• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Ekonomi Dengan Kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Antara Ekonomi Dengan Kehidupan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem sosial budaya Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sistem sosial budaya Indonesia

adalah sebagai totalitas

nilai

,

tata sosial

, dan

tata laku

manusia

Indonesia

harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan

falsafah

negara

Pancasila

ke dalam segala segi kehidupan

berbangsa dan bernegara.

[1]

Asas yang melandasi

pola pikir

,

pola tindak

, [[fungsi],

struktur

, dan proses

sistem sosial

budaya

Indonesia yang diimplementasikan haruslah merupakan perwujudan nilai- nilai

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, transformasi serta pembinaan sistem social budaya harus tetap

berkepribadian Indonesia.

[1]

Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia

Pada dasarnya, masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan telah lahir jauh sebelum lahirnya (secara

formal) masyarakat Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda antara lain merupakan bukti yang jelas. Peristiwa

ini merupakan suatu

konsensus nasional

yang mampu membuat masyarakat Indonesia terintegrasi di atas

gagasan Bineka Tunggal Ika. Konsensus adalah persetujuan atau kesepakatan yang bersifat umum tentang

nilai-nilai, aturan, dan norma dalam menentukan sejumlah tujuan dan upaya mencapai peranan yang harus

dilakukan serta imbalan tertentu dalam suatu sistem sosial.Model konsensus atau model integrasi yang

menekankan akan unsur norma dan legitimasi memiliki landasan tentang masyarakat, yaitu sbb:

 Setiap masyarakat memiliki suatu struktur yang abadi dan mapan

 Setiap unsur masyarakat memiliki fungsinya masing-masing dalam kelangsungan masyarakat tersebut sebagai suatu sistem keseluruhan

 Unsur dalam masyarakat itu terintegrasi dan seimbang

 Kelanjutan masyarakat itu berasaskan pada kerja sama dan mufakat akan nilai-nilai

Kehidupan sosial tergantung pada persatuan dan kesatuan

Apabila menelaah pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda merupakan

konsensus nasional yang mendapat perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia yang didasarkan pada

asas penting, yaitu sebagai berikut ini.

[1]

1. Asas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kesempurnaan hanya dapat dicapai oleh manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui semangat dan takwa, sebab pada akhirnya apa yang diperoleh manusia, masyarakat, bangsa, dan Negara, bahkan kemerdekaan itu adalah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.[1]

2. Asas merdeka

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan pribadi/ keluarga, masyarakat, dan bangsa yang bebas itu mempunyai tanggung jawab dan kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menghargai, menghormati dan menjunjung tinggi kemerdekaan itu.[1]

3. Asas persatuan dan kesatuan

Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya, bahasa, adat istiadatdaerah dan sebagainya telah membentuk Negara Republik Indonesia yang meletakkan persatuan dan kesatuan sebagai asas sosial

(2)

4. Asas kedaulatan rakyat

Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu mengutamakan

musyawarah untuk mufakat dalam rangka mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan

golongan/pribadi.[1]

5. Asas adil dan makmur

Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan harus mempunyai kehidupan yang layak dan adil sehingga

pekerjaan, pendidikan, [[profesi], kesehatan, pangan, pakaian, perumahan, dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa menjadi hak yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[1]

Pola Pikir, Pola Tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia

Masyarakat Indonesia adalah

masyarakat majemuk

, yang hidup tersebar diseluruh tanah air, yang memiliki

berbagai macam ragam budaya.

[1]

Sehingga menimbulkan keanekaragaman institusi dalam masyarakat.

[1]

Institusi adalah suatu konsep

sosiologi

yang paling luas digunakan, walau memiliki pengertian yang

berlainan:

1. Digunakan untuk merujuk suatu badan, seperti universitas dan perkumpulan

2. Organisasi yang khusus atau disebut pula institusi total, seperti penjara atau rumah sakit

3. Suatu pola tingkah laku yang telah menjadi biasa atau suatu pola relasi sosial yang memiliki tujuan sosial tertentu

Bronislaw menganggap institusi sosial merupakan konsep utama untuk memahami masyarakat, yang setiap

institusi saling berkaitan dan masing-masing memiliki fungsinya.

[1]

Koentjaraningrat mengemukakan bahwa

institusi itu mengenai kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaan yang terdiri atas tiga wujud, yaitu:

 Wujud idiil  Wujud kelakuan

 Wujud fisik dari kebudayaan

Koentjaraningrat mengatakan, bahwa seluruh total dari kelakuan manusia yang berpola tertentu bisa

diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam bermasyarakat.

[1]

Maka pola pikir, pola tindak dan fungsi sistem sosial budaya Indonesia merupakan institusi sosial, yaitu

suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling berkait, yang telah disusun

guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial. Komponen-komponen dari pranata social adalah:

Sistem Norma

, Manusia, dan Peralatan fisik.

[1]

Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesia

1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

Kehidupan Beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus dapat mewujudkan kepribadian bangsa Indonesia yang percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.[1]

2. Negara Persatuan

(3)

Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Maka, pembangunan nasional adalah pengamalan Pancasila dan hakikatnya pembangunan nasional itu adalah pembangunan seluruh manusia Indonesia dalam kehidupan manusia yang serba cepat dan canggih.[1]

3. Demokrasi Pancasila

Dalam negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan, kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mampu memilih perwakilannya dan pemimpinnya yang dapat bermusyawarah untuk mufakat dalam mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan perseorangan demi terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Karena itu, sistem menejemen sosial perlu ditegakkan, baik melalui peraturan perundang- undangan maupun moral.[1]

4. Keadilan Sosial bagi Semua Rakyat

Letak geografis Indonesia, sumberdaya alam, dan penduduk Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mempunyai politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan yang berkeadilan bagi semua rakyat.[1]

5. Budi Pekerti

6. Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.[1] Berarti bahwa

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu harus dijamin, dimana pendidikan dan pengajaran menjadi hak warga negara yang membutuhkan suatu sistem pendidikan nasional.[1] Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan yang timbul

sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan didaerah-daerahseluruh Indonesia.[1] Kebudayaan harus

menuju kearah kemajuan serta tidak menolak bahan- bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.[1]

Pola Tindak Sistem Sosial Budaya Indonesia

1. Gotong Royong

Persatuan dan kesatuan hanya terwujud melalui gotong royong, suatu sikap kebersamaan dan tenggang rasa, baik dalam duka maupun suka, kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[1]

2. Prasaja

Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud apabila kehidupan yang sederhana, hemat,

cermat, disiplin, professional, dan tertib tidak dilaksanakan.[1]

3. Musyarawah untuk Mufakat

Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan atau perorangan dapat menemui perbedaan yang tidak yang tidak diakhiri dengan perpecahan atau perpisahan, maupun pertentangan.[1]

4. Kesatria

(4)

5. Dinamis

Kehidupan pribadi/keluarga, bangsa dan negara juga bersifat dinamis sesuai dengan zaman, sehingga waktu sangat penting dalam rangka persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial bagi seluruh rakyat.[1]

Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia

1. Dalam Keluarga

Keluarga adalah lahan pembibitan manusia seutuhnya. Keluarga adalah organisasi alami yang penuh kasih sayang.[2]

2. Dalam Masyarakat

Organisassi sosial kemasyrakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai keluarga buatan, gotong royong buatan, yang penuh perbedaan kepentingan.[2]

3. Dalam Berbangsa dan Bernegara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan negara dan pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum.[2]

Struktur Sistem Sosial Budaya Indonesia

Raymond firth

mengemukakan bahwa konsep

struktur sosial

merupakan alat analisis yang diwujudkan untuk

membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial.

[3]

Dasar yang penting dalam

struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang jelas penting dalam menentukan tingkah laku manusia, yang

apabila relasi sosial itu tidak dilakukan, maka masyarakat itu tak terwujud lagi. Struktur sosial juga dapat

ditinjau dari segi

status

,

peranan

, nilai-nilai, norma, dan institusi sosial dalam suatu relasi.

[3]

Nilai adalah

pembentukan mentaliatas yang dirumuskan dari tingkah laku manusia sehingga menjadi sejumlah anggapan

yang hakiki, baik, dan perlu dihargai.

[3]

Dari pendapat Raymond Firth dan Max Weber ,

sistem nilai

yang

harus diwujudkan atau diselenggarakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

ditemukan dalam proses pertumbuhan pancasila sebagai dasar

falsafah

atau

ideologi

Negara.

[3]

Jadi, struktur system sosial budaya indonesia dapat merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam

pancasila yang terdiri atas :

 Tata nilai

Tata nilai ini meliputi:

 Nilai agama; * Nilai kebenaran; * Nilai moral; * Nilai vital; * Nilai material.[4]  Tata sosial

NKRI adalah

Negara hukum

, semua orang adalah sama di mata hukum. Tata hukum di Indonesia adalah

sistem pengayoman

yang mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruhu rakyat Indonesia.

[4]

 Tata laku

(5)

Proses Sistem Sosial Budaya Indonesia

Masyarakat mempunyai bentuk – bentuk struktural, yang dinamakan struktur sosial.

[5]

Struktur sosial ini

bersifat statis dan bentuk dinamika masyarakat disebut

proses sosial

dan

perubahan sosial

. Masyarakat yang

mempunyai bentuk – bentuk strukturalnya tentu mengalami pola – pola perilaku yang berbeda – beda juga

tergantung dengan situasi yang dihadapi masyarakat tersebut.

[5]

Perubahan dan perkembangan masyarakat

yang mengarah pada suatu

dinamika sosial

bermula dari masyarakat tersebut melakukan suatu komunikasi

dengan masyarakat lain, mereka membina hubungan baik itu berupa perorangan atau

kelompok sosial

.

[5]

Tetapi sebelum suatu hubungan dapat terjadi perlu adanya suatu proses berkaitan dengan nilai –

nilai sosial

dan budaya dalam masyarakat.

[5]

Dengan suatu masyarakat yang mengetahui nilai sosial dan budaya

masyarakat lain maka hubungan dapat terbentuk.

[5]

Maka dapat diartikan bahwa proses sosial adalah sebagai

pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.

[5]

Proses sistem sosial budaya Indonesia sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

proses pembangunan nasional

Pengamalan Pancasila, yang pada hakikatnya pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Maka pada dasarnya

proses sistem sosial budaya Indonesia selalu berkaitan dengan

pembangunan nasional

di mana ia

berlangsung beriringan dengan pebangunan nasional, bahkan kadang bisa mendahului pembangunan

nasional agar masyarakat dapat menerima pembaharuan sebagai hasil pembangunan nasional.

[1]

Setelah

menyiapkan masyarakat agar mampu menerima pembangunan, maka kemudian menyiapakan agar manusia

dan masyarakat dapat berperan serta dalam proses pembangunan nasional tersebut dengan memiliki kualitas

sebagai berikut:

 Beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Berbudi pekerti luhur

 Berkepribadian

 Bekerja keras

 Berdisiplin

 Tangguh

 Bertanggung jawab

 Mandiri

 Cerdas dan terampil  Sehat jasmani dan rohani  Cinta tanah air

 Memiliki sifat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial  Percaya pada diri sendiri dan memiliki [[[harga diri]]

 Inovatif dan kreatif

(6)

Karena pembangunan nasional yang selalu beriringan dengan proses sistem sosial budaya Indonesia maka

jika manusia atau masyarakat ikut serta dalam pembangunan nasional mereka juga ikut berperan serta dalam

proses sistem sosial budaya Indonesia sehingga

komunikasi

akan terjadi di antara mereka yang kemudian

suatu hubungan dapat terjalin.

[1]

Hal ini dapat menyebabkan dinamika sosial terjadi yang akan menuju pada

perubahan dan perkembangan pada masyarakat tersebut yang ke arah lebih baik.

[1]

Transformasi Sistem Sosial Budaya Indonesia

Pembangunan nasional merupakan suatu upaya melakukan transformasi atau perubahan dalam masyarakat,

yaitu

transformasi budaya

masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat

industri modern

dan

masyarakat informasi yang tetap berkepribadian Indonesia. Namun

sistem feodalisme

yang masih bercokol

dalam kehidupan masyarakat Indonesia membawa dampak negatif yakni berupa kelemahan mentalitas.

Kelemahan mentalitas ini dapat menghambat pembangunan nasional.

[1]

Menurut Koentjaraningrat terdapat 2 jenis mentalitas dalam masyarakat Indonesia

Mentalitas yang cocok dengan jiwa pembangunan

1. Tidak berspekulasi tentang hakikat kehidupan, karya, dan hasil karya manusia, tetapi manusia itu bekerja keras untuk dapat makan.[1]

2. Menghargai waktu, artinya selalu memperhitungkan tahapan-tahapan aktivitas dalam lingkaran waktu.[1]

3. Tidak merasa tunduk pada alam, sebaliknya juga tidak merasa mampu menguasainya. Hidup harus selaras dengan alam sekelilingnya.[1]

4. Memiliki rasa kehidupan bersama.[1]

5. Pada hakikatnya manusia tidak berdiri sendiri melainkan selalu membutuhkan bantuan dari sesamanya. Hanya saja sisi negatifnya adalah jangan dengan sengaja berusaha menonjolkan diri di atas orang lain.[1]

Mentalitas yang tidak cocok dengan jiwa pembangunan

1. Tidak bersumber kepada suatu nilai yang berorientasi terhadap hasil karya manusia itu sendiri, tetapi hanya terhadap amal dari karya ibarat orang sekolah, tidak mengejar pengetahuan dan ketrampilan, melainkan mengejar ijazahnya saja.[1]

2. Masih terdapat rasa sentimen yang agak berlebihan terhadap benda-benda pusaka nenek moyang, mitologi

dan banyak hal mengenai masa lampau.[1] Hal ini bukannya melemahkan mentalitas, hanya saja suatu

orientasi yang terlampau banyak terarah ke zaman dulu akan melemahkan kemampuan seseorang untuk melihat masa depan.[1]

3. Berspekulasi tentang masalah hubungan antarmanusia dengan alam, serta terlalu menggantungkan diri pada nasib. Dalam menghadapi kesulitan hidup cenderung berlari ke alam kebatinan (klenik).[1]

4. Mentalitas yang orientasinya mengarah pada orang yang berpangkat tinggi, senior, dan orang-orang tua, sehingga hasrat untuk berdiri sendiri dan berusaha sendiri masih lemah.[1] Seperti rendahnya disiplin pribadi

yang murni, orang cenderung taat jika ada pengawasan dari atas. Juga mentalitas yang selalu menunggu restu dari atasan.[1]

5. Sifat -sifat kelemahan yang bersumber pada kehidupan keragu-raguan dan hidup tanpa orientasi yang tegas antara lain:

(7)

 Sifat mentalitas yang suka mengambil jalan pintas  Sifat kurang percaya diri

 Sifat tidak berdisiplin murni

 Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh

Agar perubahan tata laku, tata sosial dan tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara tetap mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu

diciptakan pranata-pranata sosial yang dapat mendukung proses transformasi system

sosial budaya Indonesia =

1. Mewajibkan sebagai syarat suatu nilai budaya yang berorientasi ke masa depan 2. Sifat hemat dan hasrat untuk bereksplorasi dan berinovasi

3. Pandangan hidup yang menilai tinggi hasil karya 4. Sikap lebih percaya kepada kemempuan sendiri

5. Berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri

6. Menghilangkan rasa, kepekaan terhadap mutu dan mentalitas mencari jalan pintas

7. Mengatasi penyakit-penyakit sosial budaya yang parah, seperti krisis otoritas, krisis ekonomi yang berkepanjangan, kemacetan administrasi, dan korupsi secara menyeluruh yang sekarang masih mengganas dalam masyarakat

Cara merubah mentalitas yang lemah

1. Memberi contoh yang baik.[1] Asumsinya ialah karena banyak orang Indonesia mempunyai mentalitas

beorientasi kearah pembesar-pembesar, maka asal saja orang-orang pembesar itu memberi contoh yang benar dari atas, itu dapat dikembangkan, misalnya sifat hemat dll.[1]

2. Memberi perangsang yang cocok sebagai motivasi. Motivasi dapat untuk menggerakkan orang untuk bersikap.[1] Contoh, yaitu perangsang yang bisa mendorong orang menjadi lebih berhasrat untuk menabung

uangnya di bank adalah tentu tidak hanya bunganya yang menarik misalnya, namun perlu ada perangsang lain, yaitu pelayanan yang baik.[1]

3. Melaksanakan persuasif dan penerangan merupakan jalan lain yang sebenarnya harus di intensifkan oleh para ahali penerangan dan ahli media masa, karena meraka mempunyai imajinasia yang besar. [1]

4. Menanamkan suatu mentalitas pembangunan yang baru.[1]

5. Hal itu tentunya hanya mungkin pada generasi yang baru,yaitu anak-anak yang harus diasuh dan dibina dengan kesadaran yang tinggi agar 15 tahun lagi mereka akan menjadi manusia Indonesia baru yang bangga akan usaha dan kemampuannya sendiri, mempunyai hasil karya yang tinggi, mempunyai rasa disiplin, berani bertanggung jawab sendiri dan mempunyai perasaan yang peka terhadap mutu.[1]

(8)

Bentuk dan Dampak Perubahan Sosial Budaya - Halo pelajar semua. Ketemu lagi sama Eduspensa.com. Kalian sedang belajar mengenai perubahan sosial? Nah kalau iya artikel yang satu ini cocok banget buat kalian.

Kalau sebelumnya kita sudah bahas mengenai pengertian perubahan sosial budaya yang mencakup faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial, kali ini kita akan belajar mengenai bentuk dan dampak perubahan

sosial budaya tersebut lebih lanjut.

Jadi, poin penting yang harus kalian pahami pada artikel ini ialah :

1. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya

2. Dampak Positif Perubahan Sosial Budaya

3. Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya

Scroll kebawah yuk buat mulai belajar.

Baca juga : Contoh Perubahan Sosial Budaya

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya

Untuk bentuk perubahan sosial dan budayanya sendiri dibedakan menjadi 4, apa saja?

1. Dilihat dari Proses

a) Evolusi (Perubahan Secara Lambat)

Perubahan evolusi merupakan perubahan yang lama dengan diikuti perubahan kecil. Pada evolusi, perubahan yang terjadi tanpa ada tekanan atau terjadi dengan sendirinya, kenapa? Karena raktya biasanya selalu berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan atau kondisi yang baru timbul di lingkungannya.

Contoh : Perubahan dari masyarakat tradisional ke modern.

b) Revolusi (Perubahan Secara Cepat)

Perubahan revolusi merupakan perubahan yang terjadi secara cepat dalam dasar atau sendi-sendir pokok yang terdapat dalam masyarakat. Peubahan ini dapat direncanakan terlebih dahulu dan biasanya harus ada pemimpin kelompok masyarakat.

Contoh : Revolusi industri.

Bentuk dan Dampak Perubahan Sosial Budaya

(9)

a) Pengaruh Kecil

Merupakan perubahan yang kurang menghasilkan pengaruh langsung bagi masyarakat, jadi tidak sampai menghasilkan keributan.

Contoh : Perubahan model gaya rambut atau fashion.

b) Pengaruh Besar

Merupakan perubahan yang membawa dampak besar dalam unsur-unsur kehidupan masyarakat yang penting seperti stratifikasi sosial dan sebagainya.

Contoh : Industrialisasi.

3. Dilihat dari Penyebab

a) Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang sudah direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan dalam masyarakat. Pihak yang menghendaki melakukan perubahan disebut agent of change. Agent of Change merupakan orang kepercayaan atau pimpinan lembaga masyarakat.

Contoh : program Keluarga Berencana, imunisasi.

b) Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Yang satu ini merupakan hal yang tidak bisa dalam kendali masyarakat dan biasanya menghasilkan masalah yang

memicu kendala dalam masyarakat.

Contoh : bencana alam.

4. Dilihat dari Hasil

a) Progress

Progress merupakan perubahan sosial yang sangat diharapkan masyarakat. Perubahan yang membawa kemajuan ini menguntungkan masyarakat seperti bergantinya masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern

Contoh : penemuan alat komunikasi, transportasi.

b) Regress

Regres atau perubahan menuju kemunduran disebabkan oleh penggunanya itu sendiri. Biasanya terjadi karena penyalahgunaan perangkat teknologi.

Contoh : Misal saja internet disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan atau mengakses situs yang tidak pantas

Dampak Perubahan Sosial Budaya

Kita lanjut ke pembahasan berikutnya yaitu mengenai dampak perubahan sosialnya. Perubahan sosial budaya memberikan dampak tersendiri secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut juga didukung akibat modernisasi dan globalisasi.

(10)

1. Eratnya integrasi masyarakat. Hal tersebut bisa terjadi jika masyarakat dapat menyikapinya dengan baik sehingga tidak terjadi konflik.

2. Kemajuan teknologi. Teknologi seiring zaman terus maju, hampir semua orang sudah bisa memanfaatkan tekonologi di sekitarnya sehingga bisa meningkatkan taraf hidup mereka.

3. Tingkat kehidupan yang lebih baik. Seperti yang sudah Admin sebutin di poin ke 2 dimana teknologi membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang dan kita dapat menggunakannya untuk kebaikan produktifitas manusia. 4. Pola pikir yang lebih maju. Kalau dulu mungkin saja masyarakat pikiran mereka masih primitive dan terisolir, berkat modernisasi dan pengetahuan mereka dapat berfikir lebih maju dan meninggalkan pemikiran lama.

5. Perubahan nilai dan tata sikap. Terjadinya difusi dan inovasi dalam kebudayaan dapat mengubah nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.

6. Menumbuhkan sikap menghargai waktu dan mau bekerja keras.

7. Munculnya sistem pembagian pekerjaan antara pria dengan wanita menurut kemampuan mereka juga semakin kecilnya tingkat diskriminasi terhadap wanita.

Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya :

1. Munculnya perilaku hidup konsumtif. Kemampuan daya beli masyarakat yang meningkat membuat para pengusaha memproduksi segala macam barang kebutuhan menyebabkan adanya pola hidup konsumtif.

2. Terjadinya ketertinggalan budaya. Ketertinggalan budaya atau yang bisa disebut sebagai cultural lag merupakan suatu keadaan dimana terjadi unsur – unsur kebudayaan tertentu yang tertinggal perkembangannya di tengah berbagai kemajuan unsur kebudayaan yang lain. Biasanya ini terjadi karena masyarakat memiliki laju pertumbuhan budaya yang lambat.

3 Dekadensi Moral. "Ha? paan tuh?" ini tuh menurun atau merosotnya moral seseorang yang ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, contohnya pergaulan bebas yang tidak patut dicontoh.

4. Sikap individualis. Semakin kesini persaingan hidup semakin ketat sehingga nilai kemanusiaan semakin menurun. Budaya di Indonesia seperti Gotong Royong-pun sangat tertinggal, contoh saja kebanyakan masyarakat kota yang mungkin jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

5. Kriminalitas. Perubahan sosial budaya juga bisa mengakibatkan kriminalitas, faktornya ya seperti persaingan hidup yang semakin ketat dan juga perilaku konsumtif manusia yang tidak diimbangi dengan pemasukan yang ada dapat menimbulkan seseorang berbuat nekat demi keinginannya.

6. Gaya hidup. Gaya hidup masyarakat tertentu bisa berubah karena adanya globalisasi, mereka mengikuti gaya orang luar yang mungkin saja dianggap tidak pantas di negara sendiri.

(11)

Hubungan Antara Ekonomi Dengan Kehidupan Sosial Budaya

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa faktor ekonomi memang memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia.Ekonomi memang mencakup banyak bidang dalam hidup ini contohnya dalam bidang

sosial budaya yang akan Saya jelaskan hubungannya.

Faktor Ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat memegang peranan penting dalam menentukan

tingkatan status sosial seseorang atau sekelompok orang di dalam lingkungannya.Sebenarnya di dalam

kehidupan bermasyarakat ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat status sosial seseorang,yaitu

faktor ekonomi,faktor pendidikan,faktor keturunan dan pekerjaan seseorang.Tetapi dalam kehidupan

bermasyarakat di Indonesia umumnya faktor ekonomi adalah hal dapat dikatakan sebagai tolok ukur status

sosial seseorang.

Seseorang dengan tingkat kekayaan yang tergolong tinggi akan berbeda pola hidup dan kebiasaannya

dibandingkan dengan orang yang tingkat ekonominya dibawah standar pada masyarakat tersebut.Jika

seseorang yang ekonominya menunjang,umumnya dia tidak akan pergi makan di restoran – restoran murah

pinggir jalan atau berrekreasi di tempat-tempat lokal,sedangkan untuk orang-orang yang tingkat ekonominya

rendah mereka lebih sering makan di warung-warung nasi atau paling tidak mereka membeli bahan makanan

dan memasaknya sendiri.Perbedaan yang terlihat jelas juga tampak dalam bagaimana mereka berpenamilan

dan bertutur kata.Orang-orang dengan tingkat status tinggi akan berpenampilan lebih elegan dan berbicara

dengan sopan dan halus,sedangkan untuk masyarakat dengan status sosial rendah umumnya berpenampilan

tidak menarik dan kurang memperhatikan penampilannya,dalam berbicara pun mereka sering menggunakan

kata-kata yang kasar dan kurang sopan di dengar.Dan dengan adanya perbedaan kebiasaan dan pola hidup

tersebut muncullah yang disebut stratifikasi social atau bisa disebut juga kasta.

Stratifikasi sosial tentunya memiliki memiliki beberapa dampak yang terjadi dalam kehidupan

sosial,selain dampak negatif ada pula dampak positifnya.Berikut dampak positif dan negatif dari stratifikasi

sosial:

1. Dampak positif Stratifikasi Sosial

Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan

untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat

naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan

dimasa depan. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang

lebih baik.

(12)

Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan

jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan

kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional.

Kurang tanggapnya pemerintah dalam menanggapi prospek perkembangan ekonomi yang dapat

diraih dari tansportasi merupakan hal yang seharusnya dihindari. Mereka yang mempunyai kendaraan lebih

bagus atau mewah dari pada yang lain maka akan berkedudukan diatas yang lainnya yang tidak mempunyai

kendaraan yang lebih mewah. Mewah tidaknya kendraan dan banyaknya kendaraa pribadi yang dimiliki

menempatkan pemiliknya pada status social yang lebih tinggi.

2. Dampak negativ Stratifikasi Sosial

Umumnya ada tiga dampak negative dalam stratifikasi sosial yaitu :

1.

Konflik antar kelas

Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan

pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan

kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul

konflik antarkelas.Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik

antara kelas buruh dengan pengusaha.

2.

Konflik antar kelompok social

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial

berdasarkan ideologo, profesi, agama, suku,dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai

kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar.

3.

Konflik antargenerasi

Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah

yang ingin mengadakan perubahan.Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di

Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

Jadi kesimpulannya faktor ekonomi dalam kehidupan bersosial budaya memberi dampak yang besar

bagi masyarakat mulai dari setiap lapisan masyarakat.Faktor ekonomi juga merubah sistem kehidupan

bermasyarakat dan pola hidup dan pergaulan mereka serta memberi dampak negatif dan juga dampak

positif.Selama ekonomi dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi stratifikasi sosial masih ada maka

perbedaan dalam masyarakat dalam berperilaku,pola kebiasaan dan jaringan pertemanan akan selalu ada.

(13)

cenderung akan punah. Adaptasi yang dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan tantangan alam,

lebih banyak menggunakan akal.

Manusia dengan akal yang dimilikinya, mencoba berpikir bagaimana memecahkan tantangan hidup yang

dihadapi yang disebabkan oleh kondisi alam. Jawaban yang dilakukan oleh manusia dalam menghadapi

tantangan tersebut, yaitu dengan menciptakan berbagai peralatan hidup. Manusia secara fisik tidak

melakukan adaptasi seperti yang terjadi pada binatang. Perkembangan yang terjadi justru pada alatalat

kehidupan yang digunakan. Dari zaman ke zaman, peralatan kehidupan manusia berkembangan.

Perkembangan itu terjadi, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Perubahan terjadi mulai dari

bahan yang digunakan hingga pada bentuk, misalnya mulai dari bahan yang menggunakan batu, tulang,

kayu, hingga logam dan besi. Dari segi bentuk, mulai dari yang kasar hingga yang halus, mulai dari bentuk

hiasan yang sederhana hingga menjadi hiasan yang indah. Peralatan-peralatan yang diciptakan oleh manusia

merupakan hasil kebudayaannya. Perkembangan kehidupan manusia, terjadi bukan hanya pada hubungan

manusia dengan lingkungan alam. Interaksi di antara sesama manusia mengalami perkembangan pula.

Interaksi ini terjadi disebabkan oleh adanya saling membutuhkan di antara individu-individu, karena secara

fitrahnya manusia merupakan makhluk sosial. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Interaksi manusia

akan melahirkan bentuk kehidupan sosial, ekonomi, dan keluarga.

Kebutuhan yang menjadi dasar hubungan antarmanusia dapat berupa kebutuhan yang bersifat materi

maupun nonmateri. Kebutuhan nonmateri, misalnya kebutuhan biologis. Hubungan manusia yang berdasar

pada kebutuhan biologis akan melahirkan suatu perkawinan, yang kemudian membentuk suatu keluarga.

Pembentukan keluarga akan berkembang pada pembentukan kelompok masyarakat yang lebih luas. Di

antara anggota keluarga atau kelompok masyarakat akan terjadi ketergantungan kebutuhan materi.

Hubungan materi ini akan melahirkan kehidupan ekonomi. Kebutuhan ekonomi dalam suatu kelompok

keluarga dilakukan biasanya melalui pembagian kerja. Pada kelompok keluarga manusia purba, biasanya

kaum laki-laki mencari berburu ke hutan mencari binatang untuk dijadikan makanannya. Mereka berburu

secara berkelompok, dengan tujuan demi keamanan. Sedangkan kaum wanita dan anak-anak biasanya hanya

mencari makanan atau tumbuh-tumbuhan di sekitar tempat tinggal sementara mereka. Kehidupan sosial dan

ekonomi merupakan dua aspek kehidupan yang saling berkait. Sebagaimana telah dikemukakan, kehidupan

manusia purba mencari makanan secara berkelompok. Dalam mencari makanan ini pun kemudian

mengalami perkembangan. Semula mereka bergantung pada alam, lambat laun mereka mengolah sumber

makanan yang disediakan oleh alam. Hal ini terjadi disebabkan sumber makanan yang disediakan oleh alam

memiliki ketersediaan yang menipis dan terbatas. Dampak dari ini pula, manusia mengalami perkembangan

dalam hal tempat tinggal. Semula, hidupnya berpindah-pindah, kemudian menjadi menetap. Dengan

demikian kehidupan sosial ekonomi pun mengalami perubahan. Kebutuhan nonmateri lainnya yaitu

kepercayaan. Kehidupan kepercayaan manusia pun mengalami perkembangan. Suatu kepercayaan pada

manusia, biasanya timbul disebabkan adanya keyakinan pada diri manusia terhadapnya kekuatankekuatan

gaib yang menguasai kehidupan manusia. Kekuatan gaib tersebut dapat dipersonifikasikan ke dalam

benda-benda fisik yang ada di sekitarnya, misalnya pohon, batu, bahkan juga binatang. Benda-benda-benda tersebut

dianggap keramat. Sebagai wujud adanya kepercayaan maka lahirlah kegiatan-kegiatan ritual atau

upacara-upacara penyembahan.Upacara penyembahan pun mengalami perkembangan mulai dari menyembah

terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan yang gaib, sampai dengan mempercayai adanya

Dewa dan Tuhan.

Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam, Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Posted by Nanang Ajim | Posted on 11:19 PM | with No comments | Print

Interaksi merupakan merupakan suatu bentuk hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Interaksi manusia bukan hanya dengan individu dan kelompok saja, melainkan mencakup interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi. Dalam interaksi tersebut, terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan dinamika interaksi. Dinamika ini, mendorong terbentuknya suatu perubahan kepada hal yang baik atau pun hal yang sebaliknya.

(14)

merupakan komponen penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian. Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.

1. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.

Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.

Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.

Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi alam.

 Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah hidup dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.

 Interaksi manusia yang mendominasi alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam. Bahkan, manusia berupaya memodifikasi cuaca dengan mengembangkan teknologi hujan buatan.

Namun demikian, sampai saat ini manusia belum mampu memperkirakan kapan gempa bumi akan terjadi, jam berapa gunung akan meletus, dan seterusnya. Manusia juga tidak mampu menghentikan gelombang tsunami, menghentikan banjir dan lain-lain. Dalam hal ini manusia cenderung berupaya menyesuaikan diri. Sebagai contoh, penduduk yang tinggal di daerah gempa mengembangkan teknologi rumah atau bangunan yang tahan gempa.

2. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia.

(15)

Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere (bersama, menyentuh). Kontak berarti bersama-sama saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, Kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan demikian hubungan fisik bukan

syarat utama terjadinya interaksi sosial.

Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:

 Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.

 Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga. Misalnya, Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan kepada Fatimah.

Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk, yaitu:

 Antara orang perorangan . Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung.

 Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya.

 Antara kelompok dengan kelompok. Contohnya, seperti kelompok pelajar dari suatu sekolah melakukan studi banding ke sekolah yang lain.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didorong oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Imitasi

Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti peniruan. imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Untuk dapat meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain: (1) Harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. (2) mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. (3) memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi objek imitasi kita. (4) memiliki pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi.

b. Faktor Sugesti

(16)

kalau orang yang memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang di bidangnya atau juga sugesti itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas).

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain bisa masuk ke dalam jiwanya. Misalnya, kita mengidolakan seseorang sehingga semua tingkah laku orang itu kita lakukan.

d. Faktor Simpati

Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting. Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.

3. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya

Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai kecendrungan untuk hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dalam hal perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan tersebut.

Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Melalui kebudayaan itu, dapat terlihat ciri khas setiap suku. Kita seharusnya mengetahui tentang kebudayaan bangsa yang beranekaragam hingga dapat menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan agar keberadaan kita dapat diterima dalam suatu kelompok masyarakat.

4. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah kebijakan ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi yang tersedia dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Sel mast terdapat pada lapisan epithelial saluran nafas, dan karenanya dapat berespon terhadap allergen yang terhirup. Terdapatnya peningkatan jumlah

Didalam bangunan Istana Maimun terdapat Ornamen Melayu dengan berbagai motif seperti motif Bunga Cengkih dan Bunga Manggis dengan makna kemegahan yang dapat

Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada tenaga medis yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan sebagai pengakuan

Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba Dan Penyakit Sosial Lainnya) dilaksanakan dengan dasar Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998

Dengan tidak adanya segmentasi pasar, berakibat pada suatu perusahaan akan kesulitan untuk membidik konsumen mana yang akan dituju, karena kosumen mempunyai kebutuhan

dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan yang diidentifikasi. Output yang tak dikehendaki a) Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat dihindari dari sistem yang

Yang dimaksud pertanyaan kesiapan diri ini adalah kesiapan diri bagi mahasiswa yang hampir selesai dengan bangku perkuliahan dimana ketika ASEAN Community

Sebuah pusat perbelanjaan bertema industri kreatif dengan konsep city walk dapat menjadi wadah yang pas selaras dengan perkembangan sektor komersil dan pariwasata