• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK ORGANISASI BISNIS manajemen dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BENTUK ORGANISASI BISNIS manajemen dan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BENTUK ORGANISASI BISNIS

Menurut UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan : 1. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun

dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.(Pasal 1 huruf d).

2. Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau badan

hukum yg menjalankan suatu jenis perusahaan.(Pasal 1 huruf e) 3. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan

setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara RI, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. (Pasal 1

huruf b).

 Segi hukum dan Unsur perusahaan :

1. Badan Usaha

Bentuk hukum menunjukan legalitas perusahaan sebagai badan usaha yang menjalankan kegaiatan ekonomi.Bentuk hukum secara formal termuat dalam akta pendirian, atau surat ijin usaha.

2. Kegiatan dalam Bidang Ekonomi

Tidak dilarang UU, tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan kesusilaan, dan tidak dilakukan dgn cara melawan hukum.

3. Terus menerus

Kegiatan dijalankan untuk jangka waktu yg ditetapkan dalam akta pendirian atau surat izin usaha.

4. Terang-terangan

Pengakuan dan pembenaran dilakukan oleh pemerintah dengan mengesahkan anggaran dasar yang termuat dalam akta pendirian, penerbitan surat izin usaha, dan penerbitan surat tempat izin usaha.

5. Keuntungan dan/atau laba

Diperoleh berdasarkan legalitas dan ketentuan UU.

6. Pembukuan

Kebenaran isi pembukuan dan kebenaran alat bukti pendukung.

BADAN USAHA BADAN HUKUM

A. PERSEROAN TERBATAS

 Pengertian (pasal 1 ayat 1 UU PT No. 40 Tahun 2007)

Perseroan terbatas (PT) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan dan peraturan pelaksananya.

 Status Badan Hukum

Perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirianya disahkan oleh Mentri Hukum & HAM RI (dh. Menteri Kehakiman) dan pengesahan diberikan paling lama 60 hari setelah permohonan diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan. Setelah akta tersebut disahkan, wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dan diumumkan dalam Berita Negara RI.

 Pendaftaran & Pengumuman

1. Akta pendirian yang telah disahkan Mentri Hukum dan HAM RI wajib didaftarkan oleh Direksi perusahaan dalam daftar perusahaan, dan wajib diumumkan dalam Berita Negara & Tambahan Berita Negara RI.

2. Pengumuman ini (PN. Percetakan Negara) supaya perseroan terbatas yang telah disahkan dapat berperan secara sempurana sebagai suatu badan hukum sebagaimana yang diharapkan oleh para pendiri tanpa membebani direksi dengan tanggungjawab renteng apabila mereka melakukan segala tindakan hukum untuk kepentingan perseroan.

 Modal :

Dalam UU PT pengaturan mengenai jenis modal, yaitu terdiri dari : 1. Modal Dasar ( min. 20 jt).

2. Modal Ditempatkan ( min. 25% dari modal dasar). 3. Modal Disetor ( min. 50% dari modal ditempatkan).  Pemegang Saham

Pemegang saham perseroan harus lebih dari satu orang, karena pada dasarnya sebagai badan hukum perseroan dibentuk berdasarkan perjanjian.

Apabila perseroan kemudian hanya dimiliki oleh seorang, dalam waktu enam bulan pemegang saham harus menjual sahamnya,

apabila tidak maka tanggung jawab menjadi pribadi atas permohonan pihak yang berkepentingan Pengadilan Negeri dapat membubarkan perseroan.

 Perlindungan Terhadap Pemegang Saham Minoritas

1. Suatu orang pemegang saham atau lebih mewakili 1/10 dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat meminta kepada direksi atau komisaris untuk menyelenggarakan RUPS. 2. Pemegang saham atas nama sendiri atau atas nama perseroan

yang mewakili 1/10 dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri untuk dilakukan pemeriksaan terhadap perseroan.

3. Setiap pemegang saham dapat mengajukan gugatan terhadap perseroan kepada Pengadilan Negeri apabila merasa dirugikan.  Tahapan pendirian PT

1. Pembuatan Akta Pendirian berbentuk Akta Notaris. 2. Pengsahan Akta Pendirian oleh Mentri Hukum dan HAM. 3. Pendaftaran PT di Pengadilan Negri dan Kantor Pendaftaran

Perusahaan.

