak 290.000.000 pengguna, dan tahun 2005
naik 38% dari tahun 2004 menjadi sebanyak 400.000.000 pengguna. Dengan
naiknya data pengguna seluler dan turunnya produk surat, untuk sementara
ini dapat diartikan, pola komunikasi bergeser dari penyampaian pesan melalui
surat, menjadi komunikasi melalui telepon seluler, atau ada kemungkinan
kecenderungan pemakaian telepon seluler lebih besar. Kedua data tersebut,
yaitu data pengguna seluler dan pengirim surat, tidak mengklasifikasikan usia
pengguna, namun dari pengamatan, di kalangan masyarakat penggunaan
telepon seluler sudah merupakan kebutuhan, sehingga dapat dikatakan
kalangan masyarakat mendominasi penggunaan seluler. Fenomena yang kita
lihat sehari-hari, pengguna telepon seluler, dari kalangan anak-anak sampai
masyarakat sudah menjadi pemandangan umum, dalam lingkup keseharian
maupun sekolah.
commit to user
Perbandingan penggunaan telepon seluler dengan surat Sumber : Data produksi surat PT.Pos Indonesia & ATSI (Asosiasi
Penyelenggara Telepon Seluler)
Dengan adanya fakta tersebut PT. Pos Indonesia melakukan
perubahan baik dari segi pelayanan, system dan juga ruangan yang
digunakan. Hal ini telah dilakukan dengan meningkatkan pelayanan di bidang
lain yng tidak hanya di bidang pengiriman pos saja, bidang system Kantor
Pos juga menggunakan sistem online, dan juga telah memiliki layanan online
melalui www.posindonesia.co.id diamana pelanggan dapat melihat daftar
biaya pengiriman dan juga melihat daftar kirimannya sudah sampai ditangan
penerima. Selain itu bangunan Kantor Pos yang rata rata merupakan
bangunan peninggalan kolonial Belanda juga sudah banyak dikonversikan ke
dalam bangunan baru agar dapat mengikuti arus globalisasi dan Kantor Pos
dapat mampu bertahan dengan kompetitor lain sebagai perusahaan pelayanan
jasa.
PT. Pos Indonesia terus meningkatkan berbagai fasilitas
pelayanannya di berbagai bidang, dengan meningkatkan pelayanan jasanya
menjadi multi layanan yang disediakan untuk masyarakat umum. Peningkatan
pelayanan tersebut diantaranya adalah :
1. Kiriman International yaitu jasa pengiriman ke dalam negri baik luar negri
yang di harapkan dapat lebih melayani masyarakat umum sehingga
masyarakat dapat kembali menggunakan jasa PT. Pos Indonesia tidak
menggunakan jasa yang didirikan pihak asing seperti DHL, FEDEX yang
commit to user
PT. Pos Indonesia berarti kita dapat berbangga dengan jasa layanan yang
dimiliki negara sendiri.
2. Filateli jasa penyedianan barang barang pos, baik prangko, prisma, benda
dan perlengkapan filatelli, philatelic merchandising pos reguler, kartu
ucapan, kartu pos untuk pengiriman dalam atau luar negri maupun
digunakan untuk koleksi.
3. SOPP ( System Online Payment Point ) yaitu dimana pelanggan dapat
melakukan pembayaran berbagai tagihan rekening telpon, internet, flexy,
asuransi, angsuran motor/elektronik, penerimaan pajak, isi ulang pulsa
seluler, pembayaran HP pasca bayar, listrik, kartu kredit, Indovision,
tiket Kereta Api, bahkan juga menabung ke Bank di loket loket yang
disediakan PT. Pos Indonesia.
4. Hybrid Mail yaitu layanan pengiriman surat electronic atau merupakan
jasa penyimpanan surat surat berharga perusahaan.
5. Ritel yaitu tempat pelayanan pos atau Kiospos yang menyediakan produk
pos, formulir, benda pos konsyiyosi dan komoditi ritel (UT, akta
Pertanahan, voucher, materai, kartu share-e) Jasa wartel ticketing,
minimarket. Hal ini digunakan PT. Pos Indonesia sebagai usaha
peningkatan layanan dan juga dalam rangka memperkuat posisi Kiospos
commit to user
6. Logistic yaitu layanan penyedia warehousing, inventory management,
tranporting, freight forwarding, real property, rental space, property
development, property management.
PT. Pos Indonesia selain menyediakan layanan yang baru seperti
diatas tetapi juga masih mempertahankan layanan jasanya yaitu Jasa
Keuangan seperti wesel pos yang telah ditingkatkan menjadi Wesel Pos
Instant yaitu sistem pengiriman uang tunai dalam hitungan detik penerima
sudah dapat menerima uangnya, distribusi keuangan, giro pos. Layanan
Pengiriman barang, dan layanan surat menyurat.
PT. Pos Indonesia melakukan berbagai upaya untuk lebih
mengenalkan dan mempermudah layanannya kepada masyarakat , yaitu
menambah titik layanan jasa pos :
1. Program Pos One di pusat-pusat perbelanjaan khususnya mall.
2. Pos Keliling layanan jasa pos yang menggunakan mobile dan
berkeliling ke kecamatan kecamatan
3. SOPP layanan online ini membuka loket loket sendiri di Rumah Sakit
4. KIOSPOS layanan penyedia produk pos (Toko Pos) yang akan di
buka di banyak tempat secara bertahap.
Peningkatan yang dilakukan PT. Pos Indonesia di atas telah
menggeser fungsi Kantor Pos yang semula hanya untuk tempat pengiriman
commit to user
memiliki multifungsi. Maka dari itu perubahan yang dilakukan oleh Kantor
Pos memerlukan sosialisasi yang harus disebarkan kepada masyarakat, agar
masyarakat dapat mengetahui dan dapat menggunakan sarana jasa yang telah
disediakan oleh Kantor Pos dengan optimal. Dalam membangun citra yang
telah berubah tersebut merupakan tugas dari Bidang Humas (Publik
Relation), sebab humas merupakan bagian yang berhubungan dan menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat, sehingga humas sangat
berperan dalam perubahan dan pemberian informasi kepada masyarakat
dalam membangun citra yang positif perusahaan dalam rangka peralihan
fungsi tersebut.
Bukti dari keberhasilan yang telah dicapai oleh bidang humas kantor
pos tersebut, hingga saat ini Kantor Pos masih menjadi pilihan masyarakat
yang dapat diandalkan. Kantor Pos mampu membuktikan dengan perubahan
fungsi yang telah dilakukan dapat bersaing di dunia usaha dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi. Selain itu keunggulan kantor pos
yaitu, memiliki banyak kantor cabang hampir di seluruh indonesia hingga
tingkat kecamatan, mampu menarik perhatian masyarakat untuk
menggunakan jasa layanan Kantor Pos karena lebih dekat, mudah dan cepat.
Hingga tertuang dalam slogan andalannya yaitu “Lebih Dekat, Lebih Mudah,
Lebih Cepat”.
Kantor Pos Besar Surakarta yang merupakan Kantor Pos yang telah
mengikuti seluruh peralihan fungsi dan telah melakukan banyak perubahan
commit to user
mampu membangun citra kantor baru dihati masyarakat dengan berbagai
kegiatan yang dilakukan, salah satunya kegiatan yang menarik adalah
“Customer Day” yaitu memberikan informasi langsung kepada masyarakat
tentang layanan Kantor Pos Surakarta yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Dengan menyebarkan pamflet, penjelasan ke rumah- rumah, dan
sekolah- sekolah. Selain itu melalui kegiatan Pos Keliling yang rutin
dilakukan hingga daerah- daerah diharapkan mampu memberikan informasi
kepada masyarakat tentang semua akses yang dapat dilayani oleh Kantor Pos.
Berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut, mendorong
keberhasilan membangun citra baru yang telah dilakukan Kantor Pos hingga
saat ini, apalagi persaingan dunia usaha yang ketat dan dibarengi kemajuan
teknologi yang semakin pesat menarik hati peneliti untuk meneliti dengan
menggambarkan dan memaparkan pelaksanaan kegiatan humas Kantor Pos
Besar Surakarta dalam perananya membangun citra perusahaan terkait
dengan pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dipaparkan
dimuka, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimanakah Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam
membangun citra perusahaan terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia,
dari penyedia layanan distribusi pos menjadi penyedia multi layanan
commit to user
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui
peran humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan
terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia, yaitu dari layanan distribusi pos
(layanan pengiriman surat menyurat dan barang) menjadi penyedia multi
layanan (jasa keuangan, layanan bisnis, transaksi pembayaran).
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut ;
a. Dapat menyumbang pengetahuan dan pemikiran yang
bermanfaat di bidang ilmu komunikasi khususnya di bidang
Humas (Public Relation)
b. Dapat digunakan sebagai sarana bagi penulis untuk memperluas
wawasan mengenai ilmu komunikasi khususnya di bidang
Humas (Public Relation)
c. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
menambah masukan bagi perusahaan dalam menentukan
kebijaksanaan program – program bidang Humas (Public Relation) dimasa yang akan datang.
E. TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis
yang artinya sama dengan common, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat “sama”. Istilah pertama communis adalah istilah paling sering disebut asal usul komunikasi. Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut
secara sama. Maka Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup
atau lebih, sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan,
tanaman dan bahkan jin (Mulyana, 2005:41-42).
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang
individu (komunikator) kepada individu lain (komunikan). Komunikasi
adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama
manusia; (2) melaliu pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap
dan tingkah laku orang lain; (4) serta mengubah sikap dan tingkah laku
orang lain; (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku (Pareno,
2002:3).
Adapun cara yang tepat untuk mengerti tentang komunikasi adalah
dengan menjawab 5 W + 1 H (Who, What, Which, Whom, What Effect, How). Hal ini dapat diartikan dalam unsur dasar komunikasi : (Pareno, 2002:3)
1. Siapa yang mengatakan ? (komunikator, pengirim, sumber)
2. Apa yang disampaikan ? (pesan, ide, gagasan)
commit to user
4. Kepada siapa ? (komunikan atau penerima)
5. Apa dampaknya ? (efek atau hasil komunikasi)
6. Bagaimana proses komunikasinya? (hasil proses komunikasi)
Dari unsur-unsur komunikasi di atas dapat diartikan bahwa
komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator
berupa ide, gagasan kepada komunikan dengan menggunakan media
sebagai pendukung dan menghasilkan dampak-dampak tertentu.
Berelson dan Steiner (1964) memfokuskan pada unsur penyampaian
bila mereka memberikan definisi komunikasi sebagai berikut:
“penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan, dan seterusnya, melalui
penggunaaan simbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain” (Rakhmat,
1978:10).
Pengertian yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam
karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect? bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
commit to user
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana
proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak
penerima yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 1994:10).
Deddy Mulyana mengkategorikan definisi-definisi tentang
komunikasi dalam tiga konseptual yaitu: (Mulyana, 2005:61-69)
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah
dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)
lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti
surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman
komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila
diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya
jawab.
Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
commit to user
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
2. Komunikasi sebagai interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang
menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima
bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang
pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari
orang kedua, dan begitu seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
3. Komunikasi sebagai transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang
dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang
commit to user
berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan
verbal dan atau pesan nonverbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami danberbagi makna.
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan.
d.Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih.
William I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi
empat, yaitu: (Mulyana, 2005:5-30)
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun
konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
commit to user
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita
mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi
yang diberikan orang lain kepada kita.
a. Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah
yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan
eksistensi diri.
b. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan
memperoleh kebahagiaan.
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan
hidup. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh
dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif
atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan
sosial serta hiburan.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih,
takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata,
namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku
nonverbal.
commit to user
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog
sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang
tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,
menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa
pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal
pendapat Onong Effendy, ia berpendapat fungsi komunikasi adalah
menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.
Sedangkan Harold D Lasswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai
berikut: (Effendy, 1994:27)
1.(The surveillance of the environment) Penjajagan/pengawasan lingkungan yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi
nilai masyarakat.
2.(The correlation of the parts of society in responding to the environment) Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya.
commit to user
Dari berbagai hal mengenai definisi komunikasi di atas, salah satu
kegiatan komunikasi dalam organisasi yaitu kegiatan Humas (Publik Relation). Kegiatan Humas merupakan aktivitas penyelenggaraan penyampaian pesan melalui kumunikasi dua arah timbal balik, antara
lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik sasaranya untuk
mencapai tujuan tertentu.
Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2
bentuk yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan.
Dengan kata lain terdapat dua unsur peranan komunikasi dalam suatu
organisasi, yaitu pertama; unsur komunikasi manajemen (manajemen
communication) atau sering disebut juga komunikasi organisasional (organizational communication) dan unsur kedua adalah kokmunikasi antar
manusia (human relations communication).
Dengan adanya dua unsur peranan komunikasi dalam organisasi,
George R. Terry dalam bukunya, P, (6th edition, 1972, Richard D Irving Inc.
Georgetown) menjelaskan, bahwa secara garis besar terdapat 5 (lima) bentuk
komunikasi dalam manajemen yaitu ; (Ruslan, 2007:10 – 11)
a. Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur
organisasi formal, memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu
melalui instruksi instruksi bentuk lisan dan tertulis sesuai dengan
prosedur secara fungsional yang berlaku. Juga memiliki arus
commit to user
b. Komunikasi non- formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara
fungsional berada di luar komunikasi formal.
c. Komunikasi informal. Komunikasi yang lebih berhubungan antara
sesama manusia, biasanya digunakan bagian personalia ketika
menghadapi suatu masalah dengan karyawan.
d. Komunikasi teknis, komunikasi ini lebih bersifat teknis, hanya
dimengerti oleh para ahli yang bekerja pa bidang tertentu. Misalnya
para arsitek, teknil mesin, teknik industri dan lain sebagainya.
e. Komunikasi prosedural, bentuk komunikasi ini lebih dekat dengan
komunikasi formal. Komunikasi ini biasanya tertuang dalam bentuk
bentuk peraturan, ketentuan tertulis yang telah ditetapkan dan
disepakati.
Bila dikaitkan dengan PR/Humas peran komunikasi sangat penting
dalam penyampaian pesan (messages) demi tercapainya tujuan dan pengertian
bersama dengan publik, khalayak sasaranya. Newson and Sifried, (1981)
mengungkapkan pentingnya peranan komunikasi dalam kegiatan PR/Humas,
”Akhirnya yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah
seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi ( Ruslan, 2007:82).
Unsur – unsur pokok dalam proses berkomunikasi, yaitu :
· Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.
commit to user
emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator
kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan).
· Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada
khalayak.
· Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negative dari
tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut
(Ruslan, 2007 : 83).
Peran PR/Humas dalam konteks ilmu komunikasi sebagai suatu
metode dan teknik komunikasi atau lembaga yang berperan sebagai
penunjang manajemen, aktivitas organisasi dan demi tercapainya tujuan
bersama dalam suatu organisasi.
PR/Humas merupakan mediator yang berada antara pemimpin
organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan
masyarakat internal maupun eksternal. Publik juga memiliki hak untuk
mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan
rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan,
harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasaranya.
2. Definisi Public Relation
Public Relation merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan seluruh anggotan organisasi untuk menciptakan citra yang baik di mata
commit to user
seperti yang diungkapkan oleh F.Rachmadi (Rachmadi, 1997:7) bahwa
Public Relations adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara suatu lembaga dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya
lembaga tersebut.
Berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling
berbedakan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah
satu definisi Humas/PR, yang di ambil dari The British Institute of Public
Relations, berbunyi: (Ruslan, 2007:16)
a. “Public Relations activity is management of communications between
an organization and its public”.
(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya)
b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public”.
(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian
antara organisasi dan publiknya)
Terdapat banyak sekali definisi mengenai Publik Relation. menurut Cutlip adalah: ”Public Relations is management functions that establish
and maintains mutually beneficial relationship between an or ganizations and publics whom is success or failure depends”
commit to user
hubungan yang saling menguntungkan antara suatu organisasi dengan
publiknya, dimana kesuksesan atau pun kegagalan tergantung kepadanya)
(Cutlip, Center & Brown, 1999:6).
Publik Relation sangat penting untuk kemajuan perusahaan, namun tidak jarang devisi Publik Relation tidak ada di dalam struktur organisasi.
Di Indonesia hanya perusahaan-perusahaan besar berskala nasional yang
sudah memiliki devisi Publik Relation. Untuk perusahaan berskala lokal,
kegiatan Publik Relation dilaksanakan oleh devisi lain yang tanpa disadari
devisi tersebut sudah melakukan kegiatan tersebut. hal ini disebabkan
karena Publik Relation sebagai fungsi komunikasi mempunyai dua pengertian :
a. Publik Relation sebagai “method of communication”, merupakan rangkaian kegiatan komunikasi yang mempunyai cirri khas sebagai
berikut:
1) Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung 2 arah secara
timbal balik.
2) Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi,
pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini publik.
3) Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan perusahaan itu sendiri.
4) Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar
organisasi.
5) Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang
commit to user
b. Publik Relation sebagai ”state of being” merupakan perwujudan kegiatan berkomunikasi sehingga melembaga. Perwujudan kegiatan
komunikasi yang dilembagakan dalam bentuk biro, bagian khusus
yang menangani fungsi Publik Relation (Effendy, 1993:94-96).
Perusahan yang mengaplikasikan Publik Relation sebagai method of
communication dalam manajemen kerja berarti tidak membentuk devisi khusus Publik Relation. Secara terselubung kegiatan Publik Relation dilaksanakan divisi lain yang sudah mendapatkan kewenangan dari
pimpinan. Hubungan fungsional antara Publik Relation dengan organisasi
ialah bahwa sebagai metode komunikasi, dimana Publik Relation mengefektifkan dan mengefisiansikan upaya pencapaian tujuan organisasi.
Apabila seorang manajer atau pimpinan perusahaan atau devisi apapun
dari suatu perusahaan melaksanakan kegiatan dengan cirri-ciri diatas,
berarti dia telah melaksanakan fungsi Publik Relation yang sebenarnya.
Meskipun ada perbedaan penekanan pada unsur – unsur pokok
dalam setiap definisi Public Relation, namun secara umum pada Public Relation melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada. Apabila tidak ada kedua aspek tersebut maka nama lembaga atau nama kegiatan
tersebut bukanlah Public Relation. Kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut ; (Effendy, 1993:110)
1. Sasaran Public Relations adalah publik internal dan publik eksternal
commit to user
Pada dasarnya tujuan Public Ralation sebuah organisasi adalah
mengembangkan goodwill atau itikad baik dan menciptakan kerjasama
berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Artinya
bahwa tujuan dari Public Relations adalah untuk menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau
organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak melalui jalan
komunikasi yang baik dan puas secara timbal balik.
Ada beberapa point penting mengenai Public Relations (Rumanti, 2002:1)
1. Kesuksesan Public Relations terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya diakui dan diterima oleh publik.
2. Public Relations secara terus menerus mengadakan komunikasi atau dialog dengan publik eksternal ataupun publik internal.
3. Public Relations merupakan instrumen dalam manajemen yang secara kontinu memberikan informasi kepada kelompok publik
terkait.
4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tanggungjawab
terhadap apa yang dilakukan organisasi.
5. Public Relations merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungannya. Apa
efek dan dampaknya terhadap publik internal atau eksternal,
peraturan yang setelah diolah menjadi perencanaan yang nyata untuk
commit to user
Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan Menurut Edward L.
Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952, University of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu: (Ruslan, 2007:17)
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakta
atau sebaliknya
Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas,
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi
manajemen Humas (Public Relations Managemen) adalah sebagai berikut:
(Ruslan, 2007:18-19)
- Menunjukan kegiatan tertentu (action)
- Kegiatan yang jelas (activities)
- Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)
- Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)
- Adanya kepentingan bersama (common interst)
- Terdapat komunikasi dua arah timbale balik (reciprocal two ways
traffic communication)
Public Relation juga sangat bekaitan dengan media/ alat yang digunakan untuk menyampaikan, menghubungkan, dan menjadi
perantara antara organisasi dan publiknya. Media PR harus disusun,
commit to user
dengan jurnalis. Hubungan yang saling menguntungkan tersebut akan
mempermudah PR dalam membangun kepercayaan public, meningkatkan
citra organisasi dan menarik simpati dari publiknya. Seperti kutipan dari
salah satu jurnal international dalam PRSA (Public Relation Society Of
America) “Media relations can be defined as the systematic, planned, purposeful and mutually beneficially relationship between journalists in the mass media and public relations practitioners. Its goal is to establish trust, understanding and respect between the two groups” (Supa dan Zoch, 2009:4)
3. Peranan, Ruang Lingkup, Tugas dan Fungsi Humas
Peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat
kategori Dozier&Broom : (Ruslan, 2007:20-21)
1. Penasehat Ahli (Expert prescriber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan
dengan publiknya (Public Relationship). Artinya, pihak manajemen
bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah
disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut
dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
commit to user
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
3. Fasilitator Proses pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajmen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasihat (adviser) hingga mengambil tindak eksekusi (keputusan)
dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan professional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication technician) Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan
akan berbeda bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku
pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya
komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee
relations and communication media model).
Ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara
lain meliputi aktivitas: (Ruslan, 2007:23)
commit to user
Public internal adalah public yang menjadi bagian di unit/badan/perusahaan atau organisasi. Seorang PR harus mampu
mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran
negative di dalam masyarakat, sebeluim kebijakan itu dijalankan oleh
organisasi.
b. Membina hubungan keluar (Public eksternal)
c. Public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga
yang diwakilinya.
Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran Humas/PR
tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan keluar (outward looking). Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah : (Ruslan, 2007:23-24)
a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building copporate identity and image).
- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang postif
- Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak
b. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)
- Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi
dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image
yang bertugas memperbaiki lost of image and dmage
commit to user
- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public
- Mendukung kegiatan kampanye social anti merokok serta
menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya.
Tugas - tugas pokok Public Relations: (Rumanti, 2002:39-42)
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada
publik, supaya public mempunyai pengertian yang benar tentang
organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum masyarakat. Contoh : kritik atau saran masyarakat di surat
kabar yang perlu ditindak lanjuti untuk dapat membentuk dan
mempertahankan citra perusahaan yang baik.
3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations menyadari citra
yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi,
publikasi, tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa
mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan,
mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu
terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi.
4. Tanggung jawab sosial Public Relations merupakan instrumen perusahaan untuk memberikan pertanggung jawaban secara jujur dan
terbuka kepada publik maupun pers mengenai informasi yang telah
commit to user
5. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus yaitu komunikasi timbal balik yang mengharapkan adanya
respon atau tanggapan dari publik.
Sementara Astrid S. Sutanto mengutip pendapat Cutlip & Center
menyatakan tugas PR/Humas perusahaan adalah sebagai berikut:
(Kusunastuti, 2002:26)
1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk
menggunakan barang/jasa instansinya.
2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instasi
dengan publiknya.
3. Meningkatkan penjualan barang/jasa.
4. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat sehari-hari.
5. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat
akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
6. Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis
dari pesaing perusahaan oleh konsumen.
Fungsi PR mengalami evolusi dari masa ke masa, mulai dari agen
pers (Press Agentry), publisitas (publicity), dan konsultasi (counselling)
Sedang menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya “Public Relations
University of Oklahoma Press, menjelaskan bahwa PR mempunyai tiga
commit to user
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung
3. Berupaya mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/lembaga dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya.
Fungsi PR dalam perusahaan dapat dijabarkan lagi sebagai berikut:
(Suci, 2009:11 - 12)
1. Counseling, konsultasi untuk para karyawan dan pihak manajemen. 2. Research, melakukan riset untuk mengevaluasi fungsi, tugas, dan peran
yang selama ini telah dilakukan.
3. Media relations, membina hubungan dengan para wartawan dari berbagai media.
4. Publicity, melakukan publikasi untuk setiap acara atau kegiatan yang dilaksanak an oleh PR.
5. Employee relations, melakukan hubungan dengan semua karyawan perusahaan.
6. Community relations, membina hubungan dengan masyarakat di sekitar perusahaan.
7. Public affair, membina hubungan baik dengan semua publik perusahaan, baik internal maupun eksternal.
commit to user
9. Issues management, melakukan manajemen isu, baik kecil maupun besar.
10. Financial relations, membina hubungan baik dengan pemegang saham dan para donator.
11. Industry relationts, membina hubungan baik dengan industry yang berhubungan dengan perusahaan.
12. Development/ found rising, melakukan pengembangan atau peningkatan yang dirasakan perlu bagi kemajuan perusahaan.
13. Multicultural relations/work diversit, membina hubungan baik dengan setiap kelompok karyawan yang ada di perusahaan.
14. Special event, mengorganisir segala sesuatu yang berhubungan dengan acara atau kegiatan yang ak an dilaksanakan oleh perusahaan.
15. Marketing communications, melakukan komunikasi pemasaran.
Fungsi PR dalam marketing memiliki ikatan yang kuat. Menurut Philip Kotler dalam Harvard Business Review, Public Relations merupakan bagian dalam “mega marketing”. PR merupakan salah satu
unsur dari marketing mix bersama-sama dengan 4p’s lainnya dan Power. Dalam beberapa hal, pekerjaan PR memang tumpang tindih dengan
pekerjaan marketing (Kasali, 1994:11).
