MAKALAH KIMIA KOORDINASI
Cu(EDTA)
2-SEBAGAI KATALIS HETEROGEN DALAM
BERBAGAI MACAM REAKSI KIMIA
DISUSUN OLEH :
NAMA
: GRANDYS PERWIRA
JURUSAN / PRODI : KIMIA / KIMIA S1
NIM
: 4311411005
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ABSTRAK
Katalis merupakan suatu zat/senyawa yang berfungsi sebagai zat yang dapat mempercepat atau memperlambat suatu reaksi. Katalis berdasarkan fasanya digolongkan menjadi dua yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen.Senyawa-senyawa kompleks memiliki kemampuan
sebagai katalis, hal ini disebabkan oleh molekul-molekul memiliki gugus fungsi yang bisa berkoordinasi ke atom pusat,spesies reaktif yang memiliki kemampuan untuk menstabilkan dan mengontrol jalannya suatu reaksi, dan dua molekul bisa berkoordinasi pada atom pusat yang sama, sehingga akan mengubah kemungkinan dari suatu reaksi yang terjadi.
C
u(EDTA)2- merupakan salah satu senyawa kompleks heterogen yangdapat bersifat sebagai katalis yaitu dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia yang sedang terjadi.
Kata kunci : katalis, senyawa kompleks,
C
u(EDTA)2-1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGKatalis memiliki peranan penting dalam berbagai proses industri,
seperti industri energi, farmasi dan bahan kimia. Senyawa katalis
sebagai salah satu unsur terpenting dalam proses sintesis, baik organik
maupun anorganik akan sangat menarik untuk diteliti dan dimodifikasi,
sehingga efisiensi dan aktifitas penggunaannya dapat ditingkatkan serta
efek samping yang ditimbulkan ke lingkungan dapat ditekan seminimal
mungkin.
Berdasarkan fasanya, katalis digolongkan menjadi katalis homogen
dan katalis heterogen (terkadang sering disebut juga katalis padat). Katalis
homogen adalah katalis yang fasanya sama dengan fasa reaksinya,
sehingga daya katalitiknya lebih kuat dibandingkan katalis heterogen.
Sulitnya memisahkan katalis dari sistem reaksinya menjadi kelemahan dari
katalis homogen. Adapun katalis heterogen adalah katalis yang fasanya
berbeda dengan fasa reaksinya. Katalis heterogen relatif kurang reaktif
dikarenakan heterogenitas permukaannya. Namun, keunggulan yang
dimiliknya seperti kemudahan untuk dipisahkan dari sistem reaksinya dan
relatif stabil terhadap perlakuan panas membuat katalis heterogen lebih
Senyawa komplek logam (biasanya logam-logam transisi)
merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih ikatan logam-karbon,
sehingga lebih dikenal dengan senyawa organologam yang terdiri dari
atom pusat dan ligan. Atom pusat dari suatu senyawa komplek yang
digunakan antara lain logam-logam transisi deret pertama, seperti: Cr, Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Ligan dari suatu senyawa komplek dapat
mempengaruhi bentuk geometri dari senyawa organologam itu sendiri,
sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai reaksi kimia.
Senyawa-senyawa komplek memiliki kemampuan sebagai katalis, hal ini disebabkan
oleh :
1. Molekul-molekul memiliki gugus fungsi yang bisa berkoordinasi ke
atom pusat,
2. Spesies reaktif yang memiliki kemampuan untuk menstabilkan dan
mengontrol jalannya suatu reaksi, dan
3. Dua molekul bisa berkoordinasi pada atom pusat yang sama, sehingga
akan mengubah kemungkinan dari suatu reaksi yang terjadi.
C
u(EDTA)2-merupakan salah satu senyawa kompleks heterogenyang dapat bersifat sebagai katalis yaitu dapat menurunkan energi aktivasi
suatu reaksi kimia yang sedang terjadi. Dalam makalah ini akan ditinjau
lebih kanjut mengenai senyawa kompleks
C
u(EDTA)2-dan peranannya.B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu menunjukan dan
meninjau secara atomik rumus struktur dari Cu(EDTA)2- agar didapatkan
pengetahuan lebih rinci mengenai Cu(EDTA)2- dan struktur kompleks
atomik dari Cu(EDTA)2-.
C. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk lebih
meningkatkan wawasan kepada pembaca, mahasiswa, dan masyarakat
mengenai bagaimnana senyawa kompleks yang dapat bersifat sebagai
katalisator dalam proses industri dan reaksi kimia serta mengetahui
2. ISI MAKALAH
A. KATALIS
Katalis merupakan senyawa yang dapat menurunkan energi aktivasi
reaksi dan meningkatkan laju reaksi, melalui peningkatan konstanta laju.
Oleh karena itu, katalis sangat penting dalam industri kimia, penanganan
gas buang dan reaksi kimia lain. Walaupun esensi katalis secara kimia
agak kabur, aspek praktis katalis telah berkembang berbasiskan akumulasi
pengetahuan empiris.
Katalis dikategorikan menjadi dua yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis homogen yaitu katalis yang satu fase atau sama
fasenya dengan zat reaktannya, sedangkan katalis heterogen
merupakan katalis yang tidak sefase atau berbeda fase dengan reaktannya
biasanya berbentuk padatan.
Pengetahuan kita tentang mekanisme katalisis homogen
berkembang seiring dengan perkembangan kimia anorganik, demikian juga
pemahaman tentang katalisis padatan. Dulunya, katalisis
heterogen padatan dijelaskan sebagai akibat aktivasi reaktan secara
misterius oleh permukaan asam atau basa, dan dengan koordinasi pada
permukaan logam. Kini dimungkinkan untuk mengamati interaksi- interaksi
ini dengan menggunakan berbagai teknik spektroskopi (IR< EXAFS/
extended X-ray absorption fine structure, sinar tampak), mikroskop elektron,
atau STM (scanning tunneling microscopy).
Karena mekanisme katalisis homogen telah diklarifikasi dengan
cukup maju, reaksi di permukaan padatan dapat juga dianalisis dengan
mengggunakan konsep seperti “kompleks permukaan” atau “senyawa
organologam permukaan”. Namun, tidak seperti katalisis homogen, yang
hanya melibatkan satu atau dua pusat logam, dalam katalisis padatan
pusat logam yang terlibat sangat banyak. Karena kehomogenan dan
kedapatulangan permukaan sangat sukar dipertahankan, sebagian besar
mekanisme reaksi tidak begitu jelas bahkan untuk reaksi sederhana seperti
sintesis amonia.
B. Cu (TEMBAGA)
Cu atau tembaga merupakan logam golongan transisi yang banyak
terdapat di alam. Cu mempunyai dua bilangan oksidasi yaitu +1 san +2.
ion Cu(I) d10, Cu(II) d9, dan Cu(III) d8. Pada larutan encer, ion ion
tembaga diperlihatkan dalam reaksi :
Cu+(aq)+ e- Cu0 E0= +0,52 V
Cu2+(aq)+ e- Cu+(aq) E0= +0,153 V
2Cu+(aq) Cu0(s) + Cu2+(aq) E0= +0,37 V
C. EDTA
EDTA adalah sebuah asam karboksilat poliamino. EDTA merupakan
senyawa kimia kependekan dari asam etildiaminetetetraasetat yang
mempunyai sifat tidak berwarna, larut dalam air, basa konjugasinya
adalah etildiamintetraasetat. Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat
(termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh dan melarutkannya, untuk
kemudian dibuang melalui urine. Kegunaannya mucul dari peranan
sebagai agen pengkhelat dan ligan bergigi enam. Senyawa ini mampu
berikatan dengan seperti Ca2+ dan Fe3+.
EDTA pertama dipublikasikan oleh Ferdinan Munz pada tahun
1935 yang dibuat dari senyawa dari etildiamin dan asam kloroasetat.
Sekarang, EDTA bisa disintesis dari etildiamin khususnya
1,2-diaminoetana, formaldehid, dan natrium sianida. EDTA (ethylene
diamine tetraacetic) merupakan suatu kompleks kelat yang larut ketika
ditambahkan ke dalam suatu larutan yang mengandung kation logam
tertentu seperti Ca2+, Cu2+ dan Mg2+, di mana akan membentuk
kompleks dengan logam-logam tersebut.
Molekul EDTA berikatan dengan atom atau ion logam pusat
dengan mendonorkan enam pasang elektron bebasnya (dua pasang
dari atom nitrogen pada gugus amino dan empat pasang dari atom oksigen
Struktur senyawa EDTA (1)
Struktur senyawa EDTA (2)
EDTA merupakan senyawa khelat yaitu senyawa yang struktur
geometrinya membentuk ring dan multidental ligan yaitu ligan yang
membentuk banyak ikatan dengan atom pusat atau ion pusat. Berikut ini
Struktur kompleks EDTA dengan ion logam pusat (dimana
stuktur tersebut berbentuk seperti sangkar di sekitar atom atau ion
logam pusat dan sangat stabil)
D. Cu(EDTA)
2-Cu(EDTA)2- merupakan senyawa kompleks yang dapat bersifat
sebagai katalis. Disini akan ditinjau dari segi kimia koordinasi yaitu melalui
tinjauan ikatan antar ligan dan atom pusat.
Bermula dari senyawa EDTA yang mempunyai rumus struktur khelat
atau melingkar seperti ring, dan dari atom N dan O masih mempunyai
elektron bebas, sangat besar kemungkinan untuk mengikat suatu atom
oleh atom-atom pada senyawa EDTA. EDTA bertindak sebagai ligan dan
huruf M besar sebagai atom pusat. Disini akan ditunjukkan atom pusatnya
sebagai atom Cu yang bisa terjadi dan bersifat sebagai katalis. Struktur
Cu-EDTA dapat diamati pada gambar dibawah ini.
Kedua gambar ini merupakan tinjauan dari sisi lain pada bentuk tiga
dimensi ion kompleks Cu(EDTA)2-. Untuk lebih jelasnya dapat diringkas
penyusun ion kompleks Cu(EDTA)2-.Sebagai berikut:
Ligan : senyawa EDTA
Ion atau atom pusat : Cu2+
Menurut penelitian, MgF2 sebagai pendukung katalis Cu-EDTA
dimaksudkan untuk menambah daya katalitik katalis Cu-EDTA agar
lebih banyak jumlah sisi aktifnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Wojciechowska et al., (2000) dan Narayana et al., (2009) diketahui
bahwa MgF2mempunyai permukaan inert, stabilitas termal hampir mencapai
500°C, kekerasan tinggi, dan struktur permukaan mesoporous yang relatif
besar (± 45 m2/g). Dari sifat-sifat tersebut maka MgF2memiliki kemampuan
untuk dijadikan sebagai pendukung katalis Cu- EDTA. Hal ini mendukung
3. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dihasilkan pada makalah ini yaitu EDTA
merupakan senyawa yang bisa berperan sebagai ligan dan mempunyai
daya ikat dengan atom atau ion logam pusat dengan cara mendonorkan
enam pasang elektron bebasnya (dua pasang dari atom nitrogen pada gugus
amino dan empat pasang dari atom oksigen pada gugus karboksilat. Contoh
dari senyawa itu adalah Cu(EDTA)2-. Selain itu juga senyawa EDTA yang
telah berikatan dengan logam khususnya logam Cu dengan membentuk
senyawa Cu(EDTA)2- dapat berperan sebagai katalus menurut sebuah
penelitian. Hal ini bisa dikembangkan lagi unutk penelitian lebih lanjut.
B. SARAN
1. Bisa dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan EDTA
sebagai katalis dengan atom pusat selain Cu.
2. Spesifikasi jenis reaksi yang dapat disertai dengan senyawa campuran
dari EDTA dan logam sebagai atom pusatnya belum diketaui secara
pasti agar bisa dikembangkan untuk kepentingan industri kimia dan
masyarakat.
4.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dalam Makalah „”PENGGUNAAN KOMPLEKS LOGAM TRANSISI SEBAGAI
KATALIS HETEROGEN DALAM BERBAGAI MACAM REAKSI KIMIA‟‟
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II Universitas Lampung.
2. Dalam artikel „‟APLIKASI SENYAWA KOMPLEKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI‟‟.
3. Saito, Taro. 2006. Kimia Anorganik Terjemahan. Jakarta: Iwanami
Publishing Company.