• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Hepatitis Asoka AKPER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan Hepatitis Asoka AKPER"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

DISUSUN KELOMPOK IV :

1. ISKANDAR (2014.149)

2. JULAEHA (2014.150)

3. LISNAWATI NUR (2014.151)

4. MIRNA ASRAN (2014.152)

5. WA ODE MERRI MUSDALIFAH (2014.176)

AKADEMIK KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN BUTON TAHUN AKADEMIK

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah mencurahkan berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Hepatitis”.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I . Selain itu, untuk mendeskripsikan masalah Asuhan Keperawatan Hepatitis. Makalah ini kami susun berdasarkan informasi dari berbagai sumber.

Harapan kami Asuhan Keperawatan ini dapat memperluas wawasan kita tentang Asuhan Keperawatan Hepatitis serta memberikan dasar pengetahuan bagi kita.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Asuhan Keperawatan ini.

Baubau, 24 September 2015 Hormat Kami,

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

Pendahuluan... 1

I.Konsep Dasar Medis... 3

A. Definisi Hepatitis... 3

B. Etiologi ... 4

C. Patofisiologi... 6

D. Manifestasi Klinik... 8

E. Pemeriksaan Penunjang... 9

F. Penatalaksanaan Medis... 9

G. Komplikasi... 10

II .Konsep Asuhan Keperawatan... 11

A. Pengkajian... 11

B. Diagnosa keperawatan... 16

C. Intervensi keperawatan... 18

DAFTAR PUSTAKA

(5)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus B dan dapat memperparah keadaan penderita.

Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis disetiap negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di seluruh Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia diduga telah terinfeksi dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH, Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di Asia yaitu berkisar 11,6 %.

Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah, 2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di PMI ternyata sebanyak 6,7%.

Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi, kematian/hypotesis portal.

Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien penyakit hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah penyakit Hepatitis

Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti kesehatan.

(6)

pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi masyarakat dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik.

Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat orang sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.

Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa Definisi Hepatitis ? 2. Apa Etiologi Hepatitis ?

3. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ? 4. Bagaimana Pathway Hepatitis ? 5. Apa Manifestasi Klinis Hepatitis ?

6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Hepatitis ? 7. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Hepatitis ? 8. Apa Komplikasi Hepatitis ?

9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Definisi Hepatitis. 2. Untuk mengetahui Etiologi Hepatitis. 3. Untuk mengetahui Patofisiologi Hepatitis. 4. Untuk mengetahui Pathway Hepatitis.

5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Hepatitis.

6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Hepatitis. 7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis Hepatitis. 8. Untuk mengetahui Komplikasi Hepatitis.

(7)

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Defenisi

Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan pankreatitis) (James, 2005: 4).

Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153).

Hepatitis adalah peradangan hati yang akut karena suatu infeksi atau keracunan (Clifford anderson, 2007:,243).

Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), dan hepatitis C (HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G.

Dari beberapa pengertian hepatitis di atas pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus maupun tidak disebabkan oleh virus.

Hepatitis dibagi dua tahapan :

1. Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama <6 bulan.

(8)

3. Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu oleh karena itu hanya terjadi pada bentuk akut.

B. Etiologi

1. Hepatitis A

a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm

b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan

c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari

d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.

2. Hepetitis B (HBV)

a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm

b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.

c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.

d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.

3. Hepatitis C (HCV)

a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 – 60 nm.

b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.

c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

(9)

a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm

b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia

c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepattitis E (HEV)

a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36 nm.

b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah.

c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.

d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price dan Wilson, 2005: 243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik (Sue hincliff, 2000: 205).

(10)

C. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

(11)
(12)

D. Manifestasi klinis

Semua infeksi hepatitis virus memiliki gejala yang semua kendati terdapat perbedaan pada keparahan gejala dan kemungkinan infeksi menimbukan cidera hati yang kronis. Tanda dan gejala hepatitis virus meliputi anoreksia, mual, muntah, demam, ikterus, malaise, dan nyeri otot.

Hepatits B,C, dan D memiliki gejala yang lebih berat dan berlangsung lebih lama. Hepatitis B mrupakan bentuk hepatitis yang paling serig ditemukan. Sebagian besar pasien sembuh total dari hepatitis B dan hanya 5-10% kasus yang memburuk menjadi gagal hati kronis. Pada hepatitis C, hanya 30-40% pasien yang terinfeksi yang memperlihatkan gejala. Namun, mayoritas pasien hepatitis C akan mengalami perburukan sehingga timbul penyakit hati kronis dalam derajat tertentu. Hepatitis memiliki cara penularan yang tidak lazim. Individu harus terinveksi dengan virus hepatitis B dahulu, kemudian dapat terinfeksi hepatitis D. Ini merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius. Tidak banyak yang diketahui tentang hepatitis G, kecuali infeksi hepatitis G diyakini menular lewat darah.

Gejala hepatitis A dan E serupa dengan gejala influenza ringan yang sering berlangsung kurang dari dua minggu. Infeksi, terutama terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Akan tetapi, hepatitis E mengenai ibu hamil dengan cara yang lebih serius karena menimbulkan kematian pada satu dari lima kasus.

Manifestasi umum dari hepatitis yaitu :

1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah

2. Gejala flu, faringitis,abtuk,coryza,fotopbia,sakit kepala dan mialgia 3. Demam ditemukan pada iinfeksi HAV

4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap 5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara )

(13)

E. Pemeriksaan penunjang

1. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkatkan pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium

2. Bilirubin direk :meningkat pada gangguan ekskresi bilirubin terkonyugasi

3. Bilirubin indirek :meningkat pada gangguan hemolotik dan sindrom glibert

4. Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler

5. Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati 6. Masa protrombin :meningkat pada penurunan sintesis protrombin

Akibat kerusakan sel hati.

7. Kolesterol hati : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada Obstruksi duktusbiliaris

F. Penatalaksanaan medis

Jika seseorang telah didiagnosa menderita hepatitis, maka ia perlu mendapatkan perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar. Jika tindakan penanganan lambat membuat kerusakan lebih besar pada hati dan menyebabkan kanker.

1. Penanganan dan pengobatan hepatitis A

Penderita yang menunjukan gejala hepatitis A diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi faslitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul. Dapat diberikan pengobatan simptomatik seperti antipiretik serta vitamin untuk meningktkan daya tahan tubuh ddan nafsu maan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

2. Penangan dan pengobatan hepatitis B

Setelah didiagnosa ditegakan sebagai hepatitis B, maka ada beberapa cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan oral dan injeksi :

a. Pengobatan oral

(14)

ini cenderung meningkatkan enzim hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.

- Adefovir dipivoxil (hepsera) : pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaru buruk terhadap fungsi ginjal.

- Baraclude (entecavir) : obat ini diberikan pada penderita hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peingkatan enzim hati.

b. Pengobatan dengan injeksi

Microsophere : mengandung partikel radioaktif pemancar sinar β yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusakn jaringan sehat disekitarnya. Injeksi alfa interferon (INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subkutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memliki riwayat sepresi, sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian antipiretik.

3. Penanganan dan pengobatan hepatitis C

Saat ini pengobatan hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti interferon alfa, pegylated interferon alfa dan ribavirin. Pengobatan pada penderita hepatitis C memeerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk perlu penanganan pada stadium awalnya.

G. Komplikasi

(15)

BAB II

Konsep Dasar Keperawatan

A. Pengkajian a. Biodata

Identitas

- Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

- Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.

- Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan utama

Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning

c. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas.

P = inflamasi virus yang dapat menyebabkan pembengkakan hepar Q = Terasa nyeri terus-menerus

R = nyeri abdomen kuadran kanan atas terlokalisir

S = Skala 0-5 (0=tidak nyeri, 1=tidak mengganggu, 2=ringan, 3=sedang, 4=berat, 5=sangat berat)*NANDA

T = Sewaktu-waktu terus menerus, diperparah ketika ada tekanan pada area abdomen

2) Riwayat kesehatan masa lalu

(16)

keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan

d. Pemeriksaan fisik

Review Of Sistem (ROS) 1. Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi : Sklera ikterik, konjungtiva tidak anemis. 2. Sistem Pencernaan

Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kanan atas, teraba pembesaran hepar dan limpa.

3. Sistem Integumen

Inspeksi : Kulit tampak kuning, kering 4. Sistem Perkemihan

(17)

Klasifikasi data

Data subyektik Data obyektif

- klien mengatakan nyeri pada perut kanan atas

- klien mengatakan nyerinya terus – menerus

- klien mengatakan nafsu makan berkurang

- klien mengatakan setiap kali makan merasa mual

- pasien mengatakan tubuhnya panas - klien mengatakan bahwa tubuhnya

gatal-gatal

- tanda garukan pada kulit

- nyeri tekan pada perut kanan atas - klien gelisah

- ekspresi wajah meringis - terdapat pembesaran hepar

- klien selalu menekan daerah yang nyeri

- porsi makan tidak dihabiskan - mual (+)

(18)

Analisis Data

No Tanda –gejala etiologi Masalah

keperawatan 1

2

Ds :

- klien mengatakan nyeri pada perut kanan atas

- klien mengatakan

- ekspresi wajah meringis - terdapat pembesaran

hepar

- klien selalu menekan daerah yang nyeri

DS:

- klien mengatakan nafsu makan berkurang

- klien mengatakan setiap kali makan merasa mual DO:

- porsi makan tidak dihabiskan

- mual (+)

- peristaltik usus (+)

pembengkakan hepar

yang mengalami

inflamasi hati dan bendungan vena porta

perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme

pencernaan makanan, kegagalan masukan

untuk memenuhi

(19)

3

.

4

DS:

- pasien mengatakan tubuhnya panas DO:

- suhu tubuh 38 0 C - kulit teraba hangat

factor resiko :

- klien mengatakan

bahwa tubuhnya

gatal-gatal

- tanda garukan pada kulit

dan muntah.

invasi agent dalam

sirkulasi darah

sekunder terhadap inflamasi hepar.

pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

hipertermi

(20)

B. Diagnose keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta ditandai dengan :

DS :

 klien mengatakan nyeri pada perut kanan atas

 klien mengatakan nyerinya terus menerus

DO :

 nyeri tekan pada perut kanan atas

 klien gelisah

 ekspresi wajah meringis

 terdapat pembesaran hepar

 klien selalu menekan daerah yang nyeri

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan : DS :

 klien mengatakan nafsu makan berkurang

 klien mengatakan setiap kali makan merasa mual muntah

DO :

(21)

 mual (+)

 peristaltik usus (+)

3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar ditandai dengan :

DS :

 pasien mengatakan tubuhnya panas DO :

 suhu tubuh 38 0 C

 kulit teraba hangat

.

4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu. Dengan faktor resiko :

 Klien mengatakan bahwa tubuhnya gatal-gatal

(22)

C. Intervensi pembengkakan hepar

yang mengalami nyerinya terus menerus

DO:

- nyeri tekan pada

perut kanan

- secara subyektif, kllien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi - mengidentifikasi

aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri

- Klien tidak gelisah,

OBSERVASI

1. Kaji nyeri dengan skala 0-5

MANDIRI

2. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus

3. Ajarkan metode distraksi selama nyeri

4. Beri kesempatan waktu istrahat bila terasa nyeri

PENKES

1. Nyeri merupakan respon subyektif yang dapat dikaji dengan

menggunakan skala nyeri.

2. Klien biasanya melaporkan nyeri diatas tingkat cidera

3. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan.

(23)

menekan daerah yang nyeri

5. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan

pereda nyeri

nonfarmakologi dan noninvasif

6. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab

nyeri dan

hubungkan

dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.

7. Kolaborasi

dengan individu untuk menentukan

metode yang

dapat digunakan untuk intensitas

relaksasi dan

tindakan

nonfarmakologi lain menunjukan

keefektifan dalam mengurangi

nyeri.

6. Pengetahuan

tersebut membantu mengurangi nyeri dan dapat membantu meningkatkan

kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik

7. nyeri yang

(24)

8. Bahas dengan dokter

penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

perubahan

kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

8. kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan

teknik untuk

mengurangi nyeri.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

1. kaji cara penyajian makanan

MANDIRI

2. berikan perawatan mulut sebelum

1. Penyajian makanan yang tidak tepat dapat mempengaruhi nafsu makan klien

(25)

untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

- peristaltik usus (+)

4. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering

meningkatkan napsu makan

3. penurunan BB

menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien

4. pembesaran hepar

dapat menekan

karbohidrat cukup

efektif untuk

pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk dicerna

(26)

mau berusaha menghabiskan makanannya

PENKES

7. Jelaskan manfaat makanan / nutrisi bagi klien dan keluarga terutama saat klien sakit

semangat makan klien

7. pemahaman

membantu klien dan keluarga tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat

8. suplemen memenuhi kebutuhan nutrisi klien. Antiemetik mencegah

mual/muntah

Hypertermi

berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar ditandai dengan :

DS :

pasien mengatakan

OBSERVASI

1. kaji penyebab hipertermi

1. Hipertermi

(27)

tubuhnya panas DO :

suhu tubuh 38 0 C kulit teraba hangat

.

2. kaji suhu badan

MANDIRI

3. Beri kompres hangat pada dahi/ axilla

rencana intervensi.

2. proses peningkatan suhu menunjukkan proses penyakit infeksius akut

3. Daerah dahi / axilla merupakan jaringan tipius dan terdapat pembuluh darah sehingga proses vasodilatasi

pembuluh darah lebih cepat sehingga pergerakan molekul cepat.

(28)

tapi sedikit.

PENKES

5. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis

dan yang

menyerap keringat

6. Jelaskan kepada pasien pentingnya mempertahankan

cairan yang

adekuat

(sedikitnya 12 gelas/hari) untuk mencegah

dehidrasi,

misalnya sari

buah 2,5-3

liter/hari.

7. Anjurkan pasien untuk membatasi aktivitas selama

cairan yang hilang

selama proses

evaporasi.

5. Pakaian yang tipis dapat membantu mempercepat proses evaporasi.

6. dalam kondisi

demam terjadi

peningkatan

evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi

7. aktivitas dapat meningkatkan

(29)

panas

KOLABORASI 8. Kolaborasi

pemberian anti piretika dan pengobatan sesuai advis.

8. antipiretik

Menurunkan panas

pada pusat

hipotalamus dan sebagai profilaksis

Resiko tinggi

kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

Pasien akan

menunjukan jaringan kulit utuh dan

1. Bantu klien untuk mempertahankan dingin dan sabun ringan seperti kadtril dan lanolin dan Keringkan kulit jangan digosok)

2. Bantu klien untuk mempertahankan linen dan pakaian kering

2. Pakaian basah dari berkeringat adalah sumber

(30)

3. Jelaskan kepada

4. Anjurkan kepada klien untuk mandi dengan air dingin

(31)

untuk tujuan menggaruk.

6. Anjurkan klien dan keluarga klien kuku pasien dalam keadaan pendek dapat menurunkan resiko kerusakan kulit semakin buruk

7. Losion Caladryl mengandung antihistamin, benadryl yang juga menetralkan keasaman

(32)

demam membaik. Hangat disertai dengan lembab meningkatkan rasa gatal

(33)

Bruner & sudarth. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Carpenito, linda juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Corwin, elizabeth J. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.

Doengos, marrylin E. 2000. Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Volume 3. Jakarta : EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Serat Optik Sebuah Penghantar, edisi ke 3.. Fibers

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaan potensi alam dan budaya terkait pengembangan ekowisata bahari, menganalisis daya dukung lingkungan kawasan

Walaupun berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sendiri berpangaruh signifikan terhadap rentabilitas, hendaknya para anggota koperasi atau seluruh pengurus

Berdasarkan kajian yang telah dijalankan, didapati sebilangan besar responden di pusat daerah Sandakan memang menghadapi masalah untuk menghancurkan sayur lobak kepada bentuk yang

Hasil penelitian pada tabel 2 diketahui bahwa faktor interpersonal secara terpisah atau parsial dari variabel independen lainnya memberikan pengaruh yang signifikan

Di SMP Islam MIA yang berbasis pondok ini, tentunya sikap toleransi sudah sangat melekat pada siswa maupun gurunya terutama toleransi beragama, selain itu guru

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Pemanfaatan tanah komunal harus melibatkan simantek kuta (tetua adat) sebagai orang yang dianggap paling mengerti mengenai tanah komunal di kabupaten karo