MAKALAH FTS PADAT TABLET EFERVESEN
“FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KERING KULIT BUAH MANGGIS
(Garciniae mangostanae Cortex fructus)”
DISUSUN OLEH :
1. RANI FITRIANINGSIH (K1A015028)
2. RINA MARJULIANA (K1A015029)
3. RIZKA DWI RAHMITASARI (K1A015031)
PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MATARAM
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Obat adalah suatu Senyawa kimia dan campurannya yang sangat dibutuhkan ketika seseorang sedang sakit.Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan, akan memacu produsen obat untuk terus memproduksi obat demi tercapainya kebutuhan masyarakat. Di Indonesia, para produsen obat dengan kandungan kimia yang sama, akan berlomba-lomba menghasilkan obat yang berkualitas. Di Indonesia, sangat banyak bentuk sediaan obat yeng beredar , Salah satu bentuk sediaan obat yang sedang diminati karena cita rasanya yang enak dan kepraktisan penggunaannya adalah tablet effervescent.
Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet yang dibuat dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Banker dan Anderson, 1994). Keuntungan dari tablet Effervescent antara lain: rasa yang menyenangkan karena karbonasi membantu menutupi rasa zat aktif yang tidak enak, mudah digunakan karena tablet dilarutkan terlebih dahulu dalam air kemudian diminum, kemungkinan
pembentukan larutan dalam waktu cepat dan mengandung dosis obat yang tepat. Kerugian dari tablet ini yaitu kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia, dan sangat rentan untuk terurai jika pada suhu yang lembab.
Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan tablet effervescent adalah dari kombinasi asam daripada hanya satu macam asam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran (Ansel et al, 2005). Keunggulan asam sitrat dibanding asam yang lain diantaranya free flowing dan memberikan rasa jeruk pada tablet effervescent (Anonim, 2009). Sumber basa yang digunakan adalah natrium karbonat. Selain sebagai sumber karbondioksida yang dapat memberikan rasa segar, natrium karbonat dalam formulasi effervescent juga berfungsi sebagai penstabil karena kemampuannya mengadsorpsi lembab yang dapat menginisiasi reaksi effervescent (Lachman et al, 1986). Kombinasi asam dan basa akan menghasilkan tablet effervescent yang mempunyai kekerasan yang baik sehingga kerapuhan tablet kecil dengan waktu larut yang cepat dan memberikan respon rasa yang enak karena adanya pemanis serta rasa asam dan segar dari gas CO2.
Bahan tambahan yang biasa ditambahkan pada sediaan tablet effervescent antara lain:
a. Zat pengisi (diluent), dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet, memperbaiki kompresibilitas, memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung dan meningkatkan sifat alir. Biasanya digunakan manitol, sorbitol, sukrosa dan laktosa (Sulaiman, 2007).
disintegrasi tablet. PVP merupakan pengikat paling baik dan layak yang dapat digunakan dalam sediaan tablet effervescent (Parikh, 2005).
c. Zat pelicin (lubricant), dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan (matris). Zat pelicin yang paling ideal untuk sediaan tablet effervescent adalah PEG (Parikh, 2005). d. Pemberi rasa (sweeterners), digunakan untuk memberikan rasa manis pada sediaan.
Pemanis yang biasa digunakan pada sediaan effervescent antara lain aspartam, lactosa, sakarin dan sukrosa (Sulaiman, 2007).
Untuk menghasilkan tablet effervescent yang baik, maka diperlukan formulasi yang baik pula. Formulasi yang baik ditentukan dari granul-granul yang digunakan pada tahap pembuatannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian mutu granul terlebih dahulu untuk mendapatkan formula yang baik. Pengujian granul yang dilakukan pada jurnal yang berjudul "formulasi granul effervescent ekstrak kering kulit buah manggis” ini diantaranya: uji organoleptik, uji waktu alir, uji kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, dan sudut istirahat. Jika granul yang digunakan sudah lolos uji atau dikatakan baik maka akan dapat menghasilkan tablet effervescent yang baik pula. Oleh karena itu, pada percobaan di jurnal ini, akan dilakukan pengujian terhadap beberapa formulasi granul dan mutu granul untuk melihat formula yang terbaik dari 3 formula yang akan diuji cobakan.
