MODUL 11
SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)
1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar
Sistem Harga Pokok Standar ialah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya produksi standar untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Biaya standar harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui :
A. penelitian teknis, penilaian prestasi, B. penelitian laboratorium,
C. penelitian gerak & waktu,
D. penentuan standar kuantitas dan kualitas,
E. penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan dengan teliti, terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk mengukur pelaksanaan. Biaya Standard merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari Material, Direct Labor & FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu
Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama tujuannya dengan suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, karena suatu anggaran dikaitkan dengan jumlah biaya secara keseluruhan dan bukannya jumlah biaya per unit 3 aktivitas dalam sistem harga pokok standar :
1. Penentuan standar
2. Pengumpulan biaya sesungguhnya terjadi
2. Hubungan Anggaran Dengan Harga Pokok Standar
Anggaran dan harga pokok standar keduanya merupakan penentuan biaya yang dilakukan di muka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.
Beberapa perbedaan antara anggaran dengan HP. Standar antara lain sebagai berikut :
a. tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar
b. anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar adalah biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana.
c. Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar kinerja dinilai baik.
d. Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian di dalam perusahaan (pemasaran, produksi, atau administrasi & umum ) sedangkan biaya standar umumnya hanya untuk biaya produksi saja.
e. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa) penyebabnya dengan teliti, sedankan anggaran yang tidak didasarkan atas bi. Standar hanya menekankan penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya tidak diperiksa lebih lanjut.
3. Manfaat Harga Pokok Standar
Memberikan sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk :
a. Perencanaan b. Koordinasi
c. Pengambilan keputusan d. Pengendalian biaya
e. Memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian (Exception Principle) f. Penentuan insentif kepada personal
g. Mengurangi biaya administrasi. 4. Jenis-jenis Standar.
Standar ini mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya hambatan atau penghentian proses produksi yang tidak dapat dihindari baik karena faktor internal maupun eksternal. Seringkali disebut sebagai standar pada kapasitas penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai karena tidak mungkin dicapai.
b. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)
Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang didasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan yang tidak bisa dihindari karena faktor internal.
c. Standar kapasitas normal (normal capacity standard)
Juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan produksi dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan internal dan eksternal.
d. Standar kapasitas yang diharapkan ( expected capacity standard)
Menggunakan pendekatan jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yng diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki.
Jadi Jenis standar adalah sebagai berikut :
1. Standar teoritis (std ideal), standar yang ditetapkan untuk tingkat operasi yang paling efisien
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu, standar ini ditetapkan berdasarkan rata-rata periode yang lalu, baik itu efisien atau tidak.
3. Standar normal, std ini didasarkan atas biaya taksiran biaya dimasa yad, dengan asumsi kondisi ekonomi normal
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai, std ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
Penentuan Harga Pokok Standar. Penyusunan biaya standar
1. Standar BBB :
Harga bahan per unit x unit bahan yang digunakan untuk membuat 1 unit produk jadi.
Contoh : untuk membuat 1 unit produk X dibutuhkan 5 kg bahan dengan harga std per kg Rp100, maka : standar bahan baku : 5 kg x Rp 100 = Rp 500
2. Standar BTKL
Tarif upah per jam x jam yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk jadi Contoh : untuk membuat 1 unit dibutuhkan waktu 3 jam dengan tarif std per jam Rp300, maka standar upah per unit : Rp 3 x Rp300 = Rp900
3. Standar FOH
Jam mesin/jam kerja x tarif std FOH
Contoh : untuk menghasilkan 1 unit produk dibutuhkan jam kerja 3 jam dengan tariff Rp 250, maka FOH standar adalah : 3 x Rp250 = Rp 750
Maka standard HP produksi/ unit adalah Rp 2.150
Analisis Varian
Varian : perbedaan yang timbul dengan membandingkan antara biaya aktual atau kapasitas dengan biaya standar bahan baku, upah dan FOH.
Varian tidak menguntungkan (Unfavorable), apabila biaya aktual melebihi biaya standar
Varian menguntungkan (Favorable), apabila biaya standar melebihi biaya aktual Jenis Varian :
1. Varian BBB 2. Varian BTKL 3. Varian FOH 1. Varian BB
- Varian harga, merupakan selisih antara biaya standar dan biaya aktual yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan olrh kekuatan luar. Manajemen tidak dapat mengendalikan penyimpangan semacam ini, karena diakibatkan oleh perubahan harga barang-barang yang dibeli. Varian harga dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
- Varian Quantitas, merupakan selisih antara input standar yang dibenarkan dengan input aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh manajemen. Persamaannya adalah :
( Qstd – Q ssg) x H std Contoh :
Biaya standar per unit untuk bahan sebesar Rp 8.000, jumlah pembelian 6000 unit @ Rp 8.200, digunakan dalam proses produksi 4.000 unit, sedangkan standar input yang dibenarkan 4.100 unit.
Hitunglah varian harga dan varian kuantitas ! Jawab :
Varian harga :
• Saat dibeli : (Rp8.200 – Rp8.000) x 6.000 = Rp1.200.000 (UF)
• Saat dipakai : (Rp8.200- Rp8.000) x 4.000 = Rp 800.000 (UF) Varian Kuantitas :
• (4.000 – 4.100) x Rp 8.000 = Rp 800.000 (F) 2. Varian BTKL
- Varian efisiensi upah, adalah selisih antara jam kerja standar yang dibenarkan dengan input jam kerja aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh manajemen. Persamaannya sbb :
(JK std-JK ssg) x T std
- Varian Tarif upah, yaitu selisih antara tarif standar dengan tarif upah aktual yang dibayar. Penyimpangan ini disebabkan oleh pengaruh ekstern (misalnya serikat buruh) yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, persamaannya sbb :
Contoh : Tersedia data sebagai berikut, jam aktual 5.000 jam dengan tari upah aktual Rp 4.100 dan tarif upah standar Rp 4.200, jam kerja standar 5.200 jam. Tentukan varian tarif dan efisiensi upah !
Varian Tarif : (Rp 4.100 – Rp 4.200) 5.000 = Rp500.000 (F) Varian efisiensi upah : (5.000- 5.200) Rp 4.200 = Rp840.00 (F) 3. Varian FOH
Penyimpangan overhead dapat ditimbulkan oleh tiga hal : - Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal
- Biaya overhead aktual melebihi atau kurang dari biaya overhead yang dianggarkan
- Jam kerja aktual berbeda dengan jumlah jam kerja standar yang dibenarkan untuk jumlah produksi yang dicapai
Tarif yang telah ditentukan digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik, umumnya didasarkan pada jam kerja standar (jam kerja yang dianggarkan berdasarkan pada jumlah unit yang diproduksi). Penyimpangan akan timbul bilamana jam kerja aktual (jumlah jam kerja yang dipakai selama periode tertentu) berbeda dari jumlah jam kerja standar, atau apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar atau kurang dari yang dianggarkan.
a. Varian overhead bersih atau menyeluruh dihitung sebagai berikut : FOH aktual – (K std x T FOH)
b. Varian overhead dengan dua selisih : - V. Terkendali :
FOH Aktual - {(KN x TT) + (Kstd x TV)}
- V. Volume :
(KN - Kstd) x TT Contoh :
Jam Kerja Langsung (JKL) aktual 5.000 jam JKL Standar 5.200 jam
Kapasitas Normal 6.000 jam
Tarif tetap FOH pada Kapasitas Normal Rp 3.000 Tarif Variabel FOH Rp 2.000
FOH aktual Rp 29.500.000 Maka :
1. Varian overhead bersih :
Rp 29.500.000 – (5.200 jam x Rp 5000) = Rp 3.500.000 (UF) 2. Varian overhead dua selisih
- Varian terkendali :
Rp29.500.000 – [(6.000x3.000)+(5.200x2.000)] = Rp1.100.000 (UF) - Varian Kapasitas :
(6.000 – 5.200) Rp3.000 = Rp 2.400.000 (UF) Contoh perhitungan harga pokok standar
Standard cost per unit untuk produk X pada Kapasitas Normal 10.000 JamKerja Langsung sbb : DM : 3kg @ Rp400 Rp 1.200 DL : 0,5 jam @ Rp 1.100 550 FOH : V 0,5 jam @ Rp600 300 F 0,5 jam @ Rp800 400 Jumlah 2.450
Kegiatan selama bulan Januari 2000 :
1. Pembelian Bahan baku 60.000 kg @ Rp 395, pemakaian bahan 58.000 kg 2. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 10.800.000 untuk 9.000 JKL 3. FOH actual sebesar Rp 13.490.000
4. Produk dalam proses akhir (BB 100%, BK 60%) sebanyak 2.500 unit
5. Produk Selesai sebanyak 17.000 unit, terjual sebanyak 16.500 unit @ Rp3.400 6. Total biaya administrasi dan pemasaran pada periode Januari Rp 4.500.000
Diminta :
1. Tentukan PE, Standard DM & Std Jam kerja 2. Tentukan varian DM, DL dan FOH
3. Susunlah Laporan Laba Rugi
a. Standar Biaya Bahan Baku
Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi yang ditentukan oleh 2 faktor yaitu : standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku.
Perhitungan Selisih Harga Bahan Baku (SHB)
HS = harga beli sesungguhnya HSt= harga beli standar
KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli Jika HS > HSt , maka selisih harga tidak menguntungkan (unfavorable) Jika HS < HSt, maka selisih harga menguntungkan (favorable) Perhitungan Selisih Kuantitas Bahan Baku (SKwBB)
KSt = Kuantitas standar BB yang dipakai KS = Kuantitas sesungguhnya BB dipakai Jika KS > KSt, maka selisih kuantitas tidak menguntungkan (unfavorable) Jika KS < KSt , maka selisish kuantitas menguntungkan (favorable) b. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : (a) Standar tarif upah langsung, (b) Standar waktu (jam) kerja langsung.
Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung Selisih Tarif Upah Langsung (STUL) = (TS – TSt ) JS Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEUL) = (JS – JSt ) TSt c. Standar Biaya Overhead Pabrik
Merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi. Perhitungan dan analisa selisih biaya overhead pabrik.
SHB = ( HS-HSt ) KS
Selisih BOP timbul karena perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan BOP standar. Ada beberapa metode analisa selisih BOP, yaitu :
(1) Metode analisa dua selisih
Selisih Terkendali (controllable variance)
AFKSt = Anggaran flexibel pada kapasitas atau jam standar BTA = Biaya tetap dianggarkan
TV = Tarif Variabel TT = Tarif tetap
KN = Kapasitas (jam) normal KSt = Kapasitas (jam) standar
Jika BOPS >AFKSt , maka selisih tidak menguntungkan Jika BOPS < AFKSt, maka selisih menguntungkan
Selisih Volume (volume variance) SV = AFKSt – ( KSt x T )
= [ (KN x TT) + (KSt x TV) ] - [ (KSt x TT) + (KSt x TV) ] = (KN x TT) – (KSt x TT)
= ( KN – KSt ) TT
Jika KN > KSt, maka selisih merugikan (unfavorable) Jika KN < KSt, maka selish menguntungkan (favorable) (2) Metode analisa tiga selisih
Selisih Anggaran (spending variance) SA = BOPS – AFKS atau
SA = BOPS – (KN x TT) – (KS x TV)
ST = BOPS – AFKSt atau
ST = BOPS - [BTA + (KSt x TV)]
= BOPS - [ (KN x TT) + (KSt x TV)]
atau
Jika BOPS > AFKS, maka selisih UF Jika BOPS < AFKS, maka selisih F Selisih Kapasitas (capacity variance) SK = ( KN – KS ) TT
Jika KN > KS, maka selisih UF Jika KN < KS, maka selisih F
Selisih efisiensi (efficiency variance) SE = BOPB – BOPSt atau
SE = ( KS – KSt ) T
Jika KS > KSt , maka selisih UF Jika KS < KSt, maka selisih F (3) Metode Analisa empat selisih
Selisih Anggaran Selisih Kapasitas
Selisih Efisiensi Variabel Selisih Efisiensi Tetap
6. Metode Akuntansi Sistem Harga Pokok Standar Ada dua metode :
a. Metode Rancangan Tunggal (Single Plan)
b. Metode Rancangan Berat Sebelah ( Partial Plan) SINGLE PLAN , karakteristiknya :
• Akun BDP di debit dan di kredit sebesar harga pokok standarnya
• Selisih biaya merupakan bagian dari pembukuan (incomtable), artinya setiap selisih biaya dibuatkan akuntersendiri & dicatat saat terjadinya, sehingga pada metode ini selisih biaya dapat dianalisa setiap saat.
• Akun BDP di debit sebesar HP. Sesungguhnya dan di kredit sebesar HP. Standarnya.
• Selisih biaya baru dapat dianalisa pada akhir periode secara extra comtable ( di luar pembukuan )
Contoh :
PT. Fajar memproduksi produk dengan menetapkan standar sbb :
Data biaya standar untuk 1 unit produk (KN = 5.000 unit) untuk bulan Mei 2003
BBB : 3 kg @ Rp50 Rp 150 BTKL : 2 jam @ Rp 80 160 BOP : Variabel : 2 jam @ Rp 15 30 Tetap : 2 jam @ Rp 20 40 ---Rp 380 ======== Data sesungguhnya :
1. BDP awal Mei 500 unit, tk. Penyelesaian 100% BB, 40% BK. Produk selesai = 4.000 unit. BDP akhir = 1.000 unit, tk. Penyelesaian 60% BB, 20% BK. 2. Pembelian bahan baku sebanyak 15.000 kg @ Rp 49. Bahan baku yang
dipakai = 12.500 kg.
3. Tenaga Kerja Langsung (TKL) yang dipakai sebanyak 7.800 jam, tarif upah Rp 84/jam.
4. BOP sesungguhnya = Rp 321.000
5. Penjualan bulan Mei 3.000 unit dengan total penjualan Rp 1.500.000 Prosedur Akuntansi Metode Single Plan :
a. Akuntansi sediaan BDP awal
BDP – BBB Rp 75.000
BDP – BTKL 32.000
BDP – BOP 14.000
Perhitungan :
BBB = 100% x 500 x Rp 150 = Rp 75.000 BTKL = 40% x 500 x Rp 160 = 32.000 BOP = 40% x 500 x Rp 70 = 14.000
b. Akuntansi BBB
• Selisih harga BB dicatat saat dibeli Jurnal saat pembelian
Sediaan BB Rp 750.000 (15.000 x Rp 50)
Selisih HBB Rp 15.000 {(Rp 49 – Rp 50) 15.000}
Utang Dagang 735.000 (15.000 x Rp 49) Jurnal saat pemakaian BB (Selisih Kuantitas BB)
BDP – BBB Rp 615.000 (12.300 x Rp 50)
SKwBB 10.000 {(12.500 – 12.300) Rp50}
Sediaan BB Rp 625.000 (12.500 x Rp50)
Perhitungan :
Unit ekuivalen BB (metode FIFO) = 4000 + 1000 (60%) – 500 (100%) = 4.100 u Kuantitas pemakaian BB standar = 4.100 unit x 3 kg = 12.300 kg
• Selisih harga BB dicatat saat dipakai Jurnal saat pembelian
Sediaan BB Rp 735.000 (15.000 x Rp 49)
Utang Dagang Rp 735.000
Jurnal saat pemakaian BB
BDP – BBB Rp 615.000
SKwBB 10.000
SHBB Rp 12.500 {(Rp 49 – Rp50) 12.500}
Sediaan BB 612.500 (12.500 x 49 )
Jurnal saat pembelian
Sediaan BB Rp 750.000
SHBB Rp 15.000
Utang Dagang 735.000 Jurnal saat pemakaian BB
BDP – BBB Rp615.000
SKwBB 10.000
Sediaan BB Rp 625.000
Jurnal untuk mencatat SHBB dipakai
SHBB dibeli Rp 12.500
SHBB dipakai Rp 12.500
c. Akuntansi BTKL
Jurnal saat terjadinya upah
Biaya gaji & upah Rp 655.200 (7.800 jam x Rp 84)
Utang gaji & upah Rp 655.200
Jurnal distribusi gaji & upah
BDP – BTKL Rp640.000 (8.000 x 80)
STUL 31.200 {(Rp 84 – Rp 80) 7.800 jam}
SEUL Rp 16.000 (7.800 – 8.000) Rp80
Biaya gaji & upah 655.200 Perhitungan :
Unit ekuivalen BK = 4.000 + 1000 (20%) – 500 (40%) = 4.000 unit Jam kerja standar = 4.000 unit x 2 = 8.000 jam
d. Akuntansi BOP Mencatat BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp 321.000
Berbagai akun di kredit Rp 321.000
Jurnal pembebanan BOP kepada produk
BDP – BOP Rp 280.000 (8.000 jam x Rp 35)
Selisih terkendali 1.000 Selisih volume 40.000
BOP sesungguhnya Rp 321.000
Perhitungan :
o Unit ekuivalen = 4000 + 1000 (20%) – 500 (40%) = 4.000 unit
o Kapasitas standar = 4.000 x 2 jam = 8.000 jam
o Selisih terkendali =
Rp 231.000 –{(10.000 x 20) + (8.000 x 15)} = Rp 1.000 (UF) o Selisih Volume =
(10.000 – 8.000) x Rp 20 = Rp 40.000 (UF)
e. Akuntansi sediaan produk selesai
Jurnal untuk mencatat produk selesai
Sediaan produk selesai Rp 1.520.000 (4.000 x Rp 380)
BDP – BBB Rp 600.000 (4.000 x Rp 150)
BDP – BTKL 640.000 (4.000 x Rp 160)
BDP – BOP 280.000 (4.000 x 70)
Jurnal saat penjualan :
Kas/piutang dagang Rp 1.500.000
Penjualan Rp 1.500.000
HPP Rp 1.140.000 (3.000 x Rp 380)
f. Akuntansi sediaan BDP akhir
Sediaan BDP Rp136.000
BDP – BBB Rp 90.000 (60% x 1.000 x Rp 150)
BDP – BTKL 32.000 (20% x 1.000 x Rp 160)
BDP – BOP 14.000 (20% x 1.000 x Rp 70)
7. Selisih Komposisi dan Selisih Hasil Bahan Baku
Di dalam perusahaan manufaktur yang mengolah produk dengan menggunakan beberapa jenis bahan baku seringkali komposisinya dapat diubah-ubah di dalam toleransi perubahan komposisi yang dimungkinkan untuk menghasilkan produk selesai dengan kualitas sama.
1. Standar Komposisi Bahan Baku (material mix standard) dan Selisih Komposisi Bahan Baku ( material mix variance )
Standar komposisi bahan baku adalah komposisi dari setiap jenis bahan baku yang seharusnya dikonsumsi di dalam pengolahan produk tertentu.
Selisih komposisi bahan baku adalah selisih biaya yang timbul karena perbedaan antara komposisi yang sesungguhnya (dihitung sebesar kuantitas setiap jenis bahan baku yang dipakai dikali harga standar setiap jenis BB yang dipakai) dibandingkan dengan komposisi standar
2. Standar Hasil Bahan Baku ( material yield standard ) dan Selisih Hasil Bahan Baku ( material yield variance )
Standar hasil bahan baku adalah hasil yang seharusnya diperoleh dari pengolahan bahan baku-bahan baku tertentu.
Selisih hasil bahan baku adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara biaya bahan baku pada komposisi standar dibandingkan dengan hasil yang sesungguhnya diperoleh dari bahan baku yang diolah.
Contoh :
Perusahaan konveksi “Kamila” menggunakan sistem HP. Standar. Untuk menghasilkan 5 potong kemeja dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar sbb :
Jenis bahan Kuantitas Harga standar per meter Jumlah A B C 8 m 10 m 7 m Rp 100 300 50 Rp 800 3.000 350 25 m Rp 4.150
Data sesungguhnya yang terjadi selama bulan Maret 2003 sbb : 1. Pembelian BB :
Bahan A : 2.500 m @ Rp 125 Bahan B : 3.000 m @ Rp 275 Bahan C : 3.500 m @ Rp 60 2. Pemakaian BB :
Bahan A : 2.000 m, bahan B : 2.800 m, bahan C : 3.200 m. 3. Jumlah produksi kemeja selama Maret 2003 = 1.500 potong Diminta : Analisa selisih BBB
Jawab : Selisih BBB : a. SHBB saat dibeli : SHBB = (HS – HSt) Kw pembelian Bahan A : (125 – 100) 2.500 = Rp62.500 (UF) Bahan B : (275 – 300) 3.000 = 75.000 (F) Bahan C : (60 – 50) 3.500 = 35.000 (UF) ---SHBB dibeli Rp22.500 (UF) ============= b. SHBB saat dipakai :
SHBB = (HS – HSt) Kw pemakaian sesungguhnya Bahan A : (125 – 100) 2.000 = Rp50.000 (UF) Bahan B : (275 – 300) 2.800 = 70.000 (F) Bahan C : (60 – 50) 3.200 = 32.000 (UF) ---SHBB dipakai Rp12.000 (UF) ============ c. Selisih Komposisi BB Jenis baha n (1) Standar komposis i (2) Komposisi sesungguhnya (3) Komposisi standar (2) X 8.000 = (4) Harga standar (5) Selisih Komposisi (3-$) X (5) = (6) A B C 8/25 10/25 7/25 2.000 2.800 3.200 2.560 3.200 2.240 100 300 50 Rp56.000 (L) 120.000 (L) 48.000 (R) 8.000 8.000 Rp128.000 (L)
d.
Selisih Hasil BB
Selisih hasil BB = standar hasil – hasil sesungguhnya
= (HsS – HsSt) BBBSt
Standar hasil BB yang digunakan :
8.000 m/25 m x 5 potong x Rp 4.150/5 potong =
Rp 1.328.000
Hasil sesungguhnya :
1.500 potong x Rp 4.150/ 5 potong =
1.245.000
---Selisih Hasil BB
Rp 83.000 (R)
a. Standar kuantitas adalah mengindikasikan seberapa banyak input yang sebaiknya digunakan dalam mengolah satu unit produk atau dalam menyediakan satu unit jasa.
b. Standar biaya (harga) adalah mengindikasikan berapa harga pembelian atau biaya input yang seharusnya.
Biaya input actual dan kuantitas input aktual dibandingkan dengan standarnya.manajer menyelidiki ketidak sesuaian jika kuantitas input maupun biaya input menyimpang dari standar.
Tujuannya adalah menemukan penyebab dari masalah yang ada kemudian melenyapkannya sehingga masalah itu tidak terulang lagi, Proses ini disebut Management by Exepction
Perusahaan manufactur,jasa,makanan dan organisasi nirlaba menggunakan standar secara luas.
Penentuan Biaya Standar
Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah science.
Hal ini membutuhkan sebuah kombinasi keahlian dari semua personal yang punya tanggung jawab terhadap harga harga input secara efektif.
Dalam lingkungan manufactur hal ini meliputi akuntan,manajer pembelian,ansinyur,suprvisi produksa,manajer linidan pekerja pekerja.Catatan-catatan masa lalu tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam penentuan standar.Bagaimanpun,standar harus didesain untuk mendorong operasi mas datang yang efisien,bukannya pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.
Standar praktis versus standar ideal A. Standar ideal
adalah standar yang dapat dicapai pada situasi terbaik harus tidak ada kerusakan mesin atau gangguan kerja yang lain,dan juga diperlukan suatu tingkat usaha yang hanya dapat diperoleh dengan tenaga kerja yang paling terampil dan efisiensi kerja karyawan yang bekerja dengan waktu 100%.
adalah didefinisikan sebagai standar yang ketat tapi dpat dicapai.Dalam standar ini diperbolehkan mesin berhenti secara normal dan waktu istirahat bagi pekerja dan standar ini dapat dicapai secara masuk akal,melalui efisiensi yang tinggi dan usaha rata rata pekerja.
Penentuan Standar Bahan Langsung
Standar kuantitas bahan langsung per unit harus menggambarkan jumlah bahan yang dimasukan untuk pembuatan satu unit produk selesai,juga cadangan untuk sisa bahan yang tidak dapat dihindari,bahan rusak dan ketidakefisiennya norma lainnya. Selisih bahan dapat dihitung yaitu terdiri dari dua :
a. Standar Harga b. Standar kuantitas
Penentuan Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar kuantitas dan stanndar harga tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dalam ukuran jam kerja dan tariff tenaga kerja. Tarif tenaga kerja standar perjam meliputi upah yang diterima,tunjangan dan biaya tenaga kerja lainnya.
Dengan menggunakan catatan upah bulan lalu dan berkonsentrasi dengan manajer produkinya,Tery menentukan tariff standar perjam bagi colonial pewter companysbb:
Tarif dasar per jam $10
Pjak Karyawan 1
Tunjangan,30% dari tariff upah dasar 3 =====
Tarif standar jam kerja langsung $ 14
Tarif standar ini menggambarkan “bauran” pekerja yang diharapkan,meskipun tariff upah sesungguhnya mungkin berbeda anatara satu individu dengan individu yang lain.
Standar waktu tenaga kerja langsung diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk (biasanya disebutdengan jam standar per unit) mungkin satu sayunya standar yang sangat sukar ditentukan.
Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sama seperti seperti tenaga kerja langsung,satandar kuantitas dan standar harga bagi overhead pabrik variable biasanya dinyatakan dalam jam dan tariff.
Apakah Standar Sama Dengan Anggaran
Standar sangat mirip dengan anggaran.Perbedaan utama antara dua istilah tersebut adalah bahwa standar dinyatakan dalam jumlah unit sedangkan anggaran dinyatakan dalam jumlah total.Biaya standar bahan dalam colonial Pewter adalah $12 per pasang sandaran buku.
Jika 1000 pasang sandaran buku diproses selama anggaran,maka biaya bahan yang dianggarkan menjadi $12000.Sebenarnya suatu standar dapat dipandang sebagai biaya yang dianggarkan untuk satu unit produk
Jam atau Tarif Biaya Sandar
kuantitas atau harga
standar standar
Bahan Lansung 3,0 pound $ 4 per pound $ 12,00
Tenaga kerja langsung 2,5 jam 14 per jam 35,00 Overhead pabrik variable 2,5jam 3 per jam 7,5 ======= Biaya standar total per unit $54,50
======= Model Umum untuk Analisis Selisih
Alasan penting dalam membagi standar ke dalam 2 kategori –harga dan kuantitas- adalah
a. bahwa manajer yang berbeda biasanya bertanggung jawab untuk pembelian dan penggunaan input dan
b. kedua aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, dalam kasus bahan mentah, manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga, dan tanggung jawab ini dilakukan pada saat pembelian dilakukan. Di lain pihak, manajer produksi bertanggung jawab terhadap jumlah bahan baku yang digunakan, dan tanggung jawab ini dilakukan pada saat bahan digunakan dalam produksi, yang mungkin saja beberapa minggu atau bulan setelah tanggal pembelian.
Oleh karena itu, penting untuk memisahkan ketidaksesuaian yang terletak pada penyimpangan standar harga dan penyimpangan standar kuantitas.
Perbedaan antara harga standard an harga sesungguhnya serta kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian (selisih). Tindakan dalam menghitung dan menginterprestasikan selisih disebut analisis selisih.
Selisih Kuantitas dan Selisih Harga
Model umum dalam menghitung selisih biaya variable standar disajikan dalam Peraga 10-2. Dalam model ini selisih harga dan selisih kuantitas dipisah dan ditunjukan pula bagaimana tiap-tiap selisih tersebut dihitung. Kita akan menggunakan model ini untuk menghitung selisih bahan langsung, selisih tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik variable.
Ada 3 hal yang perlu dicatat dalam peraga 10-2. pertama, catatlah bahwa selisih harga dan selisih kuantitas dapat dihitung untuk 3 elemen biaya variable yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable, meskipun selisih tersebut tidak disebut dengan nama yang sama dalam semua kasus. Sebagai contoh, selisih harga disebut sebagai selisih harga bahan dalam kasus bahan langsung tetapi selisih tariff tenaga kerja dalam kasus tenaga kerja langsung dan pengeluaran BOP dalam kasus BOP variable.
Ketiga, catatlah bahwa analisis selisih sebenarnya merupakan suatu tipe analisis input-output. Input mewakili kuantitas sesungguhnya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable; output mewakili produksi yang baik dalam periode tersebut, dinyatakan dalam kuantitas standar yang dibolehkan berarti jumlah bahan langsung, tenaga kerja langsung atau overhead pabrik variable yang sebaiknya digunakan dalam menghasilkan output sesungguhnya dalam periode tersebut. ini berarti bahan, tenaga kerja atau overhead tersebut lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang sesungguhnya digunakan, tergantung pada efesien atau ketidakefesienan operasi perusahaan. Kuantitas standar yang diperbolehkan dihitung dengan cara mengalikan unit output sesungguhnya dengan input standar yang diperbolehkan per-unit.
Penggunaan Biaya Standar- Selisih Bahan Langsung
Setelah menentukan biaya standar bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik variable bagi Colonial Pewter Company, langkah Terry Sherman
selanjutnya adalah menghitung selisih untuk bulan Juni, nulan yang baru saja berlalu. Seperti yang didiskusikan dalam seksi sebelumnya, selisih dihitung dengan membandingkan biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Untuk memudahkan perbandingan ini, Terry mengarahkan pada data biaya standar yang ada di APeraga 10-1. Peraga ini menunjukan bahwa biaya standar bahan langsung per unit produk adalah sebagai berikut:
3.0 pound per unit x $4 per pound = $12 per unit
untuk memahami selisih kuantitas ini, catatlah bahwa kuantitas sesungguhnya Pewter yang digunakan dalam produksi 6.500 pound. Bagaimanapun, jumlah standar yang diperbolehkan hanya 6.000 pound. Oleh karena itu, terdapat kelebihan 500 pound Pewter yang digunakan untuk menghasilkan output. Jika dinyatakan dalam dolar, maka 500 pound dikalikan dengan harga standar $4 per pound sehingga didapat selisih kuantitas sebesar $2.000. Mengapa harga standar, bukan harga sesungguhnya dalam menghitung Pewter yang digunakan? Pada umumnya manajer produksi bertanggung jawab terhadap selisih kuantitas. Jika harga sesungguhnya digunakan dalam perhitungan selisih kuantitas, manajer produksi akan bertanggung jawab terhadap efisiensi dan ketidakefisiensi manajer pembelian. Apabila terdapat ketidakterbukaan antara manajer produksi dan manajer pembelian, maka perdebatan akan muncul setiap saat apabila terjadi harga input sesungguhnya melebihi harga standarnya. Untuk menghindari perdebatan tersebut maka dalam menghitung selisih kuantitas digunakan harga standar.
Selisih Harga Bahan – Tinjauan Lebih Dalam
Selisih harga bahan mengukur perbedaan antara beberapa harga yang dibayarkan untuk kuantitas yang dibeli dengan yang harus dibayar sesuai standar yang telah ditentukan.
ISOLASI SELISIH Tepatnya di mana selisih harus diisolasi dan dijadikan perhatian manajemen? Jawabannya adalah, lebih awal lebih baik. Semakin cepat penyimpangan menjadi perhatian manajemen, maka semakin cepat masalah tersebut dapat dievaluasi dan dikoreksi.
TANGGUNGJAWAB TERHADAP SELISIH Siapakah yang bertanggung jawab terhadap perbedaan selisih? Biasanya manajer pembelianlah yang mengawasi harga-harga yang
harus dibayarkan terhadap barang-barang dan oleh karena itu dialah yang bertanggung jawab terhadap selisih harga.
Penggunaan Biaya Standar – Selisih Tenaga Kerja Langsung
Langkah Terry selanjutnya dalam menentukan selisih Colonial Pewter adalah menghitung selisih tenaga kerja langsung untuk bulan tersebut. Seperti, bahwa biaya kerja langsung standar per unit produk sebesar $35, dapat dihitung sebagai berikut: 2,5 jam per unit x $14,00 per jam = $35 per unit
Selama bulan Juni, perusahaan membeyar tenaga kerja langsung sebesar $74.250 termasuk pajak penghasilan karyawan dan tunjangan-tunjangan lainnya, untuk 5.400 jam kerja, rata-rata sebesar $13,75 per jam. Dengan menggunakan data ini dan biaya standar dari Peraga 10-1, Terry menghitung tariff tenaga kerja langsung dan selisih efisiensi yang tampak dalam Peraga 10-5.
Selisih Tarif Tenaga Kerja – Tinjauan Lebih Dalam
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, selisih harga untuk tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dengan selisih tariff tenaga kerja. Selisih ini mengukur setiap penyimpangan dari standar dalam tariff jam rata-rata yang dibayarkan terhadap tenaga kerja langsung. Rumus untuk selisih tariff tenaga kerja dinyatakan sebagai berikut:
Selisih tarif tenaga kerja langsung = (AH x AR) – (AH x SR) Atau
AH (AR-SR)
Ket: AH = Actual Hours = jam sesungguhnya AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya SR= Standard Rate = tariff standar
Selisih Efisiensi Tenaga Kerja – Tinjauan Lebih Dalam
Selisih kuantitas tenaga kerja langsung lebih umum disebut selisih efisiensi tenaga kerja yang berguna mengukur produktivitas waktu pekerja. Tidak ada selisih yang dapat diamati lebih dekat oleh manajemen , sehingga manajemen percaya bahwa peningkatan produktivitas jam kerja langsung penting untuk menurunkan biaya. Rumus untuk menghitung selisih efesiensi tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Selisih Efisiensi tenaga kerja = (AH X SR) – (SHXSR) Atau
SR ( AH-SH) Ket: AH = Actual Hours = jam sesungguhnya
AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya SR= Standard Rate = tariff standar
Penggunaan Biaya Standar secara Internasional
Biaya standar digunakan oleh perusahaan besar didunia. Studi komparatif terhadap praktik akuntansi biaya menunjukan bahwa- perusahaan yang si survey di Negara Inggris, 2/3 perusahaan di survey di Canada dan 40% perusahaan di survey di Jepang menggunakan system biaya standar.
Biaya standar diperkenalkan pertama kali di Jepang setelah Perang dunia II, Nippon Electronic Company (NEC) adalah salah satu perusahaan Jepang pertama yang mengadopsi biaya standar untuk semua produknya. Beberapa perusahaan di Jepang lainnya mengikuti NEC setelah perang dan mengembangkan system biaya standar. Cara-cara penggunaan biaya standar Jepang dan di Negara lainnya di atas ditunjukkan di Peraga 10-9.
Evaluasi Pengendalian Berdasarkan Biaya Standar Manfaat Biaya Standar
Sistem biaya standar mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Penggunaan biaya standar adalah elemen kunci dalam pendekatan management by exception. Sejauh biaya tersebut tetap ada dalam standar, manajemen dapat memusatkan pada isu ini. Ketika biaya tersebut dibawah standar, maka para manajer siaga bahwa ada masalah yang memerlukan perhatian. Pendekatan ini membantu manajer memusatkan pada isu penting. 2. Sejauh standat tersebut dipandang masuk akal bagi karyawan, mereka dapat
mempromosikan ekonomi dan efisien. Mereka menyediakan bencjmark yang dapat digunakan oleh individu untuk mengukur kinerja mereka.
3. Biaya standar dapat menyederhanakan pembukuan. Selain pencatatan biaya ke tiap-tiap pekerjaan, biaya standar untuk bahan, tenaga kerja dan overhead pabrik dapat dibebankan ke pekerjaan.
4. Biaya standar cocok dalam system terintegrasi “akuntansi pertanggungjawaban”. Standar tersebut menetapkan beberapa biaya yang seharusnya, siapa yang bertanggungjawab terhadapnya da apakah biaya sesungguhnya terkendali.
Masalah Potensial dalam Penggunaan Biaya Standar
Penggunaan biaya standar dapat menimbulkan sejumlah masalah potensial. Sebagian besar masalah ini adalah hasil dari penggunaan biaya standard an management by expection yang tidak tepat atau dari penggunaan biaya standar dalam situasi yang tidak tepat.
1. Laporan selisih biaya standar biasanya disiapkan secara bulanan dan seringnya dikeluarkan beberapa hari atau minggu setelah akhir bulan. Sebagai konsekuensinya informasi dalam laporan tersebut begitu membosankan sehingga hamper membuat tidak berguna lagi. Laporan yang lebih tepat waktu dengan frekuensi laporan yang lebih tinggi dan mendekati benar lebih baik dibandingkan laporan tepat, tetapi jarang dilaporkan dan sudah kadaluwarsa. Seperti yang sudah disebut sebelumnya, beberapa perusahaan sekarang melaporkan selisih dan data operasi kunci harian atau bahkan lebih sering.
2. Apabila manajer tidak begitu peka dan menggunakan laporan selisih sebagai suatu kelompok, maka semangatnya akan berkurang.
3. Standar kuantitas tenaga kerja dan selisih efisiensi mempunyai dua asumsi. Manager harus berhati-hati dalam penerapan system pembiayaan standar. Sangatlah penting bagi manajer untuk focus pada hal positif daripada yang negative, dan mungkin lebih perhatian terhadap hal-hal yang tidak diharapkan secara konsekuen.