4. Pengumuman PT dalam Tahapan Berita Negara.  Organ Perseroan

1. Organ perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Komisaris.

2. Untuk menjadi Direksi dan Komisaris diharuskan memenuhi persyaratan tertentu yang pada intinya harus mempunyai akhlak dan moral yang baik dilihat dari pengembangan suatu usaha. 3. Di dalam UU PT diatur secara tegas tata cara pemangilan

RUPS, Sahnya RUPS dan quarum, sehingga apabila dalam penyelenggaraan RUPS hal-hal tersebut tidak dipenigi, RUPS menjadi tidak sah.

Perbedaan Tugas masing – masing Organ Perseroan :

1. RUPS merupakan organ perseroan yang mempunyai kekuasaan

paling tinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kedapa Direksi dan Komisaris.

2. DIREKSI bertugas melakukan pengurusan perseroan demi

kepentingan dan tercapainya tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan.

3. KOMISARIS bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi,

memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan.

 Pembubaran PT :

1. Berdasarkan keputusan RUPS.

2. Telah berahir jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar.

3. Berdasarkan penetapan pengadilan.

4. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah berkeuatan hukum tetap.

5. Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit, berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam UU Kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang. 6. Dicabutnya ijin usaha perseroan sehingga mewajibkan

perseroan melakukan liquidasi sesuai UU.

B. CV

 Pengertian (pasal 19 KUHD)

CV adalah badan usaha bukan berbadan hukum yang didirikan antara sesorang atau beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk keselurahnya, dimana satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.

 Tahapan pendirian CV

1. Pembuatan akta pendirian dalam bentuk akta autentik.

2. Pendaftaran akta autentik ke pengadilan negri dan kantor pendaftaran perusaahaan.

3. Pengumuman akta autentik kedalam berita resmi negara ( tambahan berita negara).

 Pengurusan dan pertanggung jawaban

1. Mitra aktif berwenang mengurus CV dan bertanggung jawab

secara renteng untuk keseluruhan. Setiap mitra aktif bertanggung jawab hingga kedalam harta pribadinya untuk melunasi utang CV karena CV bukan badan hukum.

2. Mitra pasif hanya sebagai pelepas uang, hanya diperbolehkan

(2)

2

 Pembubaran CV :

1. Telah berahir waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.

2. Musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujaun perseroan atau karena tercapainya tujuan itu.

3. Karena kehendak beberapa peserta atau salah seorang peserta. 4. Karena salah seorang peserta meninggal dunia, dibawah

pengampuan, bangkrut atau dinyatakan sebagai orang yang tidak mampu.

C. YAYASAN

Pihak-pihak yang terkait yayasan : 1. Pengadilan Negeri

Pendirian yayasan didaftarkan ke Pengadilan Negeri. 2. Kejaksaan Negeri

Kejaksanaan Negeri dapat mengajukan permohonan pembubaran yayasan kepada pengadilan, jika yayasan tidak menyesuaikan anggaran dasar dalam jangka waktu yang ditentukan.

3. Akuntan Publik

Laporan keuangan yayasan diaudit oleh akuntan publik.  Kedudukan Yayasan :

Yayasan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah NKRI. Kekayaanya diperoleh dari :

a) Sumbangan/bantuan yang tidak mengikat. b) Wakaf.

c) Hibah. d) Hibah wasiat.

e) Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yg berlaku.

 Yayasan asing dapat beraktifitas di Indonesia, jika tidak merugikan.  Pendirian yayasan berdasarkan pasal 9 UU No. 28 Tahun 2004 :

1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.

2. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadi dengan kekayaan Yayasan.

3. Dibuat dalam bentuk akta notaris yang kemudian diajukan pengesahanya pada Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia.  Syarat pendirian yayasan :

1. Yayasan terdiri atas pembina pengurus dan pengawas.

2. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirianya sebagai kekayaan awal.

3. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa indonesia.

4. Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.

5. Yayasan didirikan oleh orang asing atau bersama orang asing, mengenai syarat dan tata cara pendirianya diatur dengan peraturan pemerintah.

6. Yayasan memporleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan memperoleh pengesahan dari menteri.

7. Yayasan tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan lain dan bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.

8. Nama yayasan harus didahului oleh kata “yayasan”.

9. Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam anggaran dasar.

 Tahapan Pendirian Yayasan :

1. Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan. 2. Penandatangan akta pendirian yayasan.

3. Pengurusan surat domisili usaha. 4. Pengurusan NPWP.

5. Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Departemen Kehakiman dan HAM.

6. Pengumuman dalam berita Negara RI.  Kelengkapan Legalitas Yayasan :

1. Surat keterangan domisili perusahaan (SKDP) dari Kelurahan/kecamatan setempat.

2. Nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama yayasan.

3. Izin dari dinas sosial (merupakan pelengkap,jika diperlukan untuk melaksanakan kegiatan2 sosial) atau

4. Izin/terdaftar di Departemen Agama untuk yayasan yang bersifat keagamaan.

 Sesuai dengan UU RI No. 28 tahun 2004 tentang yayasan, organ yayasan terdiri dari :

1. Pembina (pasal 28-30)

Adalah ogan yayasan yang mempunyai kewenangan yang diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh UU atau AD. Anggota pembina adalah pendiri yayasan atau mereka yang berdasarkan rapat anggota pembina dinilai memiliki dedikasi tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.

2. Pengurus (pasal 31-39)

Adalah organ yang melaksakan kepengurusan yayasan. Susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

3. Pengawas (pasal 40-47)

Adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta melakukan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan pengurus.

Pasal 62, alasan pembubaran :

1. Jangka waktu berahir.

2. Tujuan yayasan tercapai/tidak tercapai.

3. Harta kekayaan tidak cukup untuk melunasi utang.  Pasal 63

Likuidator : pihak untuk membereskan kekayaan yayasan. Pembina menunjuk likuidator (pasal 62a dan b)

Pengurus selaku likuidator.

Selama proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan frase “dalam likuidasi” di belakang nama yayasan.

Pasal 68

Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan pada yayasan lain yang mempunyai kesamaan kegiatan. Jika tidak, maka kekayaan sisa hasil likuidasi tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunanya dilakukan sesuai dengan kegiatan yayasan yg bubar.

D. FIRMA

 Firma adalah suatu perseroan yg didirikan untuk melakukan suatu usaha dibawah satu nama bersama (Pasal 16 KUHD).

 Terdiri dari :

1. Sekutu aktif = penyedia modal 2. Sekutu pasif = pelaksana

 Jadi Firma adalah badan usaha bukan badan hukum yang namanya ditentukanberdasarkan nama bersama.

Pendirian Firma berdasarkan pasal 22 dan 23 KUHD yaitu : 1. Harus dengan akte autentik.

2. Didaftarkan kepada pengadilan negeri wilayah hukum setempat. 3. Diumumkan dalam surat kabar resmi (Tambahan Berita

Negara).

 Pelantikan akta autenttik pendirian Firma berisi antara lain : 1. Identitas para mitra firma.

2. Pernyataan firma sebagai bersifat umum atau khusus.

3. Penunjukan mitra yang tidak memiliki kewenangan mengatasnamakan Firma, saat mulai berlaku dan berahirnya firma.

 Pengurusan firma :

Anggaran dasar firma digolongkan kedalam : 1. Pembuatan meminjam/meminjamkan uang.

2. Membebani harta kekayaan persekutuan untuk jaminan hutang. 3. Mengalihkan atau menjual barang-barang tidak bergerak milik

persekutuan.

4. Ikut serta dalam perusahaan lain.

 Bentuk pertanggungjawaban secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap perikatan-perikatan Firma, artinya setiap mitra secara bersama-sama bertanggung jawab hingga harta kekayaan pribadinya, atas seluruh perikatan yang terjadi antara mitra Firma dengan pihak ketiga (Pasal 18 KUHD).

Pembubaran Firma menurut pasal 1646 KUHP tedapat 4 kondisi, yaitu :

1. Waktu yang ditetapkan dalam perjanjian telah habis.

2. Musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan perseroan atau telah tercapainya tujuan.

3. Karena kehendak beberapa atau salah seorang peserta.

(3)

3

HUKUM PERUSAHAAN

 Pengertian perusahaan :

1. Menurut Pemerintah Belanda

Yaitu sekelompok perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara tidak terputus-putus dengan terang-terangan dalam kedudukan tertentu untuk mendapatkan laba.

2. Menurut Molen Graaff

Yaitu perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara terus menerus dan terang-terangan, bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan memperniagakan atau memperoleh barang-barang atau dengan mengadakan perjanjian dagang.

 Pengertian menjalankan Perusahaan :

1. Menurut menteri kehakuman belanda

Dikatakan adanya perusahaan apabila pihak yang berkemptingan bertindak secara tidak terputus-putus dan terang-terangan, serta dalam kedudukan tertentu untuk memperoleh laba-rugi bagi dirinya sendiri.

2. Menurut molen graaff

Suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur : a) Terus menerus atau tidak terputus-putus.

b) Secara terang-terangan (karena hubunganya dengan pihak ketiga).

c) Dalam kualitas tertentu (karena hubunganya dengan pihak ketiga)

d) Menyerahkan barang-barang

e) Mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan f) Harus bermaksud memperoleh laba

 Pengertian Hukum Perusahaan :

Kompleks peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, yang bersifat memaksa, mengatur perbuatan-perbuatan yang dilakukan secra terus menerus dalam kedudukan tertentu di lingkungan perniagaan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

 Kedudukan Hukum Perusahaan dalam Sistem Hukum di Indonesia: a) Jika dilihat dari subjeknya, maka:

Pribadi kordirati Pribadi hukum

b) Jika dilihat dari objeknya, maka:

Dapat berupa benda baik berwujud maupun immaterial. c) Jika dilihat dari hubungan hukumnya, maka:

Berasal dari perikatan karena perjanjian atau UU.

Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa letak atau kedudukan hukum perusahaan ada di Hukum Perdata, tepatnya diatur dalam Hukum Pribadi dan Hukum Harta Kekayaan.

 Hukum Perusahaan dalam praktek diatur dalam : KUH Perdata dan KUH Dagang

 Peraturan lain diluar KUH Perdata dan KUHD yaitu : a) UU No. 1 tahun 1995 tentang PT

b) UU Pasar Modal

c) Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku  Pengertian badan hukum :

a) Soebekti

Suatu badan hukum atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan, seperti menerima serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat, dan menggugat di muka hukum.

b) Rochmat Soemitro

Suatu badan hukum yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak dan kewajiban seperti orang-orang pribadi.

c) Sri Soedewi Masjchoen

Kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan mendirikan suatu badan, yitu berwujud himpunan dan harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu dan dikenal dengan yayasan.

d) Salim HS

Kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, hak dan kewajiban, serta organisasi.

Dasar hukum :

1. KUH Perdata 2. KUHD

3. NBW (Niew Burgerlijk Wetboek) Belanda 4. UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas 5. UU No. 25 tahun 1992 tentang Koperasi 6. UU No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan

Unsur-unsur Badan Hukum :

1. Harta kekayaan yang terpisah, dipisah dari kekayaan anggotanya.

2. Tujuan tertentu (idiil/komersial).

3. Punya hak dan kewajiaban sendiri, dapat menuntut dan atau dituntut.

4. Punya organisasi yang teratur, tercermin dari AD/ART.  Syarat Materiil (menurut doktrin).

Idem unsur-unsur badan hukum.  Syarat formal :

Sehubungan dengan permohonan untuk mendapatkan status sebagai badan hukum, sesuai dengan peraturan yang mengatur tentang badan hukum yang bersangkutan.

 Pembagian badan hukum :

a) Menurut bentuknya (berdasarkan pendiriannya).

1. Badan Hukum Publik  negara, provinsi, kota, majelis, lembaga, dan bank negara.

2. Badan Hukum Privat  perkumpulan, PT, yayasan b) Menurut Peraturan yang mengaturnya

1. Badan hukum yg terletak dilapangan hukum perdata (CV,PT,Firma).

2. Badan Hukum yang terletak dilapangan hukum perdata adat (koperasi,perkumpulan).

c) Menurut sifatnya 1. Korporasi 2. Yayasan  Teori Badan Hukum :

1. Teori Fiksi (Von Savigny)

Sebenarnya menurut alam hanya manusia selaku subjek hukum, tetapi orang menciptakan dalam bayanganya, jadi orang bersikap seolah-olah ada subjek hukum yang lain.

2. Teori Organ (Otto Van Gierke)

Badan hukum bukan sesuatu yang abstrak, tetapi benar ada. Badan hukum itu organisme yang rill, badan hukum menjadi kolektivitas, terlepas dari individu.

3. Teori Kekayaan Bertujuan (A. Brintz)

Badan hukum merupakan kekayaan yang bukan kekayaan perseorangan, tetapi terkait tujuan tertentu. Badan hukum memiliki pengurus yang berhak atau dapat berkehendak.

4. Teori Kekayaan Bersama (R. Van Jiaring)

Menganggap badan hukum sebagai kumpulan manusia, jadi kepentingan badan hukum adalah kepentingan seluruh anggota. Badan hukum bukan abstraksi dan bukan organisme, dan pada hakekatnya hak dan kewajiban badan hukum adalah hak dan kewajiban anggota bersama, jadi hanya konstruksi yuridis saja.

5. Teori Kenyataan Yuridis (Mujers, Paul Schotten)

Badan hukum adalah suatu realita, konkrit, rill walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal, tapi kenyataan yuridis hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia hanya terbatas pada bidang hukum saja.

Badan usaha badan hukum :

1. Perseroan Terbatas (UU No.1 Tahun 1995) 2. Yayasan (UU No.16 Tahun 2001) 3. Koperasi (UU No.25 Tahun 1992)  Badan usaha bukan badan hukum :

1. Persekutuan perdata / maatschap (pasal 1619 KUHPerdata) 2. Firma (pasal 16-35 KUH Dagang)

3. CV (pasal 19 KUH Dagang) 4. Perusahaan Dagang / Usaha Dagang  Aspek hukum pengkategorian :

1. Penentu status

a) Badan Usaha Badan Hukum disebutkan secara jelas dan tegas dalam UU, dan diakui Negara sebagai badan hukum. b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum tidak dinyatakan

sebagai badan hukujm oleh UU, atau tidak memperoleh pengakuan dari negara.

2. Pelaku / Subyek Hukum

a) Badan Hukum bertindak sebagai subyek hukum, para pengurusnya menjadi pelaksana maksud dan tujuan usaha, bertindak untuk dan atas nama badan usaha.

(4)

4

3. Tanggung Jawab

a) Badan Hukum memikul tanggung jawab atas seluruh perbuatan yang dilakukan oleh para pengurusnya, selama pengurus tsb bertindak sesuai AD badan usaha dan hukum yg berlaku.

b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum tidak bertanggung jawab karena hukum tidak menentukanya sebagai subyek hukum. Para pengurus bertanggung jawab secara pribadi/kolektif bertanggung jawab atas setiap perbuatan yg dilakukan.

4. Harta kekayaan

a) Badan Hukum memiliki harta kekayaan yang kedudukanya terpisah dari harta kekayaan para pengurusnya.

b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum tidak memiliki harta kekayaan karena harta kekayaan dimiliki dan dikuasai para pengurusnya, yg bertanggung jawab secara pribadi/kolektif terhadap harta kekayaanya.

HUKUM PERJANJIAN

 Perjanjian (contracts, overeenkomst) adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih, saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, secara tertulis.

 Perjanjian dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuatnya.

Syarat Sah Kontrak :

Menurut pasal 1320 KUHPerdata, syarat-syarat sahnya kontrak adalah sebagai berikut :

1. Syarat Subyektif, apabila dilanggar maka kontrak dapat

dibatalkan. Meliputi :

a) Adanya kecakapan membuat kontrak. b) Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.

2. Syarat Objektif, apabila dilanggar maka kontrak batal demi

hukum. Meliputi :

a) Adanya hal (objek) tertentu. b) Sesuatu sebab yang halal (kausa).  Asas Berkontrak :

Menurut pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya.

1. Konsensualisme adalah perjanjian telah terjadi jika telah ada

konsensus antara para pihak yang mengadakan kontrak. 2. Kebebasan berkontrak artinya seseorang bebas untuk

mengadakan perjanjian, bebas mengenai apa yang diperjanjikan, dan bebas pula menentukan bentuk kontraknya.

3. Pacta sunt servanda artinya kontrak itu merupakan UU bagi

para pihak yang membuatnya (mengikat). 4. Asas Kepercayaan

5. Asas Persamaan Hak 6. Asas Keseimbangan 7. Asas Moral

8. Asas Kepatutan 9. Asas Kebiasaan 10. Asas Kepastian Hukum  Sumber Hukum Perjanjian :

1. Persetujuan para pihak 2. Undang-undang, dibagi atas :

a) UU saja.

b) UU karena suatu perbuatan, yaitu :  Yang dibolehkan (zaakwaarnaming)  Yang berlawanan dengan hukum  Prinsip Hukum Perjanjian

Perjanjian/Kontrak terdiri dari :

a) Kewajiban Primer adalah kewajiban-kewajiban yang diemban

para pihak terhadap kontrak.

b) Kewajiban Sekunder adalah kewajiban yang menjadi ada jika

salah satu pihak melanggar kewajiban primer terhadap kontrak. Misal : kewajiban untuk membayar ganti rugi.

Risiko, Wanprestasi dan Keadaan Memaksa

1. Menurut Prof. Soebekti, risiko adalah kewajiban untuk

memikul kerugian jika ada suatu kejadian di luar kesalahan

salah satu pihak yang menimpa benda yangdimaksudkan dalam kontrak.

2. Menurut pasal 1234 KUHPerdata, prestasi adalah seseorang

yang menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu.

 Dianggap wanprestasi apabila seseorang :

a) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya. b) Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana

dijanjikan.

c) Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.

d) Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukannya.

 Akibat dari wanprestasi dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara.

 Menurut Prof. Soebekti, dikatakan “keadaan memaksa” (overmacht/force majeure) apabila :

a) Diluar kekuasaannya. b) Memaksa, atau

c) Tidak dapat diketahui sebelumnya.

 Keadaan memaksa ada yang bersifat mutlak (absolute).

Contoh : bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dll.  Bersifat tidak mutlak (relative) contoh suatu keadaan dimana kontrak

masih dapat dilaksanakan, tapi dengan biaya lebih tinggi. Contoh : krisis ekonomi

 Macam-macam Kontrak : 1. Perjanjian Kredit.

Referensi

Dokumen terkait

Segundo, la noción generadora del estatus del reconocimiento social a la dignidad de las personas que funciona como puente conceptual entre la idea moral del respeto igualitario

Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan positif signifikan antara Self-Efficacy Akademik dengan Prestasi

Menurut Kotler dan Keller (2016:156) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, antara lain: (1) Kualitas produk, pelanggan akan merasa puas

Jika itu yang terjadi, penulis mencoba meringkas maksud Pendidikan dan Kimia Sosial yang intinya adalah tidak adanya jurang pemisah (Aku, Anda, Kalian) di

Gambar 4: Diagram pengaruh konsentrasi, frekuensi serta kombinasi konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk hayati terhadap jumlah tubuh buah dalam satu rumpun jamur tiram..

Dikarenakan tidak ada perbedaan tingkat kemandirian anak usia 4 - 6 tahun berdasarkan pola asuh orang tua di Desa Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo, maka diduga ada

Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa, keunggulan path analysis adalah adanya suatu usaha untuk melakukan dekomposisi terhadap korelasi antara

pemahaman petugas terhadap bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya sample yang berbahaya. Alasan malas, tidak terbiasa, dan repot untuk menggunakan APD ditemukan