• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visi dan Misi Perusahaan Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Visi dan Misi Perusahaan Studi"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Visi dan Misi

Visi

Menjadi Bank Retail yang SEHAT dan TERPERCAYA

Menjadi mitra bisnis yang handal dan dapat dipercaya dengan pelayanan optimal

Misi

Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah

Meningkatkan produktivitas dan pelayanan perbankan

▸ Baca selengkapnya: visi misi perusahaan indomie

(2)

Sekilas Sejarah

Bank Mitraniaga merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989 berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto S.H. dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S76/MK.13/1989. Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th 1989 tanggal 29 Juli 1989. Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah mengalami beberapa kali perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris Esther Setiawati Santoso S.H. pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal Bank telah dilakukan secara 5 tahap yang tertuang dalam anggaran dasar oleh Notaris Esther Setiawati Santoso S.H. yaitu :

Pertama, tanggal 27 September 2007 dengan akta No. 54 yang mengatur peningkatan modal disetor sebanyak 2500 lembar saham atau sebesar Rp. 25.000.000.000,- (Dua Puluh Lima Milyar Rupiah).

Kedua, tanggal 19 Nopember 2007 dengan akta No. 45 mengenai penambahan modal disetor sebanyak 2000 lembar saham atau sebesar Rp. 20.000.000.000,- (Dua Puluh Milyar Rupiah).

(3)

3

Ketiga, pada tanggal 6 Desember 2007 dengan akta No. 01 mengatur peningkatan modal disetor sebanyak 900 lembar saham atau sebesar Rp. 9.000.000.000,- (Sembilan Milyar Rupiah). Akta ini telah dilaporkan kepada Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia yang tercantum dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar tanggal 15 Februari 2008 dengan No. AHU-AH.01.10-3663.

Keempat, pada tanggal 24 Maret 2008 yang tercatat dalam akta notaris No. 56 tanggal 22 Desember 2009 sebesar Rp. 400.000.000,- (Empat Ratus Juta Rupiah)

Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir tercatat dalam akta notaris No. 139 tanggal 25 Agustus 2010 dengan menjadi sebesar Rp. 108.400.000.000,- ( Seratus Delapan Milyar Empat Ratus Juta rupiah )

Sejalan dengan program Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Bank Mitraniaga telah memenuhi kriteria sebagai Bank dengan modal inti minimal Rp. 100 Milyar. Kondisi permodalan ini akan memberikan keunggulan kompetitif bagi Bank dalam memanfaatkan segala peluang yang ada. Seiring dengan berjalannya waktu, Bank Mitraniaga sebagai lembaga keuangan terpercaya yang memberikan jasa dan pelayanan perbankan yang lebih beragam dan sesuai kebutuhan nasabah selalu melakukan langkah -langkah perbaikan, pembaharuan dan pengembangan di segala bidang sejalan dengan tuntutan dan perkembangan pasar serta para stakeholder-nya.

Konsistensi pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian yang tetap terus dilakukan. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang struktur pendidikannya lebih baik, maka Bank Mitraniaga diharapkan akan senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa mengabaikan kualitas pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, Bank terus menyempurnakan sistem dan mekanisme pelayanan dengan pengelolaan yang profesional dan berintegritas tinggi.

(4)

Sambutan Dewan Komisaris

Melalui ekspansi bisnis pada tahun 2010, Bank Mitraniaga telah membuka 1 (satu) Kantor Cabang di Surabaya dan 1 (satu) Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk, sebagai bagian dari upaya Bank untuk membangun kepercayaan dari nasabah. Komitmen Bank Mitraniaga untuk melayani segmen perbankan konsumer dan ritel tetap menjadi fokus utama di tahun ini.

Namun seiring persaingan di segmen ini yang kian ketat, kami melihat upaya manajemen untuk terus menerapkan prinsip kehati-hatian, sehingga kami dapat memelihara kepercayaan yang telah diberikan oleh nasabah selama ini. Dengan dukungan semua pemangku kepentingan, kami akan terus melangkah maju dengan penuh keyakinan dan optimisme. Seperti halnya yang telah kami lakukan, kami sangat menyadari pentingnya mempertahankan budaya kepatuhan dan kami masih memerlukan pandangan dan bimbingan regulator.

Atas nama Dewan Komisaris, kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Direksi dan segenap karyawan untuk kerja keras, dedikasi dan kontribusi mereka sepanjang tahun, dan penghargaan kami kepada seluruh nasabah atas dukungan yang diberikan kepada Bank Mitraniaga. Kami harapkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik dapat ditingkatkan di tahun mendatang.

Willy Yonathan

Komisaris Utama Komisaris IndependenGaguk Hartadi Tisno SastrodihardjoKomisaris

4

Selama tahun 2010 proses pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut. Pemulihan ini terutama ditopang oleh kondisi ekonomi negara-negara di kawasan Asia, seperti Cina dan India. Berlanjutnya perbaikan ekonomi global tersebut berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia.

(5)

Sambutan Direksi

5

Alexander F. Rori

Direktur Kepatuhan

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih karunia yang dilimpahkan kepada Bank Mitraniaga karena kita dapat melalui tahun 2010 dengan sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan. Kondisi ini tidak lepas dari kondisi pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Di tengah kondisi perekonomian global yang semakin kondusif tersebut, perekonomian Indonesia pada tahun 2010 tumbuh mencapai 6,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,6%. Berbagai lembaga ekonomi internasional juga memberikan penilaian positif atas kondisi ekonomi Indonesia. Industri perbankan pada tahun 2010 semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) yang rendah. Selain itu, intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai 22,8%. Bagi Bank Mitraniaga secara umum, stabilitas sistem keuangan yang membaik pada tahun 2010 membawa dampak positif bagi kinerja Bank Mitraniaga , hal ini tercermin dari total aset akhir tahun 2010 sebesar Rp. 553.012 juta yang berarti naik sebesar 31,36% dibanding aset akhir tahun 2009 sebesar Rp.420.991 juta. Jumlah Kredit yang disalurkan pada akhir tahun 2010 ini meningkat 24,47% menjadi Rp. 229.222 juta.

(6)

manajemen risiko diperbankan dan semakin meningkatnya transparansi dan keterbukaan di tengah masyarakat, sehingga Bank Mitraniaga harus berupaya keras untuk menjaga risiko reputasi. Meningkatnya kehati-hatian akan sangat membantu terpeliharanya stabilitas sistem keuangan ke depan. Namun demikian, Bank Mitraniaga berupaya agar kehati-hatian tidak menjadi sesuatu yang berlebihan sehingga menghambat pertumbuhan, termasuk pertumbuhan kredit secara wajar yang justru sangat dibutuhkan oleh perekonomian akhir-akhir ini. Bank Mitraniaga tetap akan terus mendukung rencana pemerintah untuk menyehatkan perbankan nasional sejalan dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan siap mengambil peran aktif dalam mewujudkan program API disamping itu Bank Mitraniaga tetap berusaha menerapkan dan menjalankan prinsip Good Corporate Governance, hal ini terlihat dari usaha bank didalam pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku, seperti pemantauan terhadap pemenuhan modal minimum, BMPK, dan ketentuan lainnya. Pada akhirnya, Direksi mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dewan Komisaris dan seluruh karyawan Bank Mitraniaga atas dedikasi yang telah diberikan sepanjang tahun 2010, budaya kerja yang kuat, kinerja yang baik dan inisiatif dan komitmen yang menjadikan Bank Mitraniaga dapat berkembang dan sampai pada posisi seperti sekarang ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder Bank Mitraniaga antara lain kepada pemegang saham, seluruh nasabah dan masyarakat umum serta pemerintah melalui Bank Indonesia atas perhatian, pembinaan dan pengawasan yang telah diberikan kepada Bank Mitraniaga sepanjang tahun 2010 ini. Kami senantiasa mempunyai keyakinan bahwa dengan dukungan maksimal dan tiada henti dari semua pihak maka Bank Mitraniaga akan semakin bertumbuh dan berkembang di tahun-tahun yang akan datang.

Alexander F. Rori

Direktur Kepatuhan

(7)

Ikhtisar Keuangan

7

(8)

PERFORMANCE BANK TAHUN 2010

(Jutaan Rp )

(9)

Kinerja Keuangan

Pertumbuhan Aset

Aset Bank Mitraniaga mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dari Rp. 293 Milyar pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp. 421 Milyar pada tahun 2009 dan terus meningkat pada tahun 2010 menjadi Rp. 553 Milyar. Terjadi prosentase kenaikan aset sebesar 88% dari tahun 2008 ke tahun 2010.

(10)

Aktiva Produktif

Perkembangan aktiva produktif mengalami peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhannya. Tahun 2008, aktiva produktif Bank sebesar Rp. 252 Milyar dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 378 Milyar, kemudian pada tahun 2010 terjadi peningkatan lagi menjadi Rp. 493 Milyar.

Dana Pihak Ketiga

Selama tiga tahun, perkembangan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank mengalami perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2008, total dana masyarakat Rp. 207 Milyar meningkat menjadi Rp. 333 Milyar pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 jumlah dana masyarakat meningkat lagi menjadi Rp. 443 Milyar.

(11)

Kredit

Selama tahun 2008 sampai dengan 2010, eksposur kredit Bank terus mengalami peningkatan. Total penyaluran kredit sebesar Rp. 169 Milyar pada tahun 2008 mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi Rp. 184 Milyar. Kemudian pada tahun 2010 eksposur kredit mengalami peningkatan lagi menjadi sebesar Rp. 229 Milyar

Laba Bersih

Perkembangan Laba Tahun Berjalan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Walaupun di tengah krisis global yang melanda Bank berhasil menghasilkan laba dengan pertumbuhan yang cukup besar pada tahun 2008 sebesar Rp. 761 juta. Pada tahun 2009, Bank mengalami peningkatan laba menjadi sebesar Rp. 1.125 juta dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 2.084 juta

(12)

Tata Kelola Perusahaan

Seiring dengan pertumbuhan usaha dan pencapaian visi misi, Bank Mitraniaga berupaya untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) yang baik dan benar dengan berlandaskan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan kegiatan usaha Bank. Hal tersebut merupakan salah satu tolak ukur penting untuk meningkatkan nilai tambah Bank bagi pemegang saham dan stakeholders lainnya seperti nasabah, bank koresponden, regulator, pegawai, serta masyarakat di lingkungan kerja Bank.

Dalam menerapkan tata kelola perusahaan, Bank berpedoman pada lima prinsip GCG yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility), independen (independency), kewajaran (fairness). Kelima prinsip tersebut senantiasa diupayakan diterapkan dalam kegiatan bisnis dan pelaksanaan operasional sehari-hari. Hal ini tercermin dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelengkapan dan pelaksaaan tugas Komite-Komite, penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan eksternal, penerapan manajemen risiko, transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.

Dewan Komisaris dan Direksi

Dalam pengelolaannya Bank menerapkan fungsi dual kontrol pada Dewan Komisaris dan Direksi yang mana terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi dan tanggung jawab keduanya. Dewan Komisaris sebagai lembaga pengawasan dan Direksi yang bertanggung jawab atas kepengurusan dan pengelolaan Bank.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris antara lain :

12

Menyelenggarakan rapat secara berkala minimal 4 (empat) kali dalam setahun dan diantaranya 2 (dua) kali rapat harus dihadiri lengkap oleh seluruh anggota komisaris.

1

Memastikan pelaksanaan GCG berjalan dengan baik.

Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan memberi nasihat. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis

Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional kecuali dalam penyediaan dana kepada pihak terkait, dana besar dan atau hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari auditor.

(13)

Komite

Pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh beberapa Komite. Dewan Komisaris dalam tugasnya dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan nominasi. Kemudian, Direksi dibantu oleh beberapa Komite antara lain Komite Kredit, Komite Aset dan Kewajiban (ALCO), Komite Teknologi Informasi, Komite Manajemen Risiko. Secara umum Komite-Komite tersebut berfungsi untuk memberikan pendapat, membantu pengurus dalam menjalankan strategi Bank secara efektif serta mengelola risiko agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para shareholders dan

stakeholders pada umumnya. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Komite-Komite terpapar dalam Pedoman Tata Tertib Komite secara rinci.

Fungsi kepatuhan

Sepanjang tahun 2010, Bank Mitraniaga menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan perundang - undangan yang berlaku dan standar-standar kepatuhan lainnya yang telah ditetapkan dengan baik. Direktur Kepatuhan bertanggung jawab memastikan kepatuhan Bank terhadap semua peraturan dan ketentuan perundang- undangan yang berlaku, kebijakan dan prosedur Bank yang berlaku,serta memastikan kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan tetap terjaga. Untuk mendukung tugas dan fungsi kepatuhan ini, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang independen dengan fungsi pokok memastikan kepatuhan terhadap kegiatan operasional pada setiap usaha sesuai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

13

Tugas dan tanggung jawab anggota Direksi antara lain :

Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

Mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

(14)

Audit Internal

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan fungsi audit internal Bank secara independen yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris. Posisi, kewenangan, tanggung jawab, profesionalisme, obyektivitas, dan cakupan tugas SKAI telah mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB). SKAI melaksanakan fungsi pengawasannya dengan melakukan pemeriksaan sesuai dengan rencana kerja yang ada terhadap seluruh aktivitas Bank. Selain itu melakukan pemantauan, penganalisaan, dan pelaporan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan serta menilai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern Bank. Laporan hasil pemeriksaan SKAI tersebut disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris, Direktur Kepatuhan, dan pihak terkait lainnya.

Audit Eksternal

Dalam rangka meningkatkan integritas laporan keuangan, Bank Mitraniaga menunjuk Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia serta memiliki kriteria yang dipersyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia. Kantor Akuntan Publik melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan bank disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Darmawan, Hendang, dan Yogi sebagai auditor ekstern independen untuk tahun buku 2010. Akuntan publik tersebut terdaftar di Bank Indonesia serta memiliki kriteria yang dipersyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia dan melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan bank disusun secara wajar dalam semua hal yang material sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Fungsi Kepatuhan yang telah berjalan dengan baik, secara berkesinambungan akan terus dikembangkan dengan meningkatkan kualitas pemahaman terhadap ketentuan yang berlaku, peningkatan pemantauan dan pengujian terhadap rencana keputusan dan atau kebijakan manajemen. Berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip kehati-hatian pada akhir tahun 2010, pencapaian CAR Bank adalah 34,45% jauh melebihi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Bank, tidak memberikan kredit kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait yang melanggar dan atau melampaui ketentuan BMPK, Rasio Kredit Bermasalah (NPL) sebesar 0,26% gross dan 0,10% nett.

(15)

Penerapan Manajemen Risiko

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan usaha Bank, tentu akan meningkatkan risiko dalam industri perbankan. Oleh karena itu Dewan Komisaris dan Direksi yang menyadari risiko yang melekat pada aktivitas usahanya sehingga merasa perlu menerapkan pendekatan manajemen risiko yang komprehensif dan dinyatakan secara jelas dalam rencana dan strategi bisnis Bank. Pengelolaan risiko Bank diatur dalam kebijakan, prosedur, limit transaksi, dan kewenangan, serta berbagai perangkat pengelolaan risiko lain yang berlaku bagi segenap aktivitas bisnis. Untuk memastikan kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada, dilakukan evaluasi dan perubahan parameter secara berkala sesuai dengan perubahan kondisi bisnis. Penerapan ini bertujuan untuk memastikan risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usaha perbankan dapat diidentifikasi, diukur, dikelola, dan dilaporkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi Bank untuk menjaga kelangsungan aktivitas usahanya maka dibentuklah Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berfungsi untuk menghadapi risiko yang timbul, memperbaiki dan menyempurnakan penerapan manajemen risiko sehingga terwujud pelaksanaan penerapan kebijakan manajemen risiko yang efektif. Satuan Kerja Manajemen Risiko bertanggung jawab pula untuk melakukan pemantauan pelaksanaan manajemen risiko yang telah disetujui oleh Direksi dan mengkaji secara berkala terhadap proses manajemen risiko termasuk pengkajian setiap usulan produk dan aktivitas baru. Dalam rangka proses pengukuran dan pemantauan risiko, SKMR membuat laporan profil risiko setiap triwulan yang merupakan laporan penilaian terhadap eksposur risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (inherent risk) serta kecukupan sistem pengendalian risiko (risk control system). Sebagai bagian dari proses yang terus berjalan untuk mencapai standar terbaik di bidang pengelolaan risiko, Bank Mitraniaga berusaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi secara dini dan mengambil langkah - langkah perbaikan untuk meminimalkan risiko.

Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan Dana

Besar

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diatur dalam kebijakan Bank yang secara berkala, dievaluasi dan dikinikan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2010 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan BMPK dalam penyediaan dana kepada pihak terkait maupun debitur inti.

(16)

Rencana Strategis Bank

Rencana strategis Bank Mitraniaga disusun dengan realistis yang memperhatikan beberapa faktor, baik eksternal dan internal, prinsip kehati-hatian serta asas perbankan yang sehat. Untuk mencapai kelangsungan tujuan usaha bank maka berpedoman pada visi dan misi Bank disusun Corporate Plan dan

Business Plan yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank. Rencana kegiatan usaha Bank pada Corporate Plan dan Business Plan

digambarkan dalam jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (tiga tahun) dan jangka panjang (5 tahun) termasuk strategi-strategi untuk merealisasikan rencana tersebut, rencana untuk memperbaiki kinerja usaha serta rencana pemenuhan ketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan.

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Bank Mitraniaga telah menyampaikan laporan keuangan maupun non keuangan yang mana penyusunan dan penyajiannya dengan tata cara, jenis dan cakupan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

(17)

Pengelolaan Resiko

Bank Mitraniaga menyadari bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, Bank dihadapkan pada risiko yang melekat pada setiap kegiatan usahanya. Untuk mengantisipasi dan meminimalkan risiko-risiko tersebut diperlukan pengendalian risiko melalui penerapan majemen risiko secara efektif. Sasaran utama dari penerapan manajemen risiko adalah melindungi bank terhadap kerugian yang mungkin timbul dari berbagai kegiatan bank serta menjaga besaran risiko agar sesuai dengan risk appetite yang telah ditentukan oleh manajemen. Untuk mendukung sasaran tersebut diperlukan budaya risiko yang kuat dan didukung dengan infrastruktur yang baik.

Implementasi manajemen risiko merupakan tanggung jawab seluruh karyawan/karyawati dan manajemen Bank. Proses manajemen risiko Bank terdiri dari proses i dentifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pada aktivitas fungsional terhadap 8 jenis risiko yang disesuaikan dengan ukuran, kompleksitas dan kemampuan Bank. Hal ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia BI No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

Risiko Kredit

merupakan risiko kerugian yang mungkin dihadapi oleh Bank akibat kemerosotan performa bisnis pada debitur, pertumbuhan ekonomi yang melemah, krisis ekonomi, kondisi keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan debitur untuk memenuhi kewajiban finansialnya kepada bank saat jatuh tempo. Pengelolaan dan pemantauan risiko kredit telah dilakukan dengan melalui adanya penetapan kebijakan dan prosedur kredit, diversifikasi portofolio kredit, pemenuhan kewajiban modal minimum, penetapan limit eksposur kredit, serta penyaluran kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian sesuai peraturan yang berlaku antara lain seperti batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan kredit bermasalah. Kebijakan dan prosedur perkreditan yang ada selalu dilakukan evaluasi yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan disempurnakan menurut dinamika pasar secara umum.

(18)

Risiko Pasar

merupakan pengelolaan risiko terkait dua komponen yaitu faktor risiko valuta asing dan risiko suku bunga. Risiko valuta asing berkaitan dengan potensi kerugian akibat perubahan/pergerakan nilai tukar yang terjadi. Risiko suku bunga terkait dengan pergerakan tingkat bunga yang tidak sejalan dengan posisi repricing gap antara aset dan kewajiban Bank Mitraniaga. Bank Mitraniaga merupakan bank dengan kegiatan non devisa sehingga risiko pasar yang dihadapi terkait dengan kegiatan treasury yang berupa transaksi placement/taking money market pada Bank lain dan obligasi. Pengelolaan risiko pasar berfokus pada pengelolaan dan pengungkapan risiko pasar yang timbul dari kegiatan treasury. Untuk memperkecil dampak risiko pasar, maka ditetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas treasury serta pengamanan menyeluruh yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya tingkat eksposur yang berlebihan sehingga memiliki potensi berisiko tinggi.

Risiko Likuiditas

merupakan pengelolaan risiko yang berkaitan dengan kemampuan Bank untuk memelihara likuiditas kecukupan dana untuk menanggung kewajiban dan komitmennya pada saat jatuh tempo seperti pinjaman antar Bank, penarikan dana deposan atau tabungan, komitmen kredit kepada debitur dan sebagainya. Sepanjang tahun 2010 Bank Mitraniaga telah menjaga posisi likuiditasnya secara efektif dengan memenuhi setiap kewajiban keuangan secara tepat waktu sehingga telah melakukan pemeliharaan tingkat likuiditas yang optimal serta memelihara akses pasar yang memadai. Pengelolaan risiko likuiditas Bank dilaksanakan dengan melalui analisa terhadap rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), rasio aktiva likuid kurang dari 1 bulan terhadap pasiva likuid kurang dari 1 bulan, rasio 1 month maturity mismatch, rasio proyeksi cashflow dan rasio ketergantungan dana deposan inti.

Risiko Operasional

merupakan risiko potensi kerugian yang melekat dalam aktivitas perbankan karena disebabkan oleh lemahnya kebijakan dan prosedur, kualitas sumber daya manusia yang tidak memadai, kelemahan dalam sistem dan teknologi serta faktor-faktor eksternal seperti adanya gangguan dalam jaringan komunikasi dan bencana alam. Seiring dengan pertumbuhan Bank, pengelolaan risiko operasional menjadi perhatian Bank. Oleh karena itu, Bank mengantisipasi dan mengendalikan seluruh faktor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional antara lain dengan memastikan karyawan memiliki kualifikasi yang memadai dan terlatih untuk menjalankan fungsinya kemudian memastikan seluruh aktivitas operasional yang dilakukan berdasarkan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. Setiap unit kerja bertanggung jawab atas seluruh risiko yang terjadi, pengelolaannya berpedoman pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sehingga memperkecil kerugian yang tidak diharapkan.

(19)

Risiko Kepatuhan

merupakan risiko yang terjadi karena Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan intern yang berlaku. Dalam rangka pengelolaan risiko ini, Bank Mitraniaga menerapkan sistem pengendalian intern secara konsisten dan melakukan penyempurnaan terhadap peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ada serta melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan melalui pelatihan internal maupun ekternal. Bank melakukan pemantauan pula pada beberapa aspek yang berhubungan dengan risiko kepatuhan antara lain rasio kecukupan modal minimum, rasio kredit bermasalah, ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK), kualitas aktiva produktif dan lainnya. Risiko ini berdampak pada pengenaan denda dan menerima teguran dari pihak yang berwenang ataupun Bank Indonesia yang dapat mempengaruhi reputasi Bank Mitraniaga.

Risiko Hukum

adalah risiko terjadinya kerugian karena adanya perubahan atau kelemahan pada aspek-aspek tertentu seperti aspek yuridis, hukum, ketentuan peraturan, kelengkapan dokumentasi dan sebagainya. Dalam meminimalkan risiko ini, Bank Mitraniaga memperhatikan dan menganalisa aspek hukum yang berkaitan dengan tuntutan hukum baik secara eksternal dan internal, kesempurnaan perjanjian dengan pihak ketiga dan kesempurnaan dalam pengikatan agunan. Risiko ini perlu menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi bank berdampak pada penurunan reputasi bank.

Risiko Reputasi

merupakan risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha atau persepsi terhadap Bank. Hal ini disebabkan karena publikasi negatif, keluhan dan ketidakcukupan dalam menangani masalah sehinga menimbulkan persepsi negatif terhadap usaha dan kegiatan Bank Mitraniaga. Pengelolaan risiko ini perlu dilakukan karena risiko ini dapat mengakibatkan kemampuan bank untuk mengembangkan jaringan, jasa dan pelayanan yang sudah ada menjadi terganggu, selain itu dapat membawa bank dalam proses litigasi dan kerugian finansial. Dalam mengelola risiko reputasi, Bank Mitraniaga mengambil beberapa langkah melalui pemantauan dan penganalisaan dalam informasi atau pulikasi negatif mengenai bank dan mengoptimalisasi fungsi pengaduan nasabah sehingga dapat menerima dan menyelesaikan keluhan dari nasabah dengan baik.

(20)

Risiko Strategis

merupakan potensi kerugian yang muncul akibat ketetapan dan penerapan strategi Bank yang kurang tepat, pengambilan keputusan usaha yang tidak sesuai atau kegagalan atau kelalaian dalam menanggapi perubahan-perubahan di lingkungan ekstern sehingga target usaha Bank tidak tercapai yang dapat menyebabkan kerugian bagi Bank. Bank dalam pengelolaan risiko ini berupaya melakukan review dan analisa mengenai strategi bisnis yang disesuaikan dengan perubahan internal maupun eksternal Bank yang semuanya terangkum dalam rencana bisnis bank yang penerapannya dipantau dari waktu ke waktu dan ditujukan untuk memperkecil risiko strategik Bank.

Penilaian profil risiko Bank Mitraniaga yang disampaikan kepada Bank Indonesia menggunakan metode pengukuran standar (standardized approach) yang melalui proses self assessment terhadap 2 kategori terdiri dari inherent risk yaitu risiko yang melekat pada aktivitas Bank dan risk control system yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. Secara komposit, hasil penilaian profil risiko posisi 31 Desember 2010 memiliki predikat risiko Rendah (Low) yang merupakan kombinasi dari inheren risk yang rendah (low) dan kualitas sistem pengendalian risiko yang kuat (Strong). Penilaian tersebut menunjukkan bahwa Bank cukup handal dalam mengendalikan risikonya yang meliputi seluruh produk, aktivitas dan usahanya, serta mampu menyelaraskan dan mengatasi perubahan eksternal dan internal dengan tingkat CAR sebesar 34,45% yang cukup untuk mengantisipasi potensi risiko dan rasio masih berada jauh di atas ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(21)

Sumber Daya Manusia

Dalam industri bisnis jasa keuangan, sumber daya manusia yang didukung dengan kompetensi dan integritas merupakan aset utama dan juga menjadi penentu keberhasilan usaha dan pencapaian target bisnis. Sumber daya manusia menjadi elemen kunci di dalam menciptakan dan menambah nilai alam bisnis suatu perusahaan sehingga pengelolaannya merupakan unsur penting dari fungsi manajemen. Jasa perbankan merupakan usaha jasa keuangan yang sangat kompleks dan harus didukung selain dengan sistem terpadu, juga tenaga terampil dan berintegritas tinggi, maka pengelolaan sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan dan diperlukan komitmen untuk pengelolaannya. Bank Mitraniaga menyadari hal tersebut sehingga kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia harus terus ditingkatkan dan dikembangkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Integritas dan loyalitas serta pengetahuan perbankan yang baik merupakan aset usaha yang sangat vital dalam menunjang kemajuan Bank. Oleh karena itu, secara terencana dan berkesinambungan perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang terampil, berbudaya, jujur, senang melayani dan prudent dengan berbasiskan pada pengelolaan talenta yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan yang terstruktur kepada setiap karyawan sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap

(22)

Perkembangan pegawai Bank Mitraniaga digambarkan sebagai berikut :

Struktur Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Struktur Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan

(23)

Selama tahun 2010 telah dilaksanakan pelatihan dan pengembangan SDM yang meliputi pelatihan internal maupun eksternal, yaitu :

23

a. Pelatihan Internal (

Internal Training

)

In House Training ( Dasar-dasar Perkreditan)

In House Training ( Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris (APU & PPT) Sosialisasi “Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris” (APU & PPT)

In house training Operation

b. Pelatihan Eksternal (

External Training

)

1 2 3 4

“Prinsip Kehati-hatian Manajemen Risiko serta Transportasi guna menghadapi tantangan inovasi dan globalisasi”

Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level I &II Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko Level I & II

Workshop “Integrated Brain” Training

Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level II

Sosialisasi UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Seminar “Transformasi fungsi Kepatuhan guna peningkatan kesehatan Bank yang berkelanjutan”

Sosialisasi Settlement Periodik Kliring Kredit Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Workshop “Restrukturisasi dan penyelesaian kredit bermasalah dalam rangka mewujudkan kapasitas hukum dalam penyelesaian kredit macet/NPL”

Pelatihan PSAK

Seminar “Antisipasi dan implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 24 (revisi) mengenai kewajiban pencadangan pesangon melalui program pesangon”

(24)

Peristiwa Selama Tahun 2010

Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk

Tanggal : 8 Maret 2010

24

Pembukaan Kantor Cabang Surabaya

Tanggal : 16 Juni 2010

(25)

Teknologi Informasi

Dengan

bertambahnya jumlah jaringan kantor dan tumbuhnya

database nasabah ini, maka keakuratan penyediaan teknologi sistem informasi merupakan suatu keharusan agar Bank Mitraniaga dapat menjadi Bank yang profesional dan terpercaya. Dukungan yang baik dari Teknologi Informasi Bank diharapkan dapat memberikan jasa pelayanan dan informasi yang cepat dan akurat serta memberikan data-data yang bersifat obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan Teknologi Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas, efisiensi serta kualitas pelayanan, dan dapat memberikan rasa aman bagi nasabah.

Pengembangan Teknologi Informasi

yang handal merupakan faktor penting dan mendasar bagi kalangan perbankan mengingat pencapaian bisnis perlu ditunjang oleh peranan teknologi informasi untuk mendukung kelancaran bisnis dan operasional perbankan. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi perbankan sesuai dengan kebutuhannya terus berkembang, yang tidak dapat dihindari berpengaruh pada Teknologi Informasi Bank pula seperti adanya keharusan implementasi sistem pelaporan baru yang menuntut adanya penyesuaian dalam core banking system sesuai dengan ketentuan Basel II dan penerapan PSAK 50/55 sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia. Secara internal Teknologi Informasi Bank terus dilakukan pernyempurnaan pula terhadap aplikasi-aplikasi yang terkait dengan Bank Indonesia. Pengembangan dan pengelolaan Teknologi Informasi ini juga ditujukan untuk mengakomodasi adanya perluasan jaringan usaha Bank dan pertumbuhan database nasabah.

(26)

Rencana Ke Depan

Ke depan, kinerja perekonomian Indonesia diperkirakan terus membaik. Untuk tahun 2011, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat, surplus neraca pembayaran masih besar, peran intermediasi perbankan membaik, dan inflasi dapat diarahkan pada kisaran sasarannya. Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan juga terus meningkat dengan inflasi yang semakin rendah. Dari sisi kebijakan, Bank Indonesia tetap akan mengarahkan kebijakannya pada pencapaian stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Kebijakan di bidang moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan, sedangkan kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk meningkatkan ketahanan bank guna menopang kinerja bank,memantapkan daya saing, dan sekaligus membendung kejutan krisis. Di bidang sistem pembayaran, kebijakan ditujukan untuk mencapai sistem pembayaran yang lebih efisien, handal, mudah, dan aman.Untuk itu secara umum Bank Mitraniaga akan melakukan langkah-langkah strategis untuk memantapkan ketahanan bank, meningkatkan daya saing dan kinerja Bank Mitraniaga di masa yang akan datang dengan beberapa hal meliputi :

1. Merencanakan penyempurnaan dan pengembangan Core Banking System (Corsys) yang termasuk persiapan dan penyesuaian dalam implementasi Basel II antara lain aplikasi sistem untuk PSAK 50-55 dan LBU Basel, sistem aplikasi dan keamanan akses pada CBS, Sistem Informasi Manajemen (SIM) sesuai dengan kebutuhan Bank

2. Merencanakan untuk melakukan kerjasama ATM yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan pelayanan sehingga mempermudah nasabah dalam bertransaksi

3. Menjaga NPL pada tingkat dibawah 5%, dengan cara menerapkan prinsip kehati-hatian di dalam penyaluran/pemberian kredit

4. Penyaluran dana dengan sasaran utama kredit modal kerja (retail banking) dan dilakukan lebih hati-hati dengan prioritas pada kredit umum skala kecil menengah (UMKM)

5. Menjalin kerjasama dengan instansi/perusahaan guna mempermudah penanaman dana yang aman

6. Konsisten mentaati dan melaksanakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia baik tentang permodalan, manajemen risiko, Good Corporate Governance, perkreditan, dan lain sebagainya

7. Meningkatkan pelayanan dengan peningkatan standar skill dan knowledge dari Sumber Daya Manusia

8. Perencanaan penambahan jumlah jaringan kantor layanan dalam bentuk kantor cabang/ capem dan kantor kas di beberapa lokasi antara lain Bandung dan Jabodetabek

(27)

Kepemilikan Saham

Komposisi kepemilikan saham Bank Mitraniaga pada tanggal 31 Desember 2010 sebagai berikut :

Pemegang Saham Pengendali adalah Willy Yonathan

(28)

Struktur Organisasi

(29)

Dewan Komisaris

Warga Negara Indonesia, lahir di Bogor pada tanggal 25 Februari 1953. Telah mengikuti program Modern Management pada University of Singapore tahun 1983. Beliau telah menjabat sebagai Direktur atau Direktur Utama di berbagai perusahaan sejak tahun 1988. Pada tahun 1999 menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mitraniaga.

Warga Negara Indonesia kelahiran Jakarta pada tanggal 5 Mei 1942. Menyelesaikan pendidikan formalnya pada tahun 1969 dengan Jurusan Administrasi Niaga dari Universitas17 Agustus 1945, Jakarta serta telah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar-seminar. Memulai karir perbankan di Bank Negara Indonesia (BNI ’46) dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Pimpinan Kantor Wilayah Banjarmasin sejak tahun 1963 sampai dengan tahun 1993. Pada tahun 1993 bergabung pada Bank Mitraniaga dengan awal menjabat sebagai Direktur dan saat ini menjabat sebagai Komisaris sejak tahun 2006.

(30)

Gaguk Hartadi

Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia yang lahir di Malang pada tanggal 27 Januari 1952. Tahun 1978 meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Brawijaya, Malang serta telah mengikuti beberapa seminar dan pelatihan. Memulai karirnya di perbankan pada Bank Negara Indonesia (BNI ’46) sejak tahun1981 sampai dengan tahun 2007 dengan posisi terakhir sebagai Pemimpin Wilayah Makasar. Kemudian Tahun 2008 bergabung dengan PT. Swadharma Propertindo dengan posisi sebagai Direktur Utama dan beliau mulai bergabung dengan Bank Mitraniaga pada bulan November tahun 2009 sebagai Komisaris Independen.

(31)

Direksi

Alexander Frans Rori

Direktur Kepatuhan

Warga Negara Indonesia, lahir di Kotamobagu pada tanggal 31 Juli 1966. Menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi, Manado pada tahun 1990 serta mengikuti berbagai pelatihan dan seminar. Memulai karirnya pada Bank Central Asia Manado dengan posisi terakhir di Forex Department (1989-1992).

Pada tahun 1992 - 1997 bergabung pada Bank Utama Surabaya dengan jabatan terakhir sebagai Marketing Group Head dan selama 9 tahun (1997-2006) menjabat di Bank Harfa dengan jabatan terakhir sebagai Staf Khusus Direksi. Kemudian, tahun 2006 bergabung dengan Bank Mitraniaga sebagai Direktur Kepatuhan.

(32)

Pejabat Eksekutif

Warga Negara Indonesia, lahir di Sungai Penuh pada tanggal 17 Mei 1972. Lulusan S-1 Universitas Tarumanegara Jurusan Ekonomi Manajemen pada tahun 1994 dan S-2 pada STIE Labora tahun 2004 untuk bidang manajemen keuangan. Berbagai seminar dan pelatihan pernah diikuti. Tahun 1996 merupakan awal karir perbankan beliau yang menjabat sebagai

Account Officer di Bank Arta Media sampai dengan posisi terakhir sebagai Branch Manager Palmerah tahun 2000. Bergabung dengan Lippobank selama 2 (dua) tahun (2000-2002) dengan jabatan sebagai Product Officer. Kemudian bergabung pada Bank Kesawan tahun 2003 sampai tahun 2005 dengan posisi terakhir menjabat sebagai Kepala Urusan Kredit dan Marketing. Jabatan terakhir sebagai Direktur di PT. Bakti Mitra Investama (2005-2007). Mulai tahun 2008 menjabat sebagai

General Manager Marketing pada Bank Mitraniaga.

Handry Husein

General Manager Marketing

Paberd Leonard Hutagaol

General Manager Kredit

Warga Negara Indonesia, lahir di Balige pada tanggal 26 Februari 1965. Menyelesaikan pendidikan formal pada Universitas Kristen Indonesia tahun 1989 dan telah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar.

Memulai karir di bidang perbankan sebagai Team Leader di Intermodern Bank pada tahun 1990 dan posisi terakhir menjabat sebagai Branch Manager Kantor Pusat Operasional Bank Modern sampai dengan tahun 1998. Pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Mitraniaga sebagai Pemimpin Kantor Pusat Operasional, kemudian pada tahun 2006 menduduki jabatan sebagai General Manager Kredit sampai sekarang.

(33)

Warga Negara Indonesia, lahir di Tapanuli pada tanggal 17 April 1950. Menyelesaikan pendidikan D3 pada Akademi Administrasi Niaga Negeri Jurusan Perbankan pada tahun 1973 serta mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Mengawali karir pada tahun 1974 sebagai Staf Biro Kredit di Bank Ekspor Impor Indonesia hingga menjadi Kepala Bagian Kas pada Cabang Tanjung Priok sampai dengan tahun 1985. Mulai bergabung dengan Bank Mitraniaga pada tahun 1991 sebagai Internal Control dan sejak tahun 1997 menjabat sebagai Kepala SKAI sampai sekarang.

Nelson Siregar

Kepala SKAI

(34)

Staf Inti

Kepala Bagian

Hendi Supriadi,

Kepala Bagian Akunting

Lucky Irmawan Anwar,

Kepala Bagian Teknologi Informasi

Harry Sucahyo,

Kepala Bagian Treasury

Heri Bayu Suprianto,

Kepala Bagian Legal

Pimpinan Cabang

Liga Ponti Gultom,

Pemimpin KCP Salemba

Lina Julia,

Pemimpin KCP Muara Karang

Victor Tendean,

Pemimpin KCP Mangga Dua

Bellanny Rianata,

Pemimpin KCP Tanah Abang

Rossana Riati Nyono,

Pemimpin KCP Kelapa Gading

Harun Jonathan,

Pemimpin KCP Taman Palem

Sri Atuningsih,

Pemimpin KCP Kebon Jeruk

Harijono Kartiko,

Pemimpin Kantor Cabang Surabaya

34

Kepala Divisi & General Manager

Handry Husein,

General Manager Marketing

Paberd Leonard Hutagaol,

General Manager Kredit

Nelson Siregar,

Kepala SKAI

(35)

Produk dan Jasa

(36)

Produk Simpanan

Tabungan Mitra

Rekening tabungan untuk nasabah perorangan atau badan usaha yang dapat disetor dan di tarik tunai setiap saat dengan suku bunga harian yang menarik.

Tabungan Mitra Boom

pencairan dananya dapat dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu yaitu 1 ( satu ) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan atau 12 (dua belas) bulan.

Tabungan Mitra Plus

Rekening tabungan yang memberikan cash back secara langsung kepada semua nasabah baru yang membuka rekening tersebut.

Rekening Giro

Rekening koran untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan dapat ditarik sewaktu-waktu sehingga membantu kelancaran usaha bisnis.

Deposito Berjangka Hadiah

Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang memberikan suku bunga menarik dengan penempatan dana selama 3 (tiga) bulan.

Deposito On Call

Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha dengan jangka waktu kurang dari 1 (satu) bulan dengan suku bunga yang menarik.

(37)

Produk Pinjaman/Kredit

Mitra KMK - Kredit Modal Kerja

Fasilitas kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja untuk membiayai kegiatan usaha debitur yang bersifat produktif.

Mitra KPR - Kredit Pemilikan Rumah

h

Fasilitas kredit yang diberikan guna untuk membiayai pembelian rumah.

Mitra Oto - Kredit Kepemilikan Mobil

Fasilitas kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian kendaraan bermotor.

Kredit Investasi

Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai investasi perusahaan.

Kredit Tanpa Agunan

Fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada debitur perorangan dengan pengajuan secara berkelompok yang bertujuan memenuhi berbagai kebutuhan tanpa adanya agunan.

Bank Garansi

Bank mengeluarkan pernyataan tertulis untuk menjamin nasabah dalam menanggung risiko tertentu yang timbul bila pihak terjamin tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik (wanprestasi) kepada pihak yang menerima jaminan.

Kredit

Back To Back

(38)

Jasa Layanan

Transfer/LLG

Jasa layanan untuk pemindah bukuan antar rekening dengan mudah, cepat dan aman serta dengan biaya cukup rendah.

Kliring/Inkaso

Layanan pengiriman maupun penerimaan uang antar Bank.

Pembayaran Telepon

Jasa pembayaran telepon baik untuk nasabah maupun non nasabah.

Safe Deposit Box

Layanan penyewaan kotak penyimpanan barang-barang berharga bagi nasabah perorangan maupun perusahaan yang disediakan dalam berbagai ukuran sesuai kebutuhan.

(39)

Kantor Pusat

Wisma 77

Jl. Letjen S. Parman Kav. 77 Slipi, Jakarta Barat 11410

Jl. Salemba Raya 36 W , Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-3928707, 3928708

Fax. : 021-3928709

Muara Karang

Jl. Muara Karang Raya No. 239-241, Jakarta Utara 14450

Jl. KH. Fakhrudin 36 Blok D 4, Jakarta Pusat 10250

Telp : 021-3801137, 31927884, 3922471 Fax. : 021-3921839

ITC Cempaka Mas Lt. Dasar Blok F No. 437-438 Jl. Let. Soeprapto Mega Grosir, Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-42887027

Fax. : 021-42902237

Jaringan Kantor

Kelapa Gading

Jl. Boulevard Gading Barat Blok LA1 Kav. 14, Jakarta Utara 14240

Telp : 021-4514288 (Hunting) Fax. : 021-4514289

Taman Palem

Perum Taman Palem Lestari

Blok A 11 No. 29 Cengkareng, Jakarta Barat 11750 Telp : 021-33621658 (Hunting)

Fax. : 021-55953317

Kebon Jeruk

Plaza Kebon Jeruk Blok A No. 4

Jl. Raya Perjuangan, Jakarta Barat 11530 Telp : 021-5321709

Fax. : 021-5321707

(40)

B

ekerja sama dengan Bank Mitraniaga dalam fasilitas kredit, saya

dapat mengembangkan pasar induk yang sedang saya jalani dari tahun 2001

hingga sekarang. Proses perkreditan yang mudah dan tepat waktu sehingga saya

tidak mengalami kesulitan. Dan perfomance dari staff karyawan Bank Mitraniaga baik.

Harapan saya ke depan agar Bank Mitraniaga dapat lebih baik dalam

memberikan

perkreditan

sesuai

dengan

pangsa

pasar

yang

ada.

Hartono - Pengusaha Pasar Induk

Profil Nasabah

(41)

Profil Nasabah

S

aya senang bertransaksi dengan Bank Mitraniaga karena pelayanan yang tulus dan

ramah dari semua karyawan. Harapan saya ke depan Bank Mitraniaga dapat terus

tumbuh dan berkembang menjadi “Bank Devisa” sehingga transaksi saya dapat

ditingkatkan. Maju terus di usia yang ke- 21 tahun.

Ibnu Susanto - PT. Sarana Steel

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Badan Penyelenggara aminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor 01 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan Bagi Pemberi Kerja Dan Pekerja Penerima

HSV-2 Infection adalah infeksi pada genital dan dapat menyebabkan infeksi pada bayi pada waktu proses kelahiran.Sebagian besar bayi mendapat infeksi HSV-2 pada ibu hamil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah rumah tangga dan tingkat kesadaran masyarakat sekitar bantaran Sungai Mahakam terhadap kebersihan

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis sehingga dapat dijadikan bekal

Para pemuka agama harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, di saat banyaknya bermunculan beberapa oknum yang dianggap sebagai tokoh agama dengan eksis

Apalagi dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah memberikan batasan 75 untuk: nilai akhir siswa. Sehingga, khususnya pembelajaran senam lantai dibutuhkan inovasi

The WorkSafe Western Australia Commission welcomes the development of industry codes of practice that contain information which is technically and legally correct thereby

Buku ini disusun dengan tujuan untuk membantu para praktisi, dosen, dan mahasiswa yang terlibat dalam permasalahan rekayasa geoteknik, khususnya masalah perbaikan tanah pada