• Tidak ada hasil yang ditemukan

Toleransi Menurut Pandangan Islam Atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Toleransi Menurut Pandangan Islam Atau"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TOLERANSI MENURUT PANDANGAN ISLAM

Ali Akbar A C0D014023

Jurusan Bisnis International

(2)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohiim

Segala puji bagi Alloh SWT, Tuhan semesta alam. Yang berkuasa atas langit dan bumi ini. Dzat yang senantiasa memberikan kasih dan sayangnya tanpa perlu imbalan sedikitpun. Dzat yang maha kaya yang tidak akan pernah miskin dan kekurangan maka sudah sepantasnya manusi merendah dan memuji-Nya. Salawat serta salam semoga tercurah dan tersampaikan kepada Nabi Muhammmad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta umatnya.

Alhamdulillah atas ijin dan karunia Alloh. Makalah mengenai “Toleransi menurut Pandangan Islam” dapat terselesaikan. Besar harapan kami semoga makalah ini berguna dan dapat menjadi rujukan untuk mengetahui hakikat toleransi menurut islam. Walaupun makalah ini penuh dengan kekurangan-kekurangan maka dari itu kami memohon ampun kepada Alloh SWT atas segala bentuk kekurangan kami.

Purwokerto, 24 November 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...2 BAB 1 : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...3 2. Rumusan Masalah...3 3. Tujuan Penulisan...3 BAB II : PEMBAHASAN

1. Pengertian Toleransi

1.1 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Barat...4 1.2 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam...6 2. Toleransi Dalam Islam

2.1 Toleransi Dalam Hal Sosial...8 2.2 Toleransi Dalam Hal Sistem dan Prinsip Nilai Islam...9

BAB III : PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Sebuah toleransi sangatlah penting sebagai alat pemersatu. Tanpa adanya toleransi kehidupan yang penuh dengan kemajemukan ini tidak akan bisa bersatu. Indonesia sebuah Negara dengan kemajemukan kulturnya contohnya seperti agama. Maka sangat membutuhkan sekali toleransi-toleransi di dalamnya. Setiap orang harus saling mengerti akan orang yang lainnya. Namun sebuah fenomena hari ini masih banyak kekacauan yang timbul akibat tidak beresnya toleransi. Maka disini kita akan membahas mengenai toleransi yang harus dilakukan oleh seorang muslim.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Toleransi?

2. Dalam masalah apa saja kita harus bertoleransi?

3. Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca tidak salah memahami mengenai toleransi

(5)

BAB II

PEMBAHASAN 1. Pengertian Toleransi

1.1 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Barat.

Istilah “Tolerance” (toleransi) adalah istilah modern, baik dari segi nama maupun kandungannya.1 Istilah ini pertama kali lahir di Barat, di bawah situasi dan kondisi politis, sosial dan budayanya yang khas. Toleransi berasal dari bahasa Latin, yaitu “tolerantia”, yang artinya kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi merupakan sikap untuk memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyampaikan pendapatnya, sekalipun pendapatnya salah dan berbeda.2 Secara etimologis, istilah tersebut juga dikenal dengan sangat baik di dataran Eropa, terutama pada revolusi Perancis. Hal itu sangat terkait dengan slogan kebebasan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi inti revolusi di Perancis.3 Ketiga istilah tersebut mempunyai kedekatan etimologis dengan istilah toleransi. Secara umum, istilah tersebut mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, sukarela dan kelembutan.

Faham sekuler yang demikian dapat disimak dalam pendapat Harun Nasution. Menurutnya, toleransi meliputi lima hal sebagai berikut:4

1. Mencoba melihat kebenaran yang ada di luar agama lain. Ini berarti, kebenaran dalam hal keyakinan ada juga dalam agama-agama. Hal ini justru akan membawa umat beragama ke dalam jurang relativisme kebenaran dan pluralisme agama. Sebab, kepercayaan bahwa kebenaran tidak hanya ada dalam satu agama berarti merelatifkan kebenaran Tuhan yang absolut. Argumen

1 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, Jakarta : Perspektif, 2005, p. 212.

2 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta : Pustaka Oasis, 2007, p.161.

3Ibid.

(6)

seperti ini sebenarnya tidak baru. Hal yang sama telah lama digaungkan oleh John Hick dalam bukunya A Christian Theology of Religions: The Rainbow of Faiths.5

2. Memperkecil perbedaan yang ada di antara agama-agama.

3. Menonjolkan persamaan-persamaan yang ada dalam agama-agama. Antara poin kedua dan ketiga terdapat korelasi dalam hal persamaan agama-agama. Namun, pada dasarnya, yang terpenting justru bukanlah persamaannya, tapi perbedaan yang ada dalam agama-agama tersebut. Teori evolusi Darwin misalnya, ia yakin bahwa manusia berasal dari monyet setelah melihat banyaknya persamaan antara manusia dan kera. Akan tetapi, Darwin lupa bahwa manusia juga memiliki perbedaan mendasar yang tidak dimiliki monyet. Manusia memiliki akal sedangkan monyet tidak. Inilah yang meruntuhkan teori evolusi.

4. Memupuk rasa persaudaraan se-Tuhan. Dalam hal ini, Harun Nasution terpengaruh dengan John L. Esposito yang menganggap bahwa yang ada adalah “Islams” bukan Islam saja.6 Harun juga terjebak dalam teori Schuon tentang The Transenden Unity of God.

5. Menjauhi praktik serang-menyerang antar agama. Tampaknya, ketika berpendapat seperti ini Harun melihat sejarah kelam sekte-sekte agama Kristen. Sebab, dalam sejarah, Islam tidak pernah menyerang agama-agama lain terlebih dulu. Hal ini dapat ditelusuri dalam sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan Khulafa’ ar-Rasyidin. Di mana agama-agama (Yahudi dan Kristen) justru mendapatkan perlindungan penuh tanpa pembantaian. Makna

5 John Hick, A Christian Theology Of Religions: The Rainbow Of Faiths, America : SCM, 1995,

p.23.

6 John L. Esposito, Terj. Arif Maftuhin, Islam : The Straight Path, Jakarta : PT. Dian Rakyat

(7)

toleransi menurut Harun seperti di atas, bermasalah. Karena mengusung ide relativisme dan pluralism.

Zuhairi Misrawi juga berpendapat dalam bukunya al-Qur’an Kitab Toleransi dengan mengatakan bahwa toleransi harus menjadi bagian terpenting dalam lingkup intraagama dan antaragama.7 Lebih lanjut, ia berasumsi bahwa toleransi adalah upaya dalam memahami agama-agama lain karena tidak bisa dipungkiri bahwa agama-agama tersebut juga mempunyai ajaran yang sama tentang toleransi, cinta kasih dan kedamaian.8 Selain itu, Zuhairi memiliki kesimpulan bahwa toleransi adalah mutlak dilakukan oleh siapa saja yang mengaku beriman, berakal dan mempunyai hati nurani. Selanjutnya, paradigma toleransi harus dibumikan dengan melibatkan kalangan agamawan, terutama dalam membangun toleransi antar agama.

Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa istilah toleransi dalam perspektif Barat adalah sikap menahan perasaan baik dalam hal yang benar maupun salah. Bahkan, ruang lingkup toleransi di Barat pun tidak terbatas. Termasuk toleransi dalam hal beragama. Ini menunjukkan bahwa penggunaan terminologi toleransi di Barat sarat akan nafas pluralisme agama. Yang mana paham ini berusaha untuk melebur semua keyakinan antar umat beragama. Tidak ada lagi pengakuan yang paling benar sendiri dan yang lain salah. Akhirnya, semua pemeluk agama wajib meyakini bahwa kebenaran ada dalam agama-agama lainnya, sehingga beragama tidak ada bedanya dengan berpakaian yang bisa berganti setiap hari. Di sini, makna toleransi disamakan dengan pluralisme.

1.2 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam

Pada dasarnya, kata toleransi sangat sulit untuk mendapatkan padangan katanya secara tepat dalam bahasa Arab yang menunjukkan arti toleransi dalam bahasa Inggris. Akan tetapi, kalangan Islam mulai membincangkan topik ini

7 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, … p.159.

(8)

dengan istilah “tasamuh”.9 Dalam bahasa Arab, kata “tasamuh” adalah derivasi dari “samh” yang berarti “juud wa karam wa tasahul”10 dan bukan “to endure

without protest”11 (menahan perasaan tanpa protes) yang merupakan arti asli

kata-kata “tolerance”.

Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik itu sesama umat muslim maupun non-muslim. Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang meyebabkan toleransi yang unik selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap non-muslim, yaitu :12

1. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan kerukunannya.13

2. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah SWT yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur.14

3. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti.15

9Tasamuh adalah tasahul (kemudahan) atau ukuran perbedaan yang dapat ditolerir. Lihat kamus

al-Muhit, Oxford Study Dictionary English-Arabic, Beirut : Academia, 2008, p.1120. 10 Lihat Al-Mu’jam Al-Wasith, Misra : Maktabatu Al-Syuruq Al-Arabiyah, 2004, p. 447.

11 Makna kata “tolerance” lainnya adalah “the character, state, or quality of being tolerant”

(karakter, negara, atau kualitas menjadi toleran) dan indulgence or forbearance in judging the opinions” (kesabaran dalam menilai pendapat). Lihat The New International Webster

Comprehensive Dictionary Of The English Language, Chicago : Trident Press International, 1996, p. 1320.

12 Yusuf al-Qardhawi, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami, Qahirah : Maktabah

Al-Wahbah, 1992, p. 53-55. 13 Lihat QS. Al-Isra’ : 70

14 Lihat QS. Al-Khfi :29 dan QS. Hud : 118

(9)

4. Keyakinan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela perbuatan dzalim meskipun terhadap kafir.16

Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Definisi Islam yang demikian seringkali dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatan lil ‘aalamin” (agama yang mengayomi seluruh alam). Artinya, Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati bukan memaksa. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam beragama adalah kehendak Allah.17

2. Toleransi Dalam Islam

Dari Pengertian Diatas di dapatkan bahwa, Toleransi (Tasamuh) menurut islam adalah bentuk kelonggaran, kelapangdadaan, kelembutan terhadap semua aspek sosial kecuali terhadap Sistem dan Prinsip Nilai Islam.

2.1 Toleransi dalam Hal Sosial

Dalam hal ini islam tidak melarang untuk bertoleransi. Seperti halnya Rasullallah SAW, di jamannya islam hidup berdampingan dengan kaum nasrani dan yahudi. Islam menjamin kehidupan mereka dengan seadil-adil tentu tetap menggunakan dengan aturan islam karena aturan ini tidak bisa ditoleransikan. Acuan Islam terhadap keadilan.

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikandan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kemaksiatan dan

16 Lihat QS. Al-Ma’idah : 8

(10)

pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah: 2)

Pada saat itu islam pun sering melakukan perniagaan dengan orang Nasrani atau yahudi. Dan hal ini seperti yang dicontohkan Nabi Saw., dalam jual beli

Dari Jabir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membeli onta dari dirinya, beliau menimbang untuknya dan diberatkan (dilebihkan).

Dari Abu Sofwan Suwaid bin Qais Radliyallahu 'anhu dia berkata : "Saya dan Makhramah Al-Abdi memasok (mendatangkan) pakaian/makanan dari Hajar, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami dan belaiu membeli sirwal (celana), sedang aku memiliki tukang timbang yang digaji, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan tukang timbang tadi. Beliau bersabda: Timbanglah dan lebihkan !"

Tolong menolong sesama, menjenguk orang sakit

“Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244). Dan banyak lagi

2.2 Toleransi dalam Hal Sistem dan Prinsip Nilai Islam

Islam merupakan agama yang fleksibel dalam bertoleransi semua bisa bertoleransi kecuali dalam hal Nilai dan Prinsip yang telah ditentukan oleh Allah. Islam tidak memaksa orang lain untuk mengikuti aturan islam namun Islam melindungi orang yang tunduk terhadap aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Dan dapat hidup berdampingan jika orang kafir dan non islam tidak memerangi atau memusuhi islam.

(11)

berlaku adil.” (8) “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negrimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.” (Al-Mumtahanah: 8-9)

Ini beberapa hal yang tidak bisa di toleransikan oleh islam walaupun hanya sedikit. Allah Ta'ala dalam firmanNya:

“Katakanlah: wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah dan aku tidak menyembah apa yang kalian sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku”. (Al-Kafirun: 1-6).

A. Sistem Nilai dalam islam

Islam merupakan agama yang berasal dari langit yang tidak bisa disejajarkan dengan agama lain menganai kebenarannya. Karena agama ini tidak di ciptakan oleh manusia melainkan oleh sang pemilik manusia itu sendiri.

a. Tauhid

Merupakan sikap meng-Esakan Allah secara utuh dan menyeluruh. Contonya seorang muslim tidak bisa menganggap semua tuhan sama dan menganggap keberadaan tuhan agama lain.

b. Ibadah

(12)

terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Contohnya seorang muslim tidak bisa bertoleransi dengan mengikuti cara ibadah agama lain maupun kut berpartisipasi di dalamnya dalam bentuk apapun.

c. Qiyamah

Secara Nahwu berkedudukan sebagai mushdar atau kata benda abstrak, yang di mustaq dari kata Qooma yang berarti berdiri, bangkit tegak. Secara sepintas berarti hari dimana sebuah kebenaran hakiki tegak bukan relative atas pandangan manusia. Contohnya seorang muslim tidak bisa bertoleransi dengan kebenaran yang lain sama-sama akan tegak melainkan hanya kebenaran islam lah yang tegak.

B. Prinsip Nilai dalam Islam

a. Tasdiq

Yang merupakan sifat membenarkan terhadap segala sesuatu yang bersumber dari Allah, Rasul dan Ulil Amri. Kebenaran ini mutlak hanya mengakui sebuah kebenara yang datang dari Allah. Contohnya seorang muslim tidak bisa menganggap kebenaran agama lain sama dengan kebenaran islam.

b. Tasyri

(13)

c. Sirriyah

Menutup rahasia atau menyembunyikan sebuah hal tidak boleh diketahui oleh orang non-muslim. Hal ini dilakukan oleh pada jaman Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk proteksi kaum muslimin dari siasat atau rencana jahat yang dilakukan oleh orang kafir dan non muslim. Contoh yang dilakukan pada saat itu adalah merahasiakan tempat pendidikan (tarbiyah) dari kaum kafir.

Jika sebuah toleransi menyentuh ranah di atas maka islam tidak bisa bertoleransi akan hal itu karena Kebenaran islam mutlak datangnya dari Allah dan tidak bersandar kepada apapun.

“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka janganlah engkau termasuk kalangan orang yang bimbang.”( Al- baqarah :147 )

“Pada hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku lengkapi nikmatku atas kalian dan Aku ridhoi islam sebagai agama kalian”.(Al-Maidah: 3)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Muhit, Oxford Study Dictionary English-Arabic, Beirut : Academia, 2008.

Al-Mu’jam Al-Wasith, Misra : Maktabatu Al-Syuruq Al-Arabiyah, 2004.

Al-Qardhawi, Yusuf, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami, Qahirah : Maktabah Al-Wahbah, 1992.

Misrawi, Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta : Pustaka Oasis, 2007.

The English Language, Chicago : Trident Press International, 1996.

Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama, Jakarta : Perspektif, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, maka dapat dinyatakan bahwa secara keseluruhan variabel besarnya remiten terhadap modal, lama bekerja di luar negeri, tingkat pendidikan pengelola,

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi

Hasil analisis menunjukkan bahwa viskositas dari masing-masing formula tidak menunjukan perubahan yang signifikan baik sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan. Hal

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Isolat bakteri S-16, dan S-22 isolat koleksi Laboratorium riset enzim, fermentasi dan biomolekuler FMIPA UR yang diisolasi

Secara keseluruhan subjek mengalami kondisi yang kompleks akibat penyakit yang diderita dan dirinya sendiri yang seorang wanita. Subjek harus beradaptasi secara holistik

1) Surat dari Presiden R.I. 5etya Novanto, Ak kepada Saudara DR. Ade Komarudin, M.H. , Nomor Anggota A-262 Untuk surat tersebut dapat diproses sesuai dengan Peraturan

Variabel penelitian pada tingkat paham tentang dampak dari zat-zat yang terkandung dalam rokok yaitu sebagian besar informan berpendapat bahwa dampak dari zat-zat tersebut adalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengangkat judul : “ANALISIS PENGARUH RASIO EARLY WARNING SYSTEM DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM