PENELITIAN ILMIAH
MARAKNYA BUDAYA MENCONTEK
DI SMA KSATRYA 51
KELOMPOK 3
1. ALIFIA
2. GANDHES K.P
3. PUTRIANA O.N
4. SAFIRA A.
5. SAFIRAH R.P
Kata Pengantar
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penelitian ilmiah yang berjudul “Maraknya budaya
mencontek di SMA KSATRYA 51”. Penelitian ilmiah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi. Kami juga
berterimakasih kepada Bu Julia, S.Pd selaku guru mata pelajaran sosiologi
yang telah membimbing dan membantu kami dalam pembuatan penelitian
ilmiah ini.
Jakarta, Mei 2017
Selaku kelompok 3
DAFTAR ISI
Cover ……….1 Kata pengantar 2
Daftar isi 3 Bab I 4
Latar belakang 1.1 4
Rumusan masalah 1.2 5
Tinjauan pustaka 1.3 5
Tujuan dan manfaat penelitian 1.4 6
Bab 2 7
Sejarah SMA KSATRYA 7
Gambar 1.1 8
Gambar 1.2 8
Bab 3 9
Dampak Mencontek 9
Sanksi terhadap siswa yang mencontek 12
Cheating1 atau kata lain dari curang merupakan sikap tidak baik untuk ditiru, salah satu
contohnya adalah mencontek. Mencontek adalah salah satu fenomena pendidikan yang sering dan bahkan selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari–hari tetapi jarang mendapat pembahasan dalam wacana pendidikan di Indonesia. Kurangnya pembahasan mengenai mencontek mungkin disebabkan karena kebanyakan pakar menganggap persoalan ini sebagai sesuatu yang sifatnya sepele, padahal masalah mencontek sesungguhnya merupakan sesuatu yang sangat mendasar.
Masalah menyontek semakin canggih lagi, karena ada istilah “nakal tetapi berakal, menyontek pakai otak”. Maksudnya menyontek tidak sama dengan menyalin pelajaran, ambil intinya saja, atau menggunakan kata-kata lain yang maksudnya sama dengan yang ada di buku dan jawaban teman. Anehnya perbuatan contek menyontek di kalangan pelajar sampai saat ini masih saja ada, tidak pernah terdengar ada sanksi, skorsing2 atau pengurangan nilai.
1 Cheating : curang
Tidak pernah ada dalam rapat orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas, dan pembina pendidikan membicarakan masalah menyontek, sekolah seakan menutup diri, seolah-olah semua siswa-siswinya bersih dalam praktek menyontek.
Mencontek di indonesia maraknya terjadi dan salah satunya di ibukota kita ini , Jakarta. Entah dari mana asalnya contek itu berawal tapi sekarang sudah menjadi budaya, apalagi untuk anak yang duduk di sekolah menengah atas , bukan berarti semua yang mencontek ada di kelas menengah atas . Sekarang anak SD pun bahkan sudah tau yang namanya mencontek dan yang paling penting mencontek adalah perbuatan salah dimata hukum maupun tuhan dan sekarang kita akan membahas tentang mencontek di kisaran wilayah Perguruan SMA Ksatrya.
Zaman sekarang mayoritas alasan mencontek adalah karena malas , atau untuk mendapat nilai tinggi , bagaimanapun masuk ke perguruan tinggi harus memiliki perfoma nilai yang bagus juga, mungkin para murid terlalu ambisius untuk masuk ke perguruan yang mereka inginkan walaupun dengan jalan tidak halal sekalipun, contohnya ya mencontek. Mencontek terdapat berbagai atau bahkan banyak cara , entah itu menyalin jawaban teman , melihat catatan atau handphone selama ujian berlangsung , mencari bocoran soal , menanyakan jawaban kepada teman , dan masih banyak yang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dampak dari mencontek ?
2. Apakah sanksi dari mencontek ?
1.3 Tinjauan pustaka
Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya. Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang.
Contohnya perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang.
Teori Labbelling oleh Edwin Lemert.
Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer misalnya pencuri, penipu, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui tanggapan tentang mencontek
Untuk mengetahui dampak dari mencontek terhadap siswa
Untuk mengetahui sanksi dari mencontek Manfaat Penelitian :
Mengupas permasalahan tentang mencontek
Mencapai kesadaran akan arti percaya diri
BAB II
SEJARAH SMA KSATRYA
dengan “Trisila Ksatrya” yang berbunyi “Pendidikan, Pengajaran, Kekeluargaan. Dan “limasatu” adalah nama yang diambil dari tahun kelahiran sekolah ini yakni 1951.
Agar tidak memperluas persoalan maka ruang lingkup untuk materi ini kami perkecil menjadi bagian SMA saja. SMA Ksatrya berdiri pada tanggal 3 januari 1951. SMA Ksatrya berada di
Jl.Percetakan Negara,Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat .
Kepala sekolah SMA Ksatrya saat ini bernama bpk Drs.Sartono,M.Si. SMA Ksatrya memiliki 38 guru, 251 siswa laki-laki, dan 208 siswa perempuan. SMA Ksatrya memiliki 18 ruang
kelas dan 1 ruang guru.
SMA Ksatrya memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Terwujudnya insan religius, berprestasi, berbudaya dan berkarakter
Misi :
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut sehingga menjadi lebih arif dalam bertindak
Menjalankan kewajiban agama dan menjauhi semua larangannya
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah
Menghargai budaya bangsa dengan menerapkan menjadi budaya sekolah
Menumbuhkan dan memupuk sikap disiplin, jujur, tanggung jawab dan sportif
BAB III
DAMPAK MENCONTEK
Pendapat dan pola pikir setiap manusia berbeda beda. Jika diberi satu pertanyaan yang dijawab dengan logika maka jawabannya akan berbeda-beda tapi memiliki satu makna, seperti halnya dengan pertanyaan “bagaimana tanggapan anda tentang mencontek?” dari beberapa hasil wawancara dengan narasumber , jawabannya berbeda-beda dengan makna yang sama seperti pengertian mencontek menurut Ibu Erlina Metia selaku guru pendidikan kewarganegaraan mencontek adalah meniru pekerjaan orang , kebanyakan orang tidak mau mendapat nilai rendah dan tidak percaya dengan hasil mereka sendiri dan akhirnya lebih memilih untuk meniru pekerjaan orang. Kita sebagai manusia harus percaya dengan diri sendiri , jadi harus puas dengan nilai murni yang kita dapatkan. Seperti kutipan wawancara berikut.
“Gimana tanggapan ibu tentang mencontek?”
“Mencontek itu sama aja niru pekerjaan orang karna mereka ga percaya diri sama hasil mereka sendiri, jadinya nyontek deh.” 28/04/17, ruang guru.
“Gimana tanggapan ibu tentang menyontek?”
“Ya tanggapan ibu menyontek itu berarti nggak belajar dirumah, tapi ingin nilai bagus sehingga berusaha untuk mencari jawaban yang benar yakan, itu berarti dia salah berarti nilainya kan bukan dari pikiran dia yakan.” 28/04/17, meja piket .
Kadang menjadi guru bukanlah hal yang mudah apalagi saat melihat yang dilakukan muridnya menyimpang seperti halnya mencontek, definisi tentang mencontek memang sulit untuk dijelaskan secara lisan tapi kali ini dari penuturan Ibu Rani selaku guru biologi tentang perasaan sang guru saat melihat muridnya mencontek ialah merasa kesal dan seperti diremehkan.
“Menyontek ya? Kesel, gondok, males, dan ga siap, saya merasa diremehkan pas mereka nyontek, padahal semua udah ada di buku.” Sumber wawancara Bu Rani, 28/04/17, ruang guru.
Mencontek akan berakibat buruk pada kemudian hari dan mungkin tidak sekarang, dampak dari mencontek sangatlah tidak baik, maka dari itu hendaklah kita menghindari mencontek, sesungguhnya banyak dampak yang akan ditimbulkan dari mencontek yang juga akan berpengaruh untuk negara ini , karena kita (para murid) adalah calon penerus bangsa.
Menurut Ibu Met dampak dari mencontek adalah tidak akan pernah merasa puas dengan hasil kerja keras sendiri, mencontek juga merupakan cikal bakal dari koruptor ,
“Kalau dari sekarang aja udah biasa nyontek, gimana kedepannya nanti, jadi cikal bakal koruptor kali, terus juga gaakan pernah puas sama hasil kerja keras sendiri." Sumber wawancara Bu Met, 28/04/17, ruang guru.
Berbeda juga dengan pendapat Ibu Rani , menurutnya siswa yang mencontek akan terus bermalas-malasan belajar karena terlalu nyaman dengan kebiasaan menconteknya.
Ibu Fet juga memiliki pendapat tentang dampak dari mencontek , menurutnya mencontek itu tidak ada manfaatnya , tidak ada ilmunya karena dia melihat dan menyalin dari buku, ketika ditanya pun tidak bisa menjawab karena dia mencontek atau bisa dibilang karena sering mencontek ilmu yang dia dapat tidak terserap lalu saat guru menanyakan tentang isi materi dia tidak bisa menjawab. Seperti kutipan wawancara berikut.
“Menurut Ibu dampak dari nyontek itu apa?”
“Ya kalau misalkan dia nyontek dia enggak dapat ilmunya yakan, engga ada yang diserapnya, ya cuma liat buku doang ditanya nggak bisa kan hmm.” 28/04/17, meja piket .
Lain halnya dengan guru, salah satu siswi SMA Ksatrya, Dinda kelas XI IPS 2, dia juga berpendapat bahwa mencontek bisa menyebabkan siswa tersebut tidak bisa atau sukar mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri karena kebiasaan sering menconteknya menjadikan siswa tersebut malas untuk belajar dan ketergantungan dalam mencontek sehingga ketika Ujian Nasional, dimana kecil kemungkinannya untuk mencontek membuat siswa tersebut melakukan usaha terakhir yaitu menjawab soal ujian dengan asal dan berakhir dengan hasil ujian yang tidak memuaskan. Seperti kutipan chat3berikut.
“Dampaknya apa ya kira-kira buat yang sering nyontek?”
“Nggak bisa mendapatkan PTN” 29/04/17, pesan line.
BAB IV
SANKSI TERHADAP SISWA YANG MENCONTEK
Teori dari Edwin H. Sutherland yang menyatakan tentang pergaulan berbeda berbunyi “penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya. Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang.” Kenapa harus memakai teori ini? Sebagian besar murid melakukan pelanggaran mencontek karena mengikuti teman-temannya dan itu terbukti karena maraknya budaya mencontek. Seseorang melakukan penyimpangan karena lingkungan sebagai faktor utamanya. Jika tidak bagaimana ‘pelanggaran mencontek‘ itu bisa meluas bahkan hampir sebagian besar murid pernah melakukannya.
Dengan kata lain , seseorang yang awalnya tidak pernah mencontek kemudian melihat teman-temannya mencontek pasti muncul rasa penasaran dan ingin melakukan apa yang teman-temannya lakukan dan setelah melakukannya dia akhirnya ketagihan dan berakhir dengan melakukan itu terus-menerus hingga menjadi sebuah kebiasaan dalam dirinya.
masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer misalnya pencuri, penipu, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder.”
Begini saja jika kita sudah di cap jelek yang bahkan kita tidak melakukan kesalahan itu mungkin rasanya akan kesal dan emosi maka dari itu karena sudah terlanjur di cap seperti itu kenapa kita tidak melanjutkannya saja? Mungkin itu hanya pendapat yang susah dimengerti. Tapi bagaimana pun jika seseorang telah di cap sebagai pencuri misalnya, seterusnya cap itu akan terus melekat kan? Sama halnya dengan tukang contek , sekali di cap maka akan percuma untuk membuatnya bersih kembali dari sebutan ‘si tukang contek’.
Jika sudah di cap tukang contek dan itu sudah melekat pada kita lalu apa yang harus ditakutkan lagi jika ketahuan? toh orang sudah tahu kalau kita tukang contek, jadi kebiasaan itu akan terus terulang dan menjadi suatu kebudayaan.
Kami mewawancarai beberapa guru SMA Ksatrya tentang sanksi bagi siswa yang mencontek
Menurut ibu Fetmawati, sanksi yang cukup pas bagi siswa yang mencontek disaat ulangan ialah dengan diambil kertas ulangannya, dikosongkan nilainya, dan dianggap tidak mengerjakan ulangan. Seperti kutipan wawancara berikut.
“Pasti ibu ambil kertas ulangannya, terus langsung ibu kosongin nilainya, ibu anggap dia nggak kerjain ulangan hari ini” 28/04/17, meja piket.
Menurut Dinda, siswi SMA Ksatrya, sanksi yang cukup baik bagi siswa yang mencontek yaitu
“palingan suruh kerjain soal yang banyak” 29/04/17, pesan line.
BAB V
Kesimpulan
Menurut KBBI mencontek adalah berasal dari kata sontek son-tek, mencontek me-con-tek : mengutip (tulisan dan sebagainya) sebagaimana aslinya, menjiplak, ya mencontek adalah menjiplak karya orang lain dengan dijiinkan maupun tanpa ijin dari orang tersebut dan juga mencontek adalah hal yang penyimpang.
Saran
penjabaran diatas juga sudah dijelaskan banyak tentang dampak dan sanksi jika kita mencontek. Dan berusahalah percaya diri dalam hal apapun termasuk dalam hasil kerja keras kita . Seberapa banyaknya yang kita dapat berusaha lah untuk mensyukurinya.
Daftar Pustaka
Bibliography
userxp. (2012, februari 8). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Menyontek Pada Siswa Sma. Retrieved mei 21, 2017, from
http://eprints.ums.ac.id/20328/2/03._BAB_I.pdf