• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Efektivitas Biofungisida Trichoderma spp. dan Fungisida untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Akar Putih yang Disebabkan oleh (Rigidoporus microporus (Sw.) Overeem) pada Pembibitan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Efektivitas Biofungisida Trichoderma spp. dan Fungisida untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Akar Putih yang Disebabkan oleh (Rigidoporus microporus (Sw.) Overeem) pada Pembibitan K"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan tanaman yang

berasal dari benua Amerika dan saat ini telah menyebar luas ke seluruh dunia. Karet

dikenal di Indonesia sejak masa kolonial Belanda pada tahun 1900-an (Janudianto

dkk., 2013). Tanaman karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting

peranannya di Indonesia, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang

signifikan sebagai pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam

pelestarian lingkungan dan sumber daya hayati (Pulungan, 2014).

Indonesia merupakan negara produsen karet terbesar kedua di dunia, dengan

luas areal perkebunan karet nasional pada tiga tahun terakhir ini sebesar 3.555.946

Ha pada tahun 2013, 3.606.245 Ha pada tahun 2014 dan diperkiran meningkat pada

tahun 2015 menjadi seluas 3.656.057 Ha (Anonim, 2014). Namun dalam upaya

peningkatan produksi tanaman karet selama ini masih mengalami berbagai kendala,

salah satunya adalah penyakit karet. Penyakit karet merupakan masalah penting di

perkebunan karet karena mengakibatkan kerugian ekonomis yang cukup tinggi.

Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya kehilangan hasil akibat kerusakan

tanaman, akan tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya

(Situmorang dan Budiman, 1996).

Jamur Akar Putih (JAP) merupakan salah satu penyebab penyakit penting

dalam budidaya tanaman karet. Serangan JAP mengakibatkan kehilangan hasil

mencapai 3-5% pada perkebunan besar dan 5-15% pada perkebunan rakyat (Harni,

2014). JAP merupakan penyakit tular tanah (soil borne disease) yang disebabkan

oleh jamur Rigidoporus microporus. Pengendalian JAP sangat sulit dilakukan

karena jamur ini dapat bertahan hidup di tanah selama 25 tahun tanpa adanya

tanaman inang. Jamur ini bertahan dengan memanfaatkan kayu yang sudah lapuk

sebagai tempat hidupnya (Nugroho, 2010). Berbagai pengendalian patogen tular

tanah yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida sintetis, tetapi pestisida

sintetis mempunyai kelemahan yaitu tidak spesifik terhadap spesies patogen tular

(2)

2 memanfaatkan mikroorganisme antagonis merupakan cara alternatif untuk

mengendalikan penyakit tular tanah (Soesanto, 2008).

Jamur dari genus Trichoderma merupakan salah satu jamur antagonis yang

berpotensi dalam Mengendalikan JAP pada tanaman karet. Beberapa spesies dari

genus Trichoderma yang telah dilaporkan sebagai agen hayati JAP adalah:

Trichoderma koningii, T. viridae, T. harzianum, T. virens dan T. hamatum (Harni,

2014). Selain kemampuannya mengendalikan penyakit tanaman melalui

mekanisme mikoparasit, Trichoderma spp. mampu merangsang peningkatan

hormon pertumbuhan tanaman. Asosiasi antara isolat Trichoderma dengan akar

membantu tanaman dalam mengabsorbsi mineral dari media tumbuhnya

(Widyastuti, 2007).

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh aplikasi berbagai jenis biofungisida Trichoderma spp.

terhadap intensitas serangan penyakit JAP dan tinggi tanaman pada bibit

tanaman karet.

2. Menentukan efektivitas biofungisida yang mengandung Trichoderma spp.

yang mampu menurunkan intensitas serangan penyakit JAP dan meningkatkan

tinggi tanaman pada bibit tanaman karet.

1.3. Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan

pengetahuan tentang biofungisida Trichoderma spp yang mampu menekan

pertumbuhan JAP.

2. Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah mengetahui efektivitas

Trichoderma spp. yang dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati untuk

(3)

3 1.4. Batasan Masalah

1. Percobaan dilakukan di kebun percobaan Balai Penelitian Getas, Salatiga, Jawa

Tengah pada bulan Juli 2016 – Januari 2017.

2. Bibit karet yang digunakan pada penelitian ini adalah klon PB20 umur satu

bulan.

3. Fungisida yang digunakan adalah fungisida sintetik dan biofungisida.

4. Fungisida sintetik yang digunakan berbahan aktif Triadimefon (Bayleton

250EC).

5. Biofungisida yang digunakan berbahan aktif Trichoderma spp. yang berasal dari

Isolat lokal kebun Blimbing dan biofungisida yang dijual umum dipasaran

(TrichoCombiG dan Trico-G).

6. Pada bibit tanaman karet berumur dua bulan diinokulasi JAP dengan Inokulum

JAP yang diperoleh dari Kebun Blimbing PT Perkebunan Nusantara IX.

7. Aplikasi berbagai macam perlakuan pestisida dilakukan pada saat gejala

serangan JAP memasuki nilai skore satu.

8. Penghitungan Intensitas Penyakit akibat serangan JAP berdasarkan skoring

kerusakan.

9. Pengamatan intensitas penyakit dilakukan pada saat 30, 60, 90 dan 120 hari

setelah aplikasi berbagai macam perlakuan.

1.5. Model Hipotetis

Gambar 1.1 Model Hipotetis

X : Perlakuan berbagai macam biofungisida dan fungisida.

Y1 : Intensitas serangan JAP terhadap bibit tanaman karet.

Y2 : Tinggi bibit tanaman karet.

X Y1

Gambar

Gambar 1.1 Model Hipotetis

Referensi

Dokumen terkait

Adalah saya dengan ini mengesahkan bahawa semua maklumat yang diberi adalah benar dan capaian Internet tanpa had yang dimohon adalah berkaitan dengan tugasan rasmi saya.

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Air melalui Penerapan Model Cooperative Tipe Snowball Throwing pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bategede Jepara.. Skripsi

[r]

Untuk mengoptimalkan proses konsultasi akademik yang dilakukan oleh Dosen Penasihat Akademik kepada mahasiswa, mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengingatkan kembali

Dia ditempatkan sebagai objek yang ditekan di satu sisi, tapi dia juga sekaligus sebagai objek yang dipuja, dalam arti sebagai objek erotis kaum laki-laki, yang dipuja

problem based learning berbantu jaring-jaring bongkar pasang dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas belajar matematika siswa dan pengelolaan pembelajaran guru

This means that if examined from the real empirical facts through the perception of students to the state of service majors related to functional value (want

Hasil yang sama dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahman dkk 15, juga didapatkan kadar albumin yang lebih rendah pada anak gizi buruk dengan penyakit