• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC) YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT T E S I S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC) YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT T E S I S"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN

DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)

YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT

T E S I S

Oleh

M U K H L I S

NIM. 250 05 038

Program Studi Magister Teknik Sipil

Pengutamaan Rekayasa Transportasi

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN

DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)

YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT

T E S I S

Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh ;

M U K H L I S

NIM. 250 05 038

Program Studi Magister Teknik Sipil

Pengutamaan Rekayasa Transportasi

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(3)

KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN

DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)

YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT

Oleh ;

M U K H L I S

NIM. 250 05 038

Program Magister Studi Teknik Sipil

Pengutamaan Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung

Menyetujui Tim Pembimbing Tanggal …………..………

Pembimbing I Pembimbing II

____________________________ ______________________________

(4)

Alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin…….

Ya Allah, segala puji dan syukur hamba panjatkan kehadiratMu

karena dengan izin dan kemurahan Mu hamba dapat menyelesaikan studi ini

dan jadikanlah hamba-Mu ini menjadi orang-orang yang bersyukur atas nikmat-Mu

Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.

Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik

( Surat Yusuf : 22 )

Hai orang-orang beriman,

Jadikanlah sabar dan sholat menjadi pembantumu

Untuk mencapai cita-citamu

Karena sabar dan sholat menenangkan jiwa, menetapkan hati

Menjadi benteng dari berbuat salah dan mendorong berbuat baik

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(Al Baqarah : 153)

... ∞ 0 ∞ ...

Kepersembahkan kepada

Ayah Amiruddin (Alm) dan Bunda Bismidar (Almhm)

Kakak-kakak dan adekku, Yoelizar, Nurhayati, Joni, Hendriadi,

Halimah,Darmayanti, Zulkaenaen dan Mira

Kakak Ipar serta Ponakan-ponakanku

Terima kasih atas segala pengorbanan, dorongan, cinta dan

kasih sayang yang telah diberikan

(5)
(6)

ABSTRAK

KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN

DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)

YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT

Oleh

M U K H L I S NIM : 25005038

Kekakuan yang tinggi dari aspal beton cenderung untuk penempatanya pada llapisan perkerasan paling atas seperti lapis aus (AC-WC). Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh temperatur yang tinggi dan beban lalu lintas berat. Jenis kerusakan pada permukaan perkerasan adalah pelepasan butiran dan retak permukaan (surface cracking). Aspal Supracoat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut.

Penelitian laboratorium dilakukan untuk menguji sifat-sifat aspal Supracoat dan dibandingkan dengan sifat-sifat aspal Pen 60/70. Juga dilakukan pengujian sifat-sifat dari campuran beton aspal (AC-WC) menggunakan kedua type aspal tersebut. Pengujian pendukung lain yaitu pengujian kelelahan lentur dan pengujian UMATTA, dilakukan untuk menyelidiki karakteristik kelelahan dan besaran modulus resilien dari campuran.

Hasil uji karakteristik aspal menunjukkan bahwa aspal Supracoat mempunyai penetrasi yang lebih rendah (56,2 mm) dari pada aspal Pen 60/70 (65,8 mm), viskositas yang lebih tinggi (1550C) dari pada aspal Pen 60/70 (1520C) dan titik llembek yang lebih tinggi (51,50C) dari pada Pen 60/70 (48,5oC). Perubahan kenaikan nilai titik lembek setelah RTFOT menunjukkan aspal Supracoat memiliki ketahanan terhadap penuaan aspal yang lebih baik dari pada aspal Pen 60/70. Nilai KAO untuk campuran dengan aspal Supracoat dan aspal Pen 60/70 masing-masing sebesar 5,4% dan 4,98%. Karakteristik Marshall dari campuran beton aspal (AC-WC) menggunakan aspal Supracoat memberikan hasil yang paling baik dari pada campuran menggunakan aspal Pen 60/70. Ditunjukkan oleh beberapa nilai yaitu VIM (4,18% terhadap 5,37%), VFA (72,69% terhadap 65,51%), IKS (93,3% terhadap 90,16%). Hasil pengujian yang lain diperjelas dengan karakteristik modulus resilien yang lebih besar (2996 MPa terhadap 2417 Mpa) dan umur kelelahan yang lebih panjang (6331 siklus terhadap 4450 siklus).

(7)

ABSTRACT

PERFOMANCE OF RESILIENT MODULUS AND FATIGUE

OF ASPHALTIC CONCRETE WEARING COURSE (AC–WC)

CONSIST OF SUPRACOAT ASPHALT

By

M U K H L I S NIM : 25005038

The high stiffnes of Asphaltic Concrete tends to place it on the top layer of pavement as the Wearing Course (AC- WC). The damage on the layer was caused by high temperature level and high intensity of traffic loading.The defects reflected on the pavement surface are stripping and surface cracking. The Supracoat Asphalt was then used to enhance that problem .

The Laboratory work was conducted to examine the properties of Supracoat asphalt and compare it with the properties of Asphalt Pen 60/70. The properties of Asphaltic Concrete mix (AC- WC) was examined also, using those two types of asphalt. Another complimentary test, i.e. Flexure Fatigue test and UMATTA test were conducted to investigate the fatigue characteristic and to measure Resilient Modulus of mix, respectively.

The result of test on asphalt characteristics showed that Supracoat has a lower penetration ( 56,2 mm) than Pen 60/70 (65,8 mm), has higher Viscosity (1550C ) than the Pen 60/70 (1520C) and has higher softening point (51,50C) than the Pen 60/70 (48,5oC). The change of Softening Point value after RTFOT showed that the Supracoat has a resistance of ageing better that the Pen 60/70.

The value of OBC of the mixture using Supracoat and asphalt Pen 60/70 was 5,4% and 4,98% respectively. The marshall characteristic test of Asphalt Concrete mix (AC-WC) using Supracoat gave better result than the mix using asphalt Pen 60/70, shown by these values i.e. VIM (4,18% to 5,37%), VFA (72,69% to 65,51%) and IKS (93,3% to 90,16%). Another test result confirmed those characteristic i.e. higher Resilient Modulus (2996 MPa to 2417 MPa) and higher fatigue life (6331 cycles to 4450 cycles).

Keywords : Asphaltic Concrete Wearing Coarse, Supracoat, Fatigue life, Resilient Modulus

(8)

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebut sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pembimbing, Prof.Dr.Ir. Bambang Sugeng Subagio, DEA dan Prof.Ir. Bambang Ismanto Siswosoebrotho, MSc, PhD atas segala petunjuk, bimbingan, saran dan dorongan yang diberikan selama penelitian dan penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sekretaris Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, beserta seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi yang telah memberikan dukungan dan petunjuk selama mengikuti pendidikan.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi Departemen Pekerjaan Umum beserta staf, yang telah mengijinkan untuk penggunaan fasilitas selama pengujian laboratorium. Demikian pula ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh teknisi Laboratorium Rekayasa Jalan ITB Bandung, yang telah banyak membantu selama pengujian laboratorium.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Direktur Politeknik Negeri Padang atas ijin dan dukungan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan.

Dan ucapan terima kasih tidak lupa pula penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2005 dan 2004 (Rektrans dan STJR), dan semua teman-teman yang telah banyak memberikan dorongan baik moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan ini.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH

...

iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xv

Bab I. Pendahuluan ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Tujuan Penelitian ... 3

I.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 3

Bab II. Tinjauan Pustaka ... 4

II.1 Campuran Laston (Lapis Beton Aspal) ... 4

II.2 Aspal ... 6

II.3 Aspal Supracoat ... 8

II.4 Aggregat ... 9

II.4.1 Agregat Kasar ... 10

II.4.2 Agregat Halus... 10

II.4.3 Bahan Pengisi (Filler) ... 12

II.4.4 Gradasi Agregat ... 12

II.5 Perencanaan Campuran Beton Aspal ... 14

II.6 Modulus Kekakuan Campuran Beraspal ... 16

(12)

II.6.2 Modulus Kekakuan Campuran Beraspal ... 19

II.7 Tegangan dan Regangan pada Perkerasan Lentur ... 21

II.8 Karakteristik Kelelahan Campuran Beraspal ... 22

II.9 Tebal Lapis Tipis Pengikat didalam Campuran Aspal ... 24

II.10 Pengujian-pengujian Pada Campuran Aspal Panas ... 25

II.10.1 Pengujian Marshall ... 25

II.10.2 Pengujian Perendaman Marshall ... 26

II.10.3 Pengujian Modulus Reselien dengan UMATTA ... 26

II.10.4 Pengujian Kelelahan ... 29

II.11 Penelitian Terdahulu ... 33

Bab III. Metodologi Penelitian ... 36

III.1 Program Kerja ... 36

III.2 Pengujian Bahan ... 39

III.2.1 Pengujian Material Aggregat ... 39

III.2.2 Pengujian Material Aspal ... 39

III.2.3 Gradasi Aggregat Campuran ... 40

III.2.4 Perencanaan Campuran Metoda Marshall dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak ... 42

III.2.5 Uji Rendaman Marshall ... 44

III.2.6 Pengujian Modulus Resilien ... 44

III.2.7 Pengujian Kelelahan ... 46

III.2.8 Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Benda Uji ... 47

Bab IV. Penyajian Data dan Analisis ... 48

IV.1 Penyajian Data ... 48

IV.1.1 Hasil Pengujian Sifat-Sifat Fisik Agregat... 48

IV.1.2 Hasil Pengujian Aspal ... 48

IV.1.3 Penyajian Data Hasil Perencanaan Campuran Beton Aspal dengan Metode Marshall dan Kepadatan Mutlak... 55

(13)

IV.1.5 Hasil PengujianModulus Resilien... 61

IV.1.6 Hasil Pengujian Kelelahan... 62

IV.1.7 Ketebalan Lapis Tipis Aspal ... 66

IV.2 Analisis Data ... 66

IV.2.1 Analisis Data Pengujian Agregat... 66

IV.2.2 Analisis Data Pengujian Aspal ... 69

IV.2.3 Analisis Data Pengujian Marshall dan Pengujian Kepadatan Mutlak ... 76

IV.2.4 Analisis Data Pengujian Perendaman Marshall... 87

IV.2.5 Analisis Data Pengujian Modulus Resilien ... 87

IV.2.6 Analisis Data Pengujian Kelelahan ... 89

IV.2.7 Korelasi Sifat-Sifat Marshall dan Kinerja Kelelahan... 97

IV.2.8 Analisis Tebal Lapis Tipis Aspal ... 100

IV.3 Analisis Data Hasil Pengujian Di Laboratorium Dengan Hasil Perhitungan (Teoritis ) ... 101

IV.3.1 Modulus Resilien ... 101

IV.3.2 Umur Kelelahan ... 105

IV.4 Analisa Korelasi antara Modulus Kekakuan Lentur (DARTEC) dengan Modulus UMATTA ... 109

Bab V. Kesimpulan dan saran ... 110

IV.1 Kesimpulan ... 110

IV.2 Saran... 112

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston ... 5

Tabel II.2 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston Dimodifikasi ... 5

Tabel II.3 Persyaratan Aspal Pen 60/70 ... 7

Tabel II.4 Persyaratan Aspal Multigrade ... 9

Tabel II.5 Pengujian dan Sifat-Sifat Aggregat Kasar ... 11

Tabel II.6 Pengujian dan Sifat-Sifat Aggregat Halus ... 11

Tabel II.7 Gradasi Aggregat Untuk Campuran Beton Aspal Lapis Aus (AC-WC) 13

Tabel II.8 Faktor Luas Permukaan ( Surface Area Faktor )... 24

Tabel II.9 Tingkat Tegangan yang sesuai untuk temperatur yang berbeda menurut The Aspal Institute ... 32

Tabel III.1 Pengujian Aggregat Kasar ... 39

Tabel III.2 Pengujian Aggregat Halus ... 39

Tabel III.3 Pengujian Aspal Pen 60/70 ... 40

Tabel III.4 Pengujian Aspal Multigrade ... 40

Tabel III.5 Rancangan Gradasi Agregat Laston Lapis Aus (AC-WC) ... 41

Tabel III.6 Jumlah Benda Uji Untuk Metode Marshall dan Kepadatan Mutlak ... 43

Tabel III.7 Jumlah Benda Uji Untuk Perendaman Marshall ... 44

Tabel III.8 Jumlah Benda Uji Untuk Pengujian UMATTA ... 45

Tabel III.9 Jumlah Benda Uji Untuk Pengujian DARTEC ... 46

Tabel III.10 Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Benda Uji ... 47

Tabel IV.1 Hasil Pengujian Sifat–Sifat Fisik Agregat ... 49

Tabel IV.2 Hasil Pengujian Sifat–Sifat Teknis Aspal ... 50

Tabel.IV.3 Penetrasi dari aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat sebelum RTFOT... 51

Tabel.IV.4 Kemiringan A dari hubungan antara Log Penetrasi dan Temperatur Sebelum RTFOT... 51

(15)

Tabel.IV.5 Penetrasi Index untuk aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat

sebelum RTFOT... 51

Tabel.IV.6 Penetrasi dari aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat setelah RTFOT... 52

Tabel.IV.7 Kemiringan A dari hubungan antara Log Penetrasi dan Temperatur Setelah RTFOT... 52

Tabel.IV.5 Penetrasi Index untuk aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat setelah RTFOT... 52

Tabel.IV.9 Penetrasi sisa dari aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat... 53

Tabel.IV.10 Hasil Pengujian Viskositas aspal sebelum RTFOT... 54

Tabel.IV.11 Hasil Pengujian Viskositas aspal setelah RTFOT... 55

Tabel IV.12 Hasil Analisis Marshall pada benda uji Campuran aspal pen 60/70 57

Tabel IV.13 Hasil Analisis Marshall pada benda uji Campuran aspal Supracoat. 57

Tabel IV.14 Hasil Analisis Marshall dari kedua jenis Campuran aspal pada KAO 60

Tabel IV.15 Hasil Analisis Perendaman Marshall dari kedua jenis campuran aspal pada Kadar Aspal Optimum Marshall ... 60

Tabel IV.16 Hasil Pengujian Modulus Resilien ... 61

Tabel IV.17 Hasil Pengujian Kelelahan Pada Campuran dengan aspal Pen 60/70 ... 65

Tabel IV.18 Hasil Pengujian Kelelahan Pada Campuran dengan aspal Supracoat... 65

Tabel IV.19 Perbandingan persentase penurunan VIM ... 80

Tabel IV.20 Nilai Modulus Kekakuan Awal ... 92

Tabel IV.21 Korelasi Marshall dengan Umur Kelelahan ... 100

Tabel IV.22 Perbandingan Modulus Resilien UMATTA dengan Metode Shell.... 103

Tabel IV.23 Hasil Analisis Regresi Hubungan Tegangan dan Regangan ... 106

Tabel IV.24 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus TAI... 106

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Alat Pengujian PRD... 16

Gambar II.2 Ilustrasi Tipikal Tegangan yang terjadi pada Perkerasan Lentur .. 22

Gambar II.3 Alat Uji Marshall ... 26

Gambar II.4 Alat Uji Modulus Resilien (UMATTA) ... 27

Gambar II.5 Gambar skematik Mesin Uji Kelelahan DARTEC ... 29

Gambar II.6 Pola-pola Pembebanan ... 30

Gambar II.7 Ilustrasi Tipikal Kondisi Runtuh pada Pembebanan Kontrol Tega 31

Gambar III.1 Diagram Alir Program Kerja ... 37

Gambar III.2 Diagram Alir Penentuan Kadar Aspal Optimum ... 38

Gambar III.3 Gradasi Uji Campur Laston Lapis Aus (AC-WC) ... 41

Gambar IV.1 Hubungan antara Penetrasi dan Temperatur pada aspal sebelum RTFOT... 52

Gambar IV.2 Hubungan antara Penetrasi dan Temperatur pada aspal setelah RTFOT... 53

Gambar IV.3 Hubungan antara Viskositas Kinematik dan Temperatur aspal pen 60/70 dan aspal Supracoat sebelum RTFOT... 54

Gambar IV.4 Hubungan antara Viskositas Kinematik dan Temperatur aspal pen 60/70 dan aspal Supracoat setelah RTFOT... 55

Gambar IV.5 Hasil Pengujian Marshall dan Kepadatan Mutlak dengan menggunakan aspal Pen 60/70 ... ... 58

Gambar IV.6 Hasil Pengujian Marshall dan Kepadatan Mutlak dengan menggunakan aspal Supracoat ... 59

Gambar IV.7 Hubungan antara Lendutan Kumulatif dan Jumlah Siklus Pembebanan pada Campuran dengan aspal Pen 60/70... 63

Gambar IV.8 Hubungan antara Lendutan Kumulatif dan Jumlah Siklus Pembebanan pada Campuran dengan aspal Supracoat... 64

(17)

Gambar IV.10 Perubahan Viskositas sebelum dan sesudah RTFOT... 74

Gambar IV.11 Perbandingan Nilai Kepadatan Terhadap Perubahan Kadar Aspal 77

Gambar IV.12 Perbandingan Nilai VIM Terhadap Perubahan Kadar Aspal ... 79

Gambar IV.13 Perbandingan Nilai VIMMr dan VIMRef Pada Campuran menggunakan aspal pen 60/70 ... 80

Gambar IV.14 Perbandingan Nilai VIMMr dan VIMRef Pada Campuran menggunakan aspal Supracoat ... 80

Gambar IV.15 Perbandingan Nilai VMA Terhadap Perubahan Kadar Aspal ... 82

Gambar IV.16 Perbandingan Nilai VFB Terhadap Perubahan Kadar Aspal ... 83

Gambar IV.17 Perbandingan Nilai Stabilitas Terhadap Perubahan Kadar Aspal... 84

Gambar IV.18 Perbandingan Nilai Kelelehan Terhadap Perubahan Kadar Aspal.. 86

Gambar IV.19 Perbandingan Nilai MQ Terhadap Perubahan Kadar Aspal ... 87

Gambar IV.20 Perbandingan nilai tabilitas standar dan stabilitas rendaman... 88

Gambar IV.21 Perbandingan nilai Indeks Kekuatan Sisa ... 88

Gambar IV.22 Perbandingan dengan nilai Modulus Resilien ... 89

Gambar IV.23 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Tarik Awal... 91

Gambar IV.24 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Retak Awal... 93

Gambar IV.25 Fatigue Curve Pada Campuran aspal pen 60/70 dan aspal Supracaot... 94

Gambar IV.26 Hubungan antara Tegangan dan Siklus Penjalaran Retak (Np) Pada Campuran aspal ... 94

Gambar IV.27 Hubungan antara Tegangan dan Tingkat Penjalaran Retak (rp) ... 96

Gambar IV.28 Mekanisme Retak Campuran menggunakan aspal Pen 60/70 ... 98

Gambar IV.29 Mekanisme Retak Campuran menggunakan aspal Supracoat ... 99

Gambar IV.30 Perbandingan Tebal Film Aspal Pada KAO... 100

Gambar IV.31 Perbedaan Nilai Smix Campuran, Metode Shell ... 102

Gambar IV.32 Perbandingan Nilai Modulus Kekakuan UMATTA Dengan Modulus Kekakuan Metoda Shell Pada Temperatur 300C, 450C dan 600C 104 Gambar IV.33 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus TAI pada tingkat tegangan 0,30 Mpa ... 107

(18)

Gambar IV.34 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus

TAI pada tingkat tegangan 0,45 Mpa ... 108 Gambar IV.35 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus

TAI pada tingkat tegangan 0,60 Mpa ... 108 Gambar IV.33 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rumus-Rumus yang Digunakan ... 116

B.1 Rumus yang digunakan pada Analisis Marshall ... 116

B.2 Rumus Perhitungan Analisis Kelelahan ... 117

Lampiran B Analisis Data Pengujian Marshall... 119

B.1 Tabel Analisis Marshall Campuran menggunakan aspal pen 60/70 ... 119

B.2 Tabel Analisis Marshall Campuran menggunakan Aspal supracoat ... 120

Lampiran C Analisis Data Pengujian Kepadatan Mutlak... 121

C.1 Tabel Analisis Kepadatan Mutlak Campuran menggunakan aspal pen 60/70 ... 121

C.2 Tabel Analisis Kepadatan Mutlak Campuran menggunakan Aspal supracoat ... 122

Lampiran D Analisis Data Pengujian Marshall Perendaman ... 123

D.1 Tabel Analisis Marshall Perendaman Campuran menggunakan aspal pen 60/70... 123

D.2 Tabel Analisis Marshall Perendaman Campuran menggunakan aspal Supracoat ... 124

Lampiran E Data Hasil Pengujian UMATTA ... 125

E.1 Hasil UMATTA menggunakan aspal pen 60/70... 125

E.2 Hasil UMATTA menggunakan aspal supracoat... 130

Lampiran F Data Hasil Pengujian Kelelahan... 135

F.1 Data Hasil Pengujian Kelelahan Campuran menggunakan aspal pen 60/70... 135

(20)

F.2 Data Hasil Pengujian Kelelahan Campuran menggunakan

aspal Suporacoat ... 137 Lampiran G Analisa Kekakuan Awal berdasarkan Siklus ... 139

G1 Kekakuan Awal berdasarkan Siklus Campuran

menggunakan aspal pen 60/70... 139 G.2 Kekakuan Awal berdasarkan Siklus Campuran

menggunakan aspal Suporacoat ... 139 Lampiran H Analisa Perhitungan Lapis Tipis ... 140 Lampiran I Perhitungan Modulus Kekakuan Dengan Metode Shell

I.1. Hasil Penghitungan Modulus Kekakuan Bitumen (Sbit)

Dengan Metode Shell... 141 I.2. Hasil Penghitungan Modulus Kekakuan Campuran (Smix)

Dengan Metode Shell untuk Sbit < 5 Mpa... 142 I.3. Nomogram Van Der Poel Untuk Menentukan Sbit... 143 Lampiran J Perhitungan Umur Kelelahan Berdasarkan The Asphalt Institute 144

(21)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

SINGKATAN Nama Pemakaian

Pertama kali

Pada halaman

AASHTO American Association of State Highway and

Transportation Officials ... 3

AABI Asosiasi Aspal Beton Indonesia... 33

AC Asphalt Concrete ... 1

AC-Base Asphalt Concrete Bas ... 4

AC-BC Asphalt Concrete Binder Course... 4

AC-WC Asphalt Concrete Wearing Course... 2

ASTM American Society for Testing Material ... 3

BS British Standard... 3

CA Coarse Aggregate ... 42

CDAS Control and Data Acquisition System... 26

CL Center Line ... 22

CoV Coefficient of variance ... 61

Dept. PU Departemen Pekerjaan Umum... 10

FA Fine Aggregate... 42

FF Fine Filler ... 42

Hz Hertz ... 21

IKS Indeks Kekuatan Marshall Sisa ... 26

Irs Index Retained Stability ... 26

KAO Kadar Aspal Optimum ... 3

KAOMr Kadar Aspal Optimum Marshall ... 56

KAORef Kadar Aspal Optimum Refusal ... 56

(22)

Laston Lapis Aspal Beton ... 1

LVDT Linearly Variable Defferential Transformer... 29

MQ Marshall Quotient (Hasil Bagi Marshall) ... 25

PRD Percentage Refusal Density ... 16

RSNI Rencana Standar Nasional Indonesia ... 15

RTFOT Rolling Thin Film Oven Test... 37

PI Penetration Index... 17

SHRP The Strategic Highway Research Program ... 13

SNI Standar Nasional Indonesia... 3

SSD Surface Saturated Dry... 42

SPr Softening Point Recoverable... 17

TAI The Asphalt Institute ... 21

TFOT Thin Film Oven Test... 7

TRH Technical Recomendation for Higways ... 24

UMATTA Universal Material Testing Apparatus ... 26

VFA Voids Filled with Asphalt (rongga terisi aspal)... 38

VIM Voids in Mixture (rongga dalam campuran) ... 15

VIMRef VIM pada kondisi Refusal (membal)... 16

VMA Voids in Mineral Aggregates (rongga udara di dalam agregat)... 5

LAMBANG A Kemiringan Kurva log Pen terhadap temperatur... 18

C Konstanta pada hubungan N dengan ε... 23

Cb Faktor Konsentrasi Volume Agregat ... 20

Cv Konsentrasi Volume Agregat ... 20

cSt centiStokes ... 25

E Modulus kekakuan... 21

f Frekwensi ... 21

(23)

Gmb Berat jenis padat (Bulk) campuran... 64

Gmm Berat jenis maksimum campuran ... 78

h Tinggi lapis perkerasan ... 19

K Konstanta pada hubungan N dengan σ ... 23

MPa Mega Pascal ... 28

m Konstanta pada hubungan N dengan ε... 23

N Umur kelelahan ... 23

Nf Jumlah siklus saat keruntuhan... 23

Np Jumlah siklus penjalaran retak... 23

n Konstanta pada hubungan N dengan σ ... 23

Ni Jumlah siklus saat retak awal terjadi... 24

Pr Penetration Recovered... 18

P200 Agregat Lolos Saringan No.200 (% berat) ... 21

P77oF Penetrasi aspal pada suhu 77 oF ... 21

Pb Perkiraan Kadar Aspal Optimum ... 42

rp Tingkat penjalaran retak ... 23

T Temperatur... 17 t Waktu Pembebanan... 17 v Kecepatan... 19 Va Volume agregat... 21 Vb Volume bitumen ... 21 Vv Volume Rongga... 20 μ Poisson’s Ratio ... 22

Sbit Modulus kekauan aspal ... 18

Smix(t,T) Modulus kekakuan campuran beraspal... 19

σ Tegangan ... 23

εt Regangan Tarik ... 22

εZ Regangan Tekan ... 22

β Konstanta sementara pada Program DAMA (The Asphalt Institute) untuk menghitung Modulus Kekakuan ... 21

(24)

(η70oF , 106) Viskositas pada Suhu 70 oF, (106 Poises)... 21

Σδi Defleksi kumulatif ... 47

δf Lendutan kumluatif pada saat keruntuhan... 23

δi Lendutan kumluatif pada saat retak awal ... 23

π Phi, (22/7) ... 32

δ200 Lendutan pada siklus ke 200 ... 47

Referensi

Dokumen terkait

Sampel untuk survei dipilih dari tiga kabupaten/kota di provinsi Kepulauan Riau yaitu Batam, Karimun dan Tanjung Pinang yang merupakan wilayah FTZ.. Dari setiap kabupaten dipilih

Riset ini bertujuan menganalisis pengaruh imbuhan tepung daun kelor dalam pakan terhadap bobot tulang dan otottibia, serta panjang dan diameter tulang tibia pada itik pengging..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan fisik motorik berjalan di atas papan titian terhadap keseimbangan tubuh anak di TK Kuntum dan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian terhadap karakteristik Marshall pada kadar aspal optimum

Sama hal nya dengan, tradisi Chit Ngiat Phan yang setiap tahunnya diadakan akan selalu menimbulkan tindakan sosial dari masyarakat Sungailiat untuk melakukan

Makna yang terdapat pada simbol gerak tari Sparkling Surabaya , merupakan bagian dalam mempresentasikan apa yang menjadi inspirasi koreografer dalam melihat tentang

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui rata-rata lama waktu pasien untuk menunggu dokumen rekam medis disediakan oleh petugas rekam medis sebagai dokumen pemeriksaan

Adanya hubungan positif antara persepsi terhadap efektivitas lima hari kerja dengan disiplin kerja pada karyawan, senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhaimin