• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usahatani Buah Duku (Lansium domesticum)”. Studi Kasus : Desa Kuala Dekah Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Usahatani Buah Duku (Lansium domesticum)”. Studi Kasus : Desa Kuala Dekah Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI BUAH DUKU (

Lansium domesticum

)

Studi Kasus : Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru,

Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

OLEH :

NURAIDA PANE

100304087

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS USAHATANI BUAH DUKU (

Lansium domesticum

)

Studi Kasus : Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru,

Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

NURAIDA PANE

100304087

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Menyelesaikan Studi di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Diketaui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si) (Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si NIP. 1963 0928 1998 031001 NIP. 1954 1111 1981 031001

)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

Nuraida Pane (100304087) Dengan judul skripsi “Analisis Usahatani Buah Duku (Lansium domesticum)”. Studi Kasus : Desa Kuala Dekah Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang, yang dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan Bapak Ir. H.Hasman Hasyim, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan bersih usahatani buah duku di daerah penelitian, untuk menganalisis kelayakan usahatani buah duku untuk menganalisis pengaruh biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas lahan terhadap pendapatan usahatani buah duku.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, teknik ini dengan menggunakan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak. Metode analisis yang digunakan yaitu teori pendapatan, analisis kelayakan dan analisis uji korelasi karakteristik petani terhadap pendapatan.

Hasil penelitian adalah petani di desa Kuala Dekah kecamatan Biru-Biru rata-rata mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 49.531.680 per petani. Rata-rata produktivitas tenaga kerja per petani adalah 0,18 Ton/hkp. Rata-Rata-rata produktivitas lahan adalah 5,73 Ton/ha. Rata-rata total penerimaan per petani adalah sebesar Rp. 88.200.000 dan rata-rata pendapatan bersih per petani sebesar Rp 38.668.320.Usahatani buah duku ini layak untuk diusahakan. Hal ini karena umur ekonomis pohon duku bisa mencapai sampai ratusan tahun. Semakin tua umur pohon duku maka semakin meningkat produksi buah duku yang dihasilkan. Secara serempak terdapat pengaruh nyata biaya produksi, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas lahan terhadap pendapatan usahatani buah duku.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kota Pematangsiantar pada tanggal 29 Mei 1992, sebagai anak pertama dari lima bersaudara, seorang putrid dari Ayahanda Pardamean Pane dan Ibunda Aisyah Purnama Damanik

Jenjang Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SD Negeri 124394 Pematangsiantar, masuk tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004.

2. Sekolah Menengah Pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pematangsiantar, masuk tahun 2004 dan lulus tahun 2007.

3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Pematangsiantar, masuk tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.

4. Tahun 2010 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli 2013 di desa Sei Rejo, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai.

(5)

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Universitas Sumatera Utara, Tahun 2010 s/d 2014.

2. Anggota Forum Silatuhrahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM) Universitas Sumatera Utara, Tahun 2010 s/d 2013. 3. Anggota saHIVa di Universitas Sumatera Utara, Tahun 2011 s/d 2013. 4. Anggota UKM Fotografer Universitas Sumatera Utara, Tahun 2011 s/d

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah serta limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan pengetahuan selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian. 5. Ayahanda tercinta Pardamean Pane dan Ibunda Aisyah Purnama Damanik

(7)

perhatian, cinta, kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di waktu yang tepat.

6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan Program Studi Agribisnis 2010 serta abang dan kakak stambuk 2009 yang telah banyak memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

8. Bapak dan ibu Staf Pemerintahan Desa Kuala Dekah Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang sebagai tempat penulis melakukan penelitian skripsi.

Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT menerima seluruh amal dan ibadah mereka dengan membalas budi baik mereka dengan pahala berlipat ganda, semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridha Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun redaksinya oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik, saran, dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin.

Medan, 2014

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Budidaya Duku ... 6

2.2 Kandungan Gizi dan Varietas Duku ... 7

2.3 Penelitian Terdahulu ... 9

2.4 Landasan Teori ... 10

2.5 Kerangka Pemikiran ... 18

2.6 Hipotesis Penelitian ... 21

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 22

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.4 Metode Analisi Data ... 24

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 28

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 30

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis. ... 30

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 30

4.1.3 Sarana dan Prasarana ... 33

(9)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Usahatani Buah Duku ... 38

5.1.1 Biaya Produksi ... 38

5.1.2 Produktivitas Tenaga Kerja ... 41

5.1.3 Produktivitas Lahan ... 42

5.1.4 Penerimaan Usahatani ... 43

5.1.5 Pendapatan Bersih ... 43

5.2 Analisis Kelayakan Usahatani Buah Duku ... 44

5.3 Pengaruh Biaya Produksi, Produktivitas Tenaga Kerja dan Produktivitas Lahan Terhadap Pendapatan Usahatani Buah Duku ... 45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran ... 50

6.2.1 Kepada Petani ... 50

6.2.2 Kepada Pemerintah ... 51

6.2.3 Peneliti Selanjutnya ... 51

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Jumlah Produksi Hortikultura di Kabupaten Deli Serdang ... 3

2 Kandungan Nilai Gizi Yang Dimiliki Buah Duku ... 8

3 Jumlah Luas Lahan Buah Duku per Desa/Kelurahan ... 22

4 Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 31

5 Penduduk Menurut Pencaharian Pokok ... 31

6 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 32

7 Sarana dan Prasarana ... 34

8 Karakteristik Sampel di Desa Kuala Dekah ... 35

9 Distribusi Biaya Produksi Usahatani Buah Duku Per Petani ... 38

10 Biaya Penggunaan Sarana Produksi Buah Duku Per Petani ... 39

11 Hasil Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Biaya Curahan Tenaga Kerja Usahatani Buah Duku per Petani ... 40

12 Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Per Petani ... 41

13 Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Buah Duku Per Petani ... 42

14 Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan Usahatani Buah Duku Per Petani ... 42

15 Distribusi Penerimaan Usahatani Buah Duku Per Petani ... 43

16 Distribusi Pendapatan Usahatani Buah Duku Per Petani ... 44

17 Distribusi R/C Ratio Usahatani Buah Duku Per Petani ... 45

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Karakteristik Sampel Usahatani Duku di Desa Kuala Dekah. 2 Distribusi Sarana Produksi Usahatani Duku Tahun Pertama. 3 Distribusi Biaya Sarana Produksi Usahatani Buah Duku Tahun

Pertama.

4 Distribusi Biaya Sarana Produksi Usahatani Duku Tahun Kedua Sampai Kedelapan.

5 Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga Kerja Luar Keluarga Usahatani Duku.

6 Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga Kerja Luar Keluarga Usahatani Duku Tahun Pertama.

7 Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga Kerja Luar Keluarga Usahatani Duku Tahun Kedua Sampai Kedelapan.

8 Biaya Penyusutan Alat Usahatani Duku.

9 Distribusi Biaya Produksi Usahatani Buah Duku Per Petani Tahun Pertama.

10 Distribusi Biaya Produksi Usahatani Buah Duku Per Petani Tahun Kedua Sampai Kedelapan.

11 Produktivitas Tenaga Kerja dan Produktivitas Lahan Usahatani Buah Duku.

12 Penerimaan, Pendapatan Bersih dan R/C Rasio Usahatani Duku. 13 Pengaruh Biaya Produksi, Produktivitas Tenaga Kerja Dan

(13)

ABSTRAK

Nuraida Pane (100304087) Dengan judul skripsi “Analisis Usahatani Buah Duku (Lansium domesticum)”. Studi Kasus : Desa Kuala Dekah Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang, yang dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan Bapak Ir. H.Hasman Hasyim, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan bersih usahatani buah duku di daerah penelitian, untuk menganalisis kelayakan usahatani buah duku untuk menganalisis pengaruh biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas lahan terhadap pendapatan usahatani buah duku.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, teknik ini dengan menggunakan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak. Metode analisis yang digunakan yaitu teori pendapatan, analisis kelayakan dan analisis uji korelasi karakteristik petani terhadap pendapatan.

