• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi S1 Sastra Jepang KONTRASTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Program Studi S1 Sastra Jepang KONTRASTI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

KONTRASTIVITAS RIYUU NOBE NO SETSUZOKUSHI DAN KECAP PANYAMBUNG SABAB BAHASA SUNDA

KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA

THE CONTRASTIVITY OF RIYUU NOBE NO SETSUZOKUSHI AND SUNDANESE’S KECAP PANYAMBUNG SABAB

STRUCTURE AND MEANING STUDY

Endah Windarti

(2)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com Abstrak

Skripsi ini membahas tentang kontrastivitas riyuu nobe no setsuzokushi

dan kecap panyambung sabab Bahasa Sunda. Tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan struktur dan makna dari riyuu nobe no setsuzokushi

dan kecap panyambung sabab serta mendeskripsikan perbedaan dan persamaan

antara kedua konjungsi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif-komparatif. Riyuu nobe no setsuzokushi secara struktur

menghubungkan kalimat dengan kalimat. Berbeda dengan struktur kecap

panyambung sabab, selain menghubungkan kalimat dengan kalimat kecap

panyambung sabab juga menghubungkan klausa dengan klausa. Secara makna

baik riyuu nobe no setsuzokushi maupun kecap panyambung sabab sama-sama

mengandung makna menyatakan alasan dan menjelaskan persoalan yang

melatarbelakangi suatu kejadian.

Kata kunci: Kontrastivitas, Struktur, Makna, Riyuu nobe no setsuzokushi, Kecap

panyambung sabab Bahasa Sunda.

Abstract

This thesis discusses the differences of riyuu nobe no setsuzokushi and Sundanese‟s kecap panyambung sabab. The purpose of this research is describing structure and meaning of riyuu nobe no setsuzokushi and Sundanese‟s kecap panyambung sabab, and then describing the differences between both of

those conjunctions. The method used in this research is a

descriptive-comparative method. Structurally riyuu nobe no setsuzokushi connects

sentences. Unlike riyuu nobe no setsuzokushi, kecap panyambung sabab doesn‟t

only connects sentences but also clauses. However, both of them have the same

meaning. Those imply stating the reason and explain about issues behind the

(3)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

Keyword: Contrastivitas, Structure, Meaning, Riyuu nobe no setsuzokushi, Sundanese‟s kecap panyambung sabab.

Pendahuluan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan peneletian mengenai konjungsi yang

telah dilakukan sebelumnya. . Seperti penelitian yang dilaksanakan oleh Aryani

Deboranty Khana (2010) yang membandingkan konjungsi kausalitas shitagatte,

sonotame(ni), dan (sore)yueni dalam bahasa Jepang. Begitu pula dengan

penelitian yang dilakasanakan oleh Alida Novita Rodjak (2011) yang

membandingkan konjungsi Dakara, Sorede, dan Sonotameni dalam bahasa Jepang.

Namun, pada umumnya penelitian-penelitian sebelumnya hanya menganlisis

struktur dan makna konjungsi dalam bahasa Jepang saja tanpa

membandingkannya dengan bahasa lain. Berdasar pada fakta tersebut, penulis

berkeinginan untuk mencoba membandingkan perbedaan dan persamaan

konjungsi pengutara alasan yang dalam bahasa Jepang disebut riyuu nobe no

setsuzokushi dengan konjungsi pengutara alasan dalam bahasa Sunda yang disebut

kecap panyambung sabab.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan perbedaan

dan persamaan struktur dan maknan riyuu nobe no setsuzokushi bahasa Jepang

dan kecap panyambung sabab bahasa Sunda.

(4)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com 1. Sintaksis

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun ‘bersamaan’ dan tattein

‘penempatan’. Jadi secara etimologis sintaksis mengandung arti penempatan

kata-kata secara bersamaan menjadi susunan kata-kata serta susunan-susunan kata-kata menjadi

kalimat. (Sudaryat, 2009: 153)

Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut 統語論 „tougoron‟. Iori

(2001: 4) mengungkapkan bahwa 統語論„tougoron‟ adalah,

文の構成要素である語の配列に関する問題を研究する。

Bun no kousei youso dearu go no hairetsu ni kansuru mondai wo kenkyuu suru.

‘Penelitian bahasa menyangkut permasalahan mengenai susunan kontruksi unsur –unsur kalimat.’

Dengan demikian sintaksis adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang

mengkaji kontruksi struktur susunan kata dalam kalimat dan unsur-unsur

pembentuk kalimat dan membahas hubungan antar-kata dalam tuturan yang

meliputi kata, frase, kalimat, partikel, dan intonasi.

2. Semantik

Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari arti atau makna.

Menurut Kridalaksana (1993: 193) Semantik adalah bagian struktur bahasa yang

berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu

wicara. Semantik dapat didefinisikan secara singkat sebagai telaah mengenai

makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan

(5)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

Dalam bahasa Jepang, semantik disebut 意味論‘imiron‟. Shinmura (1973:

151) mendefinisikan imiron sebagai berikut:

単語や形態素の意味や意味の変化を歴史的心理的に研究する言語学の部 門。

Tango ya keitai no imi ya imi no henka wo rekishiteki shinrigakuteki ni kenkyuu suru gengogaku no bumon.

‘Cabang ilmu linguistik yang meneliti perubahan makna, makna kata, dan morfem secara psikologis dan historis.’

Jadi semantik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti arti atau makna

baik perubahannya, perkembangannya, maupun bentuknya. Secara singkat

semantik dapat diartikan sebagai telaah makna.

3. Konjungsi

Konjungsi adalah kategori gramatikal yang menghubungkan kata dengan

kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.

(Chaer, 2009: 81).

Konjungsi dalam bahasa Jepang disebut setsuzokushi. Setsuzokushi

menurut Iori (2001: 462), adalah

文と文の関係を表示して、文章・談話の構成に重要な役割を果たすもの です。

Bun to bun no kankei wo hyoujishite, bunshoudanwa no kousei ni juuyouna yakuwari wo katasu mono desu.

‘Menunjukkan hubungan antara kalimat dan kalimat serta memiliki peran penting dalam komposisi teks・wacana.’

Jadi konjungsi adalah kata bebas yang mempunyai peranan sebagai

(6)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

paragraf yang tidak dapat berfungsi sebagai subjek, objek, predikat, atau pun kata

yang menerangkan kata lain.

4. Riyuu Nobe no Setsuzokushi

Riyuu nobe no setsuzokushi adalah konjungsi yang digunakan untuk

mengutarakan sebab atau alasan dengan urutan kalimat yang berkebalikan dengan

urutan kalimat yang dihubungkan oleh junsetsu no [geninriyuu kiketsu].

Setsuzokushi yang termasuk dalam tipe riyuu nobe ini di antaranya adalah

nazenara, toiunowa, dan datte. Untuk mengetahui tentang konjungsi tersebut,

berikut ini akan dipaparkan beberapa pendapat mengenai konjungsi nazenara,

toiunowa, dan datte.

5. Kecap Panyambung Sabab

Kecap panyambung sabab adalah konjungsi yang termasuk dalam

konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua buah konstituen yang

kedudukannya tidak setara, antara induk kalimat ‘klausa lulugu‟ dan anak kalimat

„klausa sélér‟. (Sudaryat, 2009: 148)

Kecap panyambung sabab digunakan untuk menyatakan hal, keadaan,

kejadian, kegiatan, atau proses yang menyebabkan berlangsungnya hal atau

(7)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com Metode

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif-komparatif. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan

proses mendekati, mengamati, menganalisis, mengembangkan, membandingkan,

dan memaparkan masalah secara sistematis, logis dan faktual. Sedangkan metode

komparatif adalah kegiatan membandingkan persamaan dan perbedaan dua

variabel yang akan diteliti. Sehingga, yang disebut dengan metode deskriptif

komparatif adalah kegiatan yang dilakukan dengan meneliti dua variabel bahasa

yang dideskripsikan sebagaimana adanya, kemudian kedua variabel tersebut

dibandingkan sehingga diperoleh persamaan dan perbedaan dari keduanya.

Adapun teknik penelitian yang digunakan berupa studi literatur yaitu

pengumpulan data dengan analisis buku ajaran, buku ilmiah bahasa Jepang dan

bahasa Sunda, novel, koran, artikel web, dan bacaan-bacaan yang lain. Tahapan

yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, inventaris,

klasifikasi, analisis, dan menyimpulkan.

1. Studi pustaka, yaitu menggunakan berbagai literatur seperti buku pelajaran,

kamus dan bacaan lain sebagai bahan referensi.

2. Inventaris, yaitu mengumpulkan data dari sumber-sumber yang relevan.

3. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan data-data menurut ciri-ciri tertentu.

4. Analisis, yaitu menganalisis data dengan menggunakan teori-teori yang

berkaitan.

5. Menyimpulkan, kegiatan menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang

(8)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

Perbedaan dan Persamaan Riyuu Nobe no Setsuzokushi dan Kecap Panyambung Sabab

1. Perbedaan Riyuu Nobe no Setsuzokushi dan Kecap Panyambung Sabab A. Perbedaan Struktur

Shuppatsu wa miawaseru beki da. Nazenara taifuu ga sekkin shiteiru kara

da. (G: 38)

‘Keberangkatan pesawat seharusnya dibatalkan. Karena badai semakin mendekat.’

