• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem Akuntansi a. Pengertian sistem

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Mulyadi (2016:4)

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu. Yakub (2012:1)

Menurut (McLeod, 2004) sistem adalah sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Yakub (2012:1)

“Menurut (McLeod, 2004) tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen – elemen yang sama, tetapi susunan dasarnya sama. Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem yaitu : a) Tujuan

b) Proses c) Keluaran d) Batas e) Mekanisme f) Pengendalian dan

(2)

9

g) Umpan balik serta lingkungan Yakub (2012:3)

b. Akuntansi

Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklarifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan. (Rudianto, 2008:14)

Dengan demikian, untuk sampai pada penyajian informasi keuangan yang dibutuhkan berbagai pihak, maka akuntansi harus melewati suatu yang disebut dengan siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah urutan kerja yang harus dibuat oleh akuntan, sejak awal hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan.

a) Dokumen dasar adalah bukti yang dijadikan dasar oleh akuntan untuk mencatat, seperti : faktur, kuitansi nota penjualan, invoice, dll.

b) Jurnal adalah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi perusahaan berdasarkan dokumen dasar. Tempat untuk mencatat dan meringkas transaksi tersebut disebut dengan buku jurnal.

c) Posting adalah aktivitas memindahkan catatan dibuku jurnal ke dalam buku besar sesuai dengan jenis transaksi dan nama perkiraan masing – masing.

(3)

10

d) Buku besar adalah kumpulan dari semua akun/perkiraan yang dimiliki suatu perusahaan yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan merupakan suatu kesatuan.

e) Akun/perkiraan adalah suatu kelas informasi didalam suatu sistem akuntansi. Atau suatu media yang digunakan untuk mencatat informasi sumber daya perusahaan dan informasi lainnya berdasarkan jenisnya. Misalnya perkiraan kas, perkiraan piutang, akun modal, dsb.

(Rudianto, 2008:14) c. sistem akuntansi

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Mulyadi (2016:3)

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian setiap unsur sistem akuntansi tersebut.

Mulyadi (2016:3) 1) Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadi nya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan

(4)

11

formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi, direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.

Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Mulyadi (2016:3)

2) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklarifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklarifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian diposting ke akun yang terkait dalam buku besar. Mulyadi (2016:3) 3) Buku besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari akun – akun yang digunakan untuk meringkas keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun – akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur – unsur

(5)

12

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Mulyadi (2016:4) 4) Buku pembantu

Buku pembantu ini terdiri dari akun – akun pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar. Mulyadi (2016:4)

5) Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan harga produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan penjualan.

Mulyadi (2016:4) 2. Pengertian persediaan barang

Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang – barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuk nya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang

(6)

13

dipakai untuk menunjukkan barang – barang yang di miliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang – barang yang akan dijual. (Zaki Baridwan, 2014:149)

Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing – masing jenis diberi judul sendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang dimiliki. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut :

a. Bahan baku dan penolong b. Supplier pabrik

c. Barang dalam proses d. Produk selesai

Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi. Oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.

Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur

(7)

14

yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. (Zaki Baridwan, 2014:149)

Secara umum istilah persediaan barang barang dipakai untuk menunjukkan barang – barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang – barang yang akan dijual.

Sifat dan jumlah penyesuaian terhadap persediaan barang akan tergantung pada prosedur akuntansi yang digunakan dan jenis perusahaan. Dalam hubungan nya dengan persediaan barang, perusahaan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual – beli barang yaitu membeli dan kemudian menjualnya kembali tanpa merubah bentuk bentuk barang. Sedangkan perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi. (Zaki Baridwan, 2014:65)

3. Sistem akuntansi persediaan

Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi setiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. Mulyadi (2016:463)

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari : persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku,

(8)

15

persediaan bahan penolong, persediaan perlengkapan pabrik dan persediaan suku cadang. Mulyadi (2016:463)

4. Metode pencatatan persediaan

Dalam pencatatan persediaan terdapat 2 metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan yaitu metode fisik dan metode buku.

a. Metode fisik

dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian apa saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

Mulyadi (2016:465)

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan.

Perhitungan persediaan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku – buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu – waktu.

Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung. (Zaki Baridwan, 2014:151)

Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(9)

16

Persediaan barang awal Rp xxx

Pembelian (neto) __ xxx (+)

Tersedia untuk dijual Rp xxx

Persediaan barang akhir xxx (-)

Harga pokok penjualan Rp xxx

(Zaki Baridwan, 2014:151)

Ada masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak di ikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.

(Zaki Baridwan, 2014:151) b. Metode buku (perpetual)

Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri – sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan

(10)

17

dan saldo saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu – waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing – masing kolom di rinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. (Zaki Baridwan, 2014:151)

Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Dengan demikian rekening harga pokok penjualan hanya menunjukkan harga pokok barang – barang yang dijual. Selisih persediaan tidak termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat sendiri. Sedangkan dalam metode fisik karena harga pokok dihitung dengan metode selisih persediaan maka kekurangan/kelebihan persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan. (Zaki Baridwan, 2014:152)

Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang – barang dalam gudang. (Zaki Baridwan, 2014:152)

(11)

18 5. Metode penilaian persediaan

Dalam akuntansi, dikenal tiga metode yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu : metode FIFO, metode LIFO, dan metode rata – rata.

a. Metode FIFO

Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Jadi penekanannya bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan menggunakan metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli. (Hery, 2013:176)

b. Metode LIFO

Dengan menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang terakhir dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Sama seperti metode FIFO, penekanannya bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan harga pokoknya. Dengan menggunakan

(12)

19

metode LIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali dibeli.

(Hery, 2013:176) c. Metode Rata – Rata

Harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata – rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual. (Hery, 2013:177)

6. Metode penentuan harga pokok persediaan

Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara yaitu :

a. identifikasi khusus

metode identifikasi khusus ini didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Untuk itu perlu dipisahkan tiap – tiap jenis barang berdasarkan harga pokoknya dan untuk masing – masing kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri, sehingga masing – masing harga pokok bisa diketahui. Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang – barang yang akan dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir. Metode ini dapat digunakan dalam perusahaan – perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan cara fisik maupun cara buku.

Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan

(13)

20

tambahan maupun gudang – gudang yang luas maka jarang digunakan. (Zaki Baridwan, 2014:158)

b. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO)

Harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang – barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok barang yang terdahulu, disusul dengan yang masuk berikutnya. (Zaki Baridwan, 2014:158-159)

c. Rata – rata tertimbang

Dalam metode ini barang – barang yang dipakai untuk diproduksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata – rata.

Perhitungan harga pokok rata – rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. (Zaki Baridwan, 2014:161)

d. Masuk terakhir Keluar Pertama

barang – barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terkahir disusul dengan yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya.

(Zaki Baridwan, 2014:164) e. Persediaan besi/minimum

Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah persediaan minimum (besi) untuk

(14)

21

menjaga kontinuitas usahanya. Persediaan minimum (besi) ini dianggap sebagai elemen yang harus selalu tetap, sehingga dinilai dengan harga pokok yang tetap. Harga pokok untuk persediaan besi (minimum) biasanya diambil dari pengalaman yang lalu dimana harga pokok itu nilainya rendah. (Zaki Baridwan, 2014:170)

pada akhir periode jumlah barang yang ada dalam gudang dihitung. Jumlah persediaan besi dinilai dengan jumlah harga pokok yang tetap sedangkan selisih antara jumlah barang yang ada dengan jumlah persediaan besi dinilai dengan harga pada saat tersebut. (Zaki Baridwan, 2014:170)

f. Biaya Standar

Dalam perusahaan manufaktur yang memakai sistem biaya standar, persediaan barang dinilai dengan biaya standar, yaitu biaya – biaya yang seharusnya terjadi. Biaya standar ini ditentukan di muka, yaitu sebelum proses produksi dimulai, untuk bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Apabila terdapat perbedaan antara biaya – biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya standarnya, perbedaan – perbedaan itu akan dicatat sebagai selisih. (Zaki Baridwan, 2014:171)

Karena persediaan barang dinilai dengan biaya standar maka dalam harga pokok penjualan tidak termasuk kerugian –

(15)

22

kerugian yang timbul karena pemborosan – pemborosan dan hal – hal yang tidak biasa. Biaya standar yang ditetapkan akan terus digunakan apabila tidak ada perubahan harga maupun metode produksi. (Zaki Baridwan, 2014:171)

g. Harga pokok rata – rata sederhana

Harga pokok persediaan dalam metode ini ditentukan dengan menghitung rata – ratanya tanpa memperhatikan jumlah barangnya. Apabila jumlah barang yang dibeli berbeda – beda maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili seluruh persediaan. (Zaki Baridwan, 2014:172) h. Harga beli terakhir

Dalam metode ini persediaan barang yang ada pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang dibeli terakhir. (Zaki Baridwan, 2014:172)

i. Metode Nilai Penjualan Relatif

Metode ini dipakai untuk mengalokasikan biaya bersama (joint costs) kepada masing – masing produk yang dihasilkan/dibeli. Masalah alokasi ini dapat timbul dalam usaha dagang maupun perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan dagang apabila dibeli beberapa barang yang harganya menjadi satu, timbul masalah berapakah harga pokok masing – masing

(16)

23

barang tersebut. Pembagian biaya bersama ini dilakukan berdasar nilai penjualan relatif dari masing – masing barang tersebut. (Zaki Baridwan, 2014:172)

j. Metode biaya variabel

Dalam metode ini harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani dengan biaya produksi yang variabel yaitu bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi tidak langsung yang tetap akan dibebankan sebagai biaya dalam periode yang bersangkutan dan tidak ditunda dalam persediaan. (Zaki Baridwan, 2014:175)

Metode ini berguna bagi pimpinan perusahaan untuk merencanakan dan mengawasi biaya – biayanya. Agar metode ini dapat digunakan, rekening – rekening biaya harus dipisahkan menjadi biaya variabel dan tetap. Karena yang dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi hanya biaya – biaya variabel. (Zaki Baridwan, 2014:175)

7. Sistem komputer

Sistem komputer terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Tanpa perangkat lunak, perangkat keras hanya berfungsi sebagai benda metal saja yang tidak dapat mengerjakan sesuatu. Tanpa perangkat keras, perangkat lunak hanya merupakan kode – kode komputer saja yang tidak dapat menggerakkan

(17)

24

perangkat kerasnya. Oleh karena itu, perangkat keras dan perangkat lunak harus bekerja bersama – sama membentuk suatu sistem, yaitu sistem komputer.

1) perangkat keras (hardware) sebagai sub-sistem dari sistem komputer juga mempunyai komponen, yaitu komponen alat masukan (input device), komponen alat keluaran (output device) dan komponen alat simpanan luar (storage). Input device

Input device Adalah alat yang digunakan untuk menerima masukan yang dapat berupa masukan data ataupun masukan program. Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat masukan dan sekaligus sebagai alat keluaran (output) untuk menampilkan hasil. Alat input/output (I/O) demikian ini disebut dengan terminal.

Alat masukan dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan yaitu keyboard, pointing device, scanner, censor dan voice recognizer.

2) Process device

Processing device adalah alat dimana instruksi – instruksi program dieksekusi untuk memproses data yang dimasukkan lewat alat masukan yang hasilnya nanti akan ditampilkan di alat output. Alat pemroses terdiri dari

(18)

25

central processor atau CPU (Central Processing Unit) dan main memory.

3) Output device

Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 macam bentuk, yaitu tulisan (huruf, kata, angka, karakter khusus dan simbol – simbol lain), image (bentuk grafik atau gambar) dan suara (bentuk musik atau omongan). Untuk mendapatkan bentuk – bentuk output tersebut, maka dibutuhkan alat untuk menampilkannya, yaitu alat keluaran atau alat output atau output device. Alat keluaran dapat berbentuk hard copy device dan soft copy device.

a. Perangkat lunak

Perangkat keras komputer tidak akan dapat berbuat apa – apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila instruksi – instruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Intruksi – intruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak.

Perangkat lunak dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian besar, yaitu sebagai berikut :

1) Perangkat lunak sistem operasi (system software), yaitu perangkat lunak yang mengoperasikan sistem

(19)

26

komputernya. Perangkat lunak sistem dapat dikelompokkan lagi menjadi 4 bagian sebagai berikut : a) Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu

program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi operasi dari sistem komputer.

b) Perangkat lunak sistem bantuan (utility), yaitu program yang ditulis untuk bantuan yang berhubungan dengan sistem komputer, misalnya memformat disk, menyalin disk, mencegah dan membersihkan virus dan lain sebagainya.

2) Perangkat lunak bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan instruksi – instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer. Perangkat lunak aplikasi (application software)

Yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.

8. Sistem manajemen basis data/database management system

Sistem manajemen basis data (DBMS) merupakan kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. DBMS berisi suatu koleksi data dan satu set program untuk mengakses data. DBMS merupakan perangkat lunak (software) yang

(20)

27

menentukan bagaimana data tersebut diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Perangkat lunak ini juga menerapkan mekanisme pengaman data, pemakaian data bersama, dan konsistensi data.

(Yakub, 2012:55)

Sistem manajemen basis data/ database management system Basis data diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data merupakan representasi fakta dunia nyata mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf.

9. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity relationship diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak.

ERD juga menggambarkan hubungan antara satu entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data (database).

Model data ini juga akan membantu pada saat melakukan analisis dan perancangan basis data, karena model data ini akan menunjukkan bermacam – macam data yang dibutuhkan dan hubungan antar data.

ERD ini juga merupakan model konseptual yang dapat

(21)

28

mendeskripsikan hubungan antara file yang digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antar data.

Tabel 1

Simbol – Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)

Simbol Keterangan

Entitas, yaitu kumpulan dari objek yang dapat di identifikasikan secara unik

Relasi, yaitu hubungan yang terjadi anatara satu atau lebih entitas. Jenis hubungan antara lain : satu ke satu, satu ke banyak, banyak ke banyak.

Atribut, yaitu karakteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas.

Hubungan antara entity dengan atributnya dan himpunan entitas dengan himpunan relasinya.

Sumber : (Yakub, 2012:60)

ERD terbagi atas tiga komponen, yaitu a. Entitas

Entitas (entity) menunjukkan objek – objek dasar yang terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda atau hal

(22)

29

lain yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Untuk menggambarkan entitas dilakukan dengan mengikuti aturan – aturan sebagai berikut :

1) Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang.

2) nama entitas berupa kata benda tunggal.

3) nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan menyatakan maknanya dengan jelas.

Sumber : (Yakub, 2012:61) b. Atribut

Atribut (attribute) sering juga disebut sebagai properti (property), merupakan keterangan – keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Atribut berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas untuk menggambarkan atribut yang dilakukan dengan mengikuti aturan sebagai berikut : 1) Atribut dinyatakan dengan simbol elipps

2) Nama atribut dituliskan dalam simbol elipps 3) Nama atribut berupa kata benda tunggal

4) Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas 5) Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan

menggunakan garis

Sumber : (Yakub, 2012:61)

(23)

30 c. Relasi

Derajat relasi (kardinalitas) relasi menunjukkan maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalkan A dan B) dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to many), banyak ke satu (many to one) dan banyak ke banyak (many to many).

1) Satu ke satu (one to one), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan satu entitas himpunan entitas B.

Gambar 1 Hubungan One-to-One

Sumber : (Yakub, 2012:64) Entitas 1

Entitas 2 Entitas 3

Entitas 4

Entitas 1

Entitas 2 Entitas 3

Entitas 4

(24)

31

2) Satu ke banyak (one to many), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dan dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 2

Hubungan Many-to-Many

Sumber : (Yakub, 2012:64)

3) Banyak ke satu (many to one), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan B, tetapi tidak sebalik nya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

Entitas 1 Entitas 2

Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3

Entitas 5 Entitas 4 Entitas 3

(25)

32

Gambar 3

Hubungan Many-to-One

Sumber : (Yakub, 2012:65)

4) Banyak ke banyak (many to many), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

Entitas 1

Entitas 2 Entitas 1

Entitas 2

Entitas 3 Entitas 5

Entitas 4 Entitas 3

(26)

33 Gambar 4

Hubungan Many-to-Many

Sumber : (Yakub, 2012:65) 10. Normalisasi

Normalisasi merupakan salah satu cara pendekatan atau yang digunakan dalam membangun desain lojik basis data relation dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar. Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghasilkan struktur tabel yang normal atau baik. Terknik normalisasi adalah upaya agar desain lojik tabel – tabel berada dalam “Normal Form” (bentuk normal) yang dapat didefinisikan dengan menggunakan ketergantungan fungsi (functinal depedency). (Yakub, 2012:70)

Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi – relasi atau tabel – tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi atau tabel tersebut. Pada level – level normalisasi. Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi

Entitas 1 Entitas 2

Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4

Entitas 3

Entitas 4

(27)

34

tertentu juga. Beberapa bentuk normalisasi diantaranya adalah bentuk tidak normalisasi, normalisasi pertama, normalisasi kedua, dan normalisasi ke tiga. (Yakub, 2012:71)

1) Tidak Normal

Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang direkam dan tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu. Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group sehingga pada kondisi seperti ini akan menjadi permasalahan dalam melakukan manipulasi data (insert, update, dan delete anomalies). Update anomalies terjadi apabila ada perubahan pada sejumlah data yang mubazir pada suatu tabel tetapi tidak seluruhnya diubah. Insert anomalies terjadi apabila pada saat penambahan hendak dilakukan, ternyata ada elemen data yang masih kosong, dan elemen data tersebut justru menjadi kunci. Delete anomalies terjadi apabila suatu baris (record) yang tidak terpakai dihapus, dan sebagainya akibat ada data lainnya yang hilang. (Yakub, 2012:71)

2) Normalisasi Pertama

Dalam relational database tidak diperkenankan adanya repeating group karena dapat berdampak terjadinya anomalies.

Oleh karena itu tahap normalisasi akan menghasilkan bentuk normal pertama.

(28)

35

Normalisasi ke satu, suatu relasi atau tabel memenuhi normal ke satu jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal dalam satu baris atau record.

Tiap Field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua dan tidak ada set atribut yang berulang – ulang atau atribut bernilai ganda. Pada data tabel sebelumnya, contoh data belum ternormalisasi sehingga dapat diubah ke dalam bentuk normal pertama dengan cara membuat setiap baris berisi kolom dengan jumlah yang sama dan setiap kolom hanya mengandung satu nilai. Bentuk normalisasi pertama, bentuk normal pertama ini mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk file datar rata, data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field – field berupa “atomik value” artinya berupa nilai yang tidak dapat dibagi – bagi lagi. (Yakub, 2012:71-72)

3) Normalisasi ke dua

Dalam perancangan basis data relational tidak diperkenankan adalah partial functional dependency kepada primery key, kerena dapat berdampak terjadinya anomalies.

Oleh karena itu tahap normalisasi pertama akan menghasilkan bentuk normal kedua yang dapat didefinisikan sebagai berikut :

(29)

36

“Normalisasi kedua, suatu relasi memenuhi relasi ke dua jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal pertama dan setiap atribut yang bukan kunci bergantung secara fungsional secara utuh kepada kunci utama”.

Bentuk normal kedua ini mempunyai syarat yaitu bentuk data yang telah memenuhi kriteria bentuk normal ke satu.

Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama (primery key) sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. (Yakub, 2012:72)

4) Normalisasi Ke Tiga

Dalam perancangan basis data relational tidak diperkenankan adanya transtive dependency karena dapat berdampak terjadinya anomalies. Oleh karena itu harus dilakukan normalisasi tahap ke tiga yang dapat di definisikan sebagai berikut :

“normalisasi ke tiga, suatu relasi memenuhi normal ke tiga jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal kedua dan setiap atribut yang bukan kunci tidak mempunyai transtive funcional dependency kepada kunci utama”.

Bentuk normal ke tiga ini relasi ini relasi haruslah dalam bentuk normal ke dua dan semua atribut bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif. Artinya setiap atribut bukan

(30)

37

kunci harus bergantung hanya pada primery key secara keseluruhan, dan bentuk normalisasi ke tiga sudah didapat tabel yang optimal. (Yakub, 2012:72)

11. Visual Basic.

Visual Basic adalah program untuk membuat aplikasi berbasis Microsoft Windows secara cepat dan mudah. Visual Basic menyediakan tool untuk membuat aplikasi yang sederhana sampai aplikasi kompleks atau rumit baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan perusahaan/instansi dengan sistem yang lebih besar.

“Visual dalam hal ini merupakan bahasa pemrograman yang menyerahkan berbagai macam desain dengan model GUI (Graphical User Interface). Hanya dengan mengetikkan sedikit kode program, anda sudah dapat menikmati program dengan tampilan yang menarik”.

“Basic menunjukkan bahasa pemrograman BASIC (Biginner All- Purpose Symbolic Instruction Code). Visual Basic dikembangkan dari bahasa Basic yang ditambah ratusan perintah tambahan, Function, Keyword, dan banyak berhubungan langsung dengan GUI Windows.

Visual Basic berorientasi pada Objek (Object Oriented Programming/OOP) yang sangat mudah untuk digunakan dan dipelajari.

(31)

38

Kemampuan Visual Basic antara lain :

1) Data Acces, digunakan untuk membuat aplikasi database dan aplikasi front-end, baik untuk database standlone maupun Client Server.

2) Teknologi ActiveX, berguna untuk membuat fungsi yang dapat digunakan untuk aplikasi seperti Microsoft Word prosessor, Microsoft Excel Spreadsheet, dan aplikasi Win-dows lainnya.

3) Internet, digunakan untuk membuat aplikasi berbasis internet yang mampu mengintergrasi dokumen, baik dari aplikasi anda ke internet maupun dari internet ke aplikasi anda.

4) Finishing aplikasi, digunakan untuk kompilasi aplikasi menjadi file.exe kemudian dengan menggunakan Virtual Basic Machine, aplikasi anda siap didistribusikan.

Adapun kemampuan lain Visual Basic adalah sebagai berikut :

a) Memiliki sarana pengembangan yang bersifat grafis (visual).

b) Berorientasi objek (object oriented).

c) Dapat bekerja di dalam sistem operasi windows.

d) Dapat menghasilkan program aplikasi berbasis windows.

e) Mampu memanfaatkan program aplikasi berbasis windows, seperti grafis, multimedia, internet, multitasking, dan sebagainya.

(32)

39

Cara kerja Visual Basic adalah sebagai berikut :

Visual Basic merupakan prinsip Object Oriented Programming (OOP) dan dikembangkan dengan basis Visual yang berarti menggunakan sarana grafis untuk mengembangkannya.

Visual Basic berorientasi pada objek-objek yang dipisah – pisah, sehingga disebut pemrograman Object Oriented Programming. Visual Basic juga bersifat modular programming karena kode-kode program letaknya tersebar didalam modul – modul (objek – objek) yang terpisah – pisah.

Tipe data dan variabel

Dalam visual basic untuk mendeklarasikan variabel dapat memilih beberapa macam tipe data. Tipe data menentukan nilai yang dapat anda masukkan ke dalam variabel tersebut dan memengaruhi besarnya memori yang digunakan.

Tipe – tipe data dalam Visual Basic adalah :

1) Integer

Tipe data numeric yang berupa bilangan bulat (tanpa pecahan)

(33)

40 2) Byte

Tipe data yang berupa nilai bulat positif (tanpa pecahan)

3) Decimal

Tipe data yang digunakan untuk menyimpan nilai desimal (pecahan) dengan ketepatan hingga 28 angka desimal.

4) Boolean

Tipe data yang memiliki dua buah nilai yaitu True atau False. Tipe data ini biasanya digunakan untuk memilih salah satu dari dua pilihan seperti iya atau tidak.

5) String

Tipe data yang memiliki nilai alfanumerik, yaitu nilai yang bisa berupa huruf, angka, atau karakter khusus.

6) Single

Tipe data numerik yang dapat menampung nilai pecahan.

7) Double

Tipe data numerik yang memiliki kisaran nilai yang sangat besar. Tipe data ini juga sering disebut Double Precision atau bilangan presesi ganda.

(34)

41 8) Date

Tipe data yang digunakan untuk menyimpan nilai tanggal dan jam

9) Currency

Tipe data yang digunakan untuk menyimpan nilai mata uang dalam dolar atau dalam mata uang lain yang digunakan di komputer anda.

10) Long

Tipe data numerik yang mirip dengan integer 11) Object

Tipe data yang menyimpan objek seperti form, kontrol, dan sebagainya.

12) Variant

Tipe data yang berisi segala macam tipe data yang berbeda. Biasanya digunakan jika anda tidak mengetahui jenis data yang digunakan. Secara otomatis VB menugaskan tipe ini.

Objek – objek Visual Basic sebagai berikut : a. Form

Objek form adalah blok dasar dalam membuat aplikasi Visual Basic, user berintergrasi dengan prgram melalui form seperti sebuah objek, form juga

(35)

42

mempunyai properti, event, dan method yang dapat dikontrol.

b. TextBox

TextBox ada yang menyebut dengan edit field atau edit control karena TextBox digunakan untuk menampilkan, mengubah, dan menambah informasi yang dimasukkan user saat desain time atau run-time c. Label

Label adalah kontrol grafis yang dapat menampilkan text tapi tidak dapat diubah secara langsung pada ToolBox disimbolkan dengan A

d. CommandButton

CommandButton digunakan untuk memulai, meng- interupt dan menghentikan proses, kadang – kadang disebut PushButton.

e. ListBox dan ComboBox

Sebuah ListBox dapat menampilkan daftar item dan user dapat memilih satu atau lebih pilhan. Jika item melebihi lebar tampilan, maka akan muncul scrool secara otomatis.

ComboBox adalah kombinasi kemampuan dari TextBox dan ListBox karena user dapat memasukkan

(36)

43

informasi seperti di TextBox dan user juga dapat memilih daftar item seperti pada ListBox.

f. OptionButton dan CheckBox

Sebuah OptionButton akan menampilkan opsi yang dapat on atau off. User hanya dapat memilih satu pilihan, tidak bisa lebih.

Sebuah CheckBox akan memberikan nilai X waktu diseleksi dan akan hilang waktu tidak terseleksi. User diberikan nilai opsi iya atau tidak. Pada CheckBox dapat menampilkan banyak pilihan dan user dapat memilih lebih dari satu pilihan.

g. Image

Komponen image digunakan untuk menampilkan gambar (grafik). Image dapat menampilkan grafik dengan format bitmap, metafile, JPEG, dan GIF.

h. Timer

Timer dapat menjalankan kode program dengan interval tertentu sesuai dengan setting pada properti interval. Objek ini tidak terlihat secara visual dan akan jalan jika dalam keadaan enabled.

12. Structure Query Laguage (SQL)

SQL adalah sekumpulan sintaks – sintaks atau digunakan untuk mengakses data dalam database, tetapi SQL sendiri juga digunakan

(37)

44

untuk melakukan proses insert, update atau delete ke dalam database.

Sintaks – sintaks ini yang disebut dengan data manipulation language yang merupakan bagian dari SQL. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari sintaks – sintaks SQL sebagai berikut :

a) Insert, bertugas untuk menambahkan data ke dalam suatu tabel dalam database

b) Update, bertugas untuk mengupdate (mengubah) data dalam suatu tabel pada database

c) Select, bertugas untuk mengakses data dari suatu tabel dalam database

d) Delete, bertugas untuk menghapus data dari suatu tabel dalam database.

(Yakub, 2012:67)

SQL adalah bahasa yang berisi perintah – perintah untuk memanipulasi basis data, seperti menghapus, mengubah, memilih, menggabungkan data.

Basis data adalah koleksi informasi. Data SQL-database adalah basis data yang bersifat relational dan dinamis. Relational karena dapat mengkaitkan suatu kelompok informasi (field) dengan kelompok informasi yang lain dalam sebuah basis data sehingga merupakan suatu kesatuan. Cara semacam ini disebut teknik joining dan field yang bersangkutan disebut join field. Kelompok informasi (field) di SQL- database disebut table. Struktur table terdiri dari baris dan kolom.

(38)

45

Baris berisi semua data yang didefinisikan oleh kolom, sedangkan kolom berisikan tipe data yang akan disimpan dalam baris. Baris identik dengan record dan kolom identik dengan field. Contoh relasi master-detail : customer-order, order-item, dan lain-lain. SQL- database bersifat dinamis, artinya struktur tablenya dapat sewaktu – waktu berubah tanpa harus melakukan konversi data yang sudah ada karena informix SQL secara otomatis melakukannya. SQL-database memiliki fasilitas proteksi terhadap integritas databasenya. Misalnya pada saat membuat file transaksi dan file transaksi ini menyimpan seluruh modifikasi yang dilakukan di basis data yang bersangkutan.

File ini digunakan untuk merekonstruksi basis data dari back-up sehingga menghasilkan basis data yang benar atau atau up to date. Jika seorang user sudah memiliki basis data, maka proses selanjutnya adalah membuat table. Sebuah basis data memiliki banyak table.

Informix SQL tidak membatasi jumlah table dalam basis data, hanya kapasitas disk komputer yang membatasinya.

Basis data merupakan sesuatu yang tidak asing lagi pada saat ini, hampir semua komponen di dunia saling berhubungan dan saling bertukar infomasi. Informasi yang dimiliki manusia beragam, maka diperlukan pengaturan menurut aturan tertentu yang kemudian dikenal dengan basis data, secara sederhana basis data dapat diartikan kumpulan data yang terintegrasi dan diatur menurut aturan field tertentu.

(39)

46

Kelahiran SQL juga memiliki hubungan erat dengan sebuah proyek IBM yang dikenal dengan sistem R. Proyek ini bertujuan mengembangkan sebuah sistem pada database relational atau dengan kata lain sebuah sistem yang dapat memenuhi segala jenis sistem pengoperasian basis data modern. Dengan memperkenalkan sebuah bahasa yang dinamakan sequel yang pada perkembangannya berubah menjadi SQL (Structure Query Language).

Bagaimana SQL digunakan :

1) Secara interpretasi (Interctive SQL), yakni dengan memasukkan sebuah pertanyaan SQL melalui terminal atau mikrokomputer dan langsung diproses atau diinterpretasikan. Hasilnya bisa langsung dilihat.

2) Secara sisip (Embedded SQL), yaitu dengan menyisipkan pernyataan SQL ke dalam sebuah program yang ditulis dengan bahasa pemrograman lain, hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi diproses oleh program yang memakainya.

B. Hasil penelitian Terdahulu

Adapun perbandingan dari persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu, dapat dilihat dari tabel berikut ini :

(40)

47 Tabel 2

Perbandingan Hasil Penelitian

Identitas Penelitian

Aspek

Alifia Munawwarah A03120059

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin

Andri A03130071 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2016

Selamat Riyadi A03150077

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin

Judul

Rancang Bangun Program Aplikasi Penilaian Persediaan Barang Dagang Berbasis Komputer Menggunakan Visual Basic 2013 Pada Toko Arjuna Raya Motor Banjarmasin.

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan Berbasis Komputer Pada Toko HR.

Elektronik.

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan dengan Metode Rata – Rata

Menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko Meubel Berkat Lancar Banjarmasin.

Tempat Penelitian

Toko Arjuna Raya Banjarmasin

Toko HR. Elektronik Meubel Berkat Lancar Banjarmasin

Permasalahan

1. Bagaimana penilaian

persediaan barang dagangan

menggunakan metode harga pokok rata – rata bergerak ? 2. Bagaimana

penilaian

persediaan barang

1. Penilaian

persediaan barang dagang dengan metode rata – rata tertimbang

perpetual pada Toko HR.

Elektronik ? 2. Bagaimanakah

membangun program aplikasi

1. Bagaimana penentuan harga pokok persediaan barang dagangan dengan rumus biaya rata – rata tertimbang – perpetual pada Meubel Berkat Lancar

Banjarmasin ? 2. Bagaimana program

aplikasi persediaan barang dagangan

(41)

48 dagang toko

arjuna raya motor menggunakan visual basic 2013

?

persediaan berbasis komputer pada Toko HR.

ELECTRONIK ?

dengan rumus biaya rata – rata tertimbang- perpetual menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 pada Meubel Berkat Lancar Banjarmasin ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui rancang bangun program aplikasi penilaian

persediaan barang dagangan pada Toko Arjuna Raya Motor menggunakan Visual Basic 2013 .

1. Mengetahui sistem informasi

akuntansi persediaan yang tepat untuk digunakan di HR.

ELECTRONIK.

2. Menghasilkan rancang bangun sistem informasi akuntansi

persediaan berbasis komputer

menggunakan software Delphi XE5 pada HR.

ELECTRONIK.

1. Untuk mengetahui penentuan harga pokok persediaan barang dagangan dengan rumus biaya rata – rata tertimbang perpetual pada Meubel berkat lancar banjarmasin 2. Untuk mengetahui

penentuan harga pokok persediaan barang dagangan dengan rumus biaya rata – rata tertimbang – perpetual menggunakan

Microsoft Visual Basic 2015 di Meubel Berkat Lancar Banjarmasin

Metode Penelitian

Pengumpulan data dengan metode

wawancara, dokumentasi serta pengamatan

Pengumpulan data dengan metode wawancara, pengamatan langsung dan dokumentasi kemudian

Pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian mendesain program aplikasi

(42)

49 langsung. Jenis data yang

digunakan data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan sekunder dan primer.

Teknik analisis data yang digunakan analisis penilaian persediaan, penilaian persediaan barang dagangan menggunakan metode harga pokok rata – rata bergerak, desain program aplikasi.

mendesain aplikasi pencatatan persediaan barang dagangan.

persediaan dengan

menggunakan biaya rata – rata tertimbang perpetual.

Hasil Penelitian

Toko Arjuna Motor dalam melakukan pencatatan persediaan barang dagangan menggunakan metode fisik, sedangkan dalam penilaian persediaan menggunakan metode harga beli terakhir.

Program aplikasi persediaan barang

dagangan dengan metode rata – rata (average) perpetual pada toko HR.

Elektronik.

Toko Meubel Berkat Lancar Banjarmasin melakukan pencatatan persediaan nya menggunakan metode

perpetual namun pencatatannya masih secara manual dan hanya menggunakan buku catatan biasa (buku catatan akuntansi penjualan dan pembelian).

Sumber : Alifia Munawwarah (2015) dan Andri (2016)

Referensi

Dokumen terkait

Memberi kemudahan menggunakan bahan bukan cetak termasuk perisian sama ada secara individu atau berkumpulan oleh

Penelitian terdahulu pertama yang di lakukan oleh (Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi Iman Abadi) yang berjudul “Impact of Brand Equity on Purchase

Berdasarkan data pada peta tahun 2011 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, daerah yang memiliki rasio kelistrikan nasional paling kecil adalah daerah Indonesia

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota, Dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

Mikrometer sekrup disebut juga mikrometer ulir. Alat ini mempunyai ketelitian pengukuran sampai 0,01 mm, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur tebal lempengan

Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan

Untuk produk-produk yang memerlukan biaya cukup besar dilakukan pemilihan proses yang tepat dan efisien, mengingat cairan fermentasi merupakan campuran yang

Surat rekomendasi dari IKARGI dan telah melunasi iuran anggota IKARGI sampai dengan 1 tahun terakhir (fotocopy bukti transfer dilampirkan dalam amplop beserta berkas