• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PKKH 1104498 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PKKH 1104498 Chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Noviardi Tupan, 2014

penggunaan Metronom Lampu Untuk Meningkatkan Koordinasi Gerak Tari Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa

subyek DK dan FD adalah anak tunarungu dengan gangguan pendengaran berat

yang mengalami hambatan dalam koordinasi gerak tarinya sebelum diberikan

intervensi dengan metronom lampu yang meliputi aspek ketepatan koordinasi

gerak dengan irama, serta keselarasan koordinasi gerak dengan irama. Berikut ini

kesimpulan dari kedua subyek pada kondisi baseline:

1. Ketepatan Koordinasi Gerak Dengan Irama Pada subyek DK :

Data pertama, yaitu pada aspek ketepatan gerak dengan irama dari

metronom lampu, data menunjukkan bahwa ketepatan gerak yang

dilakukan subyek DK masih jauh dari baik, karena belum sesuai dengan

beat dari irama lagu. Grafik menunjukkan skor rata-rata dari tiap sesi

memiliki selisih waktu yang terpaut jauh dari akurat. Hal ini dapat dilihat

saat subyek DK melakukan gerak sering mengalami keterlambatan atau

lebih cepat dari beat lagu.

2. Keselarasan Koordinasi Gerak Dengan Irama Pada subyek DK :

Sedangkan pada aspek yang kedua, yaitu pada keselarasan gerak tari data

grafikpun menunjukkan rendahnya kemampuan subyek DK pada aspek

ini. Hal ini dapat dilihat ketika subyek DK tidak bersemangat dalam

melakukan gerak, dikarenakan kurangnya minat terhadap materi yang

(2)

Noviardi Tupan, 2014

penggunaan Metronom Lampu Untuk Meningkatkan Koordinasi Gerak Tari Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaku, serta penempatan posisi anggota tubuh secara keseluruhan masih

tidak pas dengan koreografi dari karya tari.

3. Ketepatan Koordinasi Gerak tari Dengan Irama Pada siswa FD :

Data pada aspek ketepatan gerak dengan irama dari menunjukkan bahwa

ketepatan gerak yang dilakukan subyek FD juga masih jauh dari baik.

Gerak yang dilakukan FD belum sesuai dengan beat yang dihasilkan dari

lagu, sehingga mengakibatkan aspek ketepatan gerak tarinya masih tidak

baik. Grafikpun menunjukkan skor rata-rata tiap sesi yang didapat subyek

FD masih jauh dari akurat. Hal ini pun dapat dilihat saat subyek FD sering

mengalami keterlambatan atau melakukan gerak mendahului iramanya.

4. Ketepatan Koordinasi Gerak tari Dengan Irama Pada siswa FD :

Pada aspek ini data grafikpun menunjukkan rendahnya kemampuan

subyek FD. Hal ini dapat dilihat ketika subyek FD sama halnya dengan

subyek DK yang kurang bersemangat dalam melakukan gerak. Hal ini

dikarenakan kurangnya minat pada materi, sehingga beberpa kali lupa

akan gerakkan. Akibatnya keselarasan gerak yang dilakukan subyek FD

juga tidak baik, gerakan masih lemah, serta penempatan posisi anggota

(3)

Noviardi Tupan, 2014

penggunaan Metronom Lampu Untuk Meningkatkan Koordinasi Gerak Tari Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diberikan intervensi dengan penggunaan metronom lampu sebagai

alat bantu koordinasi gerak tari bagi siswa tunarungu, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ketepatan Koordinasi Gerak Dengan Irama Pada subyek DK :

Pada aspek pertama, yaitu aspek ketepatan gerak dengan irama, data

menunjukkan peningkatan, meskipun belum mencapai akurat namun dapat

dinilai baik. Hal ini dapat dilihat ketika subyek DK lebih tepat dalam

melakukan gerak tarinya dengan beat. DK juga mengalami peningkatan

konsentrasi terhadap geraknya yang dipandu dengan metronom lampu,

sehingga ketepatan geraknya dengan beat lagu jauh lebih baik dari

sebelum diberikan intervensi.

2. Keselarasan Koordinasi Gerak Dengan Irama Pada subyek DK :

Sedangkan pada aspek kedua, yaitu keselarasan gerak tari, data grafikpun

menunjukkan peningkatan kemampuan subyek pada aspek ini. Hal ini

dapat dilihat ketika subyek DK terlihat sangat bersemangat dan bertenaga

dalam melakukan gerak. Kondisi DK yang bersemangat dikarenakan gerak

yang dilakukannya memiliki alur atau panduan dari metronom lampu,

sehingga dalam melakukan gerak lebih bertenaga, lebih berkualitas, dan

terjadi peningkatan pula pada kehapalan akan koreografinya.

3. Ketepatan Koordinasi Gerak Dengan Irama Pada subyek FD :

Pada aspek pertama, yaitu pada aspek ketepatan gerak dengan irama, data

menunjukkan peningkatan, meskipun masih belum akurat. Hal ini dapat

(4)

Noviardi Tupan, 2014

penggunaan Metronom Lampu Untuk Meningkatkan Koordinasi Gerak Tari Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan irama. Subyek FD juga mengalami peningkatan konsentrasi

terhadap geraknya dengan hitungan yang dipandu dengan metronom

lampu, sehingga ketepatan geraknya lebih baik dibandingkan sebelum

diberikan intervensi.

4. Keselarasan Koordinasi Gerak Dengan Irama Pada subyek DK :

Sedangkan pada aspek yang kedua, yaitu keselarasan gerak tari, data

grafikpun menunjukkan peningkatan kemampuan subyek pada aspek ini.

Hal ini dapat dilihat ketika subyek FD terlihat bersemangat dan bertenaga

dalam melakukan gerak. Keselarasan gerak yang dilakukan subyek FD

bersemangat dikarenakan gerak yang dilakukannya memiliki alur atau

panduan dari metronom lampu, sehingga dalam melakukan gerak lebih

bertenaga, lebih ekspresif, dan terjadi peningkatan pula pada hapalan

koreografinya.

B. Saran

Atas dasar hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Diharapkan guru di sekolah dapat menggunakan metronom lampu sebagai

alat bantu media koordinasi gerak tari bagi siswa tunarungu, atau juga bisa

(5)

Noviardi Tupan, 2014

penggunaan Metronom Lampu Untuk Meningkatkan Koordinasi Gerak Tari Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan

kekurangan yang ada pada media metronom ini, seperti halnya dapat

mensinkronkan antara beat suatu irama lagu dengan beat dari metronom

lampu secara otomatis. Terakhir, pada penelitian yang lain untuk

mengunakan metode penelitian lain, sehingga dapat diketahui

Referensi

Dokumen terkait

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

Dari perubahan warna yang terjadi pada fraksi etil asetat hasil hidrolisis ekstrak air, fraksi tersebut diduga mengandung senyawa flavonoid yaitu auron, flavon,

Terapi dispepsia dengan menggunakan obat terutama ditujukan untuk mengobati pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

[r]

Bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam memaksimalkan partisipasi warga sekolah dalam penyelenggaraan program pendidikan inklusif?... Bagaimana model pembelajaran dalam

It has been argued that learners of English must be made consciously aware of the differences in certain speech acts when used by a native speaker of English and by a second