PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013
TUGAS AKHIR
NOFRIDA ELLY ZENDRATO 082407029
PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
NOFRIDA ELLY ZENDRATO 082407029
PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : NOFRIDA ELLY ZENDRATO
Nim : 082407029
Program Studi : DIII STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2011
Diketahui/ Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
PERNYATAAN
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak terwujud apabila tidak mendapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada :
1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc (CTM), SpA(K), Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Sutarman, M.Sc, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D dan Dra. Mardiningsih, M.Si, Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.
4. Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si dan Drs. Suwarno Arriswoyo, Ketua dan Sekretaris Program Studi D-III Statistika.
5. Drs. Henry Rani Sitepu, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Bapak A.Zendrato,S.Pd dan Ibu J.Siallagan dan Abang Arifin dan Richard serta Kakak Dewita yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi lewat doa, dana maupun nasehat. Dan selalu sabar dalam membimbing dan mendidik penulis. 7. Teman-teman KTB Vi_Yerrielle K’Lena, K’Natalia, B’Martin, Yongki, dan Rista
dan adik-adik Huioi Potos Tiara, Elve, Natalia, Ongki dan Yuni. Terima kasih buat doanya.
8. Teman-teman seperjuangan di Stat A’08.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh kasih penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
Medan, Juni 2011
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul i
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Grafik viii
Daftar Gambar ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 6
1.5 Metode Penelitian 6
1.6 Tinjauan Pustaka 7
1.7 Sistematika Penulisan 8
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 10
2.1 Pengertian Peramalan 10
2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan 10
2.3 Jenis Peramalan 11
2.4 Langkah-langkah dalam Metode Peramalan 12 2.5 Pengertian dan Kegunaan Metode Peramalan 12 2.6 Jenis-jenis Metode Peramalan 13
BAB 3 SEJARAH KOTA PEMATANGSIANTAR 15
3.1 Sejarah Kota Pematangsiantar 15
3.2 Visi dan Misi 17
BAB 4 ANALISIS DATA 19
4.1 Sektor Pertanian 20
4.3 Sektor Industri Pengolahan 25
4.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 27 4.5 Sektor Bangunan 29
4.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 32
4.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 34
4.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 37
4.9 Sektor Jasa-jasa 40
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 43 5.1 Tahapan Implementasi 43 5.2 Pengaktifan Excel 44 5.3 Jendela Lembar Kerja 44 5.4 Pengisian Data 44
5.5 Pembuatan Grafik 46
BAB 6 PENUTUP 49
6.1 Kesimpulan 49 6.2 Saran 50
DAFTAR PUSTAKA 51 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.1 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pertanian 20 Tabel 4.1.2 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pertambangan
dan Penggalian 22
Tabel 4.1.3 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Industri Pengolahan 25
Tabel 4.1.4 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Listrik,
Gas dan Air Bersih 27
Tabel 4.1.5 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Bangunan 30 Tabel 4.1.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran 34
Tabel 4.1.7 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi 35
Tabel 4.1.8 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 37
Tabel 4.1.9 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1.1 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pertanian 20 Grafik 4.1.2 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Pertambangan dan Penggalian 23
Grafik 4.1.3 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Industri Pengolahan 25
Grafik 4.1.4 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Listrik,
Gas dan Air Bersih 28
Grafik 4.1.5 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Bangunan 30 Grafik 4.1.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran 33
Grafik 4.1.7 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 35
Grafik 4.1.8 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 38 Grafik 4.1.9 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Jasa-jasa 40
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.2. Cara Mengaktifkan Microsoft Excel 2007 44 Gambar 5.3 Jendela Lembar Kerja Baru (Workbook) 45
Gambar 5.4 Pengisian Data pada Workbook 46
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai kota perdagangan, secara geografis Pematang Siantar diapit oleh Kabupaten
Simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan karet, sawit, teh, dan pertanian.
Kemudian kota Pematangsiantar ini juga menghubungkan jalan darat ke
kabupaten-kabupaten lainnya seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.
Sehingga posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten
atau transit wisata ke Danau Toba, Parapat. Dan ini merupakan hal yang sangat
mendukung dalam pembangunan ekonomi di kota Pematangsiantar.
Pembangunan ekonomi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dan dikaji lebih dalam serta perlu perencanaan yang tepat dan efektif dilakukan untuk
mendapatkan sarana dan tujuan yang diharapkan. Pembangunan ekonomi pada
hakekatnya merupakan serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan
meningkatkan taraf hidup rakyat, memperluas lapangan pekerjaan, meratakan
pembagian pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan ekonomi regional
daerah.
Sistem ekonomi daerah yang merupakan kebijakan pemerintah banyak
menimbulkan masalah. Latar belakang ekonomi yang dahulu lebih mengesankan
salah satu bentuk dari dampak positif otonomi daerah agar daerah tersebut dapat
memfokuskan diri untuk berusaha mengangkat dan menggali potensi daerah untuk
kepentingan masyarakat bersama. Kesejahteraan ekonomi masyarakat kini menjadi
titik tolak dalam pengembangan perekonomian suatu daerah. Namun, disamping
dampak positif, dampak negatif dari sistem otonomi daerah juga akan dirasakan
apabila daerah tersebut tidak mampu bertahan dan bersaing dengan daerah lain karena
desakan ekonomi dan perkembangannya yang semakin maju.
Perkembangan pembangunan nasional juga merupakan contoh nyata peranan
seluruh masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah berperan sebagai fasilitator dan
pendukung upaya pembangunan daerah terutama pada bidang perekonomian.
Perkembangan suatu daerah dalam bidang ekonomi dapat dilihat dalam perkembangan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan secara analisis ekonomi perkembangan
pendapatan dapat dilihat dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Produk domestik regional bruto adalah penjumlahan dari semua total barang
dan jasa pada akhir periode yang dihasilkan oleh suatu kelompok penduduk di suatu
wilayah. Pengukuran kondisi perekonomian suatu wilayah dapat dilakukan dengan
salah satu cara yaitu metode peramalan/forecasting. Metode peramalan adalah cara
memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa depan berdasarkan
data relevan pada tahun-tahun sebelumnya.
Perlu suatu penelitian yang memaparkan hasil yang telah dicapai untuk melihat
itu, dalam tulisan ini akan dibahas dan diuraikan data Produk Domestik Regional
Bruto Kota Pematangsiantar berdasarkan data tahun 2001 s/d 2009.
Dari uraian diatas, penulis memilih judul : “PERAMALAN PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN
2013”
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam usaha pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan tepat sasaran, dilakukan
perencanaan pembangunan yang baik dan didukung oleh sarana dan prasarana yang
dapat menggambarkan perekonomian suatu daerah. Salah satu indikator yang mampu
mengukur tingkat pertumbuhan perekonomian adalah dengan perhitungan tingkat
kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Berdasarkan hal diatas dapat dirumuskan masalah penelitian adalah untuk
melihat bagaimana tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dari setiap sektor di Kota Pematangsiantar tahun 2011-2013 berdasarkan data tahun
1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini penulis membatasi masalah tentang gambaran besarnya Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar tahun 2013 berdasarkan data
tahun 2001-2009.
Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS Kota Pematangsiantar dimana data yang diambil merupakan data PDRB Kota Pematangsiantar tahun 2001-2009. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdiri dari beberapa sektor diantaranya :
1. Sektor Pertanian
Sektor ini meliputi : Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Pekebunan, Peternakan
dan hasil-hasilnya, kehutanan dan Perikanan.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini meliputi : Minyak dan Gas Bumi, Pertambangan tanpa Migas dan
Penggalian.
3. Sektor Industri dan Pengolahan
Sektor ini meliputi : Industri Migas dan Indsutri Tanpa Migas. Industri Migas
meliputi : Pengilangan Minyak Bumi dan Gas Alam Cair. Sedangkan Industri
Tanpa Migas meliputi : Makanan, Minuman dan Tembakau; Tekstil, Barang Kulit
dan Alas Kaki; Barang kayu dan Hasil Hutan lainnya; Kertas dan Barang Cetakan;
Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet; Semen dan Barang Galian bukan Logam;
Logam Dasar Besi dan Baja; Barang Angkutan, Mesin dan Peralatannya; dan
Barang lainnya.
5. Sektor Bangunan
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor ini meliputi : Perdagangan Besar dan Eceran, Hotel dan Restoran.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
a. Pengangkutan meliputi : Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya, Angkutan Laut
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Angkutan Udara, Jasa
Penunjang Angkutan.
b. Komunikasi meliputi : Pos dan Telekomunikasi, Jasa Penunjang Komunikasi.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor ini meliputi : Bank, Lembaga Keuangan tanpa Bank, Jasa Penunjang
Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan.
9. Sektor Jasa-jasa
a. Pemerintahan Umum meliputi : Adm.Pemerintahan dan Pertahanan, Jasa
Pemerintahan lainnya.
b. Swasta meliputi : Sosial Kemasyarakatan, Hiburan dan Rekreasi, Perorangan
dan Rumah Tangga.