(2) Ieu acara pasanggiri tiasa lumangsung ku margi aya pangrojong ti Ks1 Konj

[ ]

Ks2

sakumna pihak. (BBS: 13)

‘Acara perlombaan ini dapat berlasung oleh karena adanya dukungan dari semua pihak.’

(3) Kalah adi nu diancam, sangkan ulah neruskeun hubungan. K1

Lantaran éta budak téh dulur kénéh. (Galura/7/5/10/29/III-05-2012) Konj

[ ____]

K2

‘Malahan adik yang diancam, agar jangan meneruskan hubungan. Karena anak itu masih saudara.’

Berdasar pada contoh kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan

struktur antar riyuu nobe no setsuzokushi dan kecap panyambung sabab bahasa

(9)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

1. riyuu nobe no setsuzokushi hanya menghubungkan kalimat dengan kalimat,

sedangkan kecap panyambung sabab menghubungkan kalimat dengan

kalimat juga klausa dengan klausa.

2. Riyuu nobe no setsuzokushi diposisikan di awal kalimat tetapi tidak

memberikan makna apabila tidak dihubungkan dengan kalimat

sebelumnya. Lain halnya dengan kecap panyambung sabab banyak

diposisikan di tengah kalimat dan dapat memberikan makna kalimat

meskipun diposisikan di awal kalimat.

3. Kalimat yang menerangkan alasan pada kalimat yang dihubungkan oleh

riyuu nobe no setsuzokushi mutlak diposisikan sesudah kalimat yang

menerangkan akibat, sehingga riyuu nobe no setsuzokushi tidak dapat

mengalami pertukaran posisi antar kalimat. Lain halnya dengan kalimat

yang dihubungkan oleh kecap panyambung sabab yang dapat mengalami

pertukaran posisi antar kalimat.

Contoh:

4. Réa urang Kawungsari nu teu pati engeuh. Margi teu acan aya

K1 K2

babadamian, babakuna nu aya patalina sareng pembébasan lahan atanapi bangunan gaduh masarakat. (Galura/07/1/5/5/III-05-2012)

‘Banyak warga Kawungsari yang tidak terlalu menyadari. Karena belum ada musyawarah, terutama yang ada kaitannya dengan pembebasan lahan atau bangunan milik masyarakat.’

Kalimat (4) terdiri atas dua kalimat yang dihubungkan oleh konjungsi (ku)

margi. Oleh karena kalimat inti yang berfungsi untuk menerangkan alasan dapat

(10)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

kalimat tersebut dapat mengalami pertukaran. Berikut perubahan yang terjadi

apabila posisi kedua kalimat yang membentuk kalimat (4) mengalami pertukaran.

(4’) Margi teu acan aya babadamian, babakuna nu aya patalina sareng

K1’

pembébasan lahan atanapi bangunan gaduh masarakat. Réa urang Kawungsari nu teu pati engeuh

K2’

‘Karena belum ada musyawarah, terutama yang ada kaitannya dengan pembebasan lahan atau bangunan milik masyarakat. Banyak warga Kawungsari yang tidak terlalu menyadari.’

B. Perbedaan Makna

Berdasarkan data yang telah penulis temukan, kelompokkan, dan analisis,

tidak ditemukan perbedaan makna antara riyuu nobe no setsuzokushi dan

kecap panyambung sabab.

2. Persamaan Riyuu Nobe no Setsuzokushi dan Kecap Panyambung

Sabab

A. Persamaan Struktur

Contoh:

(4) 国会は解散するだろう。なぜなら、与党の分裂は避けられないからである。

K1 “akibat” Konj

[ ]

K2 “sebab”

Kokkai wa kaisan suru darou. Nazenara, yotou no bunretsu wa sakerarenai

kara dearu. (STNS: 45)

(11)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

(5) Mangsa budak Daeng aya di pakidulan Garut, nyaeta di Pameungpeuk.

K1 “menerangkan akibat” Lantaran bapana, Mas Kartaatmadja jadi guru di dinya.

Konj

[ ]

K2 “menerangkan sebab” (www.sundamaya.org)

‘Ketika masa kanak-kanak Daeng ada di daerah selatan Garut, tepatnya di Pameungpeuk. Karena ayahnya, Mas Kartaatmadja menjadi guru di sana.’

Berdasar pada contoh kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan

struktur antara riyuu nobe no setsuzokushi dan kecap panyambung sabab bahasa

Sunda adalah sebagai berikut:

1. Riyuu nobe no setsuzokushi dan kecap panyambung sabab adalah

konjungsi yang sama-sama digunakan untuk menghubungkan kalimat

dengan kalimat.

2. Riyuu nobe nosetsuzokushi dan kecap panyambung sabab berposisi di awal

kalimat yang melekat pada kalimat kedua.

3. Kalimat yang menerangkan alasan dalam kalimat-kalimat yang

dihubungkan oleh riyuu nobe no setsuzokushi dan kecap panyambung sabab

diposisikan sesudah kalimat yang menerangkan akibat.

B. Persamaan Makna

Persamaan makna riyuu nobe no setsuzokushi dan kecap panyambung

sabab adalah dapat menunjukkan makna „menyatakan alasan atau sebab‟

dan „memberi penjelasan atas hal yang terjadi pada kalimat sebelumnya

(12)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Tabel 1.1 Perbedaan Struktur dan Makna Riyuu Nobe no Setsuzokushi

dan Kecap Panyambung Sabab

Perbedaan Riyuu Nobe no Setsuzokushi Kecap Panyambung Sabab

A.Struktur Hanya menghubungkan kalimat

dan kalimat.

(13)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

Tabel 1.2 Persamaan Struktur dan Makna riyuu nobe no setsuzokushi dan kecap panyambung sabab

Persamaan Riyuu Nobe no Setsuzokushi Kecap Panyambung Sabab

A.Struktur Menghubungkan kalimat dengan kalimat

Berposisi di awal kalimat

Kalimat yang menerangkan alasan diposisikan sesudah

kalimat yang menerangkan akibat

B. Makna Menyatakan alasan atau sebab

Memberi penjelasan atas hal yang terjadi pada kalimat

sebelumnya dalam kalimat selanjutnya.

2. Saran

Pada akhirnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna, masih banyak hal yang bisa dikembangkan dari skripsi

ini. Skripsi ini hanya menganalisis tentang perbandingan struktur dan makna

Riyuu Nobe no Setsuzokushi dan Kecap Panyambung Sabab Bahasa Sunda, yang

sesungguhnya masih dapat dilanjutkan lagi dengan menganalisis secara

penggunaannya dalam tindak tuturan, atau membandingkannya kembali dengan

bahasa padanan yang lain.

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

(14)

Program Studi S1 Sastra Jepang e-mail: tan.tn2@gmail.com

__. 2001. Atarashii Nihongo Gaku Nyumon. Tokyo: 3A Corporation.

Sudaryat, Yayat. dkk.. 2009. Tata Basa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya.

Daftar Kamus

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia.

Shinmura, Izuru. 1973. Kojien. Tokyo: Iwanami Shoten.

Sumber Data

Kimura, Katsumi dan Yamada Shinichi. 1988. Sugu ni Tsukaeru Nihongo Series 13: Go ya Bun no Tsunagi Yaku Setsuzokushi. Tokyo: Senmon Kyouiku Shupan.

Mahrudin, Ajun. 2012. “Kuningan Nyaian Sawah Urang Jateng”. Dalam Galura. Minggu III Juli 2012.

Prihatna, Djodi. 2012. Daeng Soetigna Nu Nyiptakeun Angklung

Diatonis-Kromatis, Nu Kiwari geus Kamashur Sadunya. Melalui

http://www.sundamaya.org . (diakses 22 September 2012).

Sumarsono, Tatang. 2010. Biantara Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.

Yokobayashi, Hishayo. 1988. Gaikokujin no tame no Nihongo Reibun Mondai Shirizu 6: Setsuzokushi no Hyougen. Jepang: Kochiku Shuppan Kabushiki Shakai.

Gambar

Tabel 1.1 Perbedaan Struktur dan Makna Riyuu Nobe no Setsuzokushi
Tabel 1.2 Persamaan Struktur dan Makna riyuu nobe no setsuzokushi

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa dengan demikian meskipun penerbitan keputusan objek sengketa sebagaimana didalilkan Tergugat, tidak lepas dari peran Panitia C yang didalam

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah titik lampu yang dipasang pada tiap ruang kuliah (kondisi eksisting) tidak sesuai dengan jumlah titik lampu pada

Dengan menggunakan pendekatan PMRI untuk pelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika

Dalam upaya pencapaian target volume dan nilai produksi Tahun 2014, maka perlu upaya-upaya yang secara langsung mendorong peningkatan efesiensi produksi,

Taufan Arfach Lubis yang telah memberikan support dan doa yang begitu besar sampai penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.. Buat teman-teman penulis semasa kuliah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, dan jaminan memiliki pengaruh yang

PEJABAT PENGADAAN BARANG DAN JASA (PPBJ) DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN.. Jalan Sultan Alam Bagagarsyah Pagaruyung, Batusangkar

[r]