• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem pengendalian manajemen bab 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem pengendalian manajemen bab 10"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN

**Kurniawan Hidayat, Farha, Arif Rahman Hakim, I Nyoman Asri Supatma, A, A Gede Sila Andra Yuga Putra, Moh. Ananda Sudariannto**

ABSTRACK Business unit managers reported that the performance had been done to his superiors. This reporting is done on a regular basis. The contents of this report in the form of comparison of revenue and actual costs and the budget that has been set. If there are deviations given detailed explanations. Reports received top managers researched and analyzed, in addition to also pay attention to the truth of the reports submitted. Reporting in this case will also determine the level of compensation to be given to the responsibility center managers are concerned. The purpose of making this paper one of them is to know how to perform the calculation of the difference as a result of the last activities of the management control process the scope of this paper on the analysis of performance reports. Keywords: strict supervision, lax supervision, the difference, the key variable.

ABSTRACK

Manajer unit usaha melaporkan kinerja yang telah dilakukan ke atasannya. Pelaporan ini dilakukan secara teratur. Isi laporan ini berupa perbandingan pendapatan dan biaya sesungguhnya dan anggaran yang telah di tetapkan. Jika terjadi penyimpangan diberikan penjelasan secara terinci. Laporan yang diterima manajer puncak diteliti dan dianalisis, disamping juga memperhatikan kebenaran laporan yang disampaikan. Pelaporan dalam hal ini juga akan menentukan tingkat kompensasi yang akan diberikan kepada manajer pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan. Tujuan pembuatan paper ini salah satunya adalah untuk mengetahui bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai akibat kegiatan terkahir proses pengendalian manajemen ruang lingkup dari paper ini mengenai analisis laporan kinerja.

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anggaran berbasis kinerja adalah penggunaan angggaran berdasarkan output yang dihasilkan. Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran bisa terjadi penyimpanagan dalam relisasinya. Penyimpanagn tersebut bisa terjasi karena kesalahan hitungan atau karena situasi dan kondisi pada saat dijalankannya program tersebut berbeda dengan pada saat program tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan untuk masa yang akan datang. Untuk memperbaiki kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dimasa yang akan datang maka perlu dikaukan perhitungan selisih yang di tetapkan dalam dunia praktik dengan memperhatikan keterbatasan analisis serta informasi lain dan aspek perilaku penilaian prestasi untuk menunjang keberhasilan dimasa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang kami bahas dalam paper adalah :

1. Bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai akibat kegiatan terkahir proses pengendalian manajemen ?

2. Bagaimana menganalisis selisih dalam dunia praktik ? 3. Apa saja keterbatasan analisis selisih ?

4. Apa saja informasi lain atau tambahan dalam analisis laporan kinerja ? 5. Bagaimana aspek perilaku pada penilaian prestasi ?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan Paper adalah :

1. Sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan wawasan megenai analisis laporan kinerja.

(3)

2. Untuk mengetahui bagaimana melakukan perhitungan selisih sebagai akibat kegiatan terkahir proses pengendalian manajemen.

3. Untuk mengetahui bagaimana menganalisis selisih dalam dunia praktik. 4. Untuk mengetahui keterbatasan analisis selisih.

5. Untuk mengetahui informasi lain atau tambahan dalam analisis laporan kinerja

6. Untuk mengetahui bagaimana aspek perilaku pada penilaian prestasi. 7. Sebagai syarat pemenuhan tugas kelompok dalam mata kuliah sistem

pengendalian manajemen.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari penyusunan Paper adalah:

1. Bagi penulis/penyusun

o Sebagai syarat dalam pemenuhan tugas kelompok pada mata kuliah sistem pengendalian manajemen.

o Penyusunan Paper ini diharapkan sebagai sarana memperluas pengetahuan mengenai analisis laporan kinerja dalam mata kuliah sistem pengendalian manajemen.

2. Bagi pihak lain

Untuk memperbanyak literatur, referensi dan pengetahuan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen.

1.5 Ruang Lingkup

(4)

1.6 Metode Penulisan

Pada pembuatan makalah, metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dari literatur yang terkait dengan materi analisis laporan kinerja serta dari internet. Sehingga apabila dalam penulisan Paper ada kata-kata atau kalimat yang hampir sama dari sumber atau penulis lain harap maklum dan merupakan unsur ketidak sengajaan.

1.7 Sistematika Penulisan ABSTACK

BAB I. PENDAHULUAN BAB II. PEMBAHASAN BAB III. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perhitungan Selisih

Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bisa dilihat dari efisien dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kegiatan perbandingan tersebut dilakukan oleh unit usaha ataupun juga perusahaan secara keseluruhan dengan menggunakan basis bulanan (beberapa diantaranya dengan menggunakan periode kuartalan). Beberapa perusahaan hanya melaporkan secara sederhana jumlah selisih yang terjadi selama periode tertentu tanpa melaporkan penyebab terjadinya selisih tersebut.

Laporan kinerja yang tidak dapat menunjukkan sebab-sebab terjadinya selisih yang terjadi selama periode tertentu tidak akan memberikan manfaat di masa yang akan datang, bahkan mungkin akan membingungkan. Laporan yang baik seharusnya menguraikan sebab-sebab terjadinya selisih dan bagaimana dampaknya terhadap laba, sehingga selisih harus diuraikan dari tingkat tertinggi yaitu selisih laba, sampai dengan tingkatan paling bawah sebagai penyebab terjadinya selisih.

(6)

jual, untuk unit usaha secara keseluruhan dan untuk pusat pendapatan dari unit memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap selisih dengan manajer yang bertanggungjawab secara individual.

Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-ide sebagai berikut :

o Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.

o Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab tersebut.

o Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-masing faktor penyebab.

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen 6 Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

(7)

o Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan.

o Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu, dimulai dengan tingkatan yang paling umum.

o Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari selisih laba secara keseluruhan.

2.2.1 Selisih Pendapatan

Pada bagian ini, diuraikan bagaimana menghitung selisih harga jual, selisih volume, dan selisih campuran. Perhitungan dibuat untuk masing-masing lini produk, dan hasil dari lini produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk menghitung selisih totalnya. Selisih positif menunjukkan laba (menguntungkan) karena laba sesungguhnya melebihi laba yang dianggarkan, dan selisih negative menunjukkan rugi (tidak menguntungkan).

o Selisih Harga Jual (Selling Price Variance)

Selisih harga jual dihitung dengan mengalikan perbedaan antara harga sesungguhnya dan harga standar dengan volume sesungguhnya atau dapat dinyatakan dalam rumus :

o Selisih Campuran dan Volume (Mix and Volume Variance)

Besarnya selisih campuran dan volume dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Selisih volume terjadi akibat penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Sedangkan selisih Selisih Campuran dan Volume = (Volume Sesungguhnya – Volume Dianggarkan) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)

(8)

campuran diakibatkan karena komposisi produk yang dihasilkan berbeda dengan komposisi produk yang dianggarkan.

o Selisih Campuran (Mix Variance)

Selisih campuran untuk masing-masing produk dihitung dengan menggunakan persamaan :

o Selisih Volume (Volume Variance)

Besarnya selisih volume dapat dicari dengan mengurangkan selisih volume dan selisih campuran dengan selisih campuran. Perhitungan selisih volume juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

o Analisis pendapatan yang lain

Jika tersedia informasi penjualan berdasarkan produk, selisih pendapatan dapat dianalisis lebih lanjut berdasarkan produk.

o Penetrasi Pasar Dan Volume Industri.

Analisis pendapatan diperluas untuk memisahkan selisih volume dan campuran menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan pangsa pasar dan yang disebabkan oleh perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah manajer unit usaha bertanggung jawab terhadap pangsa pasar tapi tidak bertanggung jawab terhadap volume industri, karena volume industri ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi secara luas. Persamaan berikut digunakan untuk memisahkan pengaruh penetrasi pasar dari volume industri atas selisih volume dan campuran:

Paper Pengukuran Kinerja Manajemen 8 Kelompok 10 ( Akuntansi Regular Pagi )

Selisih Campuran = ((Total Volume Sesungguhnya x Proporsi yang Dianggarkan) – (Volume Penjualan Sesungguhnya)) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)

Selisih Volume = ((Total Volume Penjualan Sesungguhnya) x (Persentase yang Dianggarkan)) – ((Penjualan yang Dianggarkan) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit))

volume industri atas selisih volume dan campuran:

(9)

2.2.2 Selisih Biaya (Expense Variance )

o Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh besarnya volume penjualan maupun volume produksi. Sesuai dengan sifat biaya ini, maka selisih yang terjadi dihitung dengan cara membandingkan antara biaya tetap menurut anggaran dengan biaya tetap sesungguhnya.

o biaya variable

Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan proporsional dengan volume. Biaya variabel yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume produksi sesungguhnya.

2.2.3 Ringkasan Selisih

Selisih yang terjadi beserta penyebabnya kemudian dilaporkan kepada manajemen sebagai dasar untuk melakukan penyempurnaan.

2.2 Analisis Selisih Dalam Dunia Praktik

Beberapa perbedaan dalam praktik diuraikan berikut ini: 2.2.1 Perbandingan Periode Waktu

(10)

pada 30 Juni terdiri dari jumlah sesungguhnya untuk enam bulan pertama ditambah estimasi penjualan dan biaya untuk enam bulan berikutnya.

Perbandingan anggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja sesungguhnya untuk tahun tersebut menunjukkan bagaimana dekatnya manajer unit usaha mengharapkan untuk mencapai target laba tahunan. Jika prestasi untuk tahun ke tanggal lebih buruk dari pada anggaran untuk tahun ke tanggal memungkinkan deficit atas prestasi yang dicapai bisa diatasi untuk bulan-bulan berikutnya. Di lain pihak kekuatan yang menyebabkan kinerja sesungguhnya atas anggaran yang rendah untuk tahun ke tanggal bisa saja diharapkan berlanjut untuk tahun yang tersisa, dimana akan menghasilkan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dianggarkan.

Manajer puncak membutuhkan estimasi realistic dari laba untuk tahun tersebut, baik karena disebabkan kebutuhan akan perubahan kebijakan deviden, memenuhi kas tambahan, atau engubah tingkat pengeluaran biaya kebijakan dan juga karena estimasi saat ini dari kinerja tahun tersebut kerap dilengkapi untuk analis keuangan dari pihak luar lainnya.

2.2.2 Memfokuskan Pada Laba Kotor

Pada banyak perusahaan perubahan harga ataupun factor lain diharapkan akan membawa perubahan harga jual, dan tugas manajer pemasaran adalah untuk memperoleh laba kotor yang dianggarkan. Kebijakan seperti itu khususnya penting pada periode terjadinya inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu tidak akan menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga, aka nada selisih laba kotor; laba kotor per unit berbeda antara harga jual dan harga pokok produk.

Hal ini dilakukan dengan mensubstitusi laba kotor untuk perbedaan antara harga jual sesungguhnya dengan harga pokok

(11)

standar. Harga pokok tandar hendaknya memasukkan perhitungan tersebut ke harga pokok produksi yang disebabkan oleh perubahan harga bahan baku dan tenaga kerja. Standar ini, lebih dari sesungguhnya, biaya yang digunakan atas ketidak efisienan produksi tidak memperhitungkan organisasi pemasaran.

2.2.3 Standar Evaluasi

Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu uni usaha dalam sistem pengendalian manajemen yakni :

1. Standar atau Anggaran Yang Ditetapkan Sebelumnya. Jika standar atau anggaran ini disusun secara hati-hati dan dikoordinasikan dengan baik, maka standar ini sangat bagus. Standar ini merupakan kinerja sesungguhnya yang dipakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran tersebut disusun dengan cara tidak hati-hati, cara ini tidak layak menjadi dasar perbandingan.

2. Standar Historis

Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan mendasar dari standar ini adalah : pertama, keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang dibandingkan. Kedua, kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat diterima.

3. Standar Eksternal

Standar ini diperoleh dari pusat pertanggung jawaban atau perusahaan lain. Kinerja dari suatu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada dua pusat pertanggung jawaban ini sama, perbandingan seperti ini mungkin menjadi dasar evaluasi kerja.

(12)

Jika perusahaan menggunakan sistem biaya penuh (full-cost system), maka baik biaya variable maupun biaya tetap dimasukkan sebagai elemen persediaan pada biaya standar per unit. Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal, beberapa biaya overhead tetap yang terjadi pada periode tersisa pada persediaan lebih dari mengalirkan ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika persediaan menurut selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap dikurangkan pada harga pokok penjualan dari paa jumlah sesungguhnya yang terjadi pada periode tersebut.

Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi sesungguhnya berbeda dari yang dianggarkan, bagian dari selisih volume produksi dimasukkan dalam persediaan. Juga, jumlah selisih volume produksi ini harus di hitung dan dilaporkan. Selisih ini merupakan perbedaan biaya tetap produksi yang sesungguhnya dan biaya produksi tetap standar pada volume bersangkutan.

Jika perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya variable, biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan sehingga tidak ada selisih volume produksi. Selisih biaya produksi tetap secara sederhana merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah sesungguhnya.

2.2.5 Biaya Teknik Dan Kebijakan

Selisih menguntungkan pada biaya teknik biasanya memberikan indikasi kinerja yang baik, yakni makin rendah biaya maka lebih baik kinerjanya. Sebaliknya, kinerja pusat biaya kebijakan biasanya dinilai atas dasar kepuasan jika biaya sesungguhnya sama dengan yang dianggarkan.

2.3 Keterbatasan Analisis Selisih

(13)

Walaupun analisis selisih merupakan cara yang bagus, tetapi ia mempunyai keterbatasan.

 Walaupun cara ini menunjukkan dimana selisih itu terjadi tapi ia tidak menjelaskan alasan terjadinya selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai tindaka-lanjutnya.

 Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut

penting atau tidak.

 Karena laporan kinerja merupakan kumpulan laporan, maka manajer menjadi lebih tergantung pada keterang dan ramalan.

 Laporan analisis selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi,tidak menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadapa tindakan yang telah dilakukan manajer.

2.4 Informasi Lain

Disamping menerima laporan selisih terhadap anggaran dan data sesungguhnya, manajer unit usaha tertentu juga menerima informasi dari sumber lainnnya.

2.4.1 Variabel kunci

sebelumnya sudah dibahas pentingnya penentuan dan pelaporan variabel kunci tertentu yang memerlukan tindakan segera. Variabel-variabel ini merupakan indicator penting atas kesuksesaan perusahaan. Yang terpenting adalah informasi atas variabel kunci harus menjadi perhatian utama manajer unit usaha.

2.4.2 Tujuan non keuangan

disamping tujuan keuangan yang harus dicapai maka tujuan non keuangan perlu juga dicaai karena perlu untuk menganalisis kinerja sebagai tambahan informasi pada anggaran laba.

2.4.3 Informasi informal

(14)

Kepentingan relative informasi informal, dibandingkan dengan laporan formal yang telah diuraikan, berbedda dengan yang diinginkan oleh manajer.

2.4.4 Tindakan manajemen

bagaimanapun juga keseimbangan antara informasi formal dan informal, prinsip yang terpenting adalah: laporan laba bulanan seharusnya tidak berisi banyak kejutan. Informasi yang signifikan hendaknya dikomunikasikan secara cepat segera setelah informasi tersebut dikertahui. Laporan formal tetaplah penting.

manfaat utama dari laporan formal adalah:

o Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer tingkat bawah utnuk mengambil tindakan perbaikan atas inisitatif mereka sendiri.

o Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.

o Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akutat.

o Laporan formal bisa mengkonfirmasi atas informasi dari pihak luar.

2.5 Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi

Kebanyakan perusahaan menggunakan tekik yang sama dalam penyusunan dan me review anggaran laba dan dalam laporan yang berurutan terhadap anggaran yang di setujui. Inilah yang disebut aspek teknik dalam sistem penyusunan anggaran formulir yang digunakan untuk menyusun anggaran, format selisih biaya dan realisasinya , frekuensi laporan, dan lain-lain sama pada benyak perusahaan,. Namaun perbedaannya adalah cara menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sisitem penganggaran tersebut.

2.5.1 Pengawasan ketat ( Tigh controls )

(15)

Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manager bawahan bekerja secara efektif jika mereka hanya di tagetkatakn untuk jangka pendek saja, dan manajer puncak bisa mambentu bawahan dalam mengatasi masalah harian. Dengan pengawasan ketat, tujuan laba suatu manajer unit usaha di pertimbangkan sesuai komitmen perusahan dimana ia diukur dankemudian di evaluasi. Jadi sistem pengawasan ketat merupakan suatu sisitem dimana kinerja manajer dievaluasi terutama berdasarkan kemampuannya mencapai target yang telah ditetapkan.

2.5.2 Pengawasan longgar

Pengawasan longgar didasarkan pada filosofi manajeman yang diilustrasikan dengan pernyataan ‘ saya menyewa seseorang dan saya membiarkannya untuk melakukan pekerjaannya sendiri.dengan pengawasan longgar, anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi.

2.5.3 Pengaruh perilaku pengawasan ketat dan longgar

Sistem pengawasan memilki beberapa keuntungan yaitu :

o Pengawasan ketat cendrung mencegah manajer untuk bersikap tidak efisien ataupun membuang-buang waktu.

o Tekanan yang konsisiten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang lebih untuk menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.

Kelamahan pengawasan ketat adalah :

o Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek daripada kepantingan jangka panjang perusahaan.

o Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak melakukan tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang. o Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujauan yang akan

(16)

o Pengawasan yang ketat mendorong manajer untuk memanifulasi data.

Studi empiris yang pernah diakukan hopwood mengemukakan bahwa pengawasan ketat akan menjadikan:

o Hubungan kerja yang tidak harmonis

o Jelek hubungan dengan atsan

o Jeleknya hubungan dengan rekan kerja

o Kecendrungan manipulasi laporan akuntansi.

2.5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pengawasan ketat dan longgar

o Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji coba.

o Tingkat dimana variable kinerja secara kritis bisa di pengaruhi oleh manajer unit usaha.

o Tingkat ketidakpastian yang melekat pada operasional perusahaan.

o Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.

(17)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 1. Perhitungan selisih

Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-ide sebagai berikut :

o Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.

o Pecah seluruh selisih laba berdasarkan faktor-faktor kunci penyebab tersebut.

o Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-masing faktor penyebab.

o Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan hanya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan.

o Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu, dimulai dengan tingkatan yang paling umum.

o Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor-faktor yang mendasari selisih laba secara keseluruhan.

2. Analisis Selisih Dalam Dunia Praktik

Beberapa perbedaan dalam praktik diuraikan berikut ini: o Perbandingan Periode Waktu

(18)

o Standar Evaluasi

o Full-Cost System

o Biaya Teknik Dan Kebijakan 3. Keterbatasan Analisis Selisih

o selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai tindaka-lanjutnya.

o Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting atau tidak.

o selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi,tidak menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadapa tindakan yang telah dilakukan manajer

4. Informasi Lain

Manfaat utama dari laporan formal adalah:

o Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer tingkat bawah utnuk mengambil tindakan perbaikan atas inisitatif mereka sendiri. o Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.

o Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akutat.

o Laporan formal bisa mengkonfirmasi atas informasi dari pihak luar. 5. Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi

o Pengawasan ketat ( Tigh controls )

o Pengawasan longgar

o Pengaruh perilaku pengawasan ketat dan longgar

o Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pengawasan ketat dan longgar.

3.2 Saran

Paper kami masih jauh dari kesempurnaan, oleh Karen aitu kami sebagai penyusun ( kelompok sepuluh ) mengharapkan kritik dan saran yang

(19)

bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan penyusunan kami dimasa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Halim Abdul, Dkk. 2000, Sistem Pengendalian manajmen Edisi Revisi, UPP AMP YKPN.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen ( Studi Kasus Pada Pt Sari Husada), Irwan Susanto, Abdullah Taman, Sukino

Referensi

Dokumen terkait

Skala kawalan sosial tidak formal dari dimensi komitmen mengukur tahap komitmen golongan muda terhadap keluarga, universiti dan rakan-rakan, di mana lebih tinggi

Sistem penilaian di Perguruan Tinggi yang pada saat ini masih menggunakan cara manual, yaitu nilai mahasiswa yang telah dikoreksi oleh dosen diserahkan kepada

Huomionarvoista on myös se, että ikääntyneen asiakkaan tilanne saatiin asiakkuusprosessissa vakiinnutettua niin, että hänen sosiaalityön asiakkuutensa voitiin

UPTD Tahura Poboya Paneki mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas operasional dan atau teknis penunjang pada bidang Taman Hutan Raya serta melaksanakan

Pemberian diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) pada pasien gizi kurang adalah langkah yang tepat. Tujuan pemberian diet TKTP ini adalah memberikan makanan secukupnya

Deskripsi Uraian pada awal buku berisi tujuan penulisan, cara belajar yang harus diikuti, mengantarkan peserta didik untuk mengenal dan memahami materi yang akan dipaparkan,

merupakan indikator yang memberikan kontribusi terbesar dalam menjelaskan laten persepsi mahasiswa terhadap dosen karena memiliki nilai factor loading sebesar 0,82

Mikrometer sekrup disebut juga mikrometer ulir. Alat ini mempunyai ketelitian pengukuran sampai 0,01 mm, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur tebal lempengan