AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR#1
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:
Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.
Masalah Khusus Perusahaan Manufaktur
Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok produksi.
Persediaan (Inventory)
Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari tiga macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biaya-biaya manufaktur lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum selesai. Untuk menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan barang jadi terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian
harus menyediakan tiga perkiraan untuk persediaan.
Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok. b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Contoh biaya overhead pabrik adalah:
(1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect materials) misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan mebel);
(2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji mandor;
(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair); (4) listrik, air telepon dan lainlain.
Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost)
Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses
produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi dengan persediaan barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang terdapat dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya overhead adalah semua biaya pabrikasi (semua biaya yang terkait dengan proses produksi) yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya
overhead ini seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini biasanya dinikmati bersama selama proses produksi berlangsung. Dalam situasi tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama (common cost). Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat
Bahan Baku (Raw Materials)
Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam buku pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas. Di buku besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening pembelian dan
rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk produksi tidak dicatat.
Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku hanya digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir periode. Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan penghitungan fisik. Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung. Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.
Biaya Overhead Pabrik (Overhead)
Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan, asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu biaya overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian. Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )
Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya, pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagian barang yang belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan
Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikase yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat nilai persediaan dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama: “Persediaan dalam Proses”. Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam proses awal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada akhir periode. Rekening lawan yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebanan biaya ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alur ini digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraan yang terkait dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Kita dapat melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan harus dibuatkan jurnalnya selama proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing perkiraan tersebut harus didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut menggambarkan
pencatatan yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode perpetual untuk persediaannya.
AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN /
MANUFAKTUR#2
Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.
Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.
Neraca
Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Neraca sebagian 31 Desember 2010
Neraca sebagian 31 Desember 2010
Aktiva Lancar: Aktiva Lancar:
Kas Rp 1.000 Kas Rp 1.200
Piutang (bersih) 13.000 Piutang (bersih) 4.000
Persediaan Barang
Dagangan
9.000 Persediaan:
Sewa Dibayar di Muka 2.900 Barang Jadi Rp 15.000
25.900 Barang Dalam Proses 18.000
Bahan Baku 9.000
42.000
Sewa Dibayar di Muka 1.600
48.800 Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari …………
Rp 10.000
(+) Pembelian Bersih ………..………
99.250
Barang Tersedia Untuk Dijual ………
Rp 109.250
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember …
9.000
Harga Pokok Penjualan ……….
Rp 100.250
Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari ……….
Rp 12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ………
688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ……….
Rp 700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember ………….
15.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 685.000
Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:
Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok
Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan
Perusahaan Manufaktur:
Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok
Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan
Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalamSkedul Harga Pokok Produksi.
Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2010
Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari……….. Rp 10.000
Ditambah: Bahan Baku:
Persediaan 1 Januari
……….. Rp 5.000
Ditambah: Pembelian
……….
100.000 Tersedia Dipakai …………..
………...
105.000 105 Dikurangi : Persediaan 31
Desember
9.000
Bahan Baku Dipakai ……….. Rp96.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung……….…. 200.000 Biaya Overhead Pabrik:
Tenaga Kerja Tidak Langsung .. ……
Rp 50.000
Listrik dan Air
……… 140.000
Bahan Habis Pakai Pabrik ………….
30.000 Penyusutan Gedung Pabrik
Penyusutan Mesin
………... 60.000
Total Biaya Overhead Pabrik ……… 400.000
Total Biaya Produksi tahun ini……… 696.000
Total Biaya Barang Dalam Proses ……… 706.000
Dikurangi:
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember……….. 18.000
Harga Pokok Produksi ……… 688.000
HARGA POKOK PRODUKSI
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.
Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.
Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.
Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll
Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.
Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.
Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:
Mei
17 Pembelian Bahan Baku
Kas / Utang Dagang
Rp 100.000
Rp 100.000
Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode. Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.
Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.
Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkankolom untuk skedul harga pokok produksi.
Contoh Neraca Lajur Sebagian:
Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2010
Nama Rekening NSSD Harga Pokok Poduksi Laporan Rugi-Laba Neraca Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000 Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000 Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000 Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000 Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000 Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000 Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000 Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000
Biaya Pemasaran 40.000 40.000
Penjualan 1.500.000 1.500.000
………. ……….. 715.000 27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp. 30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.
Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000 Pembelian bahan baku Rp. 750.000+ Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp.
25.000-Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000 Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000 BOP lainnya Rp. 50.000 Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000 Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
542.000+Rp
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir 30.000-Rp. Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========
Kasus 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.
Jawab:
a. Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000 Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+ Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000 Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000
b. Jurnal pembelian bahan baku
Pembelian Rp. 10.000.000
Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode (AJP)
Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000
Pembelian Rp. 10.000.000
Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)
Persediaan barang DP Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000
Kasus 3.
PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000 Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL
Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000 Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP
Persediaan BDP Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kasus 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2 tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP
Jawab:
Pada Saat pembayaran
a. Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000 b. BTKTL Rp.500.000
Kas Rp. 500.000
c. Biaya sewa gedung Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000 d. BOP lain2 Rp. 25.000
Kas Rp. 25.000 e. Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya
1. Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
2. Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000
BTKTL Rp. 50.000 Hutang BTKTL Rp. 50.000 3. Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000
Biaya BP Rp. 100.000
Persediaan BP Rp. 100.000 4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000 Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000 5. Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000 6. BOP Rp. 1.115.000
Biaya BP Rp. 100.000 BTKTL Rp. 550.000 Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
BOP
lain-lain Rp. 25.000 Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000 7. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000
BOP Rp. 1.115.000
Kasus 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga Pokok Produksinya
Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.69 5.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 -
Harga Pokok
Produksi Rp.16.635.000 ======= =====
Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi Rp. 100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya
Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000
Harga Pokok
Produksi Rp.16.635.000+
Rp.16.65 5.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000 -
Harga Pokok
Penjualan Rp.16.555.000 ======= ====
SOAL KASUS UNTU NERACA LAJUR PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga berkut:
Mesin pabrik Rp. 1.000.000 Perabot kantor Rp. 200.000 Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000 Biaya BTKL Rp. 1.000.000 BTKTL Rp. 400.000 Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000 BOP lain2 Rp. 100.000 Biaya administrasi kantor Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000 Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000 Modal saham Rp. 1.000.000 Laba
ditahan Rp. 308.000 Penjualan Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000 =========== =============
Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:
1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000 3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%
4. Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu
5. Persediaan bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000,persediaan barang dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000
Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga pokok penjualan,rugi laba ,neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.
Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Porskot/uangmuka asuransi Rp. 24.000
2. Biaya TKTL Rp. 40.000
Hutang BTKTL Rp. 40.000
3. Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000 Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedng Rp. 400.000
4. Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Ak.Penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
5. Biaya penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
Ak. Penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
6. Persediaan bahan baku Rp. 1.500.000
7. Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.084.000
BTKTL Rp. 440.000 Biaya Bahan penolong Rp. 100.000 BOP lain2 Rp. 100.000 Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Biaya sewa gedung Rp. 320.000 Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Rp. 100.000
8. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.570.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.570.000
9. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.000.000
BTKL Rp. 1.000.000
10. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.084.000
BOP Rp. 1.084.000
11. Persediaan Barang Jadi Rp. 3.674.000 Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 3.674.000
12. HPP Rp. 3.774.000 Persediaan Barang Jadi Rp. 3.774.000
PT.BSI
Neraca Lajur ( Work Sheet )
Periode tahun 2010
Nama Rekening NERACA SALDO AJP NSSD RUGI LABA Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Kas 100000 100000
Persd Bahan Baku 120000 1500000(6) 1570000 (8) 50000 Persd Barang Dalam Proses 80000 1570000(8)
1000000(9) 1084000(10)
3674000(11) 60000
Persediaan Barang Jadi 200000 3674000(11) 3774000(12) 100000
Porskot Asuransi. 48000 24000(1) 24000
Mesin Pabrik 1000000 1000000
Ak. Peny Mesin Pabrik 100000 100000(4) 200000
Perabot Kantor 200000 200000
Ak Peny. Perabot Kantor 40000 10000(5) 50000
Modal Saham 1000000 1000000
Laba Ditahan 308000 308000
64.000 64.000
4.064.000 4.064.0001.598.000 1.598.000
PT. BSI
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember 2010
--Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 80.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp . 120.000 Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000+ Bahan baku tersedia dipakai Rp. 1.620.000
Persediaan bahan baku akhir Rp.
50.000-Pemakaian bahan baku Rp. 1,570.000
Biaya TKL Rp. 1.000.000
BOP:
BTKTL Rp. 440.000 Biaya Bahan Penolong Rp. 100.000 BOP lainnya Rp. 100.000 Biaya Asuransi Mesin Rp. 24.000 Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000 Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 100.000+
Rp 1.084.000+
Biaya Produksi Rp. 3.734.000
Persediaan barang dalam proses akhir Rp.
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000
PT.BSI
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang jadi awal Rp. 200.000 Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000+ Rp. 3.874.000 Persediaan Barang jadi akhir Rp.
100.000-Harga Pokok Penjualan Rp.
3.774.000-Laba
Kotor Rp. 226.000 Biaya Operasional:
Biaya Administrasi Kantor Rp. 200.000 Biaya Sewa Gedung Kantor Rp. 80.000 Biaya Penyusutan Perabot kantor Rp. 10.000+
Rp. 29
0.000-Rugi
Operasional Rp. 64.000 ===========
PT.BSI
Neraca
Per 31 Desember 2010
Kas Rp. 100.000 Persediaan:
Persediaan Bahan Baku Rp. 50.000 Persediaan BDP Rp. 60.000 Persediaan Barang Jadi Rp. 100.000+
Rp. 210.000 Porsekot asurasi Rp. 24.000+ Jumlah Aktiva Lancar Rp. 334.000
Aktiva Tetap:
Mesin Pabrik Rp. 1.000.000 Ak. Peny Mesin pabrik Rp.
Rp. 800.000 Perabot Kantor Rp. 200.000
Ak. Peny Perabot kantor Rp.
Rp. 150.000+ Jumlah aktiva
Tetap Rp950.000+ Jumlah
Akiva Rp1.284.000 ========== Hutang lancar:
Hutang Biaya TKTL Rp. 40.000 Modal:
Modal Saham Rp. 1.000.000 Laba Ditahan Rp. 244.000+
Jumlah Modal Rp. 1.244.000+
Jumlah Pasiva Rp. 1.284.000
============
PT.BSI
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2010
--Laba Ditahan 1 Januari 2010 Rp. 308.000 Rugi Tahun Berjalan Rp. 64.000-Laba Ditahan 31 Desember 2010 Rp. 244.000 ==============
PT.Nisa Mandiri perusahaan yang bergerak dibidang keramik pada
tanggal 31 Desember 2010 memiliki data Neraca Saldo sebagai berikut:
Neraca Saldo
1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010 2. BTKTL yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 30.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 70% dan beban kantor 30%
dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Pada akhir periode pada perusahaan manufaktur biasanya terdapat produk yang belum selesai di kerjakan. Produk yang belum selesai dikerjakan dinamakan persediaan barang dalam proses sehingga pada perusahaan tersebut terdapat 3 unsur persediaan, yaitu bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan aku menjadi barang jadi, kegiatan ini disebut proses produksi. Selama proses produksi tentunya dibutuhkan biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam proses pengolaha bahan baku menjadi barang jadi sehingga barang siap untuk dijual. Terdapat 3 unsure biaya produksi, antara lain, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan barang jadi. Biaya-biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut biaya overhead pabrik.
Apabila digambarkan, kegitan produksi pada perusahaan manufaktur akan tampak sebagai berikut.
Pembelia n Pemakaian
Pemakaian Pembebana n Penyelesaian
Pemakaian P embebanan
2. Hubungan Akutansi Biaya dengan Akutansi Keuangan.
Akutansi keuangan adalah suatu proses pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, pengikhisaran, dan pelaporan mengenai transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain dengan cara yang sistematis serta penafsiran terhadap hasilnya. Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, pengelolaan, pengikhtisan, dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang berhubungan dengan biaya pembuatan barang jadi.
pokok produksi. Laporan harga produksi disediakan oleh menejer produksi melalui pencatatan non produksi. Biaya non produksi sama dengan biaya pemasaran dan biaya administrasi pada jenis perusahaan dagang. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang terjadi dalam suatu
Biaya bahan baku (raw materials cost) adalah semua bahan yang secara langsung telah membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu produk. Contoh bahan baku pada perusahaan mebel adalah kayu, bahan baku pada perusahaan roti adalah tepung terigu, dan bahan baku perusahaan rokok adalah tembakau.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang secara langsung menangani proses produksi. Contoh tenaga kerja langsung pada perusahaan mebel adalah tukang kayu, tenaga kerja langsung pada perusahaan roti adalah pengaduk tepung dan tenaga kerja langsung pada perusahaan rokok adalah pelinting rokok.
c. Biaya Overhead pabrik
Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang ikut membentuk suatu barang jadi. Biaya overhead pabrik tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Adapun yang termasuk dalam kelompok biaya overhead pabrik sebagai berikut
1.) Biaya bahan bantu adalah bahan yang ikut membentuk suatu barang jadi, namun pemakaiannya dalam jumlah relative kecil. Misalnya susu, coklat, vanili, dan mentega pada perusahaan roti. Atau mur, baut, pelitur, dan cat pada perusahaan mebel. Biaya bahan pembantu disebut juga bahan tidak langsung (indirect material).
2.) Biaya perlengkapan pabrik adalah perlengkapan yang digunakan untuk melengkapi barang jadi agar bisa terjual. Misalnya plastik pembungkus, dus, atau lebel harga.
3.) Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost), yaitu tenaga kerja yang perkerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji direksi pabrik atau gaji supervisor.
4.) Biaya overhead pabrik lainnya, misalnya, biaya pemeliharaan dan repair, biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya sewa gedung pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, atau biaya penyusutan mesin.
1. Pencatatan Biaya Bahan Baku
Kas/utang dagang ………... Rp. xxxxx Rp. Retur pembelian ………... Rp. - Rp. xxxxx Ayat jurnal penyesuaian pada akhir bulan/periode.
a. Memindah saldo akun persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi. Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. Persediaan bahan baku (awal) Rp. - Rp. xxxxx
b. Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan menbuka akun ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir)….. Rp. xxxxx Rp. Ikhtisar biaya produksi … Rp. - Rp. xxxxx Ayat jurnal penutup pada akhir periode.
a. Menutup saldo akun pembelian bahan baku dan bahan angkut masuk kea kun ikhtisar biaya produksi :
Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. Pembelian bahan baku …. Rp. - Rp. xxxxx Bahan angkut masuk …… Rp. - Rp. xxxxx b. Menutup saldo akun retur pembelian dan potongan pembelian kea kun ikhtisar biaya produksi :
Retur pembelian ……….. Rp. xxxxx Rp. Potongan pembelian ……… Rp. xxxxx Rp. Ikhtisar ……… Rp. - Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan bahan baku, perhatikan dan pahami contoh transaksi biaya bahan baku berikut ini.
Data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur yang dalam mencatat persediaan bahan baku menggunakan sistem periodik pada bulan Desember 2008 sebagai berikut. a. Persediaan bahan baku, 1 Desember ………. Rp. 6.000.000,00
b. Pembelian bahan baku secara kredit bulan Desember ….. Rp. 56.300.000,00 c. Persediaan bahan baku, 31 Desember ……….. Rp. 8.500.000,00
Berdasarkan data di atas jurnal umum yang dikerjakan adalah. Jurnal umum selam Desembe.r
Pembelian bahan baku ……… Rp. 56.300.000,00 Rp. Utang Dagang ……… Rp. - Rp. 56.300.000,00
Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember.
Memindah saldo akan persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi. Ikhtisar biaya produksi ………. Rp. 6.000.000,00 Rp. Persediaan bahan baku (awal) ……… Rp - Rp. 6.000.000,00 Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Persediaan bahan baku (akhir) ……… Rp. 8.500.000,00 Rp.
Ikhtisar biaya produksi ………... Rp. - Rp. 8.500.000,00 Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember.
Menutup saldo akun pembelian bahan baku kea kun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi ………... Rp. 56.300.000,00 Rp.
Pembelian bahan baku ……… Rp. - Rp. 56.300.000,00
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan manufaktur, tenaga kerja dikelompokkan menjadi tiga yaitu tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko,dan tenaga kerja bagian kantor. Tenaga bagian produksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur. besar)akan mencatat dalam jurnal umum. Berikut rekapitulasi daftar gaji dan upah PT Sejahtera bulan Desember 2008.
PT SEJAHTERA
Rekapitulasi Daftar Gaji dan Upah Bulan Desember 2008
Jenis Gaji dan Upah Gaji dan UpahKotor PPh Pasal 21 Gaji dan UpahBersih
Utang gaji dan upah Rp. - Rp. 32.300.000,00
Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan:
Utang gaji dan upah Rp. 32.300.000,00 Rp.
Kas Rp. - Rp . 32.3000.000,00
Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara:
Utang Pajak Rp. 1.700.000,00 Rp.
Kas Rp. - Rp . 1.700.000,00
Mencatat alokasi gaji dan upah:
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 10.000.000,00 Rp.
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 5.000.000,00 Rp. -Beban
pemasaran Rp. 9.000.000,00 Rp. Beban adm. dan umum Rp. 10.000.000,00 Rp.
Gaji dan upah Rp. - Rp. 34.000.000,00
Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember
Penutup saldo akun biaya tenaga kerja ke akun ikhtisar biaya produksi.
