• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN STRAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN STRAT"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPEMIMPINAN

DALAM MANAJEMEN

STRATEGIK

K

e

ti

P

u

ra

n

a

m

a

sa

ri

(2)

PEMIMPIN DAN SUPERLEADER

 Pemimpin adalah sosok yang paling bertanggung

jawab untuk mengantarkan sebuah organisasi mencapai visi dan misinya melalui strategi, struktur, dan sistem yang paling efektif.

 Superleader adalah para pemimpin yang dalam

lingkup kerjanya memimpin sebuah organisasi besar yang didalamnya terdapat pemimpin lain.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(3)

KARAKTERISTIK SUPERLEADER

 Mampu memimpin orang lain agar pandai memimpin

 Bisa membagi visinya sehingga visi tersebut dimiliki

bersama pemimpin dibawahnya

 Mengembangkan, mensosialisasikan dan

menginternalisasikan budaya yang mendukung strategi

 Mampu mendelegasikan, memotivasi, serta mendidik

bawahannya agar berorientasi pada hasil tanpa mengabaikan proses yang disempurnakan secara berkesinambungan

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(4)

FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN

PEMIMPIN

 Salah mengelola emosi serta membiarkan

ketidakamanan dan ketakutan membatasi keinginan mereka untuk mengakui kebutuhan dan potensi orang lain

 Kurang memiliki empati terhadap orang lain

 Terlalu mementingkan diri sendiri

 Bila meraih kesuksesan melupakan kebutuhan orang lain

 Kurang melakukan refleksi diri

 Kurang integritas dan kejujuran

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(5)

LANJUTAN ...

Lupa diri akibat

kesuksesan

yang diraih dan tidak

lagi dekat dengan pengikutnya

Menganggap pandangan yang berbeda sebagai

gangguan atau bahkan penghinaan

Melakukan

pengkotak-kotakan

terhadap

pengikutnya

Enggan mengubah sikap dan pola pikir yang dimiliki

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(6)

PERAN KEPEMIMPINAN

 Kapten (Captain)

 Dokter (Doctor)

 Eksekutor

 Ahli Strategi

 Pelatih (Coach) dan

Pembimbing (Counselor)

Group

Dynamizer 

Change Agent

Entrepreneur

“Corporate” Steward

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(7)

PERAN PENGIKUT

1. Strategic implementor

Seorang pengikut berperan sebagai pihak yang mengimplementasikan hal-hal yang strategis dalam operasional organisasi.

2. Leader

Seorang pengikut harus mempunyai inisiatif untuk melakukan kegiatan pengambilan keputusan.

3. Source of information

Seorang pengikut harus mampu mem-back up pemimpinnya.

4. Feedback provider

Seorang pengikut wajib menyediakan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin organisasi.

5. Friend and partner

Seorang pengikut berfungsi sebagai teman dan mitra kerja dari pemimpin.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(8)

PENILAIAN KUALITAS KEPEMIMPINAN

 Karakter

 Pengaruh

 Sikap positif

 Keterampilan

interpersonal

 Bakat

 Rekam jejak

 Kepercayaan diri

 Disiplin diri

 Keterampilan

komunkasi yang efektif

 Memutuskan diri dari

status quo

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(9)

KELOMPOK PENGIKUT

 Kelompok Domba

Cirinya : - Jumlahnya besar - Tidak banyak menuntut - Tidak banyak inisiatif

- Produktivitas kerja tidak tinggi - Berorientasi kelompok

- Mudah diarahkan

 Kelompok Harimau

Cirinya : - Berani - Kritis

- Kurang peduli tata krama

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(10)

LANJUTAN ...

 Kelompok Kuda

Cirinya : - Tekun bekerja - Keras

- Tidak rewel

 Kelompok Burung Hantu

Cirinya : - Tidak terlibat aktif - Menjadi sumber informasi

 Kelompok Burung Merak

Cirinya : - Mudah bergaul - Berpenampilan rapi - Senang tampil

- Ahli berkomunikasi

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(11)

TAHAPAN KEMAMPUAN MEMIMPIN

1. Insight

Pada tahap ini masing-masing pihak melakukan pengamatan secara lebih mendalam, baik kepada diri sendiri maupun kelompoknya. Selain itu, mereka juga saling menjajaki diri guna memahami sejauh mana kenyamanan dan komitmen dalam menjalin relasi serta kesediaan untuk melihat sudut pandang pihak lain.

2. Cementing

Pada tahap ini masing-masing pihak berusaha untuk mempererat hubungan baik dari aspek organisasi maupun pribadi. Elemen yang muncul pada tahap ini adalah rasa percaya. Landasan relasi yang tercipta adalah kepercayaan yang mengarah pada aspek-aspek pribadi

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(12)

SIKLUS KEHIDUPAN ORGANISASI

1. Tahap Pembentukan

Tahap ini ditandai dengan diperkenalkannya produk atau layanan organisasi untuk pertama kalinya.

Struktur, sistem, dan prosedur dalam organisasi belum tertata rapi. Jumlah karyawan masih sedikit, aktivitas berfokus pada usaha untuk mempertahan hidup.

2. Tahap Pertumbuhan

Tahap ini ditandai dengan meningkatnya pendapatan, diperkenalkannya lebih banyak produk, karyawan

bertambah. Pada tahap ini juga harus mulai disusun struktur, sistem, dan prosedur.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(13)

LANJUTAN ...

3. Tahap Kedewasaan

Pada tahap ini tingkat pertumbuhan lebih stabil,

struktur, sistem dan prosedur telah mapan sehingga diprioritaskan untuk mempertahankan pangsa pasar.

4. Tahap Penurunan

Tahap ini ditandai dengan hilangnya pasar

produk-produk andalan, munculnya produk-produk pengganti, jumlah utang yang terlalu besar, dan buruknya kepemimpinan. Semua hal ini bila gagal dihentikan akan berujung

pada matinya organisasi.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(14)

PERAN KEPEMIMPINAN

MENURUT WARD

Creator

Disini seorang creator berperan untuk melahirkan organisasi, yang dilandasi oleh visi, misi dan semangat yang ia bagi kepada para pengikutnya. Peran kepemimpinan disini dibutuhkan pada tahapan pembentukan sebuah organisasi.

Accelerator

Seorang accelerator bertugas menterjemahkan visi dan misi ke dalam struktur, sistem, dan prosedur sehingga organisasi dapat tumbuh dalam keteraturan. Pada tahapan pertumbuhan organisasi maka accelaretor sangat berperan disini.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(15)

LANJUTAN ...

Sustainer

Seorang sustainer berperan untuk mengusahakan perbaikan efisiensi, menyempurnakan tugas-tugas organisasi sehingga dapat berjalan lebih lancar. Selain itu, sustainer juga harus mampu menjalin komunikasi, terutama dengan pihak ekternal seperti media dan analis. Sustainer sangat berperan pada tahap kedewasaan sebuah organisasi.

Transformer

Saat organisasi mengalami penurunan, dibutuhkan seorang pemimpin yang berperan sebagai transformer, yang bertugas untuk menahan laju penurunan. Jadi, transformer harus mengubah proses dan arah serta meredifinisi misi organisasi dikarenakan resistensi terhadap perubahan merupakan hambatan terbesar.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(16)

Terminator

Peran terminator disini adalah untuk memandu organisasi menuju akhir eksistensinya atau membantu organisasi terlahir kembali. Tantangan terberat pada tahapan ini adalah terminator harus mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran karyawan.

LANJUTAN ...

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(17)

POLA KEPEMIMPINAN

 Pola artinya sistem atau cara kerja. Jadi seorang pemimpin harus

dapat menentukan pola yang tepat dalam menjalankan kepemimpinannya.

 Menurut Tannenbaum dan Schmid, pola kepemimpinan bergantung

kepada :

1. Faktor yang berasal dari pemimpin itu sendiri

Kekuatan internal yang mempengaruhi seorang pemimpin adalah sistem yang dianut, kepercayaan pada bawahan,

kecendrungan kepemimpinan, dan rasa aman. 2. Faktor pengikut

Bila pengikut memiliki kebutuhan akan kemandirian yang

lebih tinggi, siap memikul tanggung jawab lebih dalam mengambil keputusan, tertarik kepada masalah yang dihadapi, memahami dan merasa identik dengan tujuan organisasi, memiliki

pengetahuan dan pengalaman serta memiliki ekpektasi untuk berbagi dalam pengambilan keputusan maka pimpinan bersedia memberikan lebih banyak kebebasan.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(18)

3. Faktor situasi

Faktor ini mencakup tekanan lingkungan yang berasal dari:

 Organisasi, yang mencakup nilai-nilai, ukuran unit kerja,

distribusi geografis, persyaratan keamanan yang diperlukan guna mencapai tujuan.

 Kelompok kerja, mencakup pengalaman bekerja sama, latar

belakang anggota organisasi, kepercayaan diri dalam

memecahkan masalah, kekofesifan, kebebasan, penerimaan timbal balik dan kesamaan tujuan.

 Sifat masalah. Hal ini dapat menjadi penentu tingkat otoritas

yang didelegasikan pemimpin karena penyelesaian masalah mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik.

 Waktu. Semakin sedikit waktu yang tersedia maka

keterlibatan orang lain dalam pengambilan keputusan semakin sedikit.

LANJUTAN ...

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(19)

 Perubahan lingkungan eksternal juga menjadi faktor tambahan

yang berpengaruh terhadap pola kepemimpinan seperti :

1. Kompetisi yang ketat

2. Perkembangan teknologi

3. Perubahan perilaku pelanggan

4. Peluang bisnis baru

 Menurut Shrivastava dan Nachman, ada 4 pola kepemimpinan

yakni :

1. Entrepreneurial

2. Bureaucratic

3. Political

4. Profesional

LANJUTAN ...

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(20)

ad.1. Entrepreneurial

Menurut pola ini, seorang pemimpin memiliki sifat klasik seperti percaya diri, keterampilan kewirausahaan, agresif dsbnya.

ad.2. Bureaucratic

Strategi dibentuk oleh birokrasi dan sistem yang menyertainya yaitu prosedur operasi standar.

ad.3. Political

Dalam pola ini, koalisi manager-manager organisasi yang memiliki otoritas fungsional dalam beberapa area organisasi akan berinteraksi dalam lingkungan kolegial untuk memandu formulasi strategi.

ad.4. Profesional

Pola ini memiliki karakteristik yang mencakup keahlian, otonomi, etika, komitmen, identifikasi dengan rekan profesional dan mempertahankan kolegial

LANJUTAN ...

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(21)

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN

Penyebab kegagalan program pengembangan kepemimpinan menurut Conger dan Ready :

 Tidak adanya koherensi diantara setiap bagian dan

fungsi dalam organisasi

 Tidak adanya keselarasan antara pengembangan

kepemimpinan dengan sasaran strategis organisasi.

 Pengukuran efektifitas pengembangan kepemimpinan

itu sendiri

 Kurangnya dukungan, akuntabilitas dan keterampilan

Kemampuan untuk memahami serta mengantisipasi penyebab kegagalan pengembangan kepemimpinan dapat membantu perusahaan mendidik para pemimpinnya dengan lebih efektif.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(22)

KEWASPADAAN PEMIMPIN

 Menurut Day dan Shoemaker, pemimpin yang

senantiasa waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar dan arus informasi yang cepat dan deras maka pemimpin tersebut memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, yang ditandai dengan kuatnya rasa ingin tahu, selalu siaga, serta berani bertindak meski berbekal informasi yang tidak lengkap. Mereka akan bersifat terbuka terhadap aneka ragam perspektif, memiliki tinjauan strategi dan mendorong pengikutnya untuk rajin melakukan penelusuran dengan menciptakan budaya penemuan (culture of discovery).

 Kewaspadaan pemimpin dapat menciptakan iklim yang

kondusif bagi pengumpulan dan penyebaran informasi yang berasal dari aneka ragam sumber.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(23)

 Pemimpin yang waspada menerapkan pendekatan

yang lebih luwes terhadap strategi, menampung aneka ragam masukan, dan memantau secara dinamis.

 Pemimpin yang waspada akan mengembangkan

budaya penemuan diseluruh organisasi. Mereka akan menciptakan budaya yang mendorong keberanian mengambil risiko dan fleksibikitas yang lebih tinggi.

LANJUTAN ...

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(24)

PEMIMPIN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal

budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.

 Dalam pengambilan keputusan, seseorang tidak cukup

hanya mengandalkan keterampilan memfasilitasi, komunikasi dan pengetahuan terkait dengan disiplin yang relevan.

 Dalam proses pengambilan keputusan biasanya digunakan

bias yaitu untuk menggambarkan kecenderungan atau

preferensi kepada perspektif, keyakinan atau hasil tertentu terutama jika kecenderungan tersebut mempengaruhi

kemampuan untuk bersikap netral, tanpa prasangka dan objektif.

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(25)

CONTOH BIAS

1. Kecenderungan untuk hanya mengumpulkan fakta yang

mendukung kesimpulan tertentu namun mengabaikan fakta lain yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

2. Hanya menerima alternatif awal yang terlihat bermanfaat.

3. Ketidaksediaan untuk mengubah pola pikir di masa lalu dalam menghadapi situasi baru (inertia).

4. Memilih-milah informasi yang dianggap tidak penting (selective perseption).

5. Kecenderuangan untuk hanya ingin melihat segala sesuatu secara positive (wishful thingking).

6. Mendistorsi ingatan tentang pilihan dan menolak pilihan guna menjadikan opsi yang dipilih relatif lebih menarik

(choice-supportive bias)

7. Lebih memperhatikan informasi terkini dan mengabaikan / melupakaninformasi yang telah lama diperoleh(recency).

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(26)

8. Kecenderungan untuk mempercayai hal yang lebih sering

disampaikan dan jumlah terbanyak dari sumber yang berbeda (repetitive bias).

9. Terlalu dipengaruhinya keputusan oleh informasi yang datang berikutnya (anchoring and adjustmenT.

10. Tekanan rekan sekerja untuk menyetujui opini yang dianut bersama .

11. Menyesuaikan diri dengan ekpektasi pengambilan keputusan yang dimiliki orang lain (self fulfilling prophecy)

12. Meremehkan ketidakpastian karena merasa memiliki kendali penuh terhadap potensi masalah yang bakal muncul.

LANJUTAN ...

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

(27)

Proses pengambilan keputusan bergantung

kepada tingkat signifikansi dan gaya kognitif

yang dimiliki (Myers)

Empat dimensi dua kutub (Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dalam pengambilan keputusan :

1. Pikiran dan perasaan

2. Ekstroversi dan introversi

3. Penilaian dan persepsi

4. Sensing dan intuisi

Dua gaya kognitif dari Simon : 1. Maximizer

2. Satisficer

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(28)

LANGKAH DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

1. Mendefinisikan masalah

2. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu dan penghambat

tercapainya tujuan berikut sumber daya yang tersedia

3. Mengembangkan aneka alternatif yang berpotensi

menghilangkan, memperbaiki dan metralisir masalah berdasarkan pengalaman masa lalu, pendapat pihak lain dan praktek-praktek yang berhasil

4. Melakukan analisis terhadap alternatif yang

dikembangkan

5. Memilih alternatif optimal

6. Mengimplementasikan solusi

7. Pengendalian dan evaluasi

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

(29)

KEPUTUSAN LEBIH SERING DIAMBIL

SECARA CEPAT, OTOMATIS, TANPA

USAHA KERAS, IMPLISIT, DAN

EMOSIONAL

(Stanovich dan West)

K

e

ti

Pu

ra

na

m

a

sa

ri

Referensi

Dokumen terkait

Strategi penyidik cyber crime polri dalam menangani tindak pidana perjudian online di Wilayah Hukum Polda Jawa Tengah yaitu melakukan proses penyelidikan hanya

sederhana yang dilakukan terhadap Wajib Pajak di lapangan dan di Kantor Unit Pelaksana Pemeriksaan Sederhana untuk seluruh jenis pajak ( all taxes ) atau jenis-jenis pajak

PELANGGAN No_Pelanggan Nama_Pelanggan Alamat_Pelanggan Tipe entitas PELANGGAN dengan atribut komposit Relasi Jalan Kota Kode_Pos.. Tranformasi Diagram ER

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat Sistem Informasi Ruang Baca Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya yang mencakup empat proses,meliputi proses

Pada gambar 4.1 diatas terdapat beberapa menu utama, diantaranya adalah Home, P.O.S (Peraturan Operasional Standar sebuah perpustakaan), Peraturan yang merupakan tata

Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi

Sementara sebagian manusia yang hidup dalam serba kecukupan Tidak memikirkan nasib mereka yang miskin, padahal Allah telah menetapkan hak mereka yang miskin itu

Dari penelitian yang diakomodasi Bruinessen dan Howell dapat dipaparkan sembilan karakter historis sufisme kontemporer, yaitu: (1) tasawuf sebagai varietas