• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

SAUD HASIHOLAN SARAGIH

062407073

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNEVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

SAUD HASIHOLAN SARAGIH 062407073

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNEVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : SAUD HASIHOLAN SARAGIH

Nomor Induk Mahasiswa : 062407073

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2009

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

(4)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

(5)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(6)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

BAB 1 PEDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 2

1.3.Ruang Lingkup 2

1.4.Tujuan Penelitian 3

1.5.Metode Penelitian 3

1.6.Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1. Pengertian Peramalan 6

2.2. Kegunaan dan Peran Peramalan 6

2.3. Jenis – jenis Peramalan 7

2.4. Pengertian dan Kegunaan 8

2.5. Jenis – jenis Metode Peramalan 9

2.6. Metode Peramalan yang Digunakan 10

2.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar 13

2.8. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar 13

2.9. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor 14

2.10. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 15

2.10.1. Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto 16

2.10.2. Uraian Sektoral 18

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET DAN GAMBARAN UMUM

(7)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3.1. Sejarah singkat Badan Pusat Statistika (BPS) di Indonesia 22

3.2. Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 26

3.2.1. Visi 26

3.2.2. Misi 26

3.3. Gambaran Umum Kabupaten Simalungun 26

3.3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun 26

3.3.2. Letak Geografis 30

3.3.3. Lambang Kabupaten Simalungun 32

3.4. Penduduk 33

3.5. Struktur Perekonomian Kabupaten Simalungun 33

BAB 4 ANALISIS DATA 35

4.1. Pengumpulan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Simalungun 35

4.2. Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun 36

4.3. Tabel Hasil Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun 58

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 59

5.1. Pengertian Implementasi Sistem 59

5.2. Pengaktifan Microsoft Office Excel 60

5.3. Implementasi Sistem Peramalan Pendapatan PDRB 61

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 63

6.1. Kesimpulan 63

6.2. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 65

(8)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Simalungun pada Tahun 2003 – 2007

Tabel 4.1.2. Tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada

Tahun 2003 - 2007

Tabel 4.2.1. Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Tabel 4.2.2. Peramalan PDRB Atas Harga Konstan

Tabel 4.2.3.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Pertanian

Tabel 4.2.4.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Penggalian

Tabel 4.2.5.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Industri

Tabel 4.2.6.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Tabel 4.2.7.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Bangunan

Tabel 4.2.8.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Perdagangan

Tabel 4.2.9.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Pengangkutan

Tabel 4.2.10.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Tabel 4.2.11.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun

Pada Sektor Jasa – jasa

Tabel 4.3. Tabel Hasil Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun

Halaman

35

36

37

38

40

42

44

46

48

50

52

54

56

(9)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.2.1. Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun

Atas Dasar Harga Berlaku

Gambar 4.2.2. Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun

Atas Harga Konstan

Gambar 4.2.3. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Pertanian

Gambar 4.2.4. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Penggalian

Gambar 4.2.5. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Industri

Gambar 4.2.6. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Listrik, Gas, dan

Air Bersih

Gambar 4.2.7. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Bangunan

Gambar 4.2.8. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Perdagangan

Gambar 4.2.9. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Pengankutan

Gambar 4.2.10.Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Bank dan

Lembaga Keuangan

Gambar 4.2.11.Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Jasa – jasa

Gambar 5.1. Tampilan MS. Excel

Gambar 5.2. Tampilan Penggunaan Fungsi pada MS. Excel

Gambar 5.3. Tampilan Penggunaan Grafik pada MS. Excel

Halaman

37

39

41

43

45

47

49

51

53

55

57

60

61

(10)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Dengan diterapkannya pembangunan di segala bidang yang semakin pesat dan meluas

ke daerah – daerah, maka sangat diperlukan berbagai jenis data statistik, baik data

statistik nasional maupun regional, yang berguna dalam penyusunan program

pembangunan tersebut untuk menilai maupun mengetahui berhasil tidaknya

pembangunan yang telah dilakukan. Pembangunan dikatakan berhasil apabila

ditunjang oleh struktur ekonomi yang mapan. Karena pada hakekatnya pembangunan

ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan

pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan

mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder

dan tersier.

Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi makro di suatu

wilayah adalah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan lazim digunakan

sebagai alat pengukur tingkat pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekonomian

sektoral secara periode. Mengingat pentingnya informasi PDRB dimaksud, maka

setiap Pemerintah Daerah Administrasi Propinsi, Kabupaten bahkan sampai dengan

(11)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

digunakan sebagai bahan perncanaan. Dengan melihat kondisi ini, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang peramalan PDRB untuk melihat

pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekonomian secara periodik di Kabupaten

Simalungun.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Pendapatan Regional yang diperoleh dari PDRB suatu wilayah adalah salah satu

indikator yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahunnya,

yang hasilnya digunakan sebagai ukuran dan bahan evaluasi terhadap hasil

pembangunan yang dicapai, serta untuk perencanaan atau dasar pengambilan

keputusan kedepan dalam melanjutkan pembangunan di seluruh sektor.

1.3 RUANG LINGKUP

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam tugas akhir ini adalah peramalan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun pada tahun 2010-2011

yang mencakup kesembilan sektor ekonomi berdasarkan data PDRB Kabupaten

Simalungun tahun 2003 – 2007. Adapun sektor yang dimaksud yaitu: sektor pertanian,

sektor penggalian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan,

sektor perdagangan, sektor pengangkutan, sektor bank dan lembaga keuangan, serta

(12)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun tahun 2010-2011.

1.5 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Kepustakaan (study literature)

Penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi-informasi

yaitu dengan membaca serta mempelajari buku-buku atau literature yang

didapat dari perkuliahan, perpustakaan, dan internet.

b. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik

(BPS) yaitu dengan mengambil data sekunder. Data tersebut dikumpulkan,

disusun dari tahun ke tahun, dan disajikan dalam bentuk angka untuk

memperoleh data yang jelas dan benar.

c. Metode Analisa

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode peramalan dengan

variabel bebasnya adalah waktu, dimana peramalan ini disebut dengan trend.

Trend yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Trend Linear : Yˆ =a+bX

(13)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3. Trend Eksponensial :Yˆ =abx

Sehingga didapat hasil yang baik dalam peramalan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Kabupaten Simalungun.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, tinjauan

pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini memuat teori-teori dan pengertian dari peramalan dengan

menggunakan metode trend.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET DAN GAMBARAN UMUM

KABUPATEN SIMALUNGUN

Berisikan tentang sejarah singkat serta struktur organisasi dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara serta gambaran umum

Kabupaten Simalungun.

(14)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diuraikan tentang pengolahan data dengan menggunakan metode

peramalan trend untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Kabupaten Simalungun.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini memuat penjelasan tentang pemakaian Excel, yang digunakan

dalam analisis dan pengolahan data.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari

pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang

(15)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan

Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah

diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha

pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang kita kenal dengan apa yang disebut peramalan

(forecasting). Setiap kebijakan ekonomi tidak akan terlepas dari usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan keberhasilan

pembangunan untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang, dimana

kebijakan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu perlu dibuat dan dikaji situasi dan

kondisi pada saat kebijakan tersebut dilaksanakan. Usaha untuk melihat dan mengkaji

situasi dan kondisi tersebut tidak terlepas dari kegiatan peramalan.

2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan

dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan. Jadi

(16)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

dan ancaman yang akan terjadi. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan

dimasa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan

terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau

tindakan – tindakan yang perlu dilakukan.

Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Setiap

orang selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Keputusan yang baik

adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada

waktu keputusan dilaksanakan.

Dari uraian diatas, kita mendapat gambaran bahwa peramalan sangat penting

baik dalam penelitian, perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Baik

tidaknya hasil suatu penelitian dalam ekonomi dan dunia usaha, sangat ditentukan

oleh ketetapan ramalan yang dibuat. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu

ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang

penting diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahan

tersebut. Akhirnya baik tidaknya suatu ramalan yang disusun sangat tergantung pada

orang yang melakukannya, langkah – langkah permalan yang dilakukan dan metode

yang digunakan.

2.3 Jenis – jenis Peramalan

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas

(17)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

a. Peramalan Kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang

menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan

berdasarkan pemikiran yang bersifat instuisi, judgement atau pendapat, dan

pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.

b. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode

yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda

akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda. Adapun yang perlu diperhatikan

dari penggunaan metode – metode tersebut, adalah baik tidaknya metode yang

dipergunakan, perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan

kenyataan yang terjadi. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai

– nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi

sebagai berikut:

1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.

3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang

akan datang.

2.4 Pengertian dan Kegunaan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi

(18)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

peramalan didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan

ini dipergunakan dalam peramalan yang objektif. Keberhasilan suatu peramalan

sangatlah ditentukan oleh pengetahuan teknik tentang informasi yang lalu serta teknik

dan metode peramalan yang digunakan.

Sebagaimana diketahui bahwa metode peramalan merupakan cara berfikir

yang sistematis dan pragmatis atas pemecahan suatu masalah. Disamping itu metode

peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu

masalah dalam peramalan. Selain itu, metode peramalan memberikan cara pengerjaan

yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya

penggunaan teknik – teknik penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan

teknik – teknik tersebut, maka diharapakan dapat memberikan kepercayaan atau

keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau

deviasi yang terjadi secara ilmiah.

Dari uraian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa metode peramalan sangat

berguna, karena akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap

tingkah laku atau pola dari data yang lalu. Sehingga dapat memberikan cara

pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta

memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketetapan hasil ramalan yang

dibuat atau disusun.

(19)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Metode – metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara

variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, atau analisa deret waktu,

terdiri dari:

a. Metode smoothing, yang mencakup metode data lewat (past data), metode rata

– rata kumulatif, metode rata – rata bergerak (moving average) dan metode

eksponential smoothing.

Metode smoothing digunakan untuk mengurangi ketidak teraturan musiman

dari data yang lalu maupun kedua – duanya, dengan membuat rata – rata

tertimbang dari sederetan data yang lalu.

b. Metode Box Jenkins

Metode Box Jenkins menggunakan dasar deret waktu dengan model

matematis, agar kesalahan terjadi dapat sekecil mungkin yang membutuhkan

identifikasi model dan estimasi parameternya.

c. Metode proyeksi trend dengan regresi

Metode poyeksi trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk suatu

persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat

diproyeksikan hal yang teliti untuk masa depan.

2.6 Metode Peramalan yang Digunakan

Dalam peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

digunakan proyeksi trend. Peramalan suatu variabel dengan variabel bebasnya adalah

waktu disebut dengan trend. Trend yang digunakan adalah trend linier, trend parabolik

(20)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Dalam menentukan penggunaan salah satu dari tiga metode tersebut yaitu

dengan membuat diagram garis data observasinya. Bila diagram garis menunjukkan

kenaikan secara linier maka digunakan trend linier. Tetapi bila tidak dapat digunakan

trend linier maka diperhatikan apakah membentuk sebuah parabola baik terbuka

keatas atau terbuka kebawah. Sehingga trend parabolik cocok dengan data tersebut.

Selanjutnya, bila diagram garis tersebut tidak memperlihatkan bahwa bukan linier dan

parabola maka diperhatikan secara rinci apakah kenaikannya secara berlipat ganda

atau hitung lebih dahulu logaritma data asli dan gambarkan. Dan ternyata

memperlihatkan bentuk linier maka trendnya adalah trend eksponensial.

Adapun persamaan trend yang disebutkan sebagai berikut:

a. Trend Linier

Trend linier adalah suatu trend yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan

diramalkan naik atau turun secara linier. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat

menggunakan waktu tahunan, semester, kuartal, triwulan, bulanan maupun mingguan.

Waktu yang digunakan tersebut tergantung kebutuhan dari pemakai model ini. Tetapi

datanya harus tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.

Yˆ = a + bX + e ...(1)

Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan metode kuadrat terkecil yang

menghasilkan persamaan normalnya sebagai berikut :

Y = n a + b

X ... (2)
(21)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Persamaan (2) diatas memperlihatkan ada dua persamaan dengan dua bilangan yang

tidak diketahui yaitu a dan b. Dengan melakukan substitusi akan diperoleh :

a = Y - b X ...(3)

Dan

b =

{

{

(

(

)

)

}

}

∑ ∑

− −

n X X

n Y X XY

/ / .

2

2 ... (4)

atau

b =

(

)( )

(

2

) (

)

2

− −

X X

n

Y X Y

n

b. Trend Parabolik

Trend parabolik adalah trend yang nilai variabel tak bebasnya naik atau turun tidaknya

secara linier atau terjadi parabola bila datanya dibuat secara diagram garis. Persamaan

trend parabolik tersebut sebagai berikut:

Yˆ = a + bX + cX2 + e ...(5)

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil akan diperoleh persamaan normalnya

sebagai berikut :

Y = n a + b

X + c

X2

XY = a

X + b

X2 + c

X3 ...(6)

X2Y= a

X + b

X3 + c

X4

Persamaan (6) tersebut menunjukkan adanya tiga persamaan dengan tiga bilangan tak

(22)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

c. Trend Eksponensial

Trend eksponensial adalah sebuah trend yang digunakan jika nilai yang akan

diramalkan naik atau turun tidak secara linier. Persamaan trend eksponensial adalah

sebagai berikut :

Yˆ = a bx ...(7)

Untuk mendapat nilai a dan b dilakukan dengan metode kuadrat kecil. Tetapi

sebelumnya terlebih dahulu persamaan (7) dilakukan logaritma yang hasilnya sebagai

berikut :

Log Y = Log a + X Log b ...(8)

Log a =

n LogY

- (Log b)

n X

...(9)

Log b =

(

(

)

)

− − ⋅

2 2

X X

n

LogY LogY

X n

... (10)

2.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar

Angka PDRB atas dasar harga pasar didapat dengan menjumlahkan nilai tambah bruto

(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.

Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (ouput) dikurangi dengan

biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah bruto disini mencakup komponen –

komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuangan),

penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah

bruto dari masing – masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh

(23)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2.8 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar

Perbedaan antara konsep bruto dan netto ialah karena pada konsep bruto faktor

penyusutan masih termasuk didalamnya, sedangkan pada konsep netto komponen

penyusutan telah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga

pasar dikurangi dengan penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto

atas dasar harga pasar.

Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susut (aus) barang – barang

modal atau pengurangan nilai – nilai barang modal (mesin – mesin, peralatan,

kendaraan, dan sebagainya) yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta

dalam proses produksi. Jika nilai susut barang modal dari seluruh sektor ekonomi

dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang dimaksud diatas.

2.9 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor

Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar diatas ialah karena

adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan

pemerintah kepada unit – unit produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak

penjualan, bea ekspor, cukai, dan lain – lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak

perseroan. Pajak tidak langsung dari unit – unit produksi dibebankan pada biaya

(24)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang menaikkan harga barang jadi

(output), subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit – unit produksi terutama unit

– unit produksi yang dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas

dengan tujuan untuk menekan harga hingga bisa dijangkau oleh masyarakat luas.

Dengan demikian pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh

terhadap harga barang dan jasa. Selisih antara pajak tidak langsung dan subsidi dalam

penghitungan pendapatan regional disebut pajak tidak langsung netto. Kalau produk

domestik regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung

netto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya

Faktor.

2.10 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk barang atau jasa yang

dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah.

Sedangkan pengertian Produk Domestik Regional Bruto Sektoral yaitu keseluruhan

produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor-sektor maupun subsektor (lapangan

usaha) dari suatu wilayah ataupun dari daerah.

Untuk menghitung ataupun mengolah Pendapatan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) pada suatu daerah terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa

(25)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

1. Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam

suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 macam yaitu:

a. Output utama (output yang menjadi tujuan utama produksi)

b. Output sampingan (output yang bukan menjadi tujuan utama dari produksi)

c. Output ikutan (output yang terjadi bersama – sama atau tidak dapat

dihindarkan dari output utamanya)

2. Biaya Antara

Biaya antara adalah barang – barang yang tidak tahan lama dan jasa – jasa yang

digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang – barang yang tahan lama pada

umumnya lebih dari satu tahun, tidak habis dalam proses produksi dan tidak termasuk

sebagai biaya antara dan disebut sebagai barang modal.

3. Nilai Tambah

Nilai tambah terbagi macam, yaitu:

a. Nilai Tambah Bruto

Merupakan selisih antara Output dan Biaya Antara, dengan kata lain

merupakan produk dari proses produksi.

b. Nilai Tambah Netto

Nilai Tambah Netto ialah nilai yang didapat apabila suatu penyusutan

dikeluarkan dari Nilai Tambah Bruto, maka akan diperoleh Nilai tambah

(26)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2.10.1 Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto

A. Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau

nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit – unit produksi dalam suatu

periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang berkaitan.

Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku yang didapat dari

pengurangan Output dengan biaya antara masing – masing dinilai atas dasar harga

berlaku. Nilai Tambah Bruto (NTB) menggambarkan perubahan Volume Produksi

yang dihasilkan, dan tingkat harga dari masing – masing kegiatan sektor dan

subsektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan setiap sektor, maka

penilaian output dilakukan sebagai berikut:

1. ... Unt

uk sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam

seperti Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, pertama dicari kuantum

produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan

kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang

dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota dengan

kabupaten dan kota lainnya.

2. ... Unt

uk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan

(27)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga

produsen masing – masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan.

3. ... Unt

uk sektor – sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor

perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi. Bank dan

Lembaga Keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah

dan jasa – jasa. Untuk penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan

mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing – masing komoditi /

jasa pada tahun yang bersangkutan.

B. Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan

Angka – angka pendapatan regional menggambarkan adanya kenaikan ataupun

penurunan nilai pendapatan masyarakat di suatu daerah. Kenaikan / penurunan nilai

tersebut dapat dipengaruhi oleh dua faktor :

1. Adanya kenaikan / penurunan riil yaitu kenaikan / penurunan tingkat

pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Bila terjadi

kenaikan riil pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk di daerah

tersebut meningkat.

2. Kenaikan / penurunan pendapatan yang disebabkan karena adanya faktor

perubahan harga. Bila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan

karena adanya inflasi (menurunnya nilai uang) akan melemahkan daya beli

(28)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Pendapatan regional dengan faktor inflasi yang masih ada didalamnya merupakan

pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan

faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan pendapatan regional atas dasar harga

konstan.

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur

perekonomian suatu kabupaten maupun kotamadya di suatu provinsi setiap tahun.

2.10.2 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha terdiri dari sembilan sektor:

1. Sektor Pertanian

Sektor Pertanian mencakup segala usaha yang didapat dari alam dan merupakan

barang – barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini

terdiri dari sub – sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,

peternakan dan hasil – hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Adapun kegiatan sektor pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang

mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan

pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia

di alam, baik benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini

(29)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian

sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual dan diproses secara lanjut.

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan Industri adalah kegiatan untuk mengubah bentuk baik secara mekanis

maupun kimiawi dari bahan organik maupun anorganik menjadi produk baru yang

lebih tinggi nilainya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik

dibuat di dalam pabrik maupun rumahtangga. Termasuk juga disini perakitan bagian

suku cadang barang–barang industri pabrik, seperti perakitan alat elektronik dan

kendaraan bermotor.

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor yaitu:

a. Subsektor Listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang

diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh

perusahaan non PLN.

b. Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas yang disalurkan

kepada konsumen dengan menggunakan pipa, dimana gas tersebut diperoleh dari

proses pembakaran batubara, gas minyak, kokas, dan minyak ter.

c. Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan, dan pendistribusian air

bersih kepada rumah tangga, industri, instansi, maupun penggunaan komersial

lainnya. Subsektor ini diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik

(30)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik

yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus. Yang termasuk

sebagai kegiatan – kegiatan konstruksi adalah pembuatan, pembangunan,

pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis konstruksi seperti

bangunan tempat tingggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan

(laut,udara,sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor, yaitu subsektor perdagangan, subsektor hotel, dan

subsektor restoran. Pada dasarnya kegiatan ini mencakup kegiatan perdagangan,

penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman seperti

restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mecakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang

melalui darat, laut sungai, danau, penyebrangan dan udara. Termasuk disini juga

penunjang angkutan yang mencakup pemberian jasa atau penyediaan fasilitas yang

sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti tempat parkir,

terminal, pelabuhan, bongkar muat, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol.

8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi koperasi, dan jasa

keuangan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral

(31)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, memberi jaminan

bank dan jasa perbankan.

9. Sektor Jasa – jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, jasa yang dikelola pemerintah maupun

pihak swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta

(32)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET DAN GAMBARAN UMUM

KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum

kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan, dan masa orde baru. Masa sebelum

kemerdekaan dibagi lagi menjadi dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan

Jepang.

1. Masa Pemerintahan Belanda

a. Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali dibentuk

oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan (Directur Van

Landbouw Nijerverheid en Handel) yang berkedudukan di Bogor.

Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan

data statistik.

b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik

yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap Departemen.

(33)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam

kegiatan dalam kegiatan di bidang statistika di Indonesia.

c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti

menjadi Central Kantor Voor de Statistic (CKS), yang artinya

Kantor Statistik dan selanjutnya dipindah ke Jakarta. Bersama

dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan

yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen

(IUA) yang sekarang disebut dengan Kantor Bea dan Cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

a. Pada bulan juni 1944, Pemerintah Jepang baru mengaktifkan

kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan perang atau militer.

b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu

Gunseikanbu

3. Masa Kemerdakaan Republik

a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17

Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau

instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI

(Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia). Tahun

1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil

dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda

(NICA) mengaktifkan kembali CKS.

b. Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12

(34)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Menteri Kemakmuran.

c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.

P/44, lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri

Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009/ M KPS

dibagi menjadi dua bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut

Afdeling B.

d. Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, Kementerian

Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan

Perindustrian. Untuk selanjutnya Keputusan Presiden RI No. 172

Tahun 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan

urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan

wewenang berada di bawah Perdana Menteri.

4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang

a. Pada Masa Pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi

kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka

untuk mendapatkan statistik yang handal, handal, lengkap, tepat,

akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Biro Pusat

statistik.

b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali

perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1968 tentang organisasi

(35)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1980 tentang organisasi

BPS.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS

dan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 1992 tentang kedudukan

tugas, fungsi susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS.

6. Keputusan Kepala BPS No. 100 Tahun 1998 tentang organisasi

dan tata kerja BPS.

7. Peraruran Pemerintah No. 51 Tahun 1999 tentang

penyelenggaraan statistik.

c. Pada tahun 1968 ditetapkan suatu Peraturan Pemerintah No. 16

tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat

dan daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980

tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16

tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1968,

di tiap Provinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni

1998 dengan Keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 ditetapkan

Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur

(36)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

3.2.1. Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang

punggung pembangunan Nasional dan Regional, didukung sumber daya manusia yang

berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2. Misi

Untuk menunjang pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik mengemban misi,

mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan

handal, efektif dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan

Pusat Statistik dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang statistik.

3.3 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun.

3.3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun.

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari Sumatera Utara. Simalungun

mempunyai arti “sunyi”. Nama itu diberikan oleh orang luar karena penduduk

Simalungun yang sangat jarang dan tempat tinggal antara satu dengan yang lain sangat

berjauhan. Tetapi tetangga yang disekitar Simalungun menyebutkan istilah

(37)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

“Balungu”. Sedangkan orang Karo menyebut Simalungun dengan sebutan “Batak

Timur” karena Simalungun berada di sebelah timur mereka.

Gelombang pertama (Proto Simalungun), pendatang diperkirakan datang dari

Nogore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5,

menyusuri Myanmar ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya ke Sumatera Timur dan

mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik. Gelombang kedua (Deutero

Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan

suku asli Simalungun.

Menurut Tuan Taralamsyah Saragih yang sebagai pengemuka adat

Simalungun mengatakan bahwa pada gelombang proto Simalungun adalah rombongan

yang terdiri dari keturunan empat raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari

Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar

Kalifah sampai Batubara.

Kerajaan Nagur tadi memiliki beberapa panglima (Raja Goraha) yang masing

masing bermarga : Saragih, Purba, dan Sinaga. Kemudian para panglima ini dijadikan

menantu oleh raja Nagur dan selanjutnya masing-masing mendirikan kerajaannya

sendiri. Adapun nama-nama kerajaan yang berdiri itu adalah kerajaan Silou (Purba

Tambak), kerajaan Tanoh (Sinaga), kerajaan Raya (Saragih).

Selama abad ke-13 hingga abad ke-15, ketiga kerajaan kecil ini mendapat

serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singasari, Majapahit, Rajenda Chola

(India) dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda. Selama periode

(38)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

dimana kekacauan diikuti oleh marajalelanya korela hingga memaksa mereka

menyeberangi “Laut Tawar” (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau

yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa

Simalungunnya yang memili arti “sekali pergi”.

Saat pengungsi kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka

menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan

kerajaan Nagur itu dengan “Sima-sima ni Lungun” yang memiliki arti yang sepi dan

lama kelamaan menjadi Simalungun.

Pengungsi tadi kembali membenahi tanah asal mereka dan terus berkembang

sehinnga mendirikan kembali kerajaan Nagur dan kerajaan-kerajaan kecil berkembang

menjadi kerajaan-kerajan besar hingga pada tahun 500

Pada masa kerajaan Nagur (500-1295), setelah berakhirnya kerajaan

Mojopahit, raja-raja terbesar di Simalungun mengadakan pertemuan yang dinamakan

“Harungguan Bolon” dengan para partuanon temasuk bekas pasukan dari Singosari

dan Mojopahit yang melahirkan sistem raja Maroppat (raja nan empat) yakni terdiri

dari kerajaan Nagur, kerajaan Silou, kerajaan Batangio, kerajaan Harau. Dan nama

kumpulan raja keempat itu diberi nama dengan Batak Timur Raya yang dalam bahasa

Simalungunnya disebut : “Purba Desa Naualuh”. Namun kerajaan Batak Timur Raya

ini tidak bertahan karena terjadi perpecahan dan tak ada jalan keluar sehingga terjadi

perang. Sisa dari perpecahan membentuk kerajaan- kerajaan kecil yang terbagi empat

kerajaan kecil juga yaitu kerajaan Dolok Silau (marga Purba Tambak), kerajaan Tanah

(39)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Purba Dasuha). Yang demikian sistem kerajaan Maroppat tetap dihidupkan kembali

dan berjalan kembali dengan baik hingga tahun 1865.

Zaman menentang kolonial Belanda (1865-1907) kerajaan Raja Maroppat

yang telah di hidupkan kembali itu kembali terpecah menjadi tujuh kerajaan yakni :

kerajaan Dolok Silau, kerajaan Tanah Jawa, kerajaan Siantar, kerajaan Panei, kerajaan

Raya, kerajaan Purba, kerajaan Silimakuta. struktur pemerintahan merangkap

pimpinan adat dari kerajaan tersebut terdiri dari raja, tungkat, parbapaan, partuanon,

penghulu. Disamping itu dibentuk lagi suatu dewan yang diberi nama Harajaan yang

masing-masing dewan berbeda menurut adat kerajaan yang bersangkutan.

