• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN NIAS,GAMBARAN UMUM PEMILIH, GAMBARAN UMUM DPRD DAN BUDAYA PATRIARKI A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS - Pengaruh Budaya Patriarki Terhadap Partisipasi Politik Perempuan Di Dprd Kabupaten Nias Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN NIAS,GAMBARAN UMUM PEMILIH, GAMBARAN UMUM DPRD DAN BUDAYA PATRIARKI A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS - Pengaruh Budaya Patriarki Terhadap Partisipasi Politik Perempuan Di Dprd Kabupaten Nias Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN NIAS,GAMBARAN UMUM PEMILIH, GAMBARAN UMUM DPRD DAN BUDAYA PATRIARKI

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS

Kabupaten Nias adalah salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera

Utara yang berada dalam satu pulau yang disebut pulau Nias. Pulau Nias

mempunyai jarak ± 85 mil laut dari sibolga (daerah Propinsi Sumatera

Utara).Daerah Kabupaten Nias memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 4 buah. Luas

wilayah kabupaten Nias adalah sebesar 980,30 km, (4,88 % dari luas wilayah

provinsi sumatera utara). Menurut letak geografis, kabupaten nias terletak pada

garis 00 12` - 1032` Lintang Utara (LU) dan 970 – 980 Bujur Timur (BT) dekat

dengan garis khatulistiwa dengan batas-batas wilayah :

Gambar 2.1

(2)

Sumber : BPS Kabupaten Nias2014

Keterangan : Warna Merah Jambu merupakan wilayah kabupaten Nias.

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Nias Utara

• Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Nias Selatan,

• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kota Gunungsitoli

• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Nias Barat42

A.1 Keadaan Topografi

Pulau Nias mempunyai kondisi alam/topografi berbukit-bukit sempit dan

terjal serta pegunungan dimana tinggi dari permukaan laut bervariasi antara 0 -

800 m, terdiri dari dataran rendah sampai tanah bergelombang mencapai 24 %,

dari tanah bergelombang sampai tanah berbukit-bukit 28,8 % dan dari tanah

berbukit sampai pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.

Mengakibatkan adanya 103 sungai yang ditemui hampir diseluruh kecamatan.

Dari 165 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Nias, sebanyak 30 desa/kelurahan

(18%) terletak didaerah pantai, dan 135desa/kelurahan (82%) berada didaerah

bukan pantai/pegunungan.43

Akibat letak kabupaten Nias dekat dengan garis khatulistiwa, maka curah

hujan setiap tahun cukup tinggi. Pada tahun 2013 rata-rata curah hujan mencapai A.2 Keadaan Iklim

42

Data BPS Kabupaten Nias Tahun 2014.

(3)

246 mm per bulan dengan banyaknya hari hujan mencapai 262 hari dalam setahun

atau rata-rata 22 hari per bulan. Curah hujan yang tinggi setiap tahun

mengakibatkan kondisi alam kabupaten Nias sangat lembab dan basah dengan

rata-rata kelembaban 88 % dalam setahun.Di samping itu struktur batuan dan

susunan tanah di Kabupaten Nias pada umumnya bersifat labil, mengakibabtkan

sering terjadinya patahan pada jalan aspal dan longsor, demikian juga sering

ditemui daerah aliran sungai yang berpindah-pindah.Keadaan iklim kabupaten

Nias dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata-rata

26,30 C / bulan.44

No

A.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk kabupaten Nias tahun 2014 adalah 133.388 jiwa dengan

kepadatan penduduk 133.07 jiwa/km2.Sex ratio Kabupaten Nias adalah sebesar

95,05 artinya jika ada 10.000 perempuan maka ada 9.505 laki-laki di Kabupaten

Nias. Penduduk Kabupaten Nias yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan

perempuan baik anak-anak maupun orang dewasa. Dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase

1

2

Laki-Laki

Perempuan

64.885

68.503

48,64%

51,36%

Total 133.388 100%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias2014

(4)

Pada tabel 2.1 dijelaskan bahwa penduduk yang berjenis kelamin

perempuan yaitu 68.503 jiwa (51,36 %) lebih banyak dari pada penduduk berjenis

kelamin laki-laki yang berjumlah 64.885 jiwa (48,64%).

A.4 Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Penduduk Kabupaten Nias berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2014 menurut

suku bangsa dapat kita lihat pada tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentase

1

2

3

4

Suku Nias

Suku Minang

Suku Batak

Suku Lainya

128.719

3.201

1.066

402

96.5 %

2,4 %

0.8 %

0.3%

Total 133.388 100 %

Sumber: BPS Kabupaten Nias 2014

Dari tabel 2.2 jelas bahwa penduduk mayoritas kabupaten Nias berasal dari

suku Nias yaitu sebesar 128.719 jiwa (96,5 %) diikuti oleh suku lainnya seperti suku

Minang sebanyak 3.201 (2.4 %) jiwa suku Batak sebanyak 1.066 jiwa (0.8 %) (Karo,

Simalungun, Toba, Madina, dan Pakpak; dan 402 jiwa (0,3 %) dari suku-suku

lainnya.

A.4 Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan dan

(5)

jumlah penduduk sekitar 133.388 jiwa dapat dilihat pada tabel 2.2 berdasarkan

tingkat pendidikan berikut ini :

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah(jiwa) Persentase

1 Tidak Tamat SD 19.074 14.3%

2 SD 34.281 25.7%

3 SMP 43.885 32.9%

4 SLTA/SMK 24.810 18.6%

5 Akademi/D3 6.269 4.7%

6 Sarjana 5.069 3.8%

Total 133.388 100 %

Sumber:BPS Kabupaten Nias 2014

Pada tabel 2.3 terlihat bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Nias telah

menyelesaikan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama sebanyak

38.148 jiwa (28.6%), disusul tamat SD sebanyak jiwa 34.281 (25.7%, Kemudian

tamat SLTA sebanyak 24.810 jiwa (18.6%%), dan diikuti setara Akademi DI/D3

sebanyak 6.269 jiwa ( 4.7 %) dan terakhir adalah Sarjana sebanyak 5.069 jiwa (

3.8 %).

A.5 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah sumber utama dalam menunjang kebutuhan

hidup sehari-hari. Untuk melihat mata pencaharian penduduk di kabupaten Nias

(6)

Tabel 2.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase

1

2

3

4

5

Karyawan swasta/Buruh Tani

Wiraswasta/pedagang

PNS

Sekolah

Tidak/belum Bekerja

58.290

4.546

3.014

10.338

57.200

43.7 %

3.4%

2.2%

7.8%

42. 9%

Total 133.388 100 %

Sumber: BPS Kabupaten Nias Tahun 2014

A.5 Penduduk berdasarkan Agama

Penduduk kabupaten Nias berdasarkan agama yang dianutnya dapat dilihat

pada tabel 2.5 berikut ini.

Tabel.2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah (Jiwa) Persentase

1

2

3

Protestan

Katolik

Islam

108.711

21.475

3.202

81. 5 %

16.1%

2.4%

Total 133.388 100%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

Dari tabel 2.5 di atas dijelaskan bahwa mayoritas penduduk di kabupaten

Nias memeluk agama Kristen Protestan dengan jumlah 108.711 jiwa dengan

(7)

persentase (16.1%) dan terakhir adalah Islam sebesar 3.202 jiwa dengan

persentase (2.2%). Adapun data dari BPS kabupaten Nias tentang jumlah jumlah

rumah ibadah pada tahun 2013 adalah sebanyak 740 unit, dengan rincian yaitu

mesjid 9 unit, gereja protestan 625 unit, dan 105 unit gereja katolik yang tersebar

diseluruh kecamatan di kabupaten Nias.

B. Gambaran Umum Pemilih pada Pemilihan legislatif 2014

Pemilihan umum legislatif di kabupaten nias dilaksanakan pada 9 april

2014, pemilihan legislatif tersebut dilaksanakan di 376 Tempat Pemungutan Suara

(TPS) yang tersebar pada 10 kecamatan di kabupaten nias.

B.1 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Per kecamatan

Rekapitulasi DPT berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah :

Tabel 2.6

Daftar Pemilih Tetap/ Kecamatan

No.

Urut KECAMATAN

JUMLAH

DESA

JUMLAH

TPS

DAFTAR PEMILIH

(8)

Total 170 376 42.759 47.222 89.981

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Tabel 2.6mengambarkan bahwa jumlah pemilih terbanyak terdapat pada

kecamatan Idanogawo dengan jumlah pemilih sebanyak 15.219 Jiwa dan jumlah

pemilih terendah terdapat di kecamatan Somolo-molo dengan pemilih sebanyak

3.968 jiwa.

B.2 Tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan legislatif 2014

Partisipasi masyarakat kabupaten Nias pada pemilihan umum legislatif

tahun 2014 di bedakan berdasarkan laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 2.7

Partisipasi Pemilih L dan P

No Periode Pemilu Pemilih Terdaftar Pengguna Hak Pilih

L P JLH L P JLH

1 Pemilu Legislatif 2014

42.759 47.222 89.981 32.899 37.839 70.738

2 Persentase (%) 47.6 52.4 100 77.06 80.29 78.75

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Data pada tabel 2.7 sangat jelas mengambarkan bahwa partisipasi politik

masyarakat nias dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum

legislatif cukup besar dengan angka partisipasi mencapai 70.738 jiwa dengan

persentase (78.75 % ). Partisipasi perempuan juga masih lebih besar dari

(9)

C. Gambaran Perolehan Suara Partai Politik, Calon legislatif, dan Penetapan Anggota Terpilih DPRD Kabupaten Nias

Hasil pemilihan umum legislatif yang dilaksanakan pada 09 April 2014

menghasilkan beberapa keputusan diantaranya adalah Keputusan KPU Kabupaten

Nias tentang penetapan daftar calon tetap anggota DPRD kabupaten Nias Nomor

:81/Kpts/KPU-Kab.002.434713/2013 dan Berita Acara Penetapan perolehan suara

dan kursi partai politik serta penetapan calon terpilih anggota DPRD kabupaten

Nias tahun 2014 Nomor: 148/BA/V/2014 keputusan dan berita acara yang

dimaksud dapat dilihat pada uraian dibawah ini dengan rincian sebagai berikut:

C.1.1 Rekapitulasi Jumlah perolehan Suara Sah Partai Politik pada Pemilihan Legislatif 2014

Rekapitulasi jumlah perolehan dan persentase suara sah dari semua partai

politik dan dari tiga dapil yang tersebar di 10 kecamatan di kabupaten Nias pada

pemilihan umum Legislatif 2014 dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini :

Tabel 2.8

Rekapitulasi Jumlah perolehan Suara Sah Partai Politik No.

PARTAI POLITIK PEROLEHAN SUARA SAH JLH

(%)

DAPIL1 DAPIL2 DAPIL3

1 Partai NasDem 3.670 1.715 1.562 6.947 10.8

2 Partai Kebangkitan Bangsa 1.830 487 762 3.079 4.9

(10)

4 PDI Perjuangan 1.772 3.125 2.831 7.728 11.4

5 Partai Golongan Karya 3.646 3.398 2.012 9.053 13.4

6 Partai Gerindra 1.880 2.233 1.718 5.831 8

7 Partai Demokrat 6.687 7.995 3713 1839 27.1

8 Partai Amanat Nasional 115 1.030 25 1170 1.7

9 Partai Persatuan Pembangunan 199 878 9 1086 1.6

10 Partai Hati Nurani Rakyat 1.229 3.821 1364 6411 9.3

11 Partai Bulan Bintang 174 89 9 272 0.4

12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

1.781 2.472 2233 6.486 9.5

JUMLAH 23.033 28,384 16.287 67.704 100 Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Data pada tabel 2.8 mengambarkan bahwa partai yang mendapatkan suara

terbanyak dari 3 daerah pemilihan di kabupaten nias yaitu Partai Demokrat

dengan jumlah suara sebanyak 18.395 suara dengan persentase sebesar (27.1%)

dan Partai yang mendapatkan suara terendah adalah partai Bulan Bintang dengan

jumlah suara sebanyak 272 suara dengan persentase (0.4%)

C.1. 2 Daftar Calon DPRD Terpilih Periode 2014-2019

Daftar nama-nama seluruh calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari

seluruh partai politik yang ikut berpartisipasi pada pemiliham umum legislatif di

Kabupaten Nias yang berhasil terpilih menjadi anggota DPRD dapat kita lihat

(11)

Tabel 2.9 DPRD Terpilih No Nama Partai Politik Jenis

Kelamin

Dapil Persentase

1. 2.

Maspena Gulo Ronal Zai

Berian Laoli

Rahmat Nduru

Yulius Lase

PDIP

Alfrin Zebua

Otoni Gea

Bazisokhi Gori

Dafati Mendrofa

GERINDRA

Alinuru Laoli

Fo’arota Gulo

Sadarman Nduru

Elianus Gea

Elamaisi Lafau

Yaredi Laoli

DEMOKRAT

Bowoli Sandroto

(12)

22. Notarius

Mendrofa

LK 3

23.

24.

Faigiasa bawamenewi Elizama Zai

HANURA

LK

LK

2

2

8%

25. Amran Zai PKS LK 2 4%

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 2.9 daftar calon DPRD terpilih,

menggambarkan bahwa 100% anggota DPRD yang berhasil memenangkan

pemilihan umum berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada satupun yang mewakili

perempuan untuk duduk di DPRD Kabupaten Nias periode 2014-2019. Partai

politik yang mendapatkan kursi terbanyak adalah partai Demokrat sebanyak 7

kursi dengan persentase 28% persen, kemudian disusul partai PDIP, GOLKAR,

GERINDRA dan PKPI yang memperoleh jumlah kursi yang sama yaitu 3 kursi

dengan persentase 12%, kemudian Partai NasDem dan HANURA memperoleh

masing-masing 2 kursi (8%), dan terakhir adalah PKS dengan memperoleh 1 kursi

(4%).

C.1..3 Rincian Daftar Calon dan Perolehan Suara Sah calon anggota DPRD Perempuan

Rekapitulasi dan persentase perolehan suara calon legislatif perempuan

pada semua partai politik di semua dearah pemilihan di kabupaten Nias pada

(13)

Tabel 2.10 Partai Nasdem

No. Nama Calon

suara/ Dapil

Perin

Meriana Halawa

Gestrina Waruwu

Yani Murni Gulo

Metiani Mendrofa

Junita Mendrofa

3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai NasDem di semua

daerah pemilihan masih sangat rendah, dengan hanya mendapat 132 suara dengan

persentase 2 % dari total suara yang didapat oleh partai NasDem di semua daerah

pemilihan di kabupaten Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 59 suara dengan

persentase (3.8%) dan perolehan terendah sebanyak 2 suara dengan persentase

(0.02 %)

Tabel 2.11

Partai KebangkitanBangsa No Nama Calon No

Urut

Dapil Suara Sah

Persentase

suara/ Dapil

Perin gkat

Jlh

Caleg

(14)

1

Yarlina Laoli

Nurlina Harefa

Erna Mendrofa

Yamisia Lawolo

Efenia Gulo

Siti Tafonao

Soniati Warasi

Novi Mendrofa

Yuniati Mendrofa 3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Kebangkitan Bangsa

di semua daerah pemilihan mendapat 253 suara dengan persentase 8.2 % dari

total suara yang didapat oleh partai Kebangkitan Bangsa di semua daerah

pemilihan di kabupaten Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 164 suara dengan

persentase (33%) dan perolehan terendah sebanyak 1 suara dengan persentase (0.1

%)

Tabel 2.12

Partai Keadilan Sejahtera No Nama Calon No

urut

Dapil Suara Sah

Persentase

suara/ Dapil

Perin

(15)

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Keadilan Sejahtera di

semua daerah pemilihan mendapat 62 suara dengan persentase 5 % dari total

suara yang didapat oleh partai Keadilan Sejahtera di semua daerah pemilihan di

kabupaten Nias. Dengan hanya mempunyai satu calon perempuan disemua Dapil

dengan perolehan suara sebesar 62 dengan persentase (5%).

Tabel 2.13

PDI Perjuangan

No Nama Calon

Meniati Waruwu

Marwati Zebua

Dika Zai

Murni Lafau

Animawarti Zai

Sadarmawati Zebua

Senimawati Laoli

Karyani Mendrofa

3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan di semua daerah pemilihan mendapat 169 suara dengan persentase 2.1

(16)

Perjuangandi semua daerah pemilihan di kabupaten Nias. Perolehan suara

terbanyak sebesar 85 suara dengan persentase (5%) dan perolehan terendah

sebanyak 1 suara dengan persentase (0.03 %)

Tabel 2.14 Partai Golongan Karya

No Nama Calon

Sepleti Halawa

Crosmeri Waruwu

Hilda Waruwu

Seniwati Zai

Yuniman Lawolo

Sariati Giawa

Angela Lase

Biarawati Halawa

2

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Golkar di semua

daerah pemilihan mendapat 714 suara dengan persentase 7.9 % dari total suara

yang didapat oleh partai Partai Golkar di semua daerah pemilihan di kabupaten

Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 488 suara dengan persentase (24 %) dan

(17)

Tabel 2.15

Partai Gerakan Indonesia Raya

No Nama Calon

Merianus Gori

Evi Cristianti

Lisbet Zebua

Rohmanwati Draha

Dewiman Hura

Seimanhati Gulo

Meliana Larosa

Yuniria Zendrato

Simine Gea

3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Gerindra di semua

daerah pemilihan mendapat 208 suara dengan persentase 3.6 % dari total suara

yang didapat oleh partai Partai Gerindra di semua daerah pemilihan di kabupaten

Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 88 suara dengan persentase (4 %) dan

perolehan terendah sebanyak 11 suara dengan persentase (0.5 %)

Tabel 2.16 Partai Demokrat

(18)

1

Binta Hulu

Iberia Zandroto

Evangelis Draha

Wiwiek Hura

Yaniman Gea

Augusriang Zai

Yulina Lase

Mawartini Halawa

Martiline Mendrofa 3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Demokrat di semua

daerah pemilihan mendapat 1.250 suara dengan persentase 6,8 % dari total suara

yang didapat oleh partai Partai Demokrat di semua daerah pemilihan di

kabupaten Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 1093 suara dengan persentase

(13 %) dan perolehan terendah sebanyak 9 suara dengan persentase (0.1 %)

Tabel 2.17

Partai Amanat Nasional No Nama Calon No.

Marnihati Laia

Muliani Mendrofa

Yalina Mendrofa

1

(19)

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Amanat Nasional di

semua daerah pemilihan mendapat 1.250 suara dengan persentase 12,3 % dari

total suara yang didapat oleh partai Partai Amanat Nasional di semua daerah

pemilihan di kabupaten Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 103 suara

dengan persentase (13 %) dan perolehan terendah sebanyak 4 suara dengan

persentase (1,6 %)

Tabel 2.18

Partai Persatuan Pembangunan No Nama Calon No.

Urut

Dapil Suara Sah

Persentase

suara/Dapil

Perin gkat

Jlh

Caleg

L&P

1 Mikdar Almadany 2 2 19 0.09% 2 2

Total 19 0.09% 2

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Persatuan

Pembangunan di semua daerah pemilihan mendapat 19 suara dengan persentase

1.7 % dari total suara yang didapat oleh partai Partai Persatuan Pembangunan di

semua daerah pemilihan di kabupaten Nias.Perolehan suara terbanyak sebesar 19

suara dengan persentase (0.09%) dan hanya terdapat 1 calon legislatif

perempuan.

Tabel 2.19

Partai Hati Nurani Rakyat No Nama Calon No.

Urut

Dapil Suara Sah

Persentase

suara/Dapil

Perin gkat

Jlh

Caleg

(20)

1

Apriani Batee

Yanti Zandroto

Ernawati Nduru

Dionisia Zebua

Ernani Gulo

Yarniwati Lase

Nerwany Nduru

Erisnawati Halawa

Yanti Lase

3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Hati Nurani Rakyatdi

semua daerah pemilihan mendapat 179 suara dengan persentase 2.78 % dari total

suara yang didapat oleh Partai Hati Nurani Rakyatdi semua daerah pemilihan di

kabupaten Nias. Perolehan suara terbanyak sebesar 82 suara dengan persentase

(9%) dan perolehan terendah sebanyak 4 suara dengan persentase (0.3%)

Tabel 2.20 Partai Bulan Bintang No.

Peringkat Jlh Caleg L&P

- - 1 - 0 % 1

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Tidak ada calon legislatif perempuan yang diusung oleh partai Bulan

Bintang di semua daerah pemilihan di kabupaten Nias pada pemilihan legislatif 9

(21)

Tabel 2.21

Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia No Nama Calon No.

Meliana Draha

Munida Gulo

Oktaviani Lawolo

Dewiman Lawolo

Syahida Zai

Timeria Lase

Krisman Hulu

Alfrin Halawa

3

Sumber : Data KPU Kabupaten Nias Tahun 2014

Total perolehan suara untuk caleg perempuan Partai Keadilan Dan

Persatuan Indonesia di semua daerah pemilihan mendapat 791 suara dengan

persentase 12.92 % dari total suara yang didapat oleh Partai Keadilan Dan

Persatuan Indonesiadi semua daerah pemilihan di kabupaten Nias. Perolehan

suara terbanyak sebesar 692 suara dengan persentase (31 %) dan perolehan

terendah sebanyak 4 suara dengan persentase (0.01 %)

Persentase suara caleg perempuan terbesar dari seluruh partai politik di

kabuapaten Nias jika dipersentasikan berdasarkan jumlah total perolehan suara

dari tiga daerah pemilihan, berasal dari partai Partai Hati Nurani Rakyat sebesar

(22)

Pembangunan0.09 %. Hal ini menggambarkan bahwa perempuan masih kalah

bersaing dan tertinggal jauh dari laki-laki, dalam urusan politik.

D. Gambaran Umum DPRD Kabupaten Nias periode 2014 – 2015

Sebagai implementasi dari Undang-Undang Dasar 1945, khususnya yang

mengatur susunan kedudukan MPR, DPR dan DPRD, maka telah ditetapkan

beberapa Undang-undang yang mengatur Susunan dan Kedudukan MPR, DPR

dan DPRD yaitu Undang-undang No. 27 tahun 2009 yang mengatur tentang

Susunan, Kedudukan, Keanggotaan dan Pimpinan MPR, DPR, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten/Kota.

D.1 Kedudukan DPRD

Adapun Susunan dan Kedudukan Anggota DPRD Kabupaten Nias

sebagaimana di atur dalam UU No. 27 tahun 2009 pasal 341 dan 342 adalah :

1. DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan

umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

2. DPRD kabupaten/kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

kabupaten/kota.45

45

(23)

D.2. Fungsi DPRD Kabupaten Nias

Ada tiga fungsi utama DPRD sebagaimana diatur dalam pasal 343 UU No.

27 tahun 2009 yaitu :

1. Legislasi; Legislasi adalah fungsi Dewan perwakilan rakyat dalam hal

membuat suatu perundang-undangan, dalam hal ini yang dimaksud dengan

perundang-undangan di tingkat lokal atau daerah adalah berupa peraturan

daerah.

2. Anggaran; Fungsi Anggaran adalah fungsi anggota legislatif untuk ikut

serta dalam penentuan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja

daerah, serta anggaran-anggaran lain.

3. Pengawasan; Fungsi pengawasan adalah fungsi untuk mengawasi jalannya

kebijakan yang telah ditetapkan. Pengawasan dilakukan melalui sidang

panitia-panitia legislatif, dan melalui hak-hak kontrol khusus, seperti hak

bertanya,interprelasi, dan sebagainya. 46

D.3 Tugas dan Wewenang DPRD

Adapun Tugas dan Wewenang anggota DPRD kabupaten/kota dalam UU

No.27 tahun 2009 Pasal 344 adalah:

• Membentuk peraturan daerah kabupaten/kota bersama bupati/walikota;

• Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah

mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota yang

diajukan oleh bupati/walikota;

46

(24)

• Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota;

• Mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian bupati/walikota dan/atau

wakil bupati/wakil walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur

untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

• Memilih wakil bupati/wakil walikota dalam hal terjadi kekosongan jabatan

wakil bupati/wakil walikota;

• Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

kabupaten/kota terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

• Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang

dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota;

• Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati/walikota dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota;

• Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau

dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;

• Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan; dan

• Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan. 47

47

(25)

D.4 Hak-hak dan Kewajiban DPRD Kabupaten Nias

Secara kelembagaan Hak dan Kewajibananggota DPRD kabupaten/kota

dalam UU No.27 tahun 2009 Pasal 349,350 dan 351 adalah sebagai berikut :

a. Interpelasi; yaitu hak untuk meminta keterangan kepada bupati/walikota

mengenai kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting dan strategis

serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

b. Angket; yaitu hak DPRD kabupaten/kota untuk melakukan penyelidikan

terhadap kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting dan strategis serta

berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Menyatakan pendapat; yaitu hak DPRD kabupaten/kota untuk menyatakan

pendapat terhadap kebijakan bupati/walikota atau mengenai kejadian luar

biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau

sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket

Secara Personal, Anggota DPRD Kabupaten mempunyai hak:

a. Mengajukan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota;

b. Mengajukan pertanyaan;

c. Menyampaikan usul dan pendapat;

d. Memilih dan dipilih;

e. Membela diri;

f. Imunitas;

(26)

h. Protokoler; dan

i. Keuangan dan Administratif.

Adapun kewajiban anggota DPRD adalah :

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

dan menaati peraturan perundangundangan;

c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

d. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan

golongan;

e. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;

f. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

g. Menaati tata tertib dan kode etik;

h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota;

i. Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja

secara berkala;

j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat; dan

k. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen

(27)

D.5 Alat-alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Nias

Alat-alat kelengkapan DPRD Kabupaten Nias berdasarkan UU No.27

tahun 2009 Pasal 353adalah :

1. Pimpinan DPRD, terdiri dari seorang ketua dan dua orang wakil ketua.

2. Badan Musyawarah;

3. Komisi;

4. Badan Legislasi Daerah;

5. Badan Anggaran; dan

6. Badan Kehormatan48

D.6 Aggota DPRD Terpilih Kabupaten Nias

Anggota DPRD Kabupaten Nias periode 2014 – 2019 berjumlah dua puluh

lima orang, berasal dari perwakilan Sembilan partai politik dan seluruhnya

berjenis kelamin laki-laki. Seperti di gambarkan pada tabel 2.9 tentang DPRD

Terpilih kabupaten Nias.

D.7 Pembagian Komisi di DPRD Kabupaten Nias

Komisi DPRD Kabupaten Nias periode 2014-2019 telah disepakati bahwa

jumlahnya tetap sama seperti jumlah komisi pada DPRD Kabupaten Nias periode

2009-2014 sebelumnya sebanyak tiga komisi Yaitu:

48

(28)

• Komisi A

Ketua Komisi A adalah Alinuru Laoli ( Partai Demokrat) Komisi A

membidangi Pemerintahan, Hukum dan Hak Azassi Manusia. SKPD yang

menjadi mitra kerja komisi I di Pemerintah Kota Gunungsitoli adalah Kesatuan

Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Disdukcapil), Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM),Dinas Perhubungan

(Dishub), Lingkungan Hidup, Bagian Hubungan Masyarakat (Humas), dan

Bidang Ketenaga Kerjaan pada Dinas Sosial. Selain itu, komisi I juga bermitra

dengan instansi vertikal seperti Polri, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Pertahanan

serta instansi yang membidangi Pertahanan dan Keamanan.

• Komisi B

Ketua Komisi B adalah Sadarman Nduru (Partai Demokrat) Komisi B

membidangi Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Mitra kerjanya

adalah Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM (Deperindakop

dan UMKM), Dinas Pertanian, Perikanan, peternakan dan Kelautan, Dinas

Pariwisata dan Olah Raga, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan

Bagian Perekonomian sekretariat daerah Kota Gunungsitoli.

• Komisi C

Sedangkan komisi C Ketuanya adalah Agustinus Waruwu (Partai

Gerindra).Komisi C membidangi Keuangan dan Pembangunan. Mitra kerjanya

(29)

Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD), Badan

Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Bagian Sumber Daya Alam

(SDA) di sekretariat daerah Kota Gunungsitoli.49

1. Fraksi Demokrat ( Ketua Fatou’osa Waruwu)

D.8 Pembagian Fraksi di DPRD Kabupaten Nias

Fraksi di DPRD Kabupaten Nias terdiri dari 6 Fraksi Partai Politik yaitu :

2. Fraksi PDIP (Ketua Rahmat Nduru )

3. Fraksi GERINDRA ( Ketua Agustinus Waruwu)

4. Fraksi GOLKAR ( Ketua Talizamuala Lawolo)

5. Fraksi PKPI ( Ketua Bowoli Zandroto)

6. Fraksi Gabungan (NasDem, PKB) Ketua Maspena Gulo 50

E. Gambaran Budaya Patriarki di Kabupaten Nias

Orang Nias berciri fisik mongoloid dengan kulit kuning cerah dan

berambut lurus. Sistem silsilah keturunan Nias adalah sebuah keluarga besar yang

di sebut Songambato yang terdiri dari keluarga senior dengan keluarga-keluarga

anak-anak mereka. Songambato ini merupakan sebuah sebutan unik dalam

kehidupan nias di susun berdasarkan garis Patrilineal yaitu mengikuti garis

keturunan Laki-laki atau marga laki-laki. Sesama anggota marga tidak

49

Data DPRD Kabupaten Nias Tahun 2014 50

(30)

diperbolehkan untuk saling menikah kecuali masing-masing pasangan dapat

membuktikan bahwa secara silsilah keturunan mereka paling tidak sudah

merupakan generasi ke -10 sampai ke – 15, sehingga orang-orang Nias

mempunyai tradisi perkawinan eksogami antar marga.

Pada zaman dulu tipe rumah tangga cenderung sebagai sebuah keluarga

besar.Beberapa keluarga yang segaris keturunan atau sesame marga

dimungkinkan tinggal disebuah rumah besar (omo hada). Hal ini di sebabkan oleh

beberapa hal yaitu :Pertama untuk menjaga status sosial mereka, misalnya

kekerabatan keluarga bangsawan. Kedua Kebanggaan kelurga mereka merupakan

sesuatu yang sangat esensial. Oleh karena itu marga harus ditambahkan

dibelakang nama mereka karna hanya marga yang termasuk bangsaan yang dapat

mengklaim sebagai penerus leluhur mereka. Ketiga tidak ada tuan tanah disetiap

wilayah, kecuali masyarakat. Peraturan setempat menyatakan bahwa terkait

dengan kepemilikan tanah, tidak mengacu pada kekayaan individu, tetapi

merupakan milik kekerabatan.Dari beberapa alasan tersebut sangat jelas bahwa

sistem kekerabatan dalam masyarakat Nias mempunyai peran utama dalam

mengontrol kehidupan sosial mereka.51

Masyarakat Nias umumnya mengenal sistem struktur sosial yaitu

kelompok bangsawan (si’ulu, si’ ila, salawa) dan kelompok masyarakat biasa

D.1 Struktur Sosial

51

(31)

(sato). Struktur sosial ini selalu dalam konteks budaya patriarki atau konteks

laki-laki, dimana yang menjadi pimpinan dalam masyarakat haruslah seorang laki-laki.

Struktur sosial masyarakat Nias terdiri dari :

• Kelompok bangsawan (si’ulu, si’ila, salawa),

• Kelompok masyarakat biasa (sato) dan

• Kelompok budak (sawuyu, harakana).

Masyarakat Nias dalam melaksanakan sistem pemerintahan tradisionalnya

membagi masyarakat atas empat bagian yaitu kelompok bangsawan (si’ulu,

salawa), kelompok bangsawan, penasehat (si’ila), kelompok masyarakat biasa

(sato) dan kelompok budak (sawuyu, harakana). Sedangkan dalam kegiatan religi

masyarakat Nias memiliki empat struktur pelapisan masyarakat yaitu: siulu

(bangsawan), ere (pemuka agama), Ono mbanua/sato (rakyat biasa) dan Sawuyu

(budak). Tingkatan kasta kekerabatan tersebut tidak berdasarkan marga,

melainkan berdasarkan kemampuan melaksanakan upacara adat Owasa.

Kelompok kekerabatan yang terkecil yang disebut keluarga batih di Nias

paling tidak ada dua penyebutannya.Keluarga batih di Nias bagian Utara disebut

fanganbaton sedangkan di Selatan disebut gagambato.Dalam masyarakat Nias

kelompok yang terpenting adalah Sambun mohelo atau sambua faono (keluarga

luas) yaitu keluarga batih senior beserta keluarga batih putera-puteranya yang

tinggal bersama di dalam satu rumah, dan merupakan satu kesatuan

(32)

membangun sendiri rumah yang tentunya dibarengi dengan pesta adat.Kelompok

kekerabatan yang lebih besar yang merupakan gabungan dari beberapa keluarga

luas dari satu leluhur disebut Mado.Seperti halnya marga pada masyarakat Batak,

Mado di Nias juga memiliki cabang-cabang.Dalam masyarakat Nias kelompok

organisasi sosial yang terkecil disebut gana.Kelompok organisasi tradisional ini

terdiri dari beberapa keluarga batih dari satu marga atau dapat juga dari beberapa

marga yang di dalam desa itu tidak cukup banyak anggotanya dalam membentuk

gana tersebut.

Dalam kelompok gana itu terdapat seorang pemimpin yang tugas

fungsinya sangat jelas pada upacara adat saja.Kumpulan dari pada beberapa gana

disebut nafolu.Seperti halnya gana, nafolu juga dipimpin oleh seseorang yang

tugas fungsinya sangat jelas hanya pada upacara adat saja.Kumpulan dari

beberapa nafolu disebut banua, yang dapat diidentikkan dengan desa dengan

pemimpinnya disebut salawa (di utara) dan siulu (di Selatan). Selain pejabat

tersebut di desa juga ada pejabat lain yang di sebut si’ ila yang diangkat oleh

rakyat dan tidak didapatkan secara turun temurun. Si’ ila ini dalam sebuah

kampung jumlahnya bisa banyak dan pemimpin si’ ila disebut balo si’ ila. Di

Selatan pemimpin banua yang disebut siulu memiliki pemimpin lagi yang disebut

balo siuluSedangkan kumpulan dari beberapa banua disebut öri (negeri) yang

dipimpin oleh tuhenöri.

Di Kabupaten Nias yang menjadi setingkat dengan camat adalah

(33)

“Balugu”. Syarat menjadi seorang kepala daerah ( balugu/tuhenõri).Tidaklah

mudah, sangat banyak pengorbanan untuk mendapatkannya.Syarat-syarat itu

antara lain : `

a. Mengadakan “OWASA” atau lebih di kenal dengan pesta besar-besaran,

selama tiga hari dan tiga malam.Owasa adalah pesta adat tertinggi bagi orang

Nias.Bagi orang yang sudah menjalankan Owasa, maka segala perkataannya

menjadi hukum.Merekalah yang kemudian menduduki strata paling tinggi

dalam masyarakat.Owasa adalah sebuah upacara adat pengukuhan.Upacara

adat ini ditandai dengan adanya pesta dan pemotongan babi dalam jumlah

yang banyak dan dilaksanankan dengan meriah.Owasa menjadi ciri khas

ritualitas aktivitas adat orang Nias.

b. Dalam pesta tersebut haruslah diikuti tiga orang kepala desa tetangga bersama

warganya.

c. Sebagai bukti harus memberikan “ simbi mbawi “ (dagu babi yang sudah di

potong ) kepada masing-masing orang yang di anggap mampu membantu dia

di dalam kekerabatan, sedangkan untuk pihak dari pada perempuan di berikan

“ ta’io mbawi bagian depan).

d. Dalam waktu tiga hari tersebut, ketiga desa yang hadir di beri makan tiga kali

sehari selama tiga hari lamanya.

e. Mengangkat saudara dan orang terdekatnya untuk di jadikan sebagai

(34)

f. Mampu mengorganisir, cakap dalam mengambil keputusan, berasal dari

keluarga yang berada ataupun merupakan keluarga balugu, serta tidak mudah

terpengaruh denagn pendapat orang lain yang memang dianggap tak perlu.52

a) Menurut tradisi bahwa nenek moyang Ono Niha yang turun ke Tanõ Niha

(Daerah Nias) adalah laki-laki, oleh karena itu yang meneruskan generasi

adalah laki-laki.

D.2 Kedudukan Laki-laki dalam Adat

Berdasarkan system yang dimiliki oleh masyarakat Nias yaitu system

Patrilineal dimana peranan yang sangat besar dan dominan adalah ditangan kaum

laki-laki atau bergaris keturunan kaum Bapak.

b) Yang menaikkan status sosial (Bosi) dalam masyarakat Nias untuk

mencapai kuasa, wibawa dan kedudukan yang lebih tinggi adalah laki-laki

bukan perempuan. Laki-laki dengan nama keluargalah yang melaksanakan

pesta adat yang disebut Owasa (Pesta Adat Besar) misalnya pemberian

gelar Balugu, dan pendirian batu kebesaran (Gowe Zalawa), perempuan

hanya duduk sebagai pelengkap.

52

(35)

c) Yang menjadi pemimpin dalam mengambil keputusan dalam masyarakat

Nias mulai dari keluarga sampai pada kesatuan masyarakat Nias yang

terbesar adalah

laki-laki.53

D.3 Perempuan Dalam Adat Nias54

Kedudukan perempuan sebagai nomor dua membuka kesempatan kepada

pihak laki-laki untuk berlaku secara sewenang-wenang terhadap

perempuan.Perempuan bukan tidak diperlukan, tapi dikalahkan.Perempuan dilihat

sebagai jenis kelamin kedua.Akan tetapi, dalam beberapa hal perempuan nias Perempuan dalam adat istiadat dan suku Nias adalah warga kelas

dua.Tingkatan ini jelas, dan secara terang-terangan terjadi.Pertama, yang menjadi

kepala keluarga adalah laki-laki.Kedua, perempuan tidak bisa mengambil

keputusan apapun tanpa suaminya.Ketiga, perempuan sering disamakan dengan

barang/harta/kekayaan laki-laki.Keempat, anak yang diharapkan dalam keluarga

adalah laki-laki.Bila laki-laki belum ada, maka orang nias bisanya merasa belum

memiliki anak.Anak laki-laki adalah penerus marga. Yang mampu mengantikan

posisi keluarga dan meneruskan nama klan. Artinya lelaki adalah hidup itu

sendiri.

53

Mariati Zendato, Sh, M.Hum. 2003. “Perkembangan Kedudukan Wanita Dalam System Partineal Terhadap

Hak-Hak Pewarisan Tanah Di Daerah Kabupaten Nias.” Jurnal Ilmu Hukum Tahun 2003Hal.10.

54

P. Johannes Maria Harmmerle,OFMCap. 2001. Asal Usul Masyarakat Nias – suatu Interpretasi. Gunung

(36)

memiliki peranan yang sangat sentral.Misalnya saat pesta perkawinan.Merekalah

yang mamidi afo (membuat sirih) dan mamotu ono nihalő (menasehati pengantin

perempuan).Dan mereka juga yang pertama sekali menyambut ketika tamu

rombongan dari pengantin laki-laki datang. Memperlakukan perempuan sebagai

jenis kelamin kedua memang tidak adil.Akan tetapi perspektif budaya nias

membuka kesempatan ke arah ketidakadilan ini.Dalam adat perkawian,

perempuan secara tidak langsung itu dibeli oleh pihak laki-laki. Dengan

membayar “bowő ” (jujuran) yang besar, maka perempuan itu menjadi miliknya.

Artinya perempuan adalah harta suaminya.Lelaki memiliki kuasa penuh kepada

istrinya.Orang tua perempuan tidak boleh ikut campur lagi.Kedudukan laki-laki

yang lebih tinggi dalam budaya Nias tampaknya tidak terlepas dari mitos asal-usul

masyarakat Nias.Di mana Sirao, menurunkan anak-anaknya ke dunia, dan mereka

semua adalah laki-laki.

D.3.1 Kedudukan Wanita Nias Dalam Kelembagaan.

Di dalam masyarakat Nias Perempuan dalam kelembagaan tidak dapat

mengadakan pesta adat untuk menaikkan derajat atau statusnya, sebagaimana

diuraikan diatas, nilai perempuan yang diskriminatif menempatkan perempuan

sebagai warga kelas dua, tidak produktif, malah kehadiran wanita di forum publik

cenderung disepelekan, wanita itu dianggap melampaui kodrat wanitanya.

(37)

D.3.2 Kedudukan Wanita Dalam Hubungannya Dengan Keluarga.

Hubungan keluarga dalam Hukum Adat Nias merupakan Hukum Adat

yang mengatur kedudukuan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat,

kedudukan anak terhadap orang tuanya yang mengatur pertalian darah.

1. Kedudukan wanita sebagai anak.

• Sebelum berkeluarga atau sebelum menikah dipelihara oleh orang tuanya,

dan segala keperluannya ditanggung oleh orang tuanya sebagai anak yang

sah.

• Setelah berkeluarga tetap sebagai anak yang sah dari orang tuanya tetapi

dalam tanggung jawab penuh adalah suaminya dan mertuanya (Orang tua

suaminya).

2. Kedudukan Wanita sebagai Anak Piatu

• Apabila orang tuanya meninggal baik bapak atau ibunya jika masih

dibawah umur atau sudah dewasa maka yang berhak memelihara dan

melindunginya adalah pihak saudara bapaknya dan setelah berkeluarga

adalah suami dan mertuanya.

3. Kedudukan Wanita sebagai Anak Angkat

Mengangkat anak apabila yang sama sekali bukan keluarganya, anak

tersebut dimasukkan dalam keluarga yang mengangkatnya sebagai anak sendiri

dan berkedudukan sama sebagai anak kandung yang mengangkatnya. Dalarn hal

(38)

misalnya menjamu makan semua masyrakat dan keluarga anak yang diangkat,

orang tua, saudara pihak hapak dan ibu dan pengetua adat, juga dengan membayar

dengan emas sebesar 3 fanulo (30 gram) untuk berikan kepada pengetua adat dan

pihak paman (saudara laki-laki dari ibu sianak).

Beberapa contoh kasus yang dihadapi oleh perempuan di Nias terutama di

desa-desa antara lain:

1. Berpendidikan rendah

Anak perempuan jarang bersekolah tinggi misalnya melanjutkan sekolah

di SMP/SMU, apalagi ke Perguruan Tinggi.Mereka hanya tamat Sekolah Dasar,

setelah itu tinggal di rumah membantu orangtua membanting tulang mencari

nafkah dan biaya pendidikan untuk saudara laki-laki.Salah satu penunjang biaya

pendidikan anak laki-laki biasanya dalam keluaraga menurut kebiasaan mereka

adalah memelihara babi.Dalam hal ini yang ditugaskan untuk itu adalah anak

perempuan.Mereka harus mengurus dan memelihara sampai besar dan setelah

besar, lalu dijual. Hasilnya akan diserahkan untuk biaya sekolah anak laki-laki.

Hal ini paling menyakitkan, karena perempuan tidak menikmati hasil jerih

payahnya.Akibat dari pendidikan yang rendah ini, perempuan semakin

terpinggirkan dan tinggal dalam kebodohan dengan dalih kodrat.

2. Tidak boleh menentukan pasangan hidup atau jodohnya sendiri

Peranan orangtua dalam menentukan jodoh anaknya sangatlah besar,

terutama kepada anak perempuan.Banyak perempuan yang sudah menikah sejak

(39)

ini sangat mempengaruhi angka kematian ibu, sebab umur tersebut masih terlalu

muda untuk memproduksi/ melahirkan. Akibat dari perkawinan ini, maka lahirlah

keluarga baru yang tidak didasari cinta atau suka sama suka. Dan tidak sedikitnya

banyak suami yang pergi merantau meninggalkan istri, bahkan ada juga yang

tidak mau pulang.Hal ini terjadi akibat kurang matangnya pemikiran dan rasa

tanggungjawab dalam berumah tangga.

3. Kawin paksa

Ini juga sudah menjadi tradisi.Banyak alasan mengapa terjadi kawin

paksa. Umpamanya, orangtua perempuan memaksa anaknya untuk kawin supaya

ia mendapat penghormatan dari orang lain, segera mendapat cucu, merasa

berutang budi kepada pihak laki-laki, meringankan beban keluarga, calon

menantu kebetulan orang kaya sehingga derajatnya di tengah masyarakat akan

meningkat, dan masih banyak alasan lain.

4. Tidak berhak mengemukakan pendapat

Sesuai dengan kebiasaan di Nias, perempuan tidak boleh angkat bicara,

sekalipun keputusan itu merugikan dirinya sendiri. Dalam hal suami-istri,

seandainya suami tidak ada di rumah sementara ada satu hal penting yang harus

diputuskan saat itu juga, maka istri tidak boleh mengambil keputusan sendiri,

melainkan harus menunggu suami pulang atau bila ada ayah mertuanya, maka

itulah yang bisa membantu memberi keputusan. Dalam musyawarah adat,

perempuan tidak dilibatkan. Mereka hanya menunggu apa yang diputuskan oleh

Gambar

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Nias
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.2
Tabel 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muthia (2015) tentang hubungan faktor lingkungan fisik rumah dan faktor risiko

Di samping itu, adanya aktivitas perusahaan besar yang masuk ke daerah setempat juga ikut merubah tipe penutupan lahan dalam skala yang lebih luas, seperti aktivitas pertambangan

507 LAURYN VICTORANG        SMA SANTA URSULA BSD DESAIN KOMUNIKASI VISUAL POTONGAN UANG PANGKAL 90% 508 VERREN WILLIAN         

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman bintaro memiliki potensi serapan CO per luas daun paling tinggi di antara jenis tanaman lainnya yaitu sebesar 100,70 x 10 g/cm , sedangkan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mikroalga epifit pada taman hutan kota Surabaya di Bunderan Waru, Taman Flora Bratang, dan Kebun

diketahui nilai korelasi Kendall-Tau adalah p value 0,002 < 0,05 yang menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan yang bermakna antara

Terlepas dari barang dagangan yang didagangkan, kondisi lingkungan sekitar jalur pejalan kaki juga akan mempengaruhi pejalan kaki untuk tetap melewati jalur tersebut seperti

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori menurut Mottaghipur dan Bickerton (2005, dalam Nazara,2006), psikoedukasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada