• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 8 Penilaian Persediaan: Pendekatan Dasar Biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 8 Penilaian Persediaan: Pendekatan Dasar Biaya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

A. KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis, atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu produk. Sebuah perusahaan dagang, biasanya membeli barang dagangan berbentuk produk jual. Perusahaan dagang melporkan biaya yang terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada di tangan sebagai persediaan barang dagang. Hanya satu akun persediaan, persediaan barang dagang, yang mucul dalam laporan keuangan.

Sementara untuk perusahaan manufaktur memiliki tiga akun pada umumnya, yaitu persediaan bahan baku, yaitu biaya yang dibebankan terhadap barang maupun bahan baku yang terdapat di tangan tapi belum dialihkan ke proses produksi; persediaan barang dalam proses, yaitu biaya bahan baku untuk produk yang telah diproduksi namun belum selesai ditambah

Study Objectives :

1. Mengidentifikasi klasifikasi pada akun persediaan

2. Mengidentifikasi sistem persediaan perpetual dan periodik

3. Mengidentifikasi pengaruh kesalahan pencatatan persediaan yethadap laporan keuangan

4. Menjelaskan asumsi arus biaya dalam perhitungan persediaan

(2)

dengan biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi ini; dan persediaan barang jadi yang siap dijual, yaitu produk jadi yang siap dijual.

Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang aktual merupakan hal yang sangat penting. Penjualan dan pelanggan bisa hilang apabila produk-produk yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia. Sehingga perusahaan harus selalu mengendalikan ketersediaan produk secara baik untuk membatasi biaya akibat banyaknya timbunan persediaan ataupun kekurangannya. Perusahaan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap akurat, yaitu :

Sistem Perpetual

Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi. Karakteristik utama dari sistem perpetual adalah sebagai berikut :

1. Pembelian barang dagang untuk dijual kembali atau pembelian bahan baku untuk proses produksi didebit ke akun persediaan.

2. Biaya angkut, retur pembelian, diskon pembelian dan pengurangan harga lainnya, didebit ke akun persediaan.

3. Harga pokok penjualan dicatait untuk setiap penjualan dengan mendebit akun harga pokok penjualan, dan mengkredit persediaan.

4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu menunjukkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di tangan.

Sistem Periodik

(3)

Jika yang digunakan adalah system persediaan perpetual dan terdapat perbedaan antara saldo persediaan perpetual dengan hasil perhitungan fisik, maka diperlukan suatu ayat jurnal terpisah untuk menyesuaikan akun persediaan perpetual.

B. MASALAH MENDASAR DALAM PENILAIAN PERSEDIAAN

Biaya semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan harus dialokasikan di antara barang yang terlah terjual atau digunakan dan barang yang masih ada di tangan. Biaya barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan untuk produksi adalah jumlah dari (1) biaya barang on hand pada awal periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama satu siklus operasi. Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang on hand pada akhir periode dan biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan.

Beginning inventory

$ 100,000

Purchases, net

800,000

Goods available for

sale

900,000

Ending inventory

125,000

Cost of goods sold $

775,000

(4)

Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penentuan atas:

1. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan. 2. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan. 3. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi.

1. Barang Fisik yang Harus Dimasukkan dalam Persediaan

Pembelian harus dicatat ketika hak legal atas barang berpindah ke pembeli. Namun biasanya, pencatatan pembelian pada saat barang diterima, karena sulit bagi pembeli untuk menentukan secara pasti kapan hak legal berpindah untuk setiap pembelian.

a. Barang dalam Perjalanan

Jika barang dikirimkan atas dasar FOB shipping point, maka hak kepemilikan berpindah ke tangan pembeli ketika penjual menyerahkan barang kepada perusahaan jasa pengangkut, yang bertindak sebagai agen atau pembeli. Jika barang dikirimkan atas dasar FOB destination, maka hak kepemilikan belum berpindah sebelum pembeli menerima barang dari perusahaan jasa pengangkut.

Secara teknis, barang yang hak legalnya telah berpindah ke pembeli harus dicatat sebagai pembelian pada periode fiskal. Barang yang dikirimkan atas dasar FOB shipping point yang masih berada dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus diperlihatkan dalam catatan pembeli. Hak legal atas barang ini berpindah ke pembeli pada saat barang dikirimkan.

b. Barang Konsinyasi

(5)

tidak membuat ayat jurnal pada akun persediaan untuk barang konsinyasi yang diterima karena barang tersebut merupakan milik perusahaan.

c. Perjanjian Penjualan Khusus

Seringkali transfer hak legal kepemilikan dan substansi yang mendasari transaksi tidak cocok. Bisa saja hak legal telah berpindah ke pembeli tetapi penjual barang tetapn menanggung resiko kepemilikan. Sebaliknya, transfer hak legal mungkin belum terjadi, tetapi substansi ekonomi dari transaksi itu menyiratkan bahwa resiko kepemilikan telah berpindah ke pembeli. Tiga situasi penjualan khusus yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :

- Penjualan dengan perjanjian beli kembali

Inti dari transaksi ini adalah bahwa pihak pertama membiayai persediaannya dan mempertahankan risiko kepemilikan, sekalipun hak legal atas barang secara teknis telah berpindah kepada pihak kedua akibat penjualan. Keuntungan yang diterima pihak pertama adalah terhindar dari pajak property pribadi, dan terhapusnya kewajiban lancar dari neraca. Sementara bagi pihak kedua, pembelian barang bisa melakukan perjanjian respirokal di masa depan.

- Penjualan dengan tingkat retur yang tinggi

Industri-industri yang memiliki perjanjian formal atau informal yang memungkinkan persediaan dikembalikan dengan menerima seluruh atau sebagian uang yang telah dibayarkan. Salah satu alternative melaporkan transaksi penjualan tersebut adalah mencatat penjualan dengan nilai penuh dan kemudian mencatat penjualan sampai kondisinya menunjukkan jumlah persediaan yang akan dikembalikan oleh pembeli. Ketika jumlah retur dapat diestimasi secara memadai, maka barang dapat dipandang telah dijual. Sebaliknya, jika jumlah retur tidak dapat diramalkan, maka penghapusan barang ini dari persediaan penjual tidaklah tepat.

- Penjualan cicilan

(6)

sampai seluruh pembayaran dilakukan. Barang harus dihapus dari persediaan penjual jika persentase piutang tak tertagih dapat diestimasi secara memadai.

d. Pengaruh Kesalahan Persediaan

Pos-pos yang dimasukkan atau dikeluarkan secara tidak tepat ketika penentuan harga pokok penjualan akibat kesalahan penyajin persediaan akan menyebabkan laporan keuangan tidak sesuai. Kesalahan yang umum terjadi adalah sebagai berikut :

- Salah saji persediaan akhir

Jika persediaan akhir kurang saji, maka modal kerja dan rasio lancar kurang saji. Jika harga pokok penjualan lebih saji, maka laba bersih kurang saji.

Pengaruh kesalahan-kesalahan ini dapat menurunkan laba bersih pada periode berjalan, dan meningkatkan laba bersih pada periode selanjutnya. Kesalahan tersebut akan dioffset pada periode berikutnya karena persediaan awal akan kurang saji, dan laba bersih akan lebih saji.

- Salah saji pembelian dan persediaan

(7)

Kesalahan dalam pencantuman barang dari pembelian dan persediaan akan menyebabkan persediaan dan hutang usaha kurang saji dalam neraca serta pembelian dan persediaan akhir periode akan kurang saji dalam laporan laba rugi. Namun, laba bersih untuk periode berjalan tidak dipengaruhi oleh pengabaian seperti itu, karena pembelian dan persediaan akhir sama-sama kurang saji dengan jumlah yang sama. Kesalahan tersebut kemudian akan saling mengoffset dalam harga pokok penjualan. Modal kerja juga tidak berubah, tetapi rasio lancar akan lebih saji karena persediaan dan utang usaha kurang saji dengan jumlah yang sama.

C. BIAYA-BIAYA YANG HARUS DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN

Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan berhubungan dengan berapa jumlah persediaan yang harus dicatat dalam akun. Pembelian persediaan, seperti aktiva lain, umumnya diperhitungkan atas dasar biaya-biaya berikut :

1. Biaya Produk

Biaya produk adalah biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan dicatat pada akun persediaan. Biaya-biaya tersebut berkaitan langsung dengan perpindahan barang ke pembeli dan pengubahan barang tersebut yang siap jual. Beban seperti itu mencakup ongkos pengangkutan barang yang dibeli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya tenaga kerja serta produksi lainnya yang dikeluarkan dalam memproses barang ketika dijual.

2. Biaya Periode

(8)

dengan persediaan yang belum terjual. Pada umumnya, biaya tersebut terutama beban administrasi tidak berhubungan secara lansung dengan proses produksi.

Biaya periode lainnya adalah biaya bunga. Biaya bunga terkait dengan penyiapan persediaan agar siap dijual harus dibebankan pada saat dikeluarkan. Biaya bunga dapat dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu sebagai biaya pembiayaan dan sebagai biaya untuk membiayai aktivitas yang terkait dengan penciptaan dan pengangkutan persediaan ke kondisi serta lokasi siap jual merupakan biaya aktiva seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead, sehingga harus dikapitalisasi.

3. Perlakuan atas Diskon Pembelian

Pemakaian akun diskon pembelian dalam system persediaan periodik menunjukkan bahwa perusahaan melaporkan pembelian dan utang usaha pada jumlah kotor. Jika perusahaan menggunakan metode kotor, maka diskon pembelian dilaporkan sebagai pengurang dari akun pembelian di laporan laba-rugi. Sedangkan pendekatan kedua adalah mencatat pembelian dan utang usaha pada jumlah bersih setelah diskon tunai. Pada pendekatan kedua ini, kegagalan untuk mengambil diskon pembelian selama periode diskon dicatat dalam akun diskon pembelian yang hilang. Jika perusahaan menggunakan metode bersih ini, diskon pembelian yang hilang harus dipandang sebagai beban keuangan dan dilaporkan dalam pos beban serta kerugian lain-lain pada laporan laba-rugi.

D. ASUMSI ARUS BIAYA YANG DIPAKAI

Sebetulnya, arus fisik baranga ktual dan asumsi arus biaya seringkali sangat berbeda. Tidak ada keharusan bahwa konsisten dalam pemakaian asumsi biaya dengan pergerakan fisik barang. Tujuan utama dari pemakaian asumsi arus biaya ini adalah untuk memilih asumsi yang paling merefleksikan laba periodik, sesuai dengan kondisi yang berlaku.

(9)

Beginning inventory (2,000 x $4) $ 8,000 Purchases:

6,000 x $4.40 26,400

2,000 x 4.75 9,500

Goods available for sale $43,900

Identifikasi Khusus

Identifikasi khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam akun persediaan. Seluruh biaya barang yang telah terjual dimasukkan ke dalam Harga Pokok Penjualan, sementara biaya barang khusus yang masih berada di tangan dimasukkan pada Persediaan. Metode ini dapat diterapkan dengan baik dalam situasi yang melibatkan sejumlah item kecil berharga tinggi dan dapat dibedakan.

Contoh :

(10)

Biaya Rata-rata

Metode biaya rata-rata menghitung harga item-item yang terdapat di dalam akun persediaan atas dasar biaya average barang yang sama yang tersedia selama suatu periode. Sebagai ilustrasi, PT. ADI JAYA menggunakan metode persediaan periodik, di mana persediaan akhir dan harga pokok penjualan akan dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang:

Metode biaya rata-rata yang lain adalah metode rata-rata bergerak, yang digunakan dalam system persediaan perpetual.

First-In, First-Out (FIFO)

(11)

Asusmsikan bahwa PT. ADI JAYA menggunakan system persediaan periodik (jumlah persediaan hanya dihitung pada akhir bulan). Biaya persediaan akan dihitung dengan mengambil biaya dari pembelian paling terakhir dan dikerjakan kembali sampai semua unit dalam persediaan diperhitungkan.

Jika yang digunakan adalah metode perpetual, maka angka biaya dikaitkan dengan setiap penarikan barang. Kemudian biaya dari 4,000 unit yang dikeluarkan pada tanggal 19 Maret akan terdiri dari item-item yang dibeli pada tanggal 2 Maretdan 15 Maret.

(12)
(13)

1. Jelaskan pengertian dari persediaan yang anda ketahui!

2. Jelaskan mengenai perbedaan antara sistem pencatatatn perpetual maupun periodik!

3. PT. Adi Jaya menggunakan sistem perpetual dalam pencatatan persediaan. Persediaan awalnya adalah 50 unit dan masing masing $34. Selama bulan juni, perusahaan membeli 150 unit masing-masing $34 dengan retur penjualan 6 unit dan terjual 125 unit seharga $50 per unit. Buatlah jurnal transaksi tersebut!

4. PT. Miftah Sport mempunyai informasi terkait dengan pembelian keperluan sepakbola, : harga beli : $45.000.000, biaya impor $375.000 , beban bunga $520,000, beban angkut $125.000,. Tentukan persediaan dari perusahaan tersebut!

5. PT. Surya Abadi menggunakan sistem periodik untuk mencatat persediaannya. Selama bulan April, perusahaan menjual 600 unit, berikut adalah informasi yang tersedia.

(14)

PERSEDIAAN, ¼ 250 $10 $2,500 PEMBELIAN, 15/4 400 $12 $4,800 PEMBELIAN, 23/4 350 $13 $4,550 1,000 $11,850

Hitunglah persediaan pada 30 April dan HPP pada bulan April dengan metode rata – rata!

6. Berdasarkan data pada nomor 5, hitunglah persediaan dengan menggunakan metode FIFO!

7. Pengecualian apa saja yang termasuk dalam ketentuan umum siapa pemilik suatu persediaan? Sebutkan dan jelaskan!

1. Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis, atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu produk. Sebuah perusahaan dagang, biasanya membeli barang dagangan berbentuk produk jual.

2. Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi. Sedangkan Menurut sistem persediaan periodik, seluruh pembelian persediaan selama satu periode dicatat dengan mendebit akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode ditambahkan ke biaya persediaan on hand pada awal periode selanjutnya untuk menentukan total biaya barang yang siap dijual selama periode berjalan.

3. Inventory (150 X $34)... 5,100

Accounts Payable... 5,100 Accounts Payable (6 X $34) ... 204

Inventory... 204 Accounts Receivable (125 X $50)...6,250

(15)

Inventory... 4,250 4. Purchase price... ¥45,000,000

Import duties... 375,000 Transportation costs... 125,000 Cost of Inventory... ¥45,500,000

5. Weighted average cost per unit 11850

1000 = $ 11.85

Ending inventory 400 X $11.85 = $ 4,740 Cost of goods available for sale $11,850 Deduct ending inventory 4,740 Cost of goods sold (600 X $11.85) $ 7,110 6. April 23 350 X $13 = $ 4,550

April 15 50 X $12 = 600 Ending inventory $ 5,150

Cost of goods available for sale $11,850 Deduct ending inventory 5,150

Cost of goods sold $ 6,700

7. Ketentuan umum dalam pengecualian pencatatan persediaan,

 Barang dalam perjalanan

Terkadang bisa saja suatu barang masih dalam perjalanan pada periode akhir akuntansi.Disini dilihat tergantung siapa pemilik barang ini.Tergantung metode pencatatannya apakah menggunakan metode FOB Shipping Point atau menggunakan FOB Destination Point.

 Barang konsinyasi.

Suatu perusahaan menerima titipan barang namun tidak memiliki kewajiban untuk menjaga barang tersebut jangan sampai rusak atau hilang sampai barang tersebut terjual kepihak ketiga.

 Penjualan dengan perjanjian khusus

(16)

tetapn menanggung resiko kepemilikan. Tiga situasi yang sering ditemui terkait penjualan dengan perjanjian khusus adalah :

Referensi

Dokumen terkait

PERTANI (Persero) disajikan pada bagian harga pokok penjualan dan persediaan barang dagangan rusak diakui sebagai biaya kerugian dan dicantumkan pada biaya diluar usaha pada

Karena persediaan barang dinilai dengan biaya standar maka dalam harga pokok penjualan tidak temasuk kerugian-kerugian yang timbul karena pemborosan-pemborosan dan hal-hal

Dalam menentukan laba/rugi perusahaan terlebih dahulu ditentukan harga pokok penjualan yang terdiri atas persediaan awal ditambah pembelian dikurangi retur dan potongan

Variabilitas harga pokok penjualan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, hal ini diduga karena adanya inflasi yang terjadi selama

Untuk menentukan harga pokok produksi berdasarkan pesanan, siklus akuntansinya dapat dikelompokkan dalam biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya tenaga kerja,

Berapa Harga Pokok Penjualan (2.500 unit),apabila penilaian persediaan produk menggunakan metode FIFO, LIFO &

Dengan cara ini, saldo akun barang dalam proses mencerminkan biaya standar produksi; unit yang ditransfer ke Persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan pada biaya

S e s u ai Pen gak uan seba gai beb an Harga pokok penjualan pada persediaan barang dagang Harga pokok penjualan pada persediaan barang dagang S e s u ai PEMBAHASAN Dari data