• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENEN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH

DALAM MENINGKATKAN KONTRIBUSI TERHADAP

PENCIPTAAN PRODUK DOMESTIK BRUTO NASIONAL

Makalah ini disusun guna memenuhi ujian tengah semester mata kuliah ekonomi publik

Disusun oleh : ALFIANY ERDI F

F1117006

S1 EKONOMI PEMBANGUNAN (TRANSFER)/B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang

mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara

luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan

peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan

berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro Kecil

dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus

memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan

seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha

ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha

Milik Negara.

Tabel 1.1

Jumlah UMKM berdasarkan unit usaha

Skala usaha Jumlah (unit)

2010 2011

Usaha mikro 53.504.416 54.559.969

Usaha kecil 568.397 602.195

Usaha menengah 42.008 44.280

Jumlah 54.114.821 55.206.444

Sumber : www.depko.go.id

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah UMKM mengalami peningkatan

yang signifikan pada semua unit usaha.

Tabel 1.2

Jumlah UMKM berdasarkan sektor usaha

Sektor Jumlah (unit)

2010 2011

Non pertanian 8.887.134 9.849.996

Pertanian 26.685.710 26.967.963

(3)

Total 53.824.002 55.233.445

Sumber : www.depko.go.id

Dilihat dari tabel diatas, jumlah UMKM sektor pertanian paling banyak

dibandingkan dengan UMKM sektor lainnya. Hampir 50% UMKM yang ada

merupakan UMKM sektor pertanian, sedangkan sektor perdagangan sekitar 29

persen. Secara keseluruhan jumlah UMKM terus meningkat dari tahun 2010 ke

tahun 2011 dari berbagai sektor usaha.

Tabel 1.3

Perbandingan jumlah UMKM dengan usaha besar di Indonesia

2010 2011

UMKM 53.824.002 55.233.445

Usaha besar 4.838 4.952

Sumber : www.depko.go.id

Hampir 99 persen usaha yang ada di Indonesia merupakan UMKM,

sedangkan hanya sekitar 1 persen merupakan usaha besar. Tapi jika dilihat dari

penciptaan PDB nya ternyata usaha besar relatif lebih besar dari pada UMKM. Ini

bisa dilihat dengan hanya 1 persen, usaha besar mampun menciptakan PDB

sekitar 42 persen, sedangkan UMKM yang jumlahnya hampir 99 persen hanya

mampu memberikan kontribusi PDB sekitar 58 persen. Ini menunjukkkan bahwa

sebenarnya UMKM sendiri masih mempunyai peluang dan potensi yang cukup

besar untuk meningkatkan usahanya sehingga kontribusi terhadap PDB juga

akan semakin besar. Untuk meningkatkan usahanya diperlukan adanya

pemberdayaan terhadap UMKM di Indonesia dalam hal kontribusinya terhadap

penciptaan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Dalam upaya

memberdayakan UMKM di Indonesia, tentunya selalu diawasi dan dievaluasi

(4)

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka perumusan

masalah dalam makalah ini adalah :

“ Bagaimana pemberdayaan UMKM dalam meningkatkan kontribusi penciptaan

(5)

BAB III

KAJIAN LITERATUR A. PEMBERDAYAAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan

berasal dari kata “daya” yaitu yang berarti kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak. Jadi pemberdayaan adalah proses atau cara

untuk memberdayakan.

B. USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan. Sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari Usaha Menengah atau Usaha Besar. Sedangkan Usaha Menengah

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang

Usaha Miro Kecil dan Menengah juga dijelaskan mengenai kriteria usaha

mikro kecil dan menengah. Kriteria tersebut antara lain adalah :

1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

(6)

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) definisi UKM berdasarkan

kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja

lima sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga

kerja 20 sampai dengan 99 orang.

C. MENINGKATKAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) meningkatkan

berasal dari kata “tingkat” yang berarti tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, dan sebagainya); pangkat; derajat; taraf;

kelas. Jadi meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya);

mempertinggi; memperhebat (produksi dan sebagainya).

D. KONTRIBUSI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kontribusi adalah

uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya); sumbangan.

E. PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

merupakan indikator yang digunakan dalam perekonomian suatu negara

untuk mengukur total pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam suatu

negara sehingga dapat diketahui baik atau buruknya perekonomian pada

suatu negara. Jadi pengertian dari PDB/GDP adalah nilai pasar dari semua

barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu

periode. Namun, dalam PDB/GDP terdapat beberapa hal yang tidak

disertakan seperti nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar, kualitas

lingkungan dan distribusi pendapatan. Oleh sebab itu, PDB/GDP per kapita

(7)

penduduk di suatu negara merupakan alat yang lebih tepat yang dapat

menunjukkan bagaimana rata – rata penduduk dan standar hidup dari masyarakat suatu negara. (Mankiw,2006:5,6,22,23).

Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product)

merupakan indikator penting karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik

untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan GDP

mengukur dua hal pada saat bersamaan yaitu total pendapatan seluruh

masyarakat dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk

membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. GDP dapat melakukan

pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu

perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan

pengeluaran. (Mankiw,2006:5)

Dalam mengukur perekonomian suatu negara, GDP menjadi ukuran

yang meliputi banyak hal diantaranya adalah barang – barang yang diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasaran. GDP juga

memasukkan nilai pasar dari jasa perumahan pada perekonomian. GDP

meliputi barang yang dapat dihitung (makanan, pakaian, mobil) maupun jasa

yang tidak dapat dihitung (potong rambut, pembersihan rumah, kunjungan ke

dokter). GDP mengikutsertakan barang dan jasa yang sedang diproduksi.

GDP mengukur nilai produksi dalam batas geografis sebuah negara. GDP

mengukur nilai produksi yang terjadi sepanjang suatu interval waktu.

Biasanya, interval tersebut berkisar setahun atau satu kuartal (tiga bulan).

GDP mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian

selama interval tesebut. Sedangkan hal – hal yang tidak dapat diukur oleh GDP yaitu barang yang diproduksi dan dijual secara gelap, seperti obat – obatan terlarang. GDP juga tidak mencakup barang – barang yang tidak pernah memasuki pasar karena diproduksi dan dikonsumsi dalam rumah

tangga. (Mankiw,2006:7-10)

Komponen – komponen dari GDP (Y) adalah konsumsi (c), investasi (I), belanja negara (G), dan ekspor neto (NX):

Y = C + I + G + NX

Penjelasan dari komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh

(8)

2. Investasi (investment) adalah pembelian barang yang nantinya akan

digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa

3. Belanja pemerintah (government purchases) mencakup pembelanjaan

barang dan jasa oleh pemerintah daerah, negara bagian, dan pusat

(federal).

4. Ekspor neto (net exports) sama dengan pembelian produk dalam negeri

oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelian produk luar negeri oleh

warga negara (impor). (Mankiw,2006:11-13)

Untuk mendapatkan ukuran dari jumlah produksi yang tidak

dipengaruhi oleh perubahan harga maka digunakan GDP riil (real GDP) yang

menilai produksi barang dan jasa pada harga tetap. GDP riil menggunakan

harga tahun pokok yang tetap untuk menentukan nilai produksi barang dan

jasa dalam perekonomian. Karena GDP riil tidak dipengaruhi perubahan

harga, perubahan GDP riil hanya mencerminkan perubahan jumlah barang

dan jasa yang diproduksi. Jadi, GDP riil merupakan ukuran produksi barang

dan jasa dalam perekonomian. Selain GDP riil, alat ukur yang lain yaitu GDP

nominal. GDP nominal mengukur produksi barang dan jasa yang dinilai

dengan harga – harga di masa sekarang. GDP nominal dalam perhitungannya dipengaruhi kenaikan jumlah barang atau jasa yang

diproduksi dan juga kenaikan harga barang atau jasa tersebut.