2. METODE
Metode umum pembuatan tablet effervescent dibagi menjadi 3 macam, diantaranya:
a. Metode peleburan (granulasi kering)
Metode peleburan ini, molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk (Ansel et al., 2005). Metode granulasi kering dilakukan bila zat aktif yang akan digranul tidak tahan terhadap panas dan kelembaban dari solven/pelarut.
b. Metode granulasi basah
Metode ini berbeda dari metode peleburan, metode granulasi basah tidak perlu air kristal asam sitrat tetapi digunakan air yang ditambahkan ke dalam pelarut (seperti alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat adonan bahan yang lunak dan larut untuk pembuatan granul. Dalam metode ini tablet yang tidak mengandung air, tergantung dari air ditambahkan (sebagian) untuk mengolah adonan yang tepat, baru granul diolah dan dikeringkan dengan cara seperti yang diuraikan diatas (Ansel et al., 2005). Metode granulasi basah merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam industri farmasi untuk memproduksi tablet kompresi (Parrott, 1971)
c. Metode kempa langsung
Pada jurnal ini digunakan metode granulasi basah. Formulai yang akan dibuat terdiri dari Formulasi I, II, dan III dimana kandungan campuran asam dan basa (efervesen mix) secara berturut-turut adalah 80%, 70% dan 60%, perbandingan untuk asam sitrat, asam tartat dan natrium bikarbonat formula (1:2:3,4) (Munir, 2012).
3. LANGKAH PERCOBAAN
Pada tahap pembuatan granul asam, ekstrak kering kulit buah manggis digerus secara berturut-turut bersama dengan asam tartat, asam sitrat, sebagian pewarna blackuren dan sebagian laktosa hingga homogen di dalam mortar. Campuran kemudian disemprot larutan PGA 1 % sedikit demi sedikit sehingga masa menjadi kempal, kemudian ayak dengan ayakan mesh 16, granul basah kemudian dioven 40 C selama 39 jam. Pembuatan granul basa dengan ᵒ
cara menggerus natrium bikarbonat dan mencampur sisa pewarna blackuren, aspartame, sisa laktosa yang digerus secara berturut-turut hingga homogen. Selanjutnya bahan disemprotkan larutan PGA 1% sedikit demi sedikit sehingga masa menjadi kempal, ayak dengan ayakan mesh 16, granul basah kemudian dioven 40 C selama 39 jam. Granul asam dan basa yang ᵒ
telah kering dicampur dalam wadah plastik dan dikocok hingga homogen.
Evaluasi granul efervesen meliputi : a. Uji organoleptik
Uji organoleptik diamati dari bentuk yang dapat di amati secara langsung, Bau di amati dengan granul efervesen diletakkan di atas telapak tangan dan dicium aromanya. Uji rasa dilakukan dengan granul efervesen diambil sedikit kemudian diletakkan di ujung lidah dan dikecap selama kurang lebih 10 detik. Uji warna dengan cara granul efervesen diamati warnanya secara langsung.
a. Uji waktu larut
b. Uji kadar air
Pengujian dilakukan dengan menimbang 10g granul masukkan kecawan kemudian masukkan ke oven dengan temperatur 100 C selama 4 jam, kemudian dinginkan, danᵒ
timbang, hitung selisih berat granul. Persentase kadar air dihitung dengan menggunakan rumus LOD.
c. Uji kecepatan alir
Pengujian dilakukan dengan menimbang 30 gram granul masukan dalam flowmeter (lubang bagian bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup, catat waktu dengan stopwatch yang diperoleh untuk seluruh granul mengalir, dilakukan sebanyak tiga kali dan diambil rata-ratanya.
d. Uji sudut istirahat
Pengujian dilakukan dengan menimbang 30 gram granul masukkan dalam flowmeter (lubang bagian bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup. Ukur tinggi puncak kerucut tumpukan granul. Lalukan replikasi sebanyak tiga dan ambil rataratanya.
e. Kompresibilitas
Pengujian dilakukan dengan menimbang granul 50g, masukkan ke dalam gelas ukur 100ml ukur volume granul, gelas ukur yang berisi granul dimasukkan ke alat pengetuk granul sehingga volume granul stabil tidak turun lagi. Rumus kompresibilitas dilihat pada persamaan matematis di bawah ini.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Organoleptis
Uji organoleptik bentuk, bau dan warna granul dari ke tiga formula penelitian sama karena formula zat yang dipakai sama, yang berbeda jumlah asam dan basa. Formula I yang paling asam karena asam lebih banyak dari pada formula II dan III. Hasil uji organoleptik dapat dilihat pada tabel berikut.
Formula Bentuk Bau Warna Rasa I Granul Bau khas ekstrak kulitbuah manggis Ungu agak coklat Paling asamagak manis
II Granul Bau khas ekstrak kulitbuah manggis Ungu agak coklat Asam agakmanis
III Granul Bau khas ekstrak kulitbuah manggis Ungu agak coklat Asam agakmanis
2. Uji Waktu Larut
Evaluasi waktu larut dalam formula granul efervesen dalam penelitian berkisar 1,12 - 2,54 menit. Waktu larut dalam penelitian memenuhi persyaratan karena waktu larut ≤ 5 menit.
3. Uji Kadar Air
Berdasarkan hasil evaluasi kandungan kadar air, dari ketiga formula berkisar antara 7,15-8,95. Kadar air dari granul memang diharapkan cukup kecil untuk menghindari reaksi efervesen dini dan sticking. Kadar air yang cukup tinggi dalam granul dapat meningkatkan resiko granul melekat pada punch dan die saat pencetakan, dan dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia yang dapat membuat granul efervesen tidak stabil. Kadar air yang rendah baik untuk penyimpanan sediaan dalam jangka waktu yang lebih lama, sedangkan kadar air yang tinggi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur, dimana mikroorganisme dapat tumbuh baik dengan kadar air diatas 10%. Berikut adalah tabel hasil uji kadar air granul efervesen kulit manggis. Tabel II. Persentase Kadar Air Granul Efervesen Ekstrak Kulit Manggis
Formula KosongCawan GranulBasah Granul keringCawan + Granulkering Kadar Air(%)
I 50,240 10 59,345 9,105 8,95
II 48,931 10 58,844 9,285 7,15
III 47,271 10 56,539 9,268 7,32
4. Uji Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
Kecepatan alir granul yang ditujukkan pada tabel IV berkisar antara 3,699- 4,918 g/detik, dapat disimpulkan ketiga formula memiliki sifat alir yang baik sekali dengan perbandingan indeks alir yang baik berkisar 5-15 (Siregar, 2007).
Tabel III. Kecepatan Alir Granul Efervesen Ekstrak Kulit Manggis
Formula Replikasi Rata – rata Kecepatan alir
1 2 3
I 6,80 5,69 6,31 6,27 4,784 g / detik
II 6,23 6,67 5,40 6,1 4,918 g / detik
Selain kecepatan alir, sifat alir juga ditentukan oleh sudut istirahat dan indeks kompresibilitas. Semakin kecil sudut istirahat yang terbentuk maka semakin baik sifat alirnya (Lacman, 1994). Sudut istirahat yang ditunjukan pada Tabel IV berkisar antara 33,28°-34,18°, menunjukan dari ketiga formulasi tersebut memiliki aliran yang cukup baik. Dengan sifat alir yang baik sekali dan sudut istirahat yang cukup baik akan memudahkan granul mengalir pada mesin cetak dan mengisi ruang cetak secara kontinyu sehingga bobot tablet memiliki ketepatan takaran yang tinggi.
Tabel IV.Sudut Istirahat Granul Efervesen Ekstrak Kulit Manggis
Formula Pengukuran(cm) Replikasi Rata – Rata Sudut Istirahat
1 2 3
I Tinggi 3 2,8 2,7 2,83 33,28°
Diameter ( ½ d ) 4,5 4,45 4 4,31
II Tinggi 2,5 3,1 2,4 2,67 35,96°
Diameter ( ½ d ) 4 3,5 3,55 3,68
Indeks kompresibilitas ketiga formula yang ditunjukkan Tabel V berkisar antara 8,42% -10,98%. Indeks kompresibilitas pada formulasi tersebut memiliki aliran yang baik sekali 5-15% (Siregar, 2007). Semakin kecil nilai kompresibilitas, makin besar daya mengalir dari granul (Lachman, 1994). Nilai kompresibilitas juga dapat mengetahui baik tidaknya granul saat akan dibuat tablet, sehingga dapat dijadikan referensi apabila sediaan akan dibuat tablet.
Tabel V. Kompresibilitas Granul Efervesen Ekstrak Kulit Manggis
KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi granul ekstrak kulit buah manggis yang dibuat dalam tiga formulasi dengan memvariasikan formula efervescent mix formula I, formula II, Formula III memenuhi syarat evaluasi granul efervesen.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel Howard.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, edisi IV . Jakarta : UI Press.
Banker, G.S. dan Anderson, N.R., 1994, Tablet In the Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Ed III, Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi, Jakarta : UI Press.
Lachman Leon, Leiberman H. A. dan Kanig J.L, 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi III. Jilid 2. Jakarta : UI Press.
Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3th, Burgess Publishing Company, Minneapolis. 76–82.
Siregar, C.J.P., 2007. Tehnologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar – Dasar Praktis. Jakarta : EGC.
Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet, Pustaka Laboratorium
Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 56 – 59, 198 – 215.