Public relations juga berbeda dengan pemasaran dalam hal
membangun kepercayaan publik terhadap organisasinya seperti kutipan
dari PRSA (Public Relation Society of America) “Public relations
commit to user
influence on relationships (Oyer, 2010:5). Publik Relations secara ilmiah mengekspresikan sebuah ketertarikan terhadap sebuah kepercayaan (citra
yang baik) karena akan berpengaruh terhadap hubungan PR dengan
publiknya
Dalam berberapa tahun terakhir, pemasaran lebih personal berkat
kemudahan teknologi atau media baru yang secara cepat menjangkau
konsumen massal. Pada sisi lainnya, gaya penekanan dengan sentuhan
personal lebih menekankan aspek emosi kemanusiaan dan spiritualitas
yang selain memanjakan, juga memuliakan konsumen, bukan hanya
pendekatan rasional. Fenomena baru ini menempatkan akademisi atau
praktisi pemasaran dan kehumasan semakin erat, bahkan pada saat tertentu
sulit membedakan kedua profesi ini karena batasannya yang hampir kabur
dan bidang garapan yang hampir sama (Suci, 2009:14).
Pemasaran bergerak pada sektor pelayanan dan kepuasan konsumen
untuk memperoleh laba. Sedangkan PR dibutuhkan karena bergerak dalam
sektor citra. Sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik terhadap
perusahaan, dan perusahaan memperoleh laba (Kasali, 1994:28).
PR memainkan dua peranan utama dalam program komunikasi :
1. Peran tradisional PR menciptakan goodwill dan menstimulasikan kepentingan antara organisasi dengan bermacam publiknya, tugasnya
menyediakan rangkaian kegiatan yang mana stakeholders mengenal, memahami, dan dengan cara tersebut organisasi mendapatkan reputasi
commit to user
2. PR ada untuk mendukung pemasaran produk dan jasa organisasi, dan tugasnya adalah berintegrasi dengan elemen lain dalam bauran
pemasaran (Suci, 2009:15).
Sebagai konsep yang memadukan bidang pemasaran kehumasan, PR
menggunakan fungsi MPR (Marketing Public Relation) yang penerapanya
dilakukan secara berbeda-beda. Tom Harris mengelompokkan bahwa ada
lima macam model keterkaitan antara kedua bidang tersebut :
1. Separate but equal functions; pemasaran dan kehumasan sebagai bidang yang terpisah namun masing-masing menjalankan fungsinya
secara sederajat.
2. Equal but overlapping functions; pemasaran dan kehumasan menjalankan fungsi masing-masing secara setara dan terdapat titik
persinggungan dan koordinasi fungsi keduanya, yakni sama-sama
membangun citra positif.
3. Marketing as the dominant functions; pemasaran korporat lebih dominan dan mengoordinasi fungsi kehumasan dalam memperkuat
citra perusahaan.
4. PR as the dominant functions; kehumasan justru lebih dominan dan mengkoordinasikan fungsi pemasaran korporat dan produk.
5. Marketing and PR as the same functions; pemasaran dan kehumasan melakukan fungsi bersama yakni berkomunikasi dengan publik dan
commit to user
citra, menetapkan sasaran, merumuskan strategi dan program hingga
evaluasinya (Suci, 2009:16).
Beberapa alasan diatas yang menjadikan latar belakang sebagian
perusahaan besar yang memiliki cabang perusahaan bersifat lokal,
menggabungkan bagian PR dan Marketingnya menjadi satu devisi.
4. Citra Perusahaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1)
kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang
banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan
mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau
kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau
puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.
Pengertian citra menurut Katz adalah cara bagaimana pihak lain
memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu
aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang
memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan
perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing,
distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor
perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Soemirat,
commit to user
Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu
kenyataan. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak
lengkap juga akan menghasilkan citra yang tidak sempurna. Tantangan
utama seorang praktisi Publik relation adalah bagaimana memberikan informasi yang lengkap kepada publiknya (Kasali, 1994:28).
Biasanya landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang
kongkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau
persepsi. Proses akumulasi kepercayaan yang telah diberikan oleh
individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat
untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yang
kemudian sering disebut citra (image) (Ruslan, 2007:76).
Menurut Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image).
Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni : (Ruslan,
2007:77-79)
1. Citra cermin (mirror image).
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi
biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar
tentang organisasinya.
2. Citra kini (current image).
Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi atau hal lain berkaitan dengan produknya.
commit to user
Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen terhadap
lembaga atau perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut
lebih dikenal (good awarness), menyenangkan dan diterima dengan
kesan yang selalu positif diberikan oleh publikny atau masyarakat
umum.
4. Citra perusahaan (corporate image).
Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan
sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5. Citra serbaneka (multiple image).
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya
bagaimana pihak humas akan menampilkan pengenalan akan
identitas perusahaannya, atribut logo, brand’s name , seragam, banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari
sebuah perusahaan atau organisasi sehingga dapat memunculkan
suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan
tersebut secara keseluruhan.
6. Citra penampilan (performance image).
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya bagaimana
kinerja atau penampilan dari profesional pada perusahaan
bersangkutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk kualitas
pelayanan, menyambut telpon, tamu dan pelanggan serta publiknya
commit to user
Kognisi
Persepsi Sikap
Motivasi
Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses
pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan
dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara
langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi
cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan
dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri
digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.
Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building
(membangun citra) sebagai model komunikasi dalam PR yang dibuat oleh
Soemirat dan Ardianto :
Pengalaman mengenai stimulus
Stimulus Respon
rangsang perilaku
Gambar I.2 Model Pembentukan Citra Sumber : oleh Semirat dan Elvinaro Ardianto, 2005:115
Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai
citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head”
oleh Walter Lipman.
- Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Bahwa individu akan
commit to user
- Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang
tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi informasi yang
cukup yang dapat mempengaruhi kognisinya.
- Kemudian motivasi yang akan menggerakan respons seperti yang
diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
- Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap
mempunyai daya pendorong atau motivasi dalam menentukan apakah
orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu (Soemirat,
2004:115-116).
Efektivitas PR di dalam pembantukan citra (nyata, cermin dan aneka
ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan
lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara
individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job
design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan
manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi,
modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu
mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta
menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan
commit to user
organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna
(Soemirat, 2004:114).
Membangun citra perusahaan adalah melakukan upaya kembali
menimbulkan kesan dan opini positif di masyarakat tentang semua hal
yang menyangkut perusaan tersebut. Biasanya membangun citra dilakukan
ketika perusahaan mengalami kondisi penurunan, sehingga untuk dapat
terus bertahan dihati masyarakat maka peran Public Relation sangat diperlukan.
Bidang Public Relation merupakan bidang yang sangat luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Yakni agar perusahaan
disukai dan dipercaya oleh pihak – pihak yang berhubungan
stakeholders. Pihak-pihak atau target publik yang dapat membentuk opini di dalam masyarakat dan dapat mengangkat atau menjatuhkan citra
tersebut terdiri atas pemegang saham, manajeman, karyawan, konsumen,
pers, akademis dan sebagainya.
Maka dari itu Public Relation merupakan suatu fungsi strategi dalam
manajeman yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan
pemahaman dan penerimaan dari publik. Dalam proses penerimaan
publik ini, perusahaan perlu memperhatikan hubungan yang harmonis
dengan masyarakatnya, seperti terbuka, jujur, fair, konsisten dan tidak mengasingkan diri.
Keberadaan dan penggunaan media komunikasi akan membantu
commit to user
komunikasi yang atraktif, dinamis dan berbasis teknologi informasi akan
mempermudah tugas PR dalam membangun citra. Penggunaan media
komunikasi yang baru seperti blogs, web, social network, search engine,
sms centre, forum diskusi online akan berefek besar pada penggambaran citra organisasi pada publiknya (Wright dan Hinson, 2010). Penelitian ini
terkumpul dalam kumpulan jurnal pada PRSA (Public Relation Society of
America).
Citra perusahaan berkaitan erat dengan kepercayaan publiknya
terhadap organisasi tersebut. Semakin organisasi dapat menjaga
kepercayaan publiknya dengan berbagai macam kegiatan PR yang
dilakukan maka citra dari organisasi juga akan semakin terbentuk dengan
baik. Kepercayaan publik juga dapat dibangun dengan memberikan
informasi yang benar dan transparan terhadap publiknya. Informasi dan
transparansi dari organisasi yang benar sesuai kenyataan, tepat sasaran
dan menggunakan media yang tepat akan membentuk citra secara
langsung pada publik (Marcia dan Messner, 2010). Jurnal international
dari PRSA pada vol 4 tahun 2010 tersebut meneliti transparansi
informasi yang disampaikan 10 perusahaan Amerika pada wikipedia
akan berpengaruh terhadap keseringan informasi didownload oleh
pengguna.
commit to user
G. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif yang didukung oleh data kualitatif. Metode deskriptif atau
pemaparan mengandung makna sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek
atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak (Rakhmat,
1999:20). Sebagai penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan
situasi atau peristiwa, tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesa atau
membuat prediksi sementara data kualitatif diperoleh dari pengolahan
informasi yang didapatkan dari sumber data sekunder melalui dokumen
resmi terkait.
Penelitian kualitatif lebih mementingkan makna tidak ditentukan