• Tidak ada hasil yang ditemukan

BISNIS PENGANTAR bisnis dunia PRODUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BISNIS PENGANTAR bisnis dunia PRODUK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH BISNIS PENGANTAR

TEMA “PRODUK”

PEMBAHASAN

A.Pengertian Produk

Produk dalam istilah pemasaran ( marketing ) adalah bentuk fisik barang yang ditawarkan dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service) yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan. Produk menurut pengertian adalah barang / jasa yang ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian/konsumsi yang dapat memenuhi keinginan/kebutuhan. Produk dibutuhkan jika merasa cocok sehingga produk harus disesuaikan dengan keinginan/kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil.

Karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik produk ( tangible features) tetapi juga aspek nonfisik (intangible features) sepeti citra dan jasa yang tidak dapat dilihat. Seperti contoh apabila kita membeli motor tipe NSR 150 R bermerek Honda kita akan memperoleh bentuk fisik sebuah sepeda motor serta citra bahwa motor NSR adalah turunan motor balap tunggangan Mike Doohan (pembalap Australia juara lima kali GP 500cc er 1990-an) yang diaplikasikan di jalan raya. Demikian juga kalau kita membeli sepatu Nike Air Brasilia,maka selain memperoleh sepatu tersebut kita sesungguhnya “membeli” citra sepatu Ronaldo (pemain sepak bola asal Brasil yang popular di akhir 1990-an sampai awal 2000-an). Banyak produk yang ditawarkan merupakan antara barang dan jasa. Apabila ingin membeli computer maka akan mendapatkan seperangkat computer (produk berupa barang) dan garansi (produk berupa jasa). Produk lebih memprioritaskan pada keinginan pasaar/selera konsumen (mutu,kemasan) dan menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan keinginan pasar (konsumen).

B. Kategori Produk

Pemasar membagi produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya menjadi produk konsumen dan produk industry.

1. Produk Konsumen (Consumer Product)

(2)

Produk tu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain, atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen,produk konsumen dibagi menjadi tiga, yaitu convenience goods,shopping goods,specialty goods dan unsought goods.

Convenience goods adalah produk atau barang convenience merupakan barang dan jasa yang harganya relative tidak mahal, frekuensi pembelian tinggi, dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembelian. Dapat dibeli berdasarkan kebiasaan konsumen. Contohnya : permen.minuman,gula pasir,sabun.bensin,dan sebagainya. Barang convenience terdiri dari tiga jenis :

a. Bahan – bahan pokok (Staples) adalah barang yang sering dan secara rutin dibeli tanpa banyak pertimbangan. Contoh : bahan makanan dan obat-obatan yang digunakan secara tetap oleh keluarga.

b. Barang-barang yang dibeli karena dorongan hati sesaat (Impulse goods) adalah barang yang dibeli tanpa direncanakan sebelumnya. Konsumen memutuskan untuk membeli begitu barang tersebut terlihat. Barang-barang impulsif biasanya diletakkan dekat pintu masuk / rak-rak pajangan yang memungkinkan untuk dilihat dengan mudah oleh konsumen.

c. Barang-barang mendesak (Emergency goods) adalah barang-barang yang dibeli hanya ketika kebutuhan sangat mendesak dan harus dibeli segera,berapapun harganya tidak penting . Contoh : pelayanan ambulance, mobil derek, dan sebagainya.

Shopping goods pemakaian konsumen yang memerlukan waktu, usaha, dan tenaga untuk menemukan dan mendapatkan produk ini. Sebelum mengambil keputusan, konsumen melakukan perbandingan dengan mengumpulkan informasi dan berbagia sumber baik dari iklan maupun dari teman, dan menandatangani beberapa took.

Contoh : televise, perabotan rumah tangga, perawatan gigi, dan sebagainya. Barang shopping dapat digolongkan menjadi 2 tipe yang diperbandingkan oleh konsumen :

a. Homogeneus shopping goods adalah barang-barang belanjaan dimana konsumen melihat bahwa barang-barang tersebut pada dasarnya sama dan konsumen menginginkan harga yang terendah. Contoh : mesin cuci, kulkas, monitor computer, dan toner computer. b. Heterogeneus shopping goods adalah barang-barang belanjaan yang dianggap

(3)

barang. Gaya dan ciri-ciri barang lebih penting disbanding harga. Contoh : perabotan rumah tangga, kamera, dan notebook.

Produk Spesial (Specialty Goods) merupakan produk yang unik di mata konsumen tertentu, seringkali konsumen harus membeli meski berapapun harganya dan jauh lokasi pembeliannya. Harganya relatif mahal sehingga hanya terjangkau oleh sedikit konsumen saja. Bisa juga harganya relatif tidak mahal, hanya masih belum umum dan tersedia dalam jumlah terbatas saja. Contoh : kerajinan kulit dari buaya atau kanguru, jam tangan mewah, mobil mewah.

Produk yang tidak diinginkan (Unsought Goods) merupakan barang-barang yang tidak diinginkan oleh konsumen potensial, atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya. Ada dua tipe barang yang tidak dicari :

a. New unsought goods adalah produk-produk yang ditawarkan dengan gagasan yang benar-benar baru dimana konsumen belum mengetahuinya. Kegiatan promosi tersebut bersifat informative diperlukan untuk membantu meyakinkan konsumen menerima ata mencari produk tersebut. Contoh : kamera digital yang dirancang untuk menggntikan kamera konvesional yang masih menggunakan film,TV digital,dan DVD.

b. Regularly unsought goods adalah barang yang terus-menerus tidak dicari tapi tidak bukan berarti tidak akan dibeli. Contoh : asuransi jiwa,batu nisan,peti mati . Produk-produk tersebut seringkali tidak diinginkan, namun pada saat-saat tertentu dibutuhkan oleh konsumen.

2. Produk Industrial ( Industrial Goods)

Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kateori produ ndustri tersebut : instalasi, peralatan tambahan, bahan-bahan mentah, bagian-bagian komponen dan material, persediaan, dan pelayanan.

(4)

b. Peralatan tambahan ( accesosory equipment) adalah barang-barang modal yang berjangka waktu pendek, alat-alat peralatan yang digunakan dalam produksi atau kegiatan kantor. Contoh : mesin bubugt, mesin oven, mesin ketik, dan printer.

c. Bahan baku (raw materials) adalah barang dari alam atau haisl pertanian yang digunakan untuk membuat produk khir. Bahan baku terdiri dari produk pertanian seperti kapas, gandum, susu, telur, dan ternak dan hasil-hasil alam seperti ikan, besi, kayu, tembaga, minyak, dan batubara.

d. Material dan suku cadang (component parts and materials) adalah barang-barang yang belum selesai diproses sebagai produ akhir. Termasuk dalam barang komponen adalah jenis yang 1) selesai dan siap untuk dirakit (assembling) 2) hampir selesai, hanya memerlukan sedikit pengolahan (seperti penghalusan) sebelum dirakit ke dalam produk akhir. Contoh : kabel, kertas, tekstil, atau plastic merupakan barang-barang yang telah diproses tetapi harus diproses lebih lanjut sebelum menjadi bagian dari produk akhir. e. Persediaan (supplies) adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi bagian produk

akhir. Dapat juga didefinisikan sebagai barang-barang yang digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Persediaan dibagi menjadi tiga kategori :

1. Pemeliharaan (maintenance)

Pemeliharaan mencakup pengecetan, penggantian bola lampu, sapu, pembersih, dan pemebersih jendela.

2. Perbaikan

perbaikan seperti mur dan baut atau bagian-bagian yang dibutuhkan memperbaiki peralatan yang ada.

3. Perbekalan atau persediaan operasi

Persediaan brang-barang untuk operasi termasuk minyak dan oli, tinta, kertak tik, dan penjepit kertas.

C. LINI PRODUK DAN BUARAN PRODUK

(5)

perusahaan. Contoh : unilever memasarkan berbagai produk toiletries seperti sahmpo, sabun, sabun cuci, pasta gigi yang masing-masing dipandang sebagai lini tunggal. Kedalaman lini produk merupakan jumlah item yang dijual oleh perusahaan untuk masing-masing lini produk. Misalnya produk pasta gigi bermerek pepsodent memiliki berbagai ukuran 35, 65, 80, dan 120 gram. Bauran produk adalah keseluruhan produk yang ditawarkan perusahaan atau kumpulan dari lini produk.

D. Identifikasi Produk Merek (Brand)

Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu produk, sehingga konsumen akan memperoleh kemudahan untuk membeda-bedakan produk-produk yang banyak terdapat di pasar. Terlebih pada produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang relatif sama bentuknya,produk yang sulit dibedakan oleh konsumen ,merek memiliki peranan yang penting. Aqua,Ades,Aquaria,Bonaqa,Qua-Qua,Mount Toya,dan puluhan merek AMDK lain adalah cara produsen utnuk memberikan “status”pada produk merek.

Brand atau merek adalah nama,symbol,tanda,desain atau kombinasinya yang digunakan perusahaan untuk memberi identitas pada barang atau jasanya. Merek dapat dibedakan menjadi tiga pengertian.

a. Brand name adalah bagian dari merek yang bisa dilafalkan. BMW, Honda, Kawasaki, Sony, Sega, Nintendo, IBM, Verbatim, 3M, Intel, Indomie, Pepsodent, Sprite adalah contoh-contoh brand name.

b. Brand mark adalah suatu symbol atau desain yang digunakan untuk memberi identitas pada produk atau untuk membedakannya dengan produk lain. Misalnya symbol lengkungan emas pada Mcdonald’s, lambing sayap pada Honda, desain mata pada produk Dagadu adalah contoh-contoh brand mark.

c. Trade character adalah brand mark yang mengambil bentuk atau sifat manusia. Ronald McDonald, singa es krim Walls, Bang Gallon Aqua adalah contoh-contoh trade character.

Tipe-tipe merek umumnya terdiri atas:

(6)

b. Private atau home brand adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang. Misalnya beberapa ritel seperti Superindo memasarkan produk (misalnya tisu, gula kemasan, kantong plastic) dengan merek Superindo. Produk-produk tersebut tidak harus diproduksi sendiri oleh Superindo. Produk tersebut bisa dipesan dari pihak lain, kemudian merek Superindo “dilekatkan” ke produk-produk tersebut sebelum dijual ke konsumen.

Produk generic adalah produk yang dijual tanpa identifikasi dari pembuat maupun distributor. Produk generic dijual tanpa label, bungkus yang mahal,dan tanpa dukungan promosi dari produsen atau penjualnya. Gula pasir, minyak goreng curah, gula jawa, sayur-mayur, obat-obatan tertentu adalah beberapa contoh produk generic. Produk generic umumnya dijual lebih murah karena tidak memerlukan biaya pemasaran.

Bagi produsen, produk generic menghasilkan tingkat keuntungan yang rendah, sehingga perlu dalam skala yang besar. Jaringan supermarket maupun pasar tradisional adalah tempat-tempat pemasaran banyak produk generic.

Kesetiaan terhadap Merek (Brand Loyalty)

Dalam perkembangannya, merek tidak hanya menjadi pembeda atau identitas suatu produk. Perusahaan semakin merasakan pentingnya merek untuk mendapatkan kesetiaan dari pelanggan. Berbagai upaya dilakukan untuk menonjolkan merek produk mereka agar konsumen mudah mengingatnya.

Diharapkan merek mereka memiliki posisi yang baik di benak konsumen. Harapannya adalah ketika konsumen membuat keputusan pembelian,konsumen mempunyai referensi yang lengkap tentang merek produk perusahaan. Konsumen yang percaya pada merek tertentu biasanya akan mengandalkan merek tersebut pada saat melakukan pembelian ulang.

Pembeli yang setia pada merek tertentu merupakan pelanggan yang harus dipelihara dengan baik oleh perusahaan. Banyak ahli pemasaran berpendapat memelihara pelanggan yang ada akan lebih mudah dibanding mencari konsumen baru.

(7)

Berbagai usaha dilakukan oleh produsen untuk memelihara kesetiaan pelanggan pada merek perusahaan. Biasanya perusahaan berusaha untuk menjaga dan meningkatkan kesetiaan terhadap citra merek perusahaan melalui iklan, sponsorship, dan peningkatan mutu produk. Yang dimaksud dengan kesetiaan terhadap merek adalah tingkat kefanatikan konsumen terhadap merek.

Ada tiga ukuran kesetiaan merek yaitu : 1. Pengenalan brand (brand recognition) 2. Pemilihan brand (brand preference)

3. Kepatuhan memilih brand (brand insistence) Ekuitas Merek (Brand Equity)

Menurut David A. Aaker, pakar pemasaran dari Universitas Berkeley, ada empat factor yang menentukan besar-kecilnya ekuitas merek, yaitu: brand awareness (pengenalan konsumen terhadap merek), strong brand association (kuatnya asosiasi tertentu terhadap merek), perceived quality (persepsi konsumen atas kualitas merek), dan brand loyalty (kesetiaan terhadap merek). Jadi, jika sebuah merek sudah dikenal dan selalu diingat konsumen sehingga di benak konsumen ada asosiasi tertentu terhadap merek tersebut, maka merek tersebut bisa dibedakan dari merek-merek lain. Jika dibenak konsumen merek tersebut memiliki kualitas yang tinggi dan berhasil membuat konsumen puas dan loyal, maka merek tersebut memiliki ekuitas merek yang tinggi.

Strategi Merek (Brand Strategies)ultimedia. Merek tersebut berbeda

a. Individual branding. Pada strategi ini produk baru diberi merek baru, dan umumnya ditujukan untuk segmen yang berbeda. Acer meluncurkan merek Acer Aspire untuk melayani kebutuhan komputer multimedia. Merek tersebut berbeda dengan seri Acer Mate, dan Acer Power yang merupakan seri terdahulu.

b. Family branding. Produk baru diberi merek yang sama dengan produk lainnya dengan maksud untuk menumpang ketenaran merek yang sudah terkenal. PT Unilever membuat produk baru pasta gigi kesehatan gigi dan gusi namun tetap memakai merek Pepsodent. Pengemasan dan Pelabelan

(8)

Kemasan atau pak suatu produk tidak hanya berfungsi sebagai wadah dan pelindung produk, namun juga dimaksudkan untuk media “iklan”. Kemasan perlu dibuat dengan baik agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing produk perusahaan. Produk pasta gigi dan shampo merupakan contoh produk yang melakukan pengembangan fungsi kemasan, dan menjadikannya sebagai daya saing. Pasta gigi Ciptadent misalnya, mengganti bahan kemasan dari alumunium menjadi plastik, dan mengembangkan tutup puff-off untuk menawarkan kemudahan pemakaian kepada konsumen.

Kemasan berfungsi menambah manfaat suatu produk. Contoh yang sederhana adalah produk air mineral, baik yang dikemas dalam gelas plastik, botol plastik, maupun botol dispenser. Sebelum ide air mineral dalam kemasan muncul, air mineral tidak ubahnya seperti air putih biasa yang bisa didapatkan dengan harga murah dan bahkan gratis di restoran atau rumah makan. Sehingga bisa dikatakan ketika konsumen membeli air mineral, ibaratnya konsumen membeli kemasan.

Kemasan juga digunakan untuk meningkatkan citra produk. Contohnya, produk minyak wangi dengan merek terkenal biasanya mempunyai desainer khusus kemasan (botol) untuk menjaga citra mereknya. Untuk mendukung citra produk, biasanya harga ditetapkan lebih tinggi. Produk tersebut khusus ditujukan untuk konsumen tertentu.P.T H.M Sampoerna mengeluarkan rokok kretek Dji Sam Soe tube yang menggunakan kemasan mewah. Kemasan refill (isi ulang) tersebut berisi 16 batang yang masing-masing dibungkus dengan kotak plastik persegi tembus pandang. Meskipun rasa dan aromanya tidak jauhberbeda dengan rokok Dji Sam Soe yang dikemas dengan kertas rokok biasa, produk baru terakhir memiliki perbedaan harga yang cukup tinggi.

Menurut Kotler, beberapa pemasar menyebut pengemasan merupakan P kelima, disamping harga (price), produk (product), tempat (place), dan promosi (promotion). Kemasan yang terancang baik dapat memberikan kenyamanan atau manfaat tambahan bagi konsumen dan promosi bagi produsen. Strategi kemasan cukup efektif untuk beberapa macam produk, seperti produk yang ditujukan bagi anak-anak. Produsen dapat menggunakan strategi kemasan untuk menarik lebih banyak konsumen.

(9)

Palabelan (labelling) adalah pemberian informasi-informasi penting tentang sutau produk pada kemasannya. Palabelan perlu dilakukan agar konsumen dapat menikmati utilitas informasi. Tanpa informasi yang bisa dipahami, maka utilitas dari produk yang dapat dinikmati konsumen mungkin turun. Label memiliki beberapa fungsi, yaitu mengidentifikasi produk atau merek, dan menjelaskan produk. Label biasanya berisi informasi-informasi tentang komposisi produk, kode produksi, dan kadaluwarsa, cara penggunaan, nama, dan alamat perusahaan, bar code, dan sebagainya. Informasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Konsumen produk makanan jadi amat memerlukan tanggal kadaluwarsa agar dapat mengkonsumsi produk dengan aman.

E. DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)

Melewati tahap-tahap tertentu mulai dari perkenalan sampai dengan ditarik dari pasar. Produk sebagaimana makhluk hidup, mengenal face kelahiran, pertumbuhan, kedewasaan, sampai kematiannya. Artinya, bisa jadi produk yang semula disukai banyak konsumen akan kehilangan konsumennya. Tahap-tahap daur hidup produk

1. Tahap perkenalan (introduction)

Dalam ini produk masih belum dikenal oleh konsumen. Kegiatan promosi terutama ditekankan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan membujuk konsumen untuk mencoba produk perusahaan.

2. Tahap pertumbuhan ( growth )

Tahap ini produk mulai dikwnal konsumen. Penjulan mulai meningka seiring gencarnya promosi. Kenaikan penjualan dalam tahap pertumbuhan, membuat perusahaan perlu melakukan penambahan saluran distribusi dan membuka outlet baru.

3. Tahap kedewasaan ( maturity )

Penjualan mencapai titik tertinggi sedangkan persaingan semakin meningkat.

Perusahaan perlu menekankan pada promosi-promosi khusus untuk menarik perhatian konsumen maupun perantara perdagangan.

4. Tahap penurunan (decline)

(10)

Konseb daur hidup produk dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melakukan program-program pemasaran. Misalnya, pada saat produk ditengarai sudah memasuki masa kedewasaan bisa diperpanjang. Semakin panjangnya masa kedewasaan berarti juga menunda produk memasuki masa penurunan.

F. Bagaimana memperpanjang daur hidup produk ?

1. Meningkatkan frekuensi penggunaan. Konsumen disarankan untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk dengan menawarkan manfaat tambahan yang bisa digunakan sesering mungkin tanpa membuat rambut rusak.

2. Mengidentifikasi konsumen baru. Suatu produk atau merek dapat dipertahankan siklusnya dengan memperluas target konsumennya. Misalnya Dimension mengeluarkan

Dimension for kids, Pepsodent mengeluarkan Pepsodent Junior untuk merangkul konsumen anak-anak.

3. Menemukan penggunaan produk yang lain. Diperlukan sedikit kreativitas untuk membuat suatu produk memberi manfaat lebih bagi konsumen. Kalkulator misalnya, bisa difungsikan tidak hanya untuk menghitung tapi juga menyimpan data. Produsen indomie dalam mempromosikan produknya menerjunkan tenaga penjualan dengan mendemonstrasikan penyajian lain dari mie instan tersebut. Mie instan tidak hanya digoreng atau direbus tapi juga untuk berbagai variasi resep.

4. Modifikasi produk. Modifikasi bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk, memperbaiki kemasan, Intel Core yang lebih handal dan cepat dibandingkan prosesor seri Pentium sebelumnya.

MENGELOLA BAURAN PRODUK Pengembangan Produk Baru

Hampir setiap hari kita bisa melihat berbagai jenis produk baru ditawarkan di pasar. Mulai dari mie instan dengan berbagai rasa dan kemasan hingga produk elektronik yang semakin canggih. Produk-produk baru diluncurkan oleh perusahaan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Produk-produk tersebut dapat berupa produk yang benar-benar baru atau modifikasi produk terdahulu.

(11)

apabila konsumen merasakan manfaat lebih besar dari produk yang ditawarkan dibanding produk yang ada. Keuntungan yang diperoleh konsumen mungkin berupa produknya lebih ekonomis, lebih awet, lebih kuat, lebih enak, lebih praktis, lebih baik tampilannya,lebih jelas suaranya, lebih terang gambarnya, lebih manjur khasiatnya, lebih cepat cara kerjanya dsb. Untuk itu sebelum memutuskan untuk meluncurkan produk baru ke pasar. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah konsumen dapat menerima produk baru tersebut.

Tahap-Tahap Pengembangan Produk Baru

Pada umumnya penciptaan produk baru melewati beberapa tahap:

1. Pencarian ide. Ide tentang produk baru dikumpulkan baik dari dalam perusahaan seperti ahli teknik dan tim riset atau dari luar perusahaan seperti pelanggan,pesaing atau konsultan. Ide-ide tersebut harus sejalan dengan tujuan yang ditetapkan perusahaan. 2. Menyaring ide-ide. Ide-ide yang telah dikumpulkan pada tahap awal perlu disaring untuk

mendapatkan beberapaide yang paling mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut. Ide-ide yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan atau yang membutuhkan sumberdaya dan keahlian yang tidak dimiliki atau sulit didapatkan oleh perusahaan akan ditolak, sedangkan yang lain akan dievakuasi lebih lanjut.

3. Analisis bisnis. Dalam tahap ini, perusahaan meramalkan potensi pasar untuk produk tersebut, berapa biaya investasinya,volume penjualan dan laba yang diharapkan. Jika perusahaan yakin bahwa produk akan dapat memberikan laba dan menutup biaya, ide tersebut akan dikembangkan ke tahap selanjutnya.

4. Pengembangan produk. Dalam tahap ini perusahaa n mengembangkan suatu model bagi produk. Kemudian dilakukan pengujian produk untuk melihat kelayakan bagi pembuatan atau penawaran produk dalam skala besar. Beberapa ide mungkin ditolak dalam tahap ini karena memerlukan biaya produksi yang terlalu tinggi.

(12)

6. Komersialisasi. Kalau produk menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji pasar, perusahaan umumnya mulai memproduksinya dan mendistribusikannya ke seluruh pasar. Perusahaan perlu terus memonitor tahap ini dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan baik tentang produk, harga, iklan, bentuk promosi lainnya atau system distribusinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://muannastasyiithoh.wordpress.com/2010/11/01/pengertian-bisnis/ http://operatorku.blogspot.com/2012/07/kajian pustaka.html

M.fuad, Christin H, Nurlela, Sugiarto (2005) Pengantar Bisnis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Referensi

Dokumen terkait

tidak terpisah antara rawat jalan dan rawat inap digabungkan, jadikan memang sementara bentuk rekam medik kita dirumah sakit haji inikan belum instalasi kalau kita

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

Abstrak. Tahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa tahu ini mengandung protein yang tinggi. Bagi sebagian besar

1 DAMPAK JEJARING SOSIAL PADA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) DALAM LINGKUNGAN BISNIS | Universitas Atma Jaya Yogyakarta.. DAMPAK JEJARING SOSIAL

pada saat pembuktian kualifikasi dan Klarifikasi penyedia jasa diharuskan untuk membawa seluruh dokumen asli atau dokumen salinan yang telah dilegalisir dan

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO SARANA DAN

Sehubungan dengan hal tersebut, Program Studi Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS menyelenggarakan Seminar Nasional MMT XXV dengan tema: Berbagi Pengetahuan Global