Hasil penelitian adalah petani di desa Kuala Dekah kecamatan Biru-Biru rata-rata mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 49.531.680 per petani. Rata-rata produktivitas tenaga kerja per petani adalah 0,18 Ton/hkp. Rata-Rata-rata produktivitas lahan adalah 5,73 Ton/ha. Rata-rata total penerimaan per petani adalah sebesar Rp. 88.200.000 dan rata-rata pendapatan bersih per petani sebesar Rp 38.668.320.Usahatani buah duku ini layak untuk diusahakan. Hal ini karena umur ekonomis pohon duku bisa mencapai sampai ratusan tahun. Semakin tua umur pohon duku maka semakin meningkat produksi buah duku yang dihasilkan. Secara serempak terdapat pengaruh nyata biaya produksi, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas lahan terhadap pendapatan usahatani buah duku.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengenai perkembangan hortikultura di Indonesia tidak ada catatan-catatan yang tersedia. Tetapi pada umumnya budidaya tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, dan tanaman hias, berkembang sesuai dengan perkembangan urbanisasi dan perkembangan industri (Sunarjono, 2000).

Dalam upaya pengembangan buah-buahan, kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia adalah:

1. Upaya peningkatan ekspor produk buah nasional

2. Memacu penerapan sistem standarisasi nasional Indonesia

3. Pengembangan kewirausahaan agribisnis di kawasan antar sentra produk unggulan

4. Mendorong berbagai macam pola kemitraan seperti pola PIR 5. Memberikan kredit jangka menengah dan kredit jangka panjang

6. Memberikan kredit agribisnis yang sesuai dengan karakteristik komoditas.

Secara umum kebijakan pemerintah tersebut diberlakukan untuk semua jenis buah-buahan. Namun, secara khusus ada beberapa jenis buah yang mendapat prioritas dan dijadikan buah unggulan seperti rambutan, jeruk, pisang, durian, mangga, salak, manggis, jambu air, nanas, pepaya, sawo dan duku (Setiadi, 2009).

(15)

sangat digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun bahan baku industri minuman. Selain itu harga buah duku yang relatif tinggi dibandingkan dengan komoditas sejenis merupakan peluang besar untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani atau pengusaha usahatani duku (Rahardi, 2004).

Duku (Lansium domesticum Corr) adalah nama umum dari sejenis buah-buahan anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini dikenal pula dengan nama-nama yang lain seperti langsat, kokosan, pisitan, celoring dan lain-lain dengan berbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam ini sekaligus menunjukkan adanya aneka kultivar yang tercermin dari bentuk buah dan pohon yang berbeda-beda. Duku adalah tumbuhan identitas untuk provinsi Sumatera Selatan. Duku mempunyai banyak manfaat yang bisa digunakan dalam kehidupan manusia. Duku mempunyai karakteristik tanaman tersendiri (Rizka, 2013).

Duku merupakan tanaman buah-buahan tropis bertipe iklim basah yang berasal dari Malaysia dan Indonesia (Kalimantan Timur) kemudian menyebar ke Vietnam, Myanmar, dan India. Di dunia ini dikenal tiga macam spesies Lansium yang mirip satu sama lain, yakni duku, langsat, dan pisitan (yang paling banyak getahnya). Namun, yang paling terkenal ialah duku dan langsat (Sunarjono, 2000).

(16)

Tabel 1. Jumlah Produksi Hortikultura di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 - 2012

No Jenis

Buah-Buahan

2008 (kw)

2009 (kw)

2010 (kw)

2011 (kw)

2012 (kw)

1 Duku 207 1.915 7.344 8.097 83.948

2 Jambu Air 189 783 3.056 5.876 11.345

3 Rambutan 636 3.889 10.669 8.676 25.352

4 Alpukat 17 108 283 328 3.628

5 Pisang 17.061 91.609 270.889 283.286 621.329

6 Mangga 83 395 5.876 5.858 22.079

7 Nangka 118 807 3.448 3.458 17.382

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Hasil panen buah duku agak bervariasi. Pohon duku yang berumur 10 tahun dapat menghasilkan 40-50 kg, buah duku meningkat menjadi 80-150 kg pada umur 30 tahun, hasil maksimumnya menurut laporan yang ada mencapai 300 kg per pohon. Angka-angka mengenai luasan lahan dan produksi tersebut jika dihitung menjadi hasil rata-rata akan diproleh angka 2,5 ton per hektar untuk negara Indonesia, dibandingkan Filiphina dengan 3,6 ton per hektar untuk langsat dan 5,6 ton per hektar untuk duku di Thailand (Dalmadi, 2014).

(17)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Biru-Biru Tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah pohon produksi di Kabupaten Deli Serdang yaitu 162.550 pohon dengan total produksi buah duku sebesar 8394,8 ton dan produktivitas 50 ton/ha/tahun.

Salah satu daerah yang membudidayakan buah duku di Kabupaten Deli Serdang adalah Kecamatan Biru-Biru. Di Kecamatan Biru-biru terdapat 17 desa. Dimana masing-masing desa memiliki tanamanan duku. Tetapi terdapat satu desa yang sangat berpotensi dalam budidaya duku dengan luas lahan produksi 50 Ha dan produktivitas sebesar 40 ton/ha/tahun. Adapun desa tersebut merupakan desa yang menjadi daerah penelitian penulis yaitu Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan bersih pada usahatani duku di daerah penelitian ?

2. Apakah usahatani duku di daerah penelitian layak untuk diusahakan ?

(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis besar total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan bersih pada usahatani duku di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui layak tidaknya usahatani duku di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis pengaruh biaya produksi, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas lahan terhadap pendapatan usahatani buah duku di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi produsen dan konsumen serta pihak terkait mengenai usahatani buah duku.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan untuk perkembangan usahatani buah duku.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknik Budidaya Duku

Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama. Duku merupakan salah satu tanaman buah tropis. Tanaman buah ini termasuk tanaman tahunan (perential) yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun (Rahardi, 2014).

Klasifikasitanamanduku :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Lansium

(20)

Duku menghendaki persyaratan khusus agar bias tumbuh dengan baik, diantara faktor yang mempengaruhi pertumbuhan duku adalah iklim, kelembaban udara, suhu udara, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan angin. Kesemua faktor tersebut sulit dikendalikan oleh manusia karena faktor alam berada di luar kekuasaan manusia. Tanaman duku tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari tinggi dan dapat tumbuh dengan subur jika terletak di suatu daerah dengan suhu rata-rata 19°C (Rizka, 2013).

Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun. Tanaman duku tumbuh optimal di daerah dengan iklim basah sampai agak basah yang curah hujannya antara 1500-2500 mm/tahun. Kelembaban udara yang tinggi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman duku, sebaliknya jika kelembaban udara rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku.

Tanaman duku dapat tumbuh baik sekali pada tanah yang banyak mengandung bahan organik, subur dan mempunyai aerasi tanah yang baik. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman duku adalah 6-7, walaupun tanaman duku relative lebih toleran terhadap keadaan tanah masam. Bidang tanam duku agak lereng agar air hujan akan terus mengalir dan tidak membentuk suatu genangan air (Daryanto, 1995).

2.2. Kandungan Gizi dan Varietas Buah Duku

(21)

aroma yang khas. Selain rasa yang manis buah duku mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Pada setiap 100 gram duku masak, sekitar 64% bagiannya dapat dimakan. Kandungan nilai gizi yang dimiliki duku adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kandungan Nilai Gizi Yang Dimiliki Buah Duku

No Kandungan Gizi Berat Satuan

1 Energi 63 kkal

2 Protein 1,0 gr

3 Lemak 0,2 gr

4 Karbohidrat 16,1 gr

5 Kalsium 18 mgr

6 Fosfor 9 mgr

7 Vitamin A -

8 Vitamin B1 0,05 mgr

9 Besi 0,9 mgr

10 Vitamin C 9 mgr

11 Air 82 gr

12 Bagian yang dapat dimakan 64%

Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Direktorat Gizi, Departemen KesehatanDirektorat Bina Produksi Hortikultura 2000

Bagian lain yang bermanfaat juga adalah kayunya yang berwarna cokelat muda, keras dan tahan lama yang dapat digunakan untuk tiang rumah, gagang perabotan rumah tangga, dan lain sebagainya, selain itu kulitnya dapat juga digunakan sebagai obat disentri sedangkan tepung dari kulit kayu dapat digunakan untuk menyembuhkan luka bekas gigitan kalajengking. Kulit buah dan bijinya juga dapat bermanfaat sebagai obat anti diare dan obat penyembuh demam dan jika kulitnya dibakar dapat digunakan untuk mengusir nyamuk serta bahan campuran bahan bakar dupa (Bappenas, 2000).

(22)

juga memiliki khasiat tersendiri. Khasiat dari buah dan bijinya adalah sebagai obat anti diare dan obat penyembuh demam jika kulitnya di bakar dapat digunakan untuk mnegusir nyamuk (Direktorat Gizi, 2000).

Ada beberapa varietas buah duku. Mulai dari duku palembang yang berkulit tebal serta berwarna agak kemerahan sampai duku condet yang berkulit tipis dan berwarna agak kehijauan. Langsat yang berkulit sangat tipis, berwarna kuning keputih-putihan serta bergetah itu pun merupakan varietas dari duku (Dalmadi, 2014).

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai analisis usahatani yang menjadi rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Komala, dkk (2005) dengan judul Analisis Usahatani Duku dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Dengan hasil analisis bahwa usahatani duku memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan rumah tangga petani yaitu Desa Bungin Tinggi 48,11 % dan Desa Jambu Ilir 38,61 %. Agribisnis tanaman duku sangat potensial untuk dikembangkan bagi peningkatan taraf hidup petani duku di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

(23)

pendapatan bagi masyarakat. Biaya yang diperoleh untuk usahatani duku untuk empat kali panen dapat menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan.

2.4. Landasan Teori

Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial ekonominya. Walaupun ilmu usahatani adalah suatu art,tetapi tentu menggunakan teori-teori yang bersifat universal, misalnya prinsip-prinsip ekonomi, teori marginal, anggaran, dan analisa-analisa lain untuk menggunakan sumber daya yang tersedia. Atas dasar pengertian di atas maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adala manajemen, maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat atau melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh manajer atau keluarga petani tersebut (Prawirokusumo, 1990).

(24)

Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan/pendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007).

Menurut Suratiyah (2009), klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut corak dan sifat, organisasi, pola serta tipe usahatani.

a. Corak dan sifat

Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan subsistence.

Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk. Sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.

b. Organisasi

Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni:

1) Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah, hingga pemasaran ditentukan sendiri.

2) Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk keuntungan.

(25)

c. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus dan campuran.

1) Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang usahatani saja, misalnya usahatani tanaman pangan, usahatani peternakan dan usahatani perikanan.

2) Usahatani tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.

3) Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya tumpang sari dan mina padi.

d. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis ini dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak berubah (Sukirno, 2005).

(26)

yang digunakan, keadaan pengairan, tingkat pengetahuan dan keterampilan, tingkat kesuburan tanah, iklim atau musim, modal yang tersedia (Soekartawi, 2002).

Tanah serta alam sekitarnya dan tenaga kerja adalah faktor produksi asli, sedangkan modal dan peralatan merupakan subtitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Modal terbagi atas dua yaitu, land saving capital merupakan modal yang dapat menghemat penggunaan lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal dan labour saving capital merupakan modal yang dapat menghemat penggunaan tenaga kerja (Suratiyah, 2009).

Biaya merupakan kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa yang akan datang (Darsono, 2005).

Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Biaya seringkali menjadi masalah bagi petani, terutama dalam pengadaan input atau sarana produksi. Dalam usahatani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.

(27)

Penyusutan adalah alokasi harga perolehan dan biaya secara sistematis dan rasional sepanjang umur manfaat aktiva tetap yang bersangkutan. Berbagai metode sudah dikembangkan untuk menetapkan konsep dasar penyusutan aktiva tetap. Metode-metode tersebut mengkombinasikan nilai perolehan, taksiran umur atau manfaat, dan taksiran nilai residu dengan asumsi-asumsi tertentu menyangkut sifat dan pola penurunan potensial aktiva tetap.

Punyusutan peralatan merupakan penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama satu tahun pembukuan. Penyusutan merupakan nilai yang harus dibayar oleh petani dikarenakan berkurangnya nilai dari barang yang dimiliki oleh petani tersebut. Dapat dikatakan bahwa nilai penyusutan tersebut merupakan nilai pembelian dikurangi nilai residu yang hasil pengurangan tersebut dibagi dengan umur ekonomis (Soekartawi, 1999).

Peyusutan peralatan dapat dihitung dengan rumus : Penyusutan Peralatan =

Ekonomis Umur

Akhir Nilai Awal

Nilai(Soekartawi, 1999).

Keterangan:

Nilai awal : Harga beli peralatan usahatani

Nilai akhir : Harga peralatan usahatani saat ini setelah dipakai Umur ekonomis: Umur tahan pakai peralatan usahatani.

(28)

minyak, kerusakan kecil – kecil, dan biaya perawatan lain. Biaya ini mempunyai hubungan langsung dengan kuantitas produksi, secara matematis biaya dapat ditulis :

TC = FC + VC(Soekartawi, 1995). Keterangan :

TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel

Biaya sarana produksi yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk memperoleh sarana produksi. Kebanyakan metode baru yang meningkatkan produksi pertanian memerlukan penggunaan bahan dan alat produksi khusus oleh petani seperti bibit, pupuk, pestisida dan juga alat mesin pertanian. Pembangunan pertanian menghendaki semuanya tersedia secara lokal atau di dekat perdesaan dan jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mau menggunakannya (Hanafie, 2010).

Curahan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni (1) faktor alam yang meliputi curah hujan, iklim, kesuburan, jenis tanah dan topografi, (2) faktor jenis lahan yang meliputi sawah, tegal, dan pekarangan, serta (3) luas, letak, dan penyebarannya. Faktor-faktor tersebut menyebabkan adanya perbedaan kesibukan tenaga kerja (Suratiyah, 2009).

