• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Tentang Fungsi 2. Fungsi Linier 3. Gabungan Fungsi Linier 4. Mononom dan Polinom 5. Bangun Geometris 6. Fungsi Trigonometri 7. Gabungan Fungsi Sinus 8. Fungsi Logaritma Natural 9. Fungsi Eksponensial 10. Fungsi Hiperbolik 11. Fungsi dalam Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Pengertian Tentang Fungsi 2. Fungsi Linier 3. Gabungan Fungsi Linier 4. Mononom dan Polinom 5. Bangun Geometris 6. Fungsi Trigonometri 7. Gabungan Fungsi Sinus 8. Fungsi Logaritma Natural 9. Fungsi Eksponensial 10. Fungsi Hiperbolik 11. Fungsi dalam Ko"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Fungsi dan Grafik

Sudaryatno Sudirham

1

Pokok Bahasan mencakup

1. Pengertian Tentang Fungsi

2. Fungsi Linier

3. Gabungan Fungsi Linier

4. Mononom dan Polinom

5. Bangun Geometris

6. Fungsi Trigonometri

7. Gabungan Fungsi Sinus

8. Fungsi Logaritma Natural

9. Fungsi Eksponensial

10. Fungsi Hiperbolik

11. Fungsi dalam Koordinat Polar

2

Pembatasan

Pembahasan Fungsi dan Grafik

dibatasi hanya padafungsi dengan peubah

bebas tunggal yang berupa bilangan nyata

3 4

Fungsi

Apabila suatu besaran y

maka dikatakan bahwa

memiliki nilai yang tergantung

dari nilai besaran lain x

y

merupakan fungsi x

5

panjang sebatang batang logam (= y)

merupakan fungsi temperatur (= x)

Secara umum pernyataan bahway merupakan fungsix dituliskan

) (x f y=

ydisebutpeubah tak bebas

nilainya tergantungx

xdisebutpeubah bebas

bisa bernilai sembarang

Dalam pelajaran ini kita hanya akan melihat x yang berupa bilangan nyata.

Selain bilangan nyata kita mengenal bilangan kompleks yang dibahas dalam pelajaran mengenaibilangan kompleks. Walaupun nilaixbisa berubah secara bebas, namun nilaix

tetap harus ditentukan sebatas mana ia boleh bervariasi

Contoh:

(2)

Domain

Domain ialah rentang nilai (interval nilai) di mana peubah-bebasx bervariasi.

a b

rentang terbuka

a < x< b a dan b tidak termasuk dalam rentang

rentang setengah terbuka a b

a ≤≤≤≤x< b amasuk dalam rentang, tetapi btidak

rentang tertutup a b

a ≤≤≤≤x≤≤≤≤b adan b masuk dalam rentang Ada tiga macam rentang nilai yaitu:

7

Sistem koordinat x-y atau koordinat sudut-siku

P[2,1] Q[-2,2]

R[-3,-3]

S[3,-2]

-4 -3 -2 -1 1 2 3

y

0

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4x

IV I II

III

sumbu-x sumbu-y

Bidang dibatasi oleh dua sumbu, yaitu sumbu mendatar yang kita sebut sumbu-x dan sumbu tegak yang kita sebutsumbu-y.

Bidang terbagi dalam 4 kuadran yaitu Kuadran I, II, III, dan IV

(koordinat Cartesian, dikemukakan olehdes Cartes)

Posisi titik pada bidang dinyatakan dalam

koordinat [x, y]

8

Kurva dari Suatu Fungsi

x y=0,5

Setiap nilaixakan menentukan satu nilaiy

x -1 0 1 2 3 4 dst.

y -0,5 0 0,5 1 1,5 2 dst.

-0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5

-1

0 1 2 3 4x

y

∆x ∆y

P

R Q

x y=0,5 Kurva

Titik P, Q, R, terletak pada kurva

Kemiringan kurva: x y ∆ ∆ Kita lihat fungsi:

(kita baca: “delta x per delta y”)

9

Kekontinyuan

Suatu fungsi yang kontinyu dalam suatu rentang nilai x tertentu, akan membentuk kurva yang tidak terputusdalam rentang tersebut.

Suatu fungsi y= f(x) yang terdefinisi di sekitar x= cdikatakan kontinyu di x= cjika dipenuhi dua syarat:

(1)fungsi tersebut memiliki nilai yang terdefinisi sebesar f(c) di x= c;

(2)nilai f(x) akan menuju f(c) jika xmenuju c; pernyataan ini kita tuliskan sebagai

yang kita baca:limit f(x) untuk x menuju c sama dengan f(c). )

( ) ( limf x fc

c x→ =

10

Contoh:

y= 1/x

y= 1/x y

x

-1 0 1

-10 -5 0 5 10

Tak terdefinisikan di x= 0 y= u(x)

1

y

x

0 0

Terdefinisikan di x= 0 yaituy|x=0 = 1

(y untukx = 0 adalah 1)

(y untukx = 0 tidak dapat ditentukan nilainya)

11

Simetri

1. Jika fungsi tidak berubah apabila x kita ganti dengan −xmaka kurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu-y;

2. Jika fungsi tidak berubah apabila xdan y dipertukarkan, kurva fungsi tersebut simetris terhadap garis-bagi kuadran I dan III.

3. Jika fungsi tidak berubah apabila y diganti dengan −y, kurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu-x.

4. Jika fungsi tidak berubah jika xdan ydiganti dengan −xdan −y, kurva fungsi tersebut simetris terhadap titik-asal [0,0].

(3)

Contoh:

y= 0,3x2

y= 0,05x3

y2+x2 = 9

x

-6 -3 0 3 6

-6 -3 0 3 6

y

tidak berubah jika xdan ydiganti dengan −xdan −y

tidak berubah bila x diganti −x

tidak berubah jika: x diganti −x

xdan ydiganti dengan −xdan −y xdan y dipertukarkan y diganti dengan −y

(simetris terhadap sumbu-y)

(simetris terhadap titik [0,0])

13

Pernyataan Fungsi Bentuk Implisit

8 1

1

2 2 2

2 2

= + + = =

= +

y xy x

x y

xy y x

) (x f y= Pernyataan fungsi

Pernyataan bentuk implisit

Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, setiap nilai peubah-bebas x akan memberikan satu atau lebih nilai

peubah-tak-bebas y

dapat diubah ke bentukeksplisit

/ 1

1 2

x y

x y

x y

= =

− =

0 ) 8 (2

2+ + =

x xy y

2 ) 8 ( 4 2

2

2

± −

= x x x

y disebut bentukeksplisit.

-8 -4 0 4 8

-4 -2 0 2 4

x y

14

Fungsi Bernilai Tunggal

Fungsi bernilai tunggal adalah fungsi yang hanya memiliki satu nilai peubah-tak-bebas

untuk setiap nilai peubah-bebas

0 4 8

-1 0 1 2 3 4x y

2

5 , 0 x y=

0 0,8 1,6

0 1 2x

y

x y=+

-1,6 -0,8 0

0 1 2x

y y= x

-0,8 0 0,8

0 1 2 3 4

x

y y=log10x

0 2 4

-4 -2 0 2 4x

y

2

x x y= = Contoh:

15

Fungsi Bernilai Banyak

-2 -1 0 1 2

0 1 2 3

x y

x y

Fungsi bernilai banyak adalah fungsi yang memiliki lebih dari satu nilai peubah-tak-bebas

untuk setiap nilai peubah-bebas

-10 -5 0 5 10

0 1 2 3

x y

x

y2=1/ y=±1/x

Contoh:

16

Fungsi Dengan Banyak Peubah Bebas

Secara umum kita menuliskan fungsi dengan banyak peubah-bebas:

) , , , , (xyzuv f w=

Fungsi dengan banyak peubah bebas juga mungkin bernilai banyak, misalnya

2 2 2 2

z y x + + = ρ

Fungsi ini akan bernilai tunggal jika dinyatakan sebagai

2 2 2

z y x + + + = ρ

17

Sistem Koordinat Polar

Selain sistem koordinat sudut-siku di mana posisi titik dinyatakan dalam skala sumbu-xdan sumbu-y, kita mengenal pula sistem

koordinat polar.

Dalam sistem koordinat polar, posisi titik dinyatakan oleh jarak titik ke titik-asal [0,0] yang diberi simbol r, dan sudut yang

terbentuk antara rdengan sumbu-x yang diberi simbol θ

Hubungan antara koordinat sudut siku dan koordinat polar adalah sebagai berikut

θ =rsin y

θ =rcos x

2

2 y

x r= +

) / ( tan−1yx = θ

x

P

θ

r y

rsinθ

rcosθ

(4)

Contoh:

-3 -2 -1 0 1 2 3

-5 -3 -1 1

y

x r

θ P[r,θ]

Bentuk ini disebutcardioid

)

cos

1

(

2

θ

=

r

19

-1 -0,5

0 0,5 1 1,5

2

-1 0 1 2 x 3

y

r

θ P[r,θ]

y= 2

2

=

θ

r

Contoh:

20

21

Fungsi Tetapan

Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai xdari −∞sampai +∞.

k y=

x

-4 0 5

-5 0 5

y y = 4

5 . 3

− =

y

Contoh:

22

Persamaan Garis Lurus yang melalui [0,0]

mx y=

kemiringan garis lurus

   

 

∆ ∆ = =

" delta "

" delta " : dibaca , kemiringan

x y x

y m 0

1 2

-1

0 1 2 3 4x

y

∆x ∆y

-6 -4 -2 0 2 4 6 8

-1 0 1 2 3 4x

y

y = 0,5x y = x y = 2x

y = -1,5x

m> 0

m< 0

Contoh:

garis lurus melalui [0,0]

23

Pergeseran Kurva dan Persamaan Garis Lurus

y= 2x y−2 = 2x

-4 -2 0 2 4 6 8 10

-1 0 1 2 3 x 4

y

mx b y− )= (

y = 2x

y =2(x–1)

-4 -2 2 4 6 8

-1 0 1 2 3 x 4

y

0

) (x a m

y= −

Secara umum, persamaan garis lurus yang tergeser sebesar bke arah sumbu-y

positif adalah

menunjukkan pergeseran sebesara ke arah sumbu-x positif

titik potong dengan sumbu-y

titik potong dengan sumbu-x

b mx y= +

a mx y= +′

Bentuk umum persamaan garis lurus pergeseran ke

arah sumbu-y

pergeseran ke arah sumbu-x

menunjukkan

(5)

Contoh:

Persamaan garis: y−4=−2x

2 0 2 4 0 1 2 1

2 =

− − = − − = ∆ ∆ = x x y y x y m -4 -2 2 4 6 8

-1 0 1 2 3 x 4

y

0

memotong sumbuydi 4

memotong sumbuxdi 2

atau y=−2(x−2)

4 2 + −

= x

y

dapat dilihat sebagai garis melalui (0,0) yaitu

y = -2x yang tergeser kearah sumbu-y atau tergeser kearah sumbu-x

25 1 2 1 2 x x y y m − − = x x x y y mx y 1 1 1 2 − − = = Persamaan Garis Lurus yang melalui dua titik

[x1,y1]

[x2,y2]

-4 -2 0 2 4 6 8

-1 0 1 x 3

y 2 -4 -2 2 4 6 8

-1 0 1 2 3 x 4

y 0 [1,4] [3,8] 2 1 3 4 8 1 2 1 2 = − − = − − = x x y y m

persamaan garis:yb=2x atau y=2(xa)

2

4−b= 8=2(3−a) 2

=

b a=−1

x

y−2=2 y=2(x+1)

2 2 + = x y Contoh:

Persamaan garis lurus melalui [0,0] yang sejajar dengan garis yang melalui

P dan Q P

Q

Garis ini harus digeser hingga melalui P dan Q

26

Perpotongan Garis Lurus

1 1

1 ax b

y= + y2=a2x+b2

2 2 1

1x b ax b

a + = +

2 P 2 P 1 P 1 P 2 1 1 2 P atau b x a y b x a y a a b b x + = + = ⇒ − − = ⇒ Contoh: 8 4 dan 3 2 2

1= x+ y = x

y 5 , 5 8 4 3 2 2

1=yx+ = x− →x=

y 14 3 5 , 5 2 3 2 + = × + = = x

y

Koordinat titik potong P harus memenuhi persamaan y1maupuny2. Dua garis:

Koordinat titik potong P harus memenuhi: dan -30 -20 -10 0 10 20 30

-10 -5 0 5 10

y x y2 y1 P xP yP

Titik potong:P[(5,5),14] 27

Contoh-Contoh Fungsi Linier dalam Peristiwa Nyata

Suatu benda dengan massa myang mendapat gaya Fakan memperoleh percepatana

ma

F= v(t)=v0+at

]]]] anoda katoda l Contoh: Contoh: e e m F a= Beda tegangan antara anoda dan katoda dalam tabung katoda adalah V

Kuat medan listrik: l V E=

Gaya pada elektron: l eV eE Fe= =

Percepatan pada elektron:

gaya fungsi linier dariV

percepatan fungsi linier dariFe

Apakah percepatan elektron fungsi linier dari V ? 28

Suatu pegas, jika ditarik kemudian dilepaskan akan kembali pada posisi semula apabila tarikan yang dilakukan masih dalam batas elastisitas pegas. Gaya tarikan merupakan fungsi linier dari panjang tarikan.

Contoh:

kx F=

Contoh:

Dalam sebatang konduktor sepanjang l, akan mengalir arus listrik sebesar ijika antara ujung-ujung konduktor diberi perbedaan tegangan sebesar V. Arus merupakan fungsi linier dari tegangan.

R V GV i= =

R G=1

A l RRA

V A i j= =

gaya panjang tarikan konstanta pegas

konduktansi resistansi

kerapatan arus

resistivitas G danR adalah tetapan

Luas penampang konduktor

panjang konduktor

29

Contoh:

materi masuk di xa

materi keluar di x

xa x

Ca

Cx

x

Peristiwa difusi mencapai keadaan mantap,jika konsentrasi materiCadi xadan

Cxdi xbernilai konstan

InilahHukum Fick Pertamayang secara formal menyatakan bahwa fluksi dari materi yang berdifusi sebanding dengan gradien konsentrasi.

Peristiwa difusi: materi menembus materi lain

dx dC D Jx=−

gradien konsentrasi

koefisien difusi

Fluksi materi yang berdifusi merupakan fungsi linier dari gradien konsentrasi

Fluksi materi yang berdifusi ke arahx

(6)

31

Fungsi Anak Tangga

0 untuk 0

0 untuk 1 ) (

< =

≥ =

x x x u

) (x ku y=

muncul pada x= 0

amplitudo

Fungsi ini memiliki nilai yang terdefinisi

di x= 0

Fungsi anak tangga satuan

Secara umum

0 2

0 x5

y

1 1

) (x u y=

) (x u y=

Contoh:

-4 0 5

0 x5

y y=3,5u(x)

) ( 5 , 2 ux

y=− 32

) (x a ku

y= −

Fungsi anak tangga tergeser

-4 0 5

0 x5

y

1

) 1 ( 5 ,

3 −

= ux y

Pergeseran sebesarake arah sumbu-x positif

Contoh:

33

Fungsi Ramp

y

=

axu

(

x

)

0 1 2 3 4 5 6

-1 0 1 2 3 x 4

y y

1= xu(x)

y2= 2xu(x)

y3= 1,5(x-2)u(x-2)

Fungsi ramp tergeser: y=a(xg)u(xg)

Fungsi ramp satuan: y=xu(x)

Contoh:

kemiringana= 1 kemiringan

Fungsi ini baru muncul padax= 0 karena ada faktoru(x)yang didefinisikan muncul padax = 0

(fungsi anak tangga)

Pergeseran searah sumbu-x

34

Pulsa Pulsa merupakan fungsi yang muncul pada suatu nilaix1tertentu dan menghilang padax2 > x1

) ( ) (x x1 aux x2 au

y= − − −

: persamaan

1 2

xx

: pulsa lebar

{

( 1) ( 2)

}

2 − − −

= ux ux

y1=2u(x-1)

y2 = −2u(x−2)

y1 + y2 = 2 u(x-1) – 2 u(x-2)

lebar pulsa

-2 -1 0 1 2

-1 0 1 2 3x 4

perioda

x y

Deretan Pulsa:

Contoh:

35

Perkalian Ramp dan Pulsa

{

( ) ( )

}

)

(x Aux x1 ux x2 mxu

y= × − − −

{

u(x x1) u(x x2)

}

mAx

y= − − −

ramp pulsa hanya mempunyai nilai dalam selang lebarnya

y1=2xu(x) y2=1,5{u(x-1)-u(x-3)}

y3 = y1y2

0 2 4 6 8 10

-1 0 1 2 3 4x5

y Contoh:

makayjuga akan bernilai dalam selang lebar pulsa saja

(7)

y2 = {u(x)-u(x-b)} y1 = mxu(x) y3 = y1y2

= mx{u(x)-u(x-b)}

0 2 4 6 8 10

-1 0 1 2 3 4 5

y

y

x

b Contoh:

37

Gabungan Fungsi Ramp

... ) ( ) ( ) ( ) ( )

( + − 1 − 1+ − 2 − 2 +

=axux bx x ux x cx x ux x

y

Contoh:

y1= 2xu(x)

y2= −2(x−2)u(x−2)

y3= 2xu(x)−2(x−2)u(x−2)

y

-8 -4 0 4 8 12

0 1 2 3 4 x 5

Kemiringan yang berlawanan membuaty3 bernilai konstan mulai darixtertentu

38

y1=2xu(x)

y2= −4(x−2)u(x−2)

y3= 2xu(x)−4(x−2)u(x−2)

-10 -5 0 5 10 15

0 1 2 3 4x 5

y

y2lebih cepat menurun dariy1 maka y3menurun mulai darixtertentu

Contoh:

39

y1= 2xu(x)

y2= −4(x-2)u(x-2)

y3= {2xu(x)−4(x-2)u(x-2)}{u(x-1)-u(x-3)}

-10 -5 0 5 10 15

0 1 2 3 4 x 5

y

Pulsa ini membuaty3hanya bernilai dalam selang 1≤x≤3

Contoh:

40

41

Mononom

(8)

Mononom

Mononom adalah pernyataan tunggal yang berbentuk kxn Mononom Pangkat Dua: y=kx2

y = x2

y = 3x2

y = 5x2

y

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-3 -2 -1 0 1 2 x 3 -100

-80 -60 -40 -20 0

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

y

x

2 10x y=−

2 2x y=− Contoh:

y memiliki nilai maksimum Karenax20,maka

jikak> 0 →y > 0 jikak< 0 →y< 0

y memiliki nilai minimum

43

y1= 10x2

y2= 10(x−2)2

y3= 10(x−2)2+ 30 Pergeseran kurva mononom pangkat dua

-5 -3 3 x 5

0 50 100

-1 1

y

Pergeseran ke arah sumbu-xpositif Pergeseran ke arah

sumbu-y positif

44

Mononom Pangkat Genap pada umumnya

y2= 2x4 y3= 2x6

y1= 2x2

0 1 2 3 y

-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 x1.5

0 2 4 6 8

-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5

y= x6 y= 3x4 y= 6x2 y

x

Pada mononom berpangkat genap, makin besar pangkat makin melandai

kurva di sekitar titik puncak

Jika kurva-kurva ini memiliki nilaikyang sama maka mereka

berpotongan di titik P[1,k]

Koordinat titik potong antara kurva

( )

2 12 3 dan 2

2 3 6

3 dan 6 : Kurva

4 2 4 2

4 2

= = = →

= → =

= =

y x

x x x

x y x y

( )

3 81 dan 3

3 3

3 dan : Kurva

6 2 4 6

4 6

= = = →

= → =

= =

y x

x x x

x y x y

Contoh:

Kurva mononom pangkat genap simetris terhadap sumbu-y 45

Mononom Pangkat Ganjil

-3 -2 -1 0 1 2 3

-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5

y = 2x y = 2x5

y = 2x3

y

x

Pangkat ganjil terendah: linier

Jika kurva-kurva ini memiliki nilaikyang sama maka mereka

berpotongan di titik P[1,k] Makin tinggi pangkat mononom, makin landai kurva di sekitar titik [0,0] yaitu titik yang merupakan

titik belok

Kurva mononom pangkat ganjil simetris terhadap titik [0,0]

46

Mononom Pangkat Tiga

-500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500

-2 -1 0 1 y

-5 -4 -3 2 3 4 5

x

3

3x y=−

3

2x y=

Mononom pangkat tiga

Simetris terhadap [0,0]

y = 10(x−2)3 y = 10(x−2)3+ 100

y = 10x3

-5 -3 3x 5

-600 -400 -200 0 200 400 600

-1 1

y

Pergeseran mononom pangkat tiga ke arah

sumbu-x positif Pergeseran ke arah

sumbu-y positif

47

Polinom

(9)

Polinom Pangkat Dua

c

bx

ax

y

=

2

+

+

y1=2x2

y3=13

y2=15x

x -10 y -150 0 150 0 10 13 15 22+ +

= x x

y

y1=2x2

y4= 2x2+15x

y2=15x x = −15/2

y -150 0 150 0 x -10 10 Kurva masing-masing komponen (mononom) dari polinom: Penjumlahan mononom

pertama dan ke-dua: y=2x2+15x

Perpotongan dengan sumbu-x

2 15 15 2

0= x2+ xx=−

49

y4 = 2x2+15x

−15/2

x y -150 0 150 -10 0

sumbu simetri

−15/4

10

y4 = 2x2+15x

x y -150 0 150 -10 0

sumbu simetri y5 = 2x2+15x+13

10

Sumbu simetri dariy=2x2+15x

memotong sumbu-x di: 4 15

− = x

Penambahan komponeny3= 13 memberikan:

13 15

22+ +

= x x

y Koordinat titik puncak:

125 , 15 13 4 15 15 4 15 2 75 , 3 4 / 15 2 − = +      − +      − = = − = y x 50

y = ax2 +bx +c

y = ax2

y

x 0

0

Polinom Pangkat Dua secara umum

x2 x1 Sumbu simetri: a b x 2 − = a ac b a b x a c a b a b x a c x a b x a y 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 − −       + = + −       + = +       + = Pergeseran ke arah kiri sumbu-x

Pergeseran ke arah negatif sumbu-y

        a ac b 4 4 2 51

Penjumlahan: y3= y1 + y2 -2000

0 2000

-10 0 x 10

y y1 y2 200 80 19

43 2

3= x + xx

y

Polinom Pangkat Tiga: mononom pangkat tiga + polinom pangkat dua

d cx bx ax

y= 3+ 2+ +

Mononom pangkat tiga (y1)

Dan Polinom pangkat dua (y2)

-2000 0 2000

-10 0 10

y

x

y1= 4x3 200 80 19 2

2= xx

y

y3 memotong sumbu-x di 3 titik

Hal ini tidak selalu terjadi Tergantung dari nilai koefisieny152

2000

-10 10

y2

y1 y3= y1 + y2

-2000

Kasus:akurang positif Penurunan kurva y1di daerah x

negatif tidak terlalu tajam Kurva terlihat hanya memotong

sumbu-x di 2 titik Titik potong ke-3 jauh di sumbu-x

negatif -2000 2000 -10 15 y1 y2

y3=y1+y2

Kasus:aterlalu positif Penurunan y1di daerah negatif

sangat tajam Tak ada titik potong dengan sumbu

di daerahx negatif Hanya ada satu titik potong di x

positif 3 1 ax y = d cx bx ax

y= 3+ 2+ +

3

1 ax

y =

53

y3= y1 + y2 y1

y2

-2000 0

-10 0 15

2000 d cx bx ax

y= 3+ 2+ +

y3= y1 + y2

-2000 0 2000

-10 0 15

3 3

1 ax kx

y = =−

d cx bx y2= 2+ +

a < 0

Kurva y3berpotongan dengan sumbu-xdi

tiga tiga tempat. Akan tetapi perpotongan yang ke-tiga berada jauh di daerah xpositif

Jika aterlalu negatif kurva berpotongan dengan sumbu-x di satu tempat

(10)

55

• jika fungsi tidak berubah apabila x kita ganti dengan −x

maka kurva fungsi tersebut simetris terhadap sumbu-y; • jika fungsi tidak berubah apabila xdan y dipertukarkan,

kurva funsi tersebut simetris terhadap garis-bagi kuadran I dan III.

• jika fungsi tidak berubah apabila y diganti dengan −y, kurva funsi tersebut simetris terhadap sumbu-x. • jika fungsi tidak berubah jika xdan ydiganti dengan −x

dan −y, kurva fungsi tersebut simetris terhadap titik-asal [0,0].

Simetri

56

Nilai Peubah

Dalam melihat bentuk-bentuk geometris hanya nilai-nyata dari y dan xyang kita perhatikan

Kita menganggap bahwa bilangan negatif tidak memiliki akar, karena kita belum membahas bilangan kompleks

Contoh:

1

2

2

+

=

x

y

2

1

x

y

=

±

Apabila |x|> 1, maka (1 -x2)< 0

1 1≤ ≤

y

Karena kurva ini simetris terhadap garis y= x, maka ia memiliki nilai juga terbatas pada rentang

1 1≤ ≤

x

Dalam hal demikian ini kita membatasi xhanya pada rentang

57

Titik Potong Dengan Sumbu Koordinat

Koordinat titik potong dengan sumbu-xdapat diperoleh dengan memberi nilai y= 0, sedangkan koordinat titik potong dengan sumbu-y diperoleh dengan memberi nilai x = 0. Apabila dengan cara demikian tidak diperoleh nilaiyataupunxmaka kurva tidak memotong sumbu-x maupun sumbu-y

Contoh:

1

2

2+x =

y

Titik potong dengan sumbu-xadalah P[1,0] dan Q[−1,0]. Titik potong dengan sumbu-yadalah R[0,1] dan S[0,−1]

xy= 1

Kurva fungsi ini tidak memotong sumbu-xmaupun sumbu-y

58

Asimptot

Suatu garis yang didekati oleh kurva namun tidak mungkin menyentuhnya, disebut asimptot

Contoh:

10 )

(2 2

2x x =x +

y

) 1 (

10

2

− + ± =

x x x y

tidak boleh < 0 agar x(x−1) > 0

haruslah x< 0 atau x> 1

Tidak ada bagian kurva yang berada antara x= 0 dan x= 1. Garis vertikal x= 0 dan x= 1 adalah asimptot dari kurva

-4 0 4

-4 0 4

y

x

59

Jarak Antara Dua Titik

Jika P[xp,yp) dan Q[xq,yq], maka

2

2 ( )

) (

PQ= xpxq + ypyq

Contoh:

-4 -2 2 4 6 8

-1 0 1 2 3 x 4

y

0 [1,4]

[3,8]

20 ) 4 8 ( ) 1 3 (

PQ= − 2+ − 2=

(11)

Parabola

Bentuk kurva y=kx2 disebutparabola

[0,0] y

x y=kx2

P terletak pada kurva Q terletak di sumbu-y y= −p garis sejajar sumbu-x R terletak pada garisy

ada suatu nilai ksedemikian rupa sehingga PQ = PR

Q disebut titik fokus parabola Garisy disebutdirektrik Titik puncakparabola berada di tengah

antara titik fokus dan direktriknya

x p py y x p y x p 2 2 2 2 2 2 2 2 ) ( ) PR ( PQ + + − = + − = + − = p y ) (

PR= +

p y x p py y2−2 + 2+2= +

p x y 4 2 = p k 4 1 = k p 4 1 = 2 4 1 x p y= P[x,y] Q[0,p]

R[x,−p]

61

Contoh:

Parabola y=0,5x2

dapat kita tuliskan

2 2 5 , 0 4 1 2 1 x x y × = =

Direktrik:

y

=

p

=

0

,

5

Titik fokus: Q[0,(0,5)]

62

Lingkaran

Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tertentu

yang disebut titik pusat lingkaran

Jika titik pusat lingkaran adalah [0,0] dan jari-jari lingkaran adalahr

2

2 y

x

r= + 2 2 2

r y x + =

persamaan lingkaran berjari-jarir berpusat di [0.0]

2 2

2 ( )

)

(xa + yb =r Pergeseran titikpusat lingkaran

sejauha kearah sumbu-x dan sejauhbke arah sumbu-y

Persamaan umum lingkaran berjari-jarirberpusat di (a,b)

63 -1 1 -1 1 0,5 0,5 [0,0] x y

r = 1

1

2

2+y =

x r

2 2 2 ( 0,5)

) 5 , 0

(x− + y− =r Contoh:

64

Elips Elips adalah tempat kedudukan titik yang jumlah jarak terhadap dua titik tertentu adalah konstan

Dua titik tertentu tersebut merupakan dua titik fokus dari elips

X[x,y]

P[-c, 0] Q[c, 0] x y

2 2

) (

XP= x+c +y XQ= (xc)2+y2

( ) a y c x y c x a 2 ) ( ) ( misalkan kita 2 XQ XP 2 2 2

2+ + + =

+ ⇒ = + 2 2 )

(x c y

x a c a− = − +

2 2 2 2 2 2

2 4 4 ( ) ( )

)

(x+c +y = aa xc +y +xc +y

2 2 2 2 2 ( )

)

(x+c +y = axc +y

2 2 2 2 2 2

2 2 x x 2cx c y a

c cx

a− + = − + + 2 2 1

2 2 2 = − + c a y a x kwadratkan kwadratkan sederhanakan 2 2 2 2 XQ XP : PXQ segitiga

di + =a>ca>c

1 2 2 2 2 = + b y a x 2 2 2 a c b= −

65 1 2 2 2 2 = + b y a x

X[x,y]

P[-c, 0] Q[c, 0] x y

[

a,0] [a,0]

[0,b]

[0,−b]

sumbu panjang = 2a

sumbu pendek = 2b

Elips tergeser 1 ) ( ) ( 2 2 2 2 = − + − b q y a p

x 2a=2→a=1

5 , 0 1 2b=→b= 1

-1 0

-1 0 1 x2

(12)

Hiperbola

Hiperbola merupakan tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya antara dua titik tertentu adalah konstan

X(x,y)

P[-c,0] Q[c,0]

y

x

2 2

) ( XP= x+c +y

2 2

) ( XQ= xc +y

a y c x y c x XQ XP

2 ) ( ) (

+ 2+ 2 2+ 2=

= −

2 2 2 2 2 ( )

)

(x+c +y = a+ xc +y

2 2

) ( ) /

(caxa= xc +y

1

2 2

2 2 2

= − −

a c

y a x

Dalam segitiga PXQ, selisih (XP−XQ) < PQ

→2c< 2ac2a2= b2

1

2 2

2 2

= −

b y a x

kwadratkan dan sederhanakan kwadratkan

persamaan hiperbola 67

1

2 2

2 2

= −

b y a x

+∞

−∞ X(x,y)

-c c

y

x

[-a,0] [a,0]

Kurva tidak memotong sumbu-y

Tidak ada bagian kurva yang terletak antara x =

adan x = a 2

2

2 c a

b = −

68

Kurva Berderajat Dua

Parabola, lingkaran, elips, dan hiperbola adalah bentuk-bentuk khusus kurva berderajat dua, atau kurva pangkat dua

Bentuk umum persamaan berderajat dua adalah

0

2 2+ + + + + =

F Ey Dx Cy Bxy Ax

Persamaan parabola: B=C=D=F=0; A=1; E=−4p

Lingkaran: B=D=E=0; A=1; C=1; F = −1

Bentuk Ax2dan Cy2adalah bentuk-bentuk berderajat dua yang telah sering kita temui pada persamaan kurva yang telah kita bahas. Namun bentuk Bxy yang juga merupakan bentuk berderajat dua,

belum kita temui dan akan kita lihat berikut ini

69

Perputaran Sumbu Koordinat

Hiperbola dengan titik fokus tidak pada sumbu-x

a a y a x a y a

x ) ( ) ( ) ( ) 2

( + 2+ + 2− − 2+ − 2=

2 2 ( )

)

(x a y a

a y

x+ − = − + −

2

2xy=a

Mempetukarkan x dengan y tidak mengubah persamaan ini. Kurva persamaan ini simetris terhadap garisy = x,

2 2 2

2 ( ) 2 ( ) ( )

)

(x+a +y+a =a+ xa +ya

Kurva hiperbola ini memiliki sumbu simetri yang terputar 45o berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, dibandingkan dengan sumbu simetri hiperbola sebelumnya, yaitu

sumbu-x. -5

0 5

-5 0 x

y

P[-a,-a] Q[a,a]

y

x

X[x,y]

70

Untuk menjelaskan fungsi trigonometri, kita gambarkan lingkaran-satuan, r = 1

Fungsi sinus

PQ PQ sinθ= =

r

Fungsi Cosinus

OQ OQ cosθ= =

r

Fungsi Tangent

θ θ = = θ

cos sin OQ PQ tan

θ − = − = ′ = θ

− tan

OQ PQ OQ

Q P ) tan(

Fungsi Cotangent

θ θ = = θ

sin cos PQ OQ cot

θ − = − = ′ = θ

− cot

PQ OQ Q P OQ ) cot(

Fungsi Secan Fungsi Cosecan

OQ 1 cos

1

sec =

θ = θ

PQ 1 sin

1 cscθ= θ=

P

Q θ O [0,0]

-1 1

-1 1x

y

r = 1

P’ -θ θ + θ =sin2 cos2

1

(13)

Relasi-Relasi

sinα

α

-1 1

-1 [0,0] 1x

y

β cosα

cosαcosβ cosαsinβ β

sinαsinβ sinαcosβ

73 Relasi-Relasi sinα α -1 1

-1 [0,0] 1x

y

β cosα

cosαcosβ cosαsinβ β

sinαsinβ sinαcosβ

)

sin(α+β=sinαcosβ+cosαsinβ

)

cos(α+β =cosαcosβ−sinαsinβ

β α + β α = β − α β α − β α = β − α sin sin cos cos ) cos( sin cos cos sin ) sin( Karena β − = β −) sin sin(

β = β −) cos cos( 74 Contoh:

α

α

=

α

α

+

α

α

=

α

+

α

=

α

)

sin(

)

sin

cos

cos

sin

2

sin

cos

2

sin(

a).

α

α

=

α

α

α

α

=

α

+

α

=

α

)

cos(

)

cos

cos

sin

sin

cos

2

sin

2

2

cos(

b).

α

+

α

=

2 2

sin

cos

1

α

=

+

α

)

1

2

cos

2

2

cos(

1 cos 2 ) 2

cos(α= 2α−

α − = − α) 1 2sin2

2 cos( α − = α 2 sin 2 1 ) 2 cos(

α

α

=

α

)

cos

2

sin

2

2

cos(

c).

75

β

α

+

β

α

=

β

+

α

)

sin

cos

cos

sin

sin(

2 ) sin( ) sin( cos

sinα β= α+β+ α−β

2 ) cos( ) cos( cos

cosα β= α+β+ α−β

β α + β α = β −

α ) cos cos sin sin

cos( 2 ) cos( ) cos( sin

sinα β= α−β− α+β

β α − β α = β +

α ) cos cos sin sin

cos( β α + β α = β −

α ) cos cos sin sin

cos( Contoh:

β

α

β

α

=

β

α

)

sin

cos

cos

sin

sin(

d).

β

α

=

β

α

+

β

+

α

)

sin(

)

2

sin

cos

sin(

e). cos(α+β)=cosαcosβsinαsinβ

β

α

=

β

α

+

β

+

α

)

cos(

)

2

cos

cos

cos(

f). β α = β + α − β −

α ) cos( ) 2sin sin

cos(

76

Fungsi Trigonometri Normal

77

Kurva Fungsi Trigonometri Dalam Koordinat x-y

perioda -1 0 1 0 x y 2π π −π x y -1 0 1 0

−π π 2π

−2π

perioda ) 2 / cos( ) sin( = −π

= x x

y

pergeseran fungsi cosinus sejauh π/2 ke arah sumbu-xpositif

Contoh: o o o o 34 cos ) 90 56 cos( 56

sin = − =

) sin(x

y= y=cos(x)

Fungsi Sinus Fungsi Cosinus

(14)

-3 -2 -1 0 1 2 3

-3π/4 -π/2 -π/4 0 π/4 π/2 3π/4

Fungsi Tangent

θ = θ θ = θ

cot 1 cos sin tan

asimptot

Rentang: -π/4 < tanθ< π/4 π/4 < tanθ< 3π/4

dst. Lebar rentang: π/2

θ θ

cos sin

79

-3 -2 -1 0 1 2 3

0

-3π/4 -π/2 -π/4 π/4 π/2 3π/4

Fungsi Cotangent

θ = θθ = θ

tan 1 sin cos cot asimptot

Rentang: 0 < tanθ< π/2 -π/2 < tanθ< 0 dst. Lebar rentang: π/2

θ θ

cos sin

80

Fungsi Secan

Fungsi Cosecan

-3 -2 -1 0 1 2 3

-1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π

-3 -2 -1 0 1 2 3

-1,5π -π -0,5π 0 0,5π π 1,5π

) cos(

1 ) sec(

x x

y= =

) sin(

1 ) csc(

x x

y= =

Rentang: -π/2 < tanθ< π/2 π/2 < tanθ< 3π/2

dst. Lebar rentang: π

Rentang: 0 < tanθ< π -π< tanθ< 0 dst. Lebar rentang: π asimptot

81

Fungsi Trigonometri Inversi

82

Sinus Inversi

x x y

1

sin

atau arcsin

− = =

x y

-1 00 1

−π π 2π

−2π

-0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π

-1 -0,5 0 0,5 x1 y

Kurva lengkap

Kurva nilai utama

-π/2 < sin-1x<π/2

-1 < x< 1

y x

1

2

1−x

x y=sin−1

2 2

1 tan

1 cos

x x y

x y

− =

− =

Sudutyyang sinusnya = x

x y= sin

83

Cosinus Inversi

x y

-1 00 1

−π π

0 0,25π 0,5π 0,75π 1π

-1 -0,5 0 0,5x1 y

Kurva lengkap

Kurva nilai utama

0 < cos-1x< π

-1 < x< 1 x y=cos−1

y x

1 2

1−x

x y=cos−1

x x y

x y

2 2

1 tan

1 sin

− =

− = y

x=cos

(15)

Tangent Inversi y 1x

tan−

=

-3 -2 -1 0 1 2 3

-1,5π -π -0,5π

0 0,5π π 1,5π

y

x

-0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π

-10 -5 0 5 x 10

y

2 tan 2

1 <π

< π

− −x

Kurva lengkap

Kurva nilai utama y x=tan

y x

1

2

1+x

x y=tan−1

2 2

1 1 cos

1 sin

x y

x x y

+ =

+ =

85

Cotangent inversi x y=cot−1

dengan nilai utama

π < < −1x

cot 0

0 0,5π 1π

-10 -5 0 5 10

y

x

π < <cot−1x

0

Kurva nilai utama

y x=cot

y

x 1

2

1+x

x y=tan−1

2 2

1 cos

1 1 sin

x x y

x y

+ =

+ =

86

Secan Inversi

x x y=sec−1 =cos−11

dengan nilai utama π ≤ ≤ −1x

sec 0

0 0,25π 0,5π 0,75π π

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3x4 y

π < <sec−1x

0

Kurva nilai utama

y x=sec

y x

1

2

1+x

x y=sec−1

2 2

1 tan

1 cos

1 sin

x y

x y

x x y

+ = =

+ =

87

Cosecan Inversi

x x y=csc−1 =sin−11

2 csc 2

1 π

≤ π

− −x

y

-0,5π -0,25π 0 0,25π 0,5π

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3x4

Kurva nilai utama

dengan nilai utama

2 csc 2

1 π

≤ π

− −

x

y x=csc

y x

1

2

1+x

x y=csc−1

2 2

1 1 tan

1 cos

1 sin

x y

x x y

x y

+ =

+ = =

88

89

Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal yang merupakan fungsi waktu, seperti misalnya gelombang cahaya, gelombang radio

pembawa, gelombang tegangan listrik sistem tenaga, dsb

Oleh karena itu kita akan melihat fungsi sinus dengan menggunakan waktu, t, sebagai peubah bebas

Tiga besaran karakteristik fungsi sinus

) 2 sin(

) sin(

0+θ π =

θ + =

t f A

x A y

sudut fasa

frekuensi siklus amplitudo

Selain frekuensi siklus, f0, kita

mengenal juga frekuensi sudut, ω0, dengan hubungan

2 0 0= πf ω

(16)

Hubungan antara frekuensi siklus dan perioda adalah:

0 0

1 T f =

Karena fungsi sinus adalah fungsi periodik maka gabungan fungsi sinus juga merupakan fungsi

periodik walaupun tidak berbentuk sinus. T0

-A 0 A

0 t

y

Ts

T0

-A 0 A

0 t

y

Fungsi sinus adalah fungsi periodik yaitu fungsi yang memenuhi hubungan

) ( ) (t T0 ft

f − =

perioda

91

Contoh:

y

y = 3 cos 2f0t -4

0 4

-5 15 t

y

y = 1 + 3 cos 2f0t -4

0 4

-5 15 t

) ) 2 ( 2 cos( 2 2 cos 3

1 f0t f0t

y==== ++++ π −−−− π

y

t

-4

0 4

-5 15

) 4 / ) 2 ( 2 cos( 2 2 cos 3

1++++ π0−−−− π 0 ++++π

==== ft f t

y

-4 1

-5 15

Bentuk kurva gabungan fungsi sinus ditentukan oleh besaran karakteristik fungsi sinus penyusunnya

Perbedaan amplitudo, frekuensi, dan sudut fasa menentukan bentuk gelombang gabungan

92

Bentuk kurva gabungan fungsi sinus ditentukan juga oleh jumlah komponen sinus yang terlibat

Komponen-komponen sinus yang terlibat dalam pembentukan gelombang gabungan disebut harmonisa

Komponen sinus denganf0disebut komponen fundamental

Di atas komponen fundamental adalah Harmonisa ke-2 dengan frekuensi2f0

Harmonisa ke-3 dengan frekuensi 3f0

Harmonisa ke-4 dengan frekuensi 4f0 dst.

Gabungan fungsi sinus juga mungkin mengandung fungsi tetapan yang disebut komponen searah

93

sinus dasar (fundamental).

Contoh:

Gabungan fungsi sinus yang membentuk gelombang persegi

hasil penjumlahan sampai pada harmonisa ke-21. harmonisa-3 dan

sinus dasar + harmonisa-3.

harmonisa-5 dan sinus dasar + harmonisa-3 +

harmonisa-5.

harmonisa-7 dan sinus dasar + harmonisa-3 + harmonisa-5 + harmonisa-7.

94

Spektrum

Jika gabungan fungsi sinus membentuk gelombang periodik yang tidak berbentuk sinus (non-sinus) maka bentuk gelombang

non-sinus dapat diuraikan menjadi komponen-komponen sinus

Komponen-komponen sinus itu membentuk suatu spektrum. Ada dua spektrum yaitu

Spektrum AmplitudodanSpektrum Sudut-fasa

Makin tinggi frekuensi harmonisa, makin rendah amplitudonya. Frekuensi tertinggi, fmaks, adalah frekuensi harmonisa yang

amplitudonya sudah dapat diabaikan.

Frekuensi terendah, fmin, adalah frekuensi komponen fundamental yaitu 1, atau 0 jika spektrum mengandung komponen searah

Lebar Pita

Lebar pita frekuensi suatu spektrum adalah selang frekuensi yang merupakan selisihfmaksdanfmin

95

Contoh:

) 4 2 cos( 5 , 7 ) 2 / 2 2 cos( 15 ) 2 cos( 30

10+ π0 + π 0 −π + π 0 +π

= ft ft ft

y

Frekuensi 0 f0 2 f0 4 f0

Amplitudo 10 30 15 7,5

Sudut fasa − 0 −π/2 π

0 10 20 30 40

0 1 2 3 4 5

Frekuensi [×f0]

A

m

p

lit

u

d

o

0 π/2 2π

0 1 2 3 4 5

S

u

d

u

t

F

a

s

a

Frekuensi [×f0] −π/2

−2π

Spektrum Sudut-fasa Spektrum Amplitudo

Suatu persamaan gelombang:

(17)

Deret Fourier

Penguraian suatu sinyal periodik menjadi suatu spektrum sinyal tidak lain adalah pernyataan fungsi periodik kedalam deret Fourier

[

]

π + π +

= cos(2 ) sin(2 )

)

(t a0 a nf0t b nf0t

f n n

fungsi periodik

Koefisien Fourier

Contoh:

1 0 ; 2 /

ganjil 0 genap; 1

/ 2

/

1 2 0

≠ = =

= −

π =

π =

n b A b

n a n n A a

A a

n n n

T0

t

y

97

Contoh: Contoh:

T0

A

t y

n b

n a n n A a

A a

n

n n

semua untuk 0

ganjil 0 genap; 1

/ 4

/ 2

2 0

=

= −

π =

π =

n n

A b

n a

A a

n n

semua untuk

semua untuk 0

2 / 0

π − = = =

T0

A

t

y

98

99

Bilangan Natural

Logaritma natural adalah logaritma dengan menggunakan basis bilangane

Bilanganeini, seperti halnya bilanganπ, adalah bilangan-nyata dengan desimal tak terbatas. Sampai dengan 10 angka di belakang koma, nilainya adalah

e= 2,7182818284

1 lne=

a e a ea= ln = ln

100

Kurva y = ln x

Fungsi Logaritma Natural

Definisi ln x

x lnx

t 0

1 2 3 4 5 6

0 1 2 3 4

y

1/t

luas bidang antara fungsi 1/tdan sumbu-x yang dibatasi oleht= 1 dant= x

= x

dt t x

1

1 ln

1 2 3 x 4

-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2

0 y

y= lnx 1

lne=

e= 2,7182818284….. e

101

Sifat-Sifat

1 untuk negatif bernilai ln ln

1 ln

ln ln

; ln ln ln

ln ln ln

< =

= =

− =

+ =

x x

x e e

x n x

a x a x

x a ax

x n

(18)

103

Fungsi Eksponensial

Antilogaritma Antilogaritma adalah inversi dari logaritma

y x=ln

Fungsi Eksponensial

x

e y=

Fungsi eksponensial yang sering kita jumpai adalah fungsi eksponensial dengan eksponen negatif

0 ; )

( ≥

=eux x

y ax

Faktoru(x) membuat fungsi ini muncul padax= 0

Namun demikian faktor ini biasa tidak lagi dituliskan dengan pengertian bahwa fungsi eksponensial tetap muncul padat= 0

104

Kurva Fungsi Eksponensial

x 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 0

0,2 0,4 0,6 0,8 1

0 y

ex

e−2x

Makin negatif eksponen fungsi ini, makin cepat ia menurun

mendekati sumbu-x

ax

e y= −

Penurunan kurva fungsi eksponensial ini sudah mencapai sekitar 36% dari nilai awalnya (yaitu nilai pada x= 0), pada saat x = 1/a

Pada saat x= 5/a, kurva sudah sangat menurun mendekati sumbu-x, nilai fungsi sudah di bawah 1% dari nilai awalnya

Oleh karena itu fungsi eksponensial biasa dianggap sudah bernilai nol pada x= 5/a

105

Persamaan umum fungsi eksponensial dengan amplitudo A dengan waktu sebagai peubah bebas adalah

) ( ) (t Ae /ut u

Ae

y= −at = −t τ

yang dituliskan dengan singkat y=Aeat=Aet

τ= 1/adisebut konstanta waktu makin kecil τ, makin cepat fungsi eksponensial menurun

Pada saat t= 5τ, nilai fungsi sudah di bawah 1% dari A fungsi eksponensial dianggap sudah bernilai nol pada t= 5τ

106

Gabungan Fungsi Eksponensial

1 /

1 τ

t

Ae y ==== −−−−

2 /

2 Aetτ

y ==== −−−−

((((

e t/τ1 e t/τ2

))))

A y==== −−−− −−−− −−−−

tA

0 1 2 3 4 5

(19)

Fungsi Hiperbolik

Definisi

Kombinasi tertentu dari fungsi eksponensial membentuk fungsi hiperbolik, seperti

cosinus hiperbolik (cosh) dan sinus hiperbolik (sinh)

2 sinh ; 2 cosh

x x x

x e e

x e e x

= +

=

Fungsi hiperbolik yang lain

x x

x x x

x x x

e e

e e x x x e

e e e x x

x

− −

− + = = +

− = =

sinh cosh coth ; cosh sinh tanh

x x x

x

e e x x e

e x

x

− = = +

=

= 2

sinh 1 csch ; 2 cosh

1 sech

109

Kurva-Kurva Fungsi Hiperbolik

x

e y

2 1 1=

x

e y =− −

2 1 2

x y

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

-2 -1 0 1 2

2 sinh

x x

e e x y

− − = =

110

x y=sinh

y

x

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

-2 -1 0 1 2

2 cosh

x x

e e x

− + =

x

e y

2 1 1=

111

x y=cosh

-1 0 1 2 3 4

-2 -1 0 1 2

y

x

x x y

cosh 1 sech = =

112

x y=sinh

x y

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

-2 -1 0 1 2

x y=csch

x x y

sinh 1 csch = =

113

x y=coth

x y

0

0

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4

-2 -1 1 2

x x x y

cosh sinh tanh = =

x x x y

sinh cosh coth = =

(20)

untuksinhxdancoshxterdapat hubungan

1 4 4 4 2 4

2 sinh cosh

2 2 2 2 2

2 =ex+ +exex− +ex= =

x x

1 sin cos2x+ 2x=

Jika untuksin x dancosx kita kenal hubungan: Identitas

Beberapa Identitas: cosh2v−sinh2v=1

v

v 2

2

sech tanh

1− =

v

v 2

2 1 csch

coth − =

v

e v v+sinh = cosh

v

e v v−sinh = − cosh

115

116

Relasi Koordinat Polar dan Koordinat Sudut-siku

θ = sin

P r

y

θ = cos

P r

x

P[r,θ]

[0,0] x

y

θ

r

xP

yP •P(xP,yP)

117

Persamaan Kurva Dalam Koordinat Polar

Persamaan lingkaran berjari-jari cberpusat di O[0,0] dalam koordinat sudut-siku adalah

2 2 2

c y x + =

[0,0] x

y

Dalam koordinat polar persamaan ini menjadi

2 2 2

) sin ( ) cos

(r θ +r θ =c θ r

118

a

[0,0] x

y

Persamaan lingkaran berjari-jari cberpusat di O[a,0] dalam koordinat sudut-siku adalah

2 2 2

) (xa +y =c

θr

Dalam koordinat polar perswamaan ini menjadi

2 2 2

) sin ( ) cos

(r θ−a +r θ =c

119

Persamaan lingkaran berjari-jari cberpusat di O[a,b] dalam koordinat sudut-siku adalah

2 2

2 ( )

)

(xa +yb =c

Dalam koordinat polar perswamaan ini menjadi

2 2

2 (sin )

) cos

(r θ−a +r θ−b =c

b

a

[0,0] x

y

θ r

(21)

Contoh:

-3 -2 -1 0 1 2 3

-5 -3 -1 1

y

x r

θ P[r,θ]

Bentuk ini disebutcardioid

)

cos

1

(

2

θ

=

r

121

Contoh:

θ y

x

-3 -2 -1 0 1 2 3

-5 -3 -1 1 3 5

r P[r,θ]

θ =16cos

2 r

122

-1 -0,5

0 0,5 1 1,5 2

-1 0 1 2 x 3

y

θ= π θ= 3π θ= 4π θ= 2π r

θ P[r,θ]

y= 2 2

= θ r Contoh:

123

Persamaan Garis Lurus

O y

x l1

a r

θ

P[r,θ]

a r l1: cosθ=

124

O y

x b

l2

b r l2: sinθ=

r

θ P[r,θ]

125

α l3

O y

x β a A

r

θ P[r,θ]

a r l3: cos(β−θ)=

(22)

l4

O y

x β

a r

θ

P[r,θ] l4: rcos(θ−β)=a

127

Parabola, Elips, Hiperbola

θ − =

cos 1

k r

Parabola: Eksentrisitas

θ + = =

cos PD PF

r k

r es

Eksentrisitas:

D

B θ

r

P[r,θ]

F

titik fokus

Dengan pengertian eksentrisitas ini kita dapat membahas sekaligus

parabola, elips, dan hiperbola.

Elips:

1 =

s

e

θ − =

cos 1 s

s

e k e r

θ + = θ +

=e(k rcos) ek ercos

r s s s

1 <

s

e = × θ= θ

cos 2 cos 5 , 0 1

5 ,

0 k k

r (misal es= 0,5)

Hiperbola:es>1 θ × =

cos 2 1

2 k

r (misal es= 2)

x y

A

direktriks

k

128

Lemniskat dan Oval Cassini

F1[a,π] F2[a,0] P[r,θ]

r

θ θ= 0

θ= π

θ= π/2

Kurva-kurva ini adalah kurva pada kondisi khusus, yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang hasil kali

jaraknya terhadap dua titik tertentu bernilai konstan

( ) (

) (

)

θ + + =

θ + + θ =

cos 2

cos sin PF

2 2

2 2 2 1

ar a r

r a

r

( ) (

) (

)

θ − + =

θ − + θ =

cos 2

cos sin PF

2 2

2 2 2 2

ar a r

r a r

2 2 1 PF

PF× =b

Misalkan

(

) (

)

) cos 2 1 ( 2

cos 2 cos 2

2 2 2 4 4

2 2 2

2 4

θ − + + =

θ − + × θ + + =

r a a r

ar a r ar a r b

θ − +

=r4 a4 2a2r2cos2

) 1 ( 2 cos 2

cos 2 2 4

2

2 a a k

r = θ± θ− −

Buatb dana berrelasi

b= ka k4a4=r4+a4−2a2r2cos2θ 0=r42a2r2cos2θ+a4(1k4)

129

Lemniskat r2=a2cos2θ±a2 cos22θ(1k4)

Kondisi khusus: k= 1 θ =22cos2

2

a r

θ= 0 θ= π

θ= π/2

-0,6 -0,2 0 0,2 0,6

-1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5

Kondisi khusus: k> 1, misal k= 1,1

θ= 0 θ= π

θ= π/2

-1 -0,5 0 0,5 1

-2 -1 0 1 2

Kurva dengan a= 1

130

Oval Cassini

Kondisi khusus:k< 1, misalkan k= 0,8

θ= 0 θ= π

θ= π/2

-1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5

-2 -1 0 1 2

) 1 ( 2 cos 2

cos 2 2 4

2 2

k a

a

r = θ± θ− −

131

Fungsi dan Grafik

Sudaryatno Sudirham

Referensi

Dokumen terkait

dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah. Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi Pengeluaran untuk

Kalo potu juga orang kita Tamil di Kampung Madras masih pake potu yang dijidat itu kalo masalah warna sekarang ini sudah sama aja.. Yang penting itukan identitas kita sebagai orang

Masyarakat etnis India Tamil yang menetap di Kampung Madras sudah..

Politik luar negeri adalah seperangkat cara yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk tercapainya tujuan negara

stroke, banyak didapatkan pada hasil penelitian baik pada pasien rawat inap.. maupun rawat jalan, sehingga meningkatkan kejadian

Berdasarkan hasil analisis pada setiap instrumen pengambilan data dan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII K SMP negeri 7

Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 105° hingga

Bentuk topografi antara tempat satu dengan yang lainnya tentu saja ada perbedaan. Hal tersebut tergantung dari daya tahan tanaman yang akan dibudidayakan terhadap