• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Kebersihan Mulut dan Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tuntungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kondisi Kebersihan Mulut dan Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tuntungan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi ibu/bapak,

Perkenalkan nama saya Michelle Stephen. Saya mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul "Kondisi dan kebutuhan perawatan periodontal pada penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit

Jiwa Tuntungan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi

periodontal penderita gangguan jiwa secara klinis serta untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tuntungan. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi tentang perlunya perhatian terhadap kesehatan periodontal penderita gangguan jiwa dan sebagai pengetahuan tentang perlunya perhatian dan kesadaran terhadap kesehatan periodontal penderita gangguan jiwa agar dapat ditingkatkan lagi serta juga sebagai pedoman bagi pihak Rumah Sakit Jiwa untuk memperhatikan kesehatan periodontal dan rongga mulut pasien penderita gangguan jiwa.

Penelitian yang akan saya lakukan, dilaksanakan dalam wawancara dan pemeriksaan rongga mulut. Dalam penelitian ini, saya akan mewawancarai ibu/bapak, setelah wawancara selesai, selanjutnya saya akan memeriksa keadaan gigi geligi ibu/bapak. Kegiatan yang saya lakukan tidak menimbulkan efek samping dan seluruh biaya penelitian akan dibebankan pada peneliti. Jika ibu/bapak bersedia, lembar persetujuan dan kuesioner dapat diisi lalu ditandatangani dan dikembalikan. Surat kesediaan ini tidak mengikat ibu/bapak dan ibu/bapak dapat mengundur diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung.

(5)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan memuaskan pada penelitian yang berjudul :

"KONDISI DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN”

(6)

Tanggal : Tanda tangan (bila tidak bisa dapat digunakan cap jempol)

Nama peserta :

Umur :

Alamat :

Nama Wali :

Nama peneliti :

Nama saksi :

(7)

LAMPIRAN 5

No. Urut :

Tanggal Pemeriksaan:

PENELITIAN KONDISI DAN KUBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH

SAKIT JIWA TUNTUNGAN

KUESIONER

I. Data Responden

Nama :

2. Apakah ibu/bapak mempunyai kebiasaan merokok ? a. Ya

b. Tidak

(8)

3. Apakah ibu/bapak mempunyai penyakit sistemik ?  Gula (Diabetes Mellitus)

a. Ya D1

4. Apakah ibu/bapak mengkonsumsi obat-obatan tertentu ? E

a. Ya b. Tidak

Jika ya, jenis obat yang dikonsumsi ...

5. Pernahkah ibu/bapak ke dokter gigi ? Perawatan gigi / jaringan pendukung gigi apa yang terakhir kali dilakukan ?

a. Tidak pernah F

b. Pencabutan gigi

c. Pembersihan karang gigi d. Penambalan gigi

e. Pembuatan protesa

6. Berapa kali ibu/bapak menyikat gigi sehari ? G

a. Jarang b. 1 kali sehari c. 1 - 2 kali sehari d. Lebih 2 kali sehari

7. Kapan saja ibu/bapak menyikat gigi ? H

(9)

d. Setiap kali setelah makan e. Tidak tentu

8. Permukaan gigi mana saja yang ibu/bapak sikat ? I

a. Sebelah luar saja b. Luar dan dalam

LAMPIRAN 6

(10)

STATUS PERIODONTAL DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN

NO. NAMA UMUR JK SKOR

LAMPIRAN 7

(11)

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CPITN .382 29 .000 .628 29 .000

Debris .118 29 .200* .955 29 .249

OHIS .131 29 .200* .954 29 .226

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Nonparametric Correlations

Correlations

CPITN Debris OHIS

Spearman's rho CPITN Correlation Coefficient 1.000 .017 .227

Sig. (2-tailed) . .931 .237

N 29 29 29

Debris Correlation Coefficient .017 1.000 .871**

Sig. (2-tailed) .931 . .000

N 29 29 29

OHIS Correlation Coefficient .227 .871** 1.000

Sig. (2-tailed) .237 .000 .

N 29 29 29

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Crosstabs

(12)

butuh

Total Hiegien oral +

skeling profesional

Hiegien

Umur * level Crosstabulation

Level Debris

(13)

41-50 thn Count 1 4 5

JK * butuh Crosstabulation

butuh

Total Hiegien oral +

skeling profesional

Hiegien

JK * level Crosstabulation

(14)

Sedang Buruk

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

(15)

Frequency Percent Valid Percent

Lama tinggal di RS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2-5 thn 29 100.0 100.0 100.0

Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 29 100.0 100.0 100.0

(16)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 29 100.0 100.0 100.0

rawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(17)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pagi saja 9 31.0 31.0 31.0

pagi dan malam 16 55.2 55.2 86.2

setiap habis makan 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

permukaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid luar saja 5 17.2 17.2 17.2

luar dan dalam 24 82.8 82.8 100.0

Referensi

Dokumen terkait

Keragaman kupu-kupu paling tinggi ditemukan di Cagar Alam Pattunuang yang diikuti dengan Taman Wisata Bantimurung dan Cagar Alam Leang-leang.. Kupu-kupu Catopsilia

Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku tindak pidana pencucian uang hendaknya lebih memperhatikan rasa keadilan masyarakat dengan memberikan hukuman yang

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya meneliti tentang penananamn karakter berbasis kearifan lokal (Kim, Kim, Yo, 2014; Patriadi, Bakar, Hamar, 2015;

yang harus dilakukan dalam penilaian adalah menilai unjuk kerja dan perilaku. karyawan, bukan

Sesuai apa yang di sampaikan dalam penelitian terdahulunya yang di kemukakan oleh Rinestaelisa (2008) tipe pola asuh demokratis merupakan tipe pola asuh

Dana Otonomi Khusus adalah dana yang dialokasikan dalam APBN untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 35

Menuurt ibnu (2002:19) “bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar dirujuk dalam tubuh artikel dan sebaliknya semua rujukan yang telah disebutkan

sekolah yang sering digunakan untuk melakukan penelitian tetapi saat penulis melakukan studi pendahuluan masih terdapat siswa yang mempunyai pengetahuan HIV/AIDS yang