PERBANDINGAN LAMA RENDAMAN CAMPURAN ASPAL
AC-WC DENGAN MEMAKAI AIR LAUT DAN AIR TAWAR
TERADAP KARAKTERISTIK MARSHALL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
T. CUT AHMAD FADIL
08 0404 019
Dosen Pembimbing:
Ir. INDRA JAYA PANDIA, MT
NIP: 19560618 198601 1 00 1
BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Perkerasan jalan di Indonesia umumnya mengalami kerusakan awal (kerusakan dini) antara lain diakibatkan pengaruh temperatur (cuaca), air. Pada musim hujan, banyak jalan di Indonesia terendam oleh air laut maupun air laut yang diakibatkan oleh banjir rob bagi jalan yang letaknya di pesisir pantai dan tak jarang menimbulkan kerusakan pasca kejadian alam tersebut. Maka sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh yang terjadi akibat kejadian alam tersebut terhadap perkerasan jalan.
Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi terhadap karakteristik aspal AC-WC melalui marshall test yang di rendam oleh dua jenis zat cair yaitu air laut dan air tawar dengan menggunakan aspal penetrasi 60/70. Campuran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari campuran yang diperuntukkan untuk (ACWC) yaitu terdiri dari CA, MA, FA, dan NS dengan aspal penetrasi 60/70. Karakteristik yang diukur dengan menggunakan alat Marshall adalah stabilitas, kelelehan, marshall quotient (MQ), void in mix
(VIM), serta void in mineral aggregate (VMA).
Dalam penelitian ini dilakukan dua jenis zat cair yang digunakan untuk perendaman yaitu air laut dan air hujan dengan waktu perendaman untuk masing-masing zat cair tersebut, air laut yaitu 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam dan air hujan yaitu 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang diakibatkan perendaman air laut dan air hujan dengan lama perendaman yang sama yaitu 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, 4 x 24 jam. Secara keseluruhan, semakin lama campuran aspal baik yang terendam oleh air hujan dan air laut akan berpengaruh pada kinerja perkerasan yang mengakibatkan akan mengalami kehilangan durabilitas atau keawetan dengan bertambahnya lama perendaman. Kehilangan terbesar terjadi pada perendaman air laut dibandingkan air hujan.
Kata kunci:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Kuasa-Nya, serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “PERBANDINGAN LAMA
RENDAMAN CAMPURAN ASPAL AC-WC DENGAN MEMAKAI AIR
LAUT DAN AIR TAWAR TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL”.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata I (S1) di Bidang Studi Teknik Sumber Daya Air Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi maupun segi bahasa dan cara penyusunannya
serta dari segi teori dan perhitungannya, oleh karena itu bersedia menerima
kritikan dan saran yang membangun demi hasil yang lebih baik.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
atas bimbingan dan bantuan yang diberikan sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Ayahanda ku tercinta Alm. T. Salahuddin dan Ibunda ku tercinta Saudah,
SE yang telah membesarkan, mendidik, selalu mendukung saya dalam
do’a, memberikan dorongan material, sepiritual serta memotivasi saya
2. Adinda ku tersayang T. Rahmad Mauliddin yang selalu dengan sabar
membantu, menemani saya siang dan malam dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
3. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT selaku dosen pembimbing sekaligus
pengganti orang tua bagi penulis yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk membantu, membimbing dan mengarahkan
penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.
4. Bapak Zulkarnain A. Muis selaku dosen pembanding/penguji yang telah
memberikan kritikan dan nasehat yang membangun dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
5. Bapak Joni H, selaku dosen pembanding/penguji yang telah memberikan
kritikan dan nasehat yang membangun dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini dan telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam kuliah.
6. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku ketua Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik USU.
7. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik USU.
8. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara.
9. Kepada Cut Dara Adilla, T. Daeng Iskandar, T. Firmansyah, Drg. H.
Ridwan Lidan, Sp. Pros, Dr. Yulia Puspita Sari, Sp.M selaku paman
nyakwa, dan tante serta keluarga besar T. H. Sulaiman Agam dan keluarga
besar Tgk. H. Lidan yang telah mendukung, mendo’akan, membantu, dan
10.Kepada cecek ku Nurhayati, abang ku Ibrahim Bahjurit yang telah
menemani, membantu, menjaga ku hingga tumbuh besar serta abang,
kakak, dan adik-adik sepupu tersayang baik dari keluarga besar T. H.
Sulaiman Agam dan keluarga besar Tgk. H. Lidan yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
penulis dalam menyelesaian Tugas Akhir ini.
11.Bang Dian, bang Gondrong, bang Dedi, bang gunawan, bang afis 07 yang
telah membantu, mengajar, dan meluangkan waktunya untuk penulis
dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
12.Semua sahabat-sahabat ku khususnya kepada Aris Munandar, Muazzi,
Dedi, Khatab, Imam, Amec, Riza, Al, Andy, Denny, Hafizh, Fadhlan,
Nelwan, Berry, Hafiz, Siddik, dan Fuad yang telah memberikan dukungan
dalam pengerjaan TugasAkhir ini.
13.Teman-teman sejawat 08 Teknik Sipil USU yang telah memberikan
semangat dan bantuan Danny, Khaidir, Galih, Topan, Robi, Mustapa,
Doni,dan banyak lagi yang tidak bias disebutkan satu persatu.
14.Adik-adik Teknik Sipil USU yang telah membantu dan memberi semangat
kepada penulis; Arifgumit 11, Rico 11, Reno 11, Subar 11, Dian 11,
Yazid 09, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
15.Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan dan
Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, dan atas dukungan yang telah diberikan, penulis ucapkan
terima kasih. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2014
Hormat Saya
DAFTAR ISI
I.4. TUJUAN PENELITIAN ... 5
I.5. MANFAAT PENELITIAN ... 5
1.6.BATASAN MASALAH ... 6
I.7. METODE PENELITIAN. ... 8
I.8. SISTEMATIKA PENULISAN ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
II.1. UMUM ... 11
II.2. KRITERIA KONTRUKSI PERKERASAN LENTUR ... 14
II.3. JENIS DAN FUNGSI LAPISAN PERKERASAN ... 15
II.4. BAHAN CAMPURAN ASPAL ... 18
II.4.1. Agregat ... 18
II.4.1.1. Sifat agregat ... 19
II.4.1.2. Klasifikasi agregat ... 20
II.4.1.3. Jenis agregat ... 21
II.4.1.4. Persyaratan sifat agregat ... 21
II.4.1.5. Sifat-sifat fisik agregat dan hubungannya dengan kinerja campuran ... 23
II.4.2. Aspal ... 23
II.4.2.1. Jenis aspal ... 23
II.4.2.1.1. Aspal minyak (petroloeum aspal)... 23
II.4.2.1.2. Aspal beton ... 25
II.4.2.2. Komposisi aspal ... 25
II.4.2.3. Sifat aspal ... 26
II.4.2.5. Bahan pengisi filler ... 28
II.5. BETON ASPAL (AC-WC) ... 30
II.5.1. ASPAL PROPERTIES ... 31
II.5.2. MARSHALL TEST ... 34
II.5.2.1. Pengujian Marshall untuk Perencanaan Campuran ... 36
II.5.2.1.1. Berat Isi Benda Uji Padat ... 37
II.5.2.1.2. Pengujian Stabilitas dan Kelelehan (Flow) ... 38
II.5.2.1.3. Pengujian Volumetrik ... 38
II.5.2.1.4. Rosedur Untuk Analisa Campuran Beraspal Panas Padat ... 42
II.5.3. EVALUASI HASIL UJI MARSHALL ... 47
II.5.3.1 Stabilitas ... 48
II.5.3.2 Kelelehan ... 48
II.5.4. EVALUASI NILAI VOLUETRIK CAMPURAN BERASPAL ... 49
II.5.4.1. Evaluasi VMA... 49
II.5.4.2. Pengaruh Rongga Udara Dalam Campuran Padat (VIM) ... 50
II.5.4.3.Pengaruh Rongga Terisi Aspal (VFA) ... 50
II.6. PENGUJIAN AIR LAUT ... 51
II.6.1. TITRIMETRI ... 51
II.6.1.1. Syarat- Syarat Yang Harus Di Penuhi Untuk Dapat Di Lakukan Analisis Volumetrik ... 52
II.6.1.2. Alat-Alat Yang Di Gunakan Pada Analisa Titrimetri ... 53
II.6.1.3. Penggolongan Analisis Titrimetri ... 53
II.6.1.4. Prosedur Analisa Salinitas NaCl Dalam Air Laut Dengan Metode Titrasi Argometri ... 55
II.6.2. Ph (PHOTENTIAL OF HYDROGEN) ... 55
II.7. ZAT CAIR YANG DI GUNAKAN SEBAGAI PERENDAM ... 57
II.8. LAMA RENDAMAN SERTA SUHU PERENDAMAN ... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63
III.1. PROGRAM PENELITIAN. ... 63
III.2. PELAKSANAAN ... 70
III.2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU PENELITIAN ... 70
III.2.2. PEMERIKSAAN AIR LAUT ... 70
III.2.3. PEMERIKSAAN MATERIAL ... 71
III.2.5. PERENDAMAN SAMPEL DALAM AIR LAUT DAN
AIR HUJAN ... 74
III.3. TAHAP ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 75
III.4. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 77IV.1. PENGUJIAN MATERIAL ... 77
VI.1.1. HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN ASPAL ... 77
IV.1.2. HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN AGREGAT ... 80
IV.2. PENGUJIAN AIR LAUT ... 90
IV.3. PERUMUSAN CAMPURAN BENDA UJI MARSHALL ... 90
IV.4. PEMBUATAN BENDA UJI MARSHALL SEBAGAI PERENDAM ... 97
IV.5. LAMA PERENDAMAN PENGUJIAN SERTA ZAT CAIR YANG DIGUNAKAN ... 97
IV.5.1 LAMA PERENDAMAN ... 97
IV.5.2 ZAT CAIR YANG DIGUNAKAN ... 98
IV.6. PERENDAMAN SAMPEL DALAM AIR LAUT SERTA PENGUJIAN MARSHALL ... 98
IV.6.1 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP VOID IN MIXTURE ... 99
IV.6.2 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP VOID IN MINERAL AGGREGATE (VMA) ... 101
IV.6.3 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP NILAI STABILITAS. ... 102
IV.6.4 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KELELEHAN (FLOW) ... 104
IV.6.5 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP MARSHALL QUOTIENT ... 105
IV.7 PERENDAMAN SAMPEL DALAM AIR HUJAN SERTA PENGUJIAN MARSHALL ... 106
IV.7.1 PENGARUH PERENDAMAN AIR HUJAN TERHADAP VOID IN MIXTURE ... 106
IV.7.2 PENGARUH PERENDAMAN AIR HUJAN TERHADAP VOID IN MINERAL AGGREGATE (VMA) ... 108
IV.7.3 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP NILAI STABILITAS ... 109
IV.7.4 PENGARUH PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KELELEHAN (FLOW) ... 110
IV.8 ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PERENDAMAN AIR
LAUT DAN AIR HUJAN ... 113
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tergenangnya Jalan Di Akibatkan Oleh Banjir ... 6
Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Lentur ... 12
Gambar 2.2 Lapisan Perkerasan Kaku ... 12
Gambar 2.3 Lapisan Perkerasan Komposit ... 13
Gambar 2.4 Hubungan volume dan rongga-density benda uji campur panas padat. ... 39
Gambar 2.5 Ilustrasi pengertian VMA ... 41
Gambar 2.6 Ilustrasi pengertian tentang VIM ... 41
Gambar 2.7 Ikatan hidrogen ... 59
Gambar 3.1 Diagram Perendaman ... 66
Gambar 3.2 Bagian Alir Pengerjaan Penelitian ... 68
Gambar 3.3 Contoh Grafik Stabilitas Vs Waktu Perendaman ... 75
Gambar 4.1 Grafik Analisa Saringan Coars Agregat ¾” ... 86
Gambar 4.2 Grafik Analisa Saringan Medium Aggregate (1/2") ... 87
Gambar 4.3 Analisa Saringan Medium Aggregate (1/2") ... 88
Gambar 4.4 Analisa Saringan Natural Sand ... 89
Gambar 4.5 Desain Metode Pengujian Marshall Cold Bin ... 94
Gambar 4.6 Nilai VIM Pasca Perendaman ... 100
Gambar 4.7 Nilai VMA Pasca Perendaman ... 101
Gambar 4.8 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman ... 102
Gambar 4.9 Nilai Flow Pasca Perendaman ... 104
Gambar 4.11 Nilai VIM Pasca Perendaman ... 107
Gambar 4.12 Nilai VMA Pasca Perendaman ... 108
Gambar 4.13 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman ... 109
Gambar 4.14 Nilai Flow Pasca Perendaman ... 111
Gambar 4.15 Nilai MQ Pasca Perendaman ... 112
Gambar 4.16 Nilai Waktu Perendaman Vs VIM (Air laut) ... 114
Gambar 4.17 Nilai Waktu Perendaman Vs VIM (Air hujan) ... 114
Gambar 4.18 Nilai Waktu Perendaman Vs VMA (Air laut)... 115
Gambar 4.19 Nilai Waktu Perendaman Vs VIM (Air hujan) ... 116
Gambar 4.20 Waktu Perendaman Vs Stability (Air laut) ... 117
Gambar 4.21 Waktu Perendaman Vs Stability (Air hujan) ... 117
Gambar 4.22 Waktu Perendaman Vs Retained Stability (Air laut) ... 118
Gambar 4.23 Waktu Perendaman Vs Retained Stability (Air hujan) ... 118
Gambar 4.24 Waktu Perendaman Vs Flow (Air laut) ... 119
Gambar 4.25 Waktu Perendaman Vs Flow (Air hujan) ... 120
Gambar 4.26 Waktu Perendaman Vs Marshall Quotient (Air laut) ... 121
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur ... 13
Tabel 2.2 Ketentuan Agregat Kasar untuk Campuran Beton Aspal ... 22
Tabel 2.3 Ketentuan Agregat Halus untuk Campuran Beton Aspal ... 22
Tabel 2.4 Gradasi Bahan Pengisi ... 29
Tabel 2.5 Bahan Pengisi Dan Nilai Indeks Plastisitas ... 29
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel ... 65
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Fisik Aspal Keras Penetrasi 60/70 Pertamina ... 77
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat Untuk Masing-Masing Gradasi ... 82
Tabel 4.3 Pengujian Abrasi ... 84
Tabel 4.4 Analisa saringan Coars Agregat ¾” ... 85
Tabel 4.5 Analisa Saringan Medium Aggregate (1/2") ... 86
Tabel 4.6 Analisa Saringan Stone Dust (1/2") ... 87
Tabel 4.7 Analisa Saringan Natural Sand ... 89
Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Air Laut ... 90
Tabel 4.9 Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Aspal ... 91
Tabel 4.10 Gradasi Agregat Gabungan Cold Bin AC-WC ... 92
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Marshall Untuk Penentuan KAO ... 93
Tabel 4.12 Pembagian Sampel Pengujian ... 97
Tabel 4.14 Nilai VIM Pasca Perendaman (Air laut) ... 99
Tabel 4.15 Nilai VMA Pasca Perendaman (Air laut) ... 101
Tabel 4.16 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman (Air laut) ... 102
Tabel 4.17 Nilai Flow Pasca Perendaman (Air laut) ... 104
Tabel 4.18 Nilai MQ Pasca Perendaman (Air laut) ... 105
Tabel 4.19 Nilai VIM Pasca Perendaman (Air hujan) ... 106
Tabel 4.20 Nilai VMA Pasca Perendaman (Air hujan) ... 108
Tabel 4.21 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman (Air hujan) ... 109
Tabel 4.22 Nilai Flow Pasca Perendaman (Air hujan) ... 110
Tabel 4.23 Nilai MQ Pasca Perendaman (Air hujan) ... 111
Tabel 4.24 Resume Nilai VIM (Air laut & Air hujan) ... 113
Tabel 4.25 Resume Nilai VMA (Air laut & Air hujan) ... 115
Tabel 4.26 Resume Nilai Stabilitas (Air laut & Air hujan) ... 116
Tabel 4.27 Resume Nilai kelelehan (Air laut & Air hujan) ... 119
DAFTAR NOTASI
A = Berat piknometer (gram)
B = Berat piknometer berisi air (gram)
C = berat piknometer berisi aspal (gram)
D = Berat piknometer berisi air dan aspal (gram)
V = Volume aspal pada temperatur 150𝑐
Vt = Volume aspal pada temperatur tertentu
Fk = Faktor Koreksi
Gsb = berat jenis curah total agregat
𝑃1, 𝑃2, … 𝑃𝑛 = Persentase dalam berat agregat 1, 2,...,n
𝐺1, 𝐺2, … 𝐺𝑛 = berat jenis curah agregat 1, 2,..., n
Gse = Berat jenis effektif agregat
Pmm = Total campuran lepas, persentase terhadap berat total
campuran 100%
Pb = Aspal, persen dari berat total campuran
Gmm = berat jenis maksimum (tidak ada rongga udara) ASTM D
2041
Gb = berat jenis aspal
Gsa = berat jenis semu total agregat
Pba = aspal yang terserap, persen berat agregat
Pbe = kadar aspal effektif persen total campuran
Ps = agregat, persen berat total campuran
VMA = rongga dalam agregat mineral (persen volume curah)
Pbs = Agregat, persen berat total campuran
Gmb = berat jenis curah campuran padat (ASTM D 1726)
Pa = rongga udara dalam campuran padat, persen dari total
volume
VFA = rongga terisi aspal, persen dari VMA
DAFTAR LAMPIRAN
FotoDokumentasi
Data Primer danUjiLaboratorium
Data CurahHujanBulanan 2001-2010
Peta Daerah Aliran Sungai Bah Bolon
Data Tata GunaLahan
Peta DEM