ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN PERTAHANAN
Diajukan Untuk Melengkapi salah satu Persyaratan menjadi Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Industri
Disusun oleh :
Nama
: Supartini
Nomor Pokok : 207. 415. 060
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI (S-1)
FAKULTAS TEKNIK
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN PERTAHANAN
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri
Disusun oleh :
Nama
: Supartini
Nomor Pokok : 207. 415. 060
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI (S-1)
FAKULTAS TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan telah menimbulkan
kompleksitas masalah. Tantangan tersebut harus dihadapi dengan melakukan
perubahan paradigma dan perbaikan manajemen pada setiap organisasi,
dimana dengan menempatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
prioritas. Fokus pembinaan manajemen terkait dengan pembinaan SDM
adalah output yang dapat dihasilkan SDM tersebut.
Fokus pembinaan MSDM tersebut di atas hanya dapat diwujudkan
dengan memberikan modal/bekal bagi pegawai untuk meningkatkan
kemampuannya sehingga dapat diharapkan di masa depan akan menghasilkan
produktivitas kerja yang tinggi. Banyak faktor yang turut mempengaruhi
tingkat produktivitas kerja pegawai dan organisasi, baik dikarenakan faktor
internal maupun eksternal, tetapi tetap saja SDM harus menjadi titik sentral
pembinaan manajemen.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) adalah institusi pemerintah yang
diberi kewenangan dalam menentukan kebijakan bidang pertahanan negara.
Kementerian ini merupakan institusi yang unik, karena diawaki oleh personil
Keberhasilan suatu organisasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
dapat dilihat dari kualitas kinerja organisasi tersebut. Kinerja organisasi
tersebut ditentukan beberapa faktor antara lain kinerja (performance) dari pegawainya.
Kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
kepemimpinan, tingkat disiplin pegawai, motivasi kerja, tingkat
kesejahteraan, pola pembinaan karier, diklat, budaya organisasi dan lain-lain.
Menurunnya kinerja pegawai pada akhirnya akan menghambat tercapai
peningkatan kinerja organisasi dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran
organisasi.
Pada beberapa tahun terakhir ini, semakin nyata terlihat bahwa para
pimpinan kurang dapat berperan sebagai fasilitator dan katalisator bagi
peningkatan kinerja pegawai. Cara-cara dan gaya kepemimpinan yang tidak
demokratis dan terkesan hanya menonjolkan arogansi dan ego pribadi turut
menjadi penyebab menurunnya kinerja para pegawai. Inkonsistensi peraturan
pemerintah dan kebijakan pimpinan seringkali membuat para pegawai
menjadi bingung dan ragu-ragu dalam mengerjakan tugas-tugasnya, karena
inkonsistensi dari peraturan dan kebijakan tersebut.
Berdasarkan pada pengamatan penulis di tempat penulis berdinas,
realita yang tampak saat ini adalah terdapat kecenderungan penurunan kinerja
pegawai, khususnya PNS. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah
tugas-tugas yang diberikan pimpinan kepada pegawai belum dapat
PNS sering meninggalkan kantor (tanpa alasan yang jelas) pada saat jam
kerja. Data yang dapat dipakai untuk menguatkan hasil pengamatan di atas
dari Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan DP3 PNS
Pusdatin Kemhan pada tiga tahun terakhir menunujukkan hasil yang kurang
memuaskan. Bukti yang paling sering dijumpai bahwa proses administrasi
pergeseran dan/atau mutasi pegawai serta masalah urusan pangkat dan jabatan
masih terkesan lambat dan kurang transparan artinya belum didasarkan atas
kompetensi dan latar belakang pendidikan dan kemampuan pegawai yang
bersangkutan. Diantara banyak faktor penyebab tersebut, pada penelitian ini,
penulis mencoba meneliti sebagian dari faktor tersebut yaitu kepemimpinan,
disiplin dan motivasi kerja. Alasan penulis untuk memilih tiga faktor ini
sebagai fokus pada penelitian ini antara lain : bahwa kepemimpinan memiliki
nilai strategis dalam menentukan arah perkembangan suatu organisasi dan
pemimpin mempunyai kewenangan luas dalam menentukan perkembangan
karier para pegawai, khususnya PNS. Tingkat disiplin para pegawai terutama
PNS sangat menentukan bagaimana kualitas kinerja PNS yang bersangkutan.
PNS yang memiliki disiplin kerja yang tinggi umumnya lebih berhasil dalam
tugas dan perkembangan kariernya lebih cepat dibandingkan PNS yang
kurang disiplin.
Motivasi kerja pegawai, khususnya PNS juga menentukan kinerja PNS
tersebut. Motivasi kerja baik yang bersumber dari dalam diri sendiri (internal)
maupun faktor eksternal menjadikan para PNS memiliki semangat dan
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan adanya penelitian untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan, disiplin dan motivasi
kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pusat Data dan
InformasiKementerian Pertahanan.
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Menurunnya kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
1.2.2 Kepemimpinan yang kurang transparan dan responsif terhadap
perubahan dan tuntutan manajemen birokrasi modern saat ini justru
menjadi kontraproduktif bagi kelancaran hubungan kedinasan dan
hubungan interpersonal antar anggota Pusdatin Kemhan.
1.2.3 Banyak PNS memiliki motivasi kerja yang rendah sehingga setiap
tugas yang diberikan pimpinan cenderung tidak menghasilkan hasil
kerja yang memuaskan.
1.2.4 Kualitas disiplin kerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan masih
rendah, dikarenakan beberapa faktor antara lain inkonsistensi
kebijakan pimpinan serta faktor internal pegawai dan lain
sebagainya.
1.2.5 Kebijakan-kebijakan yang tidak konsisten dari pimpinan di Pusdatin
Kemhan menyebabkan terjadinya kegamangan pegawai dan
1.2.6 Motivasi kerja para PNS Pusdatin Kemhan masih kurang memenuhi
harapan (relatif rendah).
1.2.7 Penempatan pegawai yang kurang sesuai dengan kemampuan dan
latar belakang pendidikan menyebabkan para pegawai tidak mampu
menunjukkan kinerja dengan baik.
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepemimpinan, disiplin dan
motivasi kerja terhadap kinerja PNS Pusdatin Kemhan.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas,
dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut :
1.4.1 Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja PNS
Pusdatin Kemhan ?
1.4.2 Seberapa besar pengaruh disiplin terhadap kinerja PNS Pusdatin
Kemhan?
1.4.3 Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja PNS
Pusdatin Kemhan ?
1.4.4 Seberapa besar pengaruh kepemimpinan, disiplin dan motivasi kerja
1.4.5 Seberapa besar pengaruh kepeminpinan dan motivasi kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja PNS Pusdatin Kemhan.
1.4.6 Seberapa besar pengaruh disiplin dan motivasi kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja PNS Pusdatin Kemhan.
1.4.7 Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja PNS Pusdatin Kemhan.
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan, disiplin dan motivasi kerja terhadap kinerja PNS
Pusdatin Kemhan, baik dalam korelasi parsial maupun berganda.
1.5.2 Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis untuk dapat lebih memahami kompleksitas
manajemen SDM dan organisasi dan sekaligus dapat bermanfaat
dalam pengembangan tugas-tugas di tempat penulis bertugas saat ini.
b. Diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi pimpinan
dan/atau pejabat personalia dalam upaya pembinaan organisasi dan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Yang Mendukung
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian manajemen berasal bahasa Inggris management yang artinya “mengatur atau mengelola”. Sedangkan manajemen sumber daya manusia mempunyai pengertian suatu ilmu yang mengatur atau mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagai bagian dari bidang manajemen memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Tidak seperti bidang lainnya, manajemen SDM memiliki cakupan permasalahan yang sangat kompleks.
Definisi dan Peran MSDM
Beberapa pendapat para ahli manajemen mengenai pengertian MSDM antara lain : Hasibuan memberikan pengertian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efisien unutk mencapai tujuan tertentu.
Konsep-konsep yang digunakan sebagai titik tolak berpikir dan bertindak dalam merumuskan kebijaksanaan yang menyangkut manusia dalam organisasi, serta praktek-praktek yang diterapkan, yang menyangkut kehidupan berkarya dalam organisasi.
Mengingat MSDM merupakan bagian dari manajemen,maka pengertian MSDM dapat disimpulkan sebagai berikut : “Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaaan tenaga kerja, melakukan pengembangan, memberikan kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemisahan pegawai melalui proses-proses manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
Untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi yang diharapkan, maka keberadaan dari SDM dapat dioptimalkan peran dan fungsi strategisnya. Secara umum peran MSDM dapat dikelompokkan dalam tiga peran utama, yaitu ; 1) peran administrasi, 2) peran operasional dan 3) peran strategis (Mathis and Jackson, 2000, 22). Masing-masing peran tersebut memiliki fokus atau konsentrasi, rentang waktu dan jenis kegiatan yang berbeda-beda.
kerja, mengembangkan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola orientasi, pelatihan dan pengembangan serta perencanaan dan pengembangan karir pegawai, mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola, penahanan dan pergantian, penilaian kinerja, kompensasi dan benefit dan hubungan tenaga kerja dan manajemen.
Sumber : Yuli, 2005 : 19 Gambar 1. Proses Manajemen SDM
Yuli (2005, 18) seperti yang tergambar pada Gambar 1 di atas menyebutkan bahwa beberapa persoalan penting terkait dengan proses MSDM menyangkut :
a. Penarikan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola perencanaan, rekrutmen dan seleksi tenaga kerja.
b. Mengembangkan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola orientasi, pelatihan dan pengembangan serta perencanaan dan pengembangan karir pegawai.
Perencanaan SDM
Pelatihan dan Pengembangan
Seleksi Rekrutmen
Sosialisasi
Promosi, Transfer, Demosi dan PHK Penilaian
c. Mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas, pengelola penahanan dan pergantian, penilaian kinerja, kompensasi dan benefit serta hubungan tenaga kerja dengan manajemen.
Selanjutnya menjelaskan tahapan proses manajemen SDM sesuai skema di atas sebagai berikut :
a. Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana manajer menjamin bahwa organisasi memilik jumlah dan jenis tenaga yang tepat di tempat-tempat yang tepat (right man on the right place) dan pada saat yag tepat, yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menolong organisasi tersebut mencapai sasaran-sasaran secara keseluruhan secara efektif dan efisien. Dalam pengertian praktis, semua manajer harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung jawab mereka selalu diisi dengan orang-orang yang berkemampuan yang dapat melakukannya secara tepat.
b. Perekrutan Pegawai
kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, proses seleksi, penempatan dan orientasi tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja bertujuan menyediakan tenaga kerja yang cukup agar manajer dapat memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.
c. Seleksi
Seleksi adalah proses untuk memuaskan apakah calon yang sudah melamar dapat diterima atau tidak. Dalam kenyataannya, proses seleksi seringkali tidak obyektif sehingga berdampak pada kualitas SDM organisasi. Para manajer SDM menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan penerimaan pegawai baru. Tujuan dari proses seleksi adalah untuk memilih pegawai yang cocok dengan pekerjaan dan organisasi. Pada dasarnya seleksi dilakukan untuk memberikan masukan bagi organisasi dalam rangka mendapatkan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi.
d. Sosialisasi atau Orientasi
mereka dan aspek-aspek kunci dari organisasi secara keseluruhan.
Lebih lanjut, langkah ini melibatkan upaya memperjelas misi dan kultur organisasi, menjelaskan sasaran pengoperasian dan harapan pekerjaan, mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur dan mengidentifikasikan personil kunci.
e. Pelatihan dan pengembangan.
Program pelatihan (training) bertujuan untuk memperbaiki penguasaan sebagai keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu untuk kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya siap memangku jabatan tertentu dimasa yang akan datang. Pengembangan bersifat lebih luas karena menyangkut banyak aspek seperti peningkatan dalam keilmuan, wawasan dan kemampuan, sikap serta kepribadian. Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi “gap” antara kecakapan pegawai dengan permintaan jabatan, selain itu juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran tugas.
f. Penilaian Prestasi
lakukan, maka perlu dilakukan evaluasi atau penilaian atas prestasi mereka. Prestasi kerja (job performance) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk mengetahui apakah karyawan telah bekerja sesuai dengan standar-standar yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila karyawan telah memenuhi standar yang ditetapkan, maka karyawan itu berarti memiliki prestasi yang baik, demikian juga sebaliknya.
g. Promosi, Transfer dan Demosi
manakala tugas-tugas yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
2.1.2 Kepemimpinan
Keberhasilan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting adalah peran pemimpin sebagai pengarah dan pengendali juga sangat menentukan. Pentingnya pemimpin dalam suatu organisasi terungkap dari penyataan bahwa untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas dan fungsi manajemen.
Fungsi Sebagai Juru Bicara. Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai penghubung antara organisasi dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan. Peran ini sangat penting karena disadari bersama bahwa tidak ada satupun organisasi yang dapat hidup tanpa bantuan pihak lain. Konsekuensi logis dari fungsi ini adalah bahwa seorang pemimpin harus mengetahui bukan saja bagaimana merumuskan kebijakan strategik, akan tetapi juga berbagai keputusan lain yang telah diambil oleh level pimpinan yang lebih rendah. Bahkan lebih dari itu, dituntut pula pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan yang berlangsung dalam organisasi. Pengetahuan yang demikian akan memungkinkannya memberikan penjelasan yang diperlukan sedemikian rupa sehingga berbagai sasaran yang telah ditetapkan akan tercapai.
. Teori-teori Kepemimpinan, teori pertama kali diperkenalkan oleh Fiedler pada tahun 1967, yang mengambil pendekatan mencoba mencocokan pemimpin dengan situasi dimana ia akan sukses. Model kontingensi yang dihasilkan menyatakan bahwa keefektifan seorang pemimpin tergantung dari tiga variabel yaitu : struktur kebutuhan pemimpin tersebut, apakah ia mempunyai motivasi pribadi untuk pencapaian tugas atau pemuasan kebutuhan antar pribadi. Pilihan seorang pemimpin akan berorientasi pada tugas atau pada orang diukur dengan alat ukur yang dinamakan timbangan Least Preferred Coworker (LPC-rekan kerja yang paling tidak disukai).
2.1.3 Disiplin Kerja
Pembahasan disiplin kerja pegawai dalam MSDM berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, luput dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang haris dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mndorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.
kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.
Tindakan ini efektif atau pelanggaran terhadap pedoman normatif yang berlaku merupakan salah satu bentuk nyata dari tindakan ketidak-disiplinan para pegawai yang tentunya merugikan perusahaan. Oleh karena itu, agar kelangsungan kerja perusahaan terjaga dan produktivitas mencapai target yang diharapkan, para pegawai perlu memperoleh pembinaan disiplin kerja yang langgeng dan merupakan fungsi yang harus dilaksanakan menajemen pegawai maupun manajemen pada semua hierarki perusahaan.
Pembinaan disiplin kerja yang terus-menerus dilakukan manajemen agar para pegawai termotivasi tidak melakukan tindakan disiplin bukan karena adanya sanksi, tetapi didorong oleh kedisiplinan yang timbul dari diri sendiri.
Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja sebenarnya sangatlah sulit menetapkan tujuan rinci mengapa pembinaan disiplin kerja perlu dilakukan oleh manajemen. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama pembinaan disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan.
2.1.4. Motivasi Kerja
antara lain dengan memberikan motivasi kepada bawahan agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang diterapkan. Motivasi atau dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan. Menurut Liang Gie, motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh orang-orang tersebut. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja antara lain atasan, kolega, sarana fisik, kebijaksanaan, peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi pula oleh kepentingan pribadi dan kebutuhannya masing-masing.
tersusun secara hierarki dari tingkat yang paling mendasar sampai tingkat yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkat yang paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah, dicantumkan berbagai kebutuhan yang bersifat biologis. Pada tingkat yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan yang bersifat sosial dan pada tingkat yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
2.1.5. Kinerja PNS
Pengertian kinerja secara umum dapat dikatakan sebagai besarnya kontribusi atau hasil yang dicapai akan diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan atau sasaran-sasaran organisasi atau organisasi dimana ia bekerja.
“Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat diciptakan oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan perusahaan yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.
sekelompok pegawai dan atasannya mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja pegawai yang lain pula. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja yang diciptakan pegawai untuk organisasi berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab serta motivasi yang dimiliki. Atau dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja pegawai yang terukur atau perbandingan antara output dengan input.
Metode Penilaian Kinerja Pegawai. Metoda penilaian prestasi kerja pada umumnya dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni metoda penilaian yang berorientasikan waktu yang lalu dan metoda penilaian yang berorientasi pada waktu yang akan datang.
Metoda peninjauan lapangan penilaian ini dilakukan dengan cara para penilai atau pimpinan langsung kelapangan untuk menilai prestasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara :
Pertama. Dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan supervisi.
Dalam supervisi, para penilai atau pimpinan dapat melakukan penilaian terhadap kerja para karyawan.
Kedua. Secara sengaja dan terencana para penilai mendatangi
Unsur-unsur Penilaian Kinerja PNS. UU No, 34 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian menjelaskan bahwa beberapa unsur yang perlu diperhatian dalam menyusun Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3) sebagai acuan penilaian prestasi kerja PNS sebagai berikut :
a. Kesetiaan. Tekat dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
b. Prestasi kerja. Kinerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
c. Tanggung jawab. Kesanggupan seorang pegawai dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya.
d. Ketaatan. Kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditetapkan organisasi ataupun pemerintah baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
f. Kerjasama. Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
g. Prakarsa. Kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari menajemen lainnya.
h. Kepemimpinan. Kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah seberapa besar kontribusi hasil kerja yang dapat diberikan pegawai (perorangan maupun kelompok) bagi organisasi dalam upaya mewujudkan tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawabnya, dimana kinerja sendiri akumulasi dari beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
2.2 Kerangka Pemikiran
diasumsikan dapat ditingkatkan apabila manajemen pembinaan pegawai dan organisasi dapat dioptimalkan sehingga mampu meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi sebagai upaya mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan arah perkembangan pembinaan pegawai maupun organisasi. Pemimpin memiliki peran sentral dan strategis dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang mampu mengoptimalkan kinerja pegawai dan organisasi. Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga faktor yang diasumsikan menentukan peningkatan kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan yaitu kepemimpinan, disiplin dan motivasi kerja. Adapun kerangka pemikiran yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :
2.2.1 Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan. Pemimpin sebagai elemen yang sentral dan strategis bagi implementasi budaya organisasi. Apabila seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tidak dapat beradaptasi atau bertentangan dengan budaya organisasi yang berlaku diyakini akan mempengaruhi kinerja organisasi.
disiplin tinggi pasti memiliki dedikasi kerja yang tinggi sehingga prestasi kerjanya akan lebih baik.
2.2.3 Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan. PNS dengan motivasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Motivasi kerja PNS tersebut bersumber dari diri sendiri (internal) maupun luar dirinya (eksternal).
2.2.4 Pengaruh kepemimpinan dan disiplin terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan. Kedua faktor tersebut (kepemimpinan dan disiplin) jika berkontribusi secara bersama diasumsikan akan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap peningkatan kinerja PNS.
2.2.5 Pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan. Pemahaman nilai-nilai budaya yang baik dari seluruh anggota organisasi dan gaya kepemimpinan yang cocok dengan budaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi.
tersebut akan bekerja dengan nyaman, gembira yang bertanggung jawab, kreativitas kerjanya memadai.
2.2.7 Pengaruh kepemimpinan, disiplin dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan. Ketiga faktor di atas secara bersama-sama diyakini sangat menentukan bagi peningkatan kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
Kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan dalam gambar berikut :
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
2.3 Rumusan Hipotesis
Adapun rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.3.1 Diduga terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
KEPEMIMPINAN
5
1
DISIPLIN
MOTIVASI KERJA
KINERJA PNS 4
2
6
3
2.3.2 Diduga terdapat pengaruh disiplin terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
2.3.3 Diduga terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
2.3.4 Diduga terdapat pengaruh kepemimpinan dan disiplin secara bersama-sama terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
2.3.5 Diduga terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
2.3.6 Diduga terdapat pengaruh disiplin dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja PNS di lingkungan Pusdatin Kemhan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Konseptual
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan kinerja organisasi dan kinerja pegawai
dalam suatu organisasi. Bagaimana seorang pemimpin
melaksanakan tugas dan fungsi manajemennya dengan baik, diterima
oleh seluruh anggota organisasi dan cocok dengan kondisi
lingkungan organisasi tersebut (model kepemimpinannya ideal bagi
organisasi tersebut).
Disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan
taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan menerima
sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
Motivasi kerja adalah dorongan semangat kerja dari para pegawai
yang timbul dalam diri sendiri (internal) maupun di luar diri pegawai
(eksternal). Motivasi kerja seorang pegawai sangat penting, karena
tanpa motivasi kerja yang tinggi seorang pegawai tidak akan mampu
3.1.2 Definisi Operasional
Agar konsep data diteliti secara empiris maka konsep tersebut harus
dioperasionalisasikan dengan cara mengubahnya menjadi variabel
atau sesuatu yang mempunyai nilai. Penjelasan definisi operasional
dari variabel-variabel penelitian ini sebagai berikut :
a. Kepemimpinan adalah skor motivasi kerja yang diukur melalui
kemampuan seorang pemimpin dalam memainkan perannya
dalam organisasi. Kemampuan tersebut terlihat dari model
kepemimpinan yang diterapkan, apakah cocok dan dapat
diterima oleh mayoritas anggota di organisasi tersebut untuk
mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
b. Disiplin kerja adalah skor penilaian disiplin kerja yang diukur
melalui dimensi disiplin pribadi (rasa memiliki terhadap
organisasi, peraturan/kebijakan dan dedikasi & loyalitas) dan
reward and punishment (pembinaan disiplin, penerapan sanksi
dan penghargaan).
c. Motivasi kerja adalah skor penilaian motivasi kerja yang diukur
melalui dimensi eksternal (keteladanan pimpinan, lingkungan
kerja dan penghargaan) dan internal (kebutuhan,
d. Kinerja adalah skor penilaian kinerja yang diukur melalui mutu
kerja, pengembangan pegawai, pengetahuan jabatan, peralatan,
efisiensi, efektifitas, loyalitas, tanggungjawab dan semangat.
3.1.3 Pengukuran Variabel
a. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu kinerja
organisasi dan variabel bebas meliputi kepemimpinan, disiplin
dan motivasi kerja.
b. Instrumen penelitian kepemimpinan (X1), disiplin (X2),
motivasi kerja (X3) dan kinerja organisasi (Y) berupa kuisioner
dengan scoring model Likert yang diisi oleh responden pada
kuisioner yang dibagikan. Skala Likert terdiri dari 5 (lima)
skala yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R),
Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Tabel 1. Pembobotan Nilai Untuk Jawaban Responden Terhadap Kuisioner
Pilihan Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
c. Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel bebas
dan terikat dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas.
Variabel Dimensi Indikator Butir Pernyataan Jumlah Pernyataan - Kepemimpinan
partisipatif/demo-- Pendelegasian wewenang dan kete ladanan - Iklim kerja sehat
11, 13
- Rasa memiliki thd organisasi
Variabel Dimensi Indikator Butir Pernyataan Jumlah Pernyataan Kinerja
PNS (Y)
Hasil Kerja - Mutu kerja - Pengembangan pegawai - Disiplin - loyalitas - Tanggung jawab - Semangat
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah para PNS Pusdatin Kemhan yang
berjumlah 122 orang. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan
cara acak proporsional (proportional random sampling) sejumlah orang yang
ditentukan dengan rumus Slovin (Azhari, 1992 : 53). Pada penelitian
ini, penulis menggunakan e = 10% sehingga :
N
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian (orang)
No Golongan
Populasi/Pendidikan (orang) Sampel (orang)
<SMU D3/S-1 S-2 Jumlah Rumus Jumlah
1 Gol IV a/b - 1 1 2 2/122X 55 1
2 Gol III 25 19 4 48 48122 X 55 22
3 Gol II 51 8 - 59 59/122 X 55 26
4 Gol I 4 - - 4 4/122 X 55 2
5 Capeg 8 1 - 9 9/122 X 55 4
T o t a l 30 47 20 122 - 55
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Data yang dikumpulkan berupa data yang terdiri dari data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian berupa
kuisioner atau angket dari 50 orang responden terpilih.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari informasi-onformasi yang disediakan oleh
unit atau lembaga-lembaga yang ada.
3.3.2 Dalam melakukan pengumpulan data penulis menggunakan metode
a. Riset lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung kepada
obyek penelitian dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :
Wawancara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak terkait dalam penelitian secara sistematis berdasarkan
Kuisioner pengumpulan data primer diperoleh melalui daftar tanya jawab yang diajukan kepada pihak yang berhubungan langsung
dengan masalah yang akan diteliti. Kuisioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner tertutup yang sudah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Riset
Kepustakaan (Library Research) . Pengumpulan data dengan
penelitian secara teoritis kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori
yang berhubungan dan mendukung pemecahan permasalahan
penelitian.
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Analisis data dan pengujian hipotesis dilaksanakan dengan metode
korelasi dan regresi dengan uji persyaratan validitas/reliabilitas dan statistik
deskriptif untuk skor keempat instrumen.
3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sugiyono (2004, 137 – 154) menjelaskan bahwa uji validitas dan
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan
dalam kuisioner sudah valid dan reliabel, sehingga bisa mengukur
faktor-faktornya. Butir-butir pernyataan dikatakan valid bila rhitung >
rtabel dan reliabel bila ralpha > rtabel. Pada output SPSS akan tampak
bahwa pada analisis validitas nilai rhitung adalah nilai yang terdapat
pada kolom Corrected Total-Item Correlation. Sedangkan untuk
untuk item pertaanyaan yang bebar-benar valid. Kedua uji ini
menggunakan perhitungan nilai r hitung sesuai dengan rumus
korelasi yang dibandingkan dengan nilai r tabel untuk setiap item
pertanyaan angket penelitian dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sementara untuk analisis reliabilitas, nilai
rhitung didasarkan dengan perhitungan teknik belah dua dari Spearman
Brown (split half) dengan rumus :
2 rb
ri = --- 1 + rb
Sumber : Sugiyono (2004, 141 – 154).
dimana :
ri : reliabilitas internal seluruh instrumen
rb : korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
3.4.2 Analisis Regresi Berganda
Dalam teknik statistik, regresi dimaksudkan untuk memprediksi
seberapa besar nilai kinerja PNS sebagai variabel terikat apabila nilai
variabel kepemimpinan, disiplin dan motivasi kerja sebagai variabel
bebas dirubah dengan model persamaan regresi. Adapun rumus
persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
dimana :
a : konstanta regresi linier berganda
b1X1 : koefisien regresi variabel kepemimpinan (X1)
b2X2 : koefisien regresi variabel disiplin (X2)
b3X3 : koefisien regresi variabel motivasi kerja (X3)
Untuk menguji hipotesis, dimana dinyatakan adanya pengaruh secara
bersama-sama antar variabel kepemimpinan, disiplin dan motivasi
kerja terhadap kinerja PNS, maka korelasi ganda R y X1, X2, X3 dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
b1X1Y + b2X2Y + b3X3Y Ry (1,2,3) = --- Y2
Sumber : Sugiyono (2004, 225); (1999, 218)
dimana :
R y X1 X2 X3 : Korelasi ganda antara X1, X2 dan X3 secara
bersama-sama terhadap variabel Y
ry X1 : Korelasi sederhana antara X1 dengan Y
ry X2 : Korelasi sederhana antara X2 dengan Y
ry X3 : Korelasi sederhana antara X3 dengan Y
Dari rumus di atas dapat diketahui hubungan/tidak adanya hubungan
antar variabel bebas (X) seperti variabel kepemimpinan, disiplin dan
motivasi kerja dengan variabel terikat kinerja PNS (Y), untuk dapat
memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan itu maka dapat
Tabel 4. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,00
Sangat Lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, 2004 : 214
Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi dengan
mengkwadratkan nilai R (R2) atau dapat juga dihitung dengan
menggunakan rumus :
¦ ei2 R2 = 1 - ---
¦ yi2 dimana :
R2 : koefisien determinasi ei : standar error
yi : Y sample
¦ ei2/ (n – 1) R2 Adjusted = 1 - ---
¦ yi2/ (n – k) dimana :
R2 Adjusted : koefisien determinasi untuk tiga atau lebih variabel bebas
ei : standar error yi : Y sample
n : jumlah sampel k : jumlah variabel
R2/k F = ---
(1 - R2 ) (n – k – 1) Sumber : Sugiyono (2004, 223)
dimana :
R2 : Koefisien korelasi berganda k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel
F : Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel.
Adapun formulasi hipo sebagai berikut :
Ho : E1 = E2 = E3 = 0, tidak pengaruh variabel X1X2 X3terhadap variabel Y
Ha : E1z E2 z E3 , variabel X1X2 X3berpengaruh terhadap variabel Y Dengan dasar pengambilan keputusan :
x Apabila Fhitung > F tabel maka Ha diterima atau Ho ditolak, sebaliknya
x Apabila Fhitung < F tabel maka Ho diterima atau Ha ditolak.
Sementara untuk menguji signifikansi parsial pengaruh dari X1, X2,
X3terhadap variabel Y digunakan uji t sebagai berikut :
bj thitung = ---
sbj
dimana :
t hitung : nilai
bj : koefisien regresi
sbj : standar error of regression coefficient
x Apabila t hitung > t tabel maka Ha diterima atau Ho ditolak, sebaliknya
x Apabila thitung < t tabel maka Ho diterima atau Ha ditolak.
