• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PT BERLINA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA

(2)

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 - 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

Laporan Arus Kas Konsolidasian 6

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 7

(3)
(4)

30 JUNI 2012 31 DESEMBER 2011 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT)

Rp Rp

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3c, 3f, 4 47,123,454,717 39,517,297,062

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih 3h, 5 5,321,353,372 4,919,282,741 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu sebesar Rp Nihil (2012)

dan Rp 52,432,333 (2011) 3c, 3i, 6 133,261,645,810 132,921,278,096

Piutang lain-lain 3c, 3i, 7 6,730,746,738 10,526,172,927

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar

Rp Nihil (2012) dan Rp 823,442,172 (2011) 3k, 3i, 8 108,183,911,998 93,563,208,605

Uang muka pembelian 20,793,100,685 12,236,882,159

Pajak dibayar dimuka 3q, 9 3,106,513,082 291,841,944

Biaya dibayar dimuka 3l 8,856,022,446 3,975,546,570

Jumlah Aset Lancar 333,376,748,848 297,951,510,104

ASET TIDAK LANCAR

Piutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah dikurangin penyisihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 3,003,135,047 (2012) dan (2011) 3d, 10 2,254,700,001 2,254,700,001

Aset pajak tangguhan 3q, 28 2,748,814,011 2,115,748,903

Beban tangguhan 27 1,539,345,445 1,539,345,445

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 333,981,292,005 (2012) 3m, 3n,

dan Rp 311,116,341,933 (2011) 11, 18, 32 376,123,661,258 335,847,907,728

Investasi pada anak perusahaan -

-Goodwill 3b, 12 1,597,299,409 1,597,299,409

Uang jaminan dan aset lain-lain 1,628,669,496 2,657,289,610

Jumal Aset Tidak Lancar 385,892,489,620 346,012,291,096

JUMLAH ASET 719,269,238,468 643,963,801,200

(5)

30 JUNI 2012 31 DESEMBER 2011 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT)

Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank 3c, 14, 32 61,712,161,242 80,072,355,785

Hutang usaha 3c, 15 123,704,354,286 98,777,665,465

Hutang pajak 3q, 16 9,552,324,449 10,489,618,973

Hutang lain-lain 3c 19,798,783,151 4,295,800,345

Hutang pembelian aset tetap 3c, 13 45,260,594,819 41,848,128,495

Uang muka penjualan 735,204,126 2,139,796,045

Biaya yang masih harus dibayar 11,629,670,398 11,922,995,700

Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan

disewagunausahakan kembali - bersih (jangka pendek) 3c, 17 85,894,080

-Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman bank 3c, 14 44,691,199,368 32,105,280,804

Hutang sewa pembiayaan 3c, 18 17,164,062,313 13,568,195,698

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 334,334,248,232 295,219,837,310

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman bank 3c, 14 65,988,000,000 56,563,212,729

Hutang sewa pembiayaan 3c, 18 26,343,724,443 22,670,103,344

Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan

disewagunausahakan kembali - bersih (jangka panjang) 3c, 17 244,931,164

-Liabilitas pajak tangguhan 3q, 28 1,015,175,216 1,363,227,764

Liabilitas imbalan pasca kerja 3p, 19 16,267,020,650 13,640,744,124

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 109,858,851,473 94,237,287,961

EKUITAS 444,193,099,705.00 389,457,125,271.00

Pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar - 300.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor - 138.000.000 saham

pada 30 Juni 2012, dan 31 Desember 2011 20 34,500,000,000 34,500,000,000

Tambahan modal disetor 21 575,000,000 575,000,000

Saldo laba:

Ditentukan penggunaannya 6,900,000,000 6,900,000,000

Belum ditentukan penggunaannya 194,545,463,173 180,284,674,860

Komponen ekuitas lainnya 2, 3c, 3h, 22 14,000,626,932 10,436,357,548

Jumlah Pemilik Entitas Induk 250,521,090,105 232,696,032,408

Kepentingan nonpengendali 3b, 23 24,555,048,658 21,810,643,521

Jumlah Ekuitas 275,076,138,763 254,506,675,929

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 719,269,238,468 643,963,801,200

(6)

30 JUNI 2012 30 JUNI 2011 CATATAN PERIODE 6 BULAN PERIODE 6 BULAN

Rp Rp

PENJUALAN BERSIH 3o, 25 403,794,998,480 320,892,519,132

BEBAN POKOK PENJUALAN 3o, 26 (311,819,992,718) (251,982,999,656)

LABA KOTOR 91,975,005,762 68,909,519,476

BEBAN USAHA 3o, 27

Penjualan (11,115,219,588) (10,266,388,527)

Umum dan administrasi (27,245,714,911) (26,163,968,372)

Jumlah Beban Usaha (38,360,934,499) (36,430,356,899)

LABA USAHA 53,614,071,263 32,479,162,577

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan dividen dari anak perusahaan -

-Penghasilan bunga 3o 193,079,354 97,328,669

Amortisasi keuntungan ditangguhkan aset dijual dan

disewagunausahakan kembali 3c, 11, 17 12,751,092

-Kerugian atas transaksi aset dijual dan

disewagunausahakan kembali 3c, 11, 17 (8,691,653)

-Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap 3m, 3o, 11 (22,564) 53,262,153 Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 3c, 3o (4,113,966,403) 1,890,413,667

Beban bunga dan keuangan 3o, 28 (14,168,025,512) (11,723,128,301)

Lain-lain - bersih 3o 2,925,059,051 2,204,939,710

Lain-lain - bersih 3o 2,925,059,051 2,204,939,710

Jumlah Beban Lain-lain - Bersih (15,159,816,635) (7,477,184,102)

LABA SEBELUM PAJAK 38,454,254,628 25,001,978,475

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 3q, 29

Pajak kini (9,966,748,206) (6,774,233,513)

Pajak tangguhan 981,117,656 238,065,116

Manfaat (Beban) Pajak (8,985,630,550) (6,536,168,397)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 29,468,624,078 18,465,810,078

(7)

30 JUNI 2012 30 JUNI 2011 CATATAN PERIODE 6 BULAN PERIODE 6 BULAN

Rp Rp

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: 2, 22, 23 Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari

pemilikan efek 340,551,238 (56,116,147)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 3,180,287,518 (1,237,227,397)

Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan

Setelah Pajak 3,520,838,756 (1,293,343,544)

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 32,989,462,834 17,172,466,534

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 3b 26,680,788,313 16,462,557,058

Kepentingan nonpengendali 3b 2,787,835,765 2,003,253,020

29,468,624,078

18,465,810,078

Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 3b 30,245,057,697 15,129,085,858

Kepentingan nonpengendali 3b, 23 2,744,405,137 2,043,380,676

32,989,462,834

17,172,466,534

LABA PER SAHAM 3r, 30 193 119

(8)

Pemilik Entitas Induk

Keuntungan

(kerugian) belum Selisih kurs

Tambahan Ditentukan Belum ditentukan direalisasi dari karena penjabaran Kepentingan Total Catatan Modal disetor modal disetor penggunaannya penggunaannya pemilikan efek laporan keuangan Total nonpengendali Ekuitas

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2011 34,500,000,000 575,000,000 5,290,411,041 154,286,664,834 (181,871,611) 6,949,704,402 201,419,908,666 22,543,705,891 223,963,614,557

Perubahan Ekuitas pada tahun 2011:

Pembentukan cadangan 1,609,588,959 (1,609,588,959) - -Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 22, 23 16,462,557,058 (96,243,803) (1,237,227,397) 15,129,085,858 2,043,380,676 17,172,466,534

Saldo per 30 Juni 2011 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 169,139,632,933 (278,115,414) 5,712,477,005 216,548,994,524 24,587,086,567 241,136,081,091

Saldo per 1 Januari 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 180,284,674,860 110,401,828 10,325,955,720 232,696,032,408 21,810,643,521 254,506,675,929

Perubahan Ekuitas pada tahun 2012:

Saldo laba

Perubahan Ekuitas pada tahun 2012:

Pembagian dividen 24 (12,420,000,000) (12,420,000,000) (12,420,000,000)

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 22, 23 26,680,788,313 383,981,866 3,180,287,518 30,245,057,697 2,744,405,137 32,989,462,834

Saldo per 30 Juni 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 194,545,463,173 494,383,694 13,506,243,238 250,521,090,105 24,555,048,658 275,076,138,763

(9)
(10)

1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010.

Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, JI. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan dipindahkan ke Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12-17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat).

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri.

Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 648 karyawan untuk tahun 2012 dan 685 karyawan untuk tahun 2011.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama.

Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 21 Juni 2012 dan 19 Nopember 2010 yang mana telah di notarialkan oleh Notaris Dyah Guntari, SH masing-masing dengan akte No. 32 dan No. 8, maka susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro

Komisaris : Oei Han Tjhim Oei Han Tjhim

Komisaris Independen : Tjipto Surjanto Tjipto Surjanto

Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala

Presiden Direktur : Lim Eng Khim Lim Eng Khim Direktur : Lukman Sidharta Lukman Sidharta

Jonny Wijaya Lioe Cu Ling

(11)

1. U M U M (Lanjutan)

Pada tanggal 19 Juni 2009, Dewan Komisaris telah menyetujui pembentukan Komite Audit. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, susunan Komite Audit sebagai berikut :

2012 2011

Ketua : Tjipto Surjanto Tjipto Surjanto

Anggota : Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Rudy Kurniawan

Hady Maria Sari Liana

Pada tanggal 31 Agustus 2010, Rudy Kurniawan telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Oei Wahyu Soetjahya Kusuma. Pada tanggal 1 April 2011, Maria Sari Liana telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Hady.

b. Entitas Anak

Perusahaan memiliki saham Entitas Anak sebagai berikut :

Tahun

Operasi Persentase

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Komersial Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi 2012 2011 30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

PT Lamipak Primula Sidoarjo, Jawa Industri laminasi plastik 1986 70% 70% 159,836,867,736 146,194,297,196

Indonesia (LPI) Timur dan kemasan

Hefei Paragon Plastic Hefei, China Industri botol & cap plastik 2004 100% 100% 222,245,808,455 171,948,059,930

Packaging Co. Ltd. (HPPP) dan sikat gigi

Berlina Singapore Pte. Ltd. Singapura, Industri plastik dan - 100% 100% 128,649,628 149,071,082

(BPL) Singapura perdagangan umum

Pada tanggal 20 Januari 2009, Perusahaan mendirikan Berlina Pte Ltd. Singapura (BPL) dengan kepemilikan 100%.

c. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Saham

Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993.

(12)

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Pada tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

• PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan • PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas

• PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim

• PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan

Tersendiri

• PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi

• PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi • PSAK 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan • PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama • PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi

• PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud • PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis • PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan

• PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan

• PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset

• PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

• PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan

• ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

• ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi, dan Liabilitas

Serupa

• ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan

• ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

• ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer • ISAK 14: Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web

• ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:

• PSAK No. 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing • PSAK No. 13: Properti Investasi

• PSAK No. 16: Aset Tetap

• PSAK No. 24 (Revisi 2010): Imbalan Kerja • PSAK No. 26: Biaya Pinjaman

• PSAK No. 28: Akuntansi Asuransi Kerugian • PSAK No. 30: Sewa

• PSAK No. 33: Aktivitas Pengelupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

pada Pertambangan Umum

(13)

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) (Lanjutan)

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan (Lanjutan)

• PSAK No. 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran • PSAK No. 56: Laba per Saham

• PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan • PSAK No. 62: Kontrak Asuransi

• PSAK No. 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

• ISAK No. 15: Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan

Interaksinya

• ISAK No. 16: Perjanjian Konsesi Jasa

• ISAK No. 20: Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para

Pemegang Saham

• ISAK No. 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan • ISAK No. 23: Sewa Operasi – Insentif

• ISAK No. 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk

Legal Sewa

• ISAK No.25: Hak atas Tanah

• ISAK No. 26: Penilaian Ulang Derivative Melekat

• PPSAK No.11: Pencabutan PSAK No.39 (Akuntansi Kerjasama Operasi)

Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini:

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun sesuai dengan menggunakan prinsip dan praktek pelaporan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G7. tanggal 13 Maret 2000, dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

(14)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

- Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.

- Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Entitas Anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara.

Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan mengunakan metode garis lurus selama 10-20 tahun karena aset Entitas Anak dapat memberikan manfaat kepada Perusahaan selama masa tersebut.

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

Kepentingan nonpengendali (dahulu disebut Hak minoritas) terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas yang melibihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi, saldo, penghasilan dan beban antar perusahaan dieliminasi saat konsolidasi.

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

(15)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)

Pembukuan HPPP diselenggarakan dalam mata uang Renminbi China (Rmb) dan BPL dalam mata uang Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas HPPP dan BPL pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (dahulu neraca) dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Penambahan dan pelepasan aset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata pada tahun yang bersangkutan. Penyesuaian selisih kurs karena penjabaran tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya dan komponen ekuitas lainnya.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut:

1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor (termasuk holding companies,subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2) Perusahaan asosiasi;

3) Perorangan yang memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan pelapor);

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

(16)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

PSAK 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrument keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. SAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrument keuangan pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

1. Aset Keuangan Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVPL), pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS), mana yang sesuai.

Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada FVPL, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang lainnya dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya.

Pengakuan setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

- Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai harga di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.

(17)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan

Pengakuan awal

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrument lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar FVPL dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi hutang bank, hutang usaha, hutang pajak, hutang pembelian aset tetap dan hutang lainnya, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang, hutang pihak berelasi, instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar dan tidak lancar lainnya.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : - Pinjaman dan hutang

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

3. Saling hapus dari instrument keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

4. Nilai wajar instrument keuangan

Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrument lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Penyesuaian Risiko Kredit

(18)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

Amortisasi atas biaya perolehan dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

6. Penurunan nilai dari aset keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

- Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan secara kolektif.

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.

(19)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset Keuangan

Aset keuangan (atau nama yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat:

(1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal

dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, cerukan (bank overdraft) dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

g. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

h. Investasi

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.

Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara disajikan sebagai investasi sementara.

(20)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Piutang Usaha

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

j. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelahaan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

k. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, PSAK No. 14 (Revisi 2008) atas “Persediaan” menggantikan PSAK No. 14 (1994). Berdasarkan PSAK No.14 tersebut, Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya

overhead yang terkait dengan produksi (berdasarkan kapasitas operasi normal).

Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan HPPP (Entitas Anak) menggunakan metode rata-rata tertimbang.

l. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan dan Entitas Anak yang telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp 43.680.800 telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008.

(21)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung (Lanjutan)

Perusahaan

Aset tetap, kecuali tanah, digolongkan dan disusutkan dengan menggunakan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Masa Metode Persentase

Golongan Manfaat Penyusutan Penyusutan

Bangunan 20 tahun Garis lurus 5%

Bukan bangunan :

Golongan I Tidak lebih dari 4 tahun Saldo menurun ganda 50%

(double declining balance method)

Golongan II 4-8 tahun Saldo menurun ganda 25%

(double declining balance method)

Golongan III 8-16 tahun Saldo menurun ganda 12,5%

(double declining balance method)

Entitas Anak

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 2 - 10

Inventaris dan peralatan kantor 3 - 5

Kendaraan 2 - 5

Entitas Anak (HPPP), tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus selama 50 tahun.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

(22)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

n. Sewa

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa pembiayaan diakui dengan menggunakan metode financial lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :

1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa pembiayaan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa pembiayaan beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa pembiayaan.

3) Masa sewa pembiayaan minimum dua tahun.

Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus selama masa sewa pembiayaan.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa pembiayaan”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian selama periode berjalan jika sewa-balik adalah sewa operasi. Apabila sewa-balik adalah sewa pembiayaan, keuntungan ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa atau jika kerugian akan diakui pada periode berjalan.

(23)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan diakui pada saat penyerahan barang dan hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

p. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan Entitas Anak (LPI) memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pendanaan untuk imbalan ini dilakukan melalui sebuah perusahaan asuransi.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian akturial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garus lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.

q. Pajak Penghasilan

Beban Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

(24)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

r. Laba (Rugi) per Saham Dasar

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

s. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen operasi yang disajikan secara terpisah mengenai informasi tentang produk dan jasa, wilayah geografis, dan pelanggan utama.

Segmen operasi adalah komponen perusahaan:

1. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

2. Hasil operasinya dikaji secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

3. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

4. KAS DAN SETARA KAS

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Kas 204,022,637 218,854,744

Bank Rupiah

Deutsche Bank AG 18,227,173,852 6,629,526,667 PT Bank Central Asia, Tbk. 4,935,712,276 3,958,999,988 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 3,626,933,840 5,597,606,254 PT Bank Mandiri, Tbk. 298,967,763 660,060,563 PT Bank CIMB Niaga, Tbk 469,190,852 711,414,029 PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese

Banking Corporation - Indonesia) 77,955,100 96,252,103 PT Bank DBS Indonesia 80,563,696 80,599,696

(25)

4. KAS DAN SETARA KAS (LANJUTAN)

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Dilanjutkan 27,716,497,379 17,734,459,300

Dollar AS

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Cina 2,215,949,956 242,548,687

Bank International Ningbo 1,352,000,168 6,612,920

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 1,091,869,049 987,769,714

Deutsche Bank AG 502,443,792 310,909,347

PT Bank Mandiri, Tbk. - Indonesia 425,654,654 221,583,925

PT Bank CIMB Niaga, Tbk 146,259,715 210,091,776

PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese

Banking Corporation - Indonesia) 141,302,149 104,743,471

PT Bank Mandiri, Tbk. - Cina (Cabang Shanghai) 94,726,688

-Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore 79,727,346 74,986,757

PT Bank DBS Indonesia 54,035,147 51,722,058

Industrial and Commercial Bank of China - Cina - 110,081

Renminbi Cina

Citibank N.A. 6,777,302,445 3,531,323,408

Industrial and Commercial Bank of China - Cina 5,926,283,411 10,581,665,722 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Cina 338,940,918 4,814,906,150

Hui Shang Bank 1,632,177 38,383,923

Dollar Singapura

Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore 44,473,138 74,084,326 Euro

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,

Indonesia 10,333,948 167,667,525

Jumlah Bank 46,919,432,080 39,153,569,090

Deposito Berjangka Renminbi Cina

Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia - 144,873,228

Jumlah Deposito Berjangka - 144,873,228

Jumlah Kas dan Setara Kas 47,123,454,717 39,517,297,062

Tingkat suku bunga per tahun Deposito Berjangka

Renminbi Cina - 0.65%

(26)

5. INVESTASI SEMENTARA

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Investasi melalui manajer investasi 3,636,089,808 3,250,600,416 Investasi langsung 1,685,263,564 1,668,682,325

Jumlah 5,321,353,372 4,919,282,741

Investasi melalui Manajer Investasi

Merupakan investasi yang dilakukan melalui manajer investasi sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Perusahaan

PT Samuel Sekuritas Indonesia 2,609,518,264 2,589,231,466 PT Lautandhana Securindo 381,244,295 1,058,530

Entitas Anak (LPI)

PT Lautandhana Securindo - 380,153,170

Jumlah 2,990,762,559 2,970,443,166 Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi 645,327,249 280,157,250

Jumlah 3,636,089,808 3,250,600,416

Perusahaan dan LPI menunjuk PT Samuel Aset Manajemen sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan dan LPI (Entitas Anak). Pada tahun 2011, Perusahaan dan LPI telah menghentikan kerjasama dengan PT Samuel Aset Manajemen.

Pada tahun 2009, Perusahaan dan LPI menunjuk PT Lautandhana Securindo untuk mengelola dana dalam bidang investasi surat berharga di pasar modal.

Pada tahun 2010, Perusahaan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan.

Investasi Langsung

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Entitas Anak (LPI) Obligasi

Obligasi NISP Subordinasi II

tahun 2008 1,000,000,000 1,000,000,000 Reksadana

DBS Investec GEF 948,000,000 906,800,000

Jumlah 1,948,000,000 1,906,800,000 Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi (262,736,436) (238,117,675)

(27)

5. INVESTASI SEMENTARA (LANJUTAN)

Mutasi keuntungan pemilikan efek yang belum direalisasi :

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Saldo awal 42,039,575 (248,306,766) Keuntungan (kerugian) bersih nilai efek 340,551,238 290,346,341

Saldo akhir 382,590,813 42,039,575

6. PIUTANG USAHA

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

a. Berdasarkan pelanggan: Pihak ketiga

Pelanggan dalam negeri 120,036,372,188 118,933,564,320 Pelanggan luar negeri 13,225,273,622 14,040,146,109

Jumlah 133,261,645,810 132,973,710,429 Penyisihan piutang ragu-ragu - (52,432,333)

Jumlah - bersih 133,261,645,810 132,921,278,096

b. Berdasarkan umur (hari):

Belum jatuh tempo 102,317,172,242 106,434,800,612 Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 17,965,916,947 16,362,502,396 31 s/d 60 hari 6,280,070,196 5,663,638,675 61 s/d 90 hari 2,002,844,717 2,985,452,611 > 90 hari 4,695,641,708 1,527,316,135

Jumlah 133,261,645,810 132,973,710,429 Penyisihan piutang ragu-ragu - (52,432,333)

Jumlah - bersih 133,261,645,810 132,921,278,096

c. Berdasarkan mata uang:

Rupiah 119,776,105,426 118,815,135,823 Renminbi Cina 11,774,762,516 13,602,669,778 Dollar AS 1,460,848,962 555,904,828

Euro 249,928,906

-Jumlah 133,261,645,810 132,973,710,429 Penyisihan piutang ragu-ragu - (52,432,333)

Jumlah - bersih 133,261,645,810 132,921,278,096

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu

Saldo awal 52,432,333

-Penghapusan (52,432,333)

-Penambahan - 52,432,333

(28)

6. PIUTANG USAHA (LANJUTAN)

Perusahaan tidak memiliki piutang usaha kepada pihak berelasi.

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha.

Sebagian piutang Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia. PT. Mandiri (Persero), Tbk, (Catatan 14), Citibank N.A., China dan Deutsche Bank AG (Catatan 33e).

7. PIUTANG LAIN-LAIN

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Piutang karyawan 763,194,039 153,154,846

Piutang klaim 123,090,736

-Piutang rebate pemasok 94,572,726

-Piutang klaim asuransi 30,165,277 47,739,111 Piutang uang muka mould - 122,500,000 Piutang lainnya 5,719,723,960 10,202,778,970

Jumlah 6,730,746,738 10,526,172,927

Perusahaan tidak memiliki piutang lain-lain kepada pihak berelasi.

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain.

8. PERSEDIAAN

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Bahan baku 28,619,425,839 26,876,068,397 Barang jadi 23,766,204,037 25,729,694,405 Bahan pembantu dan pembungkus 20,437,485,276 11,577,277,768 Barang teknik, bahan bakar dan mould 17,179,060,410 14,655,250,031 Barang dalam proses 16,143,022,245 15,215,089,021 Barang dalam perjalanan 2,038,714,191 333,271,155 Dikurangi:

Penyisihan penurunan nilai persediaan - (823,442,172)

Jumlah - bersih 108,183,911,998 93,563,208,605

Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan

Saldo awal 823,442,172 115,000,000 Penghapusan (1,289,727,475) (115,000,000) Penambahan 466,285,303 823,442,172

Saldo akhir - 823,442,172

(29)

8. PERSEDIAAN (LANJUTAN)

Seluruh persediaan milik Perusahaan dan Entitas Anak telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan rata-rata sebesar Rp 66.289.727.858 dan Rmb 6.000.000 untuk tahun 2012 dan Rp 67.180.394.104 dan Rmb 5.000.000 untuk tahun 2011, yang merupakan 75% dari nilai rata-rata persediaan dan akan disesuaikan setiap akhir tahun berdasarkan nilai persediaan aktual. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan Entitas Anak.

Sebagian persediaan Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, dan PT OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia) (Catatan 14).

9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Entitas Anak:

Pajak Pertambahan Nilai 3,106,513,082 291,841,944

Jumlah 3,106,513,082 291,841,944

10. PIUTANG PADA PIHAK YANG BERELASI

Merupakan piutang kepada PT Samolin Surya (SS) sejak tahun 1989 yang timbul dari pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran biaya terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya (Catatan 30).

Rincian Piutang adalah sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

PT Samolin Surya 5,257,835,048 5,257,835,048 Dikurangi:

Penyisihan piutang ragu-ragu (3,003,135,047) (3,003,135,047)

Jumlah - bersih 2,254,700,001 2,254,700,001

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu

Saldo awal 3,003,135,047 3,003,135,047 Penambahan penyisihan -

-Saldo akhir 3,003,135,047 3,003,135,047

(30)

10. PIUTANG PADA PIHAK YANG BERELASI (LANJUTAN)

Piutang kepada PT Samolin Surya (SS) merupakan piutang yang timbul sejak tahun 1989 sehubungan dengan pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran beban terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga sejak tahun 2002 serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

11. ASET TETAP

Selisih kurs penjabaran laporan

1 Januari 2012 Penambahan Pengurangan keuangan Reklasifikasi 30 Juni 2012

(31)

11. ASET TETAP (LANJUTAN)

Selisih kurs penjabaran laporan

1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan keuangan Reklasifikasi 31 Desember 2011

(32)

11. ASET TETAP (LANJUTAN)

Mesin dan perlengkapan dalam penyelesaian sedang dalam tahap instalasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan diperkirakan akan selesai sekitar kuartal 3 dan 4 tahun 2012. Pada tanggal 30 Juni 2012 tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 30% - 70%. Pada tanggal 30 Juni 2012, sebagian aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak berupa tanah dan bangunan, mesin, dan peralatan digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia; The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina; PT Bank Mandiri (Persero), Tbk; PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia); dan Bank International Ningbo, China (Catatan 14).

Sebagian Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan untuk hutang sewa pembiayaan yang diperoleh dari PT Chandra Sakti Utama Leasing, PT Orix Finance Indonesia, PT Astra Internasional, dan PT Tifa Finance (Catatan 18).

Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan sewa pembiayaan aset tetap yang dijual dan disewagunausahakan kembali dengan PT Orix Finance Indonesia (Catatan 17 dan 18).

Perusahaan dan Entitas Anak (LPI dan HPPP) memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Pandaan, Tangerang, Cikarang, Sidoarjo (Indonesia) dan Hefei (China) dengan Hak Legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2013 sampai dengan 2034 (Indonesia) dan Hak Guna Tanah yang berjangka 50 (lima puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2059 (Cina). Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti yang memadai.

(33)

11. ASET TETAP (LANJUTAN)

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat aset tetap tersebut.

12. GOODWILL - BERSIH

Akun ini merupakan selisih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih LPI (Entitas Anak) (Catatan 1b dan 3b).

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, total akumulasi amortisasi goodwill masing-masing sebesar Rp 10.280.845.796, dengan nilai perolehan sebesar Rp 11.878.145.205, sehingga nilai tercatat goodwill adalah sebesar Rp 1.597.299.409.

13. HUTANG PEMBELIAN ASET

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Rp Rp

Combitool Ltd 10,809,029,000 10,599,671,500

Magic MP S.P.A 10,164,246,935

-Uniloy Milacron Germany Gmbh 9,946,444,172

-Kai Mei Plastic Machinery Co., Ltd. 5,186,858,760 9,002,057,504 Taiyo Kikai Ltd 3,993,847,550 3,899,473,163 ARBURG GmbH + Co KG 3,545,077,476 3,977,168,118 KraussMaffei Technologies GmbH 1,376,797,633 892,163,240 BEKUM Maschinenfabriken GmbH - 10,927,351,577 Ateliers Francois S.A. - 876,901,800 Sodick Singapore Pte., Ltd. - 768,059,600 Lain-lain (dibawah Rp 300 juta) 238,293,293 905,281,993

Jumlah 45,260,594,819 41,848,128,495

Perusahaan dan Entitas Anak (LPI dan HPPP) melakukan pembelian sebagian besar mesin dengan menggunakan fasilitas Letter of Credit (L/C) yang akan jatuh tempo dalam waktu 180 sampai dengan 720 hari.

(34)

14. HUTANG BANK PT Bank OCBC NISP, Tbk (dahulu PT Bank Overseas Chinese

Banking Corporation, Indonesia) 13,820,376,288 17,959,413,859

Pada tanggal 23 Maret 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Fasilitas yang diperoleh Perusahaan antara lain:

• Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • Kredit Investasi 1 sebesar Rp 87.750.000.000, yang jatuh tempo pada 19 Desember 2014; • Kredit Investasi 2 – untuk pembiayaan belanja modal sebesar Rp 25.000.000.000 dengan

jangka waktu 6 tahun;

• Kredit Investasi 3 dan Letter of Credit (L/C) pembelian mesin sebesar Rp 37.000.000.000

(atau setara dalam mata uang US$) dengan jangka waktu 6 tahun;

• Fasilitas L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 1.500.000 dengan jangka

waktu 1 tahun;

• Fasilitas Treasuri sebesar US$ 130.000 dengan jangka waktu 1 tahun; dan • Fasilitas Kartu Kredit Perusahaan dengan limit Rp 1.000.000.000.

Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut, terkecuali untuk fasilitas Kredit Investasi 2 dan 3 akan dijamin dengan mesin atau aset yang dibiayai:

• Piutang Usaha sebesar Rp 33.000.000.000 (Catatan 6); • Persediaan sebesar Rp 14.500.000.000 (Catatan 8);

• Mesin dan peralatan yang berlokasi di Pandaan dan Tangerang (Catatan 11); • Tanah dan bangunan (Catatan 11)

- SHGB No. 175, berlokasi di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur seluas 58.305 m2 atas nama PT Berlina, Tbk

(35)

14. HUTANG BANK (LANJUTAN)

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (Lanjutan)

Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan telah memperoleh perpanjangan dan fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk sebagai berikut:

• Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun; • L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 2.500.000 dengan jangka waktu 1

tahun;

• L/C untuk pembelian mesin dan tooling sebesar US$ 5.000.000 dengan jangka waktu hingga

22 Maret 2012;

• Kredit Investasi Stand By (Baru) untuk pembiayaan mesin yang menggunakan fasilitas L/C

pembelian mesin sebesar Rp. 45.000.000.000 untuk jangka waktu 4 tahun;

• Pinjaman Transaksi Khusus sebesar Rp. 36.000.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun; dan • Fasilitas Treasuri sebesar US$ 130.000 dengan jangka waktu hingga 11 Maret 2013

Pada tanggal 30 Juni 2012, saldo pinjaman Perusahaan masing-masing sebesar Rp 58.500.000.000 untuk Pinjaman Tetap, Rp 36.000.000.000 untuk Pinjaman Transaksi Khusus, dan Rp 6.196.104.300 untuk fasilitas T/R; dan tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman Perusahaan masing-masing Rp 70.200.000.000 untuk Pinjaman Tetap, Rp 5.000.000.000 untuk Pinjaman Modal Kerja Revolving dan Rp 1.032.029.022 untuk fasilitas T/R.

Hutang ini dibebankan dengan tingkat suku bunga mengambang sebesar 5,50% dan 10,50% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia.

Entitas Anak

Pada tanggal 5 Juni 2012, HPPP telah menandatangi perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., Cabang Shanghai, Cina, untuk pembiayaan fasilitas-fasilitas perbankan sebagai berikut:

• Kredit Investasi untuk pembiayaan mesin yang menggunakan fasilitas L/C maupun T/R

pembelian mesin sebesar US$ 3.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun;

• Fasilitas sublimit L/C Kredit Investasi untuk pembelian mesin sebesar US$ 1.000.000 dengan

jangka waktu 1 tahun;

• Fasilitas L/C (sublimit T/R) untuk pembelian bahan baku sebesar US$ 3.000.000 dengan jangka

waktu 1 tahun.

Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut:

• Mesin dan peralatan dengan nilai sebesar US$ 7.200.000 (Catatan 11);

• Jaminan Korporasi dari Perusahaan atas seluruh fasilitas pinjaman yang dipergunakan oleh

HPPP.

Sehubungan dengan perjanjian kredit tersebut, HPPP memiliki kewajiban untuk mempertahankan:

Debt Service Coverage Ratio dengan nilai minimum 1

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengamatan dan pemantauan selama uji coba terhadapTCM-SCMA yang dibuat dari campuran beraspal panas maupun yang dibuat dari campuran dingin aspal

Istilah tegangan antar permukaan digunakan untuk menunjukkan gaya yang terjadi pada antar permukaan dua cairan yang saling tidak bercampur atau antara permukaan

dan subjek MFT juga tidak menolak apapun yang sudah diberikan oleh Allah kepada dirinya dan dia yakin bahwa segala sesuatu pasti ada masanya masing-masing.

Memperhatikan uraian di atas penelitian ini sangat tepat dan sesuai dengan kebutuhan guru- guru yang akan melaksanakan penilaian kurikulum 2013, menggunakan pendekatan

Secara keseluruhan hasil analisis data pelaksanaan standar proses di SD Negeri 3 Banjar Jawa diperoleh dengan menjumlahkan rata-rata perolehan skor tiap

Give hints (memberikan isyarat atau petunjuk), yaitu penutur mengujarkan sesuatu yang tidak berhubungan dengan maksud yang sebenarnya, ia berharap kawan bicaranya

Dalam tindak tutur jenis ini penutur menggunakan kalimat deklaratif, interogatif dan kalimat imperatif sesuai dengan fungsi masing-masing, hanya saja maksud

Berdasarkan hasil model regresi 2, secara parsial model memperlihatkan bahwa nilai koefisien pengujian efek moderasi untuk pengaruh likuiditas rendah dalam