PARASITE SINGLE
SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG
Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001
JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN
ABSTRAK
Salah satu fenomena sosial menarik di Jepang pada zaman kontemporer adalah parasite
single. Fenomena ini muncul sejak tahun 1990-an, berkaitan dengan fenomena
bankonka (penundaan pernikahan) dan hidup konsumtif. Parasite single merupakan
sebutan kepada laki-laki maupun wanita Jepang lajang yang ingin menikmati hidupnya sendiri dengan tetap tinggal bersama orang-tuanya, dan mereka hidup seperti parasit bagi orang-tuanya. Fenomena ini berbeda dengan prinsip orang Jepang sebelumnya yaitu lebih memilih hidup terpisah dari orang-tuanya, sejak ia masuk ke perguruan tinggi. Faktor utama yang melatarbelakangi mereka menjadi parasite single adalah faktor ekonomi, Dengan menjadi parasite single mereka bisa hidup lebih baik secara ekonomi dan dapat hidup bermewahan dengan gaji mereka sendiri.
Kata kunci: parasite single, fenomena sosial Jepang, zaman kontemporer,
ABSTRACT
One of the interesting social phenomenon in Japan in the contemporary era is a
parasite singles. This phenomenon has emerged since the 1990's, deals with the
phenomenon “bankonka” (postponement of marriage) and consumptive life. Parasite
singles are called to the single Japanese men and women who want to enjoy his own life
while living with his/her parents, and live like parasites for his/her parents. This
phenomenon is different from the principles of the previous Japanese, who prefer to live
apart from his/her parents, since he/she went to college. The main factor of this
parasite singles phenomenon is economic factor. The parasite singles want to live
better economically, and they can live luxurious with his/her own money.
PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA KONTEMPORER DI JEPANG
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Jepang mengalami kemajuan ekonomi yang pesat pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Hal ini membuat Jepang menjadi salah satu negara kaya di dunia. Keadaan Jepang dengan ekonomi yang mapan, mempengaruhi cara hidup masyarakatnya, terutama perempuan. Perempuan yang selama ini lebih banyak berada di rumah dan tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi, lebih banyak mendapat kesempatan untuk bekerja dan bersekolah hingga ke pendidikan tinggi. Hal ini mengakibatkan bertambah banyaknya perempuan dengan riwayat pendidikan yang tinggi dan dapat berdiri sendiri, dan ini dianggap sebagai faktor penyebab menurunnya angka pernikahan di Jepang.
Pada awalnya, wanita Jepang lebih memilih cepat menikah, karena pernikahan dianggap sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Bahkan setelah Restorasi Meiji, jumlah wanita menikah meningkat karena sistem ie dilegalkan pada saat itu. Tetapi, sejak tahun 1990, terjadi perubahan pandangan wanita terhadap pernikahan, terutama mereka yang berumur 20-30 tahun-an. Selain jumlah wanita pada umur 20-30 tahun-an lebih sedikit daripada laki-laki, mereka tidak lagi memandang pernikahan sebagai jalan yang dapat memberikan kebahagiaan hidup. Hal ini terlihat dalam data statistik berikut, yang diambil dari buku “Mikonka no shakaigaku” (1995), yang ditulis oleh Terue Ohasi, dan The Asahi Shinbun
Tabel 1.1 Perubahan pandangan wanita Jepang terhadap pernikahan
1972 1979 1984 1987 1990
20代 30代 40代 50代 60代以上
いっ も女性 幸福 結婚 あ 結婚し 方 い 40% 32.5% 30% 28% 2% 8% 12% 18% 21%
精神的 も経済的 も安定す 結婚し 方 い 20% 24% 22% 24% 6% 6% 9% 10% 11%
人間 あ 以上当然 こ 結婚し 方 い 20% 17% 18% 18% 14% 16% 20% 25% 30%
個人 自由、 も い ― ― ― ― 35% 37% 26% 20% 12%
無理 結婚し く も い ― ― ― ― 37% 27% 24% 16% 12%
一人立 結婚し く も い 12% 23% 24% 25% 4% 4% 8% 7.5% 7%
自由 束縛す 、結婚し い方 い 1% 1% 1% 1% 1% 0.8% 0.8% 0.8% 0.8%
わ い 6% 5% 4.8% 4% ― 1.5% 1.8% 2% 2.5%
Sumber : 未婚化の社会学 berdasarkan data 総務庁統計局 (General Affairs Department)
Tabel 1.2 Jumlah Wanita dan Laki-laki umur 20-30 tahun-an (10/1/2002)
Wanita Laki-laki Total
20 – 24 3.910 4.102 8.012
25 – 29 4.645 4.786 9.431
30 – 34 4.699 4.794 9.492
35 – 39 4.099 4.163 8.262
Sumber : The Asahi Shinbun, Japan Almanac 2004 (p.27)
Perubahan pandangan wanita terhadap pernikahan pada umur 20-30 tahun-an ini, menyebabkan gejala sosial baru di Jepang, yaitu bankonka (晩婚化). Bankonka adalah gejala
bagi orang-tuanya. Fenomena ini, semakin banyak muncul sejak tahun 1990-an, dan disebut dengan parasite single.
Fenomena kontemporer ini, sangat berbeda dengan prinsip orang Jepang yang saya ketahui selama ini, yaitu mereka lebih memilih hidup terpisah dari orang-tuanya, sejak ia masuk ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, saya merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fenomena parasite single ini .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari parasite single ?
2. Apakah latar belakang mereka memilih untuk menjadi parasite single ?
3. Bagaimanakah kehidupan parasite single di Jepang, pada tahun 1990an dan saat ini?
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan masalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengertian parasite single.
2. Mengetahui latar belakang mereka memilih untuk menjadi parasite single.
3. Mengetahui kehidupan parasite single di Jepang, pada tahun 1990-an hingga saat ini.
2. Pembahasan