Badan Pusat Statistik
Kabupaten Pacitan
B
P R
P R
D
D
B
Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Pacitan
Tahun 2009-2013
Nomor Publikasi : 3501.1301
B
P R
D
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Pacitan
Tahun 2009-2013
P
P
R
R
O
O
D
D
U
U
K
K
D
D
O
O
M
M
E
E
S
S
T
T
I
I
K
K
R
R
E
E
G
G
I
I
O
O
N
N
A
A
L
L
B
B
R
R
U
U
T
T
O
O
K
K
AB
A
B
UP
U
P
AT
A
TE
EN
N
P
PA
AC
C
IT
I
TA
AN
N
T
TA
AH
HU
U
N
N
2
20
00
0
9
9
–
–
2
20
0
13
1
3
Nomor Publikasi : 35.01.1401 Nomor Katalog : 9218.3501
Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm
Jumlah Halaman : 61 Halaman
Naskah/Gambar Kulit :
Seksi Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik
Diterbitkan :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pacitan
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 i
B U P A T I P A C I T A N
KATA SAMBUTAN
Saya menyambut gembira atas terbitnya publikasi Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pacitan Tahun 2009-2013 ini, yang
disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan.
Publikasi PDRB ini memiliki peran penting sebagai cermin kinerja
pembangunan ekonomi di Kabupaten Pacitan. Buku ini diharapkan dapat
digunakan sebagai rujukan bagi Pemerintah Daerah, masyarakat dan
kalangan swasta dalam rangka menyusun program pembangunan dan
implementasinya sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan pada kurun waktu tahun
2009-2013 terus menunjukkan kondisi yang baik, bahkan hingga tahun 2013
masih menembus angka 6 persen. Hasil tersebut merupakan salah satu
gambaran bahwa perekonomian di Kabupaten Pacitan semakin dinamis.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada Badan Pusat Statistik
Kabupaten Pacitan yang telah menyusun publikasi ini sehingga hasil
penghitungan PDRB dapat disajikan menjadi sebuah buku “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan Tahun 2009-2013”.
Semoga buku ini bermanfaat.
Pacitan, Juli 2014
BUPATI PACITAN
I N D A R T A T O
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 ii
KATA PENGANTAR
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pacitan sebagaimana dalam buku ini dihitung dan disajikan setiap tahun dimana
untuk penghitungan dan penyajian tahun 2014 ini disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan.
Perlu dikemukakan bahwa angka-angka PDRB yang disajikan dalam publikasi ini merupakan kelanjutan sekaligus revisi angka-angka perhitungan
tahun sebelumnya yaitu angka sementara menjadi angka diperbaiki, sedangkan hasil perhitungan terakhir adalah angka sementara. Dengan
demikian setiap tahun dilakukan penyempurnaan dan pemutakhiran data, melalui pendekatan penghitungan yang lebih cermat.
Namun tetap disadari bahwa dalam proses penghitungan PDRB ini masih juga dijumpai beberapa kelemahan, antara lain keterbatasan data,
seperti data yang kurang lengkap, baik data sekunder maupun data primer berupa data struktur input yang belum sepenuhnya dihasilkan oleh BPS
Kabupaten Pacitan. Oleh karena itu dalam rangka penyempurnaan penerbitan buku PDRB di masa mendatang, untuk lebih meningkatkan
kualitas publikasi, diharapkan adanya saran serta masukan dari berbagai pihak. Khususnya bagi para penyedia data baik pemerintah maupun swasta
untuk secara bersinergi dan berkesinambungan meningkatkan kualitas dan kelengkapan data.
Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya buku PDRB ini. Harapan kami semoga buku
ini bermanfaat.
Pacitan, Juli 2014
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PACITAN
K e p a l a,
Ir. KUSRIYAWANTO
NIP.19650304 199401 1 001
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2019 iii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN BUPATI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 LATAR BELAKANG ... 1
1.2 TUJUAN ... 2
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN ... 3
BAB II. KONSEP DAN DEFINISI ... 4
3.1 KONSEP DOMESTIK DAN REGIONAL ... 4
3.2 AGREGAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ... 5
3.3 OUTPUT ... 8
3.4 BIAYA ANTARA ... 8
3.5 NILAI TAMBAH ... 8
3.5.1 NILAI TAMBAH BRUTO ... 8
3.5.2 NILAI TAMBAH NETTO ... 9
3.6 PENYUSUTAN ... 9
3.7 PAJAK TAK LANGSUNG NETTO ... 9
BAB III. METODOLOGI ... 10
4.1 METODE PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU ... 10
4.1.1 METODE LANGSUNG ... 10
4.1.2 METODE TIDAK LANGSUNG ... 11
4.2 METODE PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN ... 13
4.2.1 PENDEKATAN UNTUK MENGHITUNG NILAI TAMBAH SEKTORAL ADHK ... 15
BAB IV. LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN MENURUT LAPANGAN USAHA . 17
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2019 iv
BAB V. TINJAUAN EKONOMI ... 32
5.1 PERKEMBANGAN PDRB DAN PENDAPATAN PER KAPITA ... 32
5.2 PERANAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTORAL ... 33
5.3 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI ... 37
5.4 TINGKAT PERKEMBANGAN HARGA ... 39
5.5 PDRB/PDRN PER KAPITA ... 40
DAFTAR TABEL
TABEL 5.1 PERKEMBANGAN PDRB dan PENDAPATAN PERKAPITA ADHB dan ADHK ... 33TABEL 5.2 PERANAN PDRB SEKTORAL ADHB dan ADHK ... 37
TABEL 5.3 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN SUMBER PERTUMBUHAN ... 39
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 TINGKAT INFLASI PDRB ... 40DAFTAR LAMPIRAN
TABEL 1 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU ... 43TABEL 2 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN ... 44
TABEL 3 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ADHB ... 45
TABEL 4 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ADHK ... 46
TABEL 5 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB ADHB ... 47
TABEL 6 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB ADHK ... 48
TABEL 7 INDEKS BERANTAI PDRB ADHB ... 49
TABEL 8 INDEKS BERANTAI PDRB ADHK ... 50
TABEL 9 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI PDRB ... 51
TABEL 10 INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB ... 52
TABEL 11 INFLASI PDRB ... 53
TABEL 12 AGREGAT PDRB DAN PENDAPATAN / KAPITA ADHB ... 54
TABEL 13 AGREGAT PDRB DAN PENDAPATAN / KAPITA ADHK ... 55
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menegaskan bahwa perencanaan
pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu dan
tanggap terhadap perubahan. Pemerintah daerah dalam membuat rencana
pembangunan di daerah berpedoman pada pasal 150 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang
menyebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah
disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk melaksanakan amanat
tersebut diperlukan modal dasar yang kuat agar pembangunan ekonomi
kedepan dapat berjalan lebih terarah dan tepat menuju sasaran.
Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui perluasan
lapangan kerja, pemerataan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan
hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi
dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Arah utama dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan pendapatan masyarakat
meningkat secara mantap dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Pemerintah daerah sangat memperhatikan pengembangan sistem data
untuk memonitor perkembangan kemajuan di segala bidang, khususnya
bidang ekonomi tingkat wilayah kabupaten/kota. Hal ini sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 1982 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah (P5D).
Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan serta dikelola dalam suatu sistem
informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Dengan demikian data
statistik ekonomi makro seperti yang tertuang dalam penghitungan
pendapatan regional Kabupaten Pacitan akan tersedia setiap tahun untuk
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 2
Perencanaan pembangunan suatu daerah memerlukan berbagai macam
data statistik khususnya data ekonomi sebagai dasar penentuan strategi dan
kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi
dan kebijakan pembangunan ekonomi pada masa lalu perlu dipantau dan
dikaji hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas
mutlak diperlukan guna menggambarkan keadaan pada masa yang lalu dan
masa kini, serta sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Meningkatnya pembangunan pada lingkup nasional maupun daerah
mendorong Kabupaten/Kota melakukan penghitungan pendapatan regional
secara akurat dan mutakhir. Terlebih lagi nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) juga digunakan sebagai komponen penentu kebijakan perimbangan
keuangan daerah. Ketersediaan data PDRB menjadi sangat penting guna
memberikan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Pacitan.
1.2 TUJUAN
Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya ketersediaan data statistik
PDRB sebagai tolok ukur pembangunan ekonomi suatu daerah, maka
diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih terinci mengenai besarnya
nilai PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan, kontribusi
masing-masing sektor pembentuk PDRB, perkembangan nilai PDRB antar tahun, serta
laju pertumbuhan ekonomi. Untuk memperoleh informasi tersebut secara lebih
mendalam, maka dilakukan penyusunan buku PDRB Kabupaten Pacitan.
Penyusunan buku PDRB Kabupaten Pacitan bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai ruang lingkup, konsep dan definisi,
metodologi secara lengkap serta kegunaan data PDRB. Selain menyajikan
uraian yang mendukung pemahaman secara mendalam tentang konsep dasar
mengenai PDRB, buku ini juga memberikan uraian dan penjelasan mengenai
tinjauan ekonomi makro yang terjadi selama kurun waktu tiga sampai dengan
lima tahun terakhir. Buku PDRB Kabupaten Pacitan 2009-2013 ini merupakan
lanjutan tahun sebelumnya dengan tambahan data satu tahun terakhir, yang
merupakan penyempurnaan dari tahun sebelumnya berdasarkan masukan
dari berbagai pihak, diskusi ataupun seminar untuk mendukung peningkatan
pembangunan ekonomi di Kabupaten Pacitan.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 3
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Buku PDRB Kabupaten Pacitan ini disusun menjadi 5 bab yang
menguraikan perihal yang sangat mendasar mengenai PDRB. Pada Bab I
diuraikan mengenai latar belakang dan tujuan, dan sistematika penulisan.
Konsep dan definisi diuraikan pada Bab II. Pada Bab III memuat penjelasan
tentang metodologi, dan Bab IV menguraikan tentang lingkup dan metode
penghitungan menurut lapangan usaha. Hasil penghitungan dan uraian
ringkas analisisnya diuraikan pada Bab V Tinjauan Ekonomi yang menjelaskan
tentang perkembangan PDRB dan pendapatan per kapita, kontribusi PDRB
sektoral (struktur ekonomi), pertumbuhan ekonomi serta inflasi.
Bagian berikutnya menyajikan tabel-tabel pokok dan tabel-tabel turunan
hasil penghitungan PDRB Kabupaten Pacitan Tahun 2009-2013, baik atas
dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Data-data tersebut
merupakan sumber data yang dianalisis pada bab sebelumnya.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 4
BAB II
KONSEP DAN DEFINISI
Konsep dan definisi menjadi amat penting untuk memahami lebih lanjut
mengenai data yang tersedia. Arti, wujud fisik, karakteristik, batasan dan sifat
kegiatan tentang eksistensi, perubahan dan perpindahan suatu barang dan
jasa harus tercermin jelas dalam konsep dan definisi. Definisi yang berbeda
akan menghasilkan data yang berbeda pula.
2.1. KONSEP DOMESTIK DAN REGIONAL
Transaksi ekonomi yang akan dihitung adalah transaksi yang terjadi
dalam wilayah domestik suatu daerah dan transaksi oleh masyarakat
(resident) dari daerah tersebut.
a. Produk Domestik dan Produk Regional
Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan ekonomi yang
beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor
produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut,
merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan.
Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang
digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain,
demikian pula sebaliknya faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk daerah
tersebut ikut serta dalam proses produksi di daerah lain. Hal ini menyebabkan
nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan
pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.
Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah ini pada
umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden dan keuntungan maka timbul
perbedaan antara produk domestik dan produk regional.
Produk regional adalah produk domestik ditambah dengan pendapatan
yang diterima dari luar daerah dikurang dengan pendapatan yang dibayarkan
ke luar daerah tersebut. Jadi produk regional merupakan produk yang
ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 5
b. Penduduk
Penduduk suatu daerah adalah individu-individu atau anggota rumah
tangga yang bertempat tinggal tetap atau tidak tetap di wilayah domestik
daerah tersebut sesuai dengan konsep penduduk yakni mereka yang
bertempat tinggal 6 bulan atau lebih di suatu tempat tinggal atau selama
kurang dari 6 bulan tetapi berencana tinggal menetap di suatu daerah.
2.2. AGREGAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah
nilai tambah bruto (Gross value added) yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian di suatu wilayah. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah
nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto disini
mencakup komponen-komponen pendapatan faktor produksi (upah dan gaji,
bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung
netto.
Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor
dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.
b. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar
Perbedaan antara konsep netto di sini dan konsep bruto di atas, ialah
pada konsep bruto di atas penyusutan masih termasuk di dalamnya,
sedangkan pada konsep netto ini komponen penyusutan telah dikeluarkan.
Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi
penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga
pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini ialah nilai susutnya atau ausnya
barang-barang modal yang terjadi selama barang-barang modal tersebut ikut
serta dalam proses produksi jika nilai susutnya barang-barang modal dari
seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan
yang dimaksud di atas.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 6
c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor disini dan konsep harga pasar di
atas, ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan
subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak
langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, bea cukai dan
lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak
langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada biaya produksi atau pada
pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga barang. Berlawanan
dengan pajak tidak langsung yang berakibat menaikkan harga tadi, ialah
subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi yang bisa
mengakibatkan penurunan harga. Jadi pajak tidak langsung dan subsidi
mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, hanya yang satu
berpengaruh menaikkan sedang yang lain menurunkan harga, hingga kalau
pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung
netto. Kalau Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar
dikurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka hasilnya adalah Produk
Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor.
d. Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep yang diterangkan di atas dapat diketahui bahwa
Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya
merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam
proses produksi di suatu daerah. Produk Domestik Regional atas dasar biaya
faktor, merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga,
sewa tanah dan keuntungan yang timbul atau merupakan pendapatan yang
berasal dari pendapatan tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan
tadi, tidak seluruhnya menjadi pendapatan penduduk daerah itu, sebab ada
sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk lain, misalnya suatu
perusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar daerah tetapi perusahaan
tadi beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan
perusahaan itu akan menjadi orang luar daerah yaitu milik orang yang
mempunyai modal tadi. Sebaliknya jika ada penduduk daerah ini yang
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 7
menambahkan modalnya di luar daerah maka sebagian keuntungan
perusahaan tadi akan mengalir ke dalam daerah tersebut dan menjadi
pendapatan dari pemilik modal tadi. Jika Produk Domestik Regional Netto
(PDRN) atas dasar biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang mengalir
ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam tadi, maka
hasilnya akan merupakan Produk Regional Netto yaitu merupakan jumlah
pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di
daerah yang dimaksud. Produk Regional Netto inilah yang merupakan
Pendapatan Regional.
e. Pendapatan Regional Per kapita
Bila Pendapatan Regional ini dibagi oleh jumlah penduduk (pertengahan
tahun) yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu pendapatan per
kapita.
f. Ringkasan Agregat PDRB
Dari apa yang diuraikan di atas, maka konsep-konsep yang dipakai
dalam Pendapatan Regional dapat diurutkan sebagai berikut :
(1) “Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (harga pasar)” dikurangi “penyusutan”, akan sama dengan Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga berlaku.
(2) “PDRN atas dasar harga berlaku” dikurangi “pajak tidak langsung netto”, akan sama dengan PDRN atas dasar biaya faktor.
(3) “PDRN atas dasar biaya faktor” ditambah “pendapatan netto dari/ke daerah lain”, akan sama dengan Produk Regional Netto.
(4) Produk Regional Netto inilah yang merupakan “Pendapatan Regional” (5) “Pendapatan per Kapita” diperoleh dengan cara membagi “Pendapatan
Regional” dengan “jumlah penduduk pertengahan tahun”.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 8
2.3. OUTPUT
Yang dimaksud output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 (tiga)
macam yaitu :
(i) Output utama (output utama produksi);
(ii) Output sampingan, bukan tujuan utama produksi, dan;
(iii) Output ikutan, output yang terjadi bersama-sama/tak dapat
dihindarkan dengan output utamanya.
Pada dasarnya nilai Output = O diperoleh dari perkalian antara Kuantum
Produksi (Quantum = Q) dan Harganya (Price = P). Dengan demikian besaran
output dapat diperoleh melalui rumus :
2.4. BIAYA ANTARA
Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa yang
digunakan/habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama,
pada umumnya usia ekonomisnya lebih dari 1 (satu) tahun, dan tidak habis
dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya antara dan disebut
barang modal.
2.5. NILAI TAMBAH
3.5.1 Nilai Tambah Bruto
Merupakan selisih antara Output dan Biaya Antara, dengan kata lain
merupakan produk dari proses produksi, atau bila dirumuskan :
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan dari
seluruh besaran nilai tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada
pada daerah (region) tertentu, dalam rentang waktu tertentu, biasanya 1 (satu)
tahun. Dengan demikian dapat dipahami bahwa total output dalam suatu
wilayah merupakan penjumlahan dari seluruh NTB dari seluruh proses
produksi.
O = Q x P
NTB = Output - Biaya Antara
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 9
3.5.2 Nilai Tambah Netto
Apabila penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto akan
diperoleh nilai tambah netto.
2.6. PENYUSUTAN
Barang-barang modal yang dipakai dalam proses produksi selalu
mengalami kerusakan dan pada suatu waktu tidak berfungsi lagi sehinga
akhirnya akan menjadi barang bekas yang kalau dijual tidak akan memberikan
nilai yang berarti. Para pemegang modal (pengusaha) selayaknya
menyediakan/menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk mengganti
barang modalnya yang setiap saat mengalami penurunan nilai sekian persen
dari nilai ekonomis barang tersebut. Penyediaan biaya ini dalam penghitungan
pendapatan regional disebut penyusutan barang modal.
2.7. PAJAK TAK LANGSUNG NETTO
Pajak tak langsung netto adalah merupakan selisih antara pajak tak
langsung dengan subsidi.
a. Pajak Tak Langsung
Pajak tak langsung yang dibayar oleh perusahaan terdiri dari iuran
wajib ke pemerintah yang diperlakukan sebagai biaya untuk kegiatan produksi.
Pajak tak langsung ini termasuk segala jenis pajak yang dikenakan atas
kegiatan produksi, penjualan, pembelian atau penggunaan barang dan jasa
oleh perusahaan/usaha.
b. Subsidi
Subsidi adalah danabantuan yang diberikan kepada perusahaan dari
pemerintah. Bantuan kepada perusahaan oleh pemerintah yang dimasukkan
sebagai subsidi didasarkan atas penilaian komoditi yang diproduksi, diekspor
atau dikonsumsi, buruh atau tanah yang diikutsertakan dalam proses produksi
atau cara bagaimana produksi diadakan.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 10
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Pendapatan Regional Kabupaten/Kota atas dasar harga berlaku dapat
dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung. Yang dimaksud dengan metode langsung adalah metode
penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah.
Metode langsung akan dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi
setiap daerah. Di samping itu manfaat pemakaian data daerah dapat
digunakan untuk menyempurnakan data statistik daerah yang lemah. Hasil
penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang
dihasilkan daerah ini.
Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam
pendekatan yaitu :
a. Pendekatan produksi
b. Pendekatan pendapatan
c. Pendekatan pengeluaran
Metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan cara alokasi
yaitu mengalokir pendapatan regional propinsi menjadi pendapatan regional
Kabupaten/Kota dengan memakai berbagai macam indikator produksi atau
indikator lainnya yang cocok sebagai alokator.
3.1.1. Metode Langsung
a. Pendekatan Produksi
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari
barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap
sektor atau subsektor. Pendekatan ini disebut juga pendekatan nilai tambah.
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa
yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara,
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 11
nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut
sertanya dalam proses produksi.
b. Pendekatan Pendapatan
Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan
ekonomi dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor
produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak
langsung netto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya
tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk
dalam surplus usaha di sini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan.
c. Pendekatan pengeluaran
Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir
dari barang dan jasa wilayah Kabupaten/Kota. Jadi produk domestik regional
dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluran akhir yang
membentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan
pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
(a) Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang,
metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran.
(b) Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei
pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran belanja,
metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar negeri.
Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan
komponen-komponen akhir seperti : konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal bruto dan perdagangan antar wilayah
(termasuk ekspor dan impor).
3.1.2. Metode Tidak Langsung (Metode Alokasi)
Yang dimaksud dengan metode alokasi pendapatan regional
Kabupaten/Kota adalah menghitung pendapatan regional kabupaten/kota
dengan cara mengalokir pendapatan regional untuk tiap-tiap kabupaten/kota
dengan menggunakan alokator tertentu.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 12
Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas :
a) Nilai produksi bruto dan netto
b) Jumlah produksi fisik
c) Tenaga kerja
d) Penduduk
e) Alokator lainnya yang dianggap cocok untuk daerah tersebut
Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut
dapat diperhitungkan prosentase masing-masing Kabupaten/Kota terhadap
nilai tambah setiap sektor atau subsektor.
Urutan sederhana dari cara alokasi untuk Kabupaten/Kota dapat
diuraikan berikut :
1. Melalui inventarisasi data sekunder, kumpulkan sebanyak mungkin
data/informasi untuk kabupaten/kota. Data yang dikumpulkan
meliputi: data produksi, indikator produksi, tarif, harga dan lainnya,
masing-masing per Kabupaten/Kota.
2. Sebaiknya penghitungan dengan cara alokasi, dilihat dari segi
pengumpulan data dan proses penghitungan, dilakukan bersamaan
dengan penghitungan propinsi.
3. Hitunglah nilai produksi untuk sektor/kegiatan yang memang
dimungkinkan dihitung. Penghitungannya adalah :
- Kuantum produksi x Harga (masing-masing kabupaten)
- Jumlah indikator produksi x Tarif (masing-masing kabupaten)
4. Hitunglah nilai tambah untuk masing-masing sektor/kegiatan untuk
kabupaten/kota sebagai berikut :
(a) Untuk sektor yang tersedia nilai produksinya :
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 13
(b) Untuk sektor yang tidak tersedia nilai produksinya :
dimana : Xi = Jumlah indikator produksi untuk
kabupaten i
Xi = Jumlah indikator produksi untuk kabupatenPilihlah secara tepat indikator produksi yang dipakai sebagai alokator,
dengan pertimbangan indikator tersebut dapat menggambarkan sebaik
mungkin produksi yang sebenarnya.
3.2. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku
dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh
adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan
dan perubahan dalam tingkat harganya. Oleh karenanya untuk dapat
mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produktifitas
secara nyata, faktor pengaruh atas perubahan harga perlu dihilangkan dengan
cara menghitung PDRB atas dasar harga konstan.
Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam
perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan maupun sektoral. Produk domestik menurut lapangan
usaha atas dasar harga konstan apabila dikaitkan dengan data mengenai
tenaga kerja dan barang modal yang dipakai dalam proses produksi dapat
memberikan gambaran tentang tingkat produktivitas dan kapasitas produksi
dari masing-masing lapangan usaha tersebut.
Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan
kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga
pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga
konstan dapat diperoleh dengan cara :
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 14
(a) Revaluasi atas kuantum pada tahun berjalan dengan harga
tahun dasar.
Cara ini adalah mengalikan kuantum pada tahun yang berjalan dengan
harga tahun dasar. Hasilnya adalah nilai atas dasar harga konstan.
(b) Ekstrapolasi atas nilai tahun dasar dengan suatu indeks
kuantum.
Cara ini adalah mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks
kuantum dibagi 100.
(c) Deflasi atas suatu nilai pada tahun berjalan dengan suatu
indeks harga.
Cara ini adalah membagi nilai tahun berjalan dengan suatu nilai indeks
harga dibagi 100.
Dari sudut teori, indeks kuantum dalam hal ekstrapolasi haruslah yang
disusun menurut rumus Laspeyres sedangkan indeks harga untuk hal deflasi
haruslah disusun menurut rumus Paasche.
Namun dalam prakteknya dijumpai beberapa masalah. Tersedianya data
indeks harga yang disusun menurut rumus Paasche merupakan suatu
masalah. Hal ini disebabkan karena indeks ini membutuhkan timbangan
kuantum dari tahun yang berjalan yang berarti bahwa setiap tahun suatu
timbangan harus ditentukan. Oleh karena itu maka biasanya pilihan
penyusunan indeks lebih sering memakai rumus Laspeyres. Karena dalam
praktek sering kali hanya indeks Laspeyres yang tersedia, indeks ini dipakai
untuk menghitung nilai atas dasar harga konstan. Dalam hal deflasi nilai atas
dasar harga berlaku, pemakaian indeks harga dengan rumus Laspeyres
menimbulkan suatu kesalahan dalam hasil estimasinya. Kesalahan ini akan
makin besar apabila perbedaan antara timbangan pada tahun dasar dengan
timbangan pada tahun yang berjalan makin besar.
Perkiraan produk/pendapatan domestik atas dasar harga konstan dapat
dilakukan pada PDRB menurut lapangan usaha dengan cara menghitung nilai
tambah atas dasar harga konstan untuk berbagai lapangan usaha atau
terhadap PDRB menurut pengeluaran yaitu dengan menghitung
komponen-komponen pengeluaran atas dasar harga konstan.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 15
3.2.1. Pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral atas
dasar harga konstan.
