PROSEDUR PENJUALAN
PT. VITAPHARM
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Skripsi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ Jepara
Disusun Oleh : Nama : JEFRY ARDHIAN
NIM : 131120000700
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
HALAMAN PENGESAHAN
PROSEDUR PENJUALAN PT. VITAPHARM
TAHUN 2015
Laporan Kuliah Kerja Lapangan Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Hari ... Tanggal ... Bulan ... Tahun 2015
Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara
Nama Mahasiswa : JEFRY ARDHIAN
NIM : 131120000700
Konsentrasi :
Program Studi : Akuntansi
Mengetahui,
Ka. Prodi Akuntansi Dosen Pembimbing KKL
Ali Sofwan, SE. M.Si Ali Sofwan, SE. M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan kuliah kerja lapangan (KKL) yang berjudul “PROSEDUR PENJUALAN PT. VITAPHARM”.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan ini baik secara moril maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan menyempurnakan penulisan laporan ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca dan bagi peniliti selanjutnya.
DAFTAR ISI
2.2 Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang...12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...16
3.1 Gambaran Umum Perusahaan...16
3.1 Visi dan Misi PT. Vitapharm...17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prosedur penjualan adalah urutan-urutan sejak diterimanya pesanan dari pembeli pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan pencatatan penjualan. Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Penjualan dapat dibagi 2 dalam pelaksanaannya, yaitu:
1. Penjualan secara tunai
2. Penjualan secara kredit
Suatu perusahaan harus mempunyai prosedur penjualan yang baik, agar tidak membuat perusahaan tersebut mengalami masalah yang disebabkan oleh prosedur penjualan yang tidak tersistem dan asal-asalan.
ini, PT. Vitapharm telah melakukan penjualan ke seluruh Indonesia. Hal ini tak terlepas dari prosedur penjualan yang telah dilakukan oleh PT. Vitapharm.
Sebagai salah satu perusahaan kosmetik yang berpengalaman di Indonesia, penulis tertatik untuk mengetahui lebih dalam tentang prosedur penjualan yang telah dilakukan PT. Vitapharm. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui sistem dari prosedur penjualan tersebut. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul “PROSEDUR PENJUALAN PT. VITAPHARM”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah prosedur penjualan seperti apa yang telah dilakukan oleh PT. Vitapharm.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur penjualan yang dilakukan PT. Vitapharm.
1.4 Kegunaan Penulisan
Untuk menambah wawasan penulis mengenai bagaimana prosedur penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menjual produknya.
2. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan dan bahan referensi dalam prosedur penjualan.
3. Bagi Perusahaan
Sebagai tindak lanjut untuk mengetahui apakah prosedur penjualan yang digunakan sudah baik atau belum.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Penjualan
Pengertian penjualan dan pemasaran seringkali dipahami segala sesuatu yang sama. Sebenarnya kedua hal tersebut adalah sesuatu yang berbeda walaupun satu sama lain memiliki keterkaitan. Pemasaran dari sudut pandang sebagai filosofi adalah suatu cara pandang yang menempatkan konsumen sebagai titik sentral perhatian dalam kegiatan bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan dari sudut pandang aktivitas sebagai suatu sistem keseluruhan dari suatu kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.
tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.”
Berdasarkan kedua pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan, khususnya penjualan barang merupakan kegiatan menjual barang yang diproduksi sendiri atau dibeli dari pihak lain untuk dijual kembali kepada konsumen secara kredit maupun tunai. Jadi secara umum penjualan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa segera diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang atau jasa dalam penerimaan pembelian.
2.1.1 Penjualan Tunai
Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai.
Sistem akuntansi penjualan tunai merupakan unsur kegiatan yang pokok dan merupakan kegiatan rutin perusahaan. Naik turunnya transaksi penjualan tunai sangat mempengaruhi penerimaan kas, yang berhubungan langsung dengan pendapatan perusahaan. Sistem akuntansi penjualan tunai meliputi jaringan prosedur, bagian-bagian yang terkait dalam penjualan tunai, dokumen yang digunakan, dan catatan akuntansi penjualan tunai serta catatan akuntansi penerimaan kas.
Beberapa fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan tunai antara lain :
1. Fungsi penjualan
tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi
2.1.1.1 Prosedur yang Membentuk Sistem
a. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
b. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran(berupa pita register kas & cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
d. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas serta mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kertu persediaan.
e. Prosedur penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas menharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyatorkan yang diterima dari penjualan tunai ke bamk dalam jumlah penuh.
f. Prosedur pencatatan penerimaan kas
berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
g. Prosedur pencatatan HPP
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi HPP berdasarkan dat ayang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan HPP ke dalam jurnal umum.
2.1.2 Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak langsung lunas). Pembayarannya bisa diterima melalui dua tahap atau lebih. Sedangkan penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (pembayarannya diterima melalui lebih dari dua tahap).
semua penjualan angsuran bisa dikatakan sebagai penjualan kredit. Tetapi penjualan kredit yang pelunasannya hanya melalui dua tahap bukan merupakan penjualan angsuran.
Dalam penjualan angsuran membutuhkan waktu untuk pelunasan yang relatif lama, maka ada kemungkinan pembeli tidak melunasi pembayarannya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya untuk melindungi penjual supaya tidak mengalami kerugian, maka saat membeli ada beberapa perjanjian antara lain :
1. Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual.
2. Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas.
2.1.2.1 Pengertian dan Klasifikasi Piutang
persekot gaji pegawai, adalah hak perusahaan untuk menerima jasa dari pegawai.
Menurut Simamora (2000: 228) ” piutang (receivables) merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana, atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada pihak lainnya.”
Piutang dilaporkan pada neraca baik sebagai pos lancar maupun tidak lancar. Piutang yang diharapkan akan tertagih atau dilunasi oleh pelanggan dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus kegiatan usaha normal akan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar,sedangkan sisanya akan digolongkan sebagai aktiva tidak lancar.
Berdasarkan jangka waktu pembayarannya, piutang dapat diklasifikasikan menjadi :
Piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun atau kurang dari siklus operasi kegiatan perusahaan.
b. Piutang jangka panjang
piutang yang mempunyai saat jatuh tempo lebih dari satu tahun, atau lebih dari satu siklus operasi perusahaan.
Berdasarkan bentuk perjanjiannya, piutang dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Piutang tidak tertulis
Yaitu piutang yang tidak didukung oleh surat perjanjian hutang piutang. Piutang jenis ini adalah jenis piutang dagang, piutang dagang harus diklasifikasikan menurut keadaanya, telah dijual atau dijaminkan.
Piutang wesel adalah piutang yang didukung oleh surat perjanjian
2.1.2.2 Sistem dan Prosedur Penjualan Kredit
Sistem dan prosedur merupakan hal mutlak dan sangat diperlukan demi kelangsungan perusahaan. Oleh sebab itu sebelum melangkah lebih jauh ke bagian-bagian selanjutnya, sebaiknya kita harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan sistem dan prosedur.
Menurut Mulyadi (2001:15) yang dimaksud dengan sistem adalah ” Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”
Menurut Yujana (1994: 189) sistem adalah ”suatu jaringan menyeluruh dalam suatu perusahaanyang terdiri dari prosedur-prosedur yang terjalin secara serasi sebagai sarana agar penyelenggaraan suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.”
satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan secara berulang-ulang. Kegiatan klerikal (clerical operations) terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, buku besar :
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
e. Mendaftar
f. Memilih
g. Memindah
Seluruh siatem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen digunakan untuk mengamankan harta perusahaan dari kelalaian/ kesalahan (error), kecurangan (frauds) ataupun kejahatan (irregularities).
Manajemen harus membuat prosedur-prosedur untuk melindungi harta perusahaan dari pencurian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi (Yujana,1994:237).
3. Jadi dari defenisi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa prosedur penjualan kredit adalah serangkaian kegiatan administrasi yang dilakukan oleh beberapa orang untuk melaksanakan transaksi penjualan secara kredit kepada langganan.
2.2 Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang
Menurut Mulyadi (2008:456), sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut :
1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale
yang dijalankan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter Sale dengan langkah pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari pembeli dapat berupa uang tunai, atau kartu kredit; Bagian Penjualan memerintahkan Bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual.
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales
dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui COS Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2008:494), sistem penerimaan kas dari piutang terbagi atas penjelasan sebagai berikut:
1. Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini :
a. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.
b. Bagian Penagihan mengirimkan penagih untuk melakukan penagihan kepada debitur.
d. Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa.
e. Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian Kasa mengirim kuitansi tanda penerimaan kas kepada debitur.
g. Bagian Kasa menyetorkan cek ke bank untuk melakukan clearing atas cek tersebut.
2. Penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur mengirim cek atas nama dan surat pemberitahuan melalui pos.
pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk diposting ke dalam Kartu Piutang.
d. Bagian Kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur.
3. Penerimaan kas dari piutang melalui Lock-box collection plan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur melakukan pembayarannya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat.
c. Bank membuka PO Box, mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima perusahaan. Serta membuat daftar surat pemberitahuan dan mengurus check clearing.
BAB III
menjadi PT. Pabrik Pharmasi Vita. Hingga pada tahun 1998 nama perusahaan
berubah menjadi PT. Vitapharm hingga sekarang.
PT. Vitapharm ini memproduksi produk-produk perawatan dan
kecantikan yang sesuai untuk daerah tropis yang bahan dasarnya siambil dari
kekeayaan alam Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas kinerja dan mutu
dari perusahaan, PT. Vitapharm telah mendapatkan sertifikat CPKB (Cara
Pembuatan Kosmetik yang Baik) sebagai bukti dari kualitas produk yang
mereka produksi untuk pembuatan cream, lipstick, dan liquid pada tahun
2008, serta powder dan compact powder pada tahun 2009. Kualitas dari
produk PT. Vitapharm terjamin mutunya karena melewati beberapa tahap
quality control, analisa dan mikrobiologi yang ketat guna mempertahankan
PT. Vitapharm telah menggunakan mesin-mesin dengan teknologi
canggi. PT. Vitapharm mempekerjakan warga sekitar para karyawan PT.
Vitapharm telah melewati masa training sehingga kinerja dan jaminan mereka
dalam bekerja dapat dipertanggungjawabkan. Hingga kini, PT. Vitapharm
telah menyerap 700 (tujuh ratus) tenaga kerja
3.1 Visi dan Misi PT. Vitapharm
3.2.1 Visi PT. Vitapharm
PT. Vitapharm memiliki visi Menjadi perusahaan kosmetik tropis terkemuka dan produknya dipercaya oleh masyarakat global.
3.2.2 Misi PT. Vitapharm
Misi dari PT. Vitapharm adalah sebagai berikut :
1. Bekerjasama dengan penelitian dan pengolahan bahan dasar kosmetik, sehingga mampu menghasilkan produk-produk
kosmetik yang mempunyai keunggulan kompetitif dan berkhasiat
untuk membagi dampak negatif dari iklim serta mengikuti
perkembangan gaya hidup.
2. Mengembangkan kemampuan dan motivasi karyawan untuk :
b. Menggalang kemitraan dengan pihak-pihak yang seiring dengan visi perusahaan
c. Memelihara kesinambungan usaha.Menyediakan produk jasa
perawatan dan informasi kosmetik yang sesuai, mudah
terjangkau bagi wanita dan mereka yang ingin memiliki
wajah dan kulit tubuh yang terawat baikd. Ikut memelihara
lingkungan dengan mematuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku. (www.vivacosmetic.com)
3.3 Produk PT. Vitapharm
PT. Vitapharm memiliki 4 (empat) brand atau produk, yaitu :
1. Viva Cosmetics
Viva cosmetics adalah sederet produk pertama yang diluncurkan oleh PT.
Vitapharm sejak awal berdirinya perusahaan ini. Viva Cosmetics
menyediakan produk perawatan dan kecantikan tubuh dari ujung rambut
hingga ujung kaki dan tiap produk tersebut memiliki beberapa macam
2. Viva Queen
Viva Queen adalah sederet produk perawatan dan kecantikan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan wanita dengan desain elegan dan
mewah. Viva Queen membidik pasar wanita karir.
3. Red-A
Target utama Red-A adalah para remaja putri yang aktif . Produk yang
ditawarkan disesuaikan dengan kebutuhan remaja dari segi fungsi hingga
pemilihan diferensiasi warna untuk make-up.
4. Viva White
Viva White merupakan produk pencerah kulit . Produk-produk Viva
White terfokus pada produk untuk mencerahkan kulit namun tetap cocok
untuk daerah tropis. (www.vivacosmetic.com) 3.4 Prosedur Penjualan
PT. Vitapharm memiliki 2 (dua) prosedur penjualan yaitu tunai maupun
kredit, dalam penjualan tunai PT. Vitapharm melayani langsung penjualan
kepada konsumen, bisa pada saat sampling, beauty class, lomba-lomba
menarik minat para konsumen serta meningkatkan penjualan produknya.
Untuk penjualan kredit PT. Vitapharm biasanya lebih kepada pensuplaian
produknya ke toko atau supermarket-supermarket seperti Indomaret,
Alfamart, Carrefour, Hypermart dll yang kemudian dijual secara ecer kepada
konsumen. Untuk penjualan kredit prosedurnya mungkin tidak segampang
pada penjualan tunai.
PT. Vitapharm juga melayani penjualan secara online, prosedur
penjualannya cukup masuk ke web resmi PT. Vitapharm lalu pilih dibagian
produk, disitu akan ada produk-produk dari PT. Vitapharm. Bila ingin
membeli maka kita tinggal klik produk tersebut dan lalu akan keluar
informasi mengenai produk serta harga produk tersebut, setelah itu tinggal
klik buy now, tidak lupa juga sebelum itu hubungi terlebih dahulu customer
service online PT. Vitapharm untuk konfirmasi pembayaran dan
3.5 Flowchart Prosedur Penjualan
Penjualan Tunai
Mulai
Pembeli memilih barang
Bayar
Pemberian nota belanja
Barang diterima
Selesai
Transfer
Pack barang yang dibeli
Contoh prosedur penjualan yang ada pada flowchart diatas adalah
penjualan tunai dan penjualan kredit, untuk penjualan tunai pertama-tama
pelanggan memilih barang apa yang akan dibeli. Setelah itu pembeli akan
pergi ke bagian kasir untuk melakukan pembayaran, kasir akan memberikan
bukti berupa nota pembelian, setelah itu barang akan diterima oleh pembeli.
Bila pembayara lewat transfer, maka si pembeli akan mentransfer uang
sejumlah harga barang tersebut ditambah dengan biaya kirim, setelah itu
barang akan di pack oleh petugas pembelian dan segera dikirim ke pembeli,
barang pun sampai ketangan pembeli.
Untuk penjualan kredit, pembeli akan diberi bukti piutang. Dan bagian
pembukuan akan mencatat serta mengarsipkan bukti tersebut agar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, PT. Vitapharm merupakan perusahaan kosmetik yang mengambil bahan baku dari kekayaan alam Indonesia. PT. Vitapharm telah mendapatkan tempat dihati para konsumennya. PT. Vitapharm senantiasi berkembang dan selalu mengembangkan produk yang dihasilkan.
Dalam menjual produk baru maupun produk yang sudah ada, PT. Vitapharm melakukan prosedur penjualan yang hampir sama dengan kebanyakan perusahaan di Indonesia, yaitu penjualan tunai maupun kredit. PT. Vitapharm juga senantiasa melihat kondisi konsumennya, sehingga prosedur penjualan yang dilakukan tidak mempersulit dalam penjualan produknya.
Dalam hal tersebut, PT. Vitpharm lebih banyak melakukan prosedur penjualan secara tunai kepada para konsumennya, biasanya bisa pada saat sampling, beauty class, lomba-lomba tatarias, pelatihan-pelathian, hingga
4.1 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Dalam melakukan prosedur atau sistem penjualan, suatu perusahaan hendaknya tidak mempersulit konsumennya.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. (2006). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran Edisi Millenium Jilid 1. Jakarta: PT Prenhalindo.
http://www.scribd.com/doc/98108232/Company-Visit-Report-Vitapharm#scribd
https://ranierrens.wordpress.com/author/ranierrens/
http://ciscorpiomuda.mhs.narotama.ac.id/2013/06/27/tugas-manajemen-strategik-analisa-swot-pt-vitapharm/
http://teebriz.blogspot.com/2012/04/siklus-penjualan-tunai-dan-kredit.html
http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/08/pengertian-penjualan-jenis-penjualan.html
http://gerytrisaputra.blogspot.com/2010/11/sistem-informasi-akuntansi-penjualan.html
http://yosipratamaputra.blogspot.com/2012/04/sistem-penjualan-tunai.html
http://www.academia.edu/7513901/BAB_II_PEMBAHASAN_PENGERTIA
N_PENJUALAN
https://evisilviaseptiani.wordpress.com/2014/04/04/pengertian-penjualan-dan-prosedur-administrasi-penjualan/