• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISERTASI T431302005 NURFAIZI SUWANDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DISERTASI T431302005 NURFAIZI SUWANDI"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL PERILAKU MIGRASI TENAGA KERJA WANITA PENATA LAKSANA RUMAH TANGGA (TKW PLRT)

INDONESIA DI MESIR

DISERTASI

Oleh:

NURFAIZI SUWANDI NIM : T 431302005

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2015

(2)

ii

MODEL PERILAKU MIGRASI TENAGA KERJA WANITA PENATA LAKSANA RUMAH TANGGA (TKW PLRT)

INDONESIA DI MESIR

Oleh: Nama Mahasiswa : Nurfaizi Suwandi

NIM : T 431302005

Program Studi : Doktor Ilmu Ekonomi

Minat : Manajemen Sumber Daya Manusia Menyetujui

KOMISI PEMBIMBING Pada Tanggal ……. ……. …….. 2015

Promotor

(Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek)

Ko – Promotor Ko – Promotor

(Prof. Dr. Sangidu, M.Hum) (Prof. Dr. Salamah Wahyuni, SU)

Mengetahui

Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UNS

(Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek)

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

iii

MODEL PERILAKU MIGRASI TENAGA KERJA WANITA PENATA LAKSANA RUMAH TANGGA (TKW PLRT)

INDONESIA DI MESIR

Nama Mahasiswa : Nurfaizi Suwandi

NIM : T 431302005

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Minat : Manajemen Sumber Daya Manusia

KOMISI PROMOTOR:

Promotor : Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek. Ko- Promotor : Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. Ko- Promotor : Prof. Dr. Salamah Wahyuni, SU

DEWAN PENGUJI:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS (Ketua)

2. Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd (Sekretaris)

3. Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek (Anggota)

4. Prof. Dr. Sangidu, M.Hum (Anggota)

5. Prof. Dr. Salamah Wahyuni, SU (Anggota)

6. Dr. Wisnu Untoro, MS (Anggota)

7. Dr. Mugi Harsono, M.Si (Anggota)

8. Dr. Fahmi Lukman, M.Hum (Anggota)

Tanggal Ujian Terbuka :

SK Penguji :

(4)

iv

HALAMAN MOTTO

―Pengetahuan tiada bertepi, ilmu tiada berujung.‖

―Melangkah pasti tujuan tak berhingga, mengharap selalu ridha Ilahi.‖

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(5)

v

PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah Disertasi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah Disertasi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Disertasi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (DOKTOR) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 2 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Surakarta, 2 September 2015 Mahasiswa

Nurfaizi Suwandi NIM. T 431302005

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Disertasi ini saya persembahkan kepada khazanah ilmu pengetahuan yang semakin dalam. Kita mencoba mencari dan mengenali hakikat suatu masalah yang terasakan semakin luas dan dalamnya tiada bertepi dengan tujuan tiada akhir dari peradaban manusia.

Mendalami hakikat suatu masalah, kemudian mengenalinya dalam penelusuran relung-relung kehidupan, laksana terjun dalam ruang makna kehidupan yang dicoba untuk membuka tabirnya. Menyelami kehidupan penelitian, terasa menampakkan tujuan tiada akhir, serasa menoleh kebelakang terekam dalam keterbatasan pemikiran yang selalu harus terlengkapi.

Pengalaman menjalani kehidupan menyiratkan niat dan usaha mengabadikan temuan-temuan yang akan selalu melengkapi menuju kesempurnaan dalam memaknai kehidupan, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Untuk itulah, disertasi ini disusun sebagai persembahan dalam upaya memaknai kehidupan sebagai suatu perbaikan diri sendiri dan kemungkinan untuk dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi kemaslahatan kehidupan.

Disertasi ini juga merupakan wujud persembahanku kepada civitas

academika dan segenap masyarakat dimanapun berada yang selalu beruapa

mempertahankan dan melanjutkan kehidupannya serta senantiasa berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, sehat, sejahtera lahir dan batin.

Dengan penelitian dan pengenalan hakikat suatu masalah, diharapkan perbaikan penerapan kebijaksanaan ke depan dapat lebih komprehensif dan tepat sasaran serta merupakan bahan untuk penyempurnaan berikutnya. Semoga persembahan ini bermanfaat sesuai dengan tujuan yang terkandung di dalamnya. Semoga Allah SWT. meridhai selruh langkah ini. Amin

Penulis,

Nurfaizi Suwandi NIM T 431302005

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penyusunan disertasi ini dapat diselesaikan. Disertasi ini dapat kami selesaikan atas bantuan berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor UNS yang telah memberikan kesempatan dalam menempuh program doktor.

2. Prof. Dr. Ir Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pasca Sarjana UNS periode 2011-2015 yang telah memberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan doktor.

3. Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pasca Sarjana UNS periode 2015-2019 yang telah memberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan doktor.

4. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS periode 2011-2015 yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam menempuh pendidikan doktor.

5. Dr. Hunik Sri Running S, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS periode 2015-2019 yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam menempuh pendidikan doktor.

6. Prof. Dr.Tulus Haryono, M.Ek Ketua PDIE Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS dan selaku Promotor yang telah memberikan ijin dan bimbingan sehingga disertasi ini selesai tepat waktunya.

7. Prof. Dr. Salamah Wahyuni, SU dan Prof. Dr. Sangidu, M.Hum selaku ko-Promotor yang dengan sabar dan teliti memberikan bimbingan sehingga disertasi ini dapat selesai dengan baik.

8. Kepada Mas Edi Cahyono, Mbak Ariyani Wahyu Wijayanti dan saudara Cecep Taufikurrohman yang telah membantu kami dalam memenuhi beberapa persyaratan dan melengkapi informasi yang sangat bermanfaat, sehingga dengan fikiran, upaya dan kerja keras bersama, disertasi ini dapat terselesaikan.

(8)

viii

9. Bapak Nugroho Y. Aribhimo (Counsellor Protkions KBRI Cairo), Dr. Fahmy Lukman, M.Hum. (Atase Pendidikan KBRI Cairo) dan saudara Puji Basuki (Sekretaris III Protkons) yang telah membantu penulis dalam mencari bahan-bahan yang sangat bermanfaat.

10.Kepada keluargaku: Istri, anak dan cucu-cucuku yang selalu menyertaiku dalam harapan dan do’a

11.Segenap staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Cairo dan seluruh masyarakat Indonesia serta Mesir di Cairo yang telah memberikan inspirasi, sehingga menggugah penulis dalam menyelesaikan disertasi ini.

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa disertasi ini masih jauh dari sempurna. Namun langkah yang saya ambil, setidaknya merupakan satu dari beberapa bagian langkah yang tidak terpisahkan dalam rangka mengenali suatu masalah dalam upaya memperbaiki nasib para buruh migran Indonesia, terutama yang berada di Mesir.

Surakarta, 2 September 2015 Penulis,

Nurfaizi Suwandi NIM T 431302005

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Pengesahan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan Tim Penguji... iii

Halaman Motto... iv

Pernyataan Orisinalitas Disertasi ... v

Halaman Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

Abstrak ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kontribusi Penelitian ... 8

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

B. Penelitian terdahuu ... 17

C. Pengembangan hipotesis ... 25

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Tipe Penelitian... 34

B. Unit Penelitian ... 35

C. Tahap I: Pendekatan Kualitatif ... 35

D. Tahap II: Pendekatan Kualitatif ... 43

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Analisis deskriptif ... 48

B. Uji Instrumen Penelitian ... 56

C. Uji Hipotesis ... 58

D. Hasil Wawancara... 65

E. Pembahasan ... 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Simpulan ... 92

B. Keterbatasan ... 94

C. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(11)

xi DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Data jumlah TKI ke berbagai Negara berdasarkan jenis

kelamin dari tahun 2006-2012 ... 2

Tabel III.1 Goodness of-fit Indices... 43

Tabel IV.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 49

Tabel IV.2 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Norma Subjektif ... 52

Tabel IV.3 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Sikap terhadap Profesi TKW ... 53

Tabel IV.4 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Persepsi Pengendalian Perilaku ... 55

Tabel IV.5. Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Niat menjadi TKW ... 58

Tabel IV.6 Hasil Confirmatory Factor Analysis (CFA)... 59

Tabel IV.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 59

Tabel IV.8 Hasil Uji Normalitas ... 61

Tabel IV.9 Jarak Mahalanobis Data Penelitian ... 62

Tabel IV.10 Hasil Goodness of-fit Model ... 64

Tabel IV.11 Regression Weights ... 64

Tabel IV.12 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total ... 65

Tabel IV.13 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 77

(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Model Penelitian ... 31

Gambar III.1 Strategi Eksplanatoris Sekuensial ... 34

Gambar III.2 Model Analisis Interaksi ... 47

Gambar IV.1 Alur Pemberangkatan TKW dari Indonesia ke Mesir ... 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner penelitian

Lampiran 2: Data mentah TKW PLRT di Mesir

Lampiran 3: Transkrip wawancara dengan user TKW indonesi di Mesir

Lampiran 4: Wawancara dengan mahasiswa indonesia di Mesir yang mengetahui seluk beluk pengiriman TKW ke Mesir

Lampiran 5: Transkrip wawancara dengan TKW secara umum Lampiran 6: Hasil output pengolahan data

(14)

xiv

MODEL PERILAKU MIGRASI TENAGA KERJA WANITA

PENATA LAKSANA RUMAH TANGGA (TKW PLRT)

INDONESIA DI MESIR

NURFAIZI SUWANDI

Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Fenomena tenaga kerja Indonesia Penata Laksana Rumah Tangga khususnya tenaga kerja wanita yang bekerja di Mesir (yang selanjutnya disingkat TKW-PLRT) menarik untuk diteliti. Mesir bukanlah negara tujuan pengiriman TKW-PLRT dari Indonesia ke luar negeri, tetapi Mesir sendiri merupakan Negara pengirim tenaga kerja keluar negeri. Indonesia dan Mesir tidak ada perjanjian pengiriman tenaga kerja ataupun MoU (Memorandum of Understanding) yang layaknya dilakukan Indonesia dengan negara tujuan TKW-PLRT, tetapi masih terdapat ribuan TKW-PLRT di Mesir, baik yang tercatat maupun tidak tercatat di KBRI Cairo Mesir, sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan mereka menjadi TKW-PLRT adalah illegal (melanggar hukum Mesir). Selain itu, undang-undang Mesir tidak mencantumkan masalah TKW-PLRT sebagaimana negara tujuan pengiriman Indonesia ke luar negeri. Hal ini mengakibatkan rentannya status dan kondisi TKW-PLRT yang bekerja di Mesir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan mereka berada dan bekerja di Mesir. Penelitian ini menguji model perilaku migrasi TKW PLRT Indonesia di Mesir. Model tersebut disusun berdasarkan Theory Planned of Behaviour (TPB) yang dikombinasikan dengan Teori Migrasi.

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix methods) dengan menggunakan strategi eksplanatoris sekuensial (squential explanatory strategy). Populasi dalam penelitian ini adalah semua TKW PLRT di Mesir. Sampel yang diambil sejumlah 209 responden dengan menggunakan teknik Convenience

sampling. Teknis analisis data menggunakan Structural Equation Modelling

(SEM).

Hasil temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa responden yang tidak memiliki status pekerjaan sebelumnya, akan cenderung memiliki persepsi atau sikap yang lebih baik terhadap profesi TKW PLRT. Dorongan dari lingkungan sekitar baik sponsor/calo, keluarga maupun teman yang menyetujui, mengharapkan, menganjurkan, maupun mengajak untuk menjadi TKW merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan niat menjadi TKW khususnya di Mesir.

Kata kunci: Theory Planned of Behaviour, Teori Migrasi, Tenaga Kerja Wanita Indonesia, Mesir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tingginya tingkat pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran (Wijaya, 2008). Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada bulan Agustus tahun 2013 mencapai 6.25 %, mengalami peningkatan dibandingkan TPT bulan Februari tahun 2013 sebesar 5.92 % dan TPT bulan Agustus tahun 2012 sebesar 6.14 % (BPS, 2013). Artinya bahwa tingkat pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi karena suatu negara dikatakan mempunyai tingkat pengangguran yang rendah atau tingkat penggunaan tenaga kerja penuh apabila dalam perekonomian tingkat pengangguran tidak lebih dari 4% (Sukirno, 2010). Hal ini mendorong orang-orang untuk melakukan migrasi, baik internal (dalam satu negara) maupun internasional.

(16)

tahun 2006 sampai tahun 2012. Dari jumlah tersebut, 3.048.267 orang TKI berjenis kelamin wanita dan sisanya sebesar 947.325 orang TKI berjenis kelamin pria. Artinya, dari sekian banyak TKI yang berada diluar negeri didominasi oleh tenaga kerja wanita. Berikut adalah tabel jumlah TKI ke berbagai Negara dari tahun 2006-2012:

Tabel I.1

Data Jumlah TKI ke Berbagai Negara Berdasarkan Jenis Kelamin dari Tahun 2006-2012 mayoritas dari mereka merupakan korban sindikat penyelundupan manusia

(human trafficking) yang didatangkan secara ilegal. Banyak permasalahan

yang dialami oleh para TKW informal khususnya penata laksana rumah tangga (yang selanjutnya disebut TKW PLRT) di wilayah Timur Tengah. Misalnya: gaji yang tidak dibayar, tindak kekerasan, pelecehan seksual, pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum, bahkan ancaman kematian, seperti yang dialami oleh TKW Wiwin Widaningsih (20 tahun) yang tewas di Saudi Arabia tahun 1999 (Daulay, 2001). Tetapi kenyataan ini tidak menyurutkan keinginan tenaga kerja wanita Indonesia untuk mencari peluang kerja hingga ke luar negeri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(17)

Fenomena yang menarik terjadi di Mesir sebagai salah satu negara tujuan TKW. Di Mesir tidak terdapat aturan pekerja asing sektor domestik (penata laksana rumah tangga-PLRT) dan pemerintah Indonesia juga tidak menetapkan Mesir sebagai Negara tujuan pengiriman TKI informal, tetapi ternyata masih banyak ditemukan TKW PLRT. KBRI Cairo Mesir per April tahun 2013 mencatat sejumlah 1.298 orang adalah TKW informal

undocumented/ilegal. TKW informal tersebut berada di Mesir tanpa

perlindungan hukum sama sekali, misalnya dengan kondisi tidak ada kontrak kerja, ijin kerja, asuransi, dan dokumen ketenagakerjaan dengan gaji hanya berkisar 1 juta – 1.5 juta per bulan dan dalam beberapa kasus tidak digaji (KBRI Cairo Mesir, 2013). Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat seseorang untuk menjadi TKW PLRT di Mesir. Niat berperilaku penting untuk diteliti karena niat merupakan faktor penentu utama seseorang untuk menampilkan suatu perilaku (Ajzen, 1991).

Berdasarkan telaah penelitian terdahulu tentang migrasi tenaga kerja wanita keluar negeri, sebagaian besar meneliti dalam konteks TKW formal (Fischlmayra dan Kollinger (2010); Harrisona dan Michailova (2012); Hutchings et al., (2008); Kittler et al., (2011); Linehan dan Scullion. 2001; Linehan dan Scullion (2002); Tzeng (2006); Volkmar dan Westbrook (2005); Walsh (2008)). Sedangkan publikasi penelitian tentang migrasi dalam konteks tenaga kerja wanita informal masih jarang ditemukan. Untuk mengisi kesenjangan penelitian tersebut, penelitian ini dilakukan dalam konteks TKW informal khususnya PLRT di Mesir.

(18)

Penelitian mengenai keputusan untuk melakukan migrasi salah satunya dapat dijelaskan dengan teori perilaku. Teori perilaku yang cukup populer digunakan adalah theory of planned behavior (TPB). Teori tersebut menjelaskan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku merupakan tiga faktor penentu utama niat berperilaku. TPB telah diaplikasikan dalam berbagai bidang kajian1. Hasil berbagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan persepsi pengendalian perilaku berpengaruh pada niat berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa TPB sangat fleksibel digunakan dalam berbagai bidang kajian dan diasumsikan bisa digunakan untuk memprediksi niat menjadi TKW PLRT khususnya di Mesir. Disisi lain, teori yang populer digunakan untuk migrasi adalah teori migrasi yang dikemukakan oleh Lee (1966). Penelitian ini mencoba menggabungkan teori TPB dengan teori migrasi Lee (1966) untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai model migrasi TKW PLRT di Mesir.

Baruch et al., (2007) menggabungkan teori push-pull factors dan

theory of reasoned actions (TRA) yang menguji pengaruh proses penyesuaian

pada universitas, kepuasan dengan universitas, dukungan sosial, ikatan keluarga, persepsi karir, perbedaan persepsi pasar tenaga kerja, dan budaya negara asal pada niat untuk tinggal di negara tempat mereka kuliah. Hasil penelitian menunjukkan semua faktor tersebut berpengaruh signifikan pada niat untuk tinggal di negara tempat mereka kuliah.

1

Kolvereid (1996) mengaplikasikan TPB untuk memprediksi niat memilih status pekerjaan, Chiou (1998); Alam dan Sayuti, 2011; Kim dan Chung, 2011; Albayrak et al., 2013 mengaplikasikan TPB untuk memprediksi niat membeli, Do Paco et al., (2011); Solvesik (2013) mengaplikasikan TPB untuk memprediksi niat berwirausaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(19)

Cieri et al., (2009) melakukan penelitian tentang national identity, karakteristik demografis (usia, gender, status pernikahan, adanya tanggungan, pendidikan), faktor motivasi (kualitas hidup, kemajuan karir, personal

network, konteks sosial), faktor situasional (lokasi, lamanya berada diluar

negeri, pekerjaan) sebagai faktor penentu niat untuk kembali ke negara asal. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik demografis tidak berpengaruh signifikan pada niat. Azjen (2005) menjelaskan bahwa secara umum

background factors (termasuk karakateristik demografis) dapat berpengaruh

pada niat dan perilaku, tetapi pengaruhnya dimediasi oleh keyakinan dan sikap yang lebih spesifik tentang perilaku yang diinginkan. Penelitian ini tetap menggunakan karakteristik demografis (yang terdiri dari: usia, jumlah tanggungan keluarga, status perkawinan, pendapatan sebelum jadi TKW PLRT, dan status pekerjaan sebelum menjadi TKW PLRT) yang merupakan bagian dari faktor personal dalam teori migrasi dari Lee (1966), namun bukan sebagai determinan langsung dari niat menjadi TKW PLRT melainkan determinan dari sikap terhadap TKW PLRT.

Dalam penelitian ini, ada beberapa alasan yang mendasari penggabungan theory of planned behavior (Ajzen, 1991) dengan teori migrasi (Lee, 1966). Pertama, karena model yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan porsi yang lebih besar pada individu sebagai sosok yang memberikan pengaruh penting dalam proses internal yang dinamis dalam pengambilan keputusan migrasi dan penentuan niat untuk menjadi TKW PLRT. Kedua, dalam konteks TKW PLRT khususnya di Mesir, faktor-faktor yang mempengaruhi niat seseorang untuk menjadi TKW PLRT di mesir

(20)

dalam theory of planned behavior dianggap kurang lengkap. Sehingga, teori migrasi push-pull factor digunakan untuk melengkapi kekurangan tersebut karena adanya keterkaitan antara subjective norm (sebagai bagian dari TPB) yang juga merupakan push-pull factors dalam teori migrasi. Norma subyektif dapat didefinisikan sebagai dukungan orang-orang sekitar, termasuk jaringan sosial. Jaringan sosial memainkan peran penting, terutama dengan kecenderungan orang melakukan migrasi ke wilayah di mana jaringan mereka saling terinterkoneksi satu sama lain (Jones 2009). Ketiga, adanya keterkaitan karakteristik demografi (sebagai faktor individu dari teori migrasi) terhadap pembentukan sikap (sebagai bagian dari TPB).

Penelitian ini juga menindaklanjuti saran dari penelitian Cieri et al.,

(2009) dan Baruch et al., (2007) yaitu supaya menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara untuk memperoleh data yang lengkap mengenai alasan individu untuk pengambilan keputusan dalam karirnya (Cieri et al., 2009). Menindaklanjuti saran tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode penelitian campuran yaitu dengan mengkombinasikan metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif untuk mempertajam hasil temuan penelitian. Strategi ini diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data pendekatan kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data pendekatan kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal pendekatan kuantitatif (Creswell, 2010).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan pokok yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah karakteristik demografis (usia, status pernikahan, jumlah tanggungan, pendapatan sebelum menjadi TKW PLRT, dan status pekerjaan sebelum menjadi TKW PLRT) berpengaruh pada sikap terhadap profesi TKW PLRT?

2. Apakah sikap terhadap profesi TKW PLRT berpengaruh pada niat menjadi TKW PLRT?

3. Apakah norma subyektif berpengaruh pada niat menjadi TKW PLRT?

4. Apakah persepsi pengendalian perilaku berpengaruh pada niat menjadi TKW PLRT?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka terdapat dua tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum studi ini bertujuan untuk menguji model migrasi TKW PLRT di Mesir yang merupakan pengembangan theory of planned behavior (Ajzen, 1991) dengan menggunakan teori migrasi Lee (1966).

Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:

(22)

pekerjaan sebelum menjadi TKW PLRT) pada sikap terhadap profesi TKW PLRT.

2. Menguji pengaruh norma subjektif pada niat menjadi TKW PLRT.

3. Menguji pengaruh sikap terhadap profesi TKW PLRT pada niat menjadi TKW PLRT.

4. Menguji pengaruh persepsi pengendalian perilaku pada niat menjadi TKW PLRT.

D. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan dua kontribusi, yaitu kontribusi teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan kontribusi terhadap penelitian dan kajian selanjutnya, baik yang berhubungan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) maupun ketenaga kerjaan khususnya dalam pengujian dan pengembangan teori Push-Pull factor (Lee, 1966) dan Theory

Planned of Behavior (Ajzen, 1991). Tulisan ini diharapkan pula menjadi

perbendaharaan pengetahuan serta bahan bacaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi tentang pertimbangan di dalam mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia.

Sementara itu, kontribusi praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomedasi atau masukan dan saran untuk kebijakan pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan di bidang tenaga kerja. Khususnya dalam bidang penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(23)

9 BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Theory of Planned Behavior

Theory of planned behavior (TPB) adalah teori yang didesain untuk

memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam kasus khusus (Ajzen, 1991). Menurut Ajzen (1991), TPB merupakan perluasan dari

theory of reasoned actions (TRA) dengan menambahkan persepsi

pengendalian perilaku (perceived behavioral control) dalam memprediksi niat, disamping dua faktor yang sudah digunakan untuk memprediksi niat dalam teori reasoned action, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward

behavior), dan norma subyektif (subjective norms). Lebih lanjut Ajzen

(1991) menjelaskan bahwa dalam TPB, faktor utama penentu perilaku adalah niat berperilaku. Niat berperilaku adalah kemungkinan seseorang untuk menampilkan suatu perilaku. Ajzen (2005) menjelaskan niat yang telah dibentuk akan tetap menjadi kecenderungan tingkah laku sampai pada waktu dan kesempatan yang tepat, dimana sebuah usaha dilakukan untuk merealisasikan niat tertentu menjadi tingkah laku tertentu. Dalam TPB, niat adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yang bersifat personal, sosial, dan kontrol. Yang bersifat personal ialah sikap, yang bersifat sosial disebut norma subjektif, dan yang bersifat kontrol disebut perceived

behavior control (PBC). Asumsi dasar TPB adalah bahwa manusia adalah

(24)

mungkin baginya, secara sistematis. Individu memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 1991).

a. Niat Berperilaku

Niat berperilaku adalah indikasi kesiapan seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu dan niat berperilaku dipertimbangkan sebagai anteseden langsung perilaku. Semakin kuat intensi seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil untuk melakukannya. Niat berperilaku bisa berubah seiring berjalannya waktu. Semakin lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan perilaku. Niat berperilaku didasarkan pada sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku, yang setiap prediktor memiliki bobot penting untuk intensi dalam hubungan perilaku dan ketertarikan suatu populasi (Ajzen, 2006).

b. Determinan Niat Berperilaku

1) Sikap terhadap Perilaku (Attitude Toward Behavior)

Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menanggapi hal – hal yang bersifat evaluatif, disenangi atau tidak disenangi terhadap obyek, orang, institusi atau peristiwa (Ajzen, 2005). Sikap memiliki dua aspek pokok, yaitu keyakinan perilaku

(behavioral belief) dan evaluasi hasil (evaluation of outcome).

Keyakinan perilaku adalah keyakinan akan akibat dari tingkah laku yang akan dilakukan, sedangkan evaluasi hasil adalah nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(25)

yang diberikan terhadap atribut atau hasil suatu perilaku (Ajzen, 1991).

2) Norma Subyektif (Subjective Norms)

Norma subyektif didefinisikan sebagai persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu tingkah laku dengan pertimbangan tertentu (Ajzen, 2005). Konsep ini mempunyai dua unsur yaitu keyakinan normatif

(normative belief) dan motivasi kepatuhan (motivation to comply).

Keyakinan normatif adalah keyakinan tentang apakah setiap rekanan setuju atau tidak setuju terhadap suatu perilaku, sedangkan motivasi kepatuhan adalah motivasi untuk melakukan setiap pemikiran rekanan (Ajzen, 1991).

3) Persepsi Pengendalian Perilaku (Perceived Behavioral Control) Ajzen (2005) mendefinisikan persepsi pengendalian perilaku sebagai perasaan self efficacy atau kesanggupan seseorang untuk menunjukkan tingkah laku yang diinginkan. Konsep ini mempunyai dua unsur yaitu keyakinan pengendalian (control

beliefs) dan persepsi kekuasaan (perceived power). Keyakinan

pengendalian adalah persepsi kemungkinan terjadinya suatu kondisi yang mendukung atau menghambat suatu perilaku, sedangkan persepsi kekuasaan adalah persepsi individu terhadap seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam bertingkah laku (Ajzen, 1991).

(26)

c. Faktor – Faktor Latar Belakang (Background Factors)

Ajzen (2005) mendefinisikan background factors sebagai semua faktor yang dapat mempengaruhi keyakinan perilaku, keyakinan normatif, dan keyakinan pengendalian, dan hasilnya dapat mempengaruhi niat dan tindakan yang kita lakukan. Lebih lanjut Ajzen (2005) menjelaskan bahwa seseorang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan sosial yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan orang tersebut dapat memperoleh informasi yang berbeda-beda pula mengenai berbagai macam permasalahan. Informasi tersebut dapat menjadi dasar dari keyakinan mereka mengenai konsekuensi suatu perilaku, mengenai harapan normatif dari pihak lain yang penting, serta berbagai hambatan yang dapat mencegah mereka untuk melakukan suatu tingkah laku.

Background factors ini antara lain meliputi, kepribadian,

nilai-nilai, kecerdasan emosi, karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, etnis, ras, pendidikan, penghasilan, dan agama), serta pengalaman, pengetahuan, dan tayangan media. Secara umum background factors

dapat berpengaruh pada niat dan perilaku, tetapi pengaruhnya dimediasi oleh keyakinan dan sikap yang lebih spesifik tentang perilaku yang diinginkan (Ajzen, 2005).

2. Teori Migrasi

Teori migrasi yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari artikel Lee (1966) yang berjudul ―A Theory of Migration‖. Lee (1966)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(27)

berpendapat bahwa volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keragaman daerah-daerah di wilayah tersebut, di mana konsep daerah yang digunakan mengacu pada daerah asal dan daerah tujuan dari Imigran. Secara keseluruhan Lee (1966) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi arus migrasi menjadi empat, yaitu:

a. Faktor personal.

b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti: keterbatasan kepemilikan lahan, upah di desa rendah, jeda antara masa tanam dan masa panen bagi petani, sempitnya lapangan pekerjaan di desa, serta keterbatasan jenis pekerjaan di desa.

c. Faktor di daerah tujuan, seperti: tingkat upah yang tinggi, serta luasnya lapangan pekerjaan yang beraneka ragam.

d. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti: sarana transportasi dan jarak antar wilayah.

3. Migrasi dan Tenaga Kerja Wanita a. Definisi Migrasi

Lee (1966) menyatakan bahwa migrasi merupakan perubahan tempat tinggal yang bersifat permanen maupun semi permanen. Bila seseorang mengalami perubahan tempat tinggal (untuk jarak dekat atau jauh, untuk jangka waktu yang lama atau sebentar) maka orang tersebut dikatakan mengalami perpindahan (migrasi). Yang membedakannya hanyalah apakah perpindahan yang dilakukan tersebut bersifat permanen atau tidak. Migrasi dikatakan permanen apabila tujuan perpindahan tersebut adalah untuk menetap di daerah

(28)

tujuan. Sedangkan migrasi tidak permanen merupakan perpindahan sementara, pada saat tertentu orang yang melakukan migrasi kembali ke daerah asal.

Berdasarkan dimensi ruang atau wilayah, migrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal adalah migrasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang ruang lingkupnya masih berada di dalam negeri. Istilah migrasi masuk dan migrasi keluar mengacu pada gerakan penduduk (individu atau kelompok) yang masuk dan keluar dari daerah asal ke daerah tujuan yang masih berada dalam satu negara. Sementara, migrasi internasional lebih mengacu pada migrasi lintas batas negara. Proses migrasi internal dan internasional terjadi sebagai akibat dari berbagai perbedaan antara daerah asal dan daerah tujuan. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan lingkungan (Safrida, 2008).

b. Tenaga Kerja Wanita (TKW) 1) Definisi TKW

Perempuan yang bekerja di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep. 104 A/MEN/2002 yang dimaksud dengan TKI yaitu warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembagian kerja melalui prosedur penempatan TKI.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(29)

Selama krisis ekonomi kecendrungan migrasi internasional menjadi meningkat. Buchori & Amalia (2006) menyebutkan bahwa sejak tahun 1980-an, migrasi perempuan sebagai pekerja, terutama sektor domestik, mulai terjadi dalam jumlah yang signifikan akibat adanya kebijakan Pemerintah yang mulai mengintegrasikan ekspor buruh ke luar negeri dalam rencana pembangunan. Banyak perempuan tertarik bekerja ke luar negeri dengan persepsi sebagai berikut: 1) Memberikan harapan untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi; 2) Negara tujuan adalah negara kaya (Arab), sehingga tidak susah memperoleh uang; 3) Merupakan jalan yang terbaik untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga; 4) Selain mendapat upah juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman; 5) Ladang bagi tenaga kerja untuk mendapat penghasilan yang dapat mendukung kehidupan ekonomi keluarga (Vadlun, 2010).

2) Definisi TKW Legal dan TKW Ilegal

TKW yang bekerja di luar negeri dapat dikelompokan menjadi TKW legal dan TKW ilegal. TKW legal adalah tenaga kerja wanita Indonesia yang hendak mencari pekerjaan di luar negeri dengan mengikuti prosedur dan aturan serta mekanisme secara hukum yang harus ditempuh untuk mendapatkan izin bekerja di luar negeri, para pekerja juga disertai dengan surat-surat resmi yang menyatakan izin bekerja di luar negeri. Sementara TKW ilegal tenaga kerja wanita Indonesia yang

(30)

bekerja di luar negeri namun tidak memiliki izin resmi untuk bekerja di tempat tersebut, para TKW ini tidak mengikuti prosedur dan mekanisme hukum yang ada di Indonesia dan negara penerima.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Mengenai TKW

Linehan dan Scullion (2001) melakukan penelitian mengenai tantangan atau hambatan yang dihadapi manajer wanita dalam perkembangan karir mereka ke posisi manajerial internasional. Penelitian ini menggambarkan hambatan tentang kepercayaan bahwa kesempatan karir internasional untuk perempuan terbatas. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa hambatan ini memiliki implikasi dalam pengelolaan sumber daya manusia internasional dalam praktek dan membuat rekomendasi untuk kebijakan manajemen sumber daya manusia internasional di masa mendatang.

Linehan dan Scullion (2002) juga melakukan penelitian mengenai pemulangan manajer internasional senior wanita di Eropa Barat. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa manajer internasional wanita mengalami lebih banyak kesulitan daripada rekan-rekan pria mereka karena peran perintis mereka. Akhirnya, penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa

home-based mentors dan akses ke jaringan di luar negeri merupakan faktor

penting dalam memberikan kontribusi bagi keberhasilan pemulangan manajer internasional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(31)

Volkmar dan Westbrook (2005) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menilai perubahan selama dekade terakhir mengenai prestasi kerja, dan penerimaan profesional wanita barat yang bekerja di Jepang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun peningkatan praktek bisnis barat di Jepang dan representasi dari wanita Jepang di posisi manajemen yang lebih besar, namun tidak ada perubahan signifikan yang ditemukan selama periode sepuluh tahun.

Tzeng (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji bagaimana ekspatriat perempuan menghadapi stereotip gender dan diskriminasi di negara asal dan tuan rumah serta bagaimana mereka mengelola konflik antara kewajiban rumah tangga (keluarga) dan bekerja. Hasilnya meskipun stereotip gender dan diskriminasi bukan merupakan fenomena yang signifikan dalam perusahaan tuan rumah, hasil ini harus hati-hati ditafsirkan karena informan tidak memiliki informasi yang lengkap, dan menganggap bahwa tugas di luar negeri berada di bawah perlindungan undang-undang anti-diskriminasi. Di negara-negara tuan rumah, penelitian ini menemukan bahwa stereotip gender dan diskriminasi mungkin intra-etnis. Selain itu, kehidupan seorang wanita mempengaruhi usahanya untuk membangun karir di luar negeri, dan wanita asing yang sudah menikah dan membesarkan anak-anak harus menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dan pekerjaan.

Hutchings et al., (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gender dan individu seta aspek sosial kerja asing, yang menekankan bagaimana isu eksternal organisasi berdampak

(32)

pada pengalaman ekspatriat wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gender berhubungan signifikan di ketiga daerah dengan kontradiksi penting dalam persepsi dan praktek perusahaan multinasional (MNC) dalam mengelola ekspatriat mereka. Sementara penelitian sebelumnya tentang persepsi perlakuan organisasi terhadap ekspatriat wanita untuk menjadi setara dengan laki-laki, menunjukkan bahwa manajer internasional wanita tidak menganggap perlakuan yang sama pada tugas internasional.

Fischlmayra dan Kollinger (2010) melakukan penelitian yang menekankan tentang situasi keseimbangan kehidupan kerja ekspatriat wanita pada tugas asing. Setelah mewawancarai 10 ekspatriat wanita, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya waktu luang, jaringan sosial, olahraga dan keyakinan pribadi. Selain itu, keseimbangan kehidupan kerja memiliki arti masing-masing, langkah-langkah dukungan yang ditawarkan oleh perusahaan wajib disesuaikan secara individual. Penelitian ini melaporkan wawancara dengan ekspatriat wanita dan memberikan wawasan yang lebih dalam subjek keseimbangan kehidupan kerja manajer wanita internasional, dengan meninjau literatur tentang keseimbangan kehidupan kerja ekspatriat wanita dan menanyakan bagaimana wanita menghadapi stres dan tekanan yang timbul dari tugas internasional.

Kittler et al., (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis empat aspek utama dari peran kerja dan bagaimana pengaruhnya terhadap penyesuaian kerja asing di Eropa Tengah dan Timur (CEE) dan Rusia. Hasil penelitian tersebut mendukung hubungan negatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(33)

dari hipotesis yang diajukan tentang penyesuaian kerja dengan konflik peran dan mendukung hubungan positif dengan kejelasan peran. Hubungan positif antara penyesuaian kerja dengan fleksibilitas peran dan hubungan negatif dengan peran baru tidak didukung dalam penelitian ini.

Harrisona dan Michailova (2012) melakukan penelitian tentang pengalaman ekspatriat wanita Barat yang bekerja di Uni Emirat Arab (UEA), sebuah negara Arab Muslim di Timur Tengah. Penelitian ini mengungkapkan interpretasi ekspatriat tentang penyesuaian/adaptasi mereka, pelatihan lintas-budaya (CCT) dan ikatan sosial dan dukungan pengalaman. Berdasarkan survei dari 86 ekspatriat wanita dari Australia, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat dan wawancara berikutnya dengan 26 dari mereka, penelitian ini menemukan bahwa wanita Barat berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan mereka dan bekerja di UAE meskipun ada perbedaan budaya yang signifikan antara Negara tuan rumah mereka dan UEA. Salah satu hasil yang menarik dalam penelitian ini yaitu ekspatriat wanita Barat tidak menemukan pelatihan lintas budaya yang penting untuk melakukan tugas-tugas mereka. Mereka melihat pelatihan tentang budaya dibenarkan karena fakta bahwa mereka jarang berinteraksi dengan warga negara tuan rumah dan lebih sering bertemu dengan warga Barat lainnya dan perwakilan dari budaya lain saat melakukan tugas-tugas mereka. Temuan penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan multinasional (MNC) yang beroperasi di UAE dan ekspatriat wanita Barat yang menganggap negara ini sebagai tujuan tugas mereka.

(34)

Penelitian Wirawan (2006) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk memutuskan menjadi TKW baik secara legal maupun ilegal. Penelitian ini menguji teori Voluntaristic Action sebagai teori pengambilan keputusan migrasi di tingkat individu. Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 150 TKW legal dan 150 TKW ilegal dari 15 desa di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, usia, status perkawinan, kondisi sosial ekonomi keluarga dan kondisi situasional berpengaruh pada pengambilan keputusan migrasi baik secara legal atau ilegal. Ada perbedaan yang rasional dalam membuat keputusan untuk bermigrasi sebagai TKW legal dan ilegal. Faktor dominan yang mempengaruhi pekerja perempuan dalam memutuskan untuk berimigrasi secara ilegal adalah tidak mungkin mereka bisa memenuhi syarat minimal pendidikan (SLTP) yang ditentukan oleh Depnakertrans RI dalam waktu singkat, juga karena tidak mampu membayar biaya pelatihan, biaya migrasi, dan memiliki skill, tetapi keinginan kuat untuk merubah ―nasib‖ telah didukung oleh kondisi yang

bersifat situasional seperti; gencarnya promosi dan rayuan para Teikong, atau calo TKI dan atau saudara yang membawanya ke luar negeri—serta pengaruh sukses TKW yang mudik dari luar negeri. Sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi wanita untuk menjadi TKW secara legal adalah adanya jaminan kepastian keamanan dan kenyamanan baik selama bekerja di luar negeri maupun setelah kembalinya mereka dari bekerja sebagai TKW.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(35)

Vadlun (2010) meneliti mengenai faktor-faktor yang mendorong wanita bermigrasi untuk ketahanan ekonomi keluarga. Responden dalam penelitian ini adalah TKW yang berasal dari Palu Barat dan Palu Utara. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan etik dan emik. Hasil daripada penelitian adalah wanita bermigrasi mempunyai persepsi sebagai berikut : (1) memberikan harapan untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi, (2) negara tujuan adalah negara (Arab), sehingga tidak susah memperoleh uang. (3) merupakan jalan yang terbaik untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. (4) selain mendapat upah juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. (5) ladang bagi tenaga kerja untuk mendapat penghasilan yang dapat mendukung ekonomi keluarga. Faktor pendorong adalah karena (1) kebutuhan yang sangat mendesak, (2) ingin memperbaiki rumah atau membangun rumah, (3) untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, (4) ingin memberangkatkan orang tua naik haji, (5) karena alasan suami tidak punya pekerjaan, tidak memberi nafkah, suami kawin lagi, anak-anak tidak tahan dengan ibu tiri. Faktor penarik bermigrasi di negara Arab: (1) Negara tujuan kaya, mudah memberikan gaji yang tinggi, (2) banyak lapangan kerja yang tersedia, (3) memberikan kesempatan naik haji (Umroh), (4) negara Islam.

2. Penelitian Terdahulu Mengenai Migrasi dengan Menggunakan Teori Perilaku

Baruch et al., (2007) melakukan penelitian mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri untuk

(36)

kembali ke negara asal atau tetap tinggal di negara tempat dia belajar. Penelitian ini dilakukan pada 949 mahasiswa manajemen yang sedang belajar di Inggris dan Amerika Serikat. Penelitian ini menggabungkan teori

push-pull factors dan theory of reasoned actions (TRA) yang menguji

pengaruh proses penyesuaian pada universitas, kepuasan dengan universitas, dukungan sosial, ikatan keluarga, persepsi karir, perbedaan persepsi pasar tenaga kerja, dan budaya negara asal pada niat untuk tinggal di negara tempat mereka kuliah. Hasil penelitian menunjukkan semua faktor memiliki pengaruh pada niat untuk tinggal di negara tempat mereka kuliah.

Cieri et al., (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang yang sedang bekerja di luar negeri untuk kembali ke negara asal. Responden dalam penelitian ini adalah 563 pekerja profesional Australia yang sedang bekerja di luar negeri. Penelitian ini menggunakan identity theory. Dalam penelitian ini, faktor – faktor yang mempengaruhi seseorang untuk kembali ke negara asal adalah national

identity, karakteritik demografis (usia, gender, status pernikahan, adanya

tanggungan, pendidikan), faktor motivasi/push-pull factors (kualitas hidup, kemajuan karir, personal network, konteks sosial), faktor situasional (lokasi, lamanya berada di luar negeri, pekerjaan). Hasil penelitian menunjukkan faktor – faktor yang memiliki pengaruh pada niat untu kembali ke negara asal adalah national identity, kualitas hidup, lokasi, lamanya di luar negeri dan pekerjaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(37)

Sejauh yang teramati baru dua penelitian tersebut yang menggunakan teori perilaku untuk memprediksi niat migrasi. Penelitian Cieri et al.,

(2009) menyarankan untuk menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara untuk memperoleh data yang lengkap mengenai alasan individu untuk pengambilan keputusan dalam karirnya.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Karakteristik Demografis pada Sikap terhadap Profesi TKW PLRT

a. Pengaruh Usia pada Sikap terhadap Profesi TKW PLRT

Cieri et al. (2009) menyatakan bahwa identifikasi terhadap generasi memiliki dampak terhadap attitude toward behavior yang menentukan adanya minat untuk kembali ke negara asal dari ekspatriat (tenaga kerja sektor formal). Perbedaan generasi memunculkan adanya perbedaan dalam sikap mereka terhadap pembentukan perilaku dalam bekerja, seperti antara generasi X dan generasi Y (Arsenault, 2003).

Generasi X mulai masuk ke dunia kerja pada tahun 1980an menuju awal tahun 1990, dalam masa transisi dari restrukturisasi perekonomian pasca krisis moneter yang menghadirkan tantangan dalam dunia kerja dan kehidupan sosial (Bogdanowicz dan Bailey, 2002). Generasi ini menurut Cieri et al. (2009) memiliki kecenderungan untuk bersikap fleksibel dan siap untuk menerima perubahan yang terjadi secara konstan, dengan di picu oleh

(38)

kebutuhan untuk bertahan hidup (need for survival). Generasi Y yang hadir di era berikut nya berada di dunia kerja yang lebih ―nyaman‖ di bandingkan dengan Generasi X, sehingga pemicu

kebutuhan berubah dari kebutuhan untuk bertahan hidup menjadi pencarian kemapanan (sense of comfort). Generasi di era ini memiliki rasa optimistic dan kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan generasi di era sebelum nya, dengan diikuti oleh pilihan pengembangan karier yang lebih beragam (Salt dalam Cieri

et al., 2009). Perbedaan karakteristik antara kedua generasi tersebut

menunjukkan ada nya perbedaan cara pandang (dalam hal ini bisa didefinisikan sebagai attitude toward behavior) terhadap suatu pekerjaan dari tingkatan usia yang berbeda. Hasil penelitian Paas & Halapuu (2012) menunjukkan bahwa usia berpengaruh negatif pada sikap terhadap migrasi, hal ini berarti seseorang yang berusia lebih muda memiliki sikap yang lebih baik tentang profesi menjadi TKW dibandingkan dengan seseorang yang berusia lebih tua. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah:

H1: Usia berpengaruh negatif pada sikap terhadap profesi TKW PLRT.

b. Pengaruh Status Pernikahan dan Jumlah Tanggungan pada Sikap terhadap Profesi TKW PLRT

Penelitian yang dilakukan oleh Leonard dan Cronan (2005) dalam konteks perilaku etis dalam penggunaan sistem informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(39)

menunjukkan bahwa lingkungan personal (yang dipengaruhi oleh faktor keluarga, teman, maupun kolega) serta nilai personal (yang meliputi pengalaman dan pencapaian nya di masa lalu) merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yang mengarah pada perilaku tertentu. Pengalaman untuk bekerja ke luar negeri menurut Cieri et al., (2009) seringkali menarik minat bagi mereka yang belum memiliki keterikatan secara personal. Hal ini disebabkan adanya potensi untuk pengembangan karier yang lebih optimal. Pekerja yang sudah terikat perkawinan di sisi lain seringkali menyukai kestabilitasan dalam bekerja dan bermasyarakat. Logika yang sama juga berlaku bagi mereka yang memiliki tanggungan keluarga untuk dinafkahi (Pringle dan Mallon, 2003). Seseorang yang telah menikah dan mempunyai anak akan cenderung memilih untuk tetap bekerja di tempat yang dekat dengan keluarga. Hasil kajian dari beberapa literatur tersebut mendasari pengukuran pengaruh faktor jumlah tanggungan keluarga dan status perkawinan pada pembentukan sikap dalam penelitian ini. Penjelasan tersebut menghasilkan hipotesis sebagai berikut:

H2: Status pernikahan berpengaruh negatif pada sikap terhadap profesi TKW PLRT.

H3: Jumlah tanggungan berpengaruh negatif pada sikap terhadap profesi TKW PLRT.

(40)

c. Pengaruh Pendapatan dan Status Pekerjaan pada Sikap terhadap Profesi TKW PLRT

Menurut Lee (1966) faktor utama yang melatarbelakngi migrasi tenaga kerja kesuatu daerah tujuan adalah faktor makro atau

kontekstual yang seringkali dilihat sebagai faktor daya tarik dari

negara tujuan dan daya dorong dari negara asal (push dan full

factor). Secara umum faktor-faktor pendorong dapat terjadinya

perpindahan penduduk dari satu daerah kedaerah lain terjadi

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya lapangan kerja yang

hampir tidak ada dan pendapatan yang rendah. Penelitian Vadlun

(2010) menunjukkan hasil bahwa faktor-faktor yang mendorong

wanita untuk melakukan migrasi adalah karena (1) kebutuhan yang

sangat mendesak, (2) ingin memperbaiki rumah atau membangun rumah, (3) untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, (4) ingin memberangkatkan orang tua naik haji, (5) karena alasan suami tidak punya pekerjaan, tidak memberi nafkah, suami kawin lagi, anak-anak tidak tahan dengan ibu tiri. Hasil penelitian Wirawan (2006) menunjukkan bahwa pendapatan dan status pekerjaan sebelum jadi TKW berpengaruh negatif pada keputusan untuk menjadi TKW. Seseorang yang belum bekerja akan cenderung memiliki sikap yang positif terhadap profesi TKW. Demikian juga dengan tingkat pendapatan, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, mereka akan memilih tetap berada di negara asal atau dengan kata lain seseorang dengan pendapatan lebih rendah akan memiliki sikap yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(41)

lebih baik terhadap profesi TKW. Menurut Azjen (2005), secara umum background factors, termasuk karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, etnis, ras, pendidikan, penghasilan, dan agama) dapat berpengaruh pada niat dan perilaku, tetapi pengaruhnya dimediasi oleh sikap yang lebih spesifik tentang perilaku yang diinginkan. Penjelasan tersebut menghasilkan hipotesis sebagai berikut:

H4: Pendapatan sebelum jadi TKW PLRT berpengaruh negatif pada sikap terhadap profesi TKW PLRT.

H5: Status pekerjaan sebelum jadi TKW PLRT berpengaruh negatif pada sikap terhadap profesi TKW PLRT.

2. Pengaruh Norma Subyektif, Sikap terhadap Profesi TKW PLRT dan Persepsi Pengendalian Perilaku pada Niat untuk menjadi TKW PLRT

Ajzen (1991) menjelaskan bahwa niat adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku (PBC). Sikap terhadap perilaku mencerminkan evaluasi positif atau negatif seseorang tentang perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Dalam penelitian ini berkaitan dengan tingkat evaluasi positif atau negatif seseorang mengenai gagasan menjadi TKW. Norma subyektif didefinisikan sebagai persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu tingkah laku dengan pertimbangan tertentu (Ajzen, 2005). Dalam penelitian ini berkaitan dengan persepsi seseorang mengenai pandangan orang – orang di

(42)

sekitarnya (misalnya, keluarga, teman) tentang TKW dan dapat memotivasi orang tersebut untuk menjadi TKW. Persepsi pengendalian perilaku didefinisikan sebagai persepsi seseorang mengenai kesulitan atau kemudahan untuk melaksanakan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Dalam penelitian ini berkaitan dengan kesulitan atau kemudahan untuk menjadi TKW.

Theory of planned behavior (TPB) telah diaplikasikan dalam

berbagai bidang kajian, antara lain untuk memprediksi niat beli (Alam & Sayuti, 2011; Kim & Chung, 2011; Albayrak et al., 2013), perilaku untuk melakukan permainan online (Lee, 2009), keterlibatan karyawan (Tang et al., 2010), perilaku berbagi pengetahuan (Tohidinia dan Mosakhoni, 2010), serta niat berwirausaha (Solesvik, 2013). Hasil berbagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan persepsi pengendalian perilaku berpengaruh pada niat berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa TPB sangat fleksible untuk digunakan dalam berbagai bidang kajian. Fenomena yang ingin dijelaskan dalam penelitian ini adalah niat seseorang untuk menjadi TKW PLRT dipengaruhi oleh sikap terhadap profesi TKW PLRT, norma subyektif, dan persepsi pengendalian perilaku. Penjelasan tersebut menghasilkan beberapa hipotesis sebagai berikut:

H6: Sikap terhadap profesi TKW PLRT berpengaruh positif pada niat untuk menjadi TKW PLRT.

H7: Norma subyektif berpengaruh positif pada niat untuk menjadi TKW PLRT.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(43)

H8: : Persepsi pengendalian perilaku berpengaruh positif pada niat untuk menjadi TKW PLRT.

D. Model Penelitian

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, pengaruh antara sembilan variabel yang diteliti dapat digambarkan dalam bentuk model penelitian berikut ini:

Gambar II.1 Model Penelitian

Sumber: Ajzen (1991) dan Lee (1966)

Model dalam penelitian ini mencoba mengaplikasikan TPB (Ajzen, 1991) yang digabungkan dengan teori migrasi (Lee, 1966) untuk konteks tenaga kerja informal yaitu tenaga kerja wanita penata laksana rumah tangga (TKW PLRT) di Mesir. Model penelitian ini akan mengeksplorasi posisi individu dalam bangunan teori migrasi. TPB (Theory of Planned Behaviour) disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia

(44)

berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia serta dapat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh orang tersebut secara pribadi. Jika pada teori klasik tentang migrasi lebih banyak berbicara migrasi dalam cakupan makro, maka model yang dikembangkan dalam penelitian ini lebih berfokus dalam cakupan mikro. Dalam hal ini adalah pada individu-individu sebagai aktor yang memilih untuk melakukan migrasi.

Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa ketidakpuasan terhadap posisi individu dapat mendorong revisi atas teori migrasi, terutama dengan penekanan terhadap individu (Farwick, 2009). Individu dilihat sebagai aktor utama, yang latar belakangnya mempengaruhi persepsinya, dan kemudian akan menentukan pilihan yang dipilihnya atau tindakan yang akan dilakukannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai kritik atas teori klasik, yang walaupun menempatkan individu sebagai individu yang rasional dan memiliki kalkulasi ekonomis ketika melakukan migrasi, namun individu dalam konteks ini dilihat sebagai sekumpulan individu yang dianggap memiliki latar belakang yang sama dan karenanya cenderung akan bergerak ke arah yang sama.

Hasil penelitian Cieri et al., (2009) menunjukkan bahwa karakteristik demografis tidak berpengaruh pada niat. Penelitian ini tetap menggunakan karakteristik demografis, namun bukan sebagai determinan langsung dari niat melainkan determinan dari sikap. Seperti yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(45)

dikemukakan Azjen (2005), secara umum background factors (termasuk karakteristik demografis) dapat berpengaruh pada niat, tetapi pengaruhnya dimediasi oleh keyakinan dan sikap yang lebih spesifik tentang perilaku yang diinginkan.

(46)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods), yaitu pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif (Creswell, 2010). Strategi metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan strategi eksplanatoris sekuensial (sequential explanatory

strategy). Strategi ini diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data

pendekatan kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data pendekatan kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal pendekatan kuantitatif (Creswell, 2010). Langkah-langkah dari strategi ini dapat diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:

Gambar III.1

Strategi Eksplanatoris Sekuensial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(47)

B. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu karena jawaban setiap responden mewakili dirinya sendiri, yang pada penelitian ini adalah tenaga kerja wanita penata laksana rumah tangga (TKW PLRT) di Mesir.

C. Tahap I: Pendekatan Kuantitatif

Tahap pertama dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menguji model penelitian yang telah dijelaskan pada bab 2.

1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah semua TKW PLRT di Mesir. Jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi dengan menggunakan teknik

structural equation modelling (SEM) sebanyak 5 kali indikator, karena

dalam penelitian ini menggunakan 25 indikator maka sampel minimal didapat 125 sampel (Ferdinand, 2005). Untuk mengantisipasi adanya kuesioner yang rusak dan untuk memenuhi kecukupan sampel penelitian, maka kuesioner yang disebar sebanyak 250 kuesioner. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sekaran dan Bougie, 2009). Dengan melihat karakteristik populasi yang ada pada penelitian ini, maka penentuan responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode convenience sampling. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada

(48)

250 Tenaga Kerja Wanita Penata Laksana Rumah Tangga (TKW PLRT) di Mesir. Proses penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan Juni – September 2014, salah satunya dilakukan pada saat pemilu presiden 2014 pada bulan Juli 2014. Kuesioner yang didistribusikan sebanyak 250 dan kuesioner yang kembali 209 (83,6%). Semua kuesioner diisi dengan lengkap sehingga data yang bisa dianalisis sebanyak 209.

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih baik, maka berikut ini akan disampaikan beberapa definisi operasional dari masing-masing variabel yang berkaitan dan akan dibahas dalam penelitian ini. Setiap item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif pilihan, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS); kecuali yang disebutkan lain.

a. Karakteristik Demografis

Karakteristik demografis yang digunakan dalam penelitian ini ada lima, yaitu usia, jumlah tanggungan, status pernikahan, pendapatan sebelum jadi TKW, serta status pekerjaan sebelum menjadi TKW. Untuk usia, jumlah tanggungan, serta pendapatan sebelum menjadi TKW diukur dengan skala rasio. Status pernikahan menggunakan variabel dummy, 0 untuk responden yang tidak/belum menikah dan 1 untuk responden yang menikah. Sedangkan untuk status pekerjaan sebelum menjadi TKW juga menggunakan variabel dummy, 0 untuk responden yang tidak bekerja dan 1 untuk responden yang bekerja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(49)

b. Sikap terhadap profesi TKW

Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menanggapi hal-hal yang bersifat evaluatif, disenangi atau tidak disenangi terhadap obyek, orang, institusi atau peristiwa (Ajzen, 2005). Sikap terhadap profesi TKW merupakan penilaian individu untuk menyenangi atau tidak menyenangi perilaku untuk menjadi TKW. Pengukuran sikap terhadap profesi TKW dalam penelitian ini menggunakan 3 item pernyataan yang diadopsi dari Ajzen (2006).

c. Norma subjektif

Norma subyektif didefinisikan sebagai persepsi seseorang akan dukungan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu tingkah laku dengan pertimbangan tertentu (Ajzen, 2005). Dalam penelitian ini berkaitan dengan keyakinan atau persepsi seseorang untuk mematuhi arahan, anjuran, maupun ajakan orang – orang penting di sekitarnya (misalnya, keluarga, teman) tentang profesi menjadi TKW dan dapat mempengaruhi keputusan orang tersebut untuk menjadi TKW. Pengukuran norma subjektif dalam penelitian ini menggunakan 6 item pernyataan yang diadopsi dari Ajzen (2006).

d. Persepsi pengendalian perilaku (Perceived behavior control)

Persepsi pengendalian perilaku didefinisikan sebagai persepsi seseorang mengenai kesulitan atau kemudahan untuk melaksanakan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Dalam penelitian ini berkaitan dengan kesulitan atau kemudahan untuk menjadi TKW. Pengukuran persepsi

(50)

pengendalian perilaku dalam penelitian ini menggunakan 5 item pernyataan yang diadopsi dari Ajzen (2006).

e. Niat berperilaku (menjadi TKW)

Niat berperilaku adalah probabilitas subjektif individual yang terikat dalam perilaku (Ajzen, 1991). Niat berperilaku adalah niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (menjadi TKW). Pengukuran niat berperilaku dalam penelitian ini menggunakan 6 item pernyataan yang diadopsi dari Ajzen (2006). 3. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya dengan tujuan yang spesifik (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden melalui kuesioner yang disebar. Sedangkan untuk data sekunder yang berupa data TKW PLRT di Mesir diperoleh dari KBRI Cairo Mesir.

4. Tehnik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskritif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2004).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(51)

b. Pengujian Instrumen 1) Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui seberapa tepat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya (Sekaran, 2006). Untuk uji validitas akan digunakan confirmatory factor

analysis (CFA). Item pernyataan dikatakan valid jika memiliki factor

loading≥ 0,50 (Ferdinand, 2005).

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran dapat terbebas dari kesalahan (error), sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing butir dalam instrumen (Sekaran, 2006). Nilai reliabilitas yang diterima adalah > 0,70. Uji reliabilitas dalam SEM diperoleh dari rumus:

Construct Reliability= ( ∑std loading) 2

( ∑std loading)² + ∑e.j

Keterangan :

1). Standart loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap indikator yang di dapat dari hasil perhitungan komputer.

2). e.j adalah measurement error dari tiap indikator. c. Uji Hipotesis

(52)

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode

Structural Equation Modeling (SEM). Hal-hal yang diperhatikan dalam

melakukan pengujian dengan pendekatan SEM yaitu asumsi model, analisis kesesuaian model dan analisis koefisien jalur. Penjelasan dari masing-masing analisis adalah sebagai berikut:

1) Asumsi Model

a) Normalitas data

Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate

adalah normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel metrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et al., 2010). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua, yaitu:

(1)univariate normality

(2)multivariate normality

Untuk menguji asumsi normalitas, maka dapat digunakan nilai statistik z untuk skewness dan kurtosisnya. Curran et al. (dalam Ghozali dan Fuad, 2005) membagi distribusi data menjadi tiga bagian:

(1) Normal, apabila nilai z statistik (Critical Ratio atau C.R.) skewness < 2 dan nilai C.R. kurtosis < 7.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar

Gambar IV.1 Alur Pemberangkatan TKW dari Indonesia ke Mesir ..........
  Tabel I.1
Gambar II.1
Gambar III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ibu Ratna Mutu Manikam, S.Kom., MT selaku Dosen Pembimbing skripsi dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan kepada saya selama mengikuti

Berdasakan hasil pengujian secara parsial seperti yang ditunjukkan pada tabel 3 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.167 atau diatas 0.05 sehingga Ho diterima

Setelah dilakukan validasi untuk mendapatkan pendekatan mesh yang mendekati hasil eksperimen, peneliti melakukan variasi kecepatan udara pada inlet AC dengan menggunakan tiga

Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan untuk peran guru IPS dalam membentuk karakter jujur, disiplin, dan tanggung jawab siswa kelas VII di SMP Islam Sabilurrosyad

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan sediaan Fenilefrin Hidroklorida dengan menggunakan pengawet Benzalkonium Klorida 0,002 % dengan pengaruh

Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh Pusat Pendidikan yang bersangkutan setelah attitude, psikomotor dan kognitif dari calon dievaluasi dan dinilai cukup baik

Kebijakan ini diintrodusir dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom tertanggal 6 Mei 2000 pada