• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Kelisanan Baralek Gadang Pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tradisi Kelisanan Baralek Gadang Pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI KELISANAN BARALEK GADANG PADA UPACARA

PERKAWINAN ADAT SUMANDO MASYARAKAT PESISIR

SIBOLGA: PENDEKATAN SEMIOTIK SOSIAL

T E S I S

Oleh:

RISMAN ARBI SITOMPUL

117009029/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TRADISI KELISANAN BARALEK GADANG PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT SUMANDO MASYARAKAT PESISIR

SIBOLGA: PENDEKATAN SEMIOTIK SOSIAL

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister of Saint Pada Program Studi Ilmu Linguistik Sekolah Pascarsarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

RISMAN ARBI SITOMPUL

117009029/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : TRADISI KELISANAN BARALEK GADANG PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT SUMANDO MASYARAKAT PESISIR SIBOLGA: PENDEKATAN SEMIOTIK SOSIAL

Nama Mahsiswa : RISMAN ARBI SITOMPUL

Nomor Induk Mahasisi : 117009029

Program Studi : Linguistik

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof.T. Silvana Sinar, M.A.,Ph.D) (Drs.Muhammad Takari,M.Hum, Ph.D)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D) (Prof.Dr.Erman Munir, M.Sc)

(4)

PERNYATAAN

Judul Tesis

TRADISI KELISANAN BARALEK GADANG PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT SUMANDO MASYARAKAT PESISIR

SIBOLGA: PENDEKATAN SEMIOTIK SOSIAL

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Magister of Saint pada program studi Linguistik Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya saya

sendiri.

Adapun pengutipan yang saya lakukan pada bagian-bagian tertentu dari

hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah saya cantumkan sumbernya

secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan sebagian atau seluruh Tesis

ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

Medan, 27 Agustus 2013 Penulis

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 27 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESISI

Ketua : Prof. T. Silvana Sinar, MA., Ph.D

Anggota : 1. Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D

2. Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D

3. Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si

(6)

i

TRADISI KELISANAN BARALEK GADANG PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT SUMANDO MASYARAKAT PESISIR

SIBOLGA: PENDEKATAN SEMIOTIK SOSIAL

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial. Tujuan penilitian ini adalah pertama, untuk mendeskripsikan dan mencari makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat pesisir Sibolga; kedua, untuk menemukan kearifan lokal yang terkandung pada proses baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) oleh Halliday (1978), yang menekankan pada pembahasan konteks budaya dan konteks sosial. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan cara merekam dan mewawancarai narasumber secara langsung. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat Sumando masyarakat Pesisir Sibolga bergeser karena dipengerahui oleh konteks sosial meliputi konteks situasi dan konteks budaya. Konteks situasi dipengaruhi oleh medan (field), pelibat (tenor), sarana (mode). Tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga mengandung 9 nilai kearifan lokal yang merupakan pedoman hidup masyarakat Pesisir Sibolga, yaitu: (1) kearifan berhubungan dengan Allah SWT; (2) kearifan menjaga budaya; (3) kearifan menjaga kesopansantunan; (4) kearifan menjaga nilai kejujuran; (5) kearifan mendidik; (6) kearifan membentuk kesejahteraan; (7) kearifan mempertahankan komitmen; (8) kearifan bergotong royong; dan (9) kearifan menghormati tamu.

(7)

ii

TRADISI KELISANAN BARALEK GADANG PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT SUMANDO MASYARAKAT PESISIR

SIBOLGA: PENDEKATAN SEMIOTIK SOSIAL

ABSTRACT

This research is entitled Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial. This research aims to: (1) describe and find the meaning of social semiotic of the oral tradition of baralek gadang of sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community, and (2) find out the local wisdom of baralek gadang

process of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community. The theory applied is Semiotic Functional Linguistic (SFL) theory proposed by Halliday (1978), to analyze social and cultural contexts. This research uses qualitative method by interviewing and recording. The results are (1) the meaning of social semiotic of the oral tradition of baralek gadang of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community changes because of social context; situational and cultural contexts. Situational context is influenced by field, tenor and mode. (2) the oral tradition of baralek gadang of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community contains 9 local wisdom meaning as life guidance of Sibolga coastal community, namely (1) wisdom relating to Allah SWT; (2) wisdom to rehabilitate culture; (3) wisdom to rehabilitate politeness; (4) wisdom to rehabilitate honesty value; (5) wisdom to educate; (6) wisdom to produce prosperity; (7) wisdom to keep commitment; (8) wisdom to cooperate; and (9) wisdom to respect guests.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan Tesisi ini.

Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

of Saint pada Sekolah Pascasarjana, Program Studi Linguistik (kajian Tradisi

Lisan) Universitas Sumatera Utara.

Selama melukukan penelitian dan penulisan Tesis ini, penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM)., Sp.A(K),

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. T. Silvana Sinar, MA.,Ph.D, selaku pembimbing I dan sekaligus

Ketua Prodi. Linguistik USU, yang telah memberikan dukungan dan motivasi

selama penulis menempuh pendidikan hingga selesai.

4. Ibu Dr.Nurlela, M.Hum, selaku sekretaris Program Studi Linguistik

Pascasarjan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum.,Ph.D selaku pembimbing II yang

telah memotivasi dan memberikan arahan dari awal sampai selesanya

(9)

iv

6. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si dan Bapak Prof. Hamzon

Situmorang, M.S., Ph.D selakuku penguji yang telah memberikan saran dan

kritikan yang membangun guna kesempurnaan Tesis ini.

7. Para dosen yang mengajar di Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu selama

penulis mengikuti pendidikan.

8. Ibunda tercinta Nurmaya Hutabarat dan seluruh keluarga (Alm) H. M.

Ridwan Sitompul, serta istri Masbulan Harahap, S.Pd.,M.Pd dan anak tercinta

Raisah Munira Sitompul, yang senantiasa ikut memberikan dukungan moral

dan spiritual selama penulis melukukan penelitian sampai selesainya Tesis

ini.

9. Terima kasih penulis ucapkan kepada Kepala SMA Negeri 1 Pinangsori

Kabupaten Tapanuli Tengah Drs. Jhonni Hermanto yang telah memberi ijin

untuk melanjutkan pendidikan S2.

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang juga turut memberikan dukungan semangat

dan saran kepada penulis selama penyelesaian Tesis ini.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa Tesis ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan Tesis ini. Akhir kata,

penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Medan, 27 Agustus 2013

(10)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : RISMAN ARBI SITOMPUL

Tempat/Tanggal lahir : Tapanuli Tengah, 10 Desember 1977 Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Status : Sudah menikah

Alamat : JL.Humala Tambunan No.29 Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah

E-mail : risman.arbi@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL 1. SD Negeri 085121 Sibolga 2. SMP Negeri 1 Sibolga

3. SMA Negeri 2 Matauli Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah 4. S1 Universitas Islam Sumatera Utara

5. Akta IV Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

III. RIWAYAT PEKERJAAN

1. Pernah bekerja di PT. Infomedia Nusantara Medan 2. Staf Pengajar di SMP Muhammadiyah 50 Medan 3. Staf pengajar di STM Muhammadiyah 09 Medan

4. Ketua Dikdasmen Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Tengah

(11)

vi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA ... 21

2.1 Konsep ... 22

2.1.1 Konsep Tradisi lisan ... 21

2.1.2 Konsep Kearifan Lokal ... 26

2.1.3 Konsep Baralek Gadang ... 29

2.1.3.1 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Baralek Gadang ... 30

(12)

vii

4.1.1.5.3 Sub-Fase Upacara Prakata Kepala Desa dan Tokoh Adat ... 84

4.1.1.5.4 Sub-Fase Penetapan Sangsi ... 85

4.1.1.5.5 Sub-Fase Pengambilan Hari Barinai ... 86

4.1.1.6 Fase Mato Karajo ... 86

4.1.1.6.1 Sub-Fase Tepung tawar, Bakonde, dan Mandi limo ... 87

4.1.1.6.2 Sub fase pemberangkatan marapule dan penyambutan di rumah anak daro ... 88

4.1.1.6.3 Sub-Fase Upacara Akad Nikah ... 89

4.1.1.6.4 Sub-fase Upacara Makan Beradat ... 90

4.1.1.6.5 Sub-Fase-penyerahan dan penerimaan Marapule ... 93

4.1.1.6.6. Sub-Fase Resepsi Pernikahan ... 94

4.1.1.7 Acara Balik Ari ... 94

4.1.2 Konteks situasi Baralek Gadang ... 95

4.1.2.1 Konteks situasi Risik-risik atau Sirih tanyo ... 97

4.1.2.2 Konteks situasi Marisik ... 99

4.1.2.3 Konteks Situasi Maminang ... 113

4.1.2.4 Konteks Situasi Manganta Kepeng ... 115

4.1.2.5 Konteks Situasi Mata Karajo…………. ... 118

4.1.2.5.1 Konteks Situasi Penyambutan Marapule ………… ... 119

(13)

viii

BAB V MAKNA INTERPERSONAL BARALEK GADANG

DAN KONTEKS SOSIAL ... 128

5.1 Makna Teks BG Pada Upacara Perkawinan Adat Sumando ... 128

5.1.1 Makna Teks Risik-risik Baralek Gadang ... 129

5.1.2 Makna teks Marisik ... 133

5.1.3 Makna teks Maminang BG ... 158

5.1.4 Makna teks Manganta Kepeng/Batunangan ... 163

5.1.5 Makna Teks Mata Karajo BG ... 168

5.1.5.1 Teks mangarak Marpule ... 168

5.1.5.2 Makna Teks Penyerahan dan Penerimaan Marapule ... 171

5.2 Makna Konteks Sosial BG pada Upacara Perkawinan Adat Sumando ... 184

5.2.1 Makna Sosial budaya Marisik ... 184

5.2.2 Makna Sosial budaya Makan Sirih ... 185

5.2.3 Makna Sosial budaya Musyawarah ... 186

5.2.4 Makna Sosial Budaya Meminang Dan Mengantar Uang ... 187

5.2.5 Makna Sosial Budaya Menentukan Hari Pernikahan ... 189

5.2.6 Makna Sosial Budaya Mengundang Famili Dan Keluarga ... 189

5.2.7 Makna Sosial Budaya Memakai Inai ... 190

5.2.8 Makna Sosial Budaya Tepung Tawar, Bakonde dan Mandi Limo ... 191

5.2.9 Makna Sosial Budaya Mengantar Dan Menyambut Marapule ... 192

5.2.10 Makna Sosial Budaya Akad Nikah ... 193

5.2.11 Makna Sosial Budaya Pembacaan Ta‟liq ... 196

5.2.12 Makna Sosial Budaya Makan Beradat ... 198

5.2.13 Makna Sosial Budaya Penyerahan dan Penerimaan Marapule ... 199

5.2.14 Makna Sosial Budaya Mengarak Kedua Mempelai dengan Sikambang ... 200

5.2.15 Makna Sosial Budaya Basikambang ... 202

5.2.16 Makna Sosial Budaya Basanding ... 202

5.2.17 Makna Sosial Budaya Pakaian Pengantin ... 204

5.2.18 Makna Sosial Budaya Menghias Rumah ... 206

5.2.19 Makna Sosial Budaya Resepsi Pernikahan ... 207

5.2.20 Makna Sosial Budaya Mengantar Mempelai Perempuan ke Rumah Suaminya ... 209

BAB VI KEARIFAN LOKAL PADA TRADISI LISAN BARALEK GADANG ... 211

6.1. Agama Islam sebagai dasar Sosial Baralek Gadang ... 211

6.2. Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan “Baralek Gadang” ... 216

(14)

ix

6.2.2 Kearifan Menjaga Budaya ... 219

6.2.3 Kearifan Menjaga Kesopansantunan ... 221

6.2.4 Kearifan Menjaga Nilai Kejujuran ... 222

6.2.5 Kearifan Mendidik ... 223

6.2.6 Kearifan Membentuk Kesejahteraan ... 225

6.2.7 Kearifan Bermusyawarah ... 226

6.2.8 Kearifan Bergotong-Royong ... 227

6.2.9 Kearifan Menghormati Tamu ... 228

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 230

7.1 Simpulan ... 230

7.2 Saran ... 231

DAFTAR PUSTAKA ... 232

Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN ... 236

Lampiran 2 BIODATA INFORMAN ... 237

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahi robbil’ alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan atas rahmat-Nya sehingga penulit dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

perusahaan-perusahan pencari laba yang bergelut dengan industri dan produksi kreatif dan sirkulasi budaya (Holt & Perren 2009, 146-147). Dalam kerja media,

Namun, kedua spesimen tersebut menunjukkan kurva histeresis yang tidak stabil dan tidak berulang, tekuk pada bresing, dan gaya tekan maksimum yang lebih kecil

Dalam aktivitas dakwah dengan mad’u yang merupakan pengguna internet (user), sehingga mereka tidak hanya mencari informasi, namun dengan informasi yang didapatkannya

Pada komponen Evaluasi input meliputi beberapa aspek, yaitu: 1) Input karakteristik ABK terdiri dari adanya siswa berkebutuhan khusus dalam tahun berjalan, dan

(3) Menyediakan bahan-bahan bacaan seperti buku- buku dan majalah, tidak saja yang dipakai di dalam kelas atau textbook, tetapi juga bahan- bahan lain yang lebih luas

Hasil penelitian uji hipotesis II penambahan breathing exercise pada senam hamil terhadap kapasitas vital paru ibu hamil yang dilakukan pada responden kelompok

Filipina beralasan bahwa aktivitas Vietnam tidak mengancam karena dilakukan dalam skala kecil dibandingkan China yang melakukan pembangunan dengan skala besar.. Namun, tidak