(Mankiw,2006:15-17)

GDP dapat mengukur total pendapatan maupun total pengeluaran

perekonomian untuk barang dan jasa. GDP per orang (kapita) menunjukkan

pendapatan dan pengeluaran dari rata – rata individu dalam perekonomian. Karena kebanyakan individu lebih memilih pendapatan dan pengeluaran

yang lebih tinggi, GDP per individu (kapita) merupakan ukuran kesejahteraan

rata – rata per individu yang cukup alamiah. GDP per kapita dapat menunjukan bagaimana rata – rata penduduk, namun dibalik rata – rata tersebut terdapat perbedaan yang besar antara berbagai pengalaman yang

dialami setiap individu. Maka dapat disimpulkan bahwa GDP merupakan

ukuran kesejahteraan yang baik untuk berbagai tujuan, namun tidak untuk

(9)

BAB IV PEMBAHASAN

Berikut adalah tabel Produk domestik bruto (PDB) UMKM dan UB

Menurut sektor ekonomi tahun 2009-2010.

Tabel 1.4

Sumber : www.depko.go.id

Perkembangan Produk Domestik Bruto dari UMKM selama 3 tahun

terakhir menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi

dan UMKM pada tahun 2011 kontribusi UMKM terhadap PDB sekitar 57,94

persen. Tahun 2009, kontribusi UMKM terhadap PDB sekitar 56,53 persen.

(10)

punggung perekonomian Indonesia dengan memberikan kontribusi PDB lebih

besar daripada usaha besar, bahkan dalam 3 tahun terakhir menunjukkan

peningkatan kontribusinya terhadap PDB jika dibandingkan dengan usaha besar

yang terus mengalami penurunan.

Berdasarkan kontribusi secara sektoral, tidak dapat dipungkiri bahwa

sektor pertanian dan perdagangan menjadi tulang punggung bagi UMKM dimana

kedua sektor tersebut memberikan kontribusi yang paling besar dalam

pembentukan PDB. Besarnya kontribusi kedua sektor tersebut cukup beralasan

karena jika dilihat dari karakteristik dan jumlah UMKM yang ada di Indonesia,

kedua sektor tersebut sangat dominan dalam jumlah UMKM nya

.

Berdasarkan

data dari kantor Kementrian Koperasi dan UMKM pada tahun 2011 kontribusi

UMKM terhadap PDB sekitar 57,94 persen (tabel 2.6). Tahun 2009, kontribusi

UMKM terhadap PDB sekitar 56,53 persen.

Sektor ekonomi dari UMKM Pertambangan selama 3 tahun terakhir

menunjukkan peningkatan. Sektor ekonomi lainnya yang juga memberikan

kontribusi yang cukup besar adalah sektor industri. Berkembangnya sektor

industri dipicu oleh berkembangnya sektor pariwisata yang menyebabkan industri

kecil dan menengah ikut berkembang. Permintaan produk-produk kerajinan

UMKM meningkat dipasaran baik untuk pasar domestik maupun pasar

internasional.

Dengan banyaknya jumlah usaha di Indonesia, 99 persen dari usaha

tersebut merupakan UMKM, sedangkan hanya sekitar 1 persen merupakan

usaha besar. Akan tetapi banyaknya jumlah UMKM tidak sebanding dengan

penciptaan PDB nya. Ternyata usaha besar relatif lebih besar dari pada UMKM.

Ini bisa dilihat dengan hanya 1 persen, usaha besar mampun menciptakan PDB

sekitar 42 persen, sedangkan UMKM yang jumlahnya hampir 99 persen hanya

mampu memberikan kontribusi PDB sekitar 58 persen. Hal ini menunjukkkan

bahwa sebenarnya UMKM sendiri masih mempunyai peluang dan potensi yang

cukup besar untuk meningkatkan usahanya sehingga kontribusi terhadap PDB

juga akan semakin besar. Untuk mengasah potensi tersebut perlu adanya

pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Bank Indonesia (2011) mengembangkan filosofi 5 jari dalam rangka

pemberdayaan UMKM di Indonesia bahwa tiap jari memiliki masing-masing

(11)

1. Jari jempol mewakili lembaga keuangan yang berperan sebagai lembaga

intermediasi yaitu menyalurkan kredit kepada masyarakat.

2. Jari telunjuk mewakili pemerintah dan Bank Indonesia sebagai regulator

sektor riildan fiskal.

3. Jari tengah mewakili katalisator sebagai pendukung perbankan dan UMKM.

4. Jari manis mewakili fasilitator sebagai pendamping dan pembantu UMKM.

5. Jari kelingking mewakili UMKM sebagai pelaku usaha, pembayar pajak dan

penyerap tenaga kerja.

Pemberdayaan UMKM di Indonesia dapat dilakukan dengan cara

memberikan pembinaan yang dilakukan oleh dinas koperasi dan UKM. Dengan

adanya pembinaan dari dinas koperasi dan UKM maka UMKM dapat mengatasi

kendala-kendala yang menghambat pertumbuhan UMKM itu sendiri.

Kendala-kendala secara garis besar yang menghambat pertumbuhan UMKM antara lain :

1. Persaingan

Dengan adanya kendala-kendala diatas maka dapat diatasi dengan

pembinaan dari dinas koperasi dan UKM. Berikut pembinaan yang dilakukan

adalah :

1. Mengadakan diklat dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia

Dengan memberikan diklat-diklat kepada setiap daerah, maka akan

memberikan wawasan dan pengetahuan baru kepada masyarakat khususnya

pelaku UMKM. Sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM atau pelaku

UMKM itu sendiri.

2. Mengelompokkan UMKM yang sejenis dalam Kelompok Usaha Bersama

Dengan mengelompokkan usaha yang sejenis dalam Kelompok

Usaha Bersama, dapat memudahkan pelaku UMKM dalam memasarkan

produknya.

3. Memfasilitasi dalam akses permodalan

Dengan memfasilitasi permodalan UMKM maka diharapkan dapat

(12)

meningkatkan volume usaha UMKM dan meningkatkan serta memperluas

pelayanan usaha bagi UMKM.

4. Memprioritaskan pembinaan UMKM yang memproduksi produk unggulan

daerah

Dengan memberikan pembinaan UMKM yang memproduksi produk

unggulan daerah maka diharapkan UMKM menjadi lebih fokus dan

meningkatkan kualitas produk unggulannya yang menjadi ciri khas setiap

daerah.

5. Memvalidasi database UMKM

Yaitu dengan melakukan pendataan setiap UMKM pada setiap

daerah. Serta memberikan himbauan kepada pelaku UMKM yang belum

mendaftarkan usahanya kepada dinas yang bersangkutan.

6. Memfasilitasi dalam memperoleh HKI dan ijin

Yaitu dengan memberikan fasilitas dengan memberi bantuan

kemudahan ijin. Seperti mengurus SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan),

TDP (Tanda Daftar Perusahaan), dan HO (Ijin Gangguan Tempat Usaha).

7. Melakukan kemitraan

Yaitu dengan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan

dengan perusahaan besar terutama dalam hal pemasaran dan permodalan.

Dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap UMKM maka

dapat memberikan stimulan kepada pemilik UMKM untuk dapat lebih

meningkatkan hasil produksinya. Selain itu dengan memberdayakan UMKM

dengan upaya-upaya diatas diharapkan UMKM dapat lebih berkontribusi sebagai

(13)

BAB V KESIMPULAN

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak angkatan kerja.

UMKM adalah salah satu usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja akan

tetapi dengan banyaknya jumlah UMKM yang mencapai 99% di bandingkan

dengan usaha besar yang hanya 1%, memiliki kontribusi yang rendah atau tidak

sebanding dengan jumlah UMKM yang ada. Usaha besar mampun menciptakan

PDB sekitar 42 persen, sedangkan UMKM yang jumlahnya hampir 99 persen

hanya mampu memberikan kontribusi PDB sekitar 58 persen. Karena hal

tersebut maka diperlukan adanya pemberdayaan UMKM agar diharapkan UMKM

dapat meningkatkan kontribusinya terhadap PDB nasional.

Pemberdayaan UMKM dapat dilakukan dengan pembinaan UMKM

melalui dinas koperasi dan UMKM dari setiap daerah. Berikut adalah

upaya-upaya yang dilakukan dalam pembinaan UMKM :

1. Mengadakan diklat dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia

2. Mengelompokkan UMKM yang sejenis dalam Kelompok Usaha Bersama

3. Memfasilitasi dalam akses permodalan

4. Memprioritaskan pembinaan UMKM yang memproduksi produk unggulan

daerah

5. Memvalidasi database UMKM

6. Memfasilitasi dalam memperoleh HKI dan ijin

7. Melakukan kemitraan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw ,Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro (Edisi Ketiga). Jakarta :Salemba Empat.

Setyanto, A. R., Samodra, B. R., & Pratama, Y. P. (2015). Kajian Strategi

Pemberdayaan UMKM Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Kawasan Asean (Studi Kasus Kampung Batik Laweyan). ETIKONOMI, 14(2).

Setyanto, A. R., Samudro, B. R., & Pratama, Y. P. (2017). KAJIAN POLA PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN MELALUI MODAL SOSIAL DALAM MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS KAWASAN ASEAN. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(2).

Setyanto, A. R., Samudro, B. R., Pratama, Y. P., & Soesilo, A. M. (2015). Kajian Strategi Pengembangan UMKM Melalui Media Sosial (Ruang Lingkup Kampung Batik Laweyan). Sustainable Competitive Advantage (SCA), 5(1).

Husen, C., Kaluge, D., & Pratama, Y. P. (2017). Kajian Nilai-Nilai Pancasila Di Sektor Perbankan: Peningkatan Peran Perbankan Dalam Pemerataan Sebagai Wujud Dari Keadilan Sosial di Perekonomian Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(2).

Syafruddin, E., Maskie, G., & Pratama, Y. P. (2017). KAJIAN OPERASIONAL TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN (Studi Kasus Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan). Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 14(2).

Sulistiyana, R. P., Samudro, B. R., & Pratama, Y. P. (2017). Partai Politik, Kepala Daerah Dan Performa Ekonomi Regional (Studi Kasus Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014). Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(1).

UU 20 Tahun 2008 UMKM. Diakses Januari 04, 2018, dari

http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf

Perkembangan Data UMKM dan UB Tahun 2010-2011. Diakses Januari 04, 2018, dari

http://www.depkop.go.id/pdf-viewer/?p=uploads/tx_rtgfiles/sandingan_data_umkm_2010-2011-new_01.pdf

Pembinaan UMKM. Diakses Januari 04, 2018, dari

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

[r]

Namun standar tersebut belum bisa dipenuhi oleh sekolah hal ini terlihat dari komitmen untuk menjalankan manajemen mutu sekolah dari setiap warga sekolah untuk dapat mencapai mutu

Skala konformitas negatif dan perilaku seks bebas remaja disusun dalam. bentuk skala likert dengan empat pilihan, yaitu SS (sangat sesuai), S

Penelitian ini akan menguji pengaruh variasi bilangan Reynolds aliran air di anulus sempit ( narrow annulus ) dan variasi dengan pertukaran kalor atau tanpa

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi pada materi Ekosistem di SMP

Tujuan penelitian ini adalah (1) menemukan peningkatan hasil belajar dengan diterapkannya pendekatan Contextual Teaching and Learning berbasis inkuiri dalam

Pada perkembangan CDM selanjut- nya, Howard (1994) menunjukkan bahwa pesan iklan tidak hanya berpengaruh terhadap pengenalan merek (F  B), sikap konsumen terhadap merek (F 