50 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah kerangka berpikir berhasil dibangun menggunakan teori yang ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka penelitian akan dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya dengan bantuan SPSS. Bab ini akan menjelaskan secara terperinci proses tersebut.
4. 1 Deskripsi Tempat Penelitian
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kriten Satya Wacana adalah suatu lembaga pendidikan di Indonesia. Fakultas Teknologi Informasi UKSW berdiri sejak tahun 2003, Fakultas Teknologi Informasi UKSW memulai dengan Program Studi Teknik Informatika (TI), kemudian pada tahun 2004 Fakultas Teknologi Informasi UKSW membuka Program Studi Sistem Informasi (SI) untuk menjawab tuntutan tenaga yang handal pada bidang manajerial sistem informasi. Berkembangnya industri multimedia kreatif dengan berdirinya banyak rumah produksi dan stasiun televisi, membuat Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang memiliki visi kedepan untuk membuka sebuah program studi baru. Pada tahun ajaran 2008 dibuka Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berfokus pada desain Grafis, Multimedia dan Game Programming. Untuk menjawab kebutuhan tenaga pendidik pada bidang teknologi informasi, Fakultas Teknologi Informasi UKSW membuka Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) yang menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran 2010-2011.
51
1. Melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis keunggulan dalam bidang teknologi informasi yang menjunjung tinggi nilai kebenaran dan iman Kristiani.
2. Melaksanakan penelitian yang berbasis keunggulan dan selaras dengan perkembangan teknologi informasi yang berciri kritis, kreatif dan inovatif.
3. Menerapkan bidang ilmu teknologi informasi untuk kesejahteraan masyarakat sebagai wujud pelayanan.
4. Mengembangkan kepemimpinan yang mencerminkan sikap kritis, kreatif dan inovatif serta memiliki kepekaan terhadap perubahan. 5. Menciptakan dan mengembangkan sinergi antara pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat dalam semangat pelayanan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri.
4. 2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW angkatan 2013. Merujuk pada data yang diperoleh keseluruhan mahasiswa skripsi angkatan 2013 berjumlah 139 mahasiswa berikut dipaparkan karakteristik responden berdasarkan program studi dan jenis kelamin.
4. 2. 1 Berdasarkan Program Studi dan Jenis Kelamin
52 Tabel 4. 1
Jumlah dan Presentase Mahasiswa
berdasarkan Program Studi dan Jenis Kelamin
No. Program Studi Mahasiswa Mahasiswi Total
1. Teknik Informatika (TI) 37 (43%) 20 (37,7%) 57 (41%) 2. Sistem Informasi (SI) 40 (46,5%) 25 (47,1%) 65 (46,7%) 3. Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer (PTIK)
Berdasarkan Tabel 4. 1 terlihat bahwa dari 139 mahasiswa baik yang laki-laki ataupun yang perempuan mayoritas berada pada program studi sistem infomasi dan jumlah mahasiswa lebih besar dari jumlah mahasiswi.
4. 3 Prosedur Penelitian 4. 3. 1 Pengambilan Data Awal
Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi langsung di Fakultas Teknologi Informasi UKSW pada bulan Januari dan Febuari 2017. Dari beberapa informasi dan hasil pengamatan, penulis menemukan fenomena dan informasi berupa data mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang berhubungan dengan permasalahan prokrastinasi akademik.
4. 3. 2 Persiapan Penelitian
53
psikologi. Uji coba skala psikologi ini dilakukan penulis dengan cara menyebarkan skala psikologi saat berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UKSW pada tanggal 4 juni 2017 pukul 10. 00 WIB, penulis memperoleh 25 orang, kemudian penulis juga sempat menitipkan skala psikologi ke bagian administrasi tugas akhir untuk diberikan ke mahasiswa skripsi dan memperoleh 15 orang. Sedangkan sisa lainnya penulis peroleh dengan cara bertemu satu persatu dengan mahasiswa skripsi dan memperoleh 48 orang, sehingga total sampel yang digunakan penulis sejumlah 88 orang. Kendala saat uji coba dari pengambilan data sampel yang penulis lakukan di antaranya penulis mengalami kesulitan dalam menghubungi sampel yang lain serta terdapat beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan.
4. 3. 3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah penulis terlebih dahulu melakukan persiapan penelitian. Persiapan penelitian di mulai dari meminta ijin kepada pihak-pihak yang bersangkutan, melakukan try out dengan menyebarkan kuesioner ketika mahasiswa sedang menunggu dosen untuk bimbingan skripsi serta mahasiswa yang beraktifitas disekitar kampus. Dilanjutkan dengan pengolahan data hasil try out dan didapat beberapa aitem pertanyaan yang gugur, sehingga penulis memperbaiki aitem yang gugur tersebut dengan alasan aitem yang digunakan masih memenuhi prasyarat aitem yang baik karena aitem yang gugur masih dibawah 25% setelah perbaikan aitem kemudian penulis melanjutkan dengan melakukan penelitian.
54
sisanya penulis berusaha menghubungi mahasiswa secara satu persatu, serta mencari mahasiswa yang beraktifitas di kampus 1 UKSW dipenogoro dan kampus 2 UKSW Blotongan. Kendala saat penelitian dari pengambilan data sampel yang penulis lakukan diantaranya penulis mengalami kesulitan untuk menemukan sampel karena banyak mahasiswa yang sedang skripsi tidak melakukan registrasi ulang, sulitnya mencari mahasiswa angkatan 2013 dikarenakan akhir semester dan mulainya libur semester sehingga penulis menyebarkan kuesioner bukan hanya dikampus tapi juga dikos-kos mahasiswa.
4. 4 Hasil Daya Diskriminasi Aitem dan Uji Reliabilitas 4. 4. 1 Daya Diskriminasi Aitem
Seleksi aitem dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik corrected item-total correlation untuk setiap aitem. Hasil seleksi aitem skala prokrastinasi akademik diperoleh 33 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari 0,343-0,593. Hasil seleksi aitem skala fear of failure diperoleh
29 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari
0,345-0,595. Sementara itu hasil seleksi aitem perfeksionis diperoleh 29
aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari
0,313-0,595. Oleh karena keseluruhan aitem dari masing-masing skala telah dinyatakan memenuhi syarat, maka skala dapat digunakan sebagai skala penelitian.
4.4.2 Uji Realibilitas
4.4.2.1 Skala Prokrastinasi Akademik
55
(tryout) didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,933 dengan jumlah aitem 48 aitem, dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,917 dengan jumlah 33 aitem dan jumlah subjek sebanyak 139 orang.
4.4.2.2 Skala Fear of Failure
Uji reliabilitas skala fear of failure dilakukan dengan SPSS 16.0. Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout) didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,903 dengan jumlah aitem 39 aitem dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,894 dengan jumlah 24 aitem dan jumlah subjek sebanyak 139 orang.
4.4.2.3 Skala Perfeksionis
Uji reliabilitas skala perfeksionis dilakukan dengan SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout) didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,910 dengan jumlah aitem 59 aitem, dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,886 dengan jumlah 29 aitem dan jumlah subjek sebanyak 139 orang.
4.5 Kategorisasi Skor
56
Failure (FF), dan Perfeksionisme (P) dilihat berdasarkan jenis kelamin responden.
4.5.1 Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik
Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan 33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 48 hingga tertinggi 153 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).
i = i =
i = 21.
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi akademik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Prokrastinasi Akademik
Kategori Interval N Presentase
ST 132 ≤ x >153 11 7,9%
T 111 ≤ x > 132 33 24%
S 90 ≤ x > 111 62 44,6%
R 69 ≤ x > 90 28 20%
SR 48 ≤ x > 69 5 3,5%
Jumlah 139 100%
Mean 103,06
SD 19,146
Min 48
57
Keterangan : ST=Sangat Tinggi,; T=Tinggi; S=Sedang; R=Rendah; SR=Sangat Rendah.
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi bergerak dari 132 sampai dengan 153, skor tinggi bergerak dari 111 sampai dengan 132, skor sedang bergerak dari 90 sampai dengan 111, skor rendah bergerak dari 69 sampai dengan 111 dan skor sangat rendah bergerak dari 48 sampai dengan 69. Hal ini menunjukkan bahwa 44,6% responden memiliki prokrastinasi akademik dengan kategori sedang, 24% responden memiliki prokrastinasi akademik dengan kategori tinggi.
4.5.2 Kategorisasi Skor Fear of Failure
Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan 33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 34 hingga tertinggi 107 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).
i = i =
i = 15.
58 Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Fear of Failure
Kategori Interval N Presentase
ST 94 ≤ x > 107 8 6%
T 79 ≤ x > 94 37 26,6%
S 64 ≤ x > 79 53 38%
R 49 ≤ x > 64 34 24,4%
SR 34 ≤ x > 49 7 5%
Jumlah 139 100%
Mean 71,89
SD 13,839
Min 34
Max 107
Keterangan : ST = Sangat Tinggi,; T = Tinggi; S = Sedang; R = Rendah; SR = Sangat Rendah.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi bergerak dari 94 sampai dengan 107, skor tinggi bergerak dari 79 sampai dengan 94, skor sedang bergerak dari 64 sampai dengan 79, skor rendah bergerak dari 49 sampai dengan 64 dan skor sangat rendah bergerak dari 34 sampai dengan 49. Hal ini menunjukkan bahwa 38% responden memiliki fear of failure dengan kategori sedang, 26,6% responden memiliki fear of failure dengan kategori tinggi.
4.5.3 Kategorisasi Skor Perfeksionisme
59 i =
i =
i = 18.
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi akademik dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Perfeksionis
Kategori Interval N Presentase
Sangat Tinggi 117 ≤ x > 135 14 10%
Tinggi 99 ≤ x > 117 37 26,6%
Sedang 81 ≤ x > 99 68 49%
Rendah 63 ≤ x > 81 19 13,7%
Sangat Rendah1 45 ≤ x > 63 1 0,7%
Jumlah 139 100%
Mean 95,45
SD 14,944
Min 45
Max 135
Keterangan : ST = Sangat Tinggi,; T = Tinggi; S= Sedang; R = Rendah; SR= Sangat Rendah.
60
perfeksionisme dengan kategori sedang, 26,6% responden memiliki perfeksionis dengan kategori tinggi.
4. 6 Hasil Uji Asumsi Klasik 4. 6. 1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal. Selain itu hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas secara statistik dapat dilakukan dengan uji one sampleKolmogorov-Smirnov dengan p> 0,05. Sedangkan bila menggunakan metode grafik histogram dan P-P Plot Test. Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16. 0 dapat dilihat sebagai berikut.
61
Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram berbentuk lonceng (bell shaped curve) (Santosa, 2000). Dengan melihat tampilan histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal, karena berbentuk lonceng serta tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Selain menggunakan histogram, normalitas juga dapat dilihat melalui grafik P-P Plot Test.
Gambar 4.2
P-P Plot Test
62
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa nilai koefisien fear of failure sebesar 0,526 dengan signifikansi sebesar 0,945 (p> 0,05) yang berarti bahwa data fear of failure terdistribusi normal. Koefisien perfeksionis sebesar 1,058 dengan signifikansi sebesar 0,213 (p> 0,05) yang berarti bahwa data perfeksionisterdistribusi normal. Selanjutnya, koefisien prokrastinasi akademik sebesar 0,844 dengan signifikansi sebesar 0,475 (p> 0,05) yang berarti bahwa data prokrastinasi akademik terdistribusi normal. Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak digunakan untuk memprediksi fear of failure berdasarkan perfeksionis dan prokrastinasi akademik.
4. 6. 2 Uji Multikolinieritas
63
Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 (Ghozali, 2009).
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Fear of Failure . 895 1. 117
Perfeksionis . 895 1. 117
a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Dari tabel 4.6 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan memiliki nilai tolerance 0,895 > 0,10 dan nilai VIF 1,117 < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas pada variabel bebas yang digunakan.
4. 6. 3 Uji Heteroskedastisitas
64 Gambar 4.7
Scatterplot
Scatterplot menujukkan titik-titik terpencar dengan tidak membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4. 3 menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi prokrastinasi akademik berdasarkanfear of failure dan perfeksionis.
4. 6. 4 Uji Linieritas
65 Tabel 4.8
Hasil Uji Linieritas Fear of Failure dengan Prokrastinasi Akademik Tabel ANOVA
66 Tabel 4.9
Hasil Uji Linieritas Perfeksionis dengan Prokrastinasi Akademik Tabel ANOVA
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan linearitas 22,230 (p> 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,000(p<0,05), dengan demikian dapat disimpulkan terdapat linearitas antara perfeksionis dengan prokrastinasi akademik.
4. 7 Uji Hipotesis
Hipotesis: Terdapat pengaruh secara simultan antara fear of failure dan perfeksionis terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW.
67 4. 7. 1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel independen (fear of failure dan perfeksionis) terdapat variabel dependen (prokrastinasi akademik) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Berganda Signifikan Nilai F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7909. 290 2 3954. 645 12. 603 . 000a
Residual 42676. 250 136 313. 796
Total 50585. 540 138
a. Predictors: (Constant), Perfeksionis, Fear of Failure b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan tabel anova, diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,603 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05) dan Ftabel sebesar 3,06 (α = 5%) yang berarti ada pengaruh yang signifikan fear of failure, dan perfeksionis terhadap prokrastinasi akademik. Dari hasil perhitungan ini, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima.
4. 7. 2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
68 Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel Independent Terhadap Variabel Dependent
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.682 10.948 4.447 .000
Fear of Failure .240 .115 .173 2.083 .039
Perfeksionis .389 .107 .304 3.647 .000
a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Dari hasil Tabel 4.11 maka pengujian diketahui bahwa nilai thitung fear of failure sebesar 2,083 (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0,039 (p> 0,05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas fear of failure secara parsial mempunyai pengaruh terhadap prokrastinasi akademik. Sedangkan dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung perfeksionis sebesar 3,647 (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0,000 (p> 0,05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas perfeksionis secara parsial mempunyai pengaruh terhadap prokrastinasi akademik.
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut: Y= 48,682 + 0,240 X1 + 0,389 X2
Keterangan:
69
2. Koefisien regresi fear of failure sebesar 0,240dengan signifikansi sebesar 0,039 memberi arti bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan perfeksionis akan berdampak pada meningkatnya prokrastinasi akademik sebesar 0,240.
3. Koefisien regresi perfeksionis sebesar 0,389dengan signifikansi sebesar 0,000 memberi arti bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan perfeksionis akan berdampak pada meningkatnya prokrastinasi akademik sebesar 0,389.
4. 7. 3 Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara fear of failure dan perfeksionis terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Berdasarkan pengolahan secara statistik, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien regresi Fear of Failure dan Perfeksionis Terhadap Prokrastinasi Akademik
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 . 395a . 156 . 144 17. 714
a. Predictors: (Constant), Perfeksionis, Fear of Failure b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
70
sebesar 15,6%. Sedangkan sisanya 84,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. 7. 4 Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat Prokrastinasi Akademik dengan variabel bebas yaitu Fear of failure danPerfeksionis.
Gambaran uji signifikansi (uji korelasi) untuk Fear of failure dan Perfeksionis terhadap Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Tekonologi Informasi UKSW disajikan dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Fear of Failure Pearson
Correlation . 272
71
Berdasarkan Tabel 4. 15 terlihat bahwa fear of failure berhubungan positif (r=0,272**) dengan nilai prokrastinasi akademik. Demikian halnya perfeksionis berhubungan positif (r=0,360**) dengan nilai prokrastinasi akademik.
4. 7. 5 Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif dari masing-masing bebas terhadap variabel terikat. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SE X1 = nilai β koefisien korelasi X1 Y × 100% SE X2 = nilai β koefisien korelasi X2 Y × 100%
Nilai β yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang sudah standardisasi untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Gambaran sumbangan efektif masing-masing variabel bebas mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW disajikan dalam Tabel 4.14
Tabel 4.14
Sumbangan Efektifitas Fear of Failure dan Perfeksionis Mahasiswa Skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW
Variabel Sumbangan Efektif
Fear of Failure 4,70%
Perfeksionis 10,94%
Total 15,64%
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa Fear of Failure memberikan
72
Failure terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Total sumbangan efektif dari kedua variabel bebas adalah sebesar 15,64% atau (15,6%). Dengan demikian sumbangan efektif dari variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar 84,4%.
4. 8 Pembahasan
Fear of failure dan perfeksionisme secara simultan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW.
Hasil analisis data menunjukan bahwa fear of failure dan perfeksionisme secara simultan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Hasil uji statistik menunjukkan nilai Fhitung= 12,603 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05) dan koefisien determinasi (R2)= 0,156. Kedua variabel ini memberikan sumbangan sebesar 15,6% dengan masing-masing variabel fear of failure memberikan sumbangan efektif sebesar 4,70%, dan variabel perfeksionisme memberikan sumbangan efektif sebesar 10,94% dan dan sisanya 84,4% dipengaruhi oleh varibel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jadi dapat dikatakan bahwa, tingginya perfeksionisme berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik . Hal ini menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW dipengaruhi oleh perfeksionisme.
73
menjadi salah satu alasan mahasiswa menunda mengerjakan skripsinya. Ada mahasiswa yang menyiapkan semua bahan materi dan argumen yang matang, baru diserahkan kepada dosen pembimbing, agar tiap kali bimbingan pembimbing sudah menyetujuinya. Ada mahasiswa yang merasa tidak puas jika skripsi sederhana, menjadi idealis, dan ingin membuat masterpiece karena skripsi dipandang sebagai buku pertama yang dibuat. Akibatnya, mahasiswa tersebut menunda-nunda penyelesaian skripsi dan lulus tidak tepat waktu. Sehingga semakin tinggi tingkat perfeksionisme individu maka semakin tinggi pula individu melakukan prokrastinasi akademik. Gunawita, Nanik., dan Lasmono (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perfeksionisme dan prokrastinasi akademik.
Kemungkinan kedua, pada dasarnya sebagian mahasiswa memiliki keperibadian yang perfeksionisme sehingga melakukan segala cara untuk skripsinya terlihat sempurna walaupun salah satu dengan melakukan prokrastinasi akademik secara terus menerus. Selama menyelesaikan skripsi mahasiswa merasakan rasa takut dan cemas ketika skripsi yang dibuat terlihat tidak memuaskan sehingga itu akan membuat dosen pembimbing merasa kecewa dan akan memberikan revisi yang lebih banyak sehingga mahasiswa pada akhirnya berusaha untuk menghindar dari pengerjaan skripsinya salah satunya prokrastinasi akademik (Gunawita, dkk., 2008)
Disamping fear of failure dan perfeksionisme secara simultan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik, secara parsial fear of failure berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik memiliki nilai thitung sebesar 2,958 dengan sig. 0,039 (p<0,05). Sedangkan perfeksionisme berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik memiliki nilai thitung sebesar 3,647 dengan sig. 0,000 (p<0,05).
74
fear of failure semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi pada Mahasiswa Univeritas Indonesia dalam mneyelesaikan skripsi. Fear of failure adalah disposisi kepribadian yang relatif stabil untuk menghindari dan mengantisipasi pengaruh negatif dari hasil yang ditimbulkan dari kegagalan. Dalam konteks mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang mengerjakan skripsi, ketakutan akan kegagalan mereka adalah adanya kekhawatiran bahwa mereka tidak akan bisa mengerjakan skripsi. Dengan menghindari pengerjaan skripsi tersebut, mereka sedikit terhindarkan dari ketakutan akan kegagalan tersebut. Mungkin hal ini yang menjelaskan kenapa mahasiswa yang memiliki fear of failure tinggi memiliki tingkat prokrastinasi yang tinggi juga. Sebaliknya, semakin tinggi ketakutan dan kecemasan mereka karena merasa tidak bisa mengerjakan dengan baik dan tepat waktu.
Hasil penelitian Sebastian (2013) ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara fear of failure dengan prokrastinasi (r= 0,339; p = 0,000) Seseorang yang memiliki rasa takut akan kegagalan yang tinggi akan cenderung menganggap tugasnya tidak menyenangkan dan menyebabkan ia mudah teralihkan oleh hal lain sehingga melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi merupakan kecenderungan seseorang menunda kegiatannya
sampai pada saat-saat terakhir (Gafni dan Geri, 2010). Seseorang dengan kecemasan yang tinggi cenderung menunda pekerjaan mereka dengan alasan yang irasional (Steel, 2007). Fear of failure merupakan kecemasan atau kekhawatiran yang irasional yang akhirnya menurunkan kepercayaan diri untuk mengerjakan suatu tugas.
75
perfeksionisme dan prokrastinasi akademik turut berperan di dalam fenomena bottleneck yang terjadi dikalangan mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi UBAYA, namun perfeksionisme hanya dapat menjelaskan fenomena prokrastinasi akademik sebesar 7,7%. Seseorang yang perfeksionis menuntut segalanya serba sempurna dan terkadang memiliki harapan yang tidak realistik (Gordon, 2003). Perfeksionisme membuat seseorang enggan menyelesaikan tugas karena merasa tidak mampu mencapai standar yang tinggi. Menurut Beswick, Rothblum, & Mann; Flett, Hewitt, Blankstein, & Koledin (dalam Flett, Blankstein, Hewitt, & Koledin, 1992), salah satu jembatan penghubung antara perfeksionisme dan prokrastinasi adalah keyakinan irasional.