• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Definisi Ritel - Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Definisi Ritel - Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

KERANGKA TEORI 2.1Definisi Ritel

Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara

pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang

secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.

Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan

penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para

konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perorangan maupun

keluarga.Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula

sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang

ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik

secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam

jumlah kecil.Pengertian ritel menurut para ahli:

a. Menurut Kotler dan Armstrong

Ritel (usaha eceran) adalah semua aktivitas yang terlibat dalam menjual

barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi

bukan bisnis.

b. Menurut Berman

Usaha eceran terdiri dari aktiitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam

penjualan barang atau jasa ke konsumen untuk penggunaan pribadi, keluarga, atau

(2)

13

2.2Pemasaran Ritel dan Bauran Pemasaran Ritel 2.2.1 PengertianPemasaran Ritel

Utami (2006) menyatakan bahwa “pemasaran ritel adalah semua kegiatan

yang terlibat dalam penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen

akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis”. Para peritel

berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari kesesuaian antara

produk-produk yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang

diinginkan pelanggan.

Dengan demikian ritel adalah kegiatan akhir dalam jalur distribusi yang

menghubungkan produsen dengan konsumen. Untuk menjangkau pasar sasaran

yang telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelola kegiatan

pemasaranya dengan baik.

2.2.2 Pengertian Bauran Pemasaran Ritel

Bauran pemasaran ritel merupakan variabel-variabel yang dapat

memuaskan dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka (konsumen)

(Beneke, 2011:31). Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran

adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran”.

2.2.3 Klasifikasi Variabel Bauran Pemasaran Ritel

Menurut Ma’ruf (2005:114) tentang bauran ritel (retailing mix) terdiri dari

(3)

14 1. Lokasi

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel

(retailing mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses

dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya

menjual produk yang sama.Lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam

mendirikan toko, maka dari itu lokasi perusahaan yang tepat akan menentukan

keunggulan pelayanan dan servis terhadap pelanggan, menghemat biaya dan

menurunkan harga jual, mudah dalam mendapatkan suplai barang dan mudah

dalam memperluas area perusahaan. Lokasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis

konsumen yang akan tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah

dijangkau oleh sarana transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup

memadai bagi konsumen. Pada umumnya konsumen akan memilih toko yang

paling dekat agar dapat menghemat waktu dan tenaga. Panduan dalam memilih

lokasi usaha ritel yang baik menurut Guswai (2009) adalah sebagai berikut:

a. Terlihat (visible)

Lokasi usaha ritel yang baik adalah harus terlihat oleh banyak orang yang

lalu lalang di lokasi tersebut.

b. Lalu lintas yang padat (heavy traffic)

Semakin banyak lokasi usaha ritel dilalui orang, maka semakin banyak

orang yang tahu mengenai usaha ritel tersebut.

c. Arah pulang ke rumah (direction to home)

Pada umumnya, pelanggan berbelanja di suatu toko ritel pada saat pulang

(4)

15 d. Fasilitas umum (public facilities)

Lokasi usaha ritel yang baik adalah dekat dengan fasilitas umum seperti

terminal angkutan umum, pasar, atau stasiun kereta. Fasilitas umum tersebut

bisa menjadi pendorong bagi sumber lalu lalang calon pembeli atau pelanggan

untuk kemudian berbelanja di toko ritel. Hal ini disebut dengan impulsive

buying atau pembelian yang tidak direncanakan.

e. Biaya akuisisi (acquisition cost)

Biaya merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam berbagai jenis

usaha. Pemilik usaha ritel harus memutuskan apakah akan membeli suatu lahan

atau menyewa suatu lokasi tertentu. Pemilik usaha ritel ini hendaknya

melakukan studi kelayakan dari sisi keuangan untuk memutuskan suatu lokasi

usaha ritel tertentu.

f. Peraturan/perizinan (regulation)

Dalam menentukan suatu lokasi usaha ritel harus juga mempertimbangkan

peraturan yang berlaku. Hendaknya pemilik usaha ritel tidak menempatkan

usahanya pada lokasi yang memang tidak diperuntukan untuk usaha, seperti

taman kota dan bantaran sungai.

g. Akses (access)

Akses merupakan jalan masuk dan keluar menuju lokasi. Akses yang baik

haruslah memudahkan calon pembeli atau pelanggan untuk sampai ke suatu

usaha ritel. Jenis-jenis hambatan akses bisa berupa perubahan arus lalu lintas

(5)

16 h. Infrastruktur (infrastructure)

Infrastruktur yang dapat menunjang keberadaan suatu usaha ritel, antara

lain lahan parkir yang memadai, toilet, dan lampu penerangan. Hal tersebut

dapat menunjang kenyamanan pelanggan dalam mengunjungi suatu toko ritel.

i. Potensi pasar yang tersedia (captive market)

Pelanggan biasanya akan memilih lokasi belanja yang dekat dengan

kediamannya. Menetapkan lokasi usaha ritel yang dekat dengan pelanggan

akan meringankan usaha peritel dalam mencari pelanggan.

j. Legalitas (legality)

Untuk memutuskan apakah membeli atau menyewa sebuah lokasi untuk

menempatkan usaha, pemilik usaha ritel harus memastikan bahwa lokasi

tersebut tidak sedang memiliki masalah hukum (sengketa). Segala perjanjian

jual beli maupun sewa-menyewa hendaknya dilakukan di hadapan notaris.

Pihak notaris akan memeriksa kelengkapan dokumen sebelum melakukan

pengesahan jual beli ataupun sewa-menyewa.

2. Produk

Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.Produk merupakan

hasil dar

atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir.

(6)

17 a. Product Item

Macam produk tertentu yang mempunyai fungsi sendiri dalam daftar

penjualan.

b. Product Line

Sekelompok produk yang berhubungan erat satu sama lain untuk

memenuhi kebutuhan tertentu, yang digunakan bersama, dijual kepada kelas

konsumen yang sama, disalurkan melalui saluran distribusi tertentu atau yang

termasuk dalam kelas harga tertentu.

c. Product Mix

Komposisi dari produk yang dibuat atau dijual oleh suatu perusahaan.

3. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran

ritel yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Penentuan harga yang tepat akan

sangat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Harga merupakan elemen dari

bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil

dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau

menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan

pendapatan dari penjualan.

Harga juga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna

untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita

jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang

diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990).Prinsip penetapan harga barang

dapat juga diterapkan dalam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip

(7)

18

a. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan

harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan

tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan

dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga,

dan menentukan harga akhir.

b. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit maksimum melalui

penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup

survival, memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan

pertumbuhan penjualan, memaksimumkan penguasaan (skimming) pasar

dan kepemimpinan produk atau kualitas.

c. Parapemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan

terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para

pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan.

d. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga,

termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya

tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan

biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya

mencakup mark-upnya.

e. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang

dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus

dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.

f. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan,

(8)

19

g. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya

dengan menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan

harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.

4. Promosi

Alma (2005:144) menyatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi

yang memberikan penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang

dan jasa. Promotion mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang

terdiri dari iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), personal

selling, dan publisitas (Public Relations).

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering

dilakukan perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya

seperti iklan melalui media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba,

individu-individu yang membuat poster dan sebagainya. Periklanan dilakukan untuk

memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang baru atau yang tidak

terjangkau oleh salesman maupun personal selling.

b. Personal selling

Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu

yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,

menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling

(9)

20 c. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan

menggunakan alat peraga seperti: peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh

barang dan sebagainya.

d. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan

periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam

bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak

mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang

dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.

5. Suasana Toko

Store atmosphere merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang

akan memberikan nilai lebih bagi konsumen. Menghadapi persaingan yang

semakin kompetitif, pengecer harus mampu memberikan kenyamanan suasana

lingkungan toko, karena keputusan pembelian konsumen bisa datang dari

penciptaan store atmosphere yang baik. Suasana toko mempunyai arti penting

bahwa kemampuan sebuah toko dalam mendesain toko dengan baik akan

membuat barang menjadi menarikdan kemungkinan konsumen membeli barang

semakin besar.

Pengaruh bagian depan toko (eksterior bangunan) hendaknya tidak

diremehkan karena ini merupakan bagian pertama dari toko yang dilihat oleh

pelanggan, sedangkan di dalam toko (interior bangunan), tampilan, penempatan

(10)

21

musik juga memberikan kontribusi atau sumbangan untuk meningkatkan

pembelian konsumen.

6. Pelayanan

Pelayanan bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di

toko. Hal-hal yang dapat memfasilitasi pada pembeli terdiri atas layanan

pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang

mudah, dan fasilitas-fasilitas yang mendukung seperti tempat mengganti pakaian,

toilet, dan telepon umum.Pelayanan mempunyai arti bahwa untuk membangun

pelanggan yang loyal dan membangun keunggulan kompetitif dengan

menyediakan customer service yang baik.

2.3Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai keputusan pembelian, berikut ini

akan dikemukakan definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli.

Menurut Kotler (2007;223) Keputusan Pembelian yaitu: “beberapa tahapan yang

dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu

produk”. Sedangkan menurut Chapman dan Wahlers (1999: 176) Keputusan

Pembelian adalah: “sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk.

Konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeliberdasarkan persepsi

terhadap produk tersebut berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam

memenuhi kebutuhannya”.Beberapa peranan dalam keputusan pembelian menurut

Philip Kotler (2007:225): 1) Initiator; 2) Influencer; 3) Decider; 4) Buyer; 5)

User. Beberapa peranan dalam keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan

(11)

22

1. Initiator: Individu yang mempunya inisiatif pembelian barang tertentu yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang

untuk melakukan sendiri.

2. Influencer : Individu yang mempunyai pengaruh keputusan untuk membeli

baik secara sengaja atau tidak sengaja.

3. Decider: Individu yang memutuskan membeli atau tidak, apa yang akan

dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4. Buyer : Individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.

5. User : Individu yang menggunakan produk atau jasa yang dibeli.

2.3.2 Struktur Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2000:109) setiap keputusan pembelian mempunyai

struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain : 1)

Keputusan tentang jenis produk; 2) Keputusan tentang bentuk produk; 3)

Keputusan tentang merek; 4) Keputusan tentang penjualan; 5) Keputusan tentang

jumlah produk; 6) Keputusan tentang waktu pembelian; 7) Keputusan tentang cara

pembayaran.Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian suatu produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan harus

memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu

(12)

23 2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian dalam suatu produk.

Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam

hal ini, perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan

konsumen tentang produk yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya

tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini,

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen harus memilih sebuah merek

dalam melakukan pembeliannya, merek yang sudah dikenal memiliki nama akan

memudahkan konsumen dalam mengambil keputusannya.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan

dibeli. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui

bagaimana konsumen menyukai barang tersebut.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini, perusahaan harus

mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda

(13)

24 6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan

pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk.

Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengukur waktu produksi dan kegiatan

pemasaran.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang akan dibeli, secara tunai ataupun kredit.

2.3.3 Tahapan Keputusan Pembelian

Kotler (2005:204) mengemukakan ada lima tahapan keputusan pembelian

yaitu; (1) pengenalan masalah yaitu proses membeli dengan pengenalan masalah

atau kebutuhan, pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya

dengan keadaan yang diinginkan, (2) pencarian informasi yaitu mencari

banyaknya informasi yang dimiliki sehubungan dengan kebutuhan, (3) evaluasi

alternatif yaitu informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk

memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang

dihadapi, (4) keputusan pembelian berarti konsumen benar-benar membeli produk

yang ditawarkan oleh perusahaan, (5) perilaku setelah pembelian yaitu konsumen

merasakan kepuasan ataupun ketidak puasan yang dapat mempengaruhi

perilakunya.

2.4Hubungan Bauran Eceran (Retailing Mix) dengan Keputusan Pembelian

Para pengecer mengembangkan strategi-strategi pemasaran dengan

(14)

25

Hal ini merupakan tujuan dari pengecer untuk mencakup lebih banyak orang

datang, penjualan produk tertentu yang lebih tinggi, citra yang lebih berskala

tinggi, atau kesadaran publik yang ditingkatkan tentang operasi eceran. Bauran

eceran merupakan suatu kombinasi dari faktor-faktor yang digunakan retail untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan pembelian.

Pengecer memakai unsur-unsur bauran eceran (Retailing mix) untuk

mencapai tujuan perusahaan berkaitan dengan orientasi perusahaan dan asumsinya

mengenai perilaku konsumen serta bagaimana konsumen membuat keputusan

pembelian. Dengan demikian strategi yang dapat digunakan oleh pengecer adalah

unsur-unsur bauran eceran (Retailingmix). Dengan memahami perilaku konsumen

serta bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian maka

pengkombinasian unsur-unsur bauran eceran (Retailing mix) yang tepat oleh

pengecer diharapkan akan dapat menarik pasar sasaran melalui pembelian oleh

konsumen.

2.5Kerangka Konseptual

Bisnis ritel merupakan keseluruhan aktivitas penjualan barang atau jasa

secara langsung kepada konsumen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pribadinya dan bukan digunakan untuk keperluan bisnis atau diproses lebih lanjut.

Setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara lansgung kepada konsumen

akhir baik produsen, grosir, maupun pengecer dapat dikatakan bertindak dalam

bisnis ritel atau eceran. Pengelolaan bisnis tidak sekedar hanya membuka toko dan

mempersiapkan barang-barang yang lengkap tetapi lebih dari itu. Pengelolaan

bisnis ritel harus melihat dan mengikuti perkembangan teknologi agar dapat

(15)

26

Bauran pemasaran sangat berperan penting dalam kesuksesan sebuah

perusahaan yang dapat berdampak baik bagi bertambahnya pelanggan serta

meningkatnya laba perusahaan. Bauran pemasaran yang dipaparkan pada

penelitian ini diantaranya lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan

pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bauran pemasaran

merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian.

Dengan demikian dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

H3 H2 H1

H4

H5 H6

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Lokasi (X1)

Produk (X2)

Harga (X3)

Promosi (X4)

Suasana Toko (X5)

Pelayanan (X6)

Keputusan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya, sintaks pembelajaran dalam rangka pembelajaran untuk membantu siswa mampu membuat model matematika dari soal cerita adalah sebagai berikut: (1) Guru memberi

• Peningkatan Kemampuan dalam menyusun Rencana Pengembangan Perguruan Tinggi. Dampak

Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan beberapa lapangan usaha di Sumatera Barat seperti: konstruksi, pertambangan dan penggalian serta informasi dan

– Tidak sedang dikenakan sanksi oleh Ditjen Dikti (termasuk yang terkait dengan penyimpangan dalam pelaksanaan hibah sebelumnya). – Tidak sedang memiliki masalah internal

Nilai impor Sumatera Barat selama bulan Oktober 2016 mencapai US$24,9 juta, mengalami penurunan sebesar 36,66 persen dibandingkan dengan impor bulan September 2016

The resulting benomyl-resistant mutants were then evaluated for enhanced tolerance to a range of commonly used fungi- cides from other chemical groups and for any mutations in the

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap keikutsertaan ibu menjadi akseptor KB Suntik DMPA di BPS Umu Hani adalah faktor usia yaitu sebanyak

Find new research papers in: Physics Chemistry Biology Health Sciences Ecology Earth Sciences Cognitive Science Mathematics Computer Science. Terms Privacy Copyright