• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perdagangan Bebas Terhadap geop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Perdagangan Bebas Terhadap geop"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Perdagangan Bebas terhadap Geopolitik Indonesia

Oleh: Sabar

Teknologi Pendidikan FIP-Unesa

Geopolitik menurut Encyclopedia Americana adalah ilmu yang mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Sedangkan menurut Encyclopedia Brittanica, geopolitik diartikan sebagai ilmu bumi politik terapan (Applied Political Geography). Perlu diketahui bahwa, Geopolitik tumbuh dikarenakan munculnya beberapa ideologi dari ajaran Ratzel dan Kjellen serta ajaran Karl Haushofer. Ajaran geopolitik tersebut muncul pada akhir abad 19 dan mempunyai kaitan dengan peristiwa besar dunia yakni PD 1 dan PD 2. Penekanan ajaran Ratzel dan Kjellen pada intinya mengatakan bahwa pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup yang mencukupi agar dapat tumbuh dengan subur. Implikasi teori Ratzel tersebut tersebut dilanjutkan oleh Kjellen yang pada akhirnya menjadi dasar justification bagi Jerman untuk melakukan ekspansi.

Ajaran Karl Haushofer merupakan kelanjutan dari ajaran Ratzel dan Kjellen. Dia memunculkan teori yang lebih kongkrit untuk mengembangkan teori geopolitik sebelumnya, yakni: Lebensraum (ruang hidup), Autarki (cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri),

Pan-Region (perserikatan wilayah), kekuatan darat kekuatan laut, dan daerah perbatasan. Ajaran ini menjadi embrio/cikal bakal NAZI untuk melakukan ekspansi besar-besaran sehingga meletuslah PD 2 yang menjadi salah satu peristiwa bersejarah dalam peradaban manusia.

(2)

Sebagai negara maritim, Indonesia perlu memperhatikan 6 faktor yang telah dikemukakan oleh Mahan tersebut, karena kekuatan laut merupakan aset yang sangat vital bagi pertumbuhan, kemakmuran dan keamanan nasional. Kalau mau kita membuka mata atas kekayaan SDA Indonesia tentunya mempunyai potensi yang sangat besar, bahkan potensi tersebut membuat negara-negara lain berusaha untuk melakukan “kerja sama” dalam mengelola hasil bumi yang ada. Kalau kita bicara wawasan geopolitik, tentunya kita akan kembali kepada ajaran geopolotik yang telah dikemukakan sebelumnya. Dengan demikian, ajaran geopolitik seharusnya dapat dipahami Indonesia untuk mewujudkan langkah-langkah strategis dalam menjaga eksistensi kedaulatan negara untuk mewujudkan kemakmuran secara nasional.

Segudang masalah yang dihadapi Indonesia dalam menjaga kedaulatan negeri ini perlu disikapi dengan serius oleh seluruh elemen masyarakat. Kedaulatan bukan hanya sebatas pengakuan saja, akan tetapi juga kedaulatan wilayah, kedaulatan pemerintahan, kedaulatan SDA dan bahkan kedaulatan watak nasional perlu untuk ditumbuhkembangkan. Jangan sampai Indonesia yang memiliki posisi strategis menjadi target strategis yang “empuk” bagi negara-negara lain untuk mengacak-acak kedaulatan NKRI. Masyarakat harus bangun dari euforia kemerdekaan bangsa ini, dimana saat ini perang dunia masih berlanjut dengan segala konspirasi ideologi untuk mencapai kepentingan dan tujuan tertentu. Perlu lebih dalam lagi bagi kita untuk melihat berbagai macam ancaman yang muncul, meski itu dibungkus dengan mengatasnamakan ideologi tertentu.

Dengan arus globalisasi berjalan dengan progresif, nampaknya membuka lebar jalan bagi setiap negara untuk mencoba menacapkan ideologi dan kepentingannya. Seolah-olah sejarah dunia yang telah terjadi sebelumnya hanya sebagai sebuah cermin semu, hanya sebagai pelengkap pengetahuan sosial semata. Pernahkan kita berpikir mengenai ideologi-ideologi besar dunia yang dulu menjadi ajang prestigious negara-negara besar di dunia bangkit kembali dalam era ini? Tentunya bukan lagi dalam bentuk peperangan dan unjuk alutsista, tapi lebih halus dalam bentuk sebuah kerja sama untuk sebanyak mungkin merangkul negara lain menjadi sebuah komunitas tertentu.