Pada penelitian ini seluruh pengolahan data dan analisis dilakukan
dengan menggunakan piranti lunak (software) SPSS (Statistical
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Instrumen Penelitian
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir
pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari
butir pertanyaan yang ada dalam sudah valid dan reliabel. Jika
butir-butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel berarti butir-butir-butir-butir
pertanyaan tersebut sudah bisa untuk mengukur faktor-faktornya.
a. Validitas
Dalam penelitian ini analisis validitas dilakukan terhadap
instrumen penelitian variabel Kepemimpinan, Disiplin, Motivasi
kerja dan Kinerja pegawai adalah sebagai berikut : dengan bantuan
sofware SPSS yang dapat dilihat pada lampiran 2,
Dasar pengambilan keputusan adalah :
- Jika r hasil > r tabel, maka pernyataan valid
- Jika r hasil < r tabel, maka pernyataan tidak valid
r tabel = 0,374, sedangkan r hasil dilihat dari kolom Corrected
Dalam penelitian ini analisis validitas dilakukan terhadap instrumen
penelitian variabel Kepemimpinan, Disiplin, Motivasi kerja, dan
kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
1) Variabel Kepemimpinan
Dengan melalui masukan responden 30 orang, taraf
signifikansi = 5% maka diperoleh hasil seperti perolehan r
hitung sebagai berikut :
Tabel 5. r hitung uji validitas variabel Kepemimpinan (X1)
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 1 0,605 0,374 Valid
2 2 0,722 0,374 Valid
3 3 0,744 0,374 Valid
4 4 0,826 0,374 Valid
5 5 0,799 0,374 Valid
6 6 0,816 0,374 Valid
7 7 0,654 0,374 Valid
8 8 0,717 0,374 Valid
9 9 0,774 0,374 Valid
10 10 0,711 0,374 Valid
11 11 0,763 0,374 Valid
12 12 0,745 0,374 Valid
13 13 0,804 0,374 Valid
14 14 0,714 0,374 Valid
15 15 -0,79 0,374 Tidak Valid
16 16 0,745 0,374 Valid
17 17 0,804 0,374 Valid
18 18 0,714 0,374 Valid
19 19 0,131 0,374 Tidak Valid
20 20 0,639 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
Dari 20 pernyataan ternyata hanya 18 pernyataan valid.
pernyataan yang tidak valid (pernyataan ke 15 dan 19),
hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6. r hitung uji validitas variabel Kepemimpinan (X1) pada
putaran ke 2 Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 1 0,652 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
2) Variabel Disiplin
Tabel 7. r hitung uji validitas variabel Disiplin (X2)
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Nomor Butir -butir Pertanyaan
r hitung r tabel
Keterangan
14 14 0,478 0,374 Valid
15 15 0,654 0,374 Valid
16 16 0,833 0,374 Valid
17 17 0,744 0,374 Valid
18 18 0,273 0,374 Tidak Valid
19 19 0,803 0,374 Valid
20 20 0,687 0,374 Valid
Dari 20 pernyataan ternyata hanya 18 pernyataan valid. Maka
dilakukan uji putaran kedua dengan membuang pernyataan
yang tidak valid (pernyataan ke 10 dan 18), hasilnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. r hitung uji validitas variabel Disiplin (X2) pada putaran
ke 2
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 1 0,744 0,374 Valid
2 2 0,720 0,374 Valid
3 3 0837 0,374 Valid
4 4 0,767 0,374 Valid
5 5 0,678 0,374 Valid
6 6 0,688 0,374 Valid
7 7 0,545 0,374 Valid
8 8 0,603 0,374 Valid
9 9 0,404 0,374 Valid
10 10 0,758 0,374 Valid
11 11 0,793 0,374 Valid
12 14 0,824 0,374 Valid
13 15 0,497 0,374 Valid
14 17 0,684 0,374 Valid
15 18 0,822 0,374 Valid
16 19 0,705 0,374 Valid
17 20 0,814 0,374 Valid
18 21 0,660 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
Tabel 9. r hitung uji Validitas Variabel Motivasi (X3)
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 1 0,858 0,374 Valid
2 2 0,823 0,374 Valid
3 3 0,468 0,374 Valid
4 4 0,578 0,374 Valid
5 5 0,043 0,374 Tidak Valid
6 6 0,677 0,374 Valid
7 7 0,602 0,374 Valid
8 8 0,791 0,374 Valid
9 9 0,555 0,374 Valid
10 10 0,782 0,374 Valid
11 11 0,574 0,374 Valid
12 12 0,764 0,374 Valid
13 13 0,267 0,374 Tidak Valid
14 14 0,680 0,374 Valid
15 15 0,564 0,374 Valid
16 16 0,595 0,374 Valid
17 17 0,792 0,374 Valid
18 18 0,654 0,374 Valid
19 19 0,847 0,374 Valid
20 20 0,769 0,374 Valid
Dari 20 pernyataan ternyata hanya 18 pernyataan valid. Maka
dilakukan uji putaran kedua dengan membuang pernyataan
yang tidak valid (pernyataan ke 5 dan 13), hasilnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 10. r hitung uji validitas variabel Motivasi (X3) pada putaran
ke 2
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 1 0,855 0,374 Valid
2 2 0,821 0,374 Valid
3 3 0,477 0,374 Valid
4 4 0,582 0,374 Valid
5 5 0,687 0,374 Valid
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung
r tabel
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
4) Variabel Kinerja pegawai
Tabel 11. r hitung uji validitas variabel Motivasi (Y) Nomor Butir –butir
Pertanyaan R hitung r tabel Keterangan
1 1 0,489 0,374 Valid
Dari 20 pernyataan ternyata hanya 18 pernyataan valid. Maka
yang tidak valid (pernyataan ke 6 dan 15), hasilnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 12. r hitung uji validitas variabel kinerja pegawai (Y) pada putaran ke 2
Nomor Butir -butir
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 1 0,522 0,374 Valid
2 2 0,670 0,374 Valid
3 3 0,752 0,374 Valid
4 4 0,691 0,374 Valid
5 5 0,394 0,374 Valid
6 6 0,668 0,374 Valid
7 7 0,721 0,374 Valid
8 8 0,746 0,374 Valid
9 9 0,748 0,374 Valid
10 11 0,717 0,374 Valid
11 12 0,698 0,374 Valid
12 13 0,594 0,374 Valid
13 15 0,590 0,374 Valid
14 16 0,712 0,374 Valid
15 17 0,582 0,374 Valid
16 19 0,731 0,374 Valid
17 20 0,575 0,374 Valid
18 21 0,569 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
b. Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas adalah proses menguji keseluruhan
pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari
pertanyaan yang ada dalam sudah reliabel. Burhan Nurgiantoro
(2002 : 332) mengatakan bahwa dasar pengambilan keputusan
untuk uji reliabilitas adalah :
- Jika Cronbach’s Alpha > 0,6, maka pernyataan reliabel
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap instrumen
penelitian variabel Kepemimpinan, Disiplin kerja, Motivasi kerja
dan Kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 13. Uji Reliabilitas
No Variabel Alpha Cronbach Keterangan 1 Kepemimpinan 0,960 Reliabel 2 Disiplin kerja 0,947 Reliabel 3 Motivasi kerja 0,944 Reliabel 4 Kinerja pegawai 0,927 Reliabel
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam kuisioner untuk
variabel Kepemimpinan (X1), Disiplin kerja (X2) dan Motivasi kerja
(X3) dan Kinerja pegawai (Y) disusun sedemikian rupa sehingga
dianggap mampu memberikan masukan (input) data bagi penulis.
Butir-butir pertanyaan disusun dan diukur dalam skala Likert yaitu
dengan pertanyaan-pertanyaan (data yang bersifat kualitatif)
ditampilkan dalam bentuk angka dengan menggunakan skala Likert
(bobot nilai 1-5) yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan mulai dari
sangat tidak setuju, tidak setuju , ragu-ragu , setuju dan sangat
setuju dengan nilai pembobotan 1 sampai dengan 5. Deskripsi hasil
a. Karakteristik Responden
Dilihat dari Karakteristik responden dari pengolahan data
50 responden yang dijadikan sample. Analisis deskriptif
karakteristik responden terdiri dari diagram dan tabel yang
berisi tentang jenis kelamin dan usia. Karakteristik data diolah
berdasarkan data-data kuesioner, secara lengkap dapat dilihat
sebagai berikut :
1) Jenis Kelamin
Sebaran responden dilihat dari jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 14. Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1 Laki-laki 38 76,00
2 Perempuan 12 24,00
Jumlah 50 100
Jumlah responden terbanyak adalah pria yaitu sebanyak 38
orang sebesar 76 % dan jumlah responden perempuan adalah
sebanyak 12 responden atau 24 %. Dari data ini menunjukan
bahwa jumlah pegawai Pusdatin Kemhan berjenis kelamin
pria lebih banyak.Lebih jelas digambarkan melalui grafik
76
24
0 10 20 30 40 50 60 70 80
P
ro
s
en
ta
se
Laki-laki Perempuan
Jenis kelamin
Gambar 3. Diagram Grafik Jenis Kelamin Responden (dalam %)
2) Usia
Sebaran responden dilihat dari jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 11.
Tabel 15. Karakteristik Responden dilihat dari Usia
No Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 < 30 th 7 14
2 31 th – 40 th 23 46
3 > 40 th 20 40
Jumlah 50 100
Jumlah responden terbanyak adalah yang berusia antara 31 – 40
tahun yaitu sebanyak 23 orang sebesar 46 % dan jumlah
responden yang berusia kurang dari 30 tahun adalah sebanyak
7 orang atau 14 %, sedangkan responden yang berusia diatas 40
tahun sebanyak 20 orang atau 40 %. Dari data ini menunjukan
antara 31 sampai dengan 40 tahun. Lebih jelas digambarkan
melalui grafik sebagai berikut :
14
46
40
-10 20 30 40 50
P
ro
sen
tase
< 30 th 31 th – 40 th > 40 th
Usia
Gambar 4. Diagram Grafik jumlah responden dilihat dari usia (dalam %)
3) Pendidikan
Sebaran responden dilihat dari tingkat pendidikan dapat dilihat
pada Tabel 12.
Tabel 16. Karakteristik Responden dilihat dari Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 Pascasarjana (S 2) 4 8
Sarjana (S1) 17 34
2 Diploma 3 6
3 SLTA 26 52
Jumlah 50 100
Jumlah responden terbanyak adalah yang berpendidikan SLTA
yaitu sebanyak 26 orang sebesar 52 % dan jumlah responden
yang berpendidikan Pascasarjana sebanyak 4 orang atau 8 %,
responden yang berpendidikan Diploma sebanyak 3 orang atau
6 %. Dari data ini menunjukan bahwa jumlah pegawai Ditjen
Kuathan mayoritas berpendidikan SLTA. Lebih jelas
digambarkan melalui grafik sebagai berikut :
8
34
6
52
0 10 20 30 40 50 60
P
ro
sen
tas
eE
S2 S1 Diploma SLTA
Pendidikan
Gambar 5. Diagram Grafik jumlah responden dilihat dari Pendidikan
4.1.3 Hasil Pengolahan Data Primer
Pada bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah
dikumpulkan dari lapangan. Sebelum dilakukan penghitungan regresi
korelasi, hasil koefisien determinasi dan analisis persamaan regresi
linier terlebih dahulu peneliti uraikan mengenai deskripsi dari
variabel – variabel terkait. Deskripsi bertujuan untuk melukiskan
secara sistematis fakta sampel tertentu secara faktual dan cermat.
Dari hasil jawaban responden variabel – variabel terkait yaitu
Motivasi kerja (X3), dapat dilihat presentase jawaban tertinggi
dengan perincian masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Variabel Kepemimpinan (X1)
Tabel 17. Hasil analisis deskriptif melalui pertanyaan 1 s/d 18 variabel kepemimpinan dari 50 responden
Variabel Kinerja
Nilai Persentase
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 1 27 20 2 0.00 2.00 54.00 40.00 4.00
2 0 0 29 20 1 0.00 0.00 58.00 40.00 2.00
3 0 1 23 24 2 0.00 2.00 46.00 48.00 4.00
4 0 0 25 17 8 0.00 0.00 50.00 34.00 16.00
5 0 3 23 16 8 0.00 6.00 46.00 32.00 16.00
6 0 10 16 18 6 0.00 20.00 32.00 36.00 12.00 7 1 9 19 19 2 2.00 18.00 38.00 38.00 4.00
8 0 0 21 24 5 0.00 0.00 42.00 48.00 10.00
9 0 1 13 33 3 0.00 2.00 26.00 66.00 6.00
10 0 8 26 16 0 0.00 16.00 52.00 32.00 0.00
11 0 3 26 19 2 0.00 6.00 52.00 38.00 4.00
12 0 1 27 21 1 0.00 2.00 54.00 42.00 2.00
13 0 0 22 27 1 0.00 0.00 44.00 54.00 2.00
14 0 4 26 18 2 0.00 8.00 52.00 36.00 4.00
15 0 8 24 16 2 0.00 16.00 48.00 32.00 4.00
16 0 4 31 14 1 0.00 8.00 62.00 28.00 2.00
17 0 3 29 16 2 0.00 6.00 58.00 32.00 4.00
18 0 7 28 14 1 0.00 14.00 56.00 28.00 2.00
Rata-rata 0 4 24 20 3 0.11 7.00 48.33 39.11 5.44
Seperti yang digambarkan dalam tabel diatas bahwa nilai pernyataan
dari variabel kepemimpinan, responden yang menjawab sangat
setuju berjumlah 5,44 % , setuju berjumlah 39,11 %, ragu-ragu
berjumlah 48,33 %, tidak setuju berjumlah 7 % dan sangat tidak
setuju berjumlah 0,11 %. Dilihat dari hasil jawaban responden
disimpulkan bahwa apabila kepemimpinan, dioptimalkan akan
meningkatkan Kinerja pegawai pegawai.
b. Variabel Disiplin (X2)
Tabel 18. Hasil analisis deskriptif melalui pertanyaan 1 s/d 18 variabel Disiplin dari 50 responden
Variabel Kinerja
Nilai Persentase 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 9 11 17 12 2.00 18.00 22.00 34.00 24.00 2 0 14 17 15 4 0.00 28.00 34.00 30.00 8.00 3 1 12 22 13 2 2.00 24.00 44.00 26.00 4.00 4 1 6 26 13 4 2.00 12.00 52.00 26.00 8.00 5 0 4 8 22 16 0.00 8.00 16.00 44.00 32.00 6 0 1 17 26 6 0.00 2.00 34.00 52.00 12.00 7 0 2 21 25 2 0.00 4.00 42.00 50.00 4.00 8 0 5 6 23 16 0.00 10.00 12.00 46.00 32.00 9 0 1 14 21 14 0.00 2.00 28.00 42.00 28.00 10 0 0 18 19 13 0.00 0.00 36.00 38.00 26.00 11 0 8 12 20 10 0.00 16.00 24.00 40.00 20.00 12 1 10 20 14 5 2.00 20.00 40.00 28.00 10.00 13 0 7 27 13 3 0.00 14.00 54.00 26.00 6.00 14 0 10 22 12 6 0.00 20.00 44.00 24.00 12.00 15 0 4 13 20 13 0.00 8.00 26.00 40.00 26.00 16 1 5 22 19 3 2.00 10.00 44.00 38.00 6.00 17 0 2 13 22 13 0.00 4.00 26.00 44.00 26.00 18 0 1 11 24 14 0.00 2.00 22.00 48.00 28.00
Rata-rata 0 6 17 19 9 0.56 11.22 33.33 37.56 17.33
Seperti yang digambarkan dalam tabel diatas bahwa nilai
pernyataan dari variabel disiplin, responden yang menjawab sangat
setuju berjumlah 17,33 % , setuju berjumlah 37,56 %, ragu-ragu
berjumlah 33,33 %, tidak setuju berjumlah 11,22 % dan sangat tidak
setuju berjumlah 0,56 %. Dilihat dari hasil jawaban responden
disimpulkan bahwa apabila Disiplin dioptimalkan akan
mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.
c. Variabel Motivasi kerja (X3)
Tabel 19. Hasil analisis deskriptif melalui pertanyaan 1 s/d 18 variabel motivasi kerja dari 50 responden
Variabel Kinerja
Nilai Persentase
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 1 19 30 0.00 0.00 2.00 38.00 60.00
2 0 0 4 21 25 0.00 0.00 8.00 42.00 50.00
3 0 4 4 24 18 0.00 8.00 8.00 48.00 36.00
4 7 28 5 9 1 14.00 56.00 10.00 18.00 2.00
5 0 1 1 22 26 0.00 2.00 2.00 44.00 52.00
6 0 0 1 21 28 0.00 0.00 2.00 42.00 56.00
7 0 3 7 28 12 0.00 6.00 14.00 56.00 24.00 8 2 26 10 9 3 4.00 52.00 20.00 18.00 6.00
9 0 4 2 20 24 0.00 8.00 4.00 40.00 48.00
10 0 0 1 25 24 0.00 0.00 2.00 50.00 48.00
11 0 0 4 33 13 0.00 0.00 8.00 66.00 26.00
12 0 4 2 36 8 0.00 8.00 4.00 72.00 16.00
13 0 1 9 28 12 0.00 2.00 18.00 56.00 24.00
14 0 1 0 36 13 0.00 2.00 0.00 72.00 26.00
15 0 0 2 37 11 0.00 0.00 4.00 74.00 22.00
16 5 24 12 7 2 10.00 48.00 24.00 14.00 4.00 17 2 15 6 20 7 4.00 30.00 12.00 40.00 14.00 18 1 10 9 12 18 2.00 20.00 18.00 24.00 36.00 jml 1 7 4 23 15 1.89 13.44 8.89 45.22 30.56
Seperti yang digambarkan dalam tabel diatas bahwa nilai pernyataan
dari variabel disiplin kerja , responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 30,56 % , setuju berjumlah 45,22 %, ragu-ragu berjumlah
8,89 %, tidak setuju berjumlah 13,44 % dan sangat tidak setuju
berjumlah 1,89 %. Dilihat dari hasil jawaban responden ternyata
bahwa apabila motivasi kerja dioptimalkan akan meningkatkan
kinerja pegawai.
d. Variabel Kinerja pegawai (Y)
Tabel 20. Hasil analisis deskriptif melalui pertanyaan 1 s/d 18 variabel kinerja pegawai dari 50 responden
Variabel Kinerja
Nilai Persentase
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 16 28 6 0.00 0.00 32.00 56.00 12.00 2 0 0 19 23 8 0.00 0.00 38.00 46.00 16.00 3 0 0 9 24 17 0.00 0.00 18.00 48.00 34.00 4 0 0 10 17 23 0.00 0.00 20.00 34.00 46.00 5 0 0 8 17 25 0.00 0.00 16.00 34.00 50.00 6 0 0 6 23 21 0.00 0.00 12.00 46.00 42.00 7 0 0 8 21 21 0.00 0.00 16.00 42.00 42.00 8 0 0 8 19 23 0.00 0.00 16.00 38.00 46.00
9 0 0 3 18 29 0.00 0.00 6.00 36.00 58.00
10 0 0 5 23 22 0.00 0.00 10.00 46.00 44.00
11 0 0 2 20 28 0.00 0.00 4.00 40.00 56.00
12 0 1 6 24 19 0.00 2.00 12.00 48.00 38.00 13 0 0 5 29 16 0.00 0.00 10.00 58.00 32.00
14 1 4 3 15 27 2.00 8.00 6.00 30.00 54.00
15 0 2 3 29 16 0.00 4.00 6.00 58.00 32.00
16 0 0 3 26 21 0.00 0.00 6.00 52.00 42.00
17 0 0 3 24 23 0.00 0.00 6.00 48.00 46.00
18 0 0 0 22 28 0.00 0.00 0.00 44.00 56.00
rata-rata 0 0 7 22 21 0.11 0.78 13.00 44.67 41.44
Seperti yang digambarkan dalam tabel diatas bahwa nilai pernyataan
dari variabel kinerja pegawai, responden yang menjawab sangat
setuju berjumlah 41,44 % , setuju berjumlah 44,67 %, ragu-ragu
berjumlah 13 %, tidak setuju berjumlah 0,78 % dan sangat tidak
setuju berjumlah 0,11 %. Dilihat dari hasil jawaban responden
ternyata 86,11% menjawab sangat setuju dan setuju sehingga
kerja secara bersama-sama dioptimalkan akan meningkatkan kinerja
pegawai.
4.2 Hasil Analisis data dan Pengujian Hipotesis
4.2.1 Analisis Regresi
a. Analisis Pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja
pegawai (Y)
1) Koefisien determinasi (nilai r square)
Tabel 21. Nilai koefisien Determinasi (R square)
Model Summary
.662a .438 .427 2.208 Model
1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), Kepemimpinan a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS.
Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,438. Hal
ini berarti 43,8 % variasi dari Kinerja pegawai dijelaskan oleh
variabel Kepemimpinan, sedangkan sisanya 100 % - 43,8 % =
56,2 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
2) Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi seberapa
pengaruh variabel Kemampuan majanerial terhadap
variabel terikat (Disiplin kerja). Adapun hipotesa pada uji
Ho : bi = 0 variabel Kepemimpinan, tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kinerja pegawai.
Ha : bi 0 variabel Kepemimpinan, berpengaruh signifikan
terhadap variabel Kinerja pegawai.
Dasar pengambilan keputusan :
- Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
- Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Dengan program software SPSS didapatkan nilai t hitung dan
signifikansinya .
Tabel 22. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Kepemimpinan (X1) Terhadap
Disiplin kerja (Y).
Coefficientsa
55.633 3.468 16.041 .000 .342 .056 .662 6.122 .000 (Constant)
Kepemimpinan Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerja pegawai a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk
variabel Kepemimpinan = 6,122. Untuk df = 96 dengan
signifikansi (D) 0,05 dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,277. t
hitung > t tabel (6,122 > 2,277), maka Ha diterima artinya
Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Gambar 6. Kurva Normal Kepemimpinan terhadap Kinerja pegawai
Y = f (X1)
Y = Kinerja pegawai
X1 = Kepemimpinan
Dari analisa uji t, dapat diprediksi besarnya nilai variabel terikat
(Disiplin kerja) melalui persamaan regresi yaitu
Y = 55,633 + 0,342 X1.
Angka konstanta 55,633 menyatakan apabila tidak ada pengaruh
dari variabel X1pada dasarnya Y sudah mempunyai nilai sebesar
55,633, dan angka koefisien regresi 0,342 menjelaskan bahwa
setiap penambahan satu nilai variabel X1 akan meningkatkan
Disiplin kerja sebesar 0,342 kali.
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
½D = 0,025 ½D= 0,025
-2,277 -2 2 -1 0 1 2,277
6,122 6,122
b. Pengaruh Disiplin (X2) terhadap Variabel Kinerja pegawai (Y)
1) Koefisien determinasi (nilai r square)
Tabel 23. Nilai koefisien Determinasi (R square)
Model Summary
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,430. Hal
ini berarti 43 % variasi dari Kinerja pegawai dijelaskan oleh
variabel Disiplin, sedangkan sisanya 100 % - 43 % = 57 %
dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
2) Uji t
Tabel 24. t-Hitung dan Signifikansi variabel Disiplin (X2)
terhadap Kinerja pegawai (Y).
Coefficientsa
62.896 2.327 27.034 .000
.213 .035 .656 6.023 .000
(Constant)
Dependent Variable: Kinerja pegawai a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk
variabel Disiplin = 6,023. Disimpulkan Disiplin berpengaruh
Gambar 7. Kurva Normal Disiplin terhadap Kinerja pegawai
Y = f (X2)
Y = Kinerja pegawai
X2 = Disiplin
Dari analisa uji t, dapat diprediksi besarnya nilai variabel
terikat (Kinerja pegawai) melalui persamaan regresi yaitu
Y = 62,896 + 0,213 X2.
Angka konstanta 62,896 menyatakan apabila tidak ada
pengaruh dari variabel X2 pada dasarnya Y sudah mempunyai
nilai sebesar 62,896, dan angka koefisien regresi 0,213
menjelaskan bahwa setiap penambahan satu nilai variabel X2
akan meningkatkan Kinerja pegawai sebesar 0,213 kali.
c. Pengaruh Motivasi kerja (X3) terhadap variabel Kinerja pegawai
(Y)
1) Koefisien koefisien determinasi (nilai r square)
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
½D = 0,025 ½D= 0,025
-2,277 -2 2 -1 0 1 2,277
Tabel 25. Nilai koefisien Determinasi (R square)
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,397. Hal
ini berarti 39,7 % variasi dari Kinerja pegawai dijelaskan oleh
variabel Motivasi kerja, sedangkan sisanya 100 % - 39,7 % =
60,3 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
2) Uji t
Tabel 26. t-Hitung dan Signifikansi variabel Motivasi kerja (X3)
terhadap Kinerja pegawai (Y).
Coefficientsa
51.341 4.536 11.319 .000 .363 .065 .630 5.623 .000 (Constant)
Dependent Variable: Kinerja pegawai a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk
variabel Motivasi kerja = 5,623 Untuk df = 96 dengan
signifikansi (D) 0,05 dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,277.
Disimpulkan Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
Gambar 8. Kurva Normal Motivasi kerja terhadap Kinerja pegawai
Y = f (X3)
Y = Kinerja pegawai
X3 = Motivasi kerja
Dari analisa uji t, dapat diprediksi besarnya nilai variabel terikat
(Kinerja pegawai) melalui persamaan regresi yaitu
Y = 51,341 + 0,363 X3.
Angka konstanta 51,341 menyatakan apabila tidak ada pengaruh
dari variabel X3 pada dasarnya Y sudah mempunyai nilai sebesar
51,341, dan angka koefisien regresi 0,363 menjelaskan bahwa
setiap penambahan satu nilai variabel X3 akan meningkatkan
Disiplin kerja sebesar 0,363 kali.
d. Pengaruh Kepemimpinan (X1) dan Disiplin (X2 ) secara
bersama-sama terhadap variabel Kinerja pegawai (Y)
1) Koefisien determinasi (nilai r square)
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
½D = 0,025 ½D= 0,025
-2,277 -2 -1 0 1 2 2,277
Tabel 27. Nilai koefisien Determinasi (R square)
Predictors: (Constant), Disiplin , Kepemimpinan a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,597. Hal
ini berarti 59,7 % variasi dari Kinerja pegawai dijelaskan oleh
variabel Kepemimpinan dan Disiplin secara bersama-sama,
sedangkan sisanya 100 % - 59,7 % = 40,3 % dijelaskan oleh
sebab-sebab lain.
2) Uji t
Dengan program software SPSS didapatkan nilai t hitung dan
signifikansinya .
Tabel 28. t-Hitung dan Signifikansi variabel Kepemimpinan (X1)
dan Disiplin (X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja
pegawai (Y).
Coefficientsa
52.669 3.048 17.282 .000 .237 .054 .459 4.410 .000 .145 .034 .447 4.303 .000 (Constant)
Dependent Variable: Kinerja pegawai a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel di atas dapat digambarkan kurva normal sebagai
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 9. Kurva Normal Kepemimpinan dan Disiplin kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pegawai
Y = f (X1,X2)
Y = Kinerja pegawai
X1 = Kepemimpinan
X2 = Disiplin kerja
Dari analisa uji t, dapat diprediksi besarnya nilai variabel terikat
(Kinerja pegawai) melalui persamaan regresi yaitu
Ǔ = 52,669 + 0,237 X1 + 0,145 X2.
Angka konstanta 52,669 nyatakan apabila tidak ada pengaruh dari
variabel X1 dan X3 secara bersama-sama pada dasarnya Y sudah
mempunyai nilai sebesar 52,669 dan angka koefisien regresi 0,237
menjelaskan bahwa setiap penambahan satu nilai variabel X1
akan meningkatkan Kinerja pegawai sebesar 0,237 kali dengan
asumsi variabel X2 tetap, sedangkan angka koefisien regresi 0,145
menjelaskan bahwa setiap penambahan satu nilai variabel X2
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
½D = 0,025 ½D = 0,025
-2,277 -2 -1 0 1 2 2,277
4,410 4,410
akan meningkatkan Kinerja pegawai sebesar 0,145 kali dengan
asumsi variabel X1 tetap.
3) ANOVA Test atau Uji F
ANOVA test atau uji F ditujukan untuk menguji sebarapa
besar/kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan menggunakan uji F untuk variabel berganda. Adapun
hipotesa pada uji F ini adalah :
Ho : b1; b2; b3 = 0 variabel Kepemimpinan dan Disiplin
secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel Kinerja pegawai.
Ha : b1; b2; b3 0 variabel Kepemimpinan dan Disiplin
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kinerja pegawai.
Dasar pengambilan keputusan :
- Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima
- Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
Hasil uji F (ANOVA Test) selengkapnya terlihat pada tabel 33
yang menunjukan nilai F hitung (34,833) > F tabel (3,092)
dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak. Hal ini berarti
bahwa variabel Kepemimpinan dan Disiplin secara
bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel
Tabel 29. ANOVA Test Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat.
ANOVAb
248.757 2 124.379 34.833 .000a 167.823 47 3.571
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Disiplin , Kepemimpinan a.
Dependent Variable: Kinerja pegawai b.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
e. Analisis Korelasi dan Regresi variabel Kepemimpinan (X1)
dan Motivasi kerja (X3 ) secara bersama-sama terhadap variabel
Kinerja pegawai (Y)
1) Koefisien korelasi dan koefisien determinasi (nilai r
square)
Tabel 30. Nilai koefisien Determinasi (R square)
Model Summary
Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan a.
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS.
Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,540. Hal
ini berarti 54 % variasi dari Kinerja pegawai dijelaskan oleh
variabel Kepemimpinan dan Motivasi kerja secara
bersama-sama, sedangkan sisanya 100 % - 54 % = 46 % dijelaskan oleh