(29)

memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikategorikan bekerja. Sumber tenaga kerja dalam usahatani dibedakan atas :

a. Tenaga kerja dalam keluarga (family labour) yaitu seluruh tenaga kerja yang terdapat dalam keluarga, baik manusia, ternak, maupun tenaga mesin. b. Tenaga kerja luar keluarga (hired labour)

Satuan tenaga kerja dalam usahatani dibedakan atas :

a. Hari Kerja Pria (HKP) tenaga yang dikeluarkan satu pria dewasa per hari dalam kegiatan usahatani.

b. Hari Kerja Wanita (HKW) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu wanita dewasa per hari dalam kegiatan usahatani yang nilainya setara dengan 0,8 HKP.

c. Hari Kerja Anak (HKA) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh seorang anak per hari yang nilainya setara dengan 0,5 HKP.

d. Hari Kerja Ternak (HKT) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu ekor hewan ternak (kerbau, lembu/sapi) per hari yang nilainya setara dengan 5 HKP.

e. Hari Kerja Mesin (HKM) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu unit mesin yang setara dengan 25 HKP per hari penggunaannya dalam kegiatan usahatani.

(30)

Penerimaan total (total revenue) adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata (average revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan dengan menjual suatu unit lagi hasil produksinya (Soekartawi, 1995).

Dimana total penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :

TR = Py x Y(Soekartawi, 1995). Keterangan :

TR = Total Penerimaan Py = Harga Jual

Y = Jumlah yang diperoleh dalam suatu usahatani

Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total (penerimaan) dengan nilai total input (biaya). Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan. Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut :

Pd = TR – TC(Soekartawi, 1995). Keterangan :

(31)

Analisis efesiensi Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) atau imbangan penerimaan dan biaya dihitung dengan cara membandingkan penerimaan total dengan biaya total. Apabila diperoleh nilai lebih dari satu berarti usahatani yang dilakukan efisien, tetapi bila diperoleh nilai kurang dari satu berarti yang dilakukan belum efisien.

R/C Ratio merupakan alat analisa untuk mengukur biaya dari suatu produksi, dimana jika R/C ratio > 1 maka usahatani layak di kembangkan, R/C ratio < 1 maka usahatani tidak layak dikembangkan dan dikatakan impas jika R/C ratio = 0 (Soekartawi, 2002).

2.5. Kerangka Pemikiran

Usahatani yang dilakukan dalam penelitian ini adalah usahatani buah duku di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang. Faktor produksi mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan usahatani buah duku seperti dalam melaksanakan usahatani lainnya.

Untuk menghasilkan suatu hasil produksi (output) diperlukan kerjasama beberapa faktor produksi dan kombinasi faktor-faktor produksi tersebut perlu digunakan secara efisien sehingga dapat memberikan keuntungan maksimum bagi petani. Usahatani buah duku memiliki beberapa faktor produksi yaitu modal, lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi. Faktor-faktor ini digunakan untuk menghasilkan jumlah produksi yang diinginkan.

(32)

produksi. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian jumlah output yang dihasilkan dalam masing-masing usahatani dengan harga jual output tersebut.

Desa Kuala Dekah sebagai salah satu daerah sentra produksi buah duku di Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang yang memiliki potensi untuk dikembangkan lagi sehingga menjadi salah satu daerah menghasilkan produksi yang tinggi. Pengembangan tersebut di dukung dengan kondisi alam yang dalam keadaan baik.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala Desa Kuala Dekah pengembangan usahatani buah duku sudah dikatakan berhasil tetapi masih menghasilkan kualitas buah duku yang tergolong biasa saja, dapat dilihat dari produksi rata-rata buah duku sekitar 20-40 ton/ha/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produksi buah duku bisa dikatakan cukup tinggi.

Pengelolaan usahatani bukan hanya mengemukakan tentang cara mendapatkan produksi yang maksimum dari semua cabang usahatani yang diusahakan, akan tetapi juga bagaimana mempertinggi pendapatan bersih dari satu cabang usahatani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga.

(33)

Analisis Usahatani Buah Duku

[image:33.595.62.477.87.458.2]

Menyatakan pengaruh

Gambar.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Buah Duku (Lansium domesticum)

Petani

Usahatani Buah Duku

Produksi Duku

Penerimaan

Layak Tidak Layak

Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas Lahan

Biaya Produksi

Harga Pendapatan Usahatani

(34)

2.6. Hipotesis Penelitian

4. Terdapat total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, produktivitas lahan, total penerimaan dan pendapatan bersih pada usahatani duku di daerah penelitian.

5. Terdapat usahatani buah duku di daerah penelitian layak untuk diusahakan. 6. Terdapat pengaruh dari biaya produksi, produktivitas tenaga kerja dan

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling atau secara sengaja, yaitu teknik penentuan sampel data dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan (Sugiyono,2010).

[image:35.595.119.522.464.691.2]

Daerah penelitian yang di pilih adalah Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini ditentukan sebagai daerah penelitian berdasarkan pra survey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian bahwa Desa Kuala Dekah merupakan daerah yang memiliki lahan budidaya buah duku terbesar di Kecamatan Biru-Biru.

Tabel 3. Jumlah Luas Lahan Buah Duku per Desa/Kelurahan di Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

No Desa / Kelurahan LuasLahan Tanaman Duku (Ha)

1 Ajibaho 1

2 Biru-biru 37,6

3 Candi Rejo -

4 Kuala Dekah 70

5 Kuta Mulyo 6

6 Madingding Julu 2

7 Mbaruai -

8 Namosuro Baru -

9 Namo Tualang 3

10 Penen 8

11 Periaria 4

12 Rumah Great -

13 Sari Laba Jahe 10

14 Selamat 2

15 Sido dadi -

16 Sido mulyo 28

17 Tanjung Sena -

Jumlah 171,6

(36)

Menurut sugiyono (2010), sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Random Sampling, teknik ini menggunakan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak.

Kriterianya adalah petani yang sedang mengusahatanikan buah duku. Jumlah sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 30 KK dengan populasi 200 KK. Hal ini sesuai dengan menurut (Walpole, 1992) sampel yang diteliti sebanyak ≥ 30 sampel dikarenakan untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik, ukuran sampel paling minimum 30. Disamping itu, objek penelitian bersifat homogen dan untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga kerja.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu berupa kuesioner diperoleh dari hasil wawancara kepada petani buah duku dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Jenis data yang dikumpulkan seperti data harga output, harga input yang digunakan dalam usahatani buah duku serta harga bahan baku dalam masing-masing usaha. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kecamatan Biru-Biru, Kantor Kecamatan Biru-biru dan instansi terkait lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk Hipotesis 1.1

(37)

Keterangan :

TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel

Untuk Hipotesis 1.2

Digunakan analisis produktivitas tenaga kerja, secara matematis dapat ditulis: Produksi (ton)

Produktivitas Tenaga Kerja =

Tenaga kerja (HKP)

Untuk Hipotesis 1.3

Digunakan analisis produktivitas lahan, secara sistematis dapat ditulis Produksi (ton)

Produktivitas lahan =

Luas Lahan (ha)

Untuk Hipotesis 1.4

Digunakan analisis total penerimaan yang secara sistematis dapat ditulis : TR=Y x Py (Soekartawi, 1995)

Keterangan :

TR = Penerimaan total

Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga jual

(38)

Digunakan analisis total pendapatan, yang secara sistematis dapat ditulis : Pd=TR-TC (Soekartawi, 1995)

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani buah duku

TR = Total Input yang diperoleh petani buah duku TC = Total Output petani buah duku

Untuk Hipotesis 2

Digunakan analisis kelayakan, yang secara matematis dapat di tulis:

Total Penerimaan (TR)

R/C ratio = (Soekartawi, 2002)

Total Biaya Produksi (TC) Dengan asumsi :

Jika R/C ratio > 1 maka usahatani layak di kembangkan Jika R/C ratio < 1 maka usahatani tidak layak dikembangkan

Untuk Hipotesis 3

Digunakan model regresi linear berganda. Dimana dapat dilihat pengaruh dari variabel-variabel biaya yang mempengaruhi pendapatan dari usahatani padi sawah baik secara keseluruhan, maupun secara parsial. Dalam hal pengerjaannya, peneliti menggunakan SPSS dalam penyajian data. Supriana (2009) menyatakan rumus linear berganda sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3+µi Keterangan :

(39)

b0 = Konstanta

b1, b2, b3 = Konstanta Regresi X1 = Biaya Produksi (Rp)

X2 = Produktivitas Tenaga Kerja (Ton/HKP) X3 = Produktivitas Lahan (Ton/Ha)

µi = Koefisien Pengganggu

Uji Signifikansi Parameter dalam Regresi Berganda 1. Koefisien Determinasi (R2)

Dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable terikat, sisanya dijelaskan oleh variable lain yang tidak dimasukkan dalam model, formulasi yang keliru, dan kesalahan eksperimental..

R2 = (JKxy) / √(JKxx.JKyy) 2 JKyy = n ∑ Yi2 – (∑ Yi)2 JKxx = n ∑ Xi2 – (∑ Xi)2 JKyy = n ∑ XY - ∑ X ∑Y Keterangan:

Jkxy = Jumlah Kuadrat xy JKxx = Jumlah Kuadrat xx Jkyy = Jumlah Kuadrat yy n = Jumlah Sampel 2. F hitung

(40)

membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila F- hitung > F- tabel maka H1 (Hipotesis alternatif) diterima.

F Hitung = ���� −�

1.

����

1.����

(�−2)

3. t hitung

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas (X) secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

t hitung = �1

�/√����

S =

���� −�1.����

(�−2)

Keterangan:

S = Starndar Deviasi n = Jumlah Sampel

Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan nilai t tabel. Ketentuannya adalah:

t – hitung ≥ t – tabel H0 tidak diterima t – hitung < t – tabel H0 diterima

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

(41)

Defenisi

1. Usahatani buah duku adalah usahatani yang mengusahakan tanaman buah duku dengan sistem manajemen dan memanfaatkan faktor produksi seoptimal dan seefisien mungkin yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan selama satu tahun musim.

2. Input adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses produksi usahatani buah duku.

3. Output adalah hasil dari produksi dalam usahatani buah duku.

4. Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani dikurangi biaya produksi.

5. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung.

6. Produksi adalah jumlah buah duku yang dihasilkan (ton) dalam satuan tanam (ha).

7. Penerimaan usahatani adalah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual yang diukur dengan harga.

(42)

Batasan Operasional

1. Sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman buah duku yang sampai saat ini masih melakukan kegiatan usahataninya.

2. Daerah penelitian adalah Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang.

(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Letak dan Keadaan Geografis

Penelitian dilakukan di Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Biru-Biru terletak 3º47´-4º00´ LU - 98º15´ - 98º25´ BT. Adapun daerah yang dipilih sebagai daerah penelitian adalah Desa Kuala Dekah. Daerah penelitian berada pada ketinggian 8 meter diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.500 mm dan keadaan suhu rata-rata 28ºC-34ºC. Jarak daerah penelitian ke ibukota kecamatan sekitar 7 km, sementara jarak ke ibukota kabupaten sekitar 25 km.

Adapun batas-batas wilayah daerah penelitian adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Biru-Biru dan Desa Rumah Gerat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Penan dan Sibolangit

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sarilaba dan Desa Tenang - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Rumah Gerat dan Sibolangit

4.1.2. Keadaan Penduduk

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur

(44)
[image:44.595.111.518.112.230.2]

Tabel 4. Penduduk Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (jiwa) Jumlah (%)

1 0-14 340 35,30

2 15-54 490 50,89

3 >55 133 13,81

Jumlah 963 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Kuala Dekah, 2014

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Kuala Dekah pada tahun 2014 sebesar 963 orang. Data tabel 4 diatas juga menunjukkan jumlah usia non produktif 0-14 tahun dan >55 tahun. Jumlah usia produktif (15-54 tahun) adalah sebesar 490 orang (50,89 %). Usia produktif adalah usia dimana orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif, dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Desa Kuala Dekah cukup besar.

b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok

[image:44.595.113.517.584.745.2]

Mata pencaharian pokok penduduk di Desa Kuala Dekah dapat dilihat dari Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Penduduk Menurut Pencaharian Pokok

Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase (%)

Petani 7.57 51.53

Buruh bangunan 4.19 28.52

Pedagang keliling 1.39 9.46

Peternak 23 0.15

Pedagang 418 2.76

(45)

Pembantu Rumah tangga 120 0.71

TNI 120 0.71

POLRI 3 0.02

Pensiunan PNS/TNI/POLRI 2 0.01

Karyawan Perusahaan Swasta 139 0.82

Total 14.689 100.00

Sumber : Kantor Kepala Desa Kuala Dekah, 2014

Dapat dilihat pada Tabel 5 mata pencaharian pokok paling banyak di desa Kuala Dekah adalah petani. Penduduk desa Kuala Dekah banyak berprofesi sebagai petani karena sejak dari dulu pekerjaan penduduk desa sebagai petani yang sudah menjadi turun menurun (wasiat orangtua).

c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

[image:45.595.114.515.85.209.2]

Penduduk Desa Kuala Dekah menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat pendidikan penduduk Desa Kuala Dekah dapat dilihat di Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD 252 41.04

2 SLTP 157 25.57

3 SLTA 125 20.35

4 Perguruan Tinggi 80 13.02

Jumlah 614 100.00

(46)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Kuala Dekahsebagian besar tingkat pendidikannya tamat Sekolah Dasar yaitu 252 orang. Namun hanya 80 penduduk yang dapat mengenyam perguruan tinggi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk desa Kuala Dekah sebagian besar tergolong rendah, hal ini akan sedikit menyulitkan dalam hal meningkatkan pembangunan di desa tersebut, karena butuh penjelasan yang berulang-ulang agar dapat diterima oleh warga.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Untuk mencapai desa ini dapat dengan mudah ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Tetapi infrastruktur jalan menuju ke desa Kuala dekah tidak begitu baik karena jalannya masih tanah dan ada batu-batu besar maupun kecil dan topografi daerah tersebut tidak merata. Hal ini karena belum adanya bantuan pemerintah yang masuk kedalam desa tersebut.

(47)
[image:47.595.110.514.115.281.2]

Tabel 7. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Sekolah

a. SD 1

2 Kesehatan

a. Puskesmas 1

3 Tempat Peribadahan a. Mesjid b. Gereja

1 2 4 Transportasi

a. Jalan Baik b. Jalan Rusak

5 km 2 km Sumber : Kantor Kepala Desa, 2014

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa di desa Kuala Dekah hanya memiliki 1 Sekolah Dasar, 1 Puskesmas, 1 Mesjid dan 2 Gereja. Hal ini menunjukkan bahwa di desa tersebut belum terlalu berkembang. Sarana transportasi di desa Kuala Dekah tidak terlalu bagus. Memiliki 5 km jalan baik dan 2 km jalan rusak sehingga begitu sulit memasuki desa tersebut.

4.2 Karakteristik Sampel

(48)
[image:48.595.110.516.97.266.2]

Tabel 8. Karakteristik Sampel di Desa Kuala Dekah, 2014

No Uraian Range Rata-Rata

1 Umur (Tahun) 30-85 57,55

2 Pendidikan (Tahun) 12-6 9

3 Lamanya Bertani 6-42 24

4 Luas Lahan 0,5-3 1,75

5 Jumlah Tanggungan 1-9 5

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1), 2014

Dari tabel di atas menunjukkan beberapa karakteristik petani sampel di Desa Kuala dekah dalam usahatani buah duku ataupun dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Umur

Umur petani termasuk salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahtani. Biasanya semakin tua petani maka kemampuan kerjanya cenderung semakin menurun, sehingga biasanya petani akan menggunakan tenaga kerja luar untuk bekerja maupun mengusahakan usahatani buah duku. Rata-rata umur petani sampel di Desa Kuala Dekah adalah 57,5 tahun dengan range 30-85 tahun. Kesimpulannya adalah umur petani di desa Kuala dekah ini termasuk golongan umur yang masih produktif atau usia bekerja.

2. Pendidikan

(49)

seseorang, meskipun pendidikan rendah belum tentu mempengaruhi kinerja petani dalam berusaha, bahkan kebanyakan diketahui petani rata-rata memiliki pendidikan yang tidak tinggi akan tetapi tetap mampu berusahatani dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi.

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel di Desa Kuala Dekah rata-rata pendidikan adalah 9 tahun dengan range 6-12 tahun. Ini dapat di simpulkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan di daerah tersebut memiliki rata-rata tingkat pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama).

3. Lamanya Bertani

Lamanya bertani merupakan salah satu faktor yang biasanya lebih berpengaruh daripda pendidikan. Lamanya bertani yang cukup lama dapat menjadi modal awal bagi petani dalam membudidayakan buah duku. Hal ini dikarenakan petani sudah memahami teknik-teknik usahatani dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Meskipun teknik membudidayakan mungkin berbeda-beda.

Semakin berpengalaman petani tersebut maka semakin bertambah pula pengetahuannya mengenai bidang pertanian yang ditekuninya. Rata-rata pengalaman bertani sampel di Desa Kuala Dekah adalah 24 tahun dengan range 6-42 tahun.

4. Luas Lahan

(50)

disimpulkan bahwa petani buah duku memiliki luas lahan yang cukup luas untuk usahatani buah duku.

5. Jumlah Tanggungan

(51)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Usahatani Buah Duku

5.1.1. Biaya Produksi

[image:51.595.114.517.508.578.2]

Pada umumnya petani tidak mempunyai catatan usahatani sehingga sulit untuk melakukan analisis usahataninya. Petani hanya mengingat-ingat anggaran arus uang tunai (Cash Flow) yang petani lakukan, walaupun sebenarnya ingatan tersebut tidak terlalu jelek karena mereka masih ingat bila ditanya tentang produksi yang mereka peroleh dan berapa input produksi yang mereka gunakan. Petani akan merasa senang bila ada hasil yang diterimanya tanpa memperhitungkan apakah hasil yang diterimanya tersebut sudah memperoleh keuntungan atau masih dalam keadaan impas, atau bahkan dalam keadaan merugi. Pada tabel 9. Berikut merupakan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani sampel usahatani buah duku.

Tabel 9. Distribusi Biaya Produksi Usahatani Buah Duku Per Petani

Biaya Nilai Rata-rata (Rp) Persentase (%)

Sarana Produksi 6.240.139 25.42

Tenaga Kerja 18.225.333 74.25

Penyusutan 78.352 1.33

Sumber : Lampiran 9

(52)

a. Biaya Sarana Produksi

[image:52.595.113.509.418.533.2]

Pupuk yang digunakan petani buah duku di Desa Kuala Dekah adalah pupuk Organik dan pupuk Urea. Obat-obatan yang digunakan petani mencakup insektisida dan fungisida. Jumlah pupuk dan obat-obatan yang digunakan bervariasi antara satu petani dengan petani yang lainnya. Dalam pengaplikasiannya, masih banyak petani yang melakukan pemupukan tidak berdasarkan kebutuhan lahan. Mereka masih melakukan apa yang mereka lakukan sebelum adanya PPL di desa tersebut. Petani tidak menggunakan bagan pada batang pohon, namun hanya memperkirakan saja berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Adapun rata-rata penggunaan pupuk dan juga obat-obatan yang digunakan oleh petani sampel dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Biaya Penggunaan Sarana Produksi Buah Duku Per Petani

No

Sarana

Produksi Satuan Rata-rata Rata-Rata Harga (Rp)

1 Bibit batang 176,8 884.000

2 Pupuk Organik kg 1711,3 256.700

3 Urea kg 35,7 536.400

4 Insektisida Liter 16,8 189.666

5 Fungisida Liter 0,9 101.666

Sumber : Lampiran 2 dan 3

(53)

pohon duku. Selain pupuk kandang petani juga menggunakan pupuk Urea, tetapi pupuk urea hanya pupuk yang digunakan petani untuk meningkatkan produksi usahatani duku.

b. Biaya Tenaga Kerja

[image:53.595.114.513.388.532.2]

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani buah duku, termasuk di dalamnya biaya tenaga kerja dalam keluarga danbiaya tenga kerja luar keluarga. Pencurahan tenaga kerja yang dilakukan oleh setiap petani bervariasi satu sama lain, namun secara rata-rata dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Hasil Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Biaya Curahan Tenaga Kerja Usatani Buah Duku per Petani

Kronologi Kerja

Rata-rata Curahan Tenaga Kerja (HKP)

Rata-rata Biaya Curahan Tenaga Kerja (Rp)

TKDK TKLK TKDK TKLK

Pengolahan

Tanah 8,34 42,21 300.000 2.116.667

Penanaman 3,22 10,00 51.533 190.733

Pemupukan 2,91 0,51 668.933 203.533

Pemeliharaan 0,80 0,47 40.041 23.583

Panen 14,75 1,58 593.333 4.800.000

Sumber : Lampiran 5 dan 6

(54)

c. Biaya Penyusutan

[image:54.595.115.510.269.403.2]

Biaya penyusutan merupakan biaya pengeluaran yang disebabkan kepada alat-alat pertanian yang digunakan petani dalam suatu proses produksi. Nilai depresiasi (penyusutan) tergantung nilai awal, umur ekonomis dan nilai sisa pada saat alat tersebut sudah tidak ekonomis. Alat-alat yang digunakan pada usahatni buah duku dapat dilihat pada tabel 12.

Table 12. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Per Petani

No.

Peralatan Usahatani

Rata-rata Penyusutan Per Tahun (Rp)

Rata-rata Penyusutan Per MT (Rp)

1 Cangkul 34.166,67 7.116

2 Sabit 22.833,33 4.500

3 Ember 8.833,33 24.000

4 Hand Sprayer 7.866,67 3.933

Sumber: lampiran 8

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya penyusutan peralatan usahtani per petani sampel per tahun yang terbesar adalah biaya penyusutan ember yaitu sebesar Rp. 24.000,- dan rata-rata biaya penyusutan yang terkecil adalah hand sprayer yaitu sebesar Rp. 3.933,- per tahun

5.1.2. Produktivitas Tenaga Kerja

(55)

Tabel 13. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Buah Duku Per Petani

No. Nilai

1 Rata-rata Produksi (Ton) 9,8

2 Rata-rata Produktivitas Tenaga Kerja (Ton/HKP) 0.18 Sumber: Lampiran 11

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa rata-rata produktivitas tenaga kerja yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,18 Ton/HKP dengan dengan rata-rata produksi 9,8 ton dan rata-rata luas lahan 1,13 ha..

5.1.3. Produktivitas Lahan

Produktivitas lahan, disini kita dapat mengetahui jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu lahan usahatani dalam setiap hektar lahan yang dipakai untuk kegiatan usahatani buah duku. Secara rata-rata, produksi, produktivitas lahan yang dimiliki oleh petani sampel di Desa Kuala Dekah dapat dilihat pada tabel 14 berikut :

Tabel 14. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan Usahatani Buah Duku Per Petani

No. Nilai

1 Rata-rata Produksi (Ton) 9,8

2 Rata-rata Produktivitas Lahan (Ton/ha) 5,73

Sumber: Lampiran 11

(56)

5.1.4. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani diperoleh melalui mengalikan produksi duku dengan harga jual buah duku. Penerimaan juga disebut pendapatan kotor, karena belum di kurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan sebagai modal awal penerimaan petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 15 berikut :

Tabel 15. Distribusi Penerimaan Usahatani Buah Duku Per Petani

No. Nilai

1 Rata-rata Produksi 9800 Kg

2 Rata-rata Harga Duku Rp 9.000

3 Rata-rata Penerimaan Rp 88.200.000

Sumber: Lampiran 12

Rata-rata penerimaan = rata-rata produksi x rata-rata harga TR = Y x Py

TR = 9800 kg x Rp 9.000 TR = Rp. 88.200.000

Dari tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan petani sampel per tahun adalah Rp 88.200.000 dengan luas lahan 1,13 ha, jika di bagi per bulan, maka petani akan memperoleh penerimaan per bulan sebesar Rp. 7.350.000,- Penerimaan diatas merupakan penerimaan yang di peroleh dari setiap tahun. Musim panen di mulai pada umur 6 tahun pohon duku.

5.1.5. Pendapatan Bersih

(57)
[image:57.595.112.512.153.249.2]

6. Pendapatan tahun pertama Rp 88.200.000. Pendapatan bersih per petani dapat di lihat di tabel 16 berikut :

Tabel 16. Distribusi Pendapatan Usahatani Buah Duku Di Desa Kuala Dekah

No. Nilai

1 Rata-rata Penerimaan Rp. 88.200.000

2 Rata-rata Biaya Produksi Rp. 49.531.680 3 Rata-rata Pendapatan Bersih Rp 38.668.320 Sumber: Lampiran 12

Dari tabel 16 di atas dapat di lihat bahwa secara rata-rata pendapatan bersih petani sampel di Desa Kuala Dekah adalah sebesar Rp 38.668.320. pendapatan ini sudah tergolong tinggi yang jika di bagi per bulan, maka petani memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp. 1.288.944. Secara matematis, perhitungan untuk memperoleh nilai pendapatan bersih adalah sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Pd = (Rp. 88.200.000) – (Rp. 49.531.680) Pd = Rp. 38.668.320,-

5.2 Analisis Kelayakan Usahatani Buah Duku

(58)

Tabel 17. Distribusi R/C Ratio Usahatani Buah Duku Per Petani

No. Uraian Nilai

1 Rata-rata Penerimaan Rp. 88.200.000 2 Rata-rata Pendapatan Rp 38.668.320

3 R/C Ratio 1,78

Sumber: Lampiran 12

Kelayakan usahatani di daerah penelitian dapat diketahui dengan menggunakan R/C ratio (Return Cost Ratio). R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total Biaya produksi.

Rata-rata R/C ratio = Rata-rata penerimaan / rata-rata total biaya produksi = Rp. 88.200.000/ Rp. 49.531.680

= 1,78

Sesuai dengan pernyataan Suratiyah (2009), bahwa jika R/C ratio > 1 maka dapat di nyatakan bahwa usahatani tersebut layak diusahakan secara ekonom. Dari perhitungan tersebut di peroleh nilai R/C rationya adalah 1,78 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1. Hal ini berarti usahatani buah duku dapat dikatakan layak secara ekonom dan prospek kedepannya sangat menjanjikan. Umur pohon duku juga bisa mencapi sampai ratusan tahun.

5.3. Pengaruh Biaya Produksi, Produktivitas Tenaga Kerja Dan Produktivitas Lahan Terhadap Pendapatan Usahatani Buah Duku

(59)
[image:59.595.109.576.145.375.2]

serempak, maupun secara parsial. Hasil regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:

Tabel 18. Pengaruh Biaya Produksi, Produktivitas Tenaga Kerja Dan Produktivitas Lahan Terhadap Pendapatan Usahatani Buah Duku.

Variabel

Koefisien Regresi

Standard Error

T-Hitung Signifikansi Tolerance VIF

(Constant) -1.321E8 3.106E7 -4.254 0.000

Biaya Produksi 2.619 .576 4.550 0.000 0.908 1.772

Produktivitas

Lahan 6073726.967 3045900.659 1.994 0.057 0.916 1.955 Produktivitas

Tenaga Kerja 6.133E7 3.492E7 1.756 0.091 0.950 1.424

R Square = 0.563

F Hitung = 11.151

F -Tabel = 2.975154 Signifikansi F = 0.000 t -Tabel = 1.705618 Sumber : Lampiran 13

1. Model Regresi Linier Berganda

Dari tabel diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : Y = -1.321+ 2.619X1 + 6073726.967X2 + 6.133X3 Keterangan :

Y = Pendapatan X1 = Biaya Produksi X2 = Produktivitas Lahan

X3 = Produktivitas Tenaga Kerja

Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa model regresi yang berbentuk tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dijelaskan oleh nilai R2 yang lebih kecil dari 0,96, nilai VIF yang lebih kecil dari 10, dan nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,1.

(60)

Dari Tabel 17 diperoleh nilai R2 sebesar 0.563 yang berarti 56,3% variasi variabel terikat yaitu pendapatan usahatani buah duku dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu biaya produksi, produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. sedangkan sissanya 43,7% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

3. Uji Serempak (Uji F statistics)

Diperoleh nilai F hitung 11.151, df 1 = 3, df 2 = 26 sehingga F Tabel = 2,975154. Dengan demikian F Hitung > F tabel, maka H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara serempak (Uji F) variabel biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas lahan bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usahatani buah duku. Jadi, setiap peningkatan ataupun penurunan dari jumlah biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas lahan secara bersama-sama akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan usahatani buah duku yang dilakukan petani di Desa Kuala Dekah.

4. Uji parsial (Uji T statistics)

Diperoleh df 1 = 3 dan df 2 = 26 dengan tingkat signifikansi 0,05. Maka diperoleh nilai t tabelnya adalah 1,705618.

Variabel X1 yaitu biaya produksi (Rp) diperoleh t-hitung 4.550 > t tabel 1,705618 maka H0 tolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap pendapatan usahatani.

(61)

Dimana setiap biaya produksi bertambah Rp.1, maka pendapatan akan meningkat sebesar Rp. 2.619. Semakin besar jumlah delta biaya produksi yang dikeluarkan maka akan diperoleh nilai delta pendapatan yang semakin besar pula. Karena, dengan besar delta biaya produksi yang ada petani mampu memproduksi buah duku lebih banyak lagi.

Variabel X2 yaitu produktivitas lahan (ton/ha) diperoleh nilai t-hitung 1.994 > t tabel 1,705618, maka H0 tidak diterima dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas lahan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani buah duku di Desa Kuala Dekah.

Variabel X3 yaitu produktivitas tenaga kerja (ton/hkp) diperoleh t-hitung 1.576 < t tabel 1,705618, maka H0 diterima dan H1 tidak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani. Produktivitas tenaga kerja di Desa Kuala Dekah tidak berpengaruh terhadap pendapatan dikarenakan curahan tenga kerja yang dikeluarkan petani sudah berada pada kondisi yang maksimum. Apabila curahan tenga kerja ditambah (ceteris paribus), maka akan berdampak menjadi penurunan besar pendapatan petani.

Koefisien regresi produktivitas lahan sebesar (+6073726.967) dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus antara produktivitas lahan dan pendapatan usahatani. Dimana setiap produktivitas lahan meningkat 1 ton/ha, maka pendapatan akan meningkat sebesar Rp. 6.073.726,-.

(62)
(63)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Total biaya produksi, produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, total penerimaan, dan total pendapatan usahatani buah duku adalah tinggi.

2. Usahatani padi sawah sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu di daerah penelitian layak untuk diusahakan.

3. Koefisien determinasi (R2) adalah 0,563. Artinya 56, % variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh variasi biaya produksi, produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. Secara serempak variabel biaya produksi, produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Secara parsial, biaya produksi dan produktivitas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan, sedangkan produktivitas tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani buah duku.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian dapat di berikan saran kepada pihak-pihak berikut ini :

6.2.1 Kepada Petani

(64)

6.2.2 Kepada Pemerintah

Perlunya peran pemerintah untuk memperbaiki dan menjaga kestabilitas harga di pasar tradisional maupun pasar internasional. Dan perlunya peran pemerintah untuk memberikan bantuan sarana maupun prasarana guna mendukung perkembangan usahatani buah duku.

6.2.3 Peneliti Selanjutnya

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 2012. Prospek Usahatani Tanaman Duku. Sumatera Barat.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara2013. Medan.

Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Biru-Biru 2014. Deli Serdang. Bappenas. 2000. Analisis Usahatani Duku. Jakarta.

Dalmadi, 2014. Panen dan Pasca Panen Buah Duku. Diakses pada tanggal 2 Februari. Cybex.deptan.go.id//penyuluhan-panen-dan-pasca-panen-buah-duku.Medan.

Darsono, 2005. Akuntansi Manajemen. Diadit Media. Jakarta.

Daryanto, 1995.Bercocok Tanam Buah-buahan. Aneka Ilmu. Semarang.

DirektoratGizi, Departemen Kesehatan, Direktorat Bina Produksi Hortikultura. 2000.

Hanafie, Rita, 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit CV ANDI OFFSET. Yogyakarta.

Hernanto, F, 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

H. S Edison dan Catur Hermanto, (2012). (Aspek Budaya) Prospek Usahatani Tanaman Duku. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Sumatera Barat.

Komala S. R. dkk, 2005.Analisis Usahatani Duku dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani. Universitas Diponegoro.

Novi, Pranitasari. 2012. Klasifikasi Tumbuhan Berbiji Duku.Penebar Swadaya : Jakarta.

Prawirokusumo S, 1990. Ilmu Usahatani. BPFE. Yogyakarta.

Rahardi F, 2004. Mengurai Benang Kusut Agribisnis Buah Indonesia. Penebar Swadaya : Jakarta.

Rismayani. 2007. Analisis Usahatani dan Pemasaran Hasil. USU Press. Medan. Rizka, 2013. Morfologi Tanaman duku. Diakses pada tanggal 2 Februari.

Setiadi, Elly M. 2009. BertanamBuah. PenebarSwadaya. Jakarta

Soekartawi, 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Universitas Brawijaya. Grafindo Persada. Jakarta.

(66)

Soekartawi, 2002.PrinsipDasarEkonomiPertanianTeoridanAplikasi.Penerbit Raja Grafindo.Jakarta.

Sudarsono, 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3 ES. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukirno, S. 2005. EkonomiMikroTeoriPengantar. Penerbit Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Sunarjono, H.Hendro. 2000. ProspekBerkebunBuah. PenebarSwadaya. Jakarta. Supriana, Tavi, 2009. Pengantar Ekonometrika Aplikasi Dalam Bidang Ekonomi

Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Suratiyah Ken, 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

(67)

Lampiran 1. Karakterstik Sampel Usahatani Duku di Desa Kuala

Dekah

No Sampel Umur (Tahun) Lama Berusaha (Tahun) Pendidikan (Tahun) Luas lahan (ha) Jumlah tanggungan (orang)

1 51 20 12 3 4

2 50 25 12 2.5 7

3 67 42 6 2 2

4 72 40 6 3 8

5 69 26 6 2.5 6

6 60 35 12 2.5 8

7 60 27 6 2 5

8 54 25 6 1.5 2

9 65 30 6 2 5

10 54 24 6 1.5 4

11 85 40 6 2 9

12 45 10 9 2 2

13 50 32 9 1.5 3

14 32 7 9 1 2

15 47 10 9 0.5 1

16 51 15 6 1 5

17 45 10 6 2 2

18 34 7 12 1 3

19 32 5 9 2 1

20 43 6 12 1.5 3

21 38 4 12 2 2

22 42 7 12 1 1

23 30 5 12 0,5 2

24 47 12 9 3 3

25 29 2 9 0.5 2

26 56 14 6 1,5 5

27 44 9 6 2 4

28 32 4 9 2,5 4

29 59 15 12 1 2

30 36 9 6 2 3

Total 1479 517 258 34 110

Rataan 50 18 9 1.13 4

(68)

Lampiran 2. Distribusi Sarana Produksi Usahatani Duku Tahun 1 di Desa Kuala Dekah No Sampel Luas Lahan (Ha) Bibit (Batang)

Pupuk Obat-obatan

Organik (kg) Urea (kg) Insektisida (liter) Fungisida (Kg)

1 3 300 3000 60 15 1.5

2 2.5 220 2200 44 12 1.25

3 2 200 2000 40 10 1

4 3 200 2000 40 15 1.5

5 2.5 250 2000 50 15 1.5

6 2.5 200 2000 40 12.5 1.25

7 2 200 2000 40 10 1

8 1.5 120 1000 25 7,5 1.25

9 2 200 1500 40 10 1

10 1.5 120 1000 25 62,5 1.25

11 2 150 1500 30 10 1

12 2 180 2000 36 10 1

13 1.5 120 1000 24 7,5

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Produksi Hortikultura di Kabupaten Deli Serdang Tahun    2008 - 2012
Tabel 2.  Kandungan Nilai Gizi Yang Dimiliki Buah Duku
Gambar.1  Skema Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Buah Duku                        (Lansium domesticum)
Tabel 3.  Jumlah Luas Lahan Buah Duku per Desa/Kelurahan di Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Input produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja di daerah penelitian mempengaruhi total biaya produksi usahatani ubi kayu secara serempak dan secara parsial

Sarana produksi yang diperlukan dalam usahatani padi sawah selain lahan, dan tenaga kerja umumnya adalah bibit, pupuk, dan obat-obatan agar produksi padi baik sehingga keuntungan

Biaya sarana produksi yang digunakan oleh Petani dalam Usahatani padi lokal lahan tadh hujan di Desa Tumih meliputi : Sarana Produksi, Tenaga Kerja dan biaya

Dalam usahatani petani akan mengeluarkan biaya produksi yang besarnya biaya produksi tersebut tergantung kepada komponen biaya yang dikeluarkan petani seperti harga dari

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas yaitu luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis total biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, total penerimaan dan pendapatan bersih pengolahan kerupuk mangrove di daerah

Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi produksi luas lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas usaha tani padi

Variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani tebu di Desa Bae Kabupaten Kudus, yaitu luas lahan, biaya tenaga kerja, biaya pestisida, dan Jumlah Produksi.. Sedangkan