Nilai tambah bruto sektoral atas dasar harga konstan dapat dihitung
dengan cara menggunakan dua teknik yaitu i) teknik indikator ganda dan ii)
teknik indikator tunggal.
a. Teknik Indikator Ganda
Teknik ini biasanya disebut juga sebagai teknik deflasi ganda. Pada cara
ini, perkiraan atas dasar harga konstan untuk masing-masing nilai produksi
dan biaya antara dibuat secara terpisah. Penghitungan atas dasar harga
konstan bagi masing-masing nilai produksi ataupun biaya antara dapat
dilakukan dengan cara revaluasi atau cara ekstrapolasi atau dengan cara
deflasi. Setelah perkiraan atas dasar harga konstan diperoleh, maka nilai
output atas dasar harga konstan dikurangi dengan nilai biaya antara atas
dasar harga konstan akan menghasilkan nilai tambah atas dasar harga
konstan (Catatan : pengertian deflasi ganda yang murni adalah untuk
mendapatkan nilai tambah atas dasar harga konstan masing-masing output
dan biaya antara atas dasar harga konstan dihitung dengan cara deflasi). Atau
dengan rumus :
dimana : NTBk = nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
NPk = nilai produksi atas dasar harga konstan
NBAk = nilai biaya antara atas dasar harga konstan
b. Teknik Indikator Tunggal
Pada teknik indikator tunggal, perkiraan nilai tambah atas dasar harga
konstan diperoleh secara langsung dengan cara menggunakan metode deflasi
harga terhadap nilai tambah atas dasar harga berlaku atau dengan metode
ekstrapolasi kuantum terhadap nilai tambah pada tahun dasar,
Jelasnya dengan metode deflasi, nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah bruto tahun yang
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 16
konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah bruto pada tahun
dasar dengan indeks kuantum masing-masing tahun dibagi 100.
dimana : NTBo = nilai tambah bruto tahun dasar
IKT = indeks kuantum tahun T
Indikator kuantum atau volume yang dipakai dapat berupa indikator
produksi, biaya antara atau indikator lain yang erat kaitannya dengan
produktivitas seperti tenaga kerja, kapasitas produksi (mesin, kendaraan) dan
sebagainya.
Pemilihan antara cara Teknik Deflasi Ganda dan Teknik Indikaktor
Tunggal tergantung antara lain pada perkembngan harga output dan harga
input yang terjadi pada suatu sektor. Apabila perkembangan kedua jenis harga
tersebut berbeda satu dengan yang lainnya, maka Teknik Deflasi Ganda yang
dipilih. Demikian pula halnya apabila rasio input-outpunya selalu berubah-ubah
setiap tahun. Jika hal-hal tersebut di atas tidak terjadi maka Teknik Indikator
Tunggal dapat dipakai.
Kemungkinan lain dalam menghitung NTB atas dasar harga konstan
dapat pula dilakukan dengan mengestimasi nilai produksi dengan cara
revaluasi, ekstrapolasi kuantum atau deflasi harga, kemudian untuk
memperoleh estimasi biaya antara digunakan rasio input-output yang
diperoleh dari suatu survey tahun dasar. Cara ini hanya dibenarkan, apabila
hubungan antara input dan output dalam bentuk fisik tidak berubah sepanjang
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 17
BAB IV
LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN MENURUT
LAPANGAN USAHA
Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup
dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara-cara
penghitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan 2000.
1. Pertanian
Ruang lingkup sektor pertanian adalah segala pengusahaan yang
didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup dimana
hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada
pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi saja. Kegiatan
pertanian pada umumnya berupa cocok tanam, pemeliharaan ternak,
penangkapan ikan, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta
perburuan binatang liar. Sektor pertanian meliputi 5 sub sektor yaitu: sub
sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan,
kehutanan dan perikanan.
1.1. Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini mencakup komoditi bahan makanan seperti padi, jagung,
ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedele,
kacang-kacangan lainnya, sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian serta
bahan makanan lainnya.
1.2. Tanaman Perkebunan
Sub sektor ini mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan
yang diusahakan baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan.
Komoditi yang dicakup meliputi antara lain cengkeh, jahe, jambu mete, jarak,
kakao, karet, kapas, kapuk, kayu manis, kelapa, kelapa sawit, kemiri, kina,
kopi, lada, pala, panili, serat karung, tebu, tembakau, teh serta tanaman
perkebunan lainnya.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 18
1.3. Peternakan dan Hasilnya
Sub sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya
segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan,
dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun
oleh perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup adalah: sapi, kerbau,
kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur ayam, telur itik, susu sapi serta hewan
peliharaan lainnya.
1.4. Kehutanan
Sub sektor ini mencakup kegiatan penebangan segala jenis kayu serta
pengambilan daun-daunan, getah-getahan dan akar-akaran, termasuk juga
kegiatan perburuan. Komoditi yang dicakup meliputi: kayu gelondongan, kayu
bakar, rotan, arang, bambu, terpentin, gondorukem, menjangan, babi hutan,
serta hasil hutan lainnya.
1.5. Perikanan
Sub sektor ini mencakup semua kegiatan penangkapan, pembenihan
dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air
tawar maupun di air asin. Komoditi hasil perikanan antara lain seperti ikan tuna
dan jenis ikan laut lainnya; ikan mas dan jenis ikan darat lainnya; ikan
bandeng dan jenis ikan air payau lainnya; udang dan binatang berkulit keras
lainnya; cumi-cumi dan binatang lunak lainnya; rumput laut serta tumbuhan
laut lainnya.
Jasa Pertanian
Jasa Pertanian merupakan jasa-jasa khusus yang diberikan untuk
menunjang kegiatan ekonomi pertanian berdasarkan suatu pungutan atau
kontrak tertentu. Termasuk dalam jasa pertanian adalah penyewaan alat
pertanian dengan operatornya dengan syarat pegelolaan dan resiko usaha
tersebut dilakukan secara terpisah. Dalam penghitungan nilai tambah sektor
pertanian, secara konsep nilai tambah jasa pertanian ini terdistribusi pada
masing-masing sub sektor (misalnya jasa dokter hewan pada sub sektor
peternakan, jasa memetik kopi pada sub sektor perkebunan). Akan tetapi
karena sampai saat ini belum didapat informasi yang lengkap tentang jasa
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 19
pertanian, maka untuk alasan praktisnya nilai tersebut dianggap terwakili
dalam besarnya persentase mark-up untuk tiap-tiap sub sektor pertanian.
