commit to user
PERAN PUBLIC RELATIONS DI KUSUMA SAHID
PRINCE HOTEL DALAM MENINGKATKAN CITRA
PERUSAHAAN
Laporan Kuliah Kerja Media (KKM)
di Kusuma Sahid Prince Hotel Selama Bulan April - Juni 2011
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan
Disusun oleh :
ABIRAMA SETIADI
NIM. D1308076
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL... i
LEMBAR PERSETUJUAN...ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
KATA PENGANTAR... iv
LEMBAR MOTTO... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN...vii
DAFTAR ISI... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Magang... 1
B. Fokus Penulisan Tugas Akhir... 4
C. Tujuan Pelaksanaan Magang... 5
C. Manfaat Pelaksanaan Magang... 5
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-Dasar Public relation ... 7
B. Konsep Public Relation ... 14
C. Peran Public Relation... 25
D. Hotel ... 30
E. Evaluasi Kegiatan Public Relation ... 31
commit to user BAB III DESKRIPSI INSTANSI
A. Perjalanan Sejarah Kusuma Sahid Price Hotel... 32
B. Gedung Kusuma sahid Price Hotel...35
C. Visi dan Misi Kusuma Sahid Price Hotel... 46
D. Jajaran Direksi Kusuma Sahid Prince Hotel...47
E. Job Descreption Public Relations Kusuma Sahid Prince Hotel ...55
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Laporan Kuliah Kerja Media... 57
B. Peran Public Relation di Kusuma Sahid Prince Hotel... 61
C. Ruang Lingkup Magang... 77
D. Kendala Magang... 77
E. Aktifitas Public Relation Office di KSPH... 78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan Magang
Surakarta merupakan salah satu daerah berkembang yang tentunya
wajib memiliki unsur-unsur budaya pembangun bangsa yang cerdas dan dapat
memajukan daerah jawa ini untuk bisa bersaing dengan daerah lain. Begitu
juga dengan anak bangsanya khusunya mahasiswa sebagai tolak ukur
pendidikan kota surakarta yang dewasa ini semakin berkembang sesuai dengan
kapabilitas masing masing para mahasiswanya .
Setiap tahun, universitas–universitas di Surakarta meluluskan ratusan
bahkan ribuan mahasiswanya dengan berbagai capaian prestasi. Akan tetapi,
hanya beberapa saja yang dapat dikatakan sukses dalam artian mendapatkan
suatu pekerjaan yang layak atau sesuai dengan bidang yang pernah mereka
dapatkan dalam bangku kuliah. Sementara yang lainnya hanya termenung
menyesali dan duduk terdia ketika di bangku kuliah tidak melakukanya dengan
serius. Padahal kuliah adalah salah satu tanggung jawab yang di bebankan oleh
orang tua kita dengan cucuran keringat mereka berusaha agar anaknya kuliah .
Kelulusan mereka bukannya menjadi pemecah kebuntuan tapi malah menjadi
penambah problematik bangsa yang semakin menumpuk setiap tahunnya. Hal
semacam ini, seringkali menjadi suatu persoalan untuk seorang mahasiswa,
commit to user
mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan atau profesi karena kurang adanya
niat dan pengalaman kerja.
Mewujudkan mahasiswa yang mempunyai kreativitas dan
profesionalitas tentu tidak cukup hanya mengandalkan ilmu yang didapat
dalam perkuliahan. Karena kuliah hanya mengembangkan pola pikir
mahasiswa agar menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam berpikir. Sebenarnya
Perlu adanya dukungan praktek dalam dunia nyata. Dan di perkuliahan
sebenarnya sudah ada 2 unit Kegiatan . Yang Pertama UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa) yang menjadikan mahasiswa bisa belajar ilmu lain diluar
perkulihan. UKM di bentuk dengan tujuan agar mahasiswa lebih bisa trampil
dengan minat dan bakat mereka. Di Unit Kegiatan mahasiswa ada berbagai
pilihan organisasi contoh : Teater (Bidang Seni), Fotografi (Bidang
Jurnalistik ), BEM Badan Esekutif Mahasiswa (Bidang Politik ) dan masih
banyak yang lainya. Ini adalah salah satu sarana dan fasilitas yang di berikan
oleh Pihak kampus agar mahasiswanya kreatif dan inovatif dalam mengikuti
perkembangan jaman. Karena pada dasaranya organisasi dan perusahaan itu
sama, Memiliki stuktur organisasi yang tersusun rapi dan pembagian tugas
yang baik antara anggota atau pelaku organisasi. Bisa dikatakan dala kita
berorganisasi kita juga dpat belajar bekerja hanya kalau di organisasi
subtansinya sosial sedangkan di organisasi perusahaan subtansinya Pendapatan
commit to user
Yang Kedua Kuliah Kerja Media (KKM) merupakan kuliah kerja
praktek pada Institusi Mitra Perusahaan Baik lembaga media Penyiaran,
Periklanan dan Humas .Agar mahasasiswa bisa merasakan atsmosfir kerja yang
sesungguhnya demi mengapai cita-cita yang tinggi untuk kehidupan yang lebih
baik .
Berangkat dari pemikiran itulah, Program Diploma III Komunikasi
Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta secara rutin mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kerja
praktek atau magang yang disebut Kuliah Kerja Media (KKM). Program KKM
ini berorientasi pada kerja praktis, dimana para mahasiswa dapat
mempraktekkan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah. Untuk itu, dalam
program ini membutuhkan kerja sama dengan instansi–instansi atau
perusahaan-perusahaan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk melaksanakan
kerja praktek atau bisa di sebut Magang.
Sebuah Perusahaan yang bergerah di bidang Perhotelan Kusuma
sahid Prince Hotel salah satu perusahaan perhotelan Milik penguasaha sukses
Sukamdani Sahid Gitosrdjono. Melalui Kerajaan Bisnis Hotel, Sukamdani
Sahid Gitosrdjono bisa dikatakan sebaga raja hotel di indonesia. Betapa tidak,
Jaringan bisnis hotelnya tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Melalui sahid
group sukamdani memilik 14 hotel. Dari hotel mewah yang berbintang tiga dan
commit to user
Salah satunya adalah Kusuma Sahid Prince Hotel. Kusuma sahid Prince
Hotel yang memiliki predikat “The Truly Heritage Hotel“ yang artinya hotel
warisan yang sesunggunya, karena masih menyimpan unsur unsur Culture
Budaya kerajaan di surakarta.Hal inilah yang membuat penulis kemudian
berminat mengajukan lamaran Kuliah Kerja Media ke Hotel yang bisa dibilang
memiliki pertumbuhan kinerja yang pesat ini. Penulis berharap, nantinya bisa
memperoleh banyak pengalaman kerja, relasi, dan kondisi kerja yang baru
terutama di lingkungan kerja yang dikenal sangat dinamis seperti diKusuma
sahid Prince Hotel. Selain itu, penulis berharap juga dapat mengaplikasikan
semua ilmu yang sudah dipelajari saat berada di bangku kuliah khususnya pada
bidang Public relation (kehumasan) yang juga menjadi bidang yang diminati
oleh penulis selama ini.
B.Fokus Penulisan Tugas Akhir
Dalam proses pelaksanaan magang di Kusuma Sahid Prince Hotel ini
penulis berkesempatan untuk membantu beberapa Pekerjaan yang di kerjakan
oleh Public relation KSPH. Dari situ penulis mendapatkan banyak pengalaman
dan pengetahuan hingga muncul inspirasi membuat judul yang paling dasar
dari sebuah Profesi Public Relations untuk mengangkat mengenai Peran Public
commit to user C. Tujuan Pelaksanaan Magang
Tujuan diadakannya kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) ini adalah:
1. Mendapatkan pengalaman bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.
2. Mengaplikasikan teori - teori yang didapat di bangku perkuliahan dalam
praktek di lapangan kerja, sesuai bidang yang diminatinya.
3. Agar mahasiswa mampu melihat gambaran nyata dan kompetisi dalam dunia
kerja.
4. Meningkatkan kreativitas dan profesionalitas mahasiswa agar siap dalam
persaingan dalam dunia kerja.
5. Membangun serta membina hubungan yang baik antara Jurusan Public
Relations Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan lembaga/instansi, dimana mahasiswa
menjalankan praktek Kuliah Kerja Media (KKM).
D. Manfaat Pelaksanaan Magang
1. Sebagai sarana mahasiswa untuk belajar bertanggungjawab terhadap
penyelesaian tugas yang telah diberikan.
2. Mendapatkan lingkungan baru dalam dunia kerja yang nyata dimana
mahasiswa dituntut untuk cepat beradaptasi, pandai bersosialisasi,
berinteraksi, dan mengembangkan diri.
3. Mahasiswa mampu mengapresiasikan ilmu yang telah didapatkan dibangku
perkuliahan dalam dunia kerja baik didalam kantor maupun ketika di
commit to user
4. Pada kenyataannya mahasiswa mampu lebih mengenal banyak orang dengan
latar belakang, karakter dan tipekal yang bermacam-macam dari berbagai
daerah asal sehingga dapat meningkatkan keberanian dan jiwa sosial yang
lebih tinggi terhadap diri mahasiswa pribadi.
E.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Berdasarkan peraturan lembaga dan berbagai macam informasi,
referensi, rekomendasi juga pertimbangan mengenai pelaksanaan/ketentuan
Kuliah Kerja Media (KKM) yang dilaksanakan Program DIII Public Relations
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
2011, penulis memutuskan untuk memilih Kusuma Sahid Prince Hotel yang
beralamatkan di Jl. Sugiyopranoto No 20 Surakarta periode 1 April sampai
commit to user
merupakan subjek yang sulit di hampiri. Public Relations merupakan subjek
yang relatif masih baru, yang menimbulkan konsep dimana kita tidak
menemukakan konsesuius pendapat sepenuhnya atas defenisi yang di rasakan
tepat untuk istilah itu. Penggunaan istilah “Humas” yang semakin luas dan
serampangan cenderung mengamburkan arti yang sebenarnya bagi masyarakat
pada umunya. Semakin berkembangya fungsi humas atau PR dan pada
hakikatnya berbeda dalam kesalahpengertian (misunderstanding) mengenai
peranan yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat modern. Misalanya,
seorang siswa pemula dalam bidang humas atau Public Relations mungkin
sedikitnya akan memiliki sesuatu pengertian yang samar menegenai
pengertian istilah tersebut bagaimanapun, jika diminta untuk
mendefenisikanya, maka si siswa akan biasanya cenderung mendasarakan
defenisi itu pada salah satu dari hal-hal sebagai berikut.
1. Public Relations : Publisitas (publicty)
2. Public Reations : Keagenan Pers ( pers-agentry)
3. Public Relations : Periklanan (advertasing )
4. Public Relations : Upaya mempengaruhi (lobbying)
commit to user
Advertising, lobbiying pers agency, dan publiscity adalah alat-alat para
praktisi PR. Masing masing alat ini dapat memainkan peranan yang penting dan
vital dalam suatu situasi tertentu, tetapi tak satupun dari peralatan di atas
kombinasi yang sebanding dengan fungsi keselurahan PR.
Istilah-istilah di atas akan di uraikan secara lebih mendalam dan
menenmpatkanya dalam prespektif yang sesuai Periklanan (advertising). Di
lakukan dengan menyewa nonpersonal waktu dalam media massa. Suatu
komunikasi nonpersonal (non perorangan) melalui berbagai macam media
komunikasi yang di lakukan oleh seorang atau mempengaruhi organisasi tertentu.
Lobbying. Usaha untuk mempengaruhi pemberian suara para embuat
undang-undang.Keagenan Pers ( pers agentary). Promosi tentang seorang atau organisasi
dengan mencapai Publisitas yang menyenangkan pada media massa.
Promosi (Promotion). Aktivitas –aktivitas atau peristiwa –
peristiwa yang di rencanakan untuk menjami dukungan atau pengakuan tentang
diri seorang : produk, lembaga atau gagasan.Publisitas (publicity). (a) Suatu
tehnik menjamin pengertia di anatara individu-individu.Istilah yang berhubungan
dengan istilah-istilah lainya adalah Komunikasi (communication). Proses
penyampaian pengertan di anatara individu-individu.Media komuniakasi (medium
of communication): Suatu sarana yang memungkinkan tersampaikan suatu
pesdan. Media massa adalah sarana yang mentransmisika pesan-pesan yang
identik kepada jumlah besar orang yang secara fisik berpacara.Publik (public):
commit to user
meliputi orang-orang yang bekerja d dalam atau membentuk bagian dari integral
sari suatu organisasi; sedangkan public eksternal adalah orang-orang yang ada di
luar kelompok yang di layani atau di pengerahui, melayani atau memeengaruhi
organisasi.Peristiwa public (Public affair): Hubungan manajemen dalam
perananya yang berkaitan dengan kepentingan masayarakat.Sebagaimana telah di
kemukakan , ada sejumlah defeisi mengenai humas atau PR. Webster’s New
World Dictanory mendefenisikana sebagai”Hubungan dengan masayarakat luas,
seperti melalui publisitas khusunya fungsi fungsi koprasi, organisasi dan
sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini public dan
citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri.”
Defenisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab
khususnya, di berikan oleh Public Relations News :”PR adalah fungsi manajemen
yang di evaluasi sikap public,mengeditinfikasi kebijakan-kebijakansanaan dan
prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan
keentingan public dan menjalankan suatu progam untuk mendapatkan pengertian
dan penerimaan dari Publik.
Defenisi berikutnya,” PR adalah suatu falsafat social dan
manajemen ang di nyatakan dalam kebijaksanaan berserta pelaksanaanya, melalui
interprestasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan ada komunikasi
dua arah dengan pubiknya, berusaha, ntuk memeperoleh saling penegertian dan
commit to user
Empat unsur dasar PR dengan di terimanya difenisi di atas kita nyatakan bahwa
humas terdiri dari empat unsur dasar. Pertama, PR merupakan falsafat manajemen
yang bersifat social, unsur dasar Public Relations yang kedua adalah
pengungkapan suatu falsafat social dalam keputusan kebijaksanaan, ketiga, Public
Relations merupakan tindakan akibat kebijaksanaan tersebut; ke empat Public
Relations merupakan komunikasi dua arah yang menunjan kearah yang
pencipataan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan ,
mempertahankan, atau mempermosikanya kepada public sehingga saling
pengertian dan itikad baik. (Moore, 1981:4)
a. Public Relations adalah komunikasi
Unsur dasar Public Relations yang ke mepat inilah adalah
komunikasi dua arah (tow-way communication). Melalui kesaksamaa dalam
mendengarkan opini publiknya, dan kepekaan menginpermentasi setiap
kecenderungan kegagalan mendalam komunikasi dan evaluasi serta
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan merubah sifat,
pendekatan-pendekatan atau penekanan setiap fase kebijaksanaanya
b. Definisi lain Public Relations
Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahamanmelalui pengetahuan dan kegiatan yang diharapkan akan muncul
dampak, yaitu berupaperubahan positif. Pengertian Public Relatios lebih luas
commit to user
menerangkan keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun
keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian “ .( Frank
Jefkins, 1995 : 9)
defenisi
c. Tujuan Public Relations
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Frank Jafkins, tujuan Public
Relation tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, tetapi juga berbagai
macam tujuan khusus yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian.
