• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANGKUMAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN 2

STRATEGI

A.

PENGERTIAN________________________________________________________

Menurut Gerry Jhonson dan Kevan Scholles, strategi adalah the dirrection and scope of an

organization over thelong term, which achieves advantage for the organization through its

configuration of resources within a changing environment, to meet the needs of markets and of

fulfil stakeholder expectations.

B.

TINGKAT STRATEGI__________________________________________________

Strategi terdapat pada berbagai tingkatan dalam sebuah organisasi. Tingkatan strategi dapat

dibagi atas 3 bagian, yaitu :

1.

Strategi korporat.

2.

Strategi bisnis.

3.

Strategi operasional/fungsional.

C.

PROSES DAN MODEL PERUMUSAN STRATEGI_________________________

Proses perumusan strategi terdiri dari 3 tahapan, yaitu :

1.

Formulasi strategi.

2.

Implementasi strategi.

3.

Evaluasi dan pengendalian kinerja.

D.

ANALISIS STRATEGI_________________________________________________

1.

Analisis LE PEST C.

2.

Lima kekuatan PORTER.

3.

Tiga strategi generik PORTER.

4.

Strategi integrasi vertikal.

5.

Analisis internal.

6.

Analisis rantai nilai.

7.

Matrik boston consulting group.

E.

ANALISIS SWOT_____________________________________________________

Dalam analisis swot diagnosis terhadap faktor-faktor lingkungan internal dan faktor-faktor

lingkungan external perlu dilakukan secara intensif. Faktor-faktor internal perusahaan

diindentifikasikan oleh kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahanya sedangkan keadaan

externalnya ditentukan oleh peluang-peluang dan ancaman yang berada dalam lingkungan

bisnisnya.

(2)

A.

MANFAAT PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN__________________________

Organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung-jawaban dengan tujuan :

1.

Menyusun perencanaan, proses pelaksanaan, alat pengendalian dan penilaian kinerja perusahaan.

2.

Menyusun tugas dan tanggung jawab yang jelas antara karyawan dan departement dalam

perusahaan.

3.

Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang keapada karyawan dan departemen yang

memiliki keahlian dan kompetensi.

4.

Memudahkan untuk mencapai sasaran organisasi.

5.

Menumbuhkan motivasi terhadap unit bisnis untuk meningkatkan kreativitas inovatif.

6.

Melaksanakan pengendalian pelaksanaan strategi manajemen secara efektif.

B.

MENGUKUR PRODUKTIVITAS________________________________________

Produktivitas dapat diukur dengan rumus :

Produktivitas =

Untuk meningkatkan produktivitas makan dapat dilakukan dengan cara :

1.

Meningkatkan jumlah unit output dengan mengurangi jumlah input.

2.

Meningkatkan jumlah unit output yang melebihi peningkatan jumlaah unit input.

3.

Menurunkan jumlah unit output yang lebih kecil dari penurunan jumlah unit input.

4.

Jumlah unit output adalah tetap tetapi jumlah unit input yang menurun.

5.

Jumlah unit output meningkat dan jumlah unit input yang tetap.

C.

EFISEIENSI DAN EFEKTIVITAS_______________________________________

Efesiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan atau jumlah keluaran yang

dihasilkan dari satu unit input yang dipergunakan.

Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggung-jawaban dengan sasaran

yang harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilan terhadap nilai

pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut.

Seorang controller dapat menjadi produktiv jika :

1.

Menyusun rencana.

2.

Nilai tambah.

D.

PUSAT PENDAPATAN (REVENUE CENTER)_____________________________

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari kegiatanya, yang utamanya

dari penjualan priduk atau jasa kepada pelanggan pada pusat pendapatan selalu dikaitkan dengan

upaya departement penjualan dan departement pemasaran untuk mencapai target pendapatan atau

penjualan perusahaan.

E.

DEPARTEMEN PENJUALAN DAN DEPARTEMEN PEMASARAN___________

(3)

Yang menjadi tanggung jawab dari departemen penjualan adalah mencapai target penjualan

perusahaan baik total nilai rupiah dan jumlah unit yang diujual per/sku (stop keeping unit).

2.

Anggaran penjualan.

Anggaran penjualan merupakan alat dan peta untuk mencapai angka penjualan yang sudah

ditargetkan dan disepakati oleh organisasi.

3.

Metode penyusunan anggaran.

Perusahaan menyusun anggaran penjualan dapat digunakan metode sebagai berikut :

A.

Metode non-kuantitatif.

B.

Metode kuantitatif.

4.

Departemen pemasaran.

Pemasaran adalah hal yang penting bagi perusahaan karena maju mundurnya suatu perusahaan

tergantung pada berhasil atau tidaknya strategi pemasaran tersebut.

5.

Peranan controller dalam bidang pemasaran.

A.

Melakukan segmentasi pasar.

B.

Melakukan terget pasar.

C.

Posisi.

D.

Merumuskan bauran pemasaran.

E.

Meningkatkan kemampulabaan.

F.

Mengatur dan mengoptimalkan promosi.

G.

Mongoptimalkan above the line perusahaan.

PUSAT BIAYA

A.

PENGERTIAN BIAYA_________________________________________________

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi/kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasai termasuk harga pokok yang

dikorbankan dalam usaha.

B.

PERILAKU BIAYA___________________________________________________

Pemahaman mengenai prilaku biaya sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran, jika jumlah

produksi meningkat maka biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berdasarkan jumlah unit

produksi meningkat.

C.

PENGURANGAN BIAYA DAN PENGHEMATAN BIAYA__________________

Pengurangan biaya (cost reduction) dan penghematan biaya (cost saving)

1.

Pengurangan biaya.

Program pengurangan biaya ditunjukan pada usaha-usaha untuk mengurangi atau menekan biaya

melalui penyempurnaan metode yang digunakan.

2.

Penghematan biaya.

Dalam arti luas, penghematan biaya meliputi pengurangan biaya secara bijaksana.

(4)

Biaya yang terjadi dapat dikelompokan berdasarkan hubunganya dengan produk yaitu biaya

pabrikasi, biaya penelitian dan penghmatan dan biaya komersial.

1.

Biaya pabrikasi

A.

Biaya bahan

B.

Biaya tenaga kerja.

C.

Biaya over head pabrik.

2.

Biaya penelitian dan pengembangan.

Biaya penelitian dan pengembangan merupakan biaya yang tidak langsung dalam perusahaan

pabrik.

A.

MANFAAT PUSAT LABA______________________________________________

Perusahaan yang menggunakan pusat laba memiliki manfaat keunggulan sebagai berikut :

1.

Pusat laba mengharuskan disiplin atas indentifikasi dan penyelesaian masalah.

2.

Pusat laba menyediakan pengaharan kesemua tingkatan manajemen.

3.

Pusat laba meningkatkan kordinasi.

4.

Pusat laba meningkatkan koordinasi dan organisasi sehingga para manajer pada organisasi lebih

bebas dan lebih cepat untuk mengambil keputusan.

5.

Pusat laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerjasama dari semua tingkatan

manajemeen.

6.

Pusat laba meiningkatkan kualitas keputusan karena semua karyawan dalam organisasi sadar dan

terlibat.

7.

Pusat laba menyediakan suatu tolak ukut untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan

kemampuan dari individu-individu.

B.

KETERBATASAN PUSAT LABA________________________________________

Keterbatasan pusat laba antara lain :

1.

Sesama unit bisnis atau divisi perusahaan yang semula bekerja sama menjadi saling bersaing

untuk meningkaatkan laba divisinya masing-masing.

2.

Setiap divisi setiap laba diharuskan membuat anggaran.

3.

Pusat laba yang lazimnya melakukan penyusunan perencanaan sehingga mengkonsumsi waktu

yang banyak.

4.

Pusat laba tidak mencerminkan seluruh hasil kerja manajemen.

5.

Pusat laba dipengaruhi oleh adanya kekuatan- kekuatan external yang mempengaruhi bisnis.

6.

Pusat laba memfokuskan perhatian manajamen hanya pada cita-cita unit bisnis atau divisi.

(5)

8.

Penggunaan laba secara berlebihan sebagai alat evaluasi.

9.

Pusat laba melibatkan pekerjaan tambahan sehingga memerlukan sumber daya yang lebih.

10.

Pusat laba tidak menjamin bahwa perusahaan akan meningkatkan laba secara keseluruhan.

C.

PENGUKURAN LABA________________________________________________

Terdapat beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mengukur laba antara lain :

1.

Laba kontribusi.

2.

Laba langsung unit bisnis atau divisi.

3.

Laba terkendali unit bisnis atau divisi.

4.

Laba bersih sebeleum pajak unit bisnis.

5.

Laba bersih sesudah pajak unit bisnis.

D.

PUSAT INVESTASI___________________________________________________

Pusat investasi merupakan pertanggung jawaban berdasarkan tingkat laba yang dihasilkan dan

dikaitkan dengan besarnya investasi yang ditanamkan.

Investasi diukur berdasarkan penciptaan laba yang dicapai oleh unit bisnis atau divisi sebagai

berikut :

1.

Investasi diukur berdasarkan jumlah aktiva.

2.

Investasi diukur bersadarkan jumlah utang dan modal.

3.

Investasi diukur berdasarkan jumlah modal sendiri.

Penilaian investasi pusat investasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan metode

berikut :

1.

Return of investment/ROI.

(6)

E.

HARGA TRANSFER___________________________________________________

Perusahaan yang melakukan penge,bangan bisnisnya secara pesat, lalu melakukan difersivikasi

usahanya untuk memasuki berbagai pasar.

F.

TUJUAN HARGA TRANSFER__________________________________________

Penentuan harga transfer antara pusat pertanggung jawaban terdapat beberapa tujuan antara lain :

1.

Memberikan kebebasan kepada pusat pertanggung jawaban untuk membuat keputusan.

2.

Memberi informasi yang relevan bagi unit bisnis.

3.

Meningkatkan laba unit bisnis dan sekaligus meningkatkan laba perusahaan sehingga tujuan dari

perusahaan tercapai.

4.

Membantu mengevaluasi kinerja ekonomi dari unit bisnis secara akurat.

5.

Sistem dari masing-masing unit bisnis harus sederhana, mudah dimerngerti dan mudah

dikerjakan oleh staff unit bisnis.

G.

KETERBATASAN DALAM PENENTUAN SUMBER_______________________

Dalam penentuan sumber terdapat 2 hal yang menimbulkan keterbatasan yaitu :

1.

Keterbatasan penyedia barang atau jasa diluar perusahaan.

2.

Terdapat kelebihan atau keterbatasan kapasitas dalam perusahaan.

H.

PENENTUAN HARGA TRANSFER______________________________________

Penentuan harga transfer dapat digunakan menggunakan metode-metode berikut :

1.

Harga transfer ditentukan berdasarkan harga pasar.

2.

Harga transfer berdasarkan harga pokok.

3.

Harga trabsfer berdasakan negosiasi.

KESIMPULAN

KESIMPULAN KESELURUHAN BAB

BAB.I

___ HUBUNGAN AKUNTANSI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN_____

Sitem pengendalian manajemen merupakan suatu rangkaian tindakan dan aktifitas yang terjadi

pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus menerus.

Perancangan sistem pengendalian sebuah perusahaan harus memiliki prilaku yang tepat dan

unsur-unsur teknis.

Pertimbangan perilaku mencakup etika, adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang perusahaan, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan pada ukuran

kualitatif dan kuantitatif.v

BAB.II

__ PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SAAT KRISIS DAN PERILAKU ORGANISASI

(7)

BAB.III

__ ANALISIS LAPORAN KEUANGAN____________________________________________

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari satu siklus akuntansi (mulai dari pengumpulan

data-data transaksi, mengklarifikasikan data-data, mencatat kecatatan harian atau journal,

memindahkan kebuku besar sehingga diperoleh neraca saldo, membuat journal penyesuaian dan

menyusun laporan keuangan) yang memberikan gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan

yang disusun oleh manajemen perusahaan dan digunakan untuk para pemakai laporan keuangan.

BAB.IV

_ STRATEGI__________________________________________________________________

Strategi adalah metode yang bersifat jangka panjang untuk melakukan tindakan yang bersifat

senantiasa meningkat dan terus menerus. Strategi terdapat pada berbagai tingkatan dalam sebuah

organisasi yaitu strategi korporat, strategi bisnis, strategi operasional atau fungsional. Proses

perumusan strategi dimulai dari tahap formulasi strategi, implementasi, dan evaluasi serta

pengendalian kerja. Analisis lingkungan external dapat dianalisis dengan model analisis LE

PEST C yang terdiri dari 7 unsur yaitu faktor legal, ekologikal, polotik, ekonomi, sosial,

teknologi dan kompetisi.

Sistem Pengendalian Manajemen

BAB VI

Penentuan Harga Transfer

Tujuan Penentuan Harga Transfer

Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division)dan unit divisi pembeli (buying

divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang

diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.

Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:

1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.

2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).

(8)

4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.

Metode Penentuan Harga Transfer

Istilah “harga transfer” yang digunakan disini adalah nilai yang diberikan kepada suatu transfer barang dan jasa dalam suatu transaksi dimana setidaknya ada satu pusat laba yang terlibat didalamnya. Harga semacam ini biasanya melibatkan suatu elemen laba karena sebuah perusahaan yang independent tidak akan mentransfer barang dan jasa ke perusahaan independent yang lain sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu.

Prinsip Dasar

Prinsip dasar dari harga transfer adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan membeli produk dari, dan menjual ke, satu sama lain, maka dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah:

a. Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau

membelinya dari pemasok luar? ( keputusan sourcing )

b. Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapakah produk tersebut

akan ditransfer antar pusat laba? ( keputusan harga transfer )

Situasi Ideal

Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi kondisi berikut ada, yaitu:

(9)

Idealnya manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dan jangka pendek dari pusat tanggung jawab mereka.

2. Atmosfer yang Baik

Manajer harus menjadikan proftabilitas sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan yang signifkan dalam penilaian kinerja pusat tanggung jawab.

3. Harga Pasar

Idealnya, harga pasar mencerminkan kondisi yang sama ( kuantitas, waktu pengiriman dan kualitas) dengan produk yang dikenakan harga transfer.

4 .Kebebasan Memperoleh Sumber daya

Idealnya, alternatif pusat tanggung jawab dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih alternative yang baik bagi pusat tanggung jawab mereka.

5. Informasi Penuh

Para manajer harus mengetahui semua alternative yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.

6. Negosiasi

Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.

Hambatan-Hambatan dalam Perolehan Sumber Daya

Idealnya seorang manajer pembelian bebas mengambil keputusan sourcing. Demikian halnya dengan manajer penjualan, ia harus bebas untuk menjual produknya ke pasar yang paling menguntungkan.

Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan sourcing :

1. Pasar yang Terbatas

Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual) :

a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan

(10)

b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang

terdifferensiasi, tidak ada sumber dari luar.

c. Jika perusahaan telah melakukan investasi yang besar, cenderung tidak akan

menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya variable perusahaan.

Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer yang paling memenuhi persyaratan system pusat laba adalah harga kompetitif. Dimana harga kompetitif mengukur kontribusi dari setiap pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitiif jika perusahaan tersebut tidak membeli atau menjual produknya ke pasar bebas melalui cara-cara:

a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk

menentukan harga transfer.

b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.

c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka

pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.

d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas

mak pusat laba tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk produk-produk eklusifnya.

2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri

Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas atau memiliki kapasitas produksi yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Dan sebaliknya, jika pusat laba pembelian idak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi ini terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam industry. Sehingga pusat laba pembelian terhalang dan laba perusahaan tidak optimal.

(11)

mengeliminasi unsur iklan, pendanaan, atau pengeluaran lain yang tidak dikeluarkan oleh pihak penjual dalam transaksi internal saat penentuan harga transfer.

Harga Transfer Berdasarkan Biaya

(Cost-based Transfer

Prices)

Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan berdasarkan biaya ditambah laba. Dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasar biaya, yaitu:

Dasar Biaya

Dasar yang umum adalah biaya standard. Biaya actual tidak boleh digunakan karena factor inefsiensi produksi akan diteruskan ke pusat lab pembelian.

