• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah kasus 3 kanker terhad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah kasus 3 kanker terhad"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.

Kanker kolon adalah kanker yang menyerang usus besar. Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.

Kanker usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar (kanker kolon) relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling umum kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.

(2)

Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.

Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.

Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.

Carsinoma kolon ditemukan diseluruh dunia. Dieropa dan di amerika lebih banyak dari pada di afrika dan asia.

12.Tujuan

Adapun tujuan penyusunan :

a. Menjelaskan tentang penyakit kanker kolorektal

b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun makalah pada khususnya dan pembaca pada umumnya

(3)

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas khusus mengenai penyakit Kanker Kolorektal.

1.3 Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode literatur, yaitu dengan cara membaca, mengamati dan menganalisis dari buku dan internet.

(4)

BAB II PEMBAHASAN I. Small Group Discussion

Kasus :

Tn C 49 th BB 70kg TB 155cm, datang ke poliklinik penyakit dalal mengeluh bab berdarah dan gatal di sekitar anus. Pada saat wawancara diketahui ia menjelaskan timbulnya darah terjadi setelah setiap feses keluar dengan warna merah terang. Ia merasa hawatir dengan kondisinya karena darah muncul menetap dan ia memilika keluarha dengan riwayat kanker kolon. Ketidaknyamanan (nyeri) pada daerah rektum dan gatal dirasakan meningkat 2hari lalu. Biasanya Tn.C mengalami konstipasi minimal 1x dalam sebulan. Ia juga mengatakan tidak biasa mengkonsumsi sayuran dan kadang-kadang merokok, setelah diperiksa Tn C direncanakan akan dilaksanakan endoskopi/kolonoskopi,periksa feses dan darah lengkap.

Step 1

1. Endoskopi : memasukan lamera ke dalam tubuh saluran cerna dan nafas 2. Kolonoskopi : alat berkamera yang imasukan kedalam kolon / usus besar 3. Konstipasi : kebalikan dari diare,feses keras

4. Kanker kolon :keganasan / pertumbuhan sel yang abnormal dikolon Step 2

1. Apa penyebab bab derdarah? 2. Penyebab gatal disekitar anus?

3. Apakah ada hubungan klien tidak suka konsumsi sayur dengan penyakit sekarang?

4. Jelaskan pengaruh konsumsi rokok dengan penyakit dan pertimbangan riwayat keluarga dengan klien?

5. Kenapa darah yang keluar berwarna merah terang? Step 3

(5)

Terdapat kanker,feseskeras sehingga bergesekaan dengan sel kanker,ruptur. 2. Kerana terdapat bakteri dan terdapat luka dan respon peradangan.

3. Ada, sayur mengandung serat maka menghasilkan feses barserat sehingga dapat meningkatkan pengikatan air dalam feses. Feses yang rendah serat tedak dapat mempertahankan air dalam feses sehingga menjadi kering dan keras. 4. Di rokok tmengandung unsur karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. 5. Gesekan ,darah yang masih baru.

7. - untuk mengetahui benjolan

- memeriksa kondisi feses normal atau tidak

- mengetahui volume darah apakah kadar darah normal atau tidak. 8. konstipasi→ gesekan→ inflamasi→ nyeri.

9. makan makanan tinggi serat dan operasi Step 4

lifestyle rendah serat di ambil dari zat sisa

fekalit

nyeri gatal friksi dg dinding fektum feses berdarah

(6)

Step 5

LO: 1,2,5,6,7,9,10

II. KONSEP

A. Definisi

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).

(7)

Ada beberapa faktor yang mempunyai hubugan dengan timbulnya kanker colorectal, frekuensi lebih tinggi pada mereka yang disebut memiliki resiko tinggi seperti :

 Pada familial polyposis. Pada golongan ini penderita pasti akan mederita karsinoma (100%).

 Mereka yang telah menderita kolitis ulserasi selama lebih dari 20 tahun (50%), apalagi bila diderita sejak usia muda.

 Mereka yang telah menderita karsinoma payudara atau karsinoma ovarium (8%).

 Mereka dengan polip di colon-rectum, terutama polip yang lebih besar dari 1 cm (20%).

 Mereka dengan ureterosigmoidostomi (8%).

 Mereka yang telah diobati untuk karsinoma colon-rectum. Terdapat 4 etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu : a). Diet

kebiasaan mengonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi dan sumber protein hewani.

b). Kelainan colon

- Adenoma di colon (degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma) - Familial poplyposis (polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma)

- Kondisi ulserative (penderita kolitis ulserative menahun mempunyai resiko terkena karsinoma kolon)

(8)

anak yang berasal dati orang tua yang menderita karsinoma colon mempunyai

 Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi, daging kambing, serta transfusi darah

 Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus merubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan resiko kanker colon

 Obesitas

 Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.

C. Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam berdefekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

1). Kanker colon kanan

Dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan dan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mugkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigastrium.

(9)

Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri, kejang dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil da berbentuk seperti pita. Baik mukus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dpat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pad tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi, dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).

Gejala umum dari kanker colorectal adalah perubahan pada kebiasaan BAB, gejalanya antara lain :

 Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau konstipasi)  Usus besar tidak terasa kosong sepenuhnya

 Ada darah (baik merah terang maupun kehitaman) pada feses  Kotoran lebih sempit dari biasanya

 Sering kembung atau kram perut,atau merasa kekenyangan  Kehilangan berat badan tanpa alasan

 Selalu merasa sangat letih dan lemah  Mual atau muntah

 Perasaan tidak tuntas ketika buang air besar

D. Klasifikasi Stadium/stage

(10)

pengobatan. Sistem untuk stadium kanker kolorektal tergantung pada luasnya invasi lokal, tingkat keterlibatan kelenjar getah bening dan apakah ada metastasis jauh.

Stadium pasti hanya dapat dilakukan setelah operasi telah dilakukan dan laporan patologi ditinjau. Sistem stadium yang paling umum adalah sistem TNM (tumor / node / metastasis). Sistem TNM memberikan gambaran stadium berdasarkan pada tiga kategori. “T” menunjukkan derajat invasi pada dinding usus, “N” tingkat keterlibatan node limfatik, dan “M” derajat metastasis. Tahap yang lebih luas dari kanker biasanya dikutip sebagai angka I, II, III, IV berasal dari nilai TNM dikelompokkan melalui prognosis; jumlah yang lebih tinggi menunjukkan kanker lebih maju dan kemungkinan hasil yang buruk. Rincian sistem ini adalah dalam grafik di bawah ini:

Stage 0 Tis: Tumor terbatas pada mukosa; kanker-in-situ.

Stage I T1: Tumor menginvasi submucosa.

Stage I T2: Tumor menginvasi muscularis propria.

Stage II-A T3: Tumor menginvasi subserosa atau di luarnya, tanpa organ lain yang terlibat.

Stage II-B T4: Tumor menginvasi organ yang berdekatan atau perforates the visceral peritoneum.

Stage III-A N1: Metastasis ke 1 sampai 3 kelenjar getah bening/lymph node regional (stage T1 atau T2)

Stage III-B N1: Metastasis ke 1sampai 3 kelenjar getah bening regional (stage T3 or T4).

(11)

Stage IV M : Metastasis lebih jauh lagi (semua stage T dan N).

E. Komplikasi

- Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap

- Menyerang pembuluh darah sekitar sehingga menyebabkan hemoragi - Pembentukan Abses

- Peritonitis - Sepsis - Syok F. Prognosis

Pasien dengan kanker kolorektal dugaan prognosinya berhubungan dengan kedalaman penetrasi tumor ke dalam dinding usus dan adanya keterlibatan kelenjar getah bening regional dan metastase jauh.

Stadium Deskripsi Patologik Prognosis hidup 5 tahun (%)

(12)

juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.

3. kemotherapy

Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akanmemberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).

H. Pemeriksaan Diagnostik b. Biopsi

Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat penting. Jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak memungkinkan dilakukannya biopsi maka sikat sitologi akan sangat berguna.

c. Carcinoembrionik Antigen (CEA) Screening

(13)

dan metastase ke hepar. CEA terlalu insensitif dan nonspesifik untuk bisa digunakan sebagai screening kanker kolorektal. Meningkatnya nilai CEA serum, bagaimanapun berhubungan dengan beberapa parameter. Tingginya nilai CEA berhubungan dengan tumor grade 1 dan 2, stadium lanjut dari penyakit dan kehadiran metastase ke organ dalam. Meskipun konsentrasi CEA serum merupakan faktor prognostik independen. Nilai CEA serum baru dapat dikatakan bermakna pada monitoring berkelanjutan setelah pembedahan.

Meskipun keterbatasan spesifitas dan sensifitas dari tes CEA, namun tes ini sering diusulkan untuk mengenali adanya rekurensi dini. Tes CEA sebelum operasi sangat berguna sebagai faktor prognosa dan apakah tumor primer berhubungan dengan meningkatnya nilai CEA. Peningkatan nilai CEA preoperatif berguna untuk identifikasi awal dari metatase karena sel tumor yang bermetastase sering mengakibatkan naiknya nilai CEA.

d. Tes Occult Blood

(14)

keakuratan dari tes occult blood tersebut.Efek langsung dari tes occult blood dalam menurunkan mortalitas dari berbagai sebab masih belum jelas dan efikasi dari tes ini sebagai screening kanker kolorektal masih memerlukan evaluasi lebih lanjut.

e. Digital Rectal Examination

Pada pemeriksaan ini dapat dipalpasi dinding lateral, posterior, dan anterior; serta spina iskiadika, sakrum dan coccygeus dapat diraba dengan mudah. Metastasis intraperitoneal dapat teraba pada bagian anterior rektum dimana sesuai dengan posisi anatomis kantong douglas sebagai akibat infiltrasi sel neoplastik. Meskipun 10 cm merupakan batas eksplorasi jari yang mungkin dilakukan, namun telah lama diketahui bahwa 50% dari kanker kolon dapat dijangkau oleh jari, sehingga Rectal examination merupakan cara yang baik untuk mendiagnosa kanker kolon yang tidak dapat begitu saja diabaikan.

e. Barium Enema

(15)

menunjukkan detail yang penting untuk menunjukkan lesi kecil pada mukosa kolon.19

f. Endoskopi

Tes tersebut diindikasikan untuk menilai seluruh mukosa kolon karena 3% dari pasien mempunyai synchronous kanker dan berkemungkinan untuk mempunyai polip premaligna

g. Proktosigmoidoskopi

(16)

h. Flexible Sigmoidoskopi

Flexible sigmoidoscopi dapat menjangkau 60 cm kedalam lumen kolon dan dapat mencapai bagian proksimal dari kolon kiri. Lima puluh persen dari kanker kolon dapat terdeteksi dengan menggunakan alat ini. Flexible sigmoidoscopi tidak dianjurkan digunakan untuk indikasi terapeutik polipektomi, kauterisasi dan semacamnya; kecuali pada keadaan khusus, seperti pada ileorektal anastomosis. Flexible sigmoidoscopi setiap 5 tahun dimulai pada umur 50 tahun merupakan metode yang direkomendasikan untuk screening seseorang yang asimptomatik yang berada pada tingkatan risiko menengah untuk menderita kanker kolon. Sebuah polip adenomatous yang ditemukan pada flexible sigmoidoscopi merupakan indikasi untuk dilakukannya kolonoskopi, karena meskipun kecil (<10 mm), adenoma yang berada di distal kolon biasanya berhubungan dengan neoplasma yang letaknya proksimal pada 6-10% pasien.

i. Kolonoskopi

Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh mukosa kolon dan rectum (gambar 2.13). Sebuah standar kolonoskopi panjangnya dapat mencapai 160 cm. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk dapat menunjukkan polip dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan dari pemeriksaan kolonoskopi sebesar 94%, lebih baik daripada barium enema yang keakuratannya hanya sebesar 67%.2 Sebuah kolonoskopi juga dapat digunakan

(17)

utama dari kolonoskopi terapeutik, sedangkan perforasi merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi diagnostik.

j. Imaging Tehnik

MRI, CT scan, transrectal ultrasound merupakan bagian dari tehnik imaging yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan kanker kolon, tetapi tehnik ini bukan merupakan screening tes.

k. CT scan

CT scan dapat mengevaluasi abdominal cavity dari pasien kanker kolon pre operatif. CT scan bisa mendeteksi metastase ke hepar, kelenjar adrenal, ovarium, kelenjar limfa dan organ lainnya di pelvis. CT scan sangat berguna untuk mendeteksi rekurensi pada pasien dengan nilai CEA yang meningkat setelah pembedahan kanker kolon. Sensitifitas CT scan mencapai 55%. CT scan memegang peranan penting pada pasien dengan kanker kolon karena sulitnya dalam menentukan stage dari lesi sebelum tindakan operasi. Pelvic CT scan dapat mengidentifikasi invasi tumor ke dinding usus dengan akurasi mencapai 90 %, dan mendeteksi pembesaran kelanjar getah bening >1 cm pada 75% pasien.19 Penggunaan CT dengan kontras dari abdomen dan pelvis dapat

mengidentifikasi metastase pada hepar dan daerah intraperitoneal.

l. MRI

MRI lebih spesifik untuk tumor pada hepar daripada CT scan dan sering digunakan pada klarifikasi lesi yang tak teridentifikasi dengan menggunakan CT scan. Karena sensifitasnya yang lebih tinggi daripada CT scan, MRI dipergunakan untuk mengidentifikasikan metastasis ke hepar.

(18)

Keakurasian dari EUS sebesar 95%, 70% untuk CT dan 60% untuk digital rektal examination. Pada kanker rektal, kombinasi pemakaian EUS untuk melihat adanya tumor dan digital rektal examination untuk menilai mobilitas tumor seharusnya dapat meningkatkan ketepatan rencana dalam terapi pembedahan dan menentukan pasien yang telah mendapatkan keuntungan dari preoperatif kemoradiasi. Transrektal biopsi dari kelenjar limfa perirektal bisa dilakukan di bawah bimbingan EUS.

n. Radiologi

Terdiri dari : foto dada untuk melihat ada tidaknya metastase kanker keparu. Dan foto kolon (barium enema) dapat terlihat suatu filling defectpada suatu tempat atau suatu stitura.

o. Ultrasonografi

Ultrasonografi (USG)Berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getahbening di abdomen dan di hati.

p. Hispatologi

Gambaran hispatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma danperlu ditentukan differensiasi sel.7.

(19)

Whole Body PET Scan Imaging Merupakan pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksikanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).

Laboratorium

Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan

(FKUI, 2001 : 201 )

I. PENCEGAHAN

1. Banyak mengkonsumsi makanan berserat, konsumsi makanan yang mengandung kalsium dan asam folat. Diet folic acid (folate) tinggi dapat mencegah kanker kolon pada orang-orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini. Seperti hasil sebuah riset yang meneliti 121.700 orang perempuan selama 25 tahun menyebutkan bahwa mereka yang memiliki orang tua atau saudara sekandung dengan kanker kolon dan mengonsumsi diet rendah folate, akan mempunyai risiko 2 kali lebih tinggi terkena penyakit ini. Namun, mereka yang mengonsumsi diet folate tinggi tidak menunjukkan risiko secara signifikan.

2. Sebisa mungkin mengurangi dan menghindari makanan yang mengandung kadar lemak yang tinggi.

3. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur setiap hari. Seperti pisang, karena pisang banyak mengandung serat dan folat.

4. Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5 - 25,0 kg/m2 5. Berolahraga secara teratur

(20)

7. Setelah menjalani polipektomi adenoma, disarankan pemberian suplemen kalsium.

8. Disarankan pula suplementasi vitamin E dan D.

9. segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.

(21)

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus Pemicu

Tn C 49 th BB 70kg TB 155cm, datang ke poliklinik penyakit dalal mengeluh bab berdarah dan gatal di sekitar anus. Pada saat wawancara diketahui ia menjelaskan timbulnya darah terjadi setelah setiap feses keluar dengan warna merah terang. Ia merasa hawatir dengan kondisinya karena darah muncul menetap dan ia memilika keluarha dengan riwayat kanker kolon. Ketidaknyamanan (nyeri) pada daerah rektum dan gatal dirasakan meningkat 2hari lalu. Biasanya Tn.C mengalami konstipasi minimal 1x dalam sebulan. Ia juga mengatakan tidak biasa mengkonsumsi sayuran dan kadang-kadang merokok, setelah diperiksa Tn C direncanakan akan dilaksanakan endoskopi/kolonoskopi,periksa feses dan darah lengkap.

1. Pengkajian a. Biodata Klien

Nama : Tn. C

Usia : 49th

Jenis kelamin :laki-laki

Alamat :

-Agama :

-Diagnosa medis :kanker kolorektal

b. Keluhan Utama

Klien mengeluh bab berdarah dan gtal disekitar anus

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

(22)

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Ketidak nyamanan (nyeri) pada daerah rectum dan gatal dirasakan meningkat 2 hari yang lalu.

Biasanya klien mengalami konstipasi minimal 1x dalam sebulan. Ia juga engatakan tidak biasa mengkonsumsi sayaran dan kadang merokok.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mempunyai keluarga dengan riwayat kanker kolon.

f. Aspek BioPsikoSosiSpi :

1. Biologis :

-2. Psikologis klen merasa khawatir tentang kndisinya karena darah muncul menetap

3. Sosial : -4. Spiritual :

-g. Pemeriksaan Fisik BB :70 kg TB: 155 cm h. Penatalaksanaan

Klien direncanakan akan dilakukanendoskopi atau kolonoskopi dan pemariksaan darah lengkap.

Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DO :

-DS : mengeluh

ketidaknyamanan ( nyeri

Karsinoma kolorektal → pertumbuhan jaringan adenoma pada kolon/rectum

(23)

) pada daerah rektum → muncul polipoid menonjol→ proses inflamasi→pengeluaran mediator

kimia→bradikinin→iritasi langsung menuju saraf bebas→nyeri terakumulasi didaerah rectum→ NYERI DO :

-DS : konstipasi minimal 1 x sebulan

< asupan serat

→memperkecil volume tinja →fekalit

→memperlambat waktu →pengosongan anus →KONSTIPASI

KONSTIPASI

DO : -

DS : ia merasa khawatir tentang kondisinya karena muncul darah pada feses

darah segar pd feses →perdarahan sal. Cerna →ANSIETAS

ANSIETAS

(24)

1. Syamsuhidajat R, Jong Wim D,(eds). 2004. bukuajar Ilmu Bedah 2nd ed.

EGC: jakarta.

2. Kurt.J. Isselbacher.et all. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta:EGC.

3. Smeltzer.C.Suzanne. dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Ed.8.Jakarta : EGC.

4. www.tanyadokteranda.com

5. mojokertocyber.com

6. doktersehat.com/

Referensi

Dokumen terkait

Yang-dicintai-oleh-para-Dewa, berkata bahwa: Dua belas tahun setelah penobatan saya sebagai seorang raja, saya mulai menuliskan maklumat Dhamma demi kesejahteraan

Untuk dapat melakukan tendangan jauh dalam sepakbola dengan hasil yang maksimal, di samping membutuhkan kekuatan juga memerlukan penguasaan teknik menendang yang

E-commerce adalah suatu kegiatan jual beli yang dilakukan secara online melalui internet dengan menwarkan satu atau lebih produk berupa barang atau jasa dari individu

z Digunakan untuk menyajikan data   dalam bentuk kolom dan baris,   tujuannya agar   informasi. dapat ditampilkan secara lebih terstruktur

hal ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan pencatatan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Taman Nasional Bali Barat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Dari hasil analisis konsep peneliti dapat menentukan isi materi pelajaran yang akan didigunakan dalam pembuatan modul biologi berorientasi Quantum Teaching

Penerapan model dengan menggunakan algoritma Naïve Bayes Classifier menghasilkan prediksi mahasiswa yang lulus tepat waktu sebanyak 46 orang dan lulus tidak tepat

Dengan demikian, motivasi berprestasi siswa perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPA mengingat pembelajaran IPA banyak melibatkan predisposisi untuk merespon