Untuk meramalkan tingkat pertumbuhan PDRB dari setiap sektor di Kota
Pematangsiantar maka dipergunakan trend yaitu trend linier dengan persamaan = a
+ bX. Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan metode kuadrat terkecil yaitu :
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan tingkat pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dari setiap sektor di Kota Pematangsiantar tahun
2013 dan juga untuk melihat perkembangan ekonomi di masa depan.
1.5 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan yaitu dengan cara membaca dan mengumpulkan buku
literatur serta bacaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan tugas akhir ini.
Sehingga dapat diketahui berbagai aspek dan teori dari para ahli.
2. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder yaitu data yang dikutip dari
data yang telah tersedia dalam suatu instansi. Analisa data sekunder yang diperoleh
melalui BPS Kota Pematangsiantar yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dikumpulkan dan dianalisa dengan menggunakan trend untuk memperoleh
persamaannya sehingga dapat diramalkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kota Pematangsiantar tahun 2013.
1.6 Tinjauan Pustaka
(Adler Haymans) “Teknik Peramalan Bisnis dan Ekonomi”
Trend linier adalah suatu trend yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan
diramalkan naik atau turun secara linier. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat
menggunakan waktu tahunan, semesteran, kwartalan, twiwulanan, bulanan atau
mingguan dan waktu yang digunakan tersebut tergantung kebutuhan. Trend parabolik
adalah trend yang nilai variabel tak bebasnya naik atau turun secara linier atau terjadi
parabola bila datanya dibuat scatter diagramnya. Trend eksponensial adalah sebuah
trend yang nilai variabel bebasnya naik secara berlipat atau tidak linier.
(J.Supranto) “Metode Peramalan Kwantitatif untuk perencanaan Ekonomi dan Bisnis”
Metode jumlah kuadrat terkecil (least square method) untuk mencari garis trend,
dimaksudkan suatu perkiraan atau penaksiran mengenai nilai a dan b dari persamaan
Y = a + bX, yang didasarkan atas data hasil observasi sedemikian rupa sehingga
jumlah kuadrat terkecil (minimum).
Untuk mendapatkan nilai a dan b ditulis dengan persamaan :
(Makridakis) “Metode dan Aplikasi Peramalan”
Pola Trend terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang
dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai
indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama
perubahannya sepanjang waktu.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menerangkan tentang segala sesuatu yang mencakup
BAB 3 : SEJARAH KOTA PEMATANGSIANTAR
Bab ini menerangkan tentang sejarah singkat dan pertumbuhan
ekonomi Kota Pematangsiantar.
BAB 4 : ANALISA DATA
Bab ini membahas data yang telah diamati dan hasil analisanya.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini membahas tahap implementasi, cara pengaktifan, pengisian
data dan pembuatan grafik.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan atas data yang telah diamati juga saran
yang dapat berupa masukan bagi pemerintah maupun pihak swasta
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Peramalan
Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan
peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak
diperlukan. Jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada
faktor-faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan diperlukan. Dan peramalan
diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga
tindakan yang tepat dilakukan. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam
perencanaan yang efektif dan efisien dan merupakan bagian yang integral dari
kegiatan pengambilan keputusan manajemen. (Makridakis,1999)
2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan
Kegunaan peramalan terlihat saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik
adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan yang akan terjadi pada waktu
keputusan itu dilaksanakan. Jika ramalan yang diadakan kurang tepat, maka keputusan
tetaplah ramalan/dugaan/perkiraan, dimana selalu ada unsur kesalahan. (Sofjan
Assauri, 1984).
2.3 Jenis-jenis Peramalan
Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas
dua macam yaitu :
1. Peramalan Kualitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung kepada orang yang
menyusunnya.
2. Peramalan Kuantitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung kepada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut (Sofjan Assauri, 1984).
Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat
dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Peramalan jangka panjang yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga
semester.
2. Peramalan jangka pendek yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil
ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga
2.4 Langkah-langkah dalam metode Peramalan
Langkah-langkah dalam metode peramalan adalah : 1. Mengumpulkan data.
2. Menyeleksi dan memilih data. Data yang kurang relevan harus dibuang supaya
tidak mempengaruhi akurasi peramalan.
3. Menganalisa data.
4. Menentukan metode yang dipergunakan.
5. Memproyeksi data dengan menggunakan metode yang dipergunakan dan
mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan.
2.5 Pengertian dan Kegunaan Metode Peramalan
Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi
pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena metode
peramalan didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan
ini dipergunakan dalam peramalan yang objektif.
Sebagaimana diketahui bahwa metode peramalan merupakan cara berpikir
yang sistematis dan pragmatis atas pemecahan suatu masalah. Di samping itu, metode
peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu
masalah dalam peramalan dan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah,
maju. Dengan penggunaan teknik-teknik tersebut, maka diharapkan dapat memberikan
kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan
penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode peramalan sangat berguna
karena akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku
atau pola dari data yang lalu. Sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengajaran
dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan
yang lebih besar atas ketetapan hasil ramalan yang disusun. (Sofjan Assauri, 1984).
2.6 Jenis-jenis Metode Peramalan
Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara
variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa deret waktu terdiri dari:
a. Metode Smoothing
Metode Smoothing yang mencakup metode data lewat (past data), metode
rata-rata kumulatif, metode rata-rata-rata-rata bergerak (moving average) dan metode
eksponensial smoothing. Metode Smoothing digunakan untuk mengurangi
ketidakteraturan musiman dari data yang lalu maupun kedua-duanya dengan
membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data yang lalu.
Metode Box Jenkins menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis
agar kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin yang membutuhkan identifikasi
model estimasi parameternya.
c. Metode Proyeksi Trend dengan regresi
Metode Proyeksi Trend dengan regresi merupakan dasar garis trend untuk suatu
persamaan matematik, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat
BAB 3
SEJARAH KOTA PEMATANGSIANTAR
3.1 Sejarah Kota Pematangsiantar
Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan
daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja
terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik,
yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.
Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat
tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,Suhi
Bah Bosar,dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum
Kota Pematangsiantar yaitu :
1. Pulau Holing menjadi kampung pematang
2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, kampung melayu,
Martoba,Sukadame, dan Bane.
4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan
Kota Pematangsiantar terletak pada garis 3º01’09” - 2º54’40” Lintang Utara dan
99º6’23” - 99º1’10” Bujur Timur, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten
Simalungun dengan luas 79,97 km2 dan terletak 400 meter di atas permukaan laut.
Dengan letaknya yang strategis menambah dinamika kehidupan di kota yang
berpenduduk hampir seperempat juta jiwa ini. Keaneka ragaman agama dan sosial
budaya mutlak dipertimbangkan dalam merumuskan program pembangunan dalam
memelihara ketertiban, kemanan, kerukunan antar umat beragama dan kerjasama antar
etnis.
Setelah Belanda memasuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi
daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja.
Controleur Belanda yang semula berkedudukan di perdagangan pada tahun 1907
dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi
daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, dan bangsa Cina mendiami Kawasan
Tiombang Galung dan Kampung melayu.
Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian
pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285 Pematangsiantar berubah
menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan
Stad Blad No.717 berubah menjadi Geemente yang mempunyai Dewan.
Pada jaman Jepang berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan dihapus.
Berdasarkan UU No.22/1948 status geemente menjadi kota kabupaten Simalungun
dan Walikota di rangkap oleh Bupati Simalungun sampai 1957.
Berdasarkan UU No1/1957 berubah menjadi Kota Praja penuh dan dengan keluarnya
UU No.18/1965 berubah menjadi Kotamadya, dan dengan keluarnya UU No.5/1974
Tentang pokok-pokok pemerintah di daerah berubah menjadi daerah tingkat II
Pematangsiantar sampai sekarang.
Pada waktu siang atau malam hari kehidupan di kota ini sepertinya tak pernah
surut dilihat dari aktivitas masyarakatnya. Dengan udaranya yang sejuk dan airnya
yang bening dimana-mana, kehidupan di kota ini aman dan kondusif menghidupkan
perekonomian masyarakatnya. Dengan keadaan tersebut, kota Pematangsiantar
mempunyai nilai positif tersendiri untuk berinvestasi karena disamping aman, tertib
dan tentram, jumlah penduduk yang relatif banyak dan bahan baku yang mencukupi
khususnya yang berasal dari daerah interland.
3.2 Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi Walikota Pematangsiantar periode 2006- 2010 adalah
menjadikan kota Pematangsiantar menjadi kota IDAMAN (Indah, damai dan mandiri)
melalui prinsip 3E (Efektivitas, Efisien dan Ekonomis) yang berarti menjadikan kota
Pematangsiantar menjadi kota yang Indah, Damai dan mandiri melalui penerapan
BAB 4
ANALISA DATA
Untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar
untuk tahun 2013 dibutuhkan data yang akurat dan dapat diperoleh dari Badan Pusat
Tabel 4.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2001-2009 (persen)
No. Lapangan Usaha
Tahun
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007r) 2008 2009*)
1. Pertanian 4,73 4,91 4,62 4,11 4,08 3,76 3,20 3,01 2,89
2. Pertambangan dan Penggalian 0,57 0,27 0,25 0,20 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 3. Industri Pengolahan 14,79 17,18 18,90 27,02 26,32 26,43 26,85 25,46 24,05 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,60 1,87 2,44 1,81 1,78 1,81 1,66 1,55 1,49 5. Bangunan 9,42 8,82 8,23 6,64 6,90 6,87 6,22 5,63 5,35 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,36 27,60 27,62 29,04 28,75 28,41 29,22 30,28 31,69
7. Pengangkutan dan Komunikasi 18,27 16,23 15,32 11,82 11,75 10,98 10,35 9,97 9,70 8. Keuangan, Persewaaan dan Jasa
Perusahaan 9,65 10,98 10,51 8,95 10,19 10,90 11,57 11,99 12,74 9. Jasa-jasa 12,61 12,14 12,11 10,40 10,21 10,79 10,90 12,08 12,06
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS dan BAPPEDA Kota Pematangsiantar Catatan : r) Angka Perbaikan
4.1.1 Sektor Pertanian
Tabel 4.1.1 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Pertanian
Grafik 4.1.1 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Pertanian
4,73 4,91 4,62
4,11 4,08 3,76 3,2 3,01 2,89 0 1 2 3 4 5 6
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun Sektor Pertanian
Tahun y x xy x2
2001 4,73 -4 -18,92 16
2002 4,91 -3 -14,73 9
2003 4,62 -2 -9,24 4
2004 4,11 -1 -4,11 1
2005 4,08 0 0 0
2006 3,76 1 3,76 1
2007 3,20 2 6,40 4
2008 3,01 3 9,03 9
2009 2,89 4 11,56 16
Jumlah 35,31 0 -16,25 60
[image:30.595.115.520.490.684.2]Dari Grafik 4.1.1 dapat dilihat bahwa distribusi PDRB sektor pertanian mengalami
peningkatan hanya pada tahun 2002. Namun, pada tahun-tahun berikutnya mengalami
penurunan. Untuk mengetahui distribusi PDRB untuk tahun berikutnya dapat
dilakukan peramalan sebagai berikut:
a = b
a = 3,92 –
a = 3,92
Sehingga persamaan yang diperoleh untuk sektor pertanian adalah :
= a + bX
Maka Distribusi PDRB Kota Pematang Siantar untuk Sektor Pertanian pada tahun
2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan yang diperoleh, nilai tambah/PDRB Kota
Pematangsiantar pada sektor pertanian mengalami penurunan dimana tahun 2011
diramalkan sektor pertanian memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB sebesar 2,30
persen, tahun 2012 sebesar 2,03 persen dan tahun 2013 sebesar 1,76 persen. Sektor ini
mengalami penurunan disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan pertanian yang
ada di Kota Pematangsiantar.
[image:32.595.113.512.534.720.2]4.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Tabel 4.1.2 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Pertambangan dan Penggalian
Tahun y x xy x2
2001 0,57 -4 -2,28 16
2002 0,27 -3 -0,81 9
2003 0,25 -2 -0,50 4
2004 0,20 -1 -0,20 1
2005 0,03 0 0 0
2006 0,03 1 0,03 1
2007 0,03 2 0,06 4
2008 0,02 3 0,06 9
2009 0,02 4 0,08 16
Jumlah 1,42 0 -3,56 60
Grafik 4.1.2 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Pertambangan dan Penggalian
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Distribusi Persentase PDRB sektor
Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan. Untuk mengetahui distribusi
PDRB untuk tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut
a = b
0,57
0,27 0,25
0,2
0,03 0,03 0,03 0,02 0,02
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun
a = 0,16 –
a = 0,16
Persamaan yang diperoleh untuk sektor pertambangan dan penggalian adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk Sektor Pertambangan
dan Penggalian pada tahun 2011 – 2013 adalah :
=
= 0
=
=
=
=
Dari hasil peramalan yang diperoleh, nilai tambah/PDRB Kota
Pematangsiantar pada sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan
dimana tahun 2011 diramalkan sektor pertanian memberikan sumbangan nilai
tambah/PDRB sebesar -0,20 persen, tahun 2012 sebesar -0,26 persen dan tahun 2013
sebesar -0,32 persen. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Kota Pematangsiantar
meningkatkan ekonomi daerah tersebut. Dengan kata lain, sektor ini tidak lagi
memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB.
[image:35.595.121.524.296.492.2]4.1.3 Sektor Industri Pengolahan
Tabel 4.1.3 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Industri Pengolahan
Grafik 4.1.3 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Industri Pengolahan
14,79 17,18 18,9
27,02 26,32 26,43 26,85 25,46 24,05
0 10 20 30
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun Industri Pengolahan
Tahun y x xy x2
2001 14,79 -4 -59,16 16
2002 17,18 -3 -51,54 9
2003 18,90 -2 -37,80 4
2004 27,02 -1 -27,02 1
2005 26,32 0 0 0
2006 26,43 1 26,43 1
2007 26,85 2 53,70 4
2008 25,46 3 76,38 9
2009 24,05 4 96,20 16
Jumlah 207 0 77,19 60
[image:35.595.124.522.570.726.2]Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Distribusi Persentase PDRB sektor Industri
Pengolahan mengalami peningkatan yang baik pada tahun 2004 dan pada tahun
berikutnya nilai tambah/PDRB turun naik namun tidak terlalu jauh. Untuk mengetahui
distribusi PDRB untuk tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:
a = b
a = 23 –
a = 23
Persamaan yang diperoleh untuk sektor industri pengolahan adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor industri pengolahan pada
tahun 2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan yang diperoleh, sektor industri pengolahan mengalami
peningkatan dimana pada tahun 2011 diramalkan nilai tambah/PDRB sebesar 30,74
persen, tahun 2012 sebesar 32,03 persen dan tahun 2013 sebesar 33,32 persen. Dalam
hal ini, dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar
mengalami perkembangan.
[image:37.595.121.517.482.672.2]4.1.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Tabel 4.1.4 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Tahun y x xy x2
2001 1,60 -4 -6,40 16
2002 1,87 -3 -5,61 9
2003 2,44 -2 -4,88 4
2004 1,81 -1 -1,81 1
2005 1,78 0 0 0
2006 1,81 1 1,81 1
2007 1,66 2 3,32 4
2008 1,55 3 4,65 9
2009 1,49 4 5,96 16
Jumlah 16,01 0 -2,96 60
Grafik 4.1.4 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB pada sektor listrik, gas dan
air bersih mengalami peningkatan mulai tahun 2001-2003 dan kemudian mengalami
penurunan di tahun berikutnya. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB tahun
berikutnya, dapat dilakukan peramalan sebagai berikut :
a = b
a = 1,78 –
1,6 1,87
2,44
1,81 1,78 1,81 1,66
1,55 1,49
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun
a = 1,78
Persamaan yang diperoleh untuk sektor listrik, gas dan air bersih adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor listrik, gas dan
air bersih pada tahun 2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan yang diperoleh, nilai tambah/PDRB pada sektor listrik,
gas dan air bersih Kota Pematangsiantar mengalami penurunan dimana pada tahun
2011 sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB sebesar 1,48 persen,
4.1.5 Sektor Bangunan
Tabel 4.1.5 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Bangunan
Tahun y x xy x2
2001 9,42 -4 -37,68 16
2002 8,82 -3 -26,46 9
2003 8,23 -2 -16,46 4
2004 6,64 -1 -6,64 1
2005 6,90 0 0 0
2006 6,87 1 6,87 1
2007 6,22 2 12,44 4
2008 5,63 3 16,89 9
2009 5,35 4 21,40 16
Jumlah 64,08 0 -29,64 60
Rata-rata 7,12 0 -3,29 6,67
Grafik 4.1.5 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Bangunan
9,42
8,82 8,23
6,64 6,9 6,87 6,22
5,63 0 2 4 6 8 10
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
(persen)
[image:40.595.124.524.434.628.2]Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin lama nilai tambah/PDRB Kota
Pematangsiantar di sektor bangunan mengalami penurunan. Untuk melihat nilai
tambah/PDRB tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:
a = b
a = 7,12 –
a = 7,12
Persamaan yang diperoleh untuk sektor industri pengolahan adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor bangunan pada
tahun 2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor bangunan
mengalami penurunan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai
tambah/PDRB pada tahun 2011 sebesar 4,18 persen, tahun 2012 sebesar 3,69 persen
dan tahun 2013 sebesar 3,20 persen.
[image:42.595.125.517.456.645.2]4.1.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Tabel 4.1.6 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Tahun y x xy x2
2001 28,36 -4 -113,44 16
2002 27,60 -3 -82,8 9
2003 27,62 -2 -55,24 4
2004 29,04 -1 -29,04 1
2005 28,75 0 0 0
2006 28,41 1 28,41 1
2007 29,22 2 58,44 4
2008 30,28 3 90,84 9
2009 31,69 4 126,76 16
Jumlah 260,97 0 23,93 60
Grafik 4.1.6 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sektor ini mengalami peningkatan
terkhususnya mulai tahun 2006-2009. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB untuk
tahun berikutnya maka dilakukan permalan sebagai berikut:
28,36
27,6 27,62
29,04 28,75
28,41 29,22
30,28 31,69
25 26 27 28 29 30 31 32
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun
a = b
a = 29 –
a = 29
Persamaan yang diperoleh untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor perdagangan,
hotel dan restoran pada tahun 2011 – 2013 adalah :
=
= ,4
=
=
=
=
Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami
peningkatan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB
pada tahun 2011 sebesar 31,4 persen, tahun 2012 sebesar 31,8 persen dan tahun 2013
4.1.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel 4.1.7 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Tahun y x xy x2
2001 18,27 -4 -73,08 16
2002 16,23 -3 -48,69 9
2003 15,32 -2 -30,64 4
2004 11,82 -1 -11,82 1
2005 11,75 0 0 0
2006 10,98 1 10,98 1
2007 10,35 2 20,70 4
2008 9,97 3 29,91 9
2009 9,70 4 38,80 16
Jumlah 114,39 0 -63,84 60
Rata-rata 12,71 0 -7,09 6,67
Grafik 4.1.7 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
18,27
16,23 15,32
11,82 11,75
10,98 10,35 9,97 9,7 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun
[image:45.595.131.523.452.691.2]Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB sektor pengangkutan dan
komunikasi mengalami penurunan. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB pada tahun
berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:
a = b
a = 12,71 –
a = 12,71
Persamaan yang diperoleh untuk sektor pengangkutan dan komunikasi adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk pengangkutan dan komunikasi
pada tahun 2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami
penurunan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB
pada tahun 2011 sebesar 6,35 persen, tahun 2012 sebesar 5,29 persen dan tahun 2013
sebesar 4,23 persen.
[image:47.595.125.517.461.650.2]4.1.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Tabel 4.1.8 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Tahun y x xy x2
2001 9,65 -4 -38,6 16
2002 10,98 -3 -32,94 9
2003 10,51 -2 -21,02 4
2004 8,95 -1 -8,95 1
2005 10,19 0 0 0
2006 10,90 1 10,9 1
2007 11,57 2 23,14 4
2008 11,99 3 35,97 9
2009 12,74 4 50,96 16
Jumlah 97,48 0 19,46 60
Grafik 4.1.8 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Komunikasi
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan. Untuk mengetahui nilai
tambah/PDRB pada tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:
a = b
a = 10,83 –
a = 10,83
9,65 10,98 10,51
8,95
10,19 10,9
11,57 11,9912,74
0 2 4 6 8 10 12 14
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
Tahun
Persamaan yang diperoleh untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami
peningkatan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB
pada tahun 2011 sebesar 12,75 persen, tahun 2012 sebesar 13,07 persen dan tahun
4.1.9 Sektor Jasa-jasa
Tabel 4.1.9 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Komunikasi
Tahun y x xy x2
2001 12,61 -4 -50,44 16
2002 12,14 -3 -36,42 9
2003 12,11 -2 -24,22 4
2004 10,40 -1 -10,4 1
2005 10,21 0 0 0
2006 10,79 1 10,79 1
2007 10,90 2 21,8 4
2008 12,08 3 36,24 9
2009 12,06 4 48,24 16
Jumlah 103,30 0 -4,41 60
Rata-rata 11,48 0 -0,49 6,67
Grafik 4.1.9 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
pada Sektor Jasa-jasa
12,61
12,14 12,11
10,4 10,21 10,79 10,9
12,08 12,06 0 2 4 6 8 10 12 14
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(persen)
[image:50.595.124.522.470.703.2]Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB sektor jasa-jasa mengalami
peningkatan pada tahun-tahun terakhir. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB pada
tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:
a = b
a = 11,48 – a = 11,48
Persamaan yang diperoleh untuk sektor jasa-jasa adalah :
= a + bX
Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor jasa-jasa pada tahun
2011 – 2013 adalah :
=
=
=
=
=
Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami
penurunan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB
pada tahun 2011 sebesar 11,06 persen, tahun 2012 sebesar 10,99 persen dan tahun
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahapan Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam
programming (codding). Pada tahap inilah seluruh desain dituangkan ke dalam bahasa
pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai
dengan hasil desain yang tertulis.
Tahapan implementasi harus sistem harus dapat menentukan basis yang akan
diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem dibentuk memiliki
kelebihan-kelebihan tersendiri. Implementasi yang sudah selesai harus di uji coba
sehingga dapat diketahui kehandalan dalam sistem yang ada dan telah sesuai dengan
apa yang diinginkan. Dalam data peramalan Produk Domestik Regional Bruto,
5.2 Pengaktifan Excel
Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah pengaktifan Windows. Pastikan
Microsoft Excel berada dalam Microsoft Windows. Lalu lakukan langkah berikut :
Klik tombol Start yang ada pada taskbar dan klik Microsoft Excel 2007 maka akan
[image:54.595.128.545.291.525.2]tampil jendela utama Microsoft Excel.
Gambar 5.2.1 Cara Mengaktifkan Microsoft Excel 2007
5.3 Jendela Lembar Kerja
Setelah pengaktifan diatas, akan tampil lembar kerja Microsoft Excel berupa bentuk
standar dari menu bar, toolbars, dan sebuah buku kerja (workbook) baru. Workbook
keadaaan default ada 3 (tiga) dan worksheet yang aktif bernama Sheet 1, Sheet 2, dan
seterusnya. Tampilan lembar kerja baru tersusun atas sel-sel yang terbentuk atas baris
dan kolom. Satu lembar kerja (worksheet) dapat memuat 65.536 baris dan 256 yaitu
[image:55.595.110.525.226.460.2]dari A-IV, sedangkan satu sel dapat memuat sebanyak 32.000 karakter.
Gambar 5.3 Jendela Lembar Kerja Baru (Workbook)
5.4 Pengisian Data
Pengisian data dalam Lembar Kerja Microsoft Excel dengan menggunakan keyboard,
maka diperlukan langkah-langkah berikut :
1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data
3. Tekan enter atau tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau
[image:56.595.111.527.147.384.2]mengakhiri pengetikan
Gambar 5.4 Pengisian Data pada Workbook
5.5 Pembuatan Grafik
Pada Microsoft Excel, cara pembuatan grafik ada 2 cara yaitu :
1. Dari Icon Wizard pada toolbar standard
Gambar 5.5.1 Cara Pembuatan Grafik pada Workbook
Proses pembentukan grafik yaitu sebagai berikut :
1. Ketik data yang akan dimasukkan ke dalam grafik
2. Blok/sorot data untuk garis yang horizontal, lalu klik Insert dan pilih jenis
grafik dari Line
3. Klik nilai-nilai pada garis horizontal yang akan diedit angkanya, klik kanan
lalu pilih Select Data dan akan muncul tampilan Select Data Source
4. Lihat Horizontal (Category) Axis Labels dan klik edit kemudian sorot data
yang mau diedit dari tabel
5. Lihat Legend Entries, klik Series 1, klik Edit dan ketik nama yang akan
dimasukkan kedalam grafik
Gambar 5.5.2 Proses Langkah-langkah Pembentukan Grafik dari Workbook
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari data yang diperoleh, peramalan persentase Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar dari setiap sektor mengalami perubahan
setiap tahunnya. Ada yang mengalami peningkatan dan ada pula yang
mengalami penurunan dalam memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB dari
tahun ke tahun.
2. Dari data yang telah diolah, dapat dilihat bahwa sektor terbesar yang
memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2009 adalah Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kedua terbesar adalah Sektor Industri
Pengolahan. Namun setelah dilakukan peramalan, diperoleh sektor terbesar
yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2013 adalah
Sektor Industri Pengolahan dan kedua terbesar adalah Sektor Perdagangan,
3. Untuk sektor terkecil yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada
tahun 2009 dan 2013 adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Namun
setelah dilakukan peramalan untuk tahun 2013, sektor ini tidak memberikan
sumbangan nilai tambah/PDRB di Kota Pematangsiantar.
6.2 Saran
1. Pemerintah Kota Pematangsiantar sebaiknya semakin memperhatikan dan
meningkatkan sektor Industri Pengolahan sebagai pemberi sumbangan terbesar
dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebagai pemberi sumbangan
terbesar dalam nilai tambah/PDRB.
2. Hasil peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Pematangsiantar yang telah diolah agar dapat digunakan Pemerintah Kota
Pematangsiantar dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar. 2001-2009. Produk Domestik Regional Bruto Kota Pematangsiantar. Pematangsiantar: BPS
PEMATANGSIANTAR bekerja sama dengan BAPPEDA
PEMATANGSIANTAR.
Makridakis. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Haymans Adler. 1990. Tehnik Peramalan Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Rineka Cipta
J.Supranto, M.A. 2002. Metode Peramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta
Andi Supangat, M.Si. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Pernada Group