Metode Penghitungan Output dan Nilai Tambah
Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah sektor
pertanian adalah melalui pendekatan dari sudut produksi. Pendekatan ini
didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi dan harga untuk
masing-masing komoditi pertanian.
Secara umum, nilai output setiap komoditi diperoleh dari hasil perkalian
antara produksi yang dihasilkan dengan harga produsen komoditi
bersangkutan. Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis yaitu output
utama dan output ikutan. Disamping itu diperkirakan melalui besaran
persentase pelengkap (mark-up) yang diperoleh dari berbagai survei khusus.
Total output suatu sub sektor merupakan penjumlahan dari nilai output utama
dan ikutan dari seluruh komoditi ditambah dengan nilai pelengkapnya.
Nilai Tambah Bruto (NTB) suatu sub sektor diperoleh dari penjumlahan
NTB tiap-tiap komoditi. NTB ini didapat dari pengurangan nilai output atas
harga produsen terhadap seluruh biaya antara, yang dalam prakteknya biasa
dihitung melalui perkalian antara rasio NTB terhadap output komoditi tertentu.
Untuk keperluan penyajian data NTB atas dasar harga konstan 2000
(2000=100), digunakan metode revaluasi, yaitu metode dimana seluruh
produksi dan biaya-biaya antara dinilai berdasarkan harga tahun dasar 2000.
Khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan produksinya tidak dapat
dilakukan secara langsung, tetapi diperoleh melalui suatu rumus persamaan
yang menggunakan tiga peubah, yakni: banyaknya ternak yang dipotong
ditambah selisih populasi ternak dan selisih antara ekspor dan impor ternak.
2. Pertambangan dan Penggalian
Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan
penggalian dikelompokkan dalam tiga sub sektor, yaitu: pertambangan minyak
dan gas bumi (migas), pertambangan tanpa migas dan penggalian.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 20
2.1. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Bukan Minyak dan Gas Bumi
2.3. Penggalian
Sub sektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis
barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya
berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung,
batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk
bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi
penggalian selain tersebut diatas. Termasuk dalam sub sektor penggalian
adalah komoditi garam kasar.
3. Industri Pengolahan
Industri pengolahan dibedakan atas dua kelompok besar yaitu pertama
industri pengolahan minyak dan gas bumi (migas), kedua yaitu industri
pengolahan tanpa migas.
3.1. Industri Pengolahan Migas Pengilangan Minyak Bumi
3.2. Industri Pengolahan Tanpa Migas
Sejak tahun 1993 Industri Pengolahan Tanpa Migas disajikan menurut
dua digit kode Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yaitu industri
makanan, minuman & tembakau (31); Industri tekstil, pakaian jadi & kulit (32);
Industri kayu, bambu dan rotan (33); Industri kertas dan barang dari kertas
(34); Industri kimia dan barang-barang dari kimia dan karet (35); Industri
barang galian bukan logam (36); Industri logam dasar (37); Industri barang dari
logam, mesin dan peralatannya (38); dan Industri pengolahan lainnya (39).
Metode Penghitungan Output dan Nilai Tambah
- Industri Besar dan Sedang
Metode penghitungannya menggunakan pendekatan produksi, yaitu
output dihitung lebih dahulu, kemudian setelah dikurangi dengan biaya
antara diperoleh NTB. Pada prinsipnya metode estimasi yang digunakan,
baik pada seri lama maupun pada seri baru tidak berbeda yaitu
menggunakan cara inflasi untuk menghitung atas dasar harga berlaku
dan cara ekstrapolasi untuk menghitung atas dasar harga konstannya.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 21
Baik output maupun nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
diperoleh dari survei tahunan Industri Besar Sedang (IBS).
- Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga
Pada prinsipnya cakupan dan definisi kegiatan Industri Kecil dan
Kerajinan Rumahtangga (IKKR) sama dengan cakupan dan definisi
kegiatan Industri Besar Sedang tanpa Migas. Perbedaannya terletak
pada jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan industri tersebut.
Suatu perusahaan dikatakan sebagai Industri Kecil jika tenaga kerjanya
berjumlah antara 5 sampai 19 orang. Sedangkan Industri Kerajinan
Rumahtangga jika tenaga kerjanya kurang dari 5 orang.
4. Listrik dan Air Bersih
4.1. Listrik
Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik
yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun
oleh perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan
Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan
maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan
atau yang diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam
transmisi, dan listrik yang dicuri. Metode penghitungan pada sektor ini yaitu
dengan menggunakan pendekatan produksi.
4.2. Gas Kota
4.3. Air Bersih
Kegiatan sub sektor air bersih/air bersih mencakup proses pembersihan,
pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air bersih, serta
pendistribusian dan penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lain
ke rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta. Metode penghitungan
yang digunakan yaitu dengan pendekatan produksi.
5. Bangunan/Konstruksi
Kegiatan sektor bangunan terdiri dari bermacam-macam kegiatan
meliputi pembuatan, pembangunan, pemasangan dan perbaikan (berat
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 22
maupun ringan) semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal,
bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, terminal, monumen, instalasi
jaringan listrik, gas, air dan jaringan komunikasi serta bangunan lainnya.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan NTB sektor bangunan
adalah melalui pendekatan produksi. Output didefinisikan sebagai jumlah nilai
seluruh bangunan/konstruksi yang dikerjakan didaerah tersebut, tanpa
memperhatikan lokasi perusahaan itu berada. Output dari kegiatan konstruksi
pada suatu tahun atas dasar harga berlaku adalah nilai semua pekerjaan yang
telah dilaksanakan di suatu daerah selama tahun tersebut tanpa
memperhatikan bangunan tersebut sudah selesai atau belum. Nilai output dan
nilai tambah bruto atas dasar harga konstan bisa diperkirakan dengan metode
ekstrapolasi dengan indeks banyaknya perusahaan/tenaga kerja sebagai
ekstrapolator atau dengan metode deflasi dengan Indeks Harga Perdagangan
Besar (IHPB) sebagai deflator.
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
6.1. Perdagangan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor perdagangan meliputi kegiatan
membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan
penyaluran/pendistribusian tanpa mengubah sifat barang tersebut. Sub sektor
perdagangan dalam perhitungannya dikelompokkan ke dalam dua jenis
kegiatan yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran. Perdagangan
besar meliputi kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali barang baru atau
bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya,
pedagang eceran, perusahaan dan lembaga yang tidak mencari untung.
Sedangkan perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang
umumnya melayani konsumen perorangan atau rumahtangga tanpa merubah
sifat, baik barang baru atau barang bekas.
Metode yang digunakan yaitu metode arus barang. Output atau margin
perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang
diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkut barang dagangan
yang dikeluarkan oleh pedagang. Dengan cara metode arus barang, output
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 23
dihitung berdasarkan margin perdagangan yang timbul akibat
memperdagangkan barang-barang dari sektor pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri serta barang-barang yang berasal dari impor. NTB
diperoleh berdasarkan perkalian antara total output dengan rasio NTB.
Kemudian untuk memperoleh total NTB sub sektor perdagangan adalah
dengan menjumlahkan NTB tersebut dengan pajak penjualan dan bea masuk
barang impor.
6.2. Hotel
Sub sektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan.
Yang dimaksud akomodasi disini adalah hotel berbintang maupun tidak
berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap
seperti losmen, motel dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan
makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang
menginap dimana kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam satu manajemen
dengan penginapan. Alasan penggabungan ini karena datanya sulit
dipisahkan. NTB sub sektor hotel diperoleh dengan menggunakan pendekatan
produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar dan
indikator harganya rata-rata tarif per malam kamar. Output atas dasar harga
berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator
harganya. Sedangkan NTB diperoleh berdasarkan perkalian output dengan
rasio NTB nya. Output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan
menggunakan metode ekstrapolasi.
6.3. Restoran
Kegiatan sub sektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan
minuman jadi yang pada umumnya di konsumsi di tempat penjualan. Kegiatan
yang termasuk dalam sub sektor ini seperti rumah makan, warung nasi,
warung kopi, katering dan kantin. Pendekatan yang digunakan untuk
menghitung NTB sub sektor restoran yaitu pendekatan pengeluaran konsumsi
makanan dan minuman jadi di luar rumah.
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 24
7. Pengangkutan dan Komunikasi
7.1. Pengangkutan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini terdiri atas Angkutan Jalan
Raya; Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan; Angkutan Laut;
Angkutan Udara; dan Jasa Penunjang Angkutan. Kegiatan pengangkutan
meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke
tempat lainya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik
bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan
mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti
terminal, pelabuhan dan pergudangan.
7.1.1. Angkutan Jalan Raya
Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun
tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan sewa kendaraan baik dengan
atau tanpa pengemudi. Metode estimasi yang digunakan adalah
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku merupakan
perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga untuk
masing-masing jenis angkutan. Sedangkan output atas dasar harga konstan
diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi. NTB dihitung
berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya.
7.1.2. Angkutan Laut
7.1.3. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
7.1.4. Angkutan Udara
7.1.5. Jasa Penunjang Angkutan
Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar
kegiatan pengangkutan, yaitu meliputi jasa-jasa pelabuhan udara, laut,
sungai, darat (terminal dan parkir), bongkar muat laut dan darat,
keagenan penumpang, ekspedisi laut, jalan tol dan jasa penunjang
lainnya (pengerukan dan pengujian kelayakan angkutan laut).
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi.
Output dan NTB atas dasar harga berlaku dari kegiatan-kegiatan yang
sifatnya monopoli diperoleh dari pengolahan laporan keuangan BUMN
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 25
yang terkait. Kegiatan lainnya diperhitungkan dengan mengalikan
indikator produksi dan harga. Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio
NTB, rasio mark-up dan rasio lainnya yang sesuai. Output dan NTB jasa
penunjang angkutan di estimasi dengan pendekatan produksi, yaitu
dengan menggunakan jumlah perusahaan sebagai indikator produksi,
dan rata-rata pendapatan per perusahaan sebagai indikator harganya.
Sedangkan output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan
metode ekstrapolasi.
7.2. Komunikasi
Sub sektor ini terdiri dari kegiatan Pos dan Giro, Telekomunikasi,
dan Jasa Penunjang Komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan
pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan
paket pos yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro. Kegiatan
telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal
pengiriman berita melalui telegram, telepon dan teleks yang diusahakan
oleh perusahaan seperti PT Telkom dan PT Indosat dan lainnya. Jasa
Penunjang Komunikasi meliputi kegiatan lainnya yang menunjang
komunikasi seperti warung telekomunikasi (wartel), radio panggil (pager)
dan telepon seluler (ponsel). Metode estimasi yang digunakan adalah
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku berupa
pendapatan Pos dan Giro serta Telekomunikasi diperoleh dari laporan
keuangan. Bila menggunakan indikator produksi dan indikator harga bisa
dilengkapi dari laporan tahunan. Sedangkan output dan NTB atas dasar
harga konstan diperoleh dengan metode ekstrapolasi.
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
8.1. Bank
Kegiatan yang dicakup adalah kegiatan yang memberikan jasa keuangan
pada pihak lain seperti: menerima simpanan terutama dalam bentuk giro dan
deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka pendek/menengah
dan panjang, mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga,
mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya,
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 26
menyewakan tempat menyimpan barang berharga dan sebagainya. Output
dari usaha perbankan adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank
yang diberikan kepada pemakainya, seperti biaya administrasi atas transaksi
dengan bank, biaya pengiriman wesel dan sebagainya. Dalam output bank
dimasukkan pula imputasi jasa bank yang besarnya sama dengan selisih
antara bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan.
8.2. Lembaga Keuangan bukan Bank (Usaha Jasa Asuransi)
Asuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang
usaha pokoknya menanggung resiko-resiko atas terjadinya
musibah/kecelakaan atas barang atau orang tersebut (termasuk tunjangan hari
tua). Pada pihak ditanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya
barang atau mengakibatkan terjadinya kematian tertanggung. Jasa asuransi
ini dapat dibedakan menjadi asuransi jiwa, asuransi sosial, serta asuransi
kerugian.
Output dari kegiatan asuransi merupakan rekapitulasi dari output
asuransi jiwa, asuransi bukan jiwa (asuransi sosial, reasuransi kerugian serta
broker asuransi). Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan asuransi
berupa biaya umum, biaya pemeliharaan, sewa gedung dan biaya
administrasi. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan selisih
antara output dan biaya antara. Sedangkan untuk NTB atas dasar harga
konstan diperoleh dengan cara sebagai berikut: untuk asuransi jiwa
menggunakan metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya adalah
jumlah pemegang polis; untuk asuransi sosial menggunakan metode
ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah peserta; untuk
asuransi kerugian menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya
adalah indeks harga perdagangan besar (IHPB) umum.
8.2.1. Dana Pensiun
8.2.2. Pegadaian
Mencakup usaha lembaga perkreditan pemerintah yang bersifat
monopoli dan dibentuk berdasarkan ketentuan undang-undang, yang
tugasnya antara lain membina perekonomian rakyat kecil dengan
menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai dengan cara yang mudah,
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 27
cepat, aman dan hemat. Kegiatan utamanya adalah memberikan
pinjaman uang kepada segolongan masyarakat dengan menerima
jaminan barang bergerak. Besarnya pinjaman sesuai dengan nilai barang
jaminan yang diserahkan pihak peminjam tanpa syarat apapun mengenai
penggunaan dananya. Output dan NTB atas dasar harga berlaku dari
kegiatan pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan
Perum Pegadaian. Outputnya terutama terdiri dari sewa modal, bunga
deposito dan lain-lain (sewa rumah). NTB diperoleh dengan
mengurangkan output dengan biaya antara. Sedangkan output dan NTB
atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode
ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah nasabah.
8.2.3. Lembaga Pembiayaan
8.3. Sewa Bangunan
Sub sektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik
yang menyangkut bangunan tempat tinggal dengan tanpa
memperhatikan apakah milik sendiri atau rumah yang disewa, dikontrak,
sewa beli atau rumah dinas maupun bukan tempat tinggal seperti
perkantoran, pertokoan serta usaha persewaan tanah persil.
Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dengan
cara mengalikan pengeluaran konsumsi rumahtangga perkapita untuk
sewa, kontrak dan perbaikan rumah dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Sedangkan output usaha persewaan bangunan
bukan tempat tinggal dapat berdasarkan pada pendekatan produksi,yaitu
banyaknya perusahaan atau tenaga kerja dikalikan dengan rata-rata
output per perusahaan atau tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar
harga konstan diperoleh dengan cara ekstrapolasi dimana jumlah
perusahaan atau tenaga kerja sebagai ekstrapolator atau dengan cara
deflasi dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai deflatornya. NTB
diperoleh berdasarkan perkalian antara output dengan rasio NTB.
8.4. Jasa Perusahaan
Cakupan dari subsektor jasa perusahaan meliputi kegiatan
pemberian jasa yang pada umumnya melayani perusahaan, seperti jasa
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 28
hukum dan notaris, jasa akuntan dan pembukuan, jasa teknik dan
arsitektur, jasa persewaan alat-alat dan jasa perusahaan lainnya.
Output atas dasar harga berlaku dapat diperoleh dengan
pendekatan produksi, yaitu perkalian antara indikator produksi (jumlah
tenaga kerja atau jumlah perusahaan) dengan indikator harga (rata-rata
output per tenaga kerja atau rata-rata output perusahaan). Nilai tambah
bruto diperoleh berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan
outputnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan cara ekstrapolasi dimana jumlah perusahaan atau tenaga kerja
sebagai ekstrapolator atau dengan cara deflasi dimana Indeks Harga
Konsumen (IHK) sebagai deflatornya.
9. Jasa-Jasa
9.1. Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Jasa pemerintahan pada prinsipnya terbagi dua yakni pertama pelayanan
dari pemerintahan departemen dan pertahanan, kedua pelayanan yang
diberikan oleh badan-badan di bawah departemen tersebut. Pelayanan kedua
ini disebut jasa pemerintahan lainnya.
Sektor pemerintahan umum dan pertahanan mencakup semua
departemen dan non departemen, badan/lembaga tinggi negara, kantor-kantor
dan badan-badan yang berhubungan dengan administrasi pemerintahan dan
pertahanan. Belanja pegawai guru pemerintah yang memegang tata usaha
dikategorikan sebagai administrasi pemerintahan, sedangkan belanja pegawai
guru pemerintah yang tugasnya mengajar dikategorikan sebagai jasa
pendidikan. Begitu juga dokter pemerintah yang tidak melayani masyarakat
dikelompokkan sebagai administrasi pemerintahan sedangkan dokter
pemerintah yang melayani masyarakat dikelompokkan sebagai jasa
kesehatan. Kegiatan-kegiatan ini meliputi semua tingkat pemerintahan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terdiri dari propinsi,
kabupaten/kota dan desa termasuk angkatan bersenjata.
Jasa pemerintah lainnya meliputi kegiatan yang bersifat jasa seperti
sekolah-sekolah pemerintah, universitas pemerintah, rumah sakit pemerintah,
Draft_Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pacitan 2009-2013 29
bimbingan masyarakat terasing, museum, perpustakaan, tempat-tempat
rekreasi yang dibiayai dari keuangan pemerintah, dimana pemerintah
memungut pembayaran yang pada umumnya tidak mencapai besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Unit-unit usaha semacam ini
menyediakan pelayanan jasa untuk masyarakat.
Belanja pegawai jasa pemerintahan lainnya yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat maupun daerah, baik rutin maupun pembangunan adalah
untuk guru-guru sekolah negeri, pekerja rumah sakit pemerintah, pekerja
bimbingan masyarakat terasing, pekerja perpustakaan dan tempat-tempat
rekreasi serta museum pemerintah. Penyusutan barang modal untuk sektor
pemerintahan umum datanya belum tersedia, sehingga nilai penyusutan
diadakan estimasi berdasarkan rasio terhadap belanja pegawai. Struktur biaya
dari sektor ini tidak memuat unsur surplus usaha, sedangkan pemerintah tidak
melakukan pembayaran pajak tak langsung. Untuk memperoleh nilai tambah
bruto diperkirakan dari penjumlahan belanja pegawai serta perkiraan
penyusutan. Data untuk estimasi NTB sektor pemerintahan umum didasarkan
pada realisasi pengeluaran pemerintah.
Belanja pegawai jasa pemerintahan lainnya yang ditransfer dari
pemerintah pusat dan daerah diperoleh dari realisasi anggaran belanja
pembangunan menurut sektor dan sub sektor. Sedangkan belanja pegawai
jasa pemerintahan lainnya untuk pemerintah daerah diperoleh dari laporan
belanja pegawai menurut jenis pengeluaran. Disamping belanja pegawai
diatas penyusutan juga termasuk dalam penghitungan NTB jasa pemerintahan
lainnya. Dimana nilai penyusutan diperkirakan sekitar 5 persen dari nilai
belanja pegawai. Perkiraan NTB sektor pemerintahan umum dan jasa lainnya
atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi
menggunakan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri menurut golongan
kepangkatan.