PERAN KEPEMIMPINAN
DALAM MANAJEMEN
STRATEGIK
K
e
ti
P
u
ra
n
a
m
a
sa
ri
PEMIMPIN DAN SUPERLEADER
Pemimpin adalah sosok yang paling bertanggung
jawab untuk mengantarkan sebuah organisasi mencapai visi dan misinya melalui strategi, struktur, dan sistem yang paling efektif.
Superleader adalah para pemimpin yang dalam
lingkup kerjanya memimpin sebuah organisasi besar yang didalamnya terdapat pemimpin lain.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
KARAKTERISTIK SUPERLEADER
Mampu memimpin orang lain agar pandai memimpin
Bisa membagi visinya sehingga visi tersebut dimiliki
bersama pemimpin dibawahnya
Mengembangkan, mensosialisasikan dan
menginternalisasikan budaya yang mendukung strategi
Mampu mendelegasikan, memotivasi, serta mendidik
bawahannya agar berorientasi pada hasil tanpa mengabaikan proses yang disempurnakan secara berkesinambungan
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN
PEMIMPIN
Salah mengelola emosi serta membiarkan
ketidakamanan dan ketakutan membatasi keinginan mereka untuk mengakui kebutuhan dan potensi orang lain
Kurang memiliki empati terhadap orang lain
Terlalu mementingkan diri sendiri
Bila meraih kesuksesan melupakan kebutuhan orang lain
Kurang melakukan refleksi diri
Kurang integritas dan kejujuran
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
LANJUTAN ...
Lupa diri akibat
kesuksesanyang diraih dan tidak
lagi dekat dengan pengikutnya
Menganggap pandangan yang berbeda sebagai
gangguan atau bahkan penghinaan
Melakukan
pengkotak-kotakan
terhadap
pengikutnya
Enggan mengubah sikap dan pola pikir yang dimiliki
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
PERAN KEPEMIMPINAN
Kapten (Captain)
Dokter (Doctor)
Eksekutor
Ahli Strategi
Pelatih (Coach) dan
Pembimbing (Counselor)
Group
Dynamizer Change Agent
Entrepreneur
“Corporate” Steward
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
PERAN PENGIKUT
1. Strategic implementor
Seorang pengikut berperan sebagai pihak yang mengimplementasikan hal-hal yang strategis dalam operasional organisasi.
2. Leader
Seorang pengikut harus mempunyai inisiatif untuk melakukan kegiatan pengambilan keputusan.
3. Source of information
Seorang pengikut harus mampu mem-back up pemimpinnya.
4. Feedback provider
Seorang pengikut wajib menyediakan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin organisasi.
5. Friend and partner
Seorang pengikut berfungsi sebagai teman dan mitra kerja dari pemimpin.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
PENILAIAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
Karakter
Pengaruh
Sikap positif
Keterampilan
interpersonal
Bakat
Rekam jejak
Kepercayaan diri
Disiplin diri
Keterampilan
komunkasi yang efektif
Memutuskan diri dari
status quo
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
KELOMPOK PENGIKUT
Kelompok Domba
Cirinya : - Jumlahnya besar - Tidak banyak menuntut - Tidak banyak inisiatif
- Produktivitas kerja tidak tinggi - Berorientasi kelompok
- Mudah diarahkan
Kelompok Harimau
Cirinya : - Berani - Kritis
- Kurang peduli tata krama
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
LANJUTAN ...
Kelompok Kuda
Cirinya : - Tekun bekerja - Keras
- Tidak rewel
Kelompok Burung Hantu
Cirinya : - Tidak terlibat aktif - Menjadi sumber informasi
Kelompok Burung Merak
Cirinya : - Mudah bergaul - Berpenampilan rapi - Senang tampil
- Ahli berkomunikasi
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
TAHAPAN KEMAMPUAN MEMIMPIN
1. Insight
Pada tahap ini masing-masing pihak melakukan pengamatan secara lebih mendalam, baik kepada diri sendiri maupun kelompoknya. Selain itu, mereka juga saling menjajaki diri guna memahami sejauh mana kenyamanan dan komitmen dalam menjalin relasi serta kesediaan untuk melihat sudut pandang pihak lain.
2. Cementing
Pada tahap ini masing-masing pihak berusaha untuk mempererat hubungan baik dari aspek organisasi maupun pribadi. Elemen yang muncul pada tahap ini adalah rasa percaya. Landasan relasi yang tercipta adalah kepercayaan yang mengarah pada aspek-aspek pribadi
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
SIKLUS KEHIDUPAN ORGANISASI
1. Tahap Pembentukan
Tahap ini ditandai dengan diperkenalkannya produk atau layanan organisasi untuk pertama kalinya.
Struktur, sistem, dan prosedur dalam organisasi belum tertata rapi. Jumlah karyawan masih sedikit, aktivitas berfokus pada usaha untuk mempertahan hidup.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap ini ditandai dengan meningkatnya pendapatan, diperkenalkannya lebih banyak produk, karyawan
bertambah. Pada tahap ini juga harus mulai disusun struktur, sistem, dan prosedur.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
LANJUTAN ...
3. Tahap Kedewasaan
Pada tahap ini tingkat pertumbuhan lebih stabil,
struktur, sistem dan prosedur telah mapan sehingga diprioritaskan untuk mempertahankan pangsa pasar.
4. Tahap Penurunan
Tahap ini ditandai dengan hilangnya pasar
produk-produk andalan, munculnya produk-produk pengganti, jumlah utang yang terlalu besar, dan buruknya kepemimpinan. Semua hal ini bila gagal dihentikan akan berujung
pada matinya organisasi.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
PERAN KEPEMIMPINAN
MENURUT WARD
Creator
Disini seorang creator berperan untuk melahirkan organisasi, yang dilandasi oleh visi, misi dan semangat yang ia bagi kepada para pengikutnya. Peran kepemimpinan disini dibutuhkan pada tahapan pembentukan sebuah organisasi.
Accelerator
Seorang accelerator bertugas menterjemahkan visi dan misi ke dalam struktur, sistem, dan prosedur sehingga organisasi dapat tumbuh dalam keteraturan. Pada tahapan pertumbuhan organisasi maka accelaretor sangat berperan disini.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
LANJUTAN ...
Sustainer
Seorang sustainer berperan untuk mengusahakan perbaikan efisiensi, menyempurnakan tugas-tugas organisasi sehingga dapat berjalan lebih lancar. Selain itu, sustainer juga harus mampu menjalin komunikasi, terutama dengan pihak ekternal seperti media dan analis. Sustainer sangat berperan pada tahap kedewasaan sebuah organisasi.
Transformer
Saat organisasi mengalami penurunan, dibutuhkan seorang pemimpin yang berperan sebagai transformer, yang bertugas untuk menahan laju penurunan. Jadi, transformer harus mengubah proses dan arah serta meredifinisi misi organisasi dikarenakan resistensi terhadap perubahan merupakan hambatan terbesar.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
Terminator
Peran terminator disini adalah untuk memandu organisasi menuju akhir eksistensinya atau membantu organisasi terlahir kembali. Tantangan terberat pada tahapan ini adalah terminator harus mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran karyawan.
LANJUTAN ...
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
POLA KEPEMIMPINAN
Pola artinya sistem atau cara kerja. Jadi seorang pemimpin harus
dapat menentukan pola yang tepat dalam menjalankan kepemimpinannya.
Menurut Tannenbaum dan Schmid, pola kepemimpinan bergantung
kepada :
1. Faktor yang berasal dari pemimpin itu sendiri
Kekuatan internal yang mempengaruhi seorang pemimpin adalah sistem yang dianut, kepercayaan pada bawahan,
kecendrungan kepemimpinan, dan rasa aman. 2. Faktor pengikut
Bila pengikut memiliki kebutuhan akan kemandirian yang
lebih tinggi, siap memikul tanggung jawab lebih dalam mengambil keputusan, tertarik kepada masalah yang dihadapi, memahami dan merasa identik dengan tujuan organisasi, memiliki
pengetahuan dan pengalaman serta memiliki ekpektasi untuk berbagi dalam pengambilan keputusan maka pimpinan bersedia memberikan lebih banyak kebebasan.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
3. Faktor situasi
Faktor ini mencakup tekanan lingkungan yang berasal dari:
Organisasi, yang mencakup nilai-nilai, ukuran unit kerja,
distribusi geografis, persyaratan keamanan yang diperlukan guna mencapai tujuan.
Kelompok kerja, mencakup pengalaman bekerja sama, latar
belakang anggota organisasi, kepercayaan diri dalam
memecahkan masalah, kekofesifan, kebebasan, penerimaan timbal balik dan kesamaan tujuan.
Sifat masalah. Hal ini dapat menjadi penentu tingkat otoritas
yang didelegasikan pemimpin karena penyelesaian masalah mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik.
Waktu. Semakin sedikit waktu yang tersedia maka
keterlibatan orang lain dalam pengambilan keputusan semakin sedikit.
LANJUTAN ...
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
Perubahan lingkungan eksternal juga menjadi faktor tambahan
yang berpengaruh terhadap pola kepemimpinan seperti :
1. Kompetisi yang ketat
2. Perkembangan teknologi
3. Perubahan perilaku pelanggan
4. Peluang bisnis baru
Menurut Shrivastava dan Nachman, ada 4 pola kepemimpinan
yakni :
1. Entrepreneurial
2. Bureaucratic
3. Political
4. Profesional
LANJUTAN ...
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
ad.1. Entrepreneurial
Menurut pola ini, seorang pemimpin memiliki sifat klasik seperti percaya diri, keterampilan kewirausahaan, agresif dsbnya.
ad.2. Bureaucratic
Strategi dibentuk oleh birokrasi dan sistem yang menyertainya yaitu prosedur operasi standar.
ad.3. Political
Dalam pola ini, koalisi manager-manager organisasi yang memiliki otoritas fungsional dalam beberapa area organisasi akan berinteraksi dalam lingkungan kolegial untuk memandu formulasi strategi.
ad.4. Profesional
Pola ini memiliki karakteristik yang mencakup keahlian, otonomi, etika, komitmen, identifikasi dengan rekan profesional dan mempertahankan kolegial
LANJUTAN ...
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
Penyebab kegagalan program pengembangan kepemimpinan menurut Conger dan Ready :
Tidak adanya koherensi diantara setiap bagian dan
fungsi dalam organisasi
Tidak adanya keselarasan antara pengembangan
kepemimpinan dengan sasaran strategis organisasi.
Pengukuran efektifitas pengembangan kepemimpinan
itu sendiri
Kurangnya dukungan, akuntabilitas dan keterampilan
Kemampuan untuk memahami serta mengantisipasi penyebab kegagalan pengembangan kepemimpinan dapat membantu perusahaan mendidik para pemimpinnya dengan lebih efektif.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
KEWASPADAAN PEMIMPIN
Menurut Day dan Shoemaker, pemimpin yang
senantiasa waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar dan arus informasi yang cepat dan deras maka pemimpin tersebut memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, yang ditandai dengan kuatnya rasa ingin tahu, selalu siaga, serta berani bertindak meski berbekal informasi yang tidak lengkap. Mereka akan bersifat terbuka terhadap aneka ragam perspektif, memiliki tinjauan strategi dan mendorong pengikutnya untuk rajin melakukan penelusuran dengan menciptakan budaya penemuan (culture of discovery).
Kewaspadaan pemimpin dapat menciptakan iklim yang
kondusif bagi pengumpulan dan penyebaran informasi yang berasal dari aneka ragam sumber.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
Pemimpin yang waspada menerapkan pendekatan
yang lebih luwes terhadap strategi, menampung aneka ragam masukan, dan memantau secara dinamis.
Pemimpin yang waspada akan mengembangkan
budaya penemuan diseluruh organisasi. Mereka akan menciptakan budaya yang mendorong keberanian mengambil risiko dan fleksibikitas yang lebih tinggi.
LANJUTAN ...
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
PEMIMPIN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
Dalam pengambilan keputusan, seseorang tidak cukup
hanya mengandalkan keterampilan memfasilitasi, komunikasi dan pengetahuan terkait dengan disiplin yang relevan.
Dalam proses pengambilan keputusan biasanya digunakan
bias yaitu untuk menggambarkan kecenderungan atau
preferensi kepada perspektif, keyakinan atau hasil tertentu terutama jika kecenderungan tersebut mempengaruhi
kemampuan untuk bersikap netral, tanpa prasangka dan objektif.
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
CONTOH BIAS
1. Kecenderungan untuk hanya mengumpulkan fakta yang
mendukung kesimpulan tertentu namun mengabaikan fakta lain yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
2. Hanya menerima alternatif awal yang terlihat bermanfaat.
3. Ketidaksediaan untuk mengubah pola pikir di masa lalu dalam menghadapi situasi baru (inertia).
4. Memilih-milah informasi yang dianggap tidak penting (selective perseption).
5. Kecenderuangan untuk hanya ingin melihat segala sesuatu secara positive (wishful thingking).
6. Mendistorsi ingatan tentang pilihan dan menolak pilihan guna menjadikan opsi yang dipilih relatif lebih menarik
(choice-supportive bias)
7. Lebih memperhatikan informasi terkini dan mengabaikan / melupakaninformasi yang telah lama diperoleh(recency).
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
8. Kecenderungan untuk mempercayai hal yang lebih sering
disampaikan dan jumlah terbanyak dari sumber yang berbeda (repetitive bias).
9. Terlalu dipengaruhinya keputusan oleh informasi yang datang berikutnya (anchoring and adjustmenT.
10. Tekanan rekan sekerja untuk menyetujui opini yang dianut bersama .
11. Menyesuaikan diri dengan ekpektasi pengambilan keputusan yang dimiliki orang lain (self fulfilling prophecy)
12. Meremehkan ketidakpastian karena merasa memiliki kendali penuh terhadap potensi masalah yang bakal muncul.
LANJUTAN ...
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
Proses pengambilan keputusan bergantung
kepada tingkat signifikansi dan gaya kognitif
yang dimiliki (Myers)
Empat dimensi dua kutub (Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dalam pengambilan keputusan :
1. Pikiran dan perasaan
2. Ekstroversi dan introversi
3. Penilaian dan persepsi
4. Sensing dan intuisi
Dua gaya kognitif dari Simon : 1. Maximizer
2. Satisficer
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
LANGKAH DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. Mendefinisikan masalah
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu dan penghambat
tercapainya tujuan berikut sumber daya yang tersedia
3. Mengembangkan aneka alternatif yang berpotensi
menghilangkan, memperbaiki dan metralisir masalah berdasarkan pengalaman masa lalu, pendapat pihak lain dan praktek-praktek yang berhasil
4. Melakukan analisis terhadap alternatif yang
dikembangkan
5. Memilih alternatif optimal
6. Mengimplementasikan solusi
7. Pengendalian dan evaluasi
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri
KEPUTUSAN LEBIH SERING DIAMBIL
SECARA CEPAT, OTOMATIS, TANPA
USAHA KERAS, IMPLISIT, DAN
EMOSIONAL
(Stanovich dan West)
K
e
ti
Pu
ra
na
m
a
sa
ri