Ikhtisar biaya produksi Rp. 15.000.000,00 Rp.
Biaya tenaga kerja langsung Rp. - Rp. 10.000.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. - Rp. 5.000.000,00
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik sebagai berikut.
a. Mencatat pembayaran biaya produksi tak langsung, misalnya pembayaran biaya reparasi mesin dan upah tak langsung.
Biaya reparasi mesin Rp. xxxxx Rp.
-Upah tak langsung Rp. xxxxx Rp.
Kas Rp. - Rp. xxxxx
b. Membuat ayat jurnal penyesuaian akhir periode: 1.) Penyesuaian pemakaian bahan pembantu.
Biaya perlengkapan pabrik Rp. xxxxx Rp. Persediaan perlengkapan pabrik Rp. - Rp. xxxxx 3.) Penyesuaian penyusutan aktivitas tetap pabrik.
Biaya penyusutan mesin Rp. xxxxx Rp. Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. xxxxx Rp. Akum. Penyusutan mesin Rp. - Rp. xxxxx Akum. Penyusutan gedung pabrik Rp. - Rp. xxxxx 4.) Membuat ayat jurnal penutup akhir periode
Ikhtisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp.
Biaya reparasi mesin Rp. - Rp. xxxxx Upah tak langsung Rp. - Rp. xxxxx Biaya bahan pembantu Rp. - Rp. xxxxx Biaya perlengkapan pabrik Rp. - Rp. xxxxx Biaya penyusutan mesin Rp. - Rp. xxxxx Biaya penyusutan gedung pabrik Rp - Rp. xxxxx Untuk memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut ini :
Biaya overhead pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Desember 2008 sebagai berikut.
Des 5 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp. 1.600.000,00 Des 8 Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp. 1.000.000,00 Des 31 BOP yang terjadi akhir bulan 31 Desember 2008 adalah
Pemakaian bahan pembantu sebesar Rp. 600.000,00
Biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 400.000,00
Biaya penyusutan gedung pabrik sebesar Rp. 500.000,00 Jurnal umum yang dikerjakan atas transaksi diatas
Des 5 Biaya reparasi mesin Rp. 1.600.000,00 Rp.
Kas Rp. - Rp . 1.600.000,00
Des 8 Beban listrik gudang pabrik Rp. 1.000.000,00 Rp.
Kas Rp. - Rp . 1.000.000,00
Ayat jurnal penyesuaian penyesuaian tanggal 31 Desember 2008
Des 31 Biaya bahan pembantu Rp. 600.000,00 Rp.
Persediaan bahan
pembantu Rp. - Rp. 600.000,00
Des 31 Beban penyusutan
mesin Rp. 400.000,00 Rp.
Akumulasi peny.
Mesin Rp. - Rp. 400.000,00
Des 31 Beban peny.
mesin Rp. 500.000,00 Rp.
Menutup saldo akun unsure biaya overhead pabrik ke akun ikhtisar biaya produksi
4. Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses adalah sebagian barang yang belum selesai dikerjakan yang telah menyerap bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
a. Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 Iktisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. Persediaan BDP Rp. - Rp. xxxxx b. Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 persediaan BDP Rp. Xxxxx Rp. -a. Memindah saldo akun persediaan BDP awal period eke akun ikhtisar biaya produksi.
Des 31 Ikhtisar biaya produksi Rp. 14.300.000,00 Rp.
Persediaan BDP Rp. - Rp. 14.300.000,00
-diperlukan penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian saldo akun persediaan barang jadi pada akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Nilai persediaan barang jadi akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik persediaan barang jadi digudang barang jadi.
Berikut ini jurnal penyesuaian persediaan barang jadi.
Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke ikhtisar laba rugi.
Des 31 Ikhtisar laba rugi Rp. xxxxx Rp.
Persediaan barang jadi Rp. - Rp. Xxxxx
Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Des 31 Persediaan barang jadi Rp. xxxxx Rp. Ikhtisar laba rugi Rp. - Rp. xxxxx
Untuk memahami pencatatan persediaan barang jadi dalam sistem periodik, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini.
Diketahui data persediaan barang jadi tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 53.500.000,00. Menurut informasi dari bagian gudang barang jadi bahwa persediaan barang jadi tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 34.000.000,00.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah. Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke akun ikhtisar laba rugi’
Des 31Ikhtisar laba rugi Rp. 53.500.000,00 Rp. Persediaan barang jadi Rp. - Rp. 53.500.000,00