Masa penjajahan Belanda (1907-1941), dengan besluit (surat keputusan)

Gubernement tanggal 12 desember 1906 No.22 (Saatsblad No.531) dibentuklah

Afdeling Simalungun En De Karo Landen yang dikepalai oleh asisten residen yang

pertama V.V.J. Westenberg yaitu bekas Controleur tanah Karo, yang berkedudukan di

Seribu Dolok dan pada tahun 1912 di pindahkan ke Pematang Siantar. Pada tahun

1907 seluruh raja-raja Simalungun telah menandatangani kontrak pendek (Korte

Verklaring). Dan dengan demikian sistem pemerintahaan di Simalungun beralih

menjadi sistem swapraja, dimana peran harajaan telah dibatasi. Belanda membagi

wilayah administrasi pemerintahaan menjadi tujuh landshappen (kerajaan) yang terdiri

dari 16 distrik dan huta (kampung) sebagai berikut :

NO KERAJAAN DISTRIK

1 Siantar 1. Siantar

2. Bandar

3. Sidamanik

(40)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2. Bosar Maligas

sambungan wilayah administrasi pemerintahaan

NO KERAJAAN DISTRIK

3. Jorlang Hataran

4. Dolok Panribuan

5. Girsang Sipangna Bolon

3 Panei 1. Panei

2. Dolok Batu Nanggar

4 Raya 1. Raya

2. Raya Kahean

5 Dolo Silau 1. Dolok Silou

2. Silou Kahean

6 Purba 1. Purba

7 Silimakuta 1. Silimakuta

Sumber : BPS Kabupaten Simalungun

(41)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Sumber : BPS Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun terletak antara 02036’ – 03018’ Lintang Utara dan 98032’

-99035’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 20 m – 1400 m diatas permukaan

laut. Kabupaten Simalungun berbatasan dengan lima kabupaten tetangga yaitu :

1. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karo

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan

3. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Samosir

5. Sebelah barat daya berbatasan dengan Kabupaten Tobasa

Luas wilayah Kabupaten Simalungun adalah 4.386,6 Km2 atau 6,12 % luas dari

Propinsi Sumatera Utara dan terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan dan 345 desa

atau nagori (bulan juni 2008 terjadi pemekaran kelurahan/ desa atau nagori), dengan

jarak rata-rata ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten antara 13 Km sampai 97 Km.

Dari 367 kelurahan dan desa terdapat sebanyak 276 kelurahan dan desa atau nagori

merupakan desa swasembada dan 91 desa swakarsa.

Keadaan iklim kabupaten Simalungun bertemperatur sedang, suhu panas

tertinggi terdapat pada bulan Mei dengan rata-rata 26,20 C. Rata-rata suhu udara

tertinggi pertahun adalah 26,90 C dan rata-rata suhu terendah per tahun 25,80 C.

Kelembapan udara rata-rata per bulan 83,7 % dengan kelembaban tertinggi terjadi

(42)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Dalam satu tahun rata-rata terdapat 14 hari hujan dengan hari hujan tertinggi

terdapat pada bulan November sebanyak 22 hari, kemudian pada bulan Oktober

sebanyak 20 hari hujan. Curah hujan terbanyak pada bulan Agustus sebesar 461 mm.

3.3.3. Lambang Kabupaten Simalungun

Seperti kabupaten/ kota lainnya,

Kabupaten Simalungun memiliki

lambang daerah. Adapun lambang itu

tertulis dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Dati II Simalungun No. 5

tahun 1960.

Adapun isi dari Peraturan itu adalah :

1.Lambang berbentuk Perisai adalah menggambarkan Kekuatan dan Pertahanan

membela kepentingan Daerah dan Negeri.

2. Bilangan - bilangan pada bagian - bagian Lambang adalah Simbolik yang

menggambarkan kesetiaan kepada Negara RI.

3. Padi dan Kapas adalah Kebutuhan Pokok untuk mencapai kemakmuran dan

keadilan.

4. Daun Teh adalah penghasilan yang utama dari daerah Simalungun.

5. Gunung dan Danau adalah menggambarkan keindahan alamnya.

(43)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

7. Rumah Balai Adat adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat,

(44)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3.4 Penduduk

Menurut data yang ada di BPS Kabupaten Simalungun, penduduk Kabupaten

Simalungun sebanyak 846.329 jiwa yang tersebar di 31 kecamatan dengan

perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk wanita sebesar 100,28. Jumlah

penduduk terbesar adalah berada di Kecamatan Bandar yaitu sebesar 66.739 jiwa dan

jumlah penduduk yang terkecil berada di kecamatan Haranggaol Horison yang hanya

bejumlah 5.789 jiwa.

Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar terdapat di kecamatan Raya

dengan luas 333,60 Km2 dan wilayah terkecil di kecamatan Haranggaol Horison

dengan luas berkisar 34,50 Km2. Wilayah yang sangat padat di kabupaten simalungun

berada di kecamatan Siantar dengan jumlah 781,70 jiwa/Km2 yang disusul oleh

Kecamatan Bandar berkisar 611,27 jiwa/Km2 dan gunung maligas yang berjumlah

433,29 jiwa/Km2.

Penduduk Kabupaten Simalungun rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai

bercocok tanam atau petani. Sebagian besar tanaman yang di tanam adalah padi dan

jagung. Sehingga tak heran apabila Kabupaten Simalungun merupakan penghasil padi

kedua terbesar di Sumatera Utara.

(45)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Produk Domestik Regional Bruto dibedah maupun dirinci menjadi 9 sektor ekonomi

yaitu, sektor pertanian, penggalian, industri, listrik, gas dan air minum, perdagangan,

pengangkutan Bank dan lembaga keuangan lainnya dan jasa-jasa. Dan ke 9 (sembilan)

sektor ekonomi tersebut dikelompkkan menjadi 3 kelompok kategori yaitu kategori

kelompok Ekonomi Primer, Sekunder dan Tersier. Kategori kelompok ekonomi

primer yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, kelompok ekonomi sekunder

yaitu industri, listrik, gas dan air minum, bangunan serta kelompok ekonomi tersier

adalah perdagangan, restoran, dan hotel, pengangkutan, bank dan jasa-jasa.

Perobahan struktur perekonomian suatu daerah dapat terjadi akibat perbedaan

besaran laju pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi sehingga menyebabkan

terjadinya perubahan kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB itu

sendiri. Kabupaten Simalungun, peranan sektor pertanian dan industri masih menjadi

kontributor utama dalam menggerakkan perekonomian daerah ini, dimana dalam buku

PDRB Kabupaten Simalungun Tahun 2006 disebutkan bahwa 74% lebih

perekonomian kabupaten ini digerakkan oleh kedua sektor tersebut.

Sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 54,77% yang mana

sebesar 25,79% merupakan sumbangan pertanian tanaman bahan makanan dan

24,41% dari subsektor perkebunan. Sementara sektor industri yang memberikan

sumbangan sebesar 18,86% terhadap total PDRB adalah dominan menggunakan

(46)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Peranan sektor jasa-jasa dalam pembentukan PDRB Kabupaten Simalungun

boleh dikatakan relatif tinggi dan menunjukkan trend yang meningkat dari tahun ke

tahun yakni sebesar 10,04% dari total PDRB jumlah tersebut sebagian besar dari

sumbangan subsektoral administrasi Pemerintah yaitu sebesar 8,59%.

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Simalungun

Setelah diuraikan tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta metode

yang akan digunakan dalam peramalan ini, maka data yang diperoleh pada

tahun-tahun sebelumnya akan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan peramalan pada

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun tahun 2010-2011.

Adapun data yang telah diperoleh untuk menyelesaikan peramalan ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)

Kabupaten Simalungun pada Tahun 2003-2007

(Jutaan Rupiah)

(47)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2003 5.091.035,38 4.127.974,16

2004 5.578.939,16 4.240.245,13

2005 6.256.958,55 4.372.095,54

2006 6.881.624,93 4.580.010,06

2007*) 7.647.485,63 4.823.349,24

Catatan : *) Angka Sementara

[image:47.595.104.517.288.549.2]

Sumber data : Buku Simalungun Dalam Angka 2008

Tabel 4.1.2 Tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas

Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2003-2007

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007*)

1 Pertanian 57,12 55,92 53,90 54,47 54,27

2 Penggalian 0,39 0,41 0,41 0,48 0,46

3 Industri 18,47 19,00 20,16 18,75 18,20

4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,67 0,69 0,70 0,72 0,71

5 Bangunan 1,75 1,80 1,80 1,69 1,77

6 Perdagangan 8,58 8,59 8,77 8,39 8,17

7 Pengangkutan 2,82 3,01 3,38 3,41 3,42

8 Bank dan Lemb. Keuangan 1,72 1,78 1,74 1,65 1,75

9 Jasa-jasa 8,48 8,82 9,25 10,43 11,25

Kabupaten Simalungun 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Catatan : *) Angka Sementara

Sumber data : Buku Simalungun Dalam Angka 2008

4.2 Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun

Setelah data yang diperlukan dalam melakukan peramalan PDRB Kabupaten

Simalungun pada tahun 2010-2011 beserta sembilan sektor lapangan tersedia, maka

selanjutnya dilakukan peramalan dengan mengunakan metode yang telah diuraikan

(48)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

dahulu menggambarkan diagram garis dari data tersebut. Dimana diagram garis dari

peramalan tersebut dapat dilihat di bawah tabel dari setiap peramalan. Untuk

[image:48.595.107.521.267.601.2]

menghitung nilai peramalan PDRB ini maka digunakan rumus trend eksponensial.

Tabel 4.2.1 Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun Y Log Y X Xlog Y X2

2003 5091035.38 6.70681 -2 -13.41361 4

2004 5578939.16 6.74655 -1 -6.74655 1

2005 6256958.55 6.79636 0 0 0

2006 6881624.93 6.83769 1 6.83769 1

2007 7647485.63 6.88352 2 13.76704 4

31456043.65 33.97093 0 0.44456 10

Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku 0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun Ju taan R u p iah PDRB

Gambar 4.2.1 Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga

Berlaku

Log b

(

)(

)

(49)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5

97093 , 33 0 44456 , 0 5

− − =

=

50 2228 , 2

= 0,044456

(50)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

log a

n X b n

Y

− ∑

= log log

0 5

97093 ,

33

=

= 6,794186

a = 6225668,615

Persamaan eksponensialnya:

Yˆ = abx

= (6225668,615)(1,10779)x

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun atas harga berlaku untuk tahun

2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = (6225668,615)(1,10779)5

= 10386595,11

Yˆ2011 = (6225668,615)(1,10779)6

[image:50.595.117.441.336.505.2]

= 11506166,2

Tabel 4.2.2 Peramalan PDRB Atas Harga Konstan

Tahun Y Log Y X Xlog Y X2

2003 4127974.16 6.61574 -2 -13.23147 4

2004 4240245.13 6.62739 -1 -6.62739 1

2005 4372095.54 6.64069 0 0 0

2006 4580010.06 6.66087 1 6.66087 1

2007 4823349.24 6.68335 2 13.36670 4

(51)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Konstan 4000000 4100000 4200000 4300000 4400000 4500000 4600000 4700000 4800000 4900000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

[image:51.595.112.522.88.283.2]

Tahun Ju taan R u p iah PDRB

Gambar 4.2.2 Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga

Konstan

Log b

(

)(

)

(

)

2 2 log log X X n Y X Y X n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 22803 , 33 0 16870 , 0 5 − − = = 50 8435 , 0 = 0,01687

b = 1,03961

Log a n X b n Y ∑ − ∑

= log log

0 5 22803 , 33 = = 6,64561

(52)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Persamaan eksponensialnya:

Yˆ = abx

= (4421870,301)( 1,03961)x

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun atas dasar harga konstan untuk tahun

2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = (4421870,301)( 1,03961)5

= 5369801,621

Yˆ2011 = (4421870,301)( 1,03961)6

= 5582499,463

Selanjutnya adalah meramalkan persentase Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Simalungun pada setiap sektor. Dalam menghitung ramalan persentase

PDRB Kabupaten Simalungun untuk kesembilan sektor yang ada digunakan rumus

trend linier karena hasil yang diperoleh lebih mendekati terhadap data yang ada.

Tabel 4.2.3 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor

Pertanian

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 57.12 -2 -114.24 3262.69 4

2004 55.92 -1 -55.92 3127.05 1

2005 53.9 0 0 2905.21 0

2006 54.47 1 54.47 2966.98 1

2007 54.27 2 108.54 2945.23 4

[image:52.595.114.437.272.392.2]
(53)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Pertanian

53.5 54 54.5 55 55.5 56 56.5 57 57.5

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

[image:53.595.111.521.88.284.2]

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.3 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten

Simalungun Sektor Pertanian

n Y

Y = ∑

5 68 , 275 = Y 136 , 55 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2
(54)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,715

)( )

0 136

,

55 − −

=

a

136 , 55

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 175 , 0 ( 136 , 55

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor pertanian untuk tahun

2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 55,136+

(

−0,175

)( )

5

Yˆ2010 = 54,261

Yˆ2011 = 55,136+

(

−0.175

)( )

6 [image:54.595.108.479.283.623.2]

Yˆ2011 = 54,081

Tabel 4.2.4 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor

Penggalian

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 0.39 -2 -0.78 0.1521 4

2004 0.41 -1 -0.41 0.1681 1

2005 0.41 0 0 0.1681 0

2006 0.48 1 0.48 0.2304 1

2007 0.46 2 0.92 0.2116 4

(55)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Penggalian

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.4 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten

Simalungun Sektor Penggalian

n Y

Y = ∑

5 15 , 2 = Y 43 , 0 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2 [image:55.595.104.519.71.765.2]
(56)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,021

)( )

0 43

,

0 −

=

a

43 , 0

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 021 , 0 ( 43 , 0

ˆ X

Y = +

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor penggalian untuk tahun

2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 0,43+0,021

( )

5

Yˆ2010 = 0,535

Yˆ2011 = 0,43+0,021

( )

6 [image:56.595.109.469.285.621.2]

Yˆ2011 = 0,556

Tabel 4.2.5 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor

Industri

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 18.47 -2 -36.94 341.141 4

2004 19 -1 -19 361 1

2005 20.16 0 0 406.426 0

2006 18.75 1 18.75 351.563 1

2007 18.2 2 36.4 331.24 4

(57)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupatan Simalungun Sektor Industri

18 18.5 19 19.5 20 20.5

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

[image:57.595.112.521.87.284.2]

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.4 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten

Simalungun Sektor Industri

n Y

Y = ∑

916 , 18

=

Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 58 , 94 0 79 , 0 5 − − − = b 50 95 , 3 − = b 079 , 0 − = b X b Y a= −

(58)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,079

)( )

0 916

,

18 − −

=

a

916 , 18

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 079 , 0 ( 916 , 18

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor industri untuk tahun

2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 18,916+

(

−0,079

)( )

5

Yˆ2010 = 18,521

Yˆ2011 = 18,916+

(

−0,079

)( )

6 [image:58.595.106.449.296.635.2]

Yˆ2011 = 18,442

Tabel 4.2.6 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor

Listrik, Gas, dan Air Bersih

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 0.67 -2 -1.34 0.4489 4

2004 0.69 -1 -0.69 0.4761 1

2005 0.7 0 0 0.49 0

2006 0.72 1 0.72 0.5184 1

2007 0.71 2 1.42 0.5041 4

(59)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten S

Gambar

Tabel 4.1.2 Tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Tabel 4.2.1 Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tabel 4.2.2 Peramalan PDRB Atas Harga Konstan
Gambar 4.2.2 Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga
+7

Referensi

Dokumen terkait

09.I/PVIII-ULP/MT/APBD-PERINDAG/VIII/2016 Tanggal 10 September 2016 dengan ini Pokja VIII ULP Kabupaten Maluku Tengah mengumumkan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa untuk pekerjaan

Tanggal Waktu Tempat Kuota Program Studi N P M.. 08.00 s/d 09.00

[r]

JADWAL PELAKSANAAN PELATIHAN SISTEM INFORMASI

[r]

Pada hari ini Rabu tanggal Sembilan bulan Nopember tahun Dua ribu sebelas, yang bertanda tangan di bawah ini kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten

Pada hari ini Rabu tanggal Sembilan bulan Nopember tahun Dua ribu sebelas , yang bertanda tangan di bawah ini kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Kategori-kategori dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status hipertensi yaitu Laki-laki yang berumur kurang dari 54 tahun serta tidak memiliki keturunan