• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LIMBAH ATAU SAMPAH ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN LIMBAH ATAU SAMPAH ORGANIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LIMBAH ATAU SAMPAH ORGANIK

(Tugas Makalah Ekologi Terapan (MIL. 816101)

!

OLEH

WAHYU SAPUTRO

1620011007

PROGRAM MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGELOLAAN LIMBAH ATAU SAMPAH ORGANIK

Wahyu Saputo, S.T.

Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Rajabasa, Bandar

Lampung Email:

wahyusaputro844@rocketmail.com

Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah membusuk dan berpotensi mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pengelolaan dan pengolahan-nya mutlak diperlukan sehingga lingkungan menjadi bersih dan kesehatan masyarakat dapat dijaga.

Berbagai teknologi pengolahan sampah organik cukup beragam dengan berbagai kelemahan dan kelebihannya. Pemilihan jenis teknologi yang akan diaplikasikan hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan lokal. Sebaiknya teknologi yang dipilih sifatnya tepat guna, sederhana dan mudah dioperasikan. Contoh dari teknologi tersebut adalah teknologi pengkomposan. Dengan penera-pan teknologi ini, disamping masalah sampah organik tertangani, dihasilkan juga produk yang bernilai komersial berupa pupuk kompos. Contoh sampah organik dapat dimanfaatkan antara lain : biogas, energi alternatif biodisel, alternatif ahan bangunan, briket sampah, pelet pakan ternak.

(3)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian sederhana istilah sampah adalah padatan yang sudah tidak terpakai lagi dan dibuang. Sampah dapat berasal dari kegiatan kita sehari-hari atau berasal dari industri, tempat-tempat komersial, pasar, taman dan kebun, dsb. Dari kandungan materinya, sampah dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik (sampah yang berasal dari bagian hewan, tumbuhan dan manusia) dan sampah anorganik (sampah yang barella dari bahan mineral seperti logam, kaca, plastik, dsb).

Pertumbuhan penduduk menyebabkan pertambahan jumlah sampah. Semakin banyak jumlah penduduk dalam suatu kota, maka semakin kompleks pula kegiatan dan usahanya, sehingga akan semakin besar pula permasalahan sampah yang harus ditanggulangi (Iriani, 1994).

Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar tradisional.

Sampah pasar seperti sayur mayur, buah-buahan, ikan, dan lain – lain,

sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah untuk

ditangani dan bisa diurai oleh mikroba. Sedangkan sampah yang berasal

dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal

75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik (Sudradjat, 2006).

(4)

metana dari biogas dari hasil degradasi senyawa organik secara anaerobik yang dilakukan oleh mikroorganisme.

Sampah organik mengandung berbagai macam zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dab. Secara alami, zat-zat tersebut mudah terdekomposisi oleh pengaruh fisik, kimia, enzim yang dikandung oleh sampah itu sendiri dan enzim yang dikeluarkan oleh organisma yang hidup di dalam sampah.

Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul seiring dengan semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya lingkungan.

1.2. Tujuan Penulisan

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Limbah/Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau

proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik

bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi

dan dibuang kelingkungan.

Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :

a. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah

dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis

sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau

sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

b. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah

tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan.

Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam

memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar.

Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk,

sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

2.2. Jenis-jenis Sampah

Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada

yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah

sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/

(6)

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai

berikut :

a. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang

dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan

mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar

merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari

dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung,

sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak

menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan

lain-lain.

b. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati,

baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan

tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan

produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan

keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/

mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian

lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada

tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng,

(Gelbert dkk, 1996).

Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau limbah yaitu :

limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh limbah cair yaitu air cucian, air

sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas,

botol air minum, dll. Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon

monoksida (CO), HCl, NO2, SO2 dll.

2.3. Dampak Sampah

Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan

(7)

1. Dampak terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang

tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik

bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit

demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di

daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya

adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini

sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya

yang berupa sisa makanan/sampah.

2. Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari

air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan

lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian

sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair

organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi

dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk

(8)

b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak

memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika

sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung

membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering

dibersihkan dan diperbaiki.

2.4. Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3R

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengertian pengelolaan

sampah 3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui

program menggunakan kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang

(Recycle).

a. Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara

langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

b. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan

timbulnya sampah.

c. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami

(9)

pencampuran antara sampah organik sayur-sayuran dengan kotoran sapi dan penambahan urea pada starter secara anaerobik pada reaktor batch. (Natalia, M and Panca Nugrahini, 2014).

b. Energi Alternatif Biodisel

Limbah tahu cair dapat dimanfaatkan sebagai media kultivasi mikroalga. Nannochloropsis sp merupakan mikroalga yang mampu menghasilkan lipid yang besar tersebut dapat dikonversi menjadi salah satu energi alternatif biodiesel. (Widayat and Hadiyanto, 2015).

c. Alternatif Bahan Bangunan

Hasil pengelolaan sampah, seperti sampah styrofoam, sekam padi, kertas, plastik dan serbuk kayu dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bangunan, dan telah teruji kelebihannya, baik secara fisik maupun mekanik. (Rifany Kurniaty, D and Mohamad Rizal, 2011).

d. Kompos

Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara pengomposan merupakan pelaksanaan kaidah daur ulang dalam upaya ikut menyelamatkan lingkungan. Manfaat kompos sangat banyak, antara lain untuk kebersihan, kesehatan, kelestarian lingkungan dan tambahan pendapatan. (Munawir, 2015).

e. Briket Sampah

Sampah organik yang bersifat keras seperti ranting dan batok kelapa dapat dijadikan briket bahan bakar. (Wahyono, S, 2011).

f. Pelet Pakan Ternak

(10)

KESIMPULAN

Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah membusuk dan berpotensi mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pengelolaan dan pengolahan-nya mutlak diperlukan sehingga lingkungan menjadi bersih dan kesehatan masyarakat dapat dijaga.

Berbagai teknologi pengolahan sampah organik cukup beragam dengan berbagai kelemahan dan kelebihannya. Pemilihan jenis teknologi yang akan diaplikasikan hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan lokal. Sebaiknya teknologi yang dipilih sifatnya tepat guna, sederhana dan mudah dioperasikan. Contoh dari teknologi tersebut adalah

a. Teknologi pengkomposan. Dengan penerapan teknologi ini, disamping masalah sampah organik tertangani, dihasilkan juga produk yang bernilai komersial berupa pupuk kompos.

b. Biogas

c. Energi alternatif biodisel d. Alternatif ahan bangunan e. Briket sampah

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Munawir. (2012). Pengelolaan sampah rumah tangga di rt.04 / rw.01 cipadu, larangan, tangerang. Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi, vol. 7, no. 14.

Natalia, M.; Nugrahini, P. (2014). Pengolahan sampah organik (sayur-sayuran) pasar tugu menjadi biogas dengan menggunakan starter kotoran sapi dan

pen-garuh penambahan urea secara anaerobik pada reaktor batch. SNTMUT, isbn:

978-602-70012-0-6.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta : Sekretariat Negara.

Rifany Kurniaty, D.; Rizal, M. (2011). Pemanfaatan hasil pengelolaan sampah sebagai alternatif bahan bangunan konstruksi. Jurnal SMARTek, vol. 9, no. 1, p.

47 - 60.

Widayat.; Hardiyanto. (2015). Pemanfaatan limbah cair industri tahu untuk produksi biomassa mikroalga nannochloropsis sp sebagai bahan baku biodiesel. Jurnal Reaktor, vol.15, no. 4, p. 253-260.

Wisnu Wardana, I.; Junaidi.; Fadilah Soeroso, R.; Sahid Akbar, P. (2012). Sampah untuk energi : kelayakan pemanfaatan limbah organik dari kantin di

lingungan undip bagi produksi energi dengen menggunakan reaktor biogas skala

rumah tangga. Jurnal Presipitasi, vol 9, no. 2, issn 1907-187x.

Referensi

Dokumen terkait

Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan

5FMBIEJMBLVLBOQFOFMJUJBOUFOUBOHQFOHHVOBBO NFEJB QFSNBJOBO NPOPQPMJ NFMBMVJ QFNCFMBKBSBO LPPQFSBUJG QBEB NBIBTJTXB GJTJLB 'BLVMUBT 5BSCJZBI EFOHBO LPOTFQ UBUB TVSZB 1FOFMJUJBO

Apakah terdapat pengaruh emotional exhaustion dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus2.

Kesimpian yang dapat diambil dari peneltttan int adalah bahwa cocor bebek dapat digunakan sebagai sumber bahan yang Wten untuk dikembangkan dengan penelitian

Dari hasil perhitungan secara manual dibandingkan dengan menggunakan program QM for windows, terhadap prediksi penerimaan siswa SMK swasta modern tahun ajaran 2011/2012 sebesar

Terdapat pelbagai teori dan model yang dikemukakan oleh pengkaji-pengkaji reka bentuk instruksional, namun model ADDIE menjadi pilihan dalam reka bentuk modul pengajaran kursus

pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahun lalu pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Tanah Bumbu, maka perlu