TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
SISTEM TRANSIT PADA PENERBANGAN
AHMAD MUSTAQIM (12.6999) RIZA FAUZI RAMADHAN (12.7353)
KOMPUTASI STATISTIK
Latar Belakang
Sering kita temukan orang mengalami kebingungan ketika pertama kali ada dalam suatu
prosedur administrasi, baik itu prosedur administrasi menaiki kendaraan maupun administrasi
pembuatan seperti KTP, SIM, dan lain sebagainya. Kebingungan ini menjadi hal-hal sepele dan
mungkin bisa diatasi dengan bertanya. Pada pembuatan KTP atau SIM, kebingungan tidak terlalu
menjadi masalah yang besar. Akan tetapi, hal-hal seperti ini bisa membuahkan dampak yang
besar bagi orang yang ada dalam prosedur administrasi menaiki kendaraan, dampaknya seperti
tertinggal bis, kereta, pesawat, dan kendaraan lainnya. Orang akan mengalami kerugian waktu
dan biaya yang sangat besar.
Ketertinggalan kendaraan lebih sering terjadi pada tahapan transit, karena waktu yang
diperlukan untuk berganti kendaraan dari kendaraan pertama pada kendaraan kedua cenderung
sebentar.
Jika kita melihat pada kerugian yang ditimbulkan dari ketertinggalan kendaraan maka
yang paling besar kerugiannya adalah pada penerbangan. Rugi yang ditimbulkan berupa waktu
dan biaya. Seperti tiket penumpang yang tertinggal pesawat akan hangus dan tidak bisa
dipergunakan, penumpang yang mengejar waktu untuk sampai ke daerah tujuan mengalami
kesulitan mengganti pesawat ataupun mensubtitusi dengan kendaraan lain.
Hal itulah yang mendorong kami ingin memperbaiki sistem transit yang ada pada
penerbangan.
Ruang Lingkup
Lingkup yang dianalasis adalah sistem penerbangan pada bagian transit. Transit yang
dimaksud mencakup : 1. Transit pada penerbangan satu maskapai yang sudah tertera keterangan
transit pada tiket penerbangannya. 2. Transit yang dibuat sendiri oleh penumpang pada
penerbangan berbeda maskapai.
Tujuan Proyek
-
Memberi alur yang jelas pada prosedur transit, untuk mengurangi kebingungan orang yang pertama kali melakukan perjalanan transit.Analisis Masalah
4.1 Analisis Masalah
Tahap analisis masalah dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan dari sistem yang sudah ada, kemudian akan dipaparkan pada diagram dan tabel supaya lebih mudah dipahami untuk dianalisis. Diantaranya; WorkFlow Diagram, Business Process Diagram, Fishbone/Ishikawa Diagram, dan Problem Statement (Matriks Permasalahan).
a. WorkFlow Diagram
Pada Sistem Transit yang ada sekarang;
Langkah 2 : Penumpang membawa tiket lama, mencari teller atau tempat penukaran tiket
Langkah 3 : Penumpang antri kemudian menukarkan tiket di teller mengganti tiket lama dengan tiket baru
Langkah 4 : Penumpang mendapatkan tiket baru, kemudian mencari ruang tunggu
Langkah 5 : Tiket penumpang di cek oleh petugas airport tax sebelum masuk ruang tunggu
Langkah 6 : Penumpang menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu.
Langkah 7 : Penumpang diperiksa oleh petugas boardingpass sebelum naik pesawat
Langkah 8 : Setelah Penumpang diperiksa, diperbolehkan masuk ke dalam pesawat.
Catatan: untuk segala bentuk ke tidak sesuaian pada tiket, penumpang masuk ke ruang informasi lalu kemudian mendapatkan solusi.
Proses
Keterangan
Penumpang turun
Proses pertama, yaitu penumpang turun dari
pesawat dan kemudian akan dipandu oleh
Proses disini yaitu pemeriksaan pembayaran
(airport tax) oleh pihak angkasa pura dengan
memberikan input struk airport tax dan
kemudian pihak bandara akan memverifikasi
struk tersebut apakah valid atau tidak. Jika
Struk valid, maka penumpang dapat masuk
ke ruang tunggu dan mendapatkan kembali
tiket yang telah diverifikasi sebagai output.
Menunggu
Penumpang menunggu untuk dipanggil dan
diarahkan keruang tunggu keberangkatan
pesawat.
Memberikan Instruksi
Input:
database jadwal keberangkatan
pesawat
Output:
informasi kepada penumpang
Pihak angkasa pura memberikan instruksi
(informasi) kepada penumpang mengenai
keberangkatan pesawat sebagai outputnya
dan kemudian akan mengarahkan
penumpang kemana ia harus menunggu
untuk keberangkatan pesawat.
Pemeriksaan (boarding pass)
Input:
tiket pesawat
c. Fishbone / Ishikawa Diagram
Kepala Permasalahan yang ada di sistem saat ini adalah Sistem transit pada penerbangan belum terintegrasi dengan baik.
d. Problem Statement (Matriks Permasalahan)
Tabel 1 – Tabel Problem Statement
Matriks Permasalahan Sistem Transit pada Penerbangan
Masalah UrgensiTingkat Visibilitas Prioritas Solusi
Metode
Terlalu banyak prosedur yang
rumit 2 Bulan High 1 Membuat sistem efisien.
Memindahkan barang bawaan
secara manual 6 Bulan Low 3 Diadakan angkutan khusus pemindah barang automatis untuk pengguna transit Petunjuk arah yang kurang jelas 2 Minggu High 1 Pembaharuan petunjuk
arah yang lebih mudah dipahami.
Lama antrian pada penukaran tiket 5 Bulan Med 2 Antrian dihilangkan, dengan pembuatan tiket fix yang tidak perlu ditukar.
Manusia
Malas Bertanya 1 Minggu High 1 Penyediaan informasi
pada layar monitor Tidak teliti mengecek tiket 1 Minggu High 1 Penyediaan pengingat
pada layar monitor Kurang mendapatkan Informasi 2 Minggu High 1 Pengadaan brosur
prosedur transit di tiap kursi penumpang pesawat, diinformasikan pramugari.
Mesin
Tidak tersedia angkutan yang dipersiapkan khusus transit jika pindah terminal
6 Bulan Med 2 Pengadaan angkutan
khusus untuk membawa penumpang sekaligus barang bawaannya jika transit pindah terminal. Pesawat Delay
(Selain Masalah Cuaca)
2 tahun (Teknis)
Low 3 Dialihkan penerbangan
Lingkungan Cuaca Buruk - Low 3 Kembali Uang penerbangan
4.2 Analisis Kebutuhan Sistem
a. Tabel Analisis: PIECES
Tabel 2 – Tabel Analisis
Kerangka Pieces pada Sistem Lama dan Sistem Baru
Kerangka PIECES
Sistem lama
Sistem baru
Performance
proses penerbangan
umum lainnya.
Information
(Informasi)
Informasi mengenai
lokasi penukaran tiket
(transit)
membingungkan
penumpang (kurang
jelas).
Pemborosan dalam
segi
operasional
karyawan,
karena
harus mempekerjakan
karyawan di lokasi
Kerangka PIECES
Sistem lama
Sistem baru
Proses transit akan lebih
cepat dan Tidak
dapat menyebabkan
sulitnya
melakukan
b. Tabel Solusi Alternatif Candidate Matrix
Tahap ini dilalui untuk mencari suatu solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Solusi yang terbaik akan dipilih dari beberapa alternatif solusi yang telah diperoleh pada tahap – tahap sebelumnya. Analisa penentuan alternatif solusi yang akan digunakan ditentukan dengan menggunakan Candidate System Matrix dan Feasibility Matrix.
Identifikasi Alternatif Solusi
Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi disertai dengan perbandingan dari beberapa alternatif solusi yang mungkin untuk diterapkan berdasarkan karakteristiknya masing – masing. Ada dua alternatif solusi alternatif yang mungkin untuk diterapkan dalam sistem transit pada penerbangan ini, yaitu:
Menggunakan cara manual dengan meningkatan alur jelas pada saat transit.
Penumpang tetap harus menyelesaikan administrasi menukar tiket lama dan mengganti dengan tiket yang baru seperti halnya penumpang biasa yang akan naik pesawat hanya saja disertai dengan peningkatan sistem administrasi baik dari segi efisiensi maupun kenyamanan dalam hal alur seperti petunjuk arah.
Menggunakan sistem pencetakan tiket terpadu.
sama terlebih dahulu dalam hal ini. Penumpang yang turun dari pesawat pertama, tidak harus lagi menukar tiket dan mengganti dengan yang baru. Cukup melihat nomor penerbangan yang tertera tiket untuk kemudian menuju tempat ruang tunggu pada pemberangkatan selanjutnya.
Perbandingan antara dua alternatif solusi yang ada akan lebih diperjelas dalam tabel candidate system matrix. Sebagai catatan, tabel ini hanya menyajikan identifikasi dari masing – masing alternatif solusi melalui karakteristik yang dimilikinya, tanpa memberikan analisa dari efektifitas dan efisiensinya. Analisa dari alternatif solusi yang ada akan dibahas dalam tabel feasibility matrix.
Berikut ini disajikan tabel candidate system matrix dari kedua alternatif solusi yang mungkin untuk diterapkan dalam sistem transit pada penerbangan.
Tabel 3 – Tabel Solusi Candidat Alternatif
Karakteristik dari Solusi Kandidat Pertama dan Kandidat Kedua
Karakteristik Kandidat 1 Kandidat 2
Tickets Tiket lama harus diganti dengan tiket baru di bagian teller. Pemborosan bahan membuat tiket(kertas)
Tiket fix dari awal naik pesawat, adapun keterangan transit sudah tertera pada tiket.
Benefits Penumpang tidak kebingungan dalam prosedur transit, control lebih mudah.
Penumpang tidak akan
kebingungan dalam transit, Tidak harus mengantri menukar tiket, Biaya lebih murah, lebih cepat, mengurangi karyawan yang dipekerjakan pada bagian penukaran tiket.
Loss Tidak ada peningkatan pelayanan di sisi penumpang, Resiko penumpang gagal sampai tujuan tinggi karena prosedur yang rumit,
Tidak ada.
Employee Karyawan pada teller untuk penukaran tiket lama dengan yang baru.
Tidak diperlukan karyawan pada angkutan khusus dan karyawan teller penukaran tiket.
Hardware Komputer workstation dengan spesifikasi minimal prosesor dengan
Sama dengan kandidat 1
kecepatan 2GHz, memori 1GB, harddisk drive 200 GB
Komputer server dengan spesifikasi minimal prosesor dengan kecepatan 4GHz, memori 16 GB, harddisk drive 1 PetaByte.
yang dipasang disepanjang jalan dimana orang akan melaluinya ketika transit.
Software tools needed
Sistem manajemen database, MySQL, Apache. Sistem manajemen web.
Sama dengan kandidat 1, dengan tambahan java dan gui yang membangun program dengan format .exe untuk dashboard dan informasi pada monitor-monitor
Application software Belum ada Aplikasi Web dan program yang terintegrasi terhadap web.
Method of data processing
Penumpang(mencari tahu sendiri). Penumpang terintegrasi informasi transit.
Input devices and implications
Mengambil dari database jadwal penerbangan, dan reservasi tiket
Sama dengan kandidat 1
Storage devices and implications
Harddisk drive dengan kapasitas 200 GB.
Harddisk drive dengan kapasitas 400 GB.
OS Windows 8 Windows 8
Analisa dan Perbandingan Alternatif Solusi
c. Tabel Solusi Alternatif Candidate Matrix
Analisa perbandingan dari alternatif solusi yang ada sangat diperlukan untuk membantu dalam membuat keputusan alternatif solusi yang akan digunakan dalam sistem. Adapun analisa perbandingan yang dilakukan mencakup empat macam uji kelayakan, yaitu:
Technical feasibility, seberapa sesuai teknologi yang digunakan dengan kebutuhan dan resource yang ada.
Economic feasibility, mencakup seberapa efisien sumber daya yang digunakan dalam membangun dan mengoperasikan alternatif solusi.
Schedule feasibility, mencakup seberapa tinggi atau mendesak tingkat kebutuhan dari sistem apabila disesuaikan dengan jadwal pengerjaan sistem. Semakin mendesak maka semakin tinggi nilai dari kandidat yang akan digunakan dalam hal ini.
Berikut ini adalah tabel feasibility matrix yang berisi perbandingan dari dua alternatif solusi yang ada berdasarkan empat macam uji kelayakan yang telah disebutkan di atas.
Tabel 4 – Tabel Feasibility Matrix
Feasibility Criteria
Bobot Kandidat 1 Kandidat 2
Operational feasibility:
- Functionality
- Political
35 % Functionality:
Memudahkan penumpang dalam menemukan lokasi penukaran tiket.
Political:
Penumpang akan lebih senang dengan informasi danpelayanan jelas.
Score: 65
Functionality:
Memberikan kemudahan untuk penumpang dengan penggunaan tiket tunggal.
Political:
Penumpang tidak perlu repot lagi dengan urusan tiket.
Score: 95
Feasibility Criteria
Bobot Kandidat 1 Kandidat 2
Technical feasibility:
- Technology
25 % Technology:
Sistem yang ada ditambah alur petunjuk yang jelas.
Technology:
- Expertise
Expertise:
Memerlukan banyak pegawai yang dapat memberikan service yang baik
Score: 50
Expertise:
Sama dengan kandidat 1, akan tetapi pegawai teller dikurangi karena khusus transit tanpa tukar tiket.
Score: 80
35 % Cost to develop:
+/- 100 juta rupiah
Pay back period:
+/- 25 juta rupiah
Detailed calculations:
Ranking 100 % 65,25 83,5
Bobot dari tiap feasibility criteria dalam tabel candidate system matrix, didasarkan pada penekanan atau prioritas dari kebutuhan sistem. Segi ekonomis dan operasional mendapat persentasi paling besar karena keduanya merupakan hal yang terpenting dalam pengembangan sistem.
Tahap ini adalah usulan terpilih yang akan dibangun menjadi sebuah sistem baru. Mekanisme sistem yang diusulkan akan ditampilkan melalui beberapa diagram diantaranya; WorkFlow Diagram, Business Process Diagram, DFD / use case Diagram, ERD (tabel struktur data), dan Perancangan --> input, output, interface
a. WorkFlow Diagram
Pada Sistem Transit yang Diusulkan;
Langkah 1 : Penumpang turun dari pesawat untuk transit, kemudian diarahkan oleh petugas
Langkah 2 : Penumpang membawa tiket fix, tidak mengantri dan langsung ke tempat ruang tunggu penerbangan selanjutnya.
Langkah 4 : Penumpang menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu.
Langkah 5 : Penumpang diperiksa oleh petugas boardingpass sebelum naik pesawat
Langkah 6 : Setelah Penumpang diperiksa, diperbolehkan masuk ke dalam pesawat.
Catatan: untuk segala bentuk ke tidak sesuaian pada tiket, penumpang masuk ke ruang informasi lalu kemudian mendapatkan solusi.
b. Business Process
Proses
Keterangan
Menukar tiket dengan
yang baru
Disini Penumpang menukar tiket yang lama dengan tiket yang
baru dengan memberikan tiket yang lama sebagai input untuk
teller pihak maskapai.
Memproses tiket baru
Input:
tiket lama
Output
: tiket baru
Pihak maskapai akan mencetak tiket yang baru untuk
penumpang dengan mengambil tiket yang lama dari
penumpang dan kemudian akan memprosesnya. Jika tiket yang
diberikan valid maka tiket yang baru akan dicetak, jika tidak
maka tiket tidak akan diproses.
Pemeriksaan (Airport tax)
Input:
struk airport tax (PSC) yang belum diperiksa
Output:
struk airport tax (PSC) yang telah diperiksa
Proses disini yaitu pemeriksaan pembayaran (airport tax) oleh
pihak angkasa pura dengan memberikan input struk airport tax
dan kemudian pihak bandara akan memverifikasi struk tersebut
apakah valid atau tidak. Jika Struk valid, maka penumpang
dapat masuk ke ruang tunggu dan mendapatkan kembali tiket
yang telah diverifikasi sebagai output.
Menunggu
Penumpang menunggu untuk dipanggil dan diarahkan keruang
tunggu keberangkatan pesawat.
Memberikan Instruksi
Input:
database jadwal keberangkatan pesawat
Output:
informasi kepada penumpang
Pihak angkasa pura memberikan instruksi (informasi) kepada
penumpang mengenai keberangkatan pesawat sebagai
outputnya dan kemudian akan mengarahkan penumpang
kemana ia harus menunggu untuk keberangkatan pesawat.
Pemeriksaan (boarding
pass)
Input: tiket pesawat
Output: tiket pesawat yang telah diperiksa
Penumpang melakukan pemeriksaan tiket sebelum masuk
kedalam pesawat. Jika tiket yang diperiksa valid maka
penumpang akan diizikan masuk, jika tidak maka penumpang
perlu ke ruang informasi untuk menanyakan jadwal pada
tiketnya.
Penumpang
No Field Name Type Length Description
1 *noKTP Varchar 16 Merupakan no KTP untuk setiap
penumpang yang jenisnya primary key
2 namaPenumpang Varchar 30 Nama penumpang
3 telepon Number 10 No telepon untuk setiap penumpang
4 Alamat Varchar 30 Alamat penumpang
Penerbangan
No Field Name Type Length Description
1 *noPenerbangan Varchar 6 Merupakan no penerbangan untuk setiap pesawat yang jenisnya primary key
3 namaPramugara/i Varchar 30 Nama pramugara/i pada setiap penerbangan pesawat
4 namaPenumpang Varchar 30 Nama penumpang pada setiap penerbangan pesawat
5 namaPilot Varchar 30 Nama pilot pada setiap penerbangan pesawat
AngkasaPura
No Field Name Type Length Description
1 *kodePerusahaan Varchar 2 Merupakan kode perusahaan pada setiap cabang yang jenisnya primary key
2 namaPegawai Varchar 30 Nama untuk setiap pegawai
3 telepon Number 10 No telepon
4 Alamat Varchar 30 Alamat perusahaan
5 maskapai Varchar 15 Nama untuk setiap maskapai
e. Perancangan --> input, output, interface
-
inputProses input secara keseluruhan terjadi pada Sistem Pemesanan Tiket Penerbangan, maka
pada Sistem Transit ini hanya mengambil dari data yang sudah ada yaitu dari Sistem Pemesanan
Tiket Penerbangan dan dari Sistem Jadwal Penerbangan. Data master yang diambil adalah data
Penumpang, data Pesawat, data Maskapai, data AngkasaPura, dan data Bandara.
Input yang masuk untuk mengetahui transit dilihat dari jadwal penerbangan, karena tidak
semua penerbangan memerlukan transit. Misal dari kota asal A ingin ke kota tujuan D. Akan
tetapi tidak ada satu pesawat pun yang langsung menuju kota D. jadwal penerbangan hanya
mencantumkan kota A-B kemudian B-D, A-C kemudian C-D. Dengan demikian penumpang
harus memilih cara transit di salah satu kota yaitu kota B atau kota C. Maka hal tersebut menjadi
input penumpang bisa menggunakan sistem ini, ketika status transit aktif. Input selanjutnya
adalah penumpang memilih maskapai, dan kota transit. Semua input diambil dari data awal
penumpang ketika memesanan tiket.
-
output
Maka output yang ada pada Sistem ini adalah tiket terpadu, jika transit yang dilakukan
penumpang merupakan tipe 1. Maka penumpang akan mendapatkan satu tiket fix dengan rincian
yang jelas tentang harus melakukan transit yang tertera pada tiket. Tidak harus melakukan
pertukaran tiket lama diganti tiket baru.
Kemudian, jika transit yang dilakukan penumpang merupakan tipe 2. Maka penumpang
akan mendapatkan dua tiket berbeda maskapai, namun seolah-olah menjadi satu tiket fix dengan
rincian jelas termasuk no penerbangan selanjutnya. Tidak harus melakukan pembelian tiket baru
untuk naik pesawat yang berbeda.
c. Interface
Ketika status transit aktif, maka terlebih dahulu penumpang bisa memilih maskapai pertama. Kemudian kota transit. Setelah kota transit dipilih penumpang bisa memilih maskapai yang berbeda atau maskapai yang sama untuk penerbangan selanjutnya. Kemudian Cari Penerbangan. Sistem akan menelusuri penerbangan yang tersedia kemudian menampilkannya, dan penumpang bisa memilih.
Ketika status transit tidak aktif maka hanya akan menampilkan maskapai pertama saja. Kemudian Cari Penerbangan. Sistem akan menelusuri penerbangan yang tersedia kemudian menampilkannya, dan penumpang bisa memilih.
Tiket transit Fix (2 penerbangan 1 tiket)