Markup Laba

Dalam menghitung markup laba terdapat dua keputusan, yaitu apa dasar markup laba tersebut dan tingkat laba yang diperbolehkan. Dasar yang paling mudah dan umum dipergunakan adalah persentase dari biaya. Jika dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan. Sementara konsep yang lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk menghitung investasi yang akan digunakan ke setiap produkdapat menimbulkan permasalahan teknis.

Masalah kedua dalam markup laba adalah besarnya jumlah laba. Solusi konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi dihitung pada tingkat standard, dengan aktiva tetap dan persediaan pada tingkat biaya penggantian (replacement cost).

Biaya Tetap dan Laba Hulu

Permasalahan, pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkin tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang yang terkandung dalam harga pembelian internal. Bahkan jika pusat laba menyadari adanya biaya tetap dan laba hulu, pusat laba tersebut mungkin enggan untuk mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan. Metode mengatasi masalah ini adalah dengan cara-cara digambarkan dibawah ini.

(12)

Wakil-wakil dari unit penjualan dan pembelian bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya tetap dan lab hulu yang signifkan.

b) Dua langkah penentuan harga

Cara ini dengan membuat harga transfer meliputi dua beban. Pertama, untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya variable standard produksi. Kedua, pembebanan biaya berkala (biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian. Salah satu atau dua komponen tersebut harus memasukkan marjin laba.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan metode penentuan harga dua langkah :

 Pembebanan biaya per bulan untuk biaya tetap dan laba harus dinegosiasikan

secara berkala dan akan tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh unit pembeli.

 Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi investasi dan

biaya.

 Dengan system penentuan harga ini, inerja laba dari unit produksi tidak

dipengaruhi volume penjualan dari unit yang terakhir. Hal ini memecahkan masalah yang muncul ketika usaha pemasaran oleh unit usaha yang lain mempengaruhi kinerja laba dari unit produksi murni.

 Mungkin terdapat konfik antara kepentingan dari unit produksi dengan

kepentingan perusahaan.(Kelemahan ini diatasi dengan menentukan bahwa unit pemasaran memiliki prioritas utama dalam menggunakan kapasitas yang terbatas)

 Metode ini mirip dengan penentuan harga “take or pay” yang sering digunakan

oleh perusahaan-perusahaan sarana umum, saluran pipa, dan batubara, dan dalam kontrak jangka panjang.

c) Pembagian Laba

Sistem pembagian laba (proft sharing) dapat digunakan untuk memastikan keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan. System ini beroperasi dengan cara:

1. Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standard

(13)

Melaksanakan system pembagian laba semacam ini akan menimbulkan beberapa masalah teknis. Pertama, memakan waktu dan biaya kemungkinan adanya argument-argumen mengenai cara pembagian kontribusi antara pusat laba. Kedua, membagi laba antara pusat laba secara arbitrer tidak memberikan informasi yang tepat mengenai proftabilitas dari masing pusat laba. Ketiga, kontribusi tergantung pada kemampuan unit pemasaran menjual produk pada harga penjualan aktual.

d) Dua kelompok harga

Metode ini terkadang digunakan adannya konfik antara unit penjualan dan pembelian. Caranya, pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dan unit pembelian dibebankan dengan total biaya standard. Selisihnya dibebankan ke dalam akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasikan.

Tetapi ada kelemahan penggunaan metode dua kelompok harga, yaitu:

1. Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara keseluruhan.

2. Menciptakan suatu ilusi dimana unit usaha menghasilkan uang sementara

perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit ke kantor pusat.

3. Memicu unit usaha hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena terpaku

pada markup yang bagus dengan mengabaikan penjualan ke luar.

4. Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat

setiap kali ada transfer dan eliminasi akun saat laporan keuangan dikonsolidasikan.

5. Berkurangnya konfik pada unit usaha sehingga tidak menghadapkan manajemen

senior kepada permasalahan dalam struktur organisasi.

Penentuan Harga Jasa Korporat

Masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas jasa-jasa yang disediakan oleh unit staf korporat. Jika seluruh biaya dibebankan , maka semua biaya tersebut akan dialokasikan, dan alokasi tidak memasukkan komponen laba. Alokasi juga bukan merupakan harga transfer.

(14)

1. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dimana unit penerima

dapat mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara parsial.

2. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan

digunakannya atau tidak.

Pengendalian atas Jumlah Jasa

Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efsiensi kinerja dari kegiatan jasa-jasa unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya. Tiga teori pemikiran mengenai jasa-jasa.

1. Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang diberikan. Jika membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan termotivasi untuk menggunakan jasa-jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis. Dan sebaliknya, jika membayar melebihi dari biaya variable standard, maka mereka mungkin tidak akan menggunakan jasa-jasa yang dipandang perlu oleh manajer senior.

2. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan biaya variable standard ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standard (biaya penuh/fullcost). Pendukung teori ini berpendapat jika unit usaha tidak mempercayai bahwa jasa tersebut bernilai sebesar itu, maka ada sesuatu yang salah dalam kualitas atau efsiensi dari unit jasa tersebut. Biaya penuh mencerminkan biaya jangka panjang perusahaan, dan inilah yang harus dibayar.

3. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga pasar, atau biaya penuh standard (standard full cost) ditambah margin labanya. Harga pasar digunakan jika memungkinkan, jika tidak, maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan. Logikanya adalah modal yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya memperoleh tingkat pengembalian atas modal yang digunakan sebagaimana dengan unit produksi.

Pilihan Penggunaan Jasa

Pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit usaha dapat memilih apakah menggunakan jasa sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh jasa tersebut dari pihak luar, mengembangkan kemampuan mereka atu memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali.

Kesederhanaan dari Mekanisme Harga

(15)

Administrasi Harga Transfer

Negosiasi

Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer tidak ditentukan oleh staf pusat. Alasan mendasar dalam hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu funsi dari manajemen lini. Sebaliknya, jika manajemen pusat menentukan harga , meka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki proftabilitas akan semakin berkurang. Alasan lain unit usaha menegosiasikan harga transfer adalah bahwa unit bisnis biasanya memiliki informasi yang paling baik mengenai pasara dan biaya-biaya yang ada, sehingga pihak yang tepat untuk mencapai harga yang pantas.

Unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam melakukan negosiasi harga tersebut. Dimana, aturan harus mengatur sedemikian rupa supaya penentuan harga transfer tidak semata-mata ditentukan oleh keahlian individu dalam bernegosiasi. Tanpa adanya aturan semacam ini, manajer yang paling keras kepala sekalipun akan melakukan negosiasi dengan harga yang paling pantas.

Arbitrase dan Penyelesaian Konfik

Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga transfer, mungkin ada kasus dimana unit usaha tidak dapat menyetujui harga tertentu. Maka, suatu prosedur harus dapat dibuat menengahi arbitrase harga transfer. Tingkat formalitas dalam arbitrase harga transfer tergantung pada jenis dan luasnya potensi harga transfer. Dalam berbagai kasus arbitrase harga transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau eksekutif tingkat atu kantor pusat, Karena keputusan arbitrase memiliki dampak yang sangat mempengaruhi laba unit-unit usaha.

(16)

arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang ditetapkan, kadang kala dengan bantuan staf kantor yang lain.

Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konfik yang digunakan juga mempengaruhi efektiftas suatu sistem harga transfer. Terdapat empat cara penyelesaian konfik: memaksa (forcing), membujuk (smoothing), menawarkan (bargaining) dan penyelesaian masalah (problem solving). Mekanisme penyelesaian konfik dapat bervariasi, dari menghindari konfik melalui forcing dan smoothing, sampai penyelesaian konfik melaluibargaining dan problem solving.

Klasifikasi Produk

Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga transfer tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar serta harga pasar. Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin formal dan semakin spesifk peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia, maka perolehannsumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli (make or buy decisison) yang melebihi jumlah tertentu.

Beberapa perusahaan membagi produknya ke dalam dua kelas:

a. Kelas I, meliputi seluruh produk untuk manajemen senior ingin mengendalikan

perolehan sumber daya. Cirinya: volume besar, sumber internal dan pengendalian manajemen senior bertujuan menjaga kualitas. Perolehan sumber daya dari jenis ini dapat diubah hanya dengan izin manajemen senior.

b. Kelas II, seluruh produk lainnya yang ditransfer pada harga pasar. Cirinya: dapat

diproduksi pihak luar, volume relative kecil dan diproduksi dengan peralatan umum (general purpose equipment). Perolehan sumber daya ditentukan oleh unit-unit usaha yang terlibat baik dari dalam atau luar perusahaan.

Rangkuman

Mendelegasikan wewenang bergantung pada kemampuan untuk menyerahkan tanggung jawab atas laba. Tanggung jawab laba tidak dapat didelegasikan dengan aman kecuali dua kondisi berikut ini dipenuhi :

1. Pihak penerima delegasi memiliki seluruh informasi relevan yang dibutuhkan untuk

(17)

2. Kinerja penerima delegasi diukur berdasarkan seberapa baik unit tersebut

membuat trade-of antara biaya dan pendapat.

Dimana bagian-bagian dalam perusahaan berbagi tagunggung jawab untuk pengembangan, produksi, dan pemamaran produk, disitulah sistem harga transfer dibutuhkan jika bagian-bagian tersebut diserahkan tanggung jawab laba. Sistem harag transfer ini harus dihasilkan dalam kondisi yang telah disebutkan diatas. Dalam organisasi yang rumit, akan sulit jika akan membuat sistem harga transfer yang memastikam motifasi dan wawsan yang dibutuhkan untuk pengambialan keputusan yang optimal.

Dua keputusan terlibat dalam merancang suatu system harga transfer. Pertama adalah keputusan perolehan sumber daya: apakan perusahaan harus memproduksi produknya di dalam perusahaan atau membelinya dari pemasok luar? Yang kedua adalah keputusan harga transfer: pada harga berapakah produk tersebut ditransfer antar pusat laba?

Idealnya, harga transfer harus mengestimasikan harga normal pasar di luar, dengan penyesuaian untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika keputusan perolehan sumber daya mengalami hambatan, harga pasar merupakan harga transfer yang paling baik.

Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditetapkan berdasarkan biaya ditambah laba, meskipun harga transfer semacam ini terlalu rumit untuk dapat dapat dihitung dan hasilnya kurang memuaskan disbanding dengan harga yang berdasarkan harga pasar. Harga transfer berdasarkan biaya dapat dibuat pada tingkat biaya standar ditambah margin laba, atau dengan menggunakan sistem penentuan harga dua langkah.

Suatu metode untuk menegosiasikan harga transfer harus dibuat dan pula ada mekanisme arbitrase-nya untuk menyelesaikan pertikaian harga transfer, tetapi perjanjian ini tidak boleh terlalu rumit sehingga pihak manajemen tidak membuang terlalu banyak waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Sigit Haryono (2015), “The Effects of Service Quality on Customer Customer Satisfaction, Customer Delight, Trust, Repurchase Intention, and Word of Mouth ”,

SMALL CAP / 2 nd & 3 rd liner adalah saham saham yang dikategorikan yang mempunyai kapitalisasi yang kecil, cenderung mempunyai volatilitas yang tinggi dengan volume yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter logam berat Timbal (Pb) pada sampel sedimen pada titik 1 – 5 diperoleh konsentrasi logam berat Timbal

Huomionarvoista on myös se, että ikääntyneen asiakkaan tilanne saatiin asiakkuusprosessissa vakiinnutettua niin, että hänen sosiaalityön asiakkuutensa voitiin

Sedangkan maksud dan tujuan penelitian ini adalah menerapkan metode two stage least square (2 SLS) dalam mengatasi permasalahan endogenitas pada analisis regresi

Penelitian dilakukan di PT. ABC yaitu pada Cell S/A Coil XS156dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Hasil pengamatan dan wawancara diketahui bahwa operator mempunyai

Tugas akhir ini dengan menggunakan perangkat lunak pengenalan jenis ikan yang sudah ada[2], hanya dilakukan perubahan bahasa pemprograman dari pemprograman matlab

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya