FARMAKOKIMIA
Ketentuan umum Farmakope Indonesia
Simplisia adalah bahan alam yang dikeringkan yang digunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain.
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman, dan
eksudat tanaman.
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat
yang dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah
atau belum, tidak berupa zat kimia murni.
Eksudat tanaman adalah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang
dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari
tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.
Zat tambahan adalah zat yang dimaksudkan untuk
mempertinggi kegunaan, kemantapan, keawetan dan sebagai
zat warna, dapat ditambahkan pada sediaan resmi maupun
pada sediaan tidak resmi. Syaratnya : tidak boleh
membahayakan dan harus aman, tidak boleh mengganggu
atau mengurangi khasiat obat dan tidak boleh mengganggu
pemeriksaan dan penentuan kadar
.Pemerian memuat sifat zat yang meliputi
wujud, rupa, warna, rasa, bau, sifat
kimia, sifat fisika
yang dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk dalam pembuatan,
peracikan, dan penggunaan, selain itu untuk pemeriksaan pendahuluan dalam pengujian.
Kelarutan adalah kelarutan dalam bagian
tertentu pelarut pada suhu 20° dan kecuali
dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian
bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair
dalam bagian volume tertentu pelarut. Jika
klerutan sutau zat tidak diketahui pasti,
kelarutannya dapat ditunjukkan dengan istilah
berikut :
Istilah kelarutan
jumlah bagian pelarut diperlukan
Untuk melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut kurang dari 1 Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agak sukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1000 Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000 Praktis tidak larut lebih dari 10.000
Air, kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan air adalah air suling atau
air demineral
Suhu, skala derajat suhu yang digunakan adalah celcius
,
dinyatakan dengan tanda derajat, nol kecil, ditempatkan di sebelah kanan atas
angka
. Kecuali dinyatakan lain, kelarutan, bobot jenis, bobot per ml, indeks
bias, rotasi optik, serapan cahaya dan kekentalan ditetapkan pada suhu 20°.
Air hangat adalah air yang mempunyai suhu
60°sampai 70°
Air panas adalah air yang mempunyai suhu 85° sampai 95°
Tekanan udara dinyatakan dalam satuan milimeter rakasa, mmHg
Hampa udara, kecuali dinyatakan lain adalah sistem udara dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
Logaritma yang digunakan adalah logaritma dengan bilangan
pokok 10
Persen dinyatakan dengan salah satu dari empat cara berikut :
1. persen bobot per bobot,% b/b
, menyatakan jumlah g zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir2. persen bobot per volume,
% b/v
, menyatakan jumlah g
zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
3. persen volume per volume,
% v/v
, menyatakan jumlah mi zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir4. persen volume per bobot,
% v/b
, menyatakan jumlah ml
zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir
Zat asing
adalah zat pencemar yang masih diperbolehkan terkandung
dalam obat atau campurannya hingga batas jumlah yang
diperkenankan, tidak membahayakan, dan harus aman, tidak
mengganggu khasiat.
Jumlah batas zat asing dinyatakan dalam bagian per juta, disingkat bpj. Jika jumlah melebihi 500 bpj, jumlah batasnya dinyatakan dalan %.
Susut pengeringan
adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk
air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan
pada suhu 105° hingga bobot tetap.
Indikator
, kecuali dinyatakan lain, larutan ibdikator yang digunakan dalam
pengujian lebih kurang 3 tetes.
Tangas air, adalah tangas yang berisi air mendidih, kecuali dinyatakan lain
Tangas es adalah tangas berisi es, kecuali dinyatakan lain
Tangas uap, adalah tangas
beirisi uap panas yang mengalir
, kecuali dinyatakan lain.Zat pembanding kimia
,adalah zat yang identitas, mutu, dan kemurniannya
telah ditetapkan, digunakan untuk mengidentifikasi atau menetapkan kadar zat
yang sama, sejenis atau dalam campuran. Karena kemurnian atau perbandingan
cemaran tertentu telah ditetapkan, zat pembanding kimia dapat juga digunakan
dalam uji kuantitatif pembanding dan uji batas. Zat pembanding kimia dalam
paparan monografi ditunjukkan dengan membubuhkan huruf PK dibelakang
namanya.
Uji hayati
adalah uji kuantitatif yang mengukur potensi zat atau sediaanyang
penetapan kadarnya tidak dapat dilakukan secara kimia atau fisika
. Cara mengevaluasi hasil pengujian berikut adalah dengan cara perhitungan batas keyakinan dengan menggunakan probabilitas 0.95 atau 95%, yang adapt dilakukan dengan cara statistik yang tertera pada barometri.Sediaan pembanding hayati
adalah sediaan hayati yang telah ditetapkan identitas, mutu, dan kemurniannya,digunakan dalam pembakuan sediaan yang sama atau sejenis
.Dikatakan sediaan baku internasional , jika mutu, kemurnian, dan
potensinya telah ditetapkan WHO.
Dikatakan sediaan baku nasional,
jika telah dibakukan
terhadap sediaan baku internasional
atau terhadap
Sediaan pambanding nasional
adalah sediaan yang telah dibakukan
terhadap sediaan baku nasional, diedarkan dan disimpan pada
depkes RI.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara kimia maupun secara fisika,
yang dapat
mengakibatkan perubahan khasiat mutu atau kemurniannya
. Jika
pengaruh itu tidak dapat dihindarkan, maka prubahan yang terjadi
tidak boleh sedemikian besar sehingga bahan yang disimpan tidak
memenuhi syarat baku
.Wadah tertutup baik
, harus melindungi isinya terhadap masuknyabahan padat
dari luar
dan mencegah kehilangan waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa.Wadah tertutup rapat
, harus melindungi isinya terhadap masuknyabahan padat atau
lengas dari luar
dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan, dan
penguapan
pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalma keadaan dan dengan cara biasa.Wadah tertutup kedap
, harus dapatmencegah menembusnya udara atau gas
pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kedaan dan dengan cara biasa.Wadah satuan tunggal, adalah yang hanya digunakan untuk injeksi
.Wadah dosis satuan, adalah wadah satuan tunggal zat yang digunakan
dalam dosis tunggal
, langsung dari wadah.
Wadah satuan ganda
, adalahwadah yang memungkinkan dpat diambil
sebagian isinya tanpa mengakibatkan perubahan potensi, mutu, atau
kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut
.Wadah dosis ganda, adalah
wadah satuan ganda
zat
yang digunakan hanya untuk injeksi.
Penyimpanan, obat harus disimpan sehingga tercegah cemaran dan
peruraian, terhindar pengaruh udara, kelembapan, panas, dan cahaya
Obat yang mudah menguap atau terurai dan bahan obat yang
mengandung bagian yang mudah menguap atau terurai,
harusdisimpan dalam
wadah tertutup rapat.
Obat yang mudah menyerap lembab
harus disimpan dalamwadah
tertutup rapat berisi kapur tohor
Obat yang dapat menyerap karbondioksida
harus disimpan denganpertolongan
kapur tohor atau zat lain yang cocok.
Disimpan terlindung dari cahaya
, berarti harus disimpan dalam wadah inaktinik.Disimpan sangat terlindung dari cahaya
berrati harus disimpanterlindung dari
cahaya dan wadahnya masih harus dibungkus dengan kertas hitam atau kertas lain
yang tidak tembus cahaya.
Disimpan pada suhu kamar, adalah disimpan pada suhu 15° hingga
30°
Disimpan ditempat sejuk, adalah disimpan pada suhu 5° hingga 15°
Disimpan ditempat dingin adalah disimpan pada suhu 0° hingga 5°
Disimpan ditempat lewat dingin adalah disimpan pada suhu
-15° hingga 0°
Penandaan, semua bahan obat, obat jadi, dan sediaan yang diseutkan dalam farmakope Indonesia harus memenuhi syarat penandaan seperti ditetapkan dalam peraturan tentang pembungkus dan penandaan obat, Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI no. 193/kab/B VII/71
Daluwarsa
adalahwaktu batas terakhir obat masih memenuhi syarat
baku, yang dinyatakan dalam bulan dan tahun, dan tertera pada
etiket
.Khasiat dan penggunaan
adalahefek farmakologi utama dan
penggunaan utama untuk pengobatan, bukan berarti obat yang
bersangkutan tidak mempunyai khasiat dan penggunaan lain
.Dosis
, kecuali dinyatakan lain,dosis maksimum adalah dosis maksimum
dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutis, dan rektal.
Penyerahan obat melebihi dosis maksimum dapat dilakukan bila dibelkang jumlah obat pada resep terdapat paraf atau tanda seru dokter.
Dosis lazim dewasa, bayi dan anak hanya
merupakan petunjuk dan tidak mengikat.
Timbangan obat
, ada 3 jenis, yaitu timbangan gram kasar, timbangan gram halus, dan timbangan miligram.Timbangan gram kasa, daya beban 250 g hingga 1000 g, kepekaan 200 mg.
Timbangan gram halus, daya beban 100 g hingga 200
g, kepekaan 50 mg.
Timbangan miligram 10 g hingga 50 g, kepekaan 5 mg.
Daya beban adalah
bobot maksimum yang boleh ditimbang
.Kepekaan
adalahtambahan bobot maksismum
yang diperlukanpada salah satu pinggan timbangan, setelah keduanya diisin muatan maksimum, menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum
Penetes baku
adalah penetes yang pada suhu 20° memberikan tetesan air suling yangbobotnya antara 47,5 mg dan 52,5 mg.
Tetes, adalah tetesan setara dengan
tetesan yang keluar bebas dari penetes baku
secara tegak lurus
atau dari penetes lain yang telah ditara terhadap penetesbaku.
Volume sendok, sendok kecil mempunyai 5 ml. Sendok besar
mempunyai volume 15 ml.
Tidak berbau
, pernyataan tidak berbau ditetapkan denganpengamatan setelah
bahan obat ken udara selama 15 menit, yang dihitung setelah wadah
berisi tidal lebih dari 25 g obat dibuka
;untuk wadah lebih dari 25 g
bahan obat, setelah lebih kurang 25 g bahan obat dipindahkan dalam cawan
penguap- 100 ml
.Penetapan Indeks bias
Adalah perbandingan kecepatan cahya dalam hampa udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Panjang gelombang cahaya yang digunakan berbeda-beda, maka hasilnya juga berbeda tergantung panjang gelombnag yang digunakan. Kecuali dinyatakan lain, indeks bias dinyatakan dengan menggunakan panjang gelombnag 589,3 nm pada suhu 20°
Jarak lebur dan suhu lebur
Jarak lebur adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat.
Suhu lebur zat adalah suhu pasa saat zat tepat melebur seluruhnya yang ditunjukkan pada saat fase padat tepat hilang.
Suhu beku
Adalah suhu tertinggi pada saat zat membeku.
Jarak didih
Adalah jarak suh pada saat zat sebagian atau seluruhnya tersuling pada tekanan 76 mmHg.
Rotasi optik
Adalah besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan. Kecuali dinyatakan lain, pengukuran dilakukan menggunakan sinar natrium dengan panjang gelombnag 589,3 nm pada lapisan cair setebal 1 dm pada suhu 20°.
Spektrofotometri
Adalah pengukuran serapan radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit, mendekati monokromatik, yang diserap oleh zat.
Spketrum serapan adalah hubungan antara serapan dengan panjang gelombnag, yang digambarkan dalam bentuk grafik. Daya serap zat pada batas kadar tertentui adalah tetap, sehingga spektrofotometri serap dapat digunakna untuk penetapan kadar. Penyimpangan bisa terjadi akibat dari adanya variasi alat atau akibat perubahan fisika kimia.
Alat spektrofotometer ini terdiri dari sinar monokromatik, fase diam, detektor, alat pencatat/alat ukur, dan penguat arus.
Fase diam untuk spektrofotometer UV dibuat dai silika, sedangkan pada visible dibuat dari kaca. Pelarut atau fase gerak pada daerah UV digunakan air, etanol, kloroform, amonia encer, eter, larutan natrium hidroksida, asam sulfat, asam klorida.
Identifikasi zat secara UV dilakukan dengan menggambarkan spektrum serapan larutan zat dalam pelarut seperti pada monografi untuk menetapakan letak serapan maksimum atau minimum. Spektrum serapan dari zat yang diperiksa kadang-kadang perlu dibandingkan dengan pembanding kimia yang sesuai yang diperlakukan sama dengan zat uji.
Penetapan secara kuantitatif dilakukan dengan mengukur serapan larutan zat dalam pelarut pada panjang gelombang tertentu. Pengukuran serapan biasanya dilakukan pada panjang gelombnag serapan maksimum yang umumnya telah dicantumkan pada monografi.
Angka lempeng total adalah anga yang menunjukkan adanya mikroorganisme patogen atau non patogen secara visual atau dengan kaca pembesar pada media penanaman yang diperiksa, kemudian dihitung berdasarkan lempeng dasar untuk standar tes terhadap bakteri. Pengujian dilakukan dengan bakteri setelah ditanam pada media yang sesuai yang diikubasi selama 48 jam suhu 35°. Prinsipnya yaitu, setelah cuplikan diinokulasikan pada lempeng agar, diinkubasikan, dan dipillih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni 30-300 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Hasilnya dinyatakan sebagai angka lempeng total (ALT).
Ada dua cara penentuan ALT. Pertama dengan metode agar tuang, yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar, kedua metode agar sebar yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada permukaan agar dengan batang gelas bengkok.
Pengujian ALT dengan metode tuang
Sampel yang telah diencerkan dan dihomogenkan sesuai dengan derajat kontaminasinya, dipipet 1 ml ke dalam 9 ml larutan pengenceran untuk memperoleh pengenceran berikut sampai pengenceran yang sesuai. Dan tiap pengenceran dipipet ke dalam cawan petri steril (duplo) dan selanjutnya dituang medium NA cair (suhu 45°) dan dihomogenkan dengan cara diputar kanan dan kiri, kemudian dibiarkan sampai beku. Diinkubasi pada suhu 35-37° selama 24-48 jam, selanjutnya diamati dan dihitung jumlah koloninya.
Pada ALT ini yang digunakan adalah nutrient agar (NA), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebnayak 3x.
Syarat ALT bakteri dimana range untuk ALT bakteri 30-300 kol/ml ALT= v.n.1/f
V=jumlah cawan yg didalam range N=jumalh koloni
F=pengenceran
Syarat perhitungan ALT bakteri :
1. apabila ada satu data yang masuk dalam range, maka data yang tersebut yang dilaporkan 2. apabila ada dua data yang masuk dalam range, maka dua data tersebut dibandingkan 3. apabila hasil perbandingan lebih besar dar1 2, maka diambil pengenceran terendah 4. apabila hasil perbandingan lebih kecil dari 2, maka data dirata-ratakan
5. apabila data semua masuk dalam range maka dibandingkan data 1 dan 2 sera 2 dan 3
6. apabila semua data tidak masuk dalam range dan semua dibawah 30 maka dilaporkan pengenceran terendah
7. jika semua diatas 300 maka yang dilaporkan adalah pengenceran tertinggi
Uji koefisien fenol
Merupakan uji yang digunakan untuk membandingkan aktivitas antimikroba desinfektan suatu senyawa kimia dibnadingkan dengan fenol pada kondisi yang standar. Senyawa uji dilakukan pengenceran dan dibandingkan dengan fenol murni yang dilakukan pada tabung reaksi steril. Mikroorganisme ditambahkan dalam setiap pengenceran tabung desinfektan uji pada interval 5 , 10 dan 15 menit setelah mikroorganisme dimasukkan pada desinfektan. Semua subkultur diinkubasi pada suhu 37° selama 24 jam dan diamati kekeruhannya/keberadaan atau tidaknya pertumbuhan bakteri. Nila fenol koefisien diperroleh dengan membagi pengenceran tertinggi dari desinfektan atau senyawa kimia uji yang mematikan mikroorganisme dalam 10 menit tetapi tidak pada 5 m3nit dengan
pengenceran fenol tertinggi yang membunuh mikroorganisme dalam 10 menit, bukan pada 5 menit. Fenol koefisien yang angkanya tidak lebih dari satu menunjukkan bahwa agen atau senyawa kimia uji tersebut sama efektifnya atau sedikit efektif dibandingkan fenol. Koefisien fenol lebih besar dar 1 menunjukkan bahwa senyawa kimia tersebut lebih efektif dibandingkan fenol jika dilakukan pada kondisi yang sama. Fenol koefisiennya 5 menunjukkan bahwa senyawa uji efektifitasnya 5x lebih besar dibandingkan fenol.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air.
Uji cemaran organik
Menggunakan kromatografi lapis tipis untuk memriksa hampir semua senyawa kimia selama diketahui adsorben, eluen dan reagen semprot (jika perlu disemprot untuk menunjukkan nodanya)
yang sesuai. Untuk identifikasi dapat dilakukan dengan membandingkan antara Rf sampel dengan Rf standar cemaran, sedangkan dalam hal penentuan kadar dapat dilakukan dengan membandingkan intensitas pada saat fluoresensi dan ukuran noda.
Pertama-tama dibuat larutan sampel dan larutan standar pembanding dalam berbagai konsentrasi. Kemdia dari masing-masing larutan ditotolkan ke plat tupis lalu plat tipis dimasukkan ke dalam bejana beisi eluen yang sudah jenuh. Setelah eluen naik samapi batas yang telah ditentukan, plat tipis dikeluarkan dari bejana lalu periksa dengan pendeteksi fluoresensi. Tentukan Rfnya.
Rf (retension factor) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus Rf : Rf= jarak yang ditempuh oleh komponen/jrak tempuh eluen
Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Nilai ini yang karakteristik ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yg mempunyai nilai Rf yg lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang lebih rendah, dan sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yg lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga mengahsilkan nilai Rf yang rendah. Rf KLT yang bagus baerkisar antara 0,2-0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakuka adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.
Uji batas logam
Menghitung jumlah sampel yang akan diuji untuk uji batas logam, cukup gunakan rumus 2,0/ (1000L) dengan L adalah batas logam berat (dalam persen) yang tertera pada monografi. Pengujian ini menggunakan prinsip perbandingan, larutan sampel dibandingkan dengan larutan standar dan yang dibandingkan adalah intensitas warna yang terbentuk. Untuk pembacaannya adalah lebih intens dan tidak lebih intens it diterjemahkan menjadi “lebih dari L” dan “tdak lebih daril L”
Nilai L untuk sekian banyak senyawa di farmakope berbeda-beda, tapi pembuatan larutan kontrolnya sama. Karena si larutan standarnya tetap, tentu saja yang menyesuaikan adalah larutan sampelnya, amak dari situlah alasannya kita harus menghitung jumlah sampel yang digunakan,
Cara penyiapan larutan stnadar erdasarkan farmakope : tertulis bahwa larutan standar terkandung 20mikogram Pb. Jadi agar kita bisa membandingkan dua hal yang ekivalen, kita harus membuat larutan sampel kita juga mengandung 20mikogram logam berat yang dalam hal ini adalah Pb. Loh, bukannya dengan pengujian ini saya ingin mengetahui kadar logam berat yang etrdapat dalam sampel saya, kok ini malah harus sudah tahu kadarnya?
Jia dipersyaratkan batas logam berart dalam senyawa X adalah 0,001% maka untuk mendapatkan larutan sampek yang ekuivalen kita cukup menghitung sejumlah sampel yang 0,001% bagiannya adalah 20mikogram. Dengan perhitungan sederhana
20mikogram dibagi dnegan 0,001% yaitu 2.000.000 mikogram atau 2 g
Jadi sampel yang kita butuhkan itu sebanyak 2 gram. Lalu dibandingkan dengan larutan kontrol tadi, dan dilihat intens atau tidak intensnya berdasarkan syarat dari maisng2 senyawa dalam monografi.
Uji potensi antibiotika
Potensi antibiotika adalah suatu kekuatan antibiotika dalam mengahambat atau membunuh petumbuhan bakteri. Satuannya dalam mikogram/mg. Uji potensi antibiotika ini digunakan pembanding antibiotika yang telah diketahui kemurnian dan potensinya.
Prinsipnya : membandingkan respon dari mikroba uji yang peka dalam kondisi percobaan yang sama terhadap zat baku standar dan zat uji.
Hambatan pertumbuhan bakteri/cepat lambatnya tergantung pada dosis/konsentrasi antibiotika. KHM (konsentrasi hambat minimum)=konsentrasi terkecil yang masih emmberikan hambatan/respon Cara uji potensi ab ini ada dua:
1. Cara lempeng
2. cara turbidimetri (cara tabung) -use media cair
- hambatan pertumbuhan mikroba diuji dengan mengukur parameter hambatannya Faktor uji potensi ab:
1. mikroba uji : -galur murni
-dapat memberikan respon yang bertingkat antara peningkatan konsentrasi dengan peningkatan daerah hambatnya
- untuk penetapan secara difusi, daerah hambatan yang terbentuk harus jelas dan mudah diukur
-unutk penetapan cara tabung (turbidimetri) perbedaan kekeruhan pada tingkat dosis ttu harus terlihat jelas
2. baku pembanding, digunakan ab yg telah diketahui kemurnian dan potensi ab nya
3. media pembenihan, media yang digunakan harus mendukung pertumbuhan mikroba dan tidak mengganggu aktivitas antimikroba
4. larutan dapar, untuk melarutkan ab yang akan diperiksa, baik baku pembanding atau sampel uji.
Perbandingan metode difusi dan turbidimetri
1. media : difusi media padat, turbidimetri media cair
2. waktu inkubasi : difusi 18-24 jam, turbidimetri < dari 4 jam 3. wadah : difusi dalam cawan petri, turbidimetri dalam tabung reaksi
4. yang dilihat : difusi mengukur diamter terhambat, turbidimetri parameter kekeruhan 5. range dosis : difusi 100:1, turbidimetri 5:1
FARMAKOLOGI/FARMASI KLINIS 1. Kombinasi Al(OH)3 dan Mg(OH)2
Aluminium hidroksida berkhasiat sebagai adstringens, yakni menciutkan selaput lendir berdasarkan sifat ion-aluminium yang membentuk kompleks dengan antara lain protein. Juga dapat menutupi tukak lambung dengab suatu lapisan pelindung.
Sediaan kombinasi Mg/Al : Caved –S, neusilin
Magnesium hidroksida memiliki daya netralisasi kuat, cepat, dan banyak digunakan dalam sediaan terhadap terhadap gangguan lambung bersama Al-hidroksida.
Tujuan kombinasi obat
Garam aluminium cenderung mengakibatkan sembelit dan menunda pengosongan lambung, sedangkan garam magnesium memiliki efek sebaliknya, kombinasi dari dua obat ini dapat mengurangi efek gastrointestinal yang merugikan ini, selain itu Al(OH)3 dan Mg(OH)2 adalah meningkatkan onset dan durasi efek.
2. Al(OH)3 dan simetikon
Al(OH)3 merupakan absorben asam lambung yang bersifat menetralisir, simetikon akan memperkecil gelembung gas yang timbul dan mudah diserap sehingga mencegah masuk angin, kembung dan sering buang angin.
3. INH dengan rifampisin
Rifampisin bekerja sinergis dengan INH pada hati, dapat menimbulkan ikterus dan peningkatan asimptomatik kadar enzim aspartat dan amino transaminase.
4. INH dengan piridoksin (Vit B)
Efek samping dari isoniazid perasaan tidak sehat, lemah dan letih serta anoreksia ini dihilangkan dengan kombinasi obat piridoksin
5. kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat
6. neomisin
Obat ini biasa dikombinasikan tetap. Pirazinamida mempunyai mekanisme kerja berdasarkan pengubahannya menjadi asam pirazinat oleh enzim pyrazinamidase yang berasal dari basil TBC. Begitu pH dala makrofag diturunkan, maka kuman yang berada di sarang infeksi yang menjadi asam akan mati. Khasiatnya ini diperkuat oleh INH.
Rifampisin selau dikombinasi dengan INH 300 mg dan untuk 2 bulan pertama ditambah pula dengan 1,5-2 g pirazinamida setiap hari.
8. interaksi gemfibrozil dan simvastatin
Gemfibrozil merupakan obat hipolipidemia golongan fibrat yang mempunyai indikasi utama menurunkan kadar trigliserida serum, selain itu juga menurunkan kadar kolesterol-LDL dan menaikkan kolesterol HDL.
Simvastatin adalah golongan statin, kurang efektif dibanding kelompok fibrat dalam menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kolesterol-HDL, tetapi untuk menurunkan kadar kolesterol LDL lebih efektif dibandingkan dnegan resin penukar ion.
Itulah kenapa dikombinasi, karena saling mengsii fungsi masing-masing secara optimal dalam hiperlipidemia.
Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan resiko rhabdomyolisis, sehingga kombinasi tersebut tidak boleh digunakan.