• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan prakti kum kromatografi. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan prakti kum kromatografi. docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI

PEMISAHAN KOMPONEN EKSTRAK ETANOLIK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officimale var Rubrum Rhizoma)

Disusun Oleh : Mafazatien Nailiyah Isna

36.2015.7.1.11.32

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

(2)

I. Tujuan

1. Melakukan pemisahan komponen ekstrak etanolik rimpang jahe merah dan putih dengan kromatografi lapis tipis

2. Mengidentifikasi komponen ekstrak etanolik rimpang jahe merah dan putih secara kualitatif

II. Dasar Teori

Jahe (Zingiber officinale Rosc) salah satu dari familia Zingiberaceae telah lama dikenal di Indonesia. Kandungan kimia dari jahe adalah minyak atsiri 0.25% - 3,3% dengan komponen utama gingerol dan shogaol yang menimbulkan aroma khas jahe dan mengandung oleoresin (zingerol dan resin) yang menimbulkan rasa pedas dan pahit serta enzimprotease 2,26%. Tanaman ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan seperti campuran bahan makanan, minuman, kosmetik, parfum juga secara empiris berkhasiat sebagai karminatif, stimulan, diuretik, ekspektoran serta untuk obat rematik. Dilihat dari kegunaanya yang cukup luas serta untuk menjamin khasiat dan keamanannya secara ilmiah dalam pengobatan, maka jahe mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai salah satu obat fitofarmaka. (Sherlahwaty, 2008)

Selain jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum), terdapat dua jenis jahe lain yang terdapat di Indonesia yaitu jahe emprit (Z officinale var amarum) dan jahe gajah (Z offiicinale var officinarum). Ketiga jenis jahe ini mempunyai nama spesies yang sama hanya berbeda pada nama varietasnya sehingga jenis senyawa yang dikandungnya relatif sama satu sama lainnya. Secara tradisional, membedakan ketiga jenis jahe ini dapat melalui rasa pedas jahe merah dan jahe emprit lebih tinggi daripada jahe gajah dan bentuk fisik rimpang masing-masing jahe. Jahe merah memiliki rimpang berwarna merah dan ruas yang lebih kecil, jahe emprit memiliki rimpang berwarna atau kuning dengan ruas kecil, sedangkan untuk jahe gajah rimpangnya berwarna putih atau kuning dengan ruas yang lebih besar. (Purwakusumah, 2009)

(3)

pula mengidentifikasi komponen-komponen tersebut. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara melakukannya. Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahnya, yakni digunakannya lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, alumunium atau plastik sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada proses pemisahan berlaku sebagai fasa diam. Fasa diam KLT terbuat dari serbuk halus dengan ukuran 5 sampai 50 m. Serbuk halus ini dapat berupa suatu adsorben, suatu penukar ion, suatu pengayak molekul atau dapat merupakan penyangga yang dilapisi suatu cairan. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumunium dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung gugus hidroksil di permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul polar. (Soebagio, 2007)

Untuk membantu mengidentifikasi zat-zat yang ada dapat dihitunh nilai Rf dari masing-masing zat yang ada pada kromatogram. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rf=jarak spot bergerak ke atasjarak tempuh eluen

(4)

8. Clingwrap

9. Timbangan analitik 10. Spatula

11. Sinar UV

B. Bahan

1. n-heksan 4 ml 2. Etil asetat 1 ml 3. Kloroform 1 ml 4. Jahe merah 5. Jahe putih 6. Etanol

IV. Prosedur Kerja

Menyiapkan 1 g jahe merah dan jahe putih

Menghaluskan jahe dengan mortar dan stemper

Menutup gelas beaker untuk proses penjenuhan

Memasukkan eluen n-heksana : kloroform : etil asetat ( 4:1:1 ) Menyiapkan gelas beaker / chamber

(5)

V. Data Pengamatan

Pengamatan Jahe Merah Jahe Putih

Jumlah spot 2 titik 2 titik

Warna Hijau stabilo Hijau stabilo

Jarak spot Titik 1 = 1,75 cm Titik 1 = 1,9 cm Titik 2 = 2,1 cm Titik 2 = 2,25 cm Harga Rf Titik 1 = 1,75 : 5 = 0,35 Titik 1 = 1,9 : 5 = 0,38

Menandai bercak mengunakan pensil Mengamati bercak dibawah lampu UV

Mengangkat plat setelah proses elusi selesai

Memasukkan plat ke dalam gelas beaker

Menotolkan ekstrak pada tepi bawah plat KLT

Memberi tanda dengan pensil pada batas atas dan bawah denagn jarak 1 cm Menyiapkan plat KLT dengan ukuran 5

(6)

Titik 2 = 2,1 : 5 = 0,42 Titik 2 = 2,25 : 5 = 0,45

VI. Pembahasan

Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk memisahkan komponen ekstrak etanolik dari rimpang jahe merah dan jahe putih. Pada ekstraksi jahe diawali dengan menimbang 1 g jahe dan menghaluskannya menggunakan mortar dan stemper. Kemudian untuk mengekstrak senyawa ynag ada pada jahe, ditambahkanlah pelarut etanol kedalamnya. Tujuan ditambahkannya etanol didasarkan pada sifatnya ynag lebih selektif pada senyawa metabolit sekunder. Selain itu, pelarut etanol juga dapat mengekstarksi senyawa flavonoid yang tergolong polar sehingga akan lebih mudah larut dalam pelarut polar.

Dari hasil ekstraksi tersebut, filtrat di totolkan pada tepi bawah silika gel sebanyak 2 sampai 3 kali. Solven yang akan digunakan untuk mengelusi pada percobaan kali ini terdiri dari 3 campuran pelarut yang berbeda, yaitu n-heksan : kloroform : etila asetat dengan perbandingan 4:1:1. Tujuan digunakannya 3 pelarut yang berbeda adalah untuk memisahkan senyawa yang kepolarannya rendah ke pelarut etil asetat yang kepolarannya tinggi ke air. Tiga pelarut tersebut kemudian diamsukkan kedalam gelas beaker dan ditutup untuk proses penjenuhan.

Kemudian plat silika gel dimasukkan dan diangkat setelah proses elusi selesai. Setelah plat silika kering, amati dan tandao bercak pada lat dibawah pancaran sinar UV. Tujuan dari penggunaan sinar UV adalah untuk melihat bercak warna yang dihasilkan kaena bercak warna tersebut tidak terlihat jika tidak dilihat menggunakan sinar UV.

Dari data hasil pengamatan yang diperoleh, terdapat 2 titik pada setiap jenis jahe. Pada jahe merah dengan kedua titik berwarna hijau stabilo, titik pertama dengan jarak spot 1,75 cm harga Rf yang dihasilkan sebesar 0,35 dan titik kedua dengan jarak spot 2,1 cm diperoleh harga Rf sebesar 0,42. Pada jahe putih dengan warna kedua titik hijau stabilo, titik pertama dengan jarak spot 1,9 cm diperoleh harga Rf sebesar 0,38 dan titik kedua dengan jarak spot 2,25 diperoleh harga Rf sebesar 0,45.

(7)

senyawa fenolik komponen seskuiterpen yang akan berfluorensi dibawah paparan sinar UV. Selain itu jika dibandingkan dengan pelarut yang digunakan dengan perbandingan 4:1:1 menunjukkan bahwa pelarut yang digunakan bersifat non polar. Hal ini sesuai dengan gingerol yang bersifat non polar. Jika dilihat dari derajat interaksi antar bahan, gingerol akan berinteraksi dengan senyawa yang mempunyai nilai derajat yang sama. Dari ketiga pelarut yang digunakan, nilai derajat gingerol hampir sama dengan nilai derajat interaksi n-heksan. Gingerol memiliki nilai derajat interaksi sebesar 799 sedangkan n-heksan memiliki nilai interaksi sebesar 7,24. Hal itu yang dijadikan alasan kenapa pada perbandingan campuran pelarut, komposisi n-heksan lebih banyak dari pelarut yang lain.

VII. Kesimpulan

1. Jenis senyawa pada jahe yang tampak setelah pemisahan menggunakan plat KLT adalah gingerol atau senyawa pedas jahe

2. Gingerol memiliki interaksi yang kuat dengan n-heksana karena mempunyai nilai derajat interaksi antar bahan yang hampir sama

VIII. Daftar Pustaka

Hargono. Pradhita, Fitria. Aulia, Margaretha Praba. 2013. Pemisahan Gingerol dari Rimpang Jahe Segar Melalui Proses Ekstraksi Secara Batch. Momentum, Vol. 9 No.2 Oktober 2013. Universitas Diponegoro. Semarang.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta

Purwakusumah, dkk. 2014. Identifikasi dan Autentikasi Jahe Merah Menggunakan Kombinasi Spektroskopi FTIR dan Kemometrik. Agritech, Vol. 34 No. 1 Februari 2014. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Serlahwaty, Diana. Farida, Yunahara. 2008. Perbandingan Spektrum KLT-Densitometri dari Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rasc) dengan Pelarut Etanol yang Berbeda Konsentrasinya. Universitas Pancasila. Jakarta Selatan Ritna, Agus. Anam, Syaiful. Khumaidi, Akhmad. 2016. Identifikasi Senyawa

Flavonoid Pada Fraksi Etil Asetat Benalu Batu (Begonia sp) Asal Kabupaten Morowali Utara. Galenika Journal of Pharmacy Vol. 2(2) : 83-89. Universitas Tadulako. Palu

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Belajar Mandiri Pada Materi Anjuran Bertoleransi Siswa Kelas

Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisiologis pada sistem hormonal dan vaskuler, wanita/ ibu hamil dapat mengalami gangguan pada rongga mulutnya karena perubahan

22 Juli 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non-Pertanian, memberikan petunjuk kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/

Ada beberapa metode beberapa metode pendidikan anak dalam islam neburut Abdullah Nasih Ulwan, dan menurut penulis yang paling mendasar adalah pendidikan

Hasil analisis dari sampel air limbah home industry batik yang di uji pada. pengamatan pada Tabel 4.6 dapat dilihat diagram batang yang

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika Dasar, 2011

Telah terdapat bukti bahwa pemberian ASI berhubungan dengan kejadian diare pada anak serta masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia tersebut maka dilakukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA siswa