(3)

kongkrit untuk menujukkan eksistensi sebuah negara dimata dunia. Namun, perlu diingat bahwa bentuk-bentuk kerja sama yang dilakuka perlu untuk dikaji matang-matang dan selalu mengedepankan aspek kedaulatan negara dan kemakmuran masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya ada dampak yang akan ditimbulkan dalam proses komunikasi antarnegara, yang tentunya akan mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat secara luas.

Sebuah bentuk kerja sama merupakan cara negara untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, baik kerja sama politik, sosial, budaya, ekonomi, dan pertahanan-keamanan. Perlu bagi kita untuk melihat sisi positif dan negatif dari segala bentuk kerja sama yang dilakukan, langkah ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana sisi positif yang didapatkan dengan dampak negatif yang akan muncul. Dengan membandingkan aspek positif dan negatif yang ada tentunya akan didapati apakah secara umum bentuk kerja sama dapat disepakati atau tidak. Kalaupun disepakati, negara juga perlu untuk mengcouter dampak negatif yang akan timbul, sehingga pola kehidupan masyarakat tidak semakin destruktif namun semakin konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Perdagangan Bebas 2015

Munculnya AEC (Asean Economic Community) dan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Perlu kesiapan yang baik dari masyarakat untuk menerima dan menghadapi segala bentuk pola kerja sama terssebut. Jangan sampai sebuah bentuk kerja sama seperti dipaksakan hanya untuk menjaga prestige semata, karena muara/ujungnya akan dirasakan oleh masyarakat. Gubernur DKI Jakarta dalam sambutan Pertemuan Gubernur se-ASEAN di Jakarta, Rabu (18/9/2013) mengungkapkan bahwa 80% masyarakat Indonesia mengaku tak pernah mendengar program AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (bisnis.liputan6.com). Data tersebut menunjukkan masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai AEC, sehingga ini menjadi peran negara untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan berbagai elemen yang kompeten di dalamnya.

(4)

ASEAN. Muncul dugaan bahwa pihak yang akan mengalami kerugian yang cukup besar adalah Indonesia, karena yang akan menjadi konsumen terbesar adalah Indonesia ditambah dengan pertarungan produktivitas industri yang cukup berat.

Berdasarkan beberapa survei terhadap 2.200 responden yang tinggal di sejumlah negara ASEAN, sebanyak 76 persen kurang memahami tentang ASEAN sekaligus perannya (megapolitan.kompas.com). Berdasarkan data tersebut memunculkan dugaan bahwa masyarakat Indonesia akan mengalami kesulitan dalam menjalani perdagangan bebas pada 2015 mendatang. Dengan pemahaman yang masih minim terhadap ASEAN, bukan tidak mungkin pemahaman terhadap AEC juga semakin rendah. Dengan demikian perlu persiapan yang ekstra untuk diberikan kepada masyarakat jika program AEC tetap dijalankan di kawasan ASEAN. Selain itu, support terhadap dunia industri dan UMKM perlu untuk ditingkatkan dengan tujuan agar produk dalam negeri juga mampu untuk bersaing.

Salah satu hal lain yang perlu dikembangkan adalah menjadikan salah satu atau beberapa jalur transportasi di Indoneia menjadi hub (pusat koneksi ke berbagai pelabuhan dunia) baik darat, laut maupun udara. Ini sangat memungkinkan karena letak geografis Indonesia yang sangat strategis yang menjadi penghubung antara Barat dan Timur serta antara Utara dan Selatan. Salah satu tempat yang layak seperti Pulau Batam, Kepulauan Riau. Ini sangat mungkin jika dilihat letak geografis Pulau Batam yang sejajar dengan Singapura yang sampai sekarang merupakan hub berskala intenasional. Dengan posisi strategis yang dimiliki oleh Indonesia seharusnya menjadi keuntungan besar untuk mengatur dan mengendalikan arus perdagangan bebas yang ada untuk menjaga stabilitas nasional.

Wacana Geopolitik yang muncul

Indonesia perlu “pasang badan” dan waspada terhadap segala kemungkinan yang muncul dalam segala bentuk kerja sama yang ada. Meskipun AEC berjalan pada kawasan ASEAN saja, namun tetap perlu untuk dilihat bagaimana peran dan strategi negara-negara ASEAN dalam “percaturan” dunia. Karena setiap negara mempunyai tujuan dan haluan tersendiri dalam membangun dan memajukan negaranya. Hal ini tidak terlepas dari ideologi yang dianut oleh setiap negara dalam menjalankan roda pemerintahannya baik di dalam ataupun ke luar.

(5)

untuk menjamin kesejahteraan dan keamanannya. Adalah sebuah hal yang pasti bahwasannya masyarakat (organisme) suatu negara adalah akan tunduk pada hukum biologi. Artinya adalah masyarakat suatu negara sedapat mungkin harus memenuhi kebutuhan hidupnya agar layak. Kita tahu bahwa, standar kelayakan setiap masyarakat suatu negara bisa berbeda-beda dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian perlu adanya usaha pemenuhan setiap kebutuhan yang ada dengan berbagai cara agar bisa hidup sesuai standar kelayakan yang ditetapkan baik dengan cara yang etis atau tidak.

Geopolitik versi Jerman mengatakan bahwa hanya negara besar yang dianggap tumbuh dan negara kecil dianggap sudah ditakdirkan akan mati terserap oleh negara besar (Lemhannas, 1991:23). Pertanyaan yang seharusnya muncul adalah apa yang akan dan bisa terserap? Kerjasama dalam bidang perdagangan bebas 2015 mendatang membuka peluang yang lebar bagi negara-negara lain untuk menancapkan kekuasaannya dalam bidang ekonomi. Kekhawatiran terhadap ekspansi negara-negara lain yang dibungkus dalam bentuk kerjasama apapun nampaknya perlu diwaspadai akan kemungkinan terburuk yang bisa saja muncul baik secara eksplisit maupun implisit.

Konsep Autarki merupakan cita-cita suatu negara untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga setiap kesatuan politik harus menghasilkan apa yang diperlukannya. Konsep Geopolitik versi Jerman bahkan menyatakan bahwa suatu negara berhak mendapatkan sumber alam dari negara tetangga yang kecil bila membutuhkannya. Sejalan dengan konsep

Lebensraum, Autarki akan memberikan peluang suatu negara untuk melakukan ekspansi terhadap negara lain untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga konsep Autarki yang rasional dimungkinkan berubah menjadi langkah yang pragmatis.

(6)

AEC bida dikatakan bentuk perserikatan wilayah, dimana kerja sama perdagangan bebas yang muncul berada di kawasan ASEAN. Yang menjadi persoalan adalah siapa yang menjadi “negara besar” dan siapa yang menjadi “negara kecil” dalam pola perdagangan bebas 2015 mendatang. Konsep “negara besar” dan “negara kecil” dalam konteks ini dimaknai sebagai negara yang memiliki peran dan prestasi tertinggi dalam perdagangan bebas, bukan dilihat dari sisi geografis semata. Bisa saja Indonesia sebagai negara dengan wilayah geografis dan kekayaan SDA yang cukup besar menjadi ladang bagi negara lain untuk berkembang.

Konsep Geopolitik yang keempat adalah melihat kekuatan darat lawan kekuatan laut dengan upaya mempelajari dan mengevaluasi daerah yang dianggap sangat strategis. Dengan munculnya AEC perlu dicermati bahwa posisi silang indonesia dalam perdagangan sejak zaman kerajaan-sekarang merupakan jalur perlintasan yang ramai untuk dilalui dan bahkan menjadi persinggahan para pedagang. Pertanyaan yang muncul adalah apakah Indonesia sudah mempelajari dan mengevaluasi daerah strategis yang dimiliki atau justru negara lain yang melakukan hal tersebut dengan berbagai kepentigan?

Muncullanya AEC membawa dampak pembangunan infrastruktur yang memadai sebagai jalur perdagangan yang dilakukan. Dengan kelebihan posisi Indonesia tentunya menjadikan double effect sekaligus bagi Indonesia, apakah Indonesia mendapatkan keunntungan atau negara lain lebih diuntungkan. Arus distribusi yang baik dalam sebuah perdagangan menjadikan perputaran roda ekonomi semakin melaju kencang, dan bukan tidak mungkin mengubah pola masyarakat, salah satu hal yang dikhawatirkan adalah ketergantungan terhadap produk negara tertentu. Artinya adalah, negara tersebut dimungkinkan memiliki Bargaining Power yang cukup kuat untuk mendapatkan porsi pengaturan yang lebih besar dalam AEC. Bahkan kemungkinan yang dikhawatirkan adalah monopoli yang merugikan masyarakat Indonesia dalam perdagangan bebas 2015 mendatang.

(7)

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, setiap negara berlomba-lomba untuk menggandeng Indonesia. Sehingga yang muncul adalah kerja sama untuk ekploitasi besar-besaran yang membawa kerugian dan dampak buruk bari kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Simpulan

1. Perlunya untuk kembali mempelajari sejarah Geopolitik pada masa lalu untuk mendeskripsikan berbagai kemungkinan buruk terhadap bentuk-bentuk hubungan Indonesia dengaan negara-negara lain baik di secara bilateral, regional, atau bahkan multilateral.

2. Dengan arus globalisasi pada abad ini, perdagangan bebas merupakan sebuah implikasi yang mau tidak mau akan dihadapi oleh setiap negara. Untuk itu perlu bagi setiap masyarakat untuk mempelajari dan memahami segala pengetahuan serta gejala/fenomena yang muncul mengenai perdagangan bebas yang akan dihadapi. 3. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dalam negara perlu untuk selalu

mengedepankan aspek perkembangan dan kemakmuran masyarakat dalam melakukan setiap kebijakan yang diambil. Untuk itu peran serta elemen pemerintah yang berkompeten perlu untuk diberdayakan untuk melakukan analisis SWOT dalam berbagai bentuk kerja sama, khususnya AEC pada 2015 mendatang.

4. Pola-pola kehidupan bermasyarakat sedikit banyak akan mengalami perubahan sejalan dengan proses hubungan dan komunikasi pada perdagangan bebas 2015 mendatang. Untuk itu diperlukan untuk langkah strategis untuk mempertahankan watak nasional sebagai Bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka:

Kuwado, Fabian Januarius. Jokowi Bicara Pasar Bebas ASEAN 2015. Diakses melalui:

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/18/1333576/Jokowi.Bicara.Pasar.Bebas.ASEA N.2015. (diakses pada 24 Oktober 2013 pukul 19.00)

Lemhannas.1991. Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rimadi, Lukman. 80% Penduduk RI Tak Tahu Ada Perdagangan Bebas ASEAN. Diakses melalui: http://bisnis.liputan6.com/read/696065/80-penduduk-ri-tak-tahu-ada-perdagangan-bebas-asean. (diakses pada 24 Oktober 2013 pukul 19.35)

(8)

Dosen Pengampu Tanggal Paraf

Referensi

Dokumen terkait

Homeschooling pun masih menggunakan media pembelajaran yang sama dengan aplikasi yang digunakan di sekolah formal, seperti Edmodo, Ruang Guru dan Bimbelbee,

Perpustakaan keliling adalah merupakan jenis perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi

Sistematika yang pertama, pendidikan sebagai gejala, dapat dianalisis dari proses atau situasi pendidikan, yaitu adanya komponen-komponen pendidikan yang secara

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi istilah asing bidang perkomputeran yang paling dikenal oleh kalangan mahasiswa di Kota Surakarta, (2)

membangun kembali arus perdagangan Indonesia ke Jepang dalam sektor pertanian, tetapi dalam perjalanan kerjasama tersebut juga terdapat hambatan- hambatan non tarif

Ginjal bisa kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh seperti glukosa

Permata Niaga II No. 73 Taman Royal I Tangerang, Telp./Fax.. WAHANA TRANS UTAMA sebagai perusahaan jasa transportasi terdepan di Indonesia yang didukung dengan pengelolaan