Tujuan khusus tersebut adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi
yang memerlukan suatu perubahan tertentu, perubahan yang diharapkan adalah
perubahan positif.( Frank Jefkins, 1995 : 9 )
d. Fungsi Public Relation
Mengenai konsep fungsional Publc Relation, Scott M Cutlip dan Allen Center
dalam bukunya Efective Public Relation, memberi penjelasan sebagai berikut :
1. To facilitate and insure an inflow of representative opinions from an
organization
may be kept compatible with the diverse needs and views of these public.
( memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari public-
public suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan serta operasionalisasi organisasi
dapat dipelihara keserasiannya dengan kebutuhan dan pandangan public- public
commit to user
2. To counsel management on ways and means on shoping an organization’s
policiesand operation to gain maximum public acceptance.
( Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan
operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh public ).
3. To devise and implement programs that will gain wide and favorable
interpretationsof an organization’s policies and operations.( Merencanakan dan
melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang
menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi).
Sedangkan Menurut Bertrand R. Canfield dalm bukunya “ Public Relation
Principles and Problems “, mengemukakan fungsi Public Relation sebagai berikut
:
a. It should sarve the public’s interest
( Mengabdi kepada kepentingan umum ).
b. Maintain good communications
( Memelihara komukasi yang baik ).
c. Stress good morals and manners
( Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik ).
commit to user
1. Fact Finding ( Pengumpulan fakta, data dan informasi )
Dalam tahap ini seorang praktisi Public relation perlu melibatkan diri dalam
penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu praktisi Public Relation mempelajari
dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang
berkepentingan dana terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan.
2. Planing And Programming ( perencanaan dan program )
Pada tahap ini seorang praktisi Public Relation sudah menemukan penyebab
timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah- langkah pemecahan atau
pencegahan. Hal ini diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk melaksanakan
strategi yang sudah ditentukan sebagai pemecahan masalah.
3. Taking Action And Communication ( aksi dan komunikasi )
Aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan goals dan objective yang spesifik,
kemana citra perusahaan akan diarahkan.
4. Evaluating ( Evaluasi Program )
Program Public Relation selalu dimulai dengan pengumpulan fakta, untuk
mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum seorang praktisi Public
Realation perlu melakukan evaluasi langkah- langkah yang telah diambil. Tahap
ini akan melibatkan pangukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian
commit to user B. Konsep Public Relation
Fraser P seitel , senior Vice President dan direktur of Public affair yhe
chase mahanttan bank, dalam bukunya The partice of Public Relataions
mengemukakan bahwa pada tahun 1975 yayasan pendidikan dan penelitian yang
menganalisis 472 defenisi yang berminat dan menghujumnya menjadi 88 kata,
yaitu Public Relations is a distinctive management fungtion which help establish
and maintain mutual lines of communications, understanding , acceptane, and
coperation betwen and organizations and its publics; involvel the management of
problem of issue. Helps management ti keep informed and responsive to public
openion ; defines enphasiszesteh responsibility of the management the serve the
public interest help management keep abreast and effectively untilize change,
serving as an early warning system to help anticipate trends ;and uses research
and sound and ethical communications techniques as it principal tool’s
Public relatons merupakan fungsi manajemen yang membantu
menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta
kerjasama suatu organisasi /perusahaan dengan publiknya ada ikut terlibat dalam
menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen
Dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR secara
commit to user
Defenisi lainya ; Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in word
Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu sistem untu mencipatakan
kemauan baik . L. Bernays dalam bukunya Public Relation menyevutkan bahwa
Public Relation mempunya 3 arti yaitu :
1. Penerangan kepada publik
Pesuasi di tunjukan kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
Upaya untuk menyatukan sikap prilaku suatu lembaga Prof byron Christian
menyebutkan bahwa PR merupakan suatu usaha yang secara sadar memotivasi
orang-orang terpengaruh, tarutama melalui komunikasi, agar timbul pikiran yang
sehat terhadap suatu organisasi/perusahaan , memberi rasa hormat, mendukung
dan bertahan dengan berbagai cobaan dan masalah.
Internasional Public Relations Associations (IPRA) mendefenisikan PR
adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui
organisasi dan lembaga swasta atau publik umum yang memperoleh pengertian
simpati dan dukungan dari mereka yang terkait mungkin ada hubuganya dengan
penelitian opini publik di antara mereka. untuk mengaikan sedapat mungkin
kebijaksanaan dan prosedur yang meraka pakai untuk melakukan hal yang
direncanakan dan di sebarkan informasi yang lebih produktif dan pemenuhan
keinginan bersama yang lebih efesien, (Cultip, center & Brown ,2000:4).
Dari berbagai batasan PR di atas dapat di tarik konsep bahwa untuk memahami
berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasi
commit to user
berbagai kebijakan manajemen yang berhunungan dengan opini dan isu publik
yang telah berkembang . dalam pelaksanaanya PR menguanakan komunikasi
untuk memeberi informasi, memepengaruhi hasil yang ingin di capai PR pada
intinya adalah good image ( citra baik ),goodwill (itikad baik), mutual
understanding ( saling pengertian), mutual confidance (saling mempercayai),
mutual appreciation ( saling menghargai ) , dan tolerance ( toleransi) Melvin
Sharpe mengajukan lima prinsip proses harmonis dalam hubungan jangka panjang
anatara perusahaan dan publiknya . Konsep-konsep tersebut terdiri dari
Komunikasi yang jujur dan memeperoleh kredibilitas.Keterbukaan dan konsisten
terhadap tindakan dan kepercayaan. Tindakan yang jujur untuk mendapatkan
hubungan timbal balik dan goodwill ( kemauan baik).Komunikasi dua arah di
lakuakan secara terus- menerus untuk mencegah alienasi (pengecualian) dan
membangun hubungan.Evaluasi penelitian dan lingkungan untuk menentukan
tindakan dan penyesuaian yang di perlukan bagi hubungan sosial yang harmonis
(Saitel, 1992:10).
Menurut Rhenald Kasali, dalam bukunya Manajemen Public Relations,
mengatakan bahwa prinsip-prinsip yang di ajukan oleh Prof. Melvin Sharpe
merupakan prinsip-prinsip hubungan manusia modern yang semakin hari semakin
menuntut adanya kerjasama, keterbukaan dan kejujuran. Prinsip ini berkembang
sehubungan dengan perubahan nilai-nilai perusahaan di tengah masayarakat dan
perubahan drastis teknologi yang mewarnai seluruh kehidupan manusia
commit to user
perusahaan agar manajemen dengan segera dapat mengetahuinya atau PR berkerja
guna mengatispasi secara benar perasaan publiknya (Seitel,1992:10-11).
Di antara banyak tokoh Public Relation salah satunya adalah Ivy
Ledbetter di anggap sebagai The Father of Public Relations yang telah
memikirkan dan mempraktekan konsep PR yang oleh para cendikiawan
kemudian di jadikan objek studi ilmiah. Ivy Lee adalah putra seorang negarawan
di Georgian Amerika Serikat. Kegiatanya Di bidang Public Relation di mulai
pada tahun 1906 pada waktu Industri Batu bara di negara “ Paman Sam”
mengalamai kesulitan pemogokan kerja oleh kaum buruhnya. Pada waktu itu Lee
adalah seorang wartawan surat kabar. Timbulnya pemogokan para pekerja yang
mengancam kelumpuhan industri batu bara itu, Menyebabkan munculnya gagasan
pada ada benak Lee untuk menengahinya dengan bagi keuntungan kedua belah
pihak yakni para industriawan dan para pekerja. Lee mengajukan gagasan kepada
pimpinan industri batubara dengan persyaratan sebagai berikut: (1) ia di berikan
commit to user
penuh untuk menyebarkan informasi secara faktual yang patut di ketahui rakyat
( Effendy, 1992:7 dan Rosandu 1999:17)
Persyaratan yang di ajukan Lee waktu itu cenderung revolusioner
karena orang yang bergerak dalam bidang komunikasi informasi ketika itu tidak
berada pada stuktur pimpinan puncak (top management) Begitu pun penyebaran
fakta kepada publik di anggap sebagai suatu kondisi yang tak lazim
(aneh-unik).Melihat kondisi pemogokan buruh batu bara yang cukup solid, teroganisir
dan mengancam kehidupan perusahaan bila di biarkan berlarut-larut maka
tawaran Ivy Lee tersebut di terima oleh pemngambil keputusan perusahaan
tersebut. Pemikiran Lee dalam melakukan pekerjaan sebagai seorang PR
dinamakanya declarations of principle (deklarasi asas-asas) yang pada hakikatnya
keberadaan publik tidak bisa dianggap enteng oleh manajemen industri dan
dianggap tidak bisa apa-apa oleh pers.
Dalam dklarasi prinsip dasar, Ivy Lee menyiarkan kepada pers
bahwa di kantornya tidak ada fakta yang di tutupi atau rahasia, segalanya bersifat
terbuka. Dalam informasi dan komunikasi dua arah. “Tujuan kami adalah
menyajikan berita. Kantor kami bukan biro iklan, siapa saja yang memerlukan
informasi yang lengkap, akan kami layani dengan segala senang hati”. Kata Lee
kepada wartawan Dengan sikap jujur, Ivy Lee membuka tabir perusahaan besar
dalam hubunganya dengan masyarakat. Lee berhasil menciptakan gagasan baru
dalam mengatasi pemoggokan di pabrik-pabrik besar dan gagasan baru untu
membina hubungan dengan pers. Sikap Ivy Lee itulah membuat para wartawan
commit to user
mantan reporter/wartwan memahami benar seluk-beluk dunia pers yang
membutuhkan kecapatan, keterbukaan,dan reakrasi informasi dari sumber berita. (
Effendi, 1992:8, dan Rosady 199:18)
Keberhasilan Ivy Lee sebagai PR , kemudian Mendapat tawaran
dari The Pensyivania Railroad Company untk mengatasi kesulitan sehubunganya
dengan terjadinya musibah keclakaan pada jaringan utama perusahaan kereta api
tersebut. Kondisi waktu itu bila suatu perusahaan mengalami perubahan dalam
bentuk keclakaan untuk atau bencana lainya, selalu menutupi fakta tersebut
kepada publik sehingga masyarakat sulit mengetahui dengan jelas, akurat dan
lengkap fakta tentang musibah tersebut.
Lee mengajukan permintaan kepada pimpinan perusahaan, berkat
negosiasi yang baik Lee sebagai PR Profesional dan piawai, akhirnya permintaan
yang waktu itu tidak lazim di kabulkan pimpian perusahaan. Penaganan krisis
manajemen dalam bentuk keclakaan kereta api oleh Ivy Lee, telah memberikan
kepuasan kedua belah pihak baik The Penslyvania Railroad Company maupun
pers . Peristiwa itu menjadi berita yang menyenangkan perusahaan yang tidak
pernah dialami sebelumnya. Begitu pun wartawan puas dapat menggali informasi
dengan akurat lengkap, Serta wartawan di beri fasilitas yang di perlukan dalam
memburu berita tersebut. Berita yang muncul menjadi akurat dan objektif Publik
merasa puas dengan sajian berita yang lengkap dan terbuka. Keberhasilan itulah
yang menyebabkan Ivy Lee di akui para pakar sebagai “Bapak hubungan
masyarakat Public Relations” sebagai perintis, Pelaksana, dan pembina humas. Ia
commit to user
(Publisitas) dan advertising (periklanan) sebagai kegiatan dalam ruang lingkup
humas dan pencetus sekaligus membangun keberadaan atau “citra” PR/Humas
yang di akui masyarakat ( effendy,1992:9)
Frasser P. Saitel menyebutka Ivy Lee karena sebagai A Father of
Modern Public Relation ( Bapak PR Modern . Hal senada di ungkap Oimi
abdurachman dalam bukunya dasar-dasar Public Relations bahwa penemu PR
adalah Ivy Lee karena pada tahu 1921 ia sudah mulai secara regular menerbitkan
buletin ( salah satu bentuk hause journal) yang berjudul public relations di New
York. Banyak pakar humas mempublikasikan karya tulis baik seangkatan Ivy Lee
maupu setelah itu atau sebagai generasi penerusnya. Di antara mereka itu adalah
Paul Garret, T.J. Ross, Eric Johnston, Artur W. Page, Calr Byoir, Verve Burnne
John W. Hill, Edward L. Bernays Howard Stephenson, Philip Lesley, Scott M.
Cutlip & Allen Center, John F. Budd Jn, Jody Doohue, Roy L. Blueental; arthurR.
Roalman, J. Hadly Wiright & Byron h.christian dan lainya. Semua yang mereka
tulis umunya tentang pengembangan konsepsi Ivy Lee yang di sesuaikan dengan
kondisi masyarakat, termasuk kemajuan di bidang teknologi (waktu itu
elektronika). Sekarang pun perkembangan teknologi komunikasi telah memberi
dampak terhadap berbagai aktivitas dalam bidang PR. (effendy, 1992:9)
PR pada hakikat pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, Kendati agak lain
dengan kegiatan komunikasi lainya, karena ciri hakiki dairi komunikasi PR adalah
two way communications (komunikasi dua arah/ Timbal balik). Arus Komunikasi
Timbal balik ini yang harus di lakuakan dalam kegiatan PR, Sehingga terciptanya
commit to user
terciptanya umpan balik yang menjadi prinsip pokok dalam PR ( Rachmadi,
1994:7)
Public Relations adalah salah satu bidang ilmu komunikasi praktis,
yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam
melaksanakan fungsi manajemen. PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik
antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam rangka
memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi Semua itu
bertujuaan untuk menumbuhkan dan memngembangkan goodwill (kemauan baik)
Publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk
menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik). ( Rachmadi,
1994:8)
Jadi pada hakikatnya Public Relations merupakan fungsi manajemen yang
membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian,
dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut
terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu manajemen. PR membantu
manajemen dalam penyapaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR
secara efekif membantu manajemen memantau berbagai perubahan, (Seitel,
1992:8)
Definisi lainya ; Frank Jefkins dalam bukunya Public Relatioms in
Word Marketing mengatakan bahwa PR adalah salah satu sistem komunikasi
untuk mrnciptakan kemauan baik. L.Bernays dalam bukunya Public Relations
commit to user
persuasi ditunjukan kepada publik ntuk mengubah tingkah laku publik; (3) upaya
untuk menyatukan sikap dan prilaku suatu lembaga. Prof. Byron Christian
menyebutkan bahwa PR merupakan suatu usaha yang secara sadar memotivasi
agar orang-orang terpengaruh,terutama melalui komunikasi, agar timbul pikiran
yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan
bertahan dengan berbagai cobaan dan masalah.
Internasional Public Relations Association (IPRA) mendefenisikan
PR adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui
organisasi dan lembaga swasta atau publik (umum) untk memperoleh pengertian,
Simpati dan dukungan dari mereka. Untuk mengaitkanya sedapat mungkin hal itu
direncanakan dan disebarkanlah informasi yang lebih produktif dan pemenuhan
keinginan bersama yang lebih efisien. Public Relations is the distintive
managament function which help establish and mutual lines of ommunications,
understsnding,acceotance and cooperation between on on organization and its
public ( PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mrndukung
terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, peneriamaan, dan
kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya, ( Cultip,Center & Brown,
2000:4)
Dari berbagai batasan PR diatas dapat di tarik konsep bahwa untuk
memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang
berkembang terhadap suatu organisasi/peruasahaan. Dalam berbagai kegiatannya
PR memberi dan nasehat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang
commit to user
pelaksanaanya PR mengunakan komunikasi atau memberitahu, mempengaruhi
dan mengubah pengetahuan, sikap dan prilaku publik sasaranya. Hasil yang ingin
dicapai dalam kegiatan PR pada intinya adalah good image ( citra baik), Mutual
conffidance (saling memepercayai), mutual apreciation (saling menghargai), dan
tolerance (tolransi)
Jadi intinya Publik Relations sekarang ini berubah fungsi dari konsep
utamanya dari fungsinya sebagai Coorperate Public Relations menjadi Marketing
Public Relations. Fenomena ini dapat dilihat dari tren yang berkembang diantara
tenaga para penjualan (marketer) yang mulai menggunakan pencitraan (image)
dan merk (brand) dalam strategi pemasaran mereka.
Kebingungan sering terjadi pada kebanyakan orang yang menganggap
bahwa Public Relations yadalah salah satu fungsi dari manajenen, yaitu
pemasaran, (marketing). Dan banyak aspek dari Public Relations yang harusnya
bertujuan membentuk citra perusahaan berubah fungsi menjadi fungsi
pemasaran.( Cultip,Center & Brown 2000:5 )
Komunikasi pemasaran memang memiliki peran yang penting dalam
mengenalkan produk dan fungsi-fungsinya. Tanpa komunikasi pemasaran ini,
konsumen tidak akan mengetahui produk yang dipasarkan. Disisi lain, konsumen
tentunya hanya akan mengkonsumsi produk-produk dari produsen yang telah
memiliki coorperate image yang sesuai dengan harapan konsumen. Sekalipun
secara teori antara Coorperate public relations dengan Marketing Publik Relations
berlainan dan berdiri sendiri, tetapi pada kenyataannya kedua disiplin ilmu ini
commit to user
Di kalangan praktisi Public Relations, secara holistic, dikenal dua
pendekatan besar dalam dunia Public Relations, pertama adalah Coorperate
Public Relations yang tujuan utamanya adalah bagaimana membentuk reputasi
atas citra positif perusahaan, dan kedua adalah Marketing Public Relations (secara
lebih sempit dapat diartikan sebagai Brand Public Relations), yang fokus
utamanya adalah upaya Public Relations dalam membantu fungsi marketing.
(lemana: edisi 281-07/2007 hal 46)
Kini banyak ditemui dalam perusahaan-perusahaan (umumnya di
indonesia) memiliki divisi Public Relations yang memiliki job description
membentuk citra dan menaikkan angka penjualan. Dengan kata lain, Coorperate
Public Relations dan Marketing Public Relations terintegrasi’dalam suatu
perusahaan. Bisa jadi hal ini menimbukan kerancuan mengenai tugas praktisi
public relations yang sebenarnya harus dilakukan dalam perusahaan itu. Oleh
karena itu, sejak tahun 2007 terhembus wacana akan akreditas kehumasan yang
commit to user
dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata
“saling” maka hal itu berarti bahwa organisasi juga harus memahami setiap
kelompok atau individu atau khalayak publik yang terlibat dengannya (Jefkins,
1998 :10).
“Sehubungan dengan maksud dari public relations, kata public diartikan sebagai
publik yang bermakna himpunan atau kumpulan orang-orang dan lembaga atau
organisasi yang berkepentingan serta berada di sekitar badan atau perusahaan
dimana organisasi itu berada. “ (Suhandang, 2004: 32)
Jefkins (2004) membagi publik menjadi dua, yaitu publik internal dan eksternal.
Dan mengidentifikasi adanya sepuluh khalayak atau publik utama yang paling
sering menjadi subjek khalayak dari berbagai macam organisasi secara umum. Ke
sepuluh khalayak tersebut adalah :
1. masyarakat luas
2. calon pegawai atau anggota
3. .para pegawai atau anggota
4. pemasok jasa dan berbagai macam barang
5. .para investor – pasar uang
6. para distributor
7. konsumen dan pemakai produk organisasi
8. para pemimpin pendapat umum
9. serikat-serikat pekerja
commit to user
(Jefkins, 2004 :81)
• Community Relations
Bagi perusahaan, menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat atau
komunitasnya dapat menjadi salah satu upaya mempertahankan kelangsungan
hidup suatu organisasi. Konsep komunitas disini bukanlah komunitas dalam artian
geografis belaka, melainkan juga komunitas dalam arti interaksi antarmanusia
yang menjadi anggota suatu komunitas yang tak terikat dalam satu wilayah
geografis tertentu. Makna komunitas yang tak terikat dalam wilayah geografis
tertentu tersebut tercakup dalam suatu pendekatan yang disebut community
relations
(Iriantara,2004: 58)
Hubungan dekat dengan masyarakat (community relations) sangat penting untuk
dibina terutama bila perusahaan akan memulai suatu kegiatan yang diharapkan
dapat mempengaruhi kegiatan lingkungan dimana kegiatan itu dilakuan.
Community Relations yang merupakan perwujudan menjalin hubungan yang baik
antara perusahaan dengan komunitasnya ini merupakan tujuan dan peran public
relations.
• Corporate Social Responsibility
CSR yang kini marak diimplementasikan banyak perusahaan, mengalami evolusi
dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup panjang. Pada saat industri
masih memfokuskan dirinya sebagai industri, kebanyakan perusahaan masih
commit to user
Mereka memandang bahwa, dengan berbisnis sehebat-hebatnya untuk
mengumpulkan profit sebanyak mungkin untuk meraih laba dan memupuknya
secara berkesinambungan, perusahaan dapat terus eksis dan berkembang sehingga
mampu menyejahterakan karyawannya, dan kemakmuran bangsa dengan
pembayaran pajaknya. Kini,perusahaan telah menyadari, di balik bisnis ada pula
tanggung jawab sosial, bukan lagi sekadar keseimbangan antara pemilik modal
dan pekerjanya. Pengaruh lingkungan terhadap sebuah organisasi menjadi sangat
kental, hal ini terjadi karena adanya ketergantungan organisasi terhadap
sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan. Hal ini ditegaskan oleh Lubis dan
Huseini (1987) yang menyebutkan bahwa organisasi mempunyai ketergantungan
ganda terhadap lingkungannya, karena produk dan jasa yang merupatkan output
organisasi dikonsumsi oleh pemakai yang terdapat dalam lingkungannya. Dari
pihak lain, organisasi juga mendapatkan berbagai jenis input dari lingkungannya.
Posisi input dan output ini menjadi berbahaya jika pertukaran input dan output
menjadi tidak seimbang. Perusahaan menyadari selain terdapat ketimpangan
ekonomi antara pelaku usaha dengan dengan masyarakat disekitarnya, kegiatan
operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya
eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan disekitar operasi perusahaan.
Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep CSR yang paling
commit to user
keterkaitan antara Corporate Social Responsibility, dengan Peran Public
Relations, dan Citra Perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang
mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Di dalam Green Paper Komisi
Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa kebanyakan definisi tanggung jawab
sosial korporat menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian kepedulian
terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan
dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholder-nya. Ini setidaknya
ada dua hal yang terkait dengan tanggungjawab sosial korporat itu yakni
pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela (Iriantara,
2004: 50).
sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat
keberlanjutan perusahaan itu sendiri di sebuah kawasan, dengan jalan membangun
kerjasama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan
menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Atau dalam
pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya, baik lokal,
nasional, maupun global. Karenanya pengembangan CSR ke depan seharusnya
commit to user
• Peran Public Relations dalam Menjalankan Corporate Social
Responsibility Untuk membuat program komunikasi kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan, public relations harus memiliki perencanaan yang strategis
agar program yang dibuat mencapai tujuannya. Pengertian strategi adalah bagian
terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari
suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu
fungsi dasar dari manajemen (Ruslan, 2005:123)
Mengacu pada pola strategi Public Relations yang efektif harus dilaksanakan
melalui empat tahap, antara lain :
1. Fact Finding (Mendefinisikan problem atau peluang) Langkah pertama ini
mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan
perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh kebijakan
organisasi.
2. Planning (Perencanaan dan pemerogaman) Berdasarkan fakta-fakta yang
sudah dikumpulkan, public relations membuat suatu rencana tentang apa
yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi problem-problem itu.
Informasi yang didapat digunakan untuk membuat keputusan tentang
program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan
sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam
membuat kebijakandan program komunikasi.
3. Communicating (Mengambil tindakan dan berkomunikasi) Setelah rencana
itu disusundengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang matang
commit to user
masayarakat, di samping akomodasi lainy. Usaha perhotelan ini sudah merupakan
suatu industri hotel yang memerlukan sumber dana dan sumber daya manusaia
dalam jumlah besar, dengan resilo kerugian atau keuntungan yag besar
pula.Pengertian hotel menurut surat kepeutusan mentri perhubungan
no.pm10/pw.301/phb.77 di sebutkan bahwa hotel adalah sutau bentuk akomodasi
yang di kelola secara komersial, di sediakan bagai setiap orang untuk memperoleh
pelayanan penginapan berikut makan dan minum.
Sebagai suatu industry dan jasa, usaha perhotelan dalam
menyelenggarakan pelayanan harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai , anatar alain fasilitas penginapan, ruang tamu, tempat parkir, makan dan
minum, rekreasi, perlengkapan telekomunikasi, tenaga kerja dan lain-lain.
Sehingga usaha perhotelan menjadi usaha yang komersial yang mampu mendapat
keuntungan yang sebesar-besarnya untuk menunjan dan pengembangan dimana
commit to user
Evaluasi kegiatan program public relation adalah elemen penting dalam
kesuksesan penyusunan kegiatan Public Relation. Sekalipun di akui sebagai
elemen yang penting, akan tetapi para praktisi Public Relations masih memiliki
pengetahuan yang kurang menegenai cara terbaik dan tepat merancang dan
menerapkan sistem pengukuran dan evaluasi Kegiatan program public relation
yang efektif. Kebanyakan perusahaan mengukur dan mengevaluasi tingkat
efektifitas kegiatan Public Relationya denga cara tradisional yang hanya berfokus
pada kegiatan Public Relations. Pengukuran yang di lakukan umunya mengacu
pada media tau pers coverage. Bukan pada target audince dan efektifitas public
relation yang dimaksud.
Maka kegiatan public relation seiring dengan rencana jangka panjang
perusahaan. Suatu rencana kegiatan Public Relation harus menetapkan garis-garis
besar tindakan yang mau di ambil dalam kurun waktu kedepan . lebih jauh kasali
menyebutkan kegiatan Public Relations bagi para praktisi PR untuk menysun
berbgai rencana teknis, dan langkah komunikasi yang di ambil sehari-hari . untuk
dapat bertindak strategis kegiatan PR harus menyatu dengan konsep visi misi
organisasi perusahanya agar evalusai yang di lakuakn perusahan agar dapat
commit to user BAB III
DESKRIPSI INSTANSI
A. Perjalanan Sejarah Kusuma Sahid Price Hotel
Hotel Sahid Kusuma Raya terletak di jantung kota Solo dengan
alamat Jalan Sugiyopranoto No. 20 Solo. Hotel ini berada dekat dengan pusat
bisnis, Keraton Kasunanan dan keraton Mangkunegaran sehingga hal inilah yang
membuat Hotel Sahid Kusuma Raya Solo yang mantap menspesialisasikan diri
sebagai Heritage Hotel memiliki posisi yang patut diperhitungkan dalam
persaingan bisnis perhotelan dikota Solo.
Sejarah Hotel Sahid Kusuma RayaSolo ini dimulai sejak zaman Raja Pakubuwono
ke X yang bergelar Sampeyan Dalem Hengkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan
Pakubuwono Ing Ngalaga Abdulrahman Sayidin Panata Gama Kalifatullah
Ingkang Kaping Sedoso Ing Nagari Surakarta Hadiningrat. Raja yang dikenal
sebagai Raja yang berhasil mencapai kejayaannya inilah yang pada awalnya
membeli sebuah rumah tinggalyang cukup besar dari Istana Mangkunegaran
untuk diberikan kepada salah satu puteranya, Pangeran Abimanyu yang bergelar
Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Kusumoyudo.
Oleh karena diberikan kepada Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Kusumoyudo
itulah, maka bangunan rumah itu disebut Dalem Kusumoyudan Tahun 1909, oleh
commit to user
kanjeng pangeran Hadiwijoyo, Dalem Kusumoyudan inidibangun dengan
arsitektur campuran Jawa dan Belanda.
Dalem Kusumoyudan ini memiliki luas mencapai 17,750 m2 dan dibangun dengan
ruangan dan tempat yang disesuaikan dengan penggunaan untuk keperluan
seorang pangeran beserta keluarga besarnya. Kanjeng Gusti Pangeran Haryo
Kusumoyudo sendiri memiliki 19 orang putera.
Dalem Kusumoyudan ini memang sejak dulunya seruing digunakan untuk tempat
pertemuandan tempat keramaian karena pangeran kusumoyudo memang senang
bila tempat kediamannya digunakan untuk tempat berkumpul. Setelah Pangeran
Kusumoyudo wafat pada tahun 1956, Dalem Kusumoyudan ini dipakai oleh
putra-putri beliau hingga tahun 1961 yang mana ditahun ini Dalem kusumoyudan
ini Bapak H, Mursidi Effendi hidupnya gelisah, banyak gangguan dan cobaan,
bahkan usahanya hampir bangkrut. Akhirnya bapak Mursidi dalam pertemuannya
dengan Bapak Sukamdani Sahid Gitosardjono menawarkan Dalem Kusumoyudan
kepada beliau. Awalnya Bapak Sukamdani tidak menanggapi tawaran tersebut.
Akan tetapi, oleh karena Bapak Mursidi Effendi yang terus mendesak Bapak
sukamdani, maka pada tahun 1970 diadakan kesepakatan jual beli Dalem
Kusumoyudan ini seharga Rp 25.000.000,00 (Dua Puluh Lima Juta Rupiah)
sedangkan biaya pembebasan tanah ditanggung oleh bapak Sukamdani.
Sebagai tindak lanjut kepemilikan Dalem Kusumadyan ini, Bapak Sukamdani
berencana menjadikan Dalem Kudsumadyan sebagai hotel untuk
commit to user
Oktober 1974 di lakukan peletakan batu pertama pembangunan hotel oleh gusti
putrid kanjeng Mangkunegoro VIII dan penanaman prastasti oleh Presiden Sahid
Group, Bapak Sukamdani Gitosardjono. Pembangunan hotel ini sendiri selesai
pada tahun 1977 dan peresmian pembukaanya di lakukan pada tanggal 8 juli 1977
oleh bapak ahmad Tahir, Serketaris Jendral Departemen perhubungan, mewakili
Mentri Perhubungan Republik Indonesia. Pada awal berdirinya, Hotel ini di beri
naman Kusuma Sahid Hotel.
Dala perekemanganya sebagai hotel, manajemen hotel melakukan
penambahan 18 kamar cabanas pada tahun 1977 dan di ikuti penambahan 36
kamar Moderate pada tahun 1980, sehingga Kusuma Sahid Prince Hotel memiliki
kamar sejumlah 82 unit dengan kategori hotel bintang tiga dan sekarang menjadi
hotel berbintang lima.
Peresmian Kusuma Sahid Hotel menjadi hotel berbintang empat di
lakasananakan pada tahun 1985 dengan penambahan berbagai fasilitas hotel
lengkap dengan keunikan sejarah yag ada di dalam hotel ini.
Seiring dengan pelaksanaan program pemerintah untuk menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka pada tanggal 8 juli 1995, bertetapa
dengan hut ke-18, Kusuma Sahid Hotel diganti namanya menjadi Kusuma sahid
raya. Presmian nama ini juga sering peresmian atas penambahan kamar kamar
etention terdiri dari kamar-kamar Suite serta Griyadi Sahid Kusuma, Unit kamar
yang baru dengan 20 unit kamar. Sehingga, Hotel Sahid Kusuma Memiliki 121
kamar, dengan tetap mempertahankan cirri khasnya yaitu pelestarian budaya jawa
commit to user
pelayanan yang professional dengan fasilitas-fasilitas modern untuk menyambut
tamu-tamu yang datang berkunjung.
Selain dari orisionalitas arsitektur dan benda-benda khas budaya jawa
yang di miliki, Hotel Sahid Kusuma memeiliki kamar-kamar bersejarah di
antaranya, kamar yang di namai Melati Room, merupakan kamar yang dulunya di
huni oleh tokoh-tokoh terkenal seperti ratu wihelmina dan pangeran Bernard dari
belanda, putra Paku Buwono X, samapai manatan Presiden RI Megawati Sukarno
Putri Serta sejumlah tokoh dari malysia, Vietnam juga beberapa mentri Orde
Baru.
Bahkan semasa Keaton Kasunanan Surakarta Di bawah pemerintahan Raja
Paku Buwono XII, beliau menjadikan Hotel Sahid Kusuma sebagai Tempat
Favoritnya. Selama 20 tahun, Paku Buwono melalui hari-harinya di kamar no 105
yang merupakan salah satu bungalow di widorokandang Hotel Sahid Kusuma.
Esexutive Suite yang juga di sebut kamar Kelangenan ini menjadi tempat tinggal
serta tempat bagi beliu mengerjakan aktivitas-aktivitas rutin dalam kedudukannya
sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta.
B. Gedung Kusuma sahid Price Hotel
Dengan Keunikan-keunikan sejarah arsitektur tersebut, Hotel Sahid Kusuma
mantap memposisikan diri sebagai The Truly Heritage Hotel , hal ini terlihat
secara fisik yaitu bangunan Hotel Sahid Kusuma Solo ini mengalami sedikit
perubahan yang disesuaikan anatara Fungsionalitasnya sebagai hotel dab sebagai
commit to user
1. Pendapa
Fungsi awalnya, yaitu ruangan sebagi tempat menerima
tamu-tamu, mengadakan acara-acara yang tidak resmi dan untuk latihan tari
jawa putra wayah maupun sentena dalem. Di pendapa inilah, bisaanya
terletak seperangakatan gamelan di sisi kiri ruanganya.
Sekarang ini, oleh manjemen Hotel Sahid Kusuma raya telah di
fungsikan sebagai main lobby yang memiliki karalkter. Di rumah yang
memiliki 10 pilar putih yang anggun inilah, setiap sore penabuh gamelan
jawa dan pensidenya melantunkan gendhing gendhing jawa yang merdu
dang agung.
2. Pringgitan
Ruangan ini dulunya sdi fungsikan sebagai ruangan untuk
pagelaran atau pertunjukan wayang kulit. Ruangan yang berada di dalam
dan menyatu dengan pendapa ini, sekarang di namakan Ruang Pantiarjo
yang masih melestarikan pintu-pintu dengan ornament-ornamen
Peninggalan pangeran Kusumoyudo.
3. Dalem
Ruangan yang di sebut dale mini bisaaya di gunakan untuk acara
resmi seperti pisoawanan maupun acara-acara yang sifatnya sakral. Di
commit to user
meter yang konon memiliki ruang rahasia pada zaman pangeran
Kusumoyudo. Kamar –kamar tersebut sekarang di lestarikan dan di
renovasi menjadi Royal Suite (Presidential Suite) yang mana beberapa
tamu Negara yang berkunjung ke solo pernah bermalam di kamar tersebut.
4. Krobongan
Kerobongan ruangan kecil yang berada di tengah Dalem di antara
dua Senthong (kamar) yang menanggapitnya hiasan-hiasan dalam ruangan
ini di pertahankamn sesuai dengan dekorasi awalnya, pada masa Pangeran
Kusumoyudo. Ruangan Krobongan ini berserta dengan ruangan dalem,
sekarang di gunakan sebagai ruang makan atau ruang pertemuan.
Sumber : Sales and Marketing Departement Kusuma Sahid Prince Hotel
Berebekal keunikan dan orisinalitas budaya jawa tersebut, maka pantaslah
bila Hotel sahid Kusuma menyatakan positioning sebagai The Truly Heritage
commit to user
yang memiliki tridarma sahid , yaitu “ Where Tradition, Cultre and Service
Merged”
Sejak tanggal 8 juli 2008, Hotel Sahid Kusuma yang berbintang lima dan
resmi menggunakan nama “ Kusuma Sahid Prince Hotel” Hal ini sudah di
imbangi dengan peningkatan kualitas hotel baik dari segi cirri fisik yaitu
bangunan dan sumber daya manusianya, maupun yang non fisik, yaitu pelayanan
yang mendukung psitioningnya;.
a. Produk Kusuma dahid Prince Hotel
Hotel sahid Kusuma memiliki paket-paket produk jasa kepada konsumen
yang di tawarkan kepada konsumenya yaitu:
1. Paket penginapan
Sebagai hotel berbintang lima, Hotel Sahid Prince memiliki 121 kamar
modern yang nyaman yang bercorak kebudayaan jawa. Kamar-kamar
tersebut terdiri atas:
Kamar Deluxe, terdiri dari 36 kamar
1. Cabanas, terdiri dari 18 kamar
2. Superior , terdiri dari 31 kamar
3. Esexutive Suite, Terdiri dari 7 kamar
4. Luxury, terdiri dari 6 kamar
commit to user
6. Royal Suite, terdiri dari 1 kamar
Kamar-kamar tersebut di dukung dengan perlengkapan-perlengkapan di dalam
kamar , antaranya :
a. Pendingin udara ( Air Conditioner)
b. Saiaran televisi Satelit
c. HD Telephone
d. Mini Bar
e. Fasilitas pembuat teh/ kop
f. Kamar mandi dengan air dingin maupun hangat serta
kelengkapanya
g. Pengering rambut (hair dryer)
h. Koneksi Internet.
2. Paket Pernikahan
Paket pernikahan di Hotel Sahid Kusuma, meupakan jasa
pelayanan penggunaan Meeting & Coferance Room dipadu dengan
layanan Food and Beverige dengan d tambah beberapa item yang
lazim ada dalam jamuan resepsi pernikahan.
Ada tiga macam paket pernikahan
commit to user
Dengan harga Rp. 50.000,00/pax/nett dengan
• Kamar Pengantin Executive
• Dekorasi Kamar Pengantin
• Kue tart Pengantin
• Fruit Basket
• Dekorasi Taman
• Tuwuhan dan kembar mayang
• Buku Tamu
• Korasase panitia (20 buah)
• Melati tabur da pandan wangi
• Perizinan da kemanan.
b. Paket melati
Dengan harga Rp. 60.000,00/pax/nett dengan minimum pemesanan 300
orang , di berikan fasilitas sebagai berikut:
• Ruangan & penataan
• Sound system
commit to user • Kamar Pengantin executive
• Dekorasi Kamar Pengantin
• Kue Tart pengantin
• Fruit basket
• Dekorasi pelaminan dan stronger
• Dekorasi taman
• Tuwuhan dan kembar mayang
• Ice Carving Initial
• Buku Tamu
• Korsase panitia ( 20 buah)
• Melati tabur dan pandan wangi
• Perizinan dan kemanan
c. Paket mawar
Dengan 80.000 per/ pax/nett dengan minimum pemesanan 300 orang,
diberikan fasilitas sebagai berikut :
• Ruangan & penataan
commit to user
• Soft Drink & Snack
• Hidangan pembuka sampai penutup
• Dekorasi pengantin
• Mobil Beby Benz
• Kue tart Pengantin
• Fruit Basket
• Dekorasi pelaminan dan stroger
• Dekorasi taman
• Tuwuhan dan kembar mayang
• Ice Carving Intnitial
• Buku Tamu
• Korsase panitia
• Melati tabur dan pandan wangi
• Perizinan dab keamanan
commit to user
Paket ini di tawarkan bagi institusi pendidikan vaik formal
maupun non formal yang ingin melaksanakan wisuda di hotel Sahid
Kusuma.
e. Paket Table Manner Course
Paket Table Manner Course ini dimaksudkan untuk membekali para
perserta pelatihan untuk mengikuti penjamuan ala internasional serta
pengetahuan tentang hotel.
Degan biaya Rp. 50.000,00/Net/Pax dengan minimal peserta 30 orang di
berikan fasilitas :
• pengetahuan umum tentang teori hotel
• Teori penjamuan ala internasional
• Praktek penjamuan ala internasional
• Demo memasak
• Demo membuat cocktail
• Making bed
• Showing room
• Buku panduan Table Manner
commit to user
f. Pertemuan dan Konfrensi
Hotel Sahid menyediakan tiga buah ruangan untuk pertemuan dan
konfrensi, yaitu :
1. Tirtasari Room
2. Pantiarjo Room
3. Dewandaru Room
4. Budiono Mantili
5. Sriwedari
6. Melati
Ruangan –ruangan Pertemuan tersebut di lengkapi dengan berbagai
fasilitas, diantaranya,
• Overhead dan Screan Projector
• White Board dan Marker
• Flip Chard
• LCD Projector
• Mikrofon Wireles
commit to user
g. Food and beverage
Dalam hal kuliner hotel sahid prince hotel menyediakan dua outlet Food
and beverage, yaitu :
• Gambir Sakethi Restaurant
Restouran yang menyediakan masakan Orienta, Jepang dan
masakan eropa ini buka mulai jam 6 pagi sampai jam 11 malam.
• Magundo Bar
Bar yang menyediakan Coctail dan liquors ini di lengkapi dengan
pertunjukan lansung di tiap malamnya .
h. Event-event promosional
Event Promosional yang di lakuakan menyusuaikan dengan tema
tema yang sedang tren. Mulai dari Tren anak Muda Seperti
Valentine’s day sampai event promosional peringatan hari nasional,
seperti hari kartini.
Pengelohan event ini di kerjakan baik event Organizer maupun
commit to user
untuk mempromosikan layanan-layanan Hotel selain fasilitas
penginapan.
i. Fasilitas lain
Selain fasilitas –fasilitas tersebut di atas, Sahid Prince juga
memberikan fasilitas lain di anataranya :
1. Di dalam Hotel , terdapat apotek, Toko Souvenir, Asuransi,
Butik, Toko Batik, Internet Cafe, dan layanan Resevarsi
Penerbangan.
2. Di lingkungan Hotel, Terdapat layanan harian Loundry and dry
Cleanning, penukaran uang ( Money Changer), Salon
kecantikan, layanan pos dan dan kolam renang.
3. Dalam hal Transpotasi, di berikan layanan gratis antar jemput ke
bandara dan stasiun kereta api. Selain itu, di sediakan area parkir
dengan kapasitas 60 mobil untuk pengunjung yang membawa
kendaraan sendiri .
4. Selain itu, tersedia fasilitas lain yang bila di perlukan akan di
sediakan oleh Hotel Sahid Price, Yaitu dokter dan layanan taksi,
C. Visi, Misi, dan Motto Hotel Kusuma Sahid Prince.
Untuk mencapi tujuan atau goals kita perlu menyusun Program / Planning
commit to user
Program tersebut atau visi dan misi tidak akan berjalan efektif tanpa
dukungan dari seluruhstaff dan karyawan.
1. Jangka Pendek
a. Meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan karyawan, partimer.
Trineediadakan ( classes, training, familisation dan lain- lain )
b. Meningkatkan pengetahuan dengan cara survei ke Hotel Kompetitor.
c. Meningkatkan komunikasi, informasi, koordinasi, sesama agar tercipta
suasana yang kondusif di tempat kerja.
d. Membuat product unggulan dan diprimosikan agar menjadi Barnd
Image.
e. Menciptakan nuansa baru di semua outlet agar tamu tidak bosan
f. Pengendalian Expanses tanpa mengurangi Quality dan Quantity Product.
2. Jangka Panjang
a. Menggantikan peralatan yang lama sesuai klasifikasi hotel berbintang.
b. Mengirim tenaga waiter / cook untuk trainning di Hotel Chance dalam
rangka peningkatan mutu product & service.
c. Mengoptimalkan outlet yang ada agar mendatangkan sales.
d. Membaut Action Plan dan dibuat promotif agar tamu tertarik untuk datang.
e. Kaderisasi kepemimpinan.
D. Jajaran Direksi Kusuma Sahid Prince Hotel.
Kualitas Hotel tentunya tidak hanya di perhitungkan dari segi fasilitas
commit to user
terbaik bagi konsumen, tetapi hotel Sahid Prince mengelola sumber daya
manusia ( SDM) secara prosesional dengan harapan menghasilkan karyawan
yang memiliki loyalitas, disiplin dan tingkat tanggung jawab yang tinggi.
1. General Manager
General Manager bertanggung jawab atas keseuluran terhadap
kelancaran aktivitas Hotel Sahid Prince saat inihotel sahid Prince di
pimpin oleh bapak Purwanto sebagai General manager karena maju
mundurnya perusahaan tergantung pada kepemimpinan general manager,
maka dalam menjalankan tugasnya GM di bantu beberapa departemen di
hotel sahid Prince
2. Duty Manager
Manager yang bertanggung jawab atas Oprasional Sahid Kusuma
dan membahawahi departemen –departemen yang lain yang aktif .di Hotel
Sahid Kusuma, Bp Totok memegang peranan penting sebagai GM pada
sore hari mengantikan Bp General manager, Bp Purwanto.
3. Sercetary
Bertanggung jawab atas segala perkerjaan adminitrasi, surat
commit to user
Telepon, mempersiapkan keperluan General Manager, Mengambil
Notulen Meeting Menfollow-up surat menyurat General Manager.
4. Sales And Marketing Departement
Bertanggung Jawab Penuh menguoayakan percampaian sasaran dan
meningkatkan keuntungan usaha melalui penjualan serta pembentukan,
pembinaan dan pemeliharaan image Hotel. Sales and Marketing
Departement inilah membawahi divisi Public Relation Hotel.
5. Front Office Departement
Bertanggung jawab atas pemeberian informasi sesuai dengan yang
di perlukan tamu, pemesanan kamar, penyambutan atau penerimaan tamu,
menangani arus komunikasi melalui telepon, fak email, ataupun
barang-barang dari tamu.
6. Hause Kepping Departemnt
Bertanggung jawab mengkoordinasi aktivitas yang berkaitan
dengan kebersihan, kenyaman dan keindahan semua kamar tamu, are
hotel, Ruang kantor , ruang Metting dan semua bagian dlam lingkungan
Hotel.