• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kebijakan luar negeri dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "analisis kebijakan luar negeri dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. Dasar-Dasar Kebijakan Luar Negeri 1. Pengertian Politik Luar Negeri

Dalam mempelajari politik luar negeri, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dasarnya. Politik luar negeri merupakan “action theory” atau kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan negara lain untuk mancapai suatu kepentingan tertentu. Secara umum dapat diartikan suatu perangkat formula nilai, arah, serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional.

Dari politik sendiri adalah seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak yang bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan kebijakan itu sendiri berakar pada konsep “choice”, atau memilih tindakan dalam sebuah keputusan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan gagasannya mengenai kedaulatan dan konsep “wilayah”. Kedaulatan yang berati kontrol terhadap wilayah (negeri) yang dimiliki suatu negara. Jadi dapat disimpulkan, politik luar negeri adalah seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar wilayah suatu negara.

Dalam pemahaman konsep ini dapat membedakan antara politik luar negeri dan politik domestik (dalam negeri). Dan tidak dapat dipungkiri bahwasanya pembuatan politik luar negeri selalu terkait dengan konsekuensi-konsekuensi yang ada di dalam negeri. Dengan demikian sulit untuk memisahkan politik luar negeri dan politik dalam negeri, saling berkesinambungan.

2. Tujuan Politik Luar Negeri

Tujuan dari kebijakan luar negeri juga sebenarnya merupakan fungsi dari proses dimana tujuan negara disusun, yang dipengaruhi oleh sasaran dari masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan datang. Tujuan luar negeri dapat dibedakan atas tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

(2)

dalam suatu periode waktu tertentu dan bersifat sementara atau berubah sesuai kondisi dan waktu tertentu. K. J. Holsti memberikan tiga kriteria untuk mengklasifikasikan tujuan-tujuan politik luar negeri suatu negara yaitu;

a. Nilai yang menjadi tujuan para pembuat keputusan.

b. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Seperti short-term, middle-term, long-term.

c. Tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada negara lain.

Konsep lain yang melekat pada tujuan politk luar negeri adalah kepentingan nasional (national interest) yang didefinisikan sebagai konsep abstrak. Terbagi dalam beberapa jenis:

a. Core/basic/vital interest; kepentingan yang sangat tinggi nilainya sehingga suatu negara rela untuk berperang dalam mencapainya. Misalnya, melindungi, menjaga, dan melestarikan daerah-daerah wilayahnya.

b. Secondary interest; meliputi segala macam keinginan yang ingin dicapai masing-masing negara, namun tidak bersdia untuk berperang atau masih terdapat kemungkinan untuk mencapainya melalui jalan perundingan. 3. Konsepsi Politik Luar Negeri

Kebijakan luar negeri mempunyai tiga konsep untuk menjelaskan hubungan suatu negara dengan kejadian dan situasi di luar negaranya, yaitu:

a. Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi. Politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang menuntut pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut. Orientasi ini terdiri dari sikap, persepsi, dan nilai-nilai yang dijabarkan dari pengalaman sejarah, dan keadaan strategis yang menentukan posisi negara dalam politik internasional.

(3)

membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan orientasi kebijakan luar negeri.

c. Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi. Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada dalam tingkat yang lebih empiris, yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan eksternal. Jadi, kebijakan luar negeri dapat dibedakan sebagai sekumpulan orientasi, sekumpulan komitmen, dan rencana aksi, dan sebagai suatu bentuk perilaku. Setiap negara menghubungkan negaranya kepada peristiwa dan situasi di luar dengan ketiga bentuk kebijakan luar negeri di atas.

4. Proses Pembuatan Keputusan

Secara teoritis, ada dua sumber utama yang menentukan politik luar negeri suatu negara: Sistem Internasional dan Sistem Politik Domestik. Kedua elemen tersebut merupakan Input yang menentukan Output (kebijakan) dan outcome (implementasi) politik luar negeri. Dalam kasus Indonesia, dengan dukungan kapabilitas nasional (politik-ekonomi-militer) yang relatif lemah, bargaining position Indonesia di dunia internasional pun cenderung menurun. Dalam kondisi seperti ini, politik luar negeri Indonesia sulit menyentuh, apalagi mempengaruhi sistem internasional. Tahapan dalam pengambilan keputusan pembuatan kebijakan luar negeri melibatkan beberapa tahap:

a. Penilaian lingkungan politik internasional dan domestik

Kebijakan luar negeri dibuat dan diterapkan dalam konteks politik internasional dan domestik, yang harus dipahami oleh negara dalam rangka untuk menentukan pilihan kebijakan terbaik asing. Sebagai contoh, negara mungkin perlu menanggapi krisis internasional.

a. Tujuan pengaturan

(4)

pada waktu tertentu. Selain itu, tujuan kebijakan asing dapat menyebabkan konflik, yang akan membutuhkan negara untuk memprioritaskan tujuan pengaturan kebijakan luar negerinya. kebijakan dan penilaian terhadap konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan.

c. Keputusan resmi membuat tindakan

Sebuah keputusan kebijakan formal asing akan diambil pada beberapa tingkat dalam pemerintahan. Keputusan kebijakan luar negeri biasanya dibuat oleh cabang eksekutif pemerintah. Aktor pemerintah umum atau lembaga yang membuat keputusan kebijakan luar negeri meliputi: kepala negara (seperti presiden) atau kepala pemerintahan (seperti perdana menteri). melaksanakan kebijakan luar negeri, seperti departemen untuk: perdagangan, pertahanan, dan bantuan .

(5)

adanya sistem internasional membuat setiap negara mencari dukungan sumber-sumber yang dibutuhkan, ekonomi, kapabilitas militer, dukungan politik dan strategi serta kerjasama dengan negara-negara lain. Maka dengan gambaran itu politik luar negeri justru concern terhadap perilaku-perilaku aktor. Adapun langkah pertama dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri mencakup:

1. Menguraikan pertimbangan kepentingan nasional ke dalam tujuan atau sasara secara spesifik.

2. Menetapkan faktor situasional di lingkungan domestik dan internasional terkait tujuan kebijakan luar negeri.

3. Menganalisis kapabilitas nasional guna menjangkau hasil yang dikehendaki.

4. Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai kapabilitas nasional dalam menanggulangi variabel tertentu, sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Melaksanakan tindakan yang diperlukan.

6. Melakukan evaluasi perkembangan yang telah berlangsung dalam menjangkau tujuan atau hasil yang dikehendaki.

(6)

Konsep lingkungan atau millieu (environment) meliputi semua fenomena dimana lingkungan aktivitas unit politik (negara) saling berhubungan, termasuk lingkungan psikologis dan lingkungan operasional. Lingkungan psikologis diartikan sebagai keadaan yang dipersepsikan oleh para pembuat keputusan atau aktor lain yang menjadi fokus analisis. Sedangkan lingkungan operasional merupakan keadaan politik internasional yang terjadi pada setiap saat (moment). Menurut Sprout ada tiga tipe hubungan yang terjadi antara unit kesatuan politik (negara) dengan lingkungannya.

1. Environmental possibilism, lingkungan merupakan sekumpulan ketidakleluasaan/keterbatasan yang sebenarnya mungkin dibentuk/dilakukan oleh aktor (negara) di dalam lingkungannya.

2. Environmental probabilism, lingkungan memaksa situasi untuk menjadikan tindakan tertentu menjadi lebih mungkin atau kurang mungkin.

3. Cognitive behaviorism, para pembuat keputusan bertindak sesuai dengan persepsi mereka mengenai lingkungannya.

Hubungan antara unit-unit kesatuan dan lingkungan dapat pula diamati dengan menggunakan dua konsep yang diberikan oleh Harvey Starr yaitu opportunity dan willingness. Opportunity membutuhkan tiga kondisi keterhubungan, yaitu:

1. Lingkungan internasional memungkinkan interaksi antar negara.

2. Negara-negara memiliki sumber-sumber yang memadai untuk mengambil suatu tindakan tertentu.

3. Para pembuat keputusan menyadari luasnya interaksi dan tingkat kapabilitas yang tersedia bagi mereka.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 2. Kandungan bahan organik media fermentasi G. lucidum pada level Cr dan lama fermentasi berbeda. TKS= campuran tandan kosong sawit dan serat sawit dengan perbandingan

penelitian yang berjudul “Determinan Efisiensi Bank BUMD Regional Sumatera Berdasarkan Data Employment Analyis (DEA) studi kasus: Bank Aceh, Bank Nagari(sumbar), dan Bank

Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan berupa model sarana pembelajaran atletik alat lempar cakram melalui modifikasi ukuran berat,

Oogenesis hanya dapat menghasilkan satu sel telur matang dalam sekali waktu, berbeda dengan spermatogenesis yang menghasilkan satu sel telur matang dalam sekali waktu, berbeda

Dengan demikian, intensi berwirausaha merupakan keinginan atau niat di dalam diri yang terdiri dari keyakinan pada perilaku, norma dan kontrol perilaku untuk melakukan

Perancangan power supply dalam sistem ini harus sesuai dengan kebutuhan arus dan tegangan yang sesuai dengan spesifikasi komponen – komponen utama yang merupakan

Ketika kata-kata masyarakat mengalami proses evolusi menjadi kewarganegaraan, seperti yang dikatakan di atas bahwa tanggung jawab individu akan negara muncul, manusia tidak

Pada tanggal 02 Januari 2017 melakukan observasi sekaligus meminta izin untuk melakukan penelitian di MTsN Mojorejo Wates Blitar. Penelitian ini dilakukan untuk