• Tidak ada hasil yang ditemukan

Appendix Fenomena Makam Orang Jepang Di Medan (Studi Kasus Makam Orang Jepang Di Delitua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Appendix Fenomena Makam Orang Jepang Di Medan (Studi Kasus Makam Orang Jepang Di Delitua"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN :

(2)

Gambar (2)

(3)

Gambar (4)

(4)

Gambar (6)

(5)

Gambar (8)

(6)

Gambar (10)

(7)

Gambar (12)

(8)

Gambar (14)

(9)

Gambar (16)

(10)

Gambar (18)

(11)

Gambar (20)

(12)

Gambar (22)

(13)

Gambar (24)

(14)

Gambar (26)

(15)

Gambar (28)

(16)

Gambar (30)

(17)
(18)

Daftar Pertanyaan Wawancara

N

arasumber :

Profesi : Ketua yayasan Pengurus Pemakaman Orang ` Jepang di Medan

Daftar Pertanyaan Wawancara :

1. Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kronologi makam Delitua ini dibangun? 2. Apa alasan dibangunnya makam tersebut?

3. Adakah nilai budaya yang dipegang sehingga pemerintah Jepang memutuskan untuk membangun pemakaman tersebut?

4. Siapa saja yang dimakamkan pada makam tersebut?

5. Apa saja syarat-syarat orang yang boleh dimakamkan di kuburan Delitua tersebut?

6. Bagaimana proses pemakamannya? Adakah ritual-ritual yang dilakukan selama proses pemakaman?

7. Siapa saja yang bekerja pada saat proses pemakaman?

8. Berapa jumlah seluruh makam pada makam di Delitua tersebut? 9. Bagaimana menentukan bentuk makam pada pemakaman tersebut? 10. Apa saja acara-acara pemujaan yang dilakukan?

11. Siapa dan darimana saja yang datang untuk melakukan ziarah atau pemberian kuyo/penyembahan pada makam tersebut?

(19)

14. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk perawatan makam per bulannya? 15. Apa saja usaha yang dilakukan dalam merawat makam tersebut?

16. Adakah acara-acara khusus(formal dan informal) yang berhubungan dengan pemeliharaan makam tersebut?

(20)

Narasumber :

Profesi : Peziarah Pemakaman Orang Jepang di Medan

Daftar Pertanyaan Wawancara :

1. Kapan kegiatan berziarah atau pemberian kuyo biasadilakukan pada makam orang Jepang di Delitua?

2. Siapa saja yang biasanya berziarah atau memberikan kuyo pada makam tersebut?

3. Apa saja perlengkapan yang dibawa untuk berziarah? 4. Apa saja kegiatan selama proses ziarah itu berlangsung?

5. Adakah acara-acara khusus yang dibuat oleh Konsulat Jendral Jepang pada makam orang Jepang di Delitua yang melibatkan peziarah atau keluarga dari orang-orang yang dimakamkan pada makam tersebut?

6. Siapakah yang mengkoordinir acara tersebut?

(21)

Narasumber :

Profesi : Pekerja Pemakaman Orang Jepang di Medan

Daftar Pertanyaan Wawancara :

1. Apa saja kegiatan perawatan yang dilakukan pada makam orang Jepang di Delitua?

2. Berapa kali dalam seminggu perawatan atau pembersihan makam dilakukan?

3. Adakah waktu-waktu khusus yang dilakukan untuk merawat makam tersebut?

4. Siapa saja yang biasanya datang untuk berziarah di pemakaman ini?

5. Apakah persiapan yang dilakukan jika ada orang yang datang untuk berziarah atau memberikan kuyo/persembahan?

Gambar

 Gambar (1)
Gambar (2)
Gambar (4)
Gambar (6)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena kontemporer ini, sangat berbeda dengan prinsip orang Jepang yang saya ketahui selama ini, yaitu mereka lebih memilih hidup terpisah dari orang-tuanya,

masyarakat yang berada di sekitar area makam Syekh Jangkung. Hal. tersebut muncul dari peziarah yang mempunyai nadzar

Perubahan yang terjadi dalam keluarga Jepang menyebabkan orang tua akan menyokong semua kebutuhan anak, meskipun anak-anaknya sudah bekerja mereka akan tetap mendapat

Penelitian ini meneliti para peziarah yang berziarah di makam Pangeran Sukowati Tanon, dari warga sekitar maupun yang datang dari luar daerah, meliputi kehidupan

Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang-orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut,

Di Jepang, yang masuk dalam klasifikasi NEET adalah orang-orang pada usia 15-34 tahun yang tidak bekerja, tidak berperan dalam rumah tangga, tidak terdaftar di sekolah atau

(2) dan apakah peziarah di makam Sunan Kudus sudah tergolong dalam berziarah yang benar menurut sunnah Nabi, sebenarnya belum dikatakan benar namun hanya cara

Artikel ini membahas tentang wisata religi makam Papan Tinggi di Barus, yang merupakan komplek makam tua yang dipercaya sebagai makam ulama penyiar Islam awal, Syekh Mahmud Al-Muhtazam, dan peran